PERANAN NAHDATUL ULAMA DALAM MEMPERJUANGKAN POLITIK KENEGARAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PEMERINTAHAN INDONESIA DARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN NAHDATUL ULAMA DALAM MEMPERJUANGKAN POLITIK KENEGARAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PEMERINTAHAN INDONESIA DARI"

Transkripsi

1 PERANAN NAHDATUL ULAMA DALAM MEMPERJUANGKAN POLITIK KENEGARAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PEMERINTAHAN INDONESIA DARI A. Latar Belakang Masalah Nahdlatul Ulama (NU) bisa dipahami sebagai gerakan sosial (Jam iyah) yang sulit dipisahkan dari dinamika politik nasional. NU sebagai organisasi yang berbasiskan komunitas santri terbesar, menyebabkan aktivitasnya seringkali terlibat dalam kegiatan politik praktis yang bersekala nasional. Abdul Munir Mulkam mengatakan, bahwa tujuan kenegaraan hingga partai politik hampir tidak mungkin mengabaikan kekuatan dan jaringan sosial NU (Abdul Munir Mulkam, 2001: V). Bila dibuat suatu pengandaian, bahwa dinamika NU seperti sebuah perahu yang mendayung di antara dua pulau, yang dalam realitasnya yaitu sebagai gerakan sosial dan aura politik yang melekat padanya. Karena itu, masa depan NU ditentukan kemampuannya menggunakan biduk secara tepat ditengah gelombang politik nasional dan tuntutan sosial sebagai konsekuensi gerakan sosial. Sebelum berkiprah di bidang politik praktis dan politik kenegaraan, NU pada awalnya berkiprah di bidang pendidikan melalui madrasahmadrasah dan pesantren. Sebagai organisasi keagamaan, missi utamanya adalah mengembangkan dan mempertahankan ajaran Islam yang menganut salah satu dari mazhab empat. Dalam waktu yang singkat,

2 perkembangan organisasi ini begitu pesat. Ekspansi organisasi NU ini tidak hanya terkonsentrasi di tanah Jawa dan Madura saja, tetapi sudah menjamah daerah di luar Jawa (Maksoem Mahfoed, 1982: 33). Pada awal kelahirannya, NU sebagai organisasi keagamaan mengarahkan perjuangannya pada dua sasaran. Pertama, upaya memperkuat dan mengembangkan amal ibadah dan aqidah serta pengembangan amal-amal sosial, baik bidang pendidikan maupun ekonomi. Kedua, berjuang untuk melawan kolonialisme Belanda dengan pola perjuangan yang bersipat kultural, artinya perjuangan melibatkan tenaga umat yang simpati terhadap nilai-nilai yang dikembangkan NU sebagai ormas keagamaan. Dalam pandangan K.H.Abdurrahman Wahid, perjalanan NU sejak awal kelahirannya tahun 1926 sampai tahun 1935, NU betul-betul memposisikan diri sebagai organisasi keagamaan murni. Dalam kurun ini antara masa 10 tahun, orientasi prjuangan NU diarahkan pada upaya peningkatan amal khairiyyah yaitu masalah pendidikan dan dakwah (Ridwan, 2004: 190). Suatu hal yang sangat mengejutkan, memasuki tahun berikutnya tahun 1936, NU dalam muktamarnya yang ke-xi di Banjarmasin memutuskan bahwa Negara dan tanah air wajib dilestarikan, wajib menurut fiqih. Perlu diketahui, bahwa yang melatarbelakangi putusan muktamar ke-xi seperti tersebut di atas, pada dasarnya ini muncul sebagai jawaban atas pertanyaan bagaimana status negara kita (Indonesia) menurut syariat

3 Islam. Dalam muktamar tersebut memutuskan pula suatu putusan yang lebih besar yaitu bahwa sesungguhnya negara Indonesia atau tanah Jawa dinamakan negara Islam, karena pernah dikuasai sepenuhnya oleh ummat Islam atau kerajaan-kerajaan Islam (M. Manyhur Amin dan Ismail S. Ahmad, 1993: 151). Walaubagaimanapun, keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-xi di Banjarmasin, merupakan suatu keputusan yang berlandaskan dari kenyataan historis yang melihat bahwa Indonesia di masa lalunya pernah dikuasai oleh dinasti-dinasti Islam yang dipimpin oleh para Sultan. Kenyataan historis ini dapat dibuktikan dengan pernah berdirinya Kerajaan Islam Aceh, Banten, Jayakarta, Cirebon, Kudus, Demak, Pajang, Mataram dan yang lainnya. Konsekwensi politik atas keputusan muktamar ke-xi di Banjarmasin tentang status negara Indonesia sebagai Dar al-islam (Negara Islam), adalah memberi legitimasi bagi munculnya orang NU yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan secara terbuka. Dengan demikian perjuangan kemerdekaan dan perjuangan nasional telah meluas di kalangan NU. Makanya, tidaklah terlampau mengherankan kalau dikemudian hari muncul tokoh-tokoh NU yang aktif dalam gerakan perjuangan kemerdekaan seperti K. Dahlan, K. Ridwan, K. Mahfudz Sidiq Kertosono. K.H. Abdulrrahmad Wahid, melihat terjadinya perubahan orientasi politik NU dari ranah pendidikan (pesantren) ke wilayah politik kenegaraan, ia menyebutnyaa sebagai gerakan politik idealistik (Ridwan, 2004: 192).

4 Langkah pertama yang paling konkrit dari lahirnya orientasi politik NU yang didasarkan pada hasil muktamar Banjarmasin, adalah terjadi penggabungan NU ke dalam Majelis Islam ala Indonesia (MIAI) pada tahun MIAI pada masa pendudukan Jepang merubah nama menjadi Majelis Syura Muslim Indonesia (Masyumi) tahun Langkah-langkah seterusnya dari kiprah NU di ranah politik, adalah lahirnya peranan politik NU yang diantaranya penetapan Indonsia sebagai Negara Islam; resolusi jihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia; dan pengangkatan Presiden Soekarno sebagai Wali al- Amr al-dharuri bi al-syaukah. Berdasar kepada uraian permasalahan-permasalahan yang tertuang di latar belakang masalah penelitian seperti terurai di atas, penulis tertarik untuk memberi judul pada karya tulis ini: Peranan Nahdlatul Ulama Dalam Memperjuangkan Politik Kenegaraan Serta Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Pemerintahan Indonesia B. Rumusan Masalah Objek material yang dijadikan pokus dalam penelitian ini adalah sekitar peranan politik Nahdlatul Ulama dalam kenegaraan tahun Tentu saja, untuk memudahkan pembahasan, latar belakang kelahiran NU pun akan dibahas guna memudahkan pemahaman terhadap kiprah NU di masa-masa seterusnya sampai tahun Berdasar kepada objek material yang akan dibahas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

5 1. Bagaimana situasi sosial-politik yang melatarbelakangi kelahiran Nahdlatul Ulama tahun 1926? 2. Bagaimana peran politik Nahdlatul Ulama direalisasikan dalam kenegaraan tahun ? C. Definisi Operasional Pendefinisian secara operasional terhadap masalah yang akan diteliti menjadi sangat penting guna menghindari kesalah pahaman pengertian dalam memahami masalah yang diteliti. 1. Peranan Politik Nahdlatul Ulama (NU) Peranan politik NU dapat diartikan jihad yang artinya bersungguhsungguh mengambil kesimpulan hukum dari Al-Qur an langsung. Berdasar kepada pengertian peranan tersebut di atas, maka Peranan Politik NU dapat didefinisikan, bahwa para ulama di organisasi NU tentu saja yang sudah memenuhi syarat ilmu pengetahuannya, mereka secara bersungguh-sungguh mengambil kesimpulan hukum dari Al-Qur an untuk diterapkan dalam politik kenegaraan guna kepentingan ummat Islam di Indonesia yang mayoritas. Peranan Politik NU yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sikap tegas yang dikemukakan NU mengenai masalah yang terkait dengan kenegaraan, seperti diantaranya sikap politik NU dalam usahanya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, penetapan Indonesia sebagai Negara Islam.

6 2. Kenegaraan tahun Kenegaraan mempunyai pengertian suatu wadah atau sistem pemerintahan yang dikelola oleh sekelompok orang (elite politik) dengan tujuan untuk menciptakan kestabilan, kesejahteraan bagi warga penduduknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa para ulama NU pada periode dengan dipayungi oleh hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur an dan hadis berusaha secara sungguh-sungguh untuk menerapkan hukum Islam dalam ranah kenegaraan di Indonesia yang diperjuangkannya pada tahun , bahkan sampai sekarang. D. Tujuan Penelitian Berdasar kepada rumusan masalah penelitian yang ada, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan situasi sosial-politik yang melatarbelakangi kelahiran Nahdlatul Ulama pada tahun Untuk mendeskripsikan serta mengetahui peranan politik Nahdlatul Ulama direalisasikan dalam masalah kenegaraan pada tahun E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan sedikitnya mempunyai dua kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoretis

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi atau lebih menyempurnakan hasil penelitian yang sudah ada, dan bila memungkinkan melengkapi teori yang ada dan tidak tertutup kemungkinan terjadi sebaliknya. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh generasi muda NU khususnya, dan ummat Islam pada umumnya. Diharapkan mereka dapat mengambil hikmah serta pelajaran dari sikap politik NU dalam mensikapi masalah pemerintahan dan kenegaraan. F. Metode Penelitian Untuk memperoleh data penelitian, harus ditentukan metode dan teknik penelitian. Karena itu, pada bagian ini dijelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian yang sesuai dengan karakteristik penelitian serta alasan pemilihan metode tersebut. Dalam rangka mengembangkan kajian dan mencari kebenaran sejarah, ada kegiatan penelitian sejarah. Untuk itu diperlukan metode sejarah. Metode sejarah ini sekaligus mencirikan bahwa sejarah adalah ilmu (history as science). Perkembangan metodologi dalam ilmu-ilmu sosial dewasa ini telah menuntut penggunaan atau penerapan teori-teori rekonstruksi sejarah yang bersipat akademik. Penulisan sejarah sebagai suatu deskripsi yang bersifat naratif dari peristiwa di masa lampau yang hanya menyajikan dan

8 mengungkapkan fakta-fakta mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana telah mulai kehilangan relevansinya. Untuk menjelaskan kompleksitas struktur masyarakat dalam suatu rekonstruksi sejarah yang memadai, diperlukan suatu pendekatan yang dapat mengungkapkan faktor-faktor kausalitas yang melatarbelakangi peristiwa sejarah (Sartono Kartodirdjo, 1993: 93). Penjelasan (eksplanasi) faktor kausal sangat penting sebagai upaya untuk mengangkat sejarah sebagai ilmu sehingga sejarah dapat berkembang bersama-sama ilmu-ilmu sosial lain. Selanjutnya dapat mentransformasikan ilmu sejarah bukan sekedar sebagai wacana seni yang hanya mampu mngungkapkan fakta-fakta sejarah berdasarkan imajinasi dan akal sehat saja. Proses saling mendekati antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sejarah telah memungkinkan penggunaan teori maupun metodologi sebagai alat analisis dalam menjelaskan fakta-fakta sejarah secara mendalam. Meminjam istilah para sejarawan professional, penulisan karya tulis sejarah ini menggunakan pendekatan multidimensional, artinya dalam penulisan ini diperlukan suatu pendekatan teoretis yang tidak bersifat deterministik atau monokausalitas, tetapi multikausalitas (Sardiman, 2004: 103). Setelah memahami masalah yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya melakukan langkah-langkah dari penelitian sejarah seperti berikut ini: a. Heuristik Heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang artinya

9 menemukan. Jadi tahap heuristik adalah kegiatan sejarawan untuk mengumpulkan sumber, jejak-jejak sejarah yang diperlukan. Untuk memudahkan dalam suatu penelitian, sumber-sumber sejarah yang begitu kompleks dan banyak jenisnya itu perlu diklasifikasi. b. Kritik Sumber Perlu dipahami bahwa sumber-sumber sejarah itu untuk menjadi fakta yang siap untuk dirangkai menjadi kisah sejarah perlu adanya kritik sumber. Kritik sumber itu ada dua, yakni kritik eksteren dan kritik interen,sesuai dengan aspek dalam sumber sejarah, yakni aspek eksteren dan interen. Aspek kritik eksteren itu menyangkut persoalan apakah sumber itu memang merupakan sumber yang diperlukan, artinya benarbenar sumber atau sumber sejati sesuai yang kita perlukan. Sedangkan kritik interen berkaitan dengan persoalan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang kita butuhkan. Karena itu kritik interen harus membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber itu memang dapat dipercaya. c. Interpretasi atau penafsiran Setelah melakukan kritik sumber, kita akan mendapatkan banyak informasi tentang perjalanan sejarah yang akan kita kaji. Berdasarkan segala keterangan/informasi itu maka dapat disusun fakta-fakta sejarah yang dapat kita buktikan kebenarannya (Sardiman, 2004: 105). Fakta-fakta itu kemudian disusun secara kronologis, sehingga merupakan suatu kerangka kish sejarah. Tetapi rangkaiaan fakta-fakta ini

10 belum merupakan sebuah historiografi, tetapi barulah kronik yang memberikan tulang-tulang dari sebuah kerangka bangunan sejarah. Agar menjadi kisah sejarah, sebuah historiografi yang memadai, maka perlu dilakukan interpretasi. Rangkaian dan hubungan antarfakta itu harus dikembangkan dengan dimasukkan berbagai aspek sebagai hasil interpretasi dan penafsiran atau sintesis sehingga akan melahirkan suatu konstruksi dan kesatuan hubungan berbagai aspek/fakta yang utuh, harmonis dan masuk akal. Peristiwa-peristiwa yang satu dengan yang lain dimasukkan ke dalam keseluruhan konteks sejarah. d. Penulisan Sejarah (Historiografi) Pada tahapan historiografi adalah proses penulisan kisah sejarah yang berdasarkan pada fakta-fakta yang ada yang kepadanya telah diberikan penafsiran. Tentu saja, dalam tahapan penulisan kisah sejarah ini, perlu menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan mengikuti sistematika yang logis dan sistematis. 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek material atau permasalahanpermasalahan yang akan diteliti melalui suatu penelitian. Variabel yang akan diteliti atau yang akan dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 1. Peran Politik Nahdlatul Ulama dalam Memperjuangkan Politik Kenegaraan; 2. Pengaruhnya terhadap Stabilitas Pemerintahan Indonesia

11 2. Teknik Pengumpulan Data Data atau sumber yang ada hubungan terkait dengan masalah yang sedang diteliti dapat ditemukan di perpustakaan-perpustakaan dengan melalui studi kepustakaan. Data dikumpulkan dengan melalui teknik sistem kartu dengan contoh format, perhatikan gambar di bawah: Kode Buku Pokok catatan Identitas buku (pengarag, tahun terbit, judul, tempat terbit, penerbit). Lokasi sumber Hlm. Yang dikuti p Catatan yang dikutip Sifat kutian KL/KTL 3. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh sebagai berikut: 1. Menentukan Topik atau Masalah 2. Menentukan Judul 3. Merumuskan Masalah 4. Merumuskan Tujuan Penelitian 5. Menentukan Sumber Informasi 6. Menentukan Teknik Pengumpulan Data 7. Menyusun Kerangka Sementara 8. Menentukan Jadwal Kerja 9. Membuat Proposal 10. Menghimpun Sumber

12 11. Mengolah atau Menguji Sumber 12. Interpretasi dan Sintesis Fakta 13. Historiografi (Dudung Abdurrahman, 1999 : 7). 4. Teknik Analisis Data Data atau sumber yang terkumpul belum memiliki validitas serta kredibilitas yang tinggi, sehingga sumber atau data tersebut keadaannya masih bersipat mentah. Untuk itu terhadap data atau sumber tersebut perlu diberikan kritik untuk mengetahui otentisitas sumber dengan melalaui kritik ekstern, serta kredibilitas sumber dengan melalui kritik intern. Setelah diketahui sumber atau data yang dimaksud memiliki otentisitas dan kredibilitas yang tinggi, tentu saja setelah melalui proses kritik, maka pada dasarnya sumber tersebut statusnya sudah menjadi fakta yang akan menjadi dasar bagi penulisan kisah sejarah, karena secara ilmiah faktafakta dimaksud sudah teruji bobot kebenarannya. Fakta yang sudah teruji bobot kebenarannya artinya sudah siap dijadikan bahan penulisan. G. Sistematika Pembahasan Pada penelitian ini membagi pembahasan ke dalam lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Definisi Operasional, Tujuan Penelitian, dan Kegunaan Penelitian. Bab II Landasan Teoretis, mencakup: Kajian Teoretis, Hasil Penelitian yang Relevan, dan Anggapan Dasar.

13 Bab III Prosedur Penelitian, mencakup: Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Langkah-langkah Penelitian, Teknik Analisis Data, dan Waktu dan Tempat Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: a. Latar Belakang Lahir serta Perkembangan Nahdatul Ulama; b. Peranan Politik Nahdatul Ulama dalam Kenegaraan; c. Pengaruh Peranan Politik Kenegaraan Nahdatul Ulama dalam Peta Politik tahun 1950-an. Bab V Penutup, mencakup: Simpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkam Runtuhnya Mitos Politik Santri. Yogyakarta: SI Press. Ahmad Mansur Suryanegara Api Sejarah. Bandung: Salamadani. Ahmad Anis Mu jam al-wasit, Juz I. Bandung: Almuminun. Chairul Anam Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama. Solo: Jatayu. Deliar Noer Gerakan Modern Islam di Indonesia Jakarta: LP3ES Pemikiran-pemikiran Politik di Barat. Bandung: Mizan. Dudung Abdurrahman Metode Penelitian Sejarah. Bandung: Historika. K.H. Abdurrahmad Wahid Islam dan Masyarakat Bangsa, Majalah Pesantren, No.3 Vol. VI. K.H. Ali Yafie Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina. K.H. Aziz Masyhuri Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas NU Kesatu 1926 s/d Kedua Puluh Sembilan. Surabaya:

14 PP RMI. K.H. Saefudin Zuhri Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Bandung: PT. Ma arif. M. Manyhur Amin dan Ismail S. Ahmad Dialog Pemikiran Islam dan Realitas Empirik. Yogyakarta: LKPSM NU. M. Manyhur Amin NU dan Peranan Politik Kenegaraannya. Yogyakarta: Al-Amin Press. M. Ali Haidar Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia, Pendekatan Fiqih dalam Politik. Jakarta: Gramedia. Maksoem Mahfoed Kebangkitan Ulama dan Bangkitnya Ulama. Surabaya: Persatuan Umat. Martin van Bruneissen NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LKiS. Ridwan Paradigma Politik NU, Relasi Sunni-NU dalam Pemikiran Politik. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press. Sardiman Metode Penelitian Sejarah. Solo: UNS Press. Sartono Kartodirdjo Pemikiran dan Perkembangan Historigrafi Indonesia Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia. Syamsudin Haris Aspek Agama dalam Perilaku Politik. Majalah Pesantren. No. 2. Vol. VII. Tim Penulis Pedoman Penulisan Skripsi. Tasikmalaya: FKIP Press. Zamakhsari Dhofier Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES Perkembangan Pemikiran Islam Indonsia pada Seperempat Terakhir Abad XX. Semarang: Walisongo Press.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam masuk ke Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan Pada awal abad ke-20 muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERIAN GELAR WALIYYUL AMRI AD- DHARURI BI AS-SYAUKAH OLEH NAHDATUL ULAMA KEPADA PRESIDEN SOEKARNO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERIAN GELAR WALIYYUL AMRI AD- DHARURI BI AS-SYAUKAH OLEH NAHDATUL ULAMA KEPADA PRESIDEN SOEKARNO BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERIAN GELAR WALIYYUL AMRI AD- DHARURI BI AS-SYAUKAH OLEH NAHDATUL ULAMA KEPADA PRESIDEN SOEKARNO A. Analisis pemberian Gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri bi Al-Syukah oleh Nahdatul

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993.

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993. DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999. Anam, Choirul. Pertumbuhan & Perkembangan NU. PT. Duta Aksara Mulia, 2010. Ali, Mukti. Alam Pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi Islam merupakan sebuah ideologi yang melahirkan aturan-aturan yang mengatur kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Hisoris Kemampuan keilmuan dan intelektualitasya K.H. Hasyim Asy ari merupakan hasil dari belajar keras selama waktu yang tidak pendek. Hal ini menyebabkan beliau dihargai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sumber Arsip Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama, 1926

DAFTAR PUSTAKA. Sumber Arsip Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama, 1926 DAFTAR PUSTAKA Sumber Arsip Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama, 1926 Sumber Artikel Dan Surat Kabar Bendera Islam,14 Oktober 1924 22 Januari 1925. Bintang Timoer, No.215, 24 September 1927. Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. Ayat Al-Quran yang pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad berisi seruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama selalu menjadi isu sensitif bagi pemerintahan Orde Baru. Untuk mendorong keseragaman ideologis, pada tahun 1978 pemerintah memulai satu program indoktrinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok keagamaan atau jama ah Islamiyah, 1 seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Persis, Ahmadiyah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa orde lama. PKI memiliki tujuan mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. Keterlibatan

Lebih terperinci

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN 1911-1942 PENELITIAN Oleh IYUS JAYUSMAN, DRS,. M.PD NIDN. 0429066201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pesantren di Indonesia secara umum dapat dipandang sebagai satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan ini semula merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalau pada masa penjajahan Belanda urusan agama ditangani berbagai instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara resmi diurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Sebagaimana satu generasi menggantikan generasi yang lain. Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di Indonesia. Keadaan sosial dan ekonomi di Indonesia begitu buruk terutama untuk pendidikan pribumi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya 21 III METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Martapura Kabupaten Banjar diidentikan dengan pondok pesantrennya, dengan puluhan, ratusan, bahkan ribuan santri yang ada di dalamnya. Nilai-nilai religius yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan suatu proses dalam membuat suatu kerangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan suatu proses dalam membuat suatu kerangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan suatu proses dalam membuat suatu kerangka penelitian untuk mengarahkan studi dan pengumpulan data penelitian. Sebagai landasan berfikir dan analisa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harun Asrohsh, Pesantren Dijawa (Asal-Usul Perkembangan Pelembagaan), p.9

BAB I PENDAHULUAN. Harun Asrohsh, Pesantren Dijawa (Asal-Usul Perkembangan Pelembagaan), p.9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari proses Islamisasi, karena lembaga-lembaga pendidikan Islam merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bolaang Mongondow yang direncanakan akan pisah dari Provinsi Sulawesi Utara menjadi Provinsi Bolaang Mongondow Raya terdiri dari lima wilayah yakni

Lebih terperinci

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia State Islam: Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia 13 September 2017 https://indoprogress.com/2017/09/state-islam-tentang-islam-yang-direstui-oleh-negara-di-indonesia/ Dendy Raditya Atmosuwito

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15),

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15), BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15), dalam penelitian deskriptif, peneliti membuat deskripsi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejarah memberikan makna dan pengalaman tentang peristiwa masa lampau. Sejarah mengajarkan kita untuk dapat bertindak lebih bijaksana. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketegangan politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode 1935-, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya dianalisis secara naratif dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian sejarah

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Agus Mulyana

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Agus Mulyana MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Agus Mulyana Penelitian pada dasarnya merupakan cara kerja ilmiah yang ada dalam setiap disiplin ilmu. Begitu pi kisahula halnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika perkembangan Boedi Oetomo sampai akhir sejarah perjalanannya pada tahun 1935 umumnya memperlihatkan kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas Tunggal Pancasila oleh Nahdlatul Ulama : Latar Belakang dan Proses 1983-1985 yang menjadi bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Dan Teknik Penelitian Metodologi yang digunakan dalam mengkaji topik yang menjadi pembahasan skripsi penulis yang berjudul Pemilihan Umum Dan Media Massa (Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya Islam masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan roh nenek moyang yang merupakan sebuah kepercayaan lokal yaitu animisme dan dinamisme.

Lebih terperinci

NOVEL DAN SEJARAH MAKALAH

NOVEL DAN SEJARAH MAKALAH NOVEL DAN SEJARAH MAKALAH Disampaikan dalam Bedah Novel Sejarah Remy Sylado. 2010. Namaku Mata Hari. Jakarta: Gramedia Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sejarah (HIMSE) Bekerja sama dengan Perpustakaan

Lebih terperinci

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN SUMMARY

RINGKASAN DAN SUMMARY RINGKASAN DAN SUMMARY Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengungkap fakta-fakta ilmiah (scientific finding) berkaitan dengan peran sosio-kultural perempuan Nahdlatul Ulama, melalui studi Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode modern. Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong umat Islam untuk berfikir aktif, Yaitu

Lebih terperinci