HUBUNGAN USIA MENARS, KEBIASAAN OLAHRAGA, DAN STRES DENGAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN 1 SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN USIA MENARS, KEBIASAAN OLAHRAGA, DAN STRES DENGAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN 1 SEMARANG"

Transkripsi

1 HUBUNGAN USIA MENARS, KEBIASAAN OLAHRAGA, DAN STRES DENGAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN 1 SEMARANG Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tahap pendidikan akademik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Disusun oleh : Adilla Hastika Fasha H2A FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi ini berjudul Hubungan Usia Menars, Kebiasaan Olahraga, dan Stres dengan Dismenorea pada Siswi SMAN 1 Semarang. Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. dr. Rifki Muslim, Sp.B., Sp.U, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. dr. Muhamad Taufiqy Sp.OG selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi terselesaikan dengan baik. 4. dr.andra Novitasari selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi terselesaikan dengan baik. 5. Segenap dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang atas segala pengajaran, bimbingan, dan arahan. 6. Kepala SMAN 1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian di SMAN 1 Semarang. 7. Kepada kedua orang tua yang selalu memberi arahan dan doa selama penyusunan skripsi ini. 8. Kepada pihak yang telah membantu penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.semoga skripsi ini berguna bagi kita semua. Semarang, 2 Februari 2017 Penulis iv

5 Hubungan Usia Menars, Kebiasaan Olahraga, dan Stres dengan Dismenorea pada Siswi SMAN 1 Semarang Adilla Hastika Fasha, (1) Muhamad Taufiqy, (2) Andra Novitasari (3) ABSTRAK Latar Belakang: Dismenorea salah satu permasalahan di masyarakat khususnya bagi wanita remaja. Faktor resiko wanita mengalami dismenorea diantarannya adalah usia menars, perokok, kurang olahraga, obesitas, konsumsi alkohol, stres dan abnormalitas organ reproduksi wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menars dini, kebiasaan olahraga, dan stres dengan kejadian dismenorea pada wanita. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional yang dianalisis dengan uji statistik dengan tingkat kemaknaan 95% yang meliputi analisis univariat, bivariate, dan multivariat terhadap variabel menars dini, kebiadaan olahraga, dan stres terhadap kejadian dismenorea pada wanita. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 169 sampel kuisioner wanita pada periode Juli-Oktober 2016 Hasil: Hasil analisis bivariat dari 169 sampel, variabel menarche dini (OR=2,4; p=0,014), variabel kebiasaan olahraga (OR=0,8; p=0,731), dan variable stress (OR=2,3 ; p=0,026). Variabel menars dini dan stres menunjukan ada hubungan dengan kejadian dismenorea pada wanita. Simpulan: Ada hubungan antara usia menars dan stres dengan kejadian dismenorea pada wanita. Kata kunci : Usia Menars,Kebiasaan Olahraga,Stres,Dismenorea pada Wanita 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 2) Staf Pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 3) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. v

6 The Corelations Between Menarche Age, Exercise habits, and Stress with Dysmenorrhea at 1 Senior High School Semarang Adilla Hastika Fasha, (1) Muhamad Taufiqy, (2) Andra Novitasari (3) ABSTRACT Background : Dysmenorrhea is one of the problems in society especially for young women. Several risk factors dysmenorrhea are early menarche, semoker, lack of exercise, obesity, alcohol consumer, stress, and abnormalities of the female reproductive organs. This research aims to determine the corelations between early menarche, exercise habits, and stress with Dysmenorrhea. Methods : This study is an observational study with case-control designs are analyzed with statistical tests with a significance level of 95 % which includes univariate and bivariate analyzes of the variables early menarche, exercise habits, and strss on the incidence of dysmenorrhea in young women. The sample of the research were 169 medical records of young women check in periode Juli-Oktober Results : The results of the bivariate analysis of 169 samples, the variables of early menarche (OR = 2,4, p = ), the variable exercise habits ( OR = 0,8, p = ), and the variable of stress ( OR = 2,3, p = 0,026 ). Variable early menarche and stress showed that there was correlation with the incidence of dysmenorrhea. Conclusion : There is a corelations between aerly menarche and stress with incidence of dysmenorrhea. Keywords : Menarche Age; Exercise Habits; Stress; Dysmenorrhea 1) Student of Medical Faculty Muhammadiyah Semarang University 2) The Lecture Of Obstetrical Gynecology In Medical Faculty Muhammadiyah Semarang University 3) The Lecture Of Medical Faculty Muhammadiyah Semarang University vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Manfaat Teoritis Orisinalitas Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menstuasi... 6 A. Pengertian Menstruasi... 6 B. Fisiologi Siklus Menstruasi... 6 C. Bagian-bagian Siklus Menstruasi Dismenorea... 9 A. Dismenorea Primer B. Dismenorea Sekunder Menarche Olahraga Stres vii

8 2.6 Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan Populasi dan Sampel Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Sampel Penelitian Besar Sampel Teknik Sampling Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengumpulan Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Alur Penelitian Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Analisis Data Hasil Penelitian Analisis Univariat Analisis Bivariat Analisis Multivariat Pembahasan Kesimpulan Saran viii

9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 3.5 Variable, definisi operasional, cara pengukuran, kategori Tabel 4.1 Distribusi sampel menurut usia menars Tabel 4.2 Distribusi sampel menurut kebiasaan olahraga Tabel 4.3 Distribusi sampel menurut kondisi stres Tabel 4.4 Distribusi sampel menurut kejadian dismenorea Tabel 4.5 Hubungan antara usia menars dengan dismenorea Tabel 4.6 Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenorea Tabel 4.7 Hubungan antara stres dengan dismenorea Tabel 4.8 Hasil analisis bivariat hubungan usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea Tabel 4.9 Hasil analisis multivariat faktor yang mempengaruhi dismenorea dengan uji regresi logistik Hal x

11 DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Lampiran 2 Hasil SPSS Hal xi

12 27%. 8 Menarchedini merupakan salah satu faktor risikodismenorea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses fisiologis yang terjadi pada wanita yang terjadi secara berkala, dalam hal ini menstruasi dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi disebabkan oleh mukosa rahim yang terlepas sehingga terjadi perdarahan pada vagina. 1 Pada wanita usia pubertas, menstruasi biasanya terjadi setiap bulan dan berhenti hingga usia menopause. Hal yang dikeluhkan beberapa wanita pada awal fase menstruasi yaitu adanya nyeri mentruasi atau disebut sebagai dysmenorrhea. 2 Dismenoreaterjadi sebelum atau selama haid dan berlangsung selama beberapa jam hingga 1 hari. 3 Klasifikasi dismenoreadibagi menjadi dua, yaitu dismenoreaprimer dan dismenoreasekunder. 4 Dismenoreaadalah gangguan ginekologikal yang paling sering dikeluhkan oleh remaja wanita. Hal yang umum terjadi ialahdismenoreaprimer. 5 Dismenoreaprimer, nyeri haid yang dirasakan tidak berhubungan dengan kelainan organ genital yang nyata.dismenoreasekunder, nyeri haid berhubungan dengan kelainan ginekologik, seperti endometriosis, salpingitis kronika, adenomiosis uteri, dan lain-lain. 6 Terdapat lebih dari 50% wanita mengalami dismenoreaprimer disetiap negara. 4 Di Indonesia kejadian dismenoreatermasuk cukup besar. Data menunjukkan bahwa kelainan dismenoreadi Indonesiamencapai 55%. 7 Di Kota Semarang angka kejadian dismenoreapada wanita mencapai angka primer. 9 Menarche(Menars) adalah pertanda bahwa seorang wanita telah mengalami pubertas. Jumlah follicel stimulating hormone (FSH) dan lutainizing hormone (LH) pada masa pubertas akan meningkat kemudian merangsang proses pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon FSH dan LH akan mengakibatkan beberapa perubahan fisik seperti siklus menstruasi. 10 Cepat atau lambatnya timbul menars tergantung dari faktor gizi, genetik dan fisiologis dari wanita, sehingga wanita perlu mendapatkan 1

13 edukasi mengenai konsep menstruasi dimulai sejak dini. 7 Dismenorea yang terjadi akan meningkat ketika wanita kurang melakukan olahraga. Hal ini disebabkan oksigen sulit disalurkan ke bagian pembuluh darah organ-organ reproduksi ketika menstruasi karenapembuluh darahpada saat itu sedang mengalami vasokontriksi.bila seorang wanita teratur berolahraga, maka wanita tersebut mampu menyuplai oksigen hampir 2 kali lipat tiap menit ke bagian pembuluh darah yang mengalami vasokontriksi. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan kejadian dismenorea pada wanita yang teratur berolahraga sebab dapat menurunkan potensi peningkatan hormon prostaglandin yang mengakibatkan kontraksi uterus berlebih. 11 Dismenoreadapat terjadi akibat perbedaan pada ambang rangsang nyeri setiap wanita.dismenorea cenderung lebih sering terjadi dan terasa lebih nyeri pada wanita yang sedang tegang, cemas, dan gelisah. Jika hal ini tidak diatasi, dismenorea dapat mengganggu aktivitas. 12 Penelitian Nurmasitoh tahun 2008, Indonesia menunjukkan angka kejadiandismenoreamencapai angka 55% pada wanitausia produktif. Cukup tingginya angka kejadian dismenorea dan siswi SMA yang rata-rata telah mengalami menstruasi, sertasman 1 Semarang yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni dan olahraga yang aktif, maka penting dilakukan penelitian tentang hubunganusia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Melalui uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Apakah terdapat hubunganusiamenars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang? 2

14 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubunganusiamenars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi usiamenars pada siswi di SMAN 1 Semarang. b. Mengidentifikasi kebiasaan olahraga pada siswi di SMAN 1 Semarang c. Mengidentifikasi kejadian strespada siswi di SMAN 1 Semarang. d. Mengidentifikasi kejadian dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang e. Menganalisis hubungan usia menars dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang f. Menganalisis hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang g. Menganalisis hubungan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang h. Menganalisis hubungan usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Praktis 1. Penulis, untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai dismenoreadan faktor-faktor yang mempengaruhi pada siswi SMAN 1 Semarang sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. 3

15 2. Siswi yang diteliti dan masyarakat, memberikan informasi tentang hubungan usiamenars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenoreadan faktor-faktor yang berpengaruh sehingga dapat digunakan sebagai edukasi. 3. SMAN 1 Semarang, memberikan informasi tentang hubungan menars, kebiasaan olahraga, dan stress dengan dismenorea sehingga pihak Bimbingan Konseling dapat melakukan pendampingan pada siswi-siswi sesuai kebutuhannya Manfaat Teoritis 1. Instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan khususnya bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Semarang mengenai hubungan usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenoreadan umumnya bagi para remaja wanita agar dapat menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur. 2. Peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Keaslian Penelitian Peneliti, tahun Metode Hasil 4

16 Ramadani, Aulia Noorvita. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi di SMPN 2 Demak. Ungaran: STIKES; Suriani Beddu, Sitti Mukarramah, Viqy Lestahulu. Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche dengan Dismenorea Primer pada Remaja Putri. Makassar: Poltekkes; Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan metode proportionate stratified random sampling Penelitian survei analitik dengan pendekatan crosssectional. Teknik sampling menggunakansimple random sampling Terdapat hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenorea. Terdapat hubungan antara staus gizi dan usia menars dengan dismenorea primer. Muntari. Hubungan Stres pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi ( Dismenorea) di SMKN Tambakboyo Tuban. STIKES NU TUBAN; Penelitian survei analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik sampling menggunalan simple random sampling Terdapat hubungan antara stres dengan dismenorea. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah terletak pada kegiatan olahraga yang akan dinilai serta lingkup masalah yang menyebabkan stres. Olahraga yang dinilai berasal dari olahraga aerobik dan faktor stres yang dinilai tidak hanya stres akibat ujian sekolah namun termasuk stres yang berhubungan dengan kehidupan pribadi pada siswi. BAB II 5

17 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala.sisa sel tersebut berasal dari mukosa uterus dan terjadi umumnya teratur mulai darimenarshingga menopause kecuali ketika masa hamil dan masa laktasi. Lama perdarahan menstruasi relatif bervariasi, umumnya sekitar 4-6 hari, namun dalam rentang 2-9 hari masih dapat dianggap sebagai keadaan yang fisiologis. 13 B. Fisiologis Siklus Menstruasi Interaksi antara hipofisis, hipotalamus, dan ovarium akan mengakibatkan perubahan jaringan sasaran pada saluran reproduksi wanita pada saat menstruasi. Ovarium bertanggung jawab dalam perubahan siklik ataupun pengaturan lama siklus menstruasi.ovarium mensekresikan hormon steroid, terutama hormon estrogen dan hormon progesteron.beberapa hormon estrogen yang berbeda disekresikan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estradiol adalah estrogen ovarium yang paling berpengaruh. 14 Hormon estrogen berperan dalam perkembangan dan pemeliharaan organ reproduktif pada wanita serta karakteristik seksual sekunder. Hormon tersebut memiliki peran penting selama pertumbuhan payudara dan proses perubahan siklus bulanan pada uterus selama menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang memiliki peran penting selama persiapan endometrium yaitu membrane mukosa pelapis uterus sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi.sekresi hormon progesteron berperan pada plasenta dalam mempertahankan kehamilan jika terjadi 6

18 pembuahan.sebagian kecil diperankan oleh hormon endrogen yang dihasilkan ovarium. Hormon endrogen memiliki keterkaitan dengan perkembangan dini folikel dan libido wanita. 15 Selama 2-3 tahun setelah terjadinya menars, menstruasi telah disertai oleh ovulasi.pada siklus yang normal umumnya menstruasi dapat berlangsung setiap 28 hari selama + 7 hari. Selama 3-5 pertama biasanya jumlah darah yang keluar cc. Selama menstruasi terjadi puncak perdarahan antara hari ke-2 atau ke-3. Kemudian akan diikuti oleh fase proliferasi selama 6-8 hari. 16 C. Bagian-bagian Siklus Menstruasi 1. Siklus Endomentrium Siklus endometrium terdiri dari empat fase, yaitu : 14 - Fase menstruasi Pada fase ini, akan tersisa stratum basale akibat terlepasnya endometrium pada bagian dinding uterus yang disertai perdarahan. Fase ini berlangsung hingga 5 hari (dalam rentang 3-6 hari). Beberapa hormone akan menurun atau mencapai kadar terendah seperti hormone progesterone, estrogen, dan LH (Lut enizing Hormone) sedangkan kadar hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone) akan mulai meningkat. - Fase proliferasi Pada fase ini terjadi pertumbuhan cepat sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Ketebalan endometrium akan menjadi 8-10 kali lipat dari semula atau sekitar + 3,5 mm yang berakhir saat ovulasi. Kemudian permukaan endometrim akan kembali normal menjelang perdarahan berhenti. Fase proliferasi ini 7

19 tergantung pada stimulasi hormon estrogen yang berasal dari folikel ovarium. - Fase sekresi/luteal Fase iniberlangsung sejak saat ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya.pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. - Fase iskemi/premenstrual Akan terjadi implantasi atau nidasi ovum sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi ketika terjadi pembuahan. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus luteum yang mensekresi hormon estrogen dan progesterone akan menyusut. Seiring penyusutan kedua hormon yang cepat tersebut, arteri spiral menjadi spasme, sehingga terjadi nekrosis akibat suplai darah ke endometrium fungsional terhenti.lapisan fungsional tersebut terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai. 2. Siklus Ovulasi Ovulasi ialah keadaan dimana terjadinya peningkatan kadar hormon estrogen sebagai penghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresi LH. Kadar LH yang meningkat akan menstimulasi pengeluaran oosit sekunder dari folikel. Satu sampai 30 folikel mulai matur di dalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen sebelum ovulasi. Ketika folikel kosong, folikel akan berformasi menjadi korpus luteum. Puncak aktivitas korpus luteum terjadi pada 8 hari setelah ovulasi dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh jika tidak terjadi implantasi 8

20 diakibatkan korpus luteum yang berkurang dan kadar hormon yang menurun Siklus Hipofisis-hipotalamus Kadar hormon ovarium menjadi rendah menjelang akhir siklus menstruasi.keadaan ini merangsang hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Kemudian Gn-RH akan menstimulasi sekresi follicle stimulating hormone (FSH). Lalu FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium serta produksi hormon estrogen. Kadar estrogen yang mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus akan memicu hipofisis anterior untuk mensekresi lutenizing hormone (LH). Kadar LH mencapai puncak pada hari ke-13 atau ke-14 dalam siklus 28 hari. Apabila pada masa ini tidak terjadi fertilisasi atau implantasi ovum, maka korpus luteum akan menyusut dan menurunkan kadar estrogen dan progesteron, sehingga terjadi menstruasi Dismenorea Dismenoreaadalah salah satu permasalahan di masyarakat khususnya bagi wanita. Faktor risiko wanita mengalami dismenorea diantarannya adalah usia menars, perokok, kurang olahraga, obesitas, konsumsi alkohol, stres dan abnormalitas organ reproduksi wanita. 17 Dismenorea adalah nyeri selama masa menstruasi ditandai dengan adanya kram di bagian perut bawah yang sedemikian hebatnya hingga menyebabkan penderita harus beristirahat atau meninggalkan kegiatannya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. 19,20 Angka kejadian di Indonesia yang mengalami dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan yang lainnya adalah penderita dismenorea sekunder. 14% dari pasien remaja sering tidak bisa menjalani aktivitas di sekolah disebabkan oleh dismenorea. 20 9

21 A. Dismenorea Primer Dismenorea primer merupakan nyeri haid yang tidak berhubungan dengan kelainan alat-alat genital atau penyebab fisik yang nyata. 18,21 Nyeri haid akan timbul sebelum atau bersama dengan awal siklus menstruasi yang berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, biasanya selama 8-72 jam. Pada siklus menstruasi pada bulan pertama setelah menars biasanya berjenis anovulatoar atau tidak disertai oleh ovum, itu sebabnya dismenorea primer biasa terjadi setelah 6-12 bulan semenjak menars. 18,22 Sifat dismenorea primer ialah rasa nyeri kejang berjangkitjangkit, terbatas pada perut bagian bawah tetapi nyeri dapat menjalar ke daerah pinggang dan paha. 18 Nyeri tersebut dapat disertai keluhan muntah, rasa mual, sakit kepala, iritabilitas, diare, dan sebagainya. 23 B. Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder adalah keluhan nyeri haid yang terjadi akibat beberapa kondisi patologis atau adanya kelainan pada alat-alat genital seperti endometriosis, adenomiosis uteri, salfingitis, dan sebagainya. 18,24 Keluhan nyeri pada dismenorea primer sering dialami pada usia > 30 tahun, dimana seiring waktu dapat meningkatkan rasa nyeri dan memperburuk keluhan karena bertambahnya umur. 25 Karakteristik dismenorea sekunder dapat dirasakan dengan keluhan yang berbeda-beda sesuai kelainan patologis panggul yang dialami Menars Menars adalah satu tanda adanya perubahan status sosial masa anak ke masa dewasa.menars merupakan menstruasi yang terjadi pertama kali, dalam masa awal remaja. Perubahan status sosial selain menars dapat dilihat dari pertumbuhan payudara, rambut di daerah pubis atau aksila, dan distribusi lemak di bagian pinggul. 7 10

22 Dikatakan menarsdini jika haid pertama terjadi pada umur dibawah 12 tahun. 26 Hormon gonadotropin diproduksi ketika anak belum mencapai 8 tahun. Hormon ini akan merangsang ovarium sehingga tampak ciri-ciri kelamin sekunder, terjadi menars, dan terdapat kemampuan reproduksi sebelum waktunya. 27 Tanda-tanda menars yaitu terjadi peningkatan suhu badan (seperti meriang), pusing, sakit pada pinggang, payudara membengkak, nafsu makan yang berlebih, dan gangguan pada kulit Olahraga Olahraga adalah aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh untuk meningkatkan kebugaran jasmani.olahraga terbagi menjadi dua jenis yaitu olahraga aerobik dan anaerobik.olahraga aerobik dilakukan secara terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh misalnya jogging, senam, renang dan berspeda. Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh misalnya lari sprint 100 meter, angkat besi, bulu tangkis, dan tenis lapangan. 29 Dismenorea dapat dicegah jika wanita melakukan olahraga teratur setidaknya setiap 3-5 kali per minggu selama menit. Olahraga tersebut dapat berupa jogging, berjalan santai, berenang, bersepeda maupun senam sesuai dengan kondisi masing-masing. 16 Berolahraga merupakan salah satu upaya pencegahan dismenorea.beberapa aktivitas fisik mampu meningkatkan suplai darah ke organ reproduksi sehingga hal tersebut dapat memperlancar aliran darah.olahraga secara teratur menyebabkan wanita mampu mensekresi hormon endorphin lebih banyak. Hormon tersebut merupakan analgetik alami pada aliran darah sehingga dapat mengurangi dismenorea Stres Stres merupakan keadaan internal yang timbul disebabkan oleh 11

23 tekanan fisik pada tubuh (latihan, kondisi penyakit, dll) atau dapat juga disebablan oleh faktor sosial dan lingkungan yang berpotensi membahayakan, tidak dapat dikendalikan atau melebihi kapasitas individu dalam melakukan coping. 31 Stres adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban. 32 Masalah-masalah kehidupan pada sebagian besar remaja akan sangat mempengaruhikesehatan fisik dan emosi, hal ini dapat menghancurkan motivasi dan menurunkan kemampuan mereka menuju prestasi di sekolah. 33 Pada remaja high school, stres timbul saat mereka menghadapi pelajaran yang berat atau ujian di sekolah. Pada umumnya remaja SMA mengalami tekanan untuk mencapai nilai yang maksimal dan mampu masuk ke universitas unggulan. 34 Remaja SMA mengalami kecemasan dan ketegangan ketika menghadapi UAN dan UMPTN. Mereka takut jika tidak lulus ujian universitas negeri yang mereka pilih. 35 Masalah hubungan dengan keluarga dan teman, tuntutan dari orang lain atau diri sendiri, tekanan oleh tugas dan guru di sekolah, tragedi yang terekam dalam hidup mereka seperti kematian, perceraian dan penyakit yang dideritanya ataupun keluarganya, serta tekanan ekonmi merupakan penyebab utama stres pada remaja. 36 Salah satu hal yang bisa menjadi masalah bagi para remaja adalah kondisi ekonomi keluarga.usia remaja adalah saat-saat dimana mereka memiliki banyak keinginan. Ketika kondisi ekonomi bermasalah, remaja bisa menjadi minder, tidak percaya diri, dan dapat mengalami stres. 36 Stres dapat bermacam-macam intensitanya, dapat berat maupun ringan.stres berat berpotensi mengakibatkan gangguan. Pada seseorang yang stres berlebihan, akan membahayakan kesehatan apabila hal tersebut tidak segera ditanggulangi. 32 Stres dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Sekresi hormon prostaglandin yang 12

24 meningkat akibat stres memicu peningkatan kontraksi uterus sehingga dapat terjadi dismenorea Kerangka Teori Faktor Risiko Menars Dini Peningkatan Produksi Prostaglandin Stres Peningkatan hormon prostaglandin meningkatkan kontraksi uterus Obesitas Timbunan lemak memicu sekresi estrogen sehingga meningkatkan kontraksi uterus Kurang Olahraga Suplai Oksigen ke Pembuluh Darah Organ Reproduksi Berkurang Merokok Alkohol Kafein Mengganggu peredaran darah Dismenorea Jenis Kelainan Ginekologis Spasmodik Kongestif Sekunder Primer 2.7 Kerangka Konsep Usia Menarche Kebiasaan Olahraga Stres 13

25 Dismenorea 2.8 Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dengan dismenorea pada siswi di SMAN 1 Semarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14

26 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini meliputi bidang ilmu obstetri ginekologi Ruang Lingkup Waktu dan Tempat - Tempat : SMAN 1 Semarang - Waktu : Juli - Oktober Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan metode cross sectional. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswi SMAN 1 Semarang Sampel Penelitian - Kriteria inklusi: a. Usia tahun. b. Menstruasi rutin, siklus (28-35 hari) dan lama haid normal (3-8 hari). c. Mengalami menars dengan data yang jelas. d. Bersedia menjadi subjek penelitian. - Kriteria ekslusi: a. Merokok. b. Memiliki kebiasaan minum kopi. c. Memiliki kebiasaan konsumsi minuman beralkohol Besar Sampel n = = ( ) ( ) ( ),, (, ), ( ),, (, ) 15

27 =,., =131,75 Dari perhitungan sampel diatas maka didapatkan sampel minimal adalah 132 sampel Teknik Sampling Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling berdasarkan urutan ganjil pada tiap kelas X dan XI SMAN 1 Semarang. 3.4 Variabel Penelitian - Variabel bebas : usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres - Variabel terikat : dismenorea 3.5 Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi operasional variabel Variabel Menars Kebiasaan Olahraga Definisi Operasional Menars merupakan menstruasi yang terjadi pertama kali, dalam masa awal remaja. 7 Kebiasaan olahraga yang teratur dilakukan 3 kali setiap minggu dan dilakukan selama 30 menit yang telah menjadi rutinitas responden meliputi olahraga aerobik (bersepeda, basket, jogging, jalan santai, senam, dan berenang) Alat Ukur Skala Ukur Kriteria Ukur Kuisioner Kuisioner Nominal Nominal - Ya menars dini, jika usia menars<12 tahun - Tidak menars dini, jika usia menars> 12 tahun -Tidak, jika kebiasaan olahraga buruk ( aktivitas < 30 menit sebanyak 0-2 kali hingga sama sekali tidak berolahraga dalam seminggu meliputi olahraga aerobik (bersepeda, basket, jogging, jalan santai, senam, dan berenang)) 16

28 Stres Stres adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban. 33 Hal ini dapat disebabkan oleh masalah hubungan dengan keluarga dan teman, tuntutan dari orang lain atau diri sendiri, tekanan oleh tugas dan guru di sekolah, tragedi yang terekam dalam hidup mereka seperti kematian, perceraian dan penyakit yang dideritanya ataupun keluarganya, serta tekanan ekonmi. 36 Kuisioner kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) Nominal - Ya, jika kebiasaan olahraga baik(aktivitas > 30 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu meliputi olahraga aerobik (bersepeda, basket, jogging, jalan santai, senam, dan berenang)) - Ya, jikasedang memiliki masalah dalam keluarga/ masalah ekonomi/ sedang merasa tertekan dan skor HARS >14 - Tidak, jika anak tidak sedang memiliki masalah dalam keluarga/ masalah ekonomi/ merasa tertekan dan skor HARS <14 Dismenorea Dismenoreaberupa nyeri siklis yang berlokasi pada panggul atau abdomen bawah, nyeri ini menjalar ke bagian punggung serta paha bagian depan. Nyeri ini terjadi sebelum atau selama haid dan berlangsung selama beberapa jam hingga 1 hari. 4 Kuesioner Nominal - Ya, jika merasakan nyeri sebelum dan/atau saat menstruasi baik secara berulang tiap siklusnya maupun tidak - Tidak, jika tidak merasakan nyeri sebelum dan/atau saat menstruasi minimal selama 1 tahun terakhir 17

29 3.6 Pengumpulan Data Jenis Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan cara kuesioner digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ada atau tidak nya nyeri perut saat menstruasi, ada atau tidaknya menars dini, kebiasaan olahraga, dan stres. 18

30 3.7 Alur penelitian Populasi Terjangkau Siswi SMAN 1 Semarang usia tahun Informed Consent Sampel Random Sampling dengan memperhatikan kriteria Hitung IMT Usia Menarche, Kebiasaan Olahraga, dan Stres Kuesioner Dismenorea Tidak Dismenorea Uji Chi Square 19

31 3.8 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Dalam tahap pengolahan data dilakukan kegiatan pengkodean, data entri dan editing Analisis Data Dalam analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data bivariat. a. Analisis Univariat Analisa ini digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif masing masing variabel penelitian yaitu varibael bebas dan variabel terikat yang bertujuan untuk melihat masing masing variabel tersebut dengan menggunakan tabel frekuensi. b. Analisis bivariat Analisis ini dilakukan terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan varibale terikat yang diduga berhubungan. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menars dengandismenorea, hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenorea, dan hubungan stres dengandismenorea. Analisa dilakukan dengan uji statistik kai kuadrat (chi square). c. Analisis Multivariat Analisis ini digunakan untuk menganalisis usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres terhadap kejadian dismenorea. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bahwa kejadian dismenorea tidak hanya dipengaruhi oleh usia menars, namun juga dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga dan stres.analisa dilakukan denga uji regresi logistik. 20

32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil atau temuan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli - Oktober Lokasi penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kota Semarang. Seperti pada bagian sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti yakni usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dan dismenorea, serta hubungan diantara variabel - variabel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan studi observasional analitik dengan metode cross sectional sesuai periode penelitian.sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 139 siswi SMAN 1 Kota Semarang. Data yang diperoleh meliputi usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dan dismenorea. Setelah penelitian dilakukan didapat data-data sebagai berikut : Analisis Univariat Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel atau datadata hasil temuan penelitian. Analisis univariat digunakan untuk mengkaji mengenai hasil penelitian berdasarkan masing-masing variabel yaitu usia menars, kebiasaan olahraga, dan stres dan dismenorea. a. Usia Menars Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2016 di SMAN 1 Kota Semarang : Tabel 4.1 Distribusi Sampel Menurut Usia Menars No. Usia Menars N Persentase (%) 1. < 12 tahun 81 58,3 % tahun 58 41,7 % Jumlah % 21

33 Tabel 4.1 menunjukkan gambaran subyek penelitian menurut usia menars. Sampel penelitian yang mengalami menars pada usia kurang dari 12 tahun sebanyak 58,3%(81) siswi, sedangkan sampel penelitian yang mengalami menars saat usia lebih atau dimulai pada usia 12 tahun atau lebih sebanyak 41,7% (58) siswi. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian dalam hal ini siswi SMA 1 Kota Semarang mengalami menars saat usia mereka sebelum 12 tahun. b. Kebiasaan Olahraga Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2016 di SMAN 1 Kota Semarang, di dapat data mengenai kebiasaan olahraga subyek penelitian.kategori siswa dinilai biasa melakukan olahraga jika frekuensi tiap minggunya antara 3-5 kali serta lama tiap olahraganya minimal 25 menit hingga 90 menit. Tabel 4.2 Distribusi Sampel Menurut Kebiasaan Olahraga No. Kebiasaan Olahraga N Persentase (%) 1. Ya 14 10,1 % 2. Tidak ,9 % Jumlah % Tabel 4.2 menunjukkan gambaran subyek penelitian menurut kebiasaan olahraga.sampel penelitian yang melakukan olahraga dengan kriteria jika frekuensi antara 3-5 kali setiap minggu dengan intensitas olahraga minimal 25 menit hingga 90 menit sebanyak 10,1% (14) siswi. Sedangkan sampel penelitian yang tidak memenuhi kriteria kebiasaan olahraga sebanyak89,9% (125) siswi. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian dalam hal ini siswi SMA 1 Kota Semarang tidak memenuhi kriteria kebiasaan olahraga, karena hanya berolahraga kurang dari 3 kali tiap minggunya, atau intensitas olahraga hanya selama kurang dari 25 menit. 22

34 c. Kondisi Stres Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2016 di SMAN 1 Kota Semarang, di dapat data mengenai kondisi stres berdasarkan kuesioner yang diisi oleh subyek penelitian. Tabel 4.3 Distribusi Sampel Menurut Kondisi Stres No. Kriteria N Persentase (%) 1. Stres : Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat % 17,3 % 2,2 % 2. Tidak Stres 48 34,5 % Jumlah % Tabel 4.3 menunjukkan gambaran subyek penelitian menurut kondisi stres. Sampel penelitian yang termasuk dalam kategori stres sebanyak 65,5% (91) siswi, stres ringan sebanyak 46 % (64) siswi, stres sedang sebanyak 17,3 (24) siswi, stres berat sebanyak 2,2% (3) siswi, sedangkan sampel penelitian yang termasuk dalam kondisi tidak stres sebanyak 34,5% (48) siswi. Dengan demikian sebagian besar sampel penelitian termasuk dalam kategori stres, khususnya siswi yang termasuk dalam kondisi stres ringan. d. Dismenorea Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2016 di SMAN 1 Kota Semarang, didapat data mengenai kejadian Dismenorea berdasarkan kuesioner yang diisi oleh subyek penelitian. Tabel 4.4 Distribusi Sampel Menurut Kejadian Dismenorea No. Kejadian Dismenorea N Persentase (%) 1. Ya 95 68,3 % 2. Tidak 44 31,7 % Jumlah % Tabel 4.4 menunjukkan gambaran subyek penelitian menurut kejadian dismenorea. Sampel penelitian yang mengalami 23

35 dismenoreasebanyak 68,3% (95) siswi, dan yang tidak mengalami dismenorea sebanyak 31,7% (44) siswi. S ebagian besar sampel penelitian mengalami dismenorea atau merasakan nyeri saat haid Analisis Bivariat Pada analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. a. Hubungan Usia Menars dengan Dismenorea Hasil analisis bivariat dengan uji Independensi Kai Kuadrat, diperoleh hubungan antara Usia Menars dengan Dismenorea: Tabel 4.5 Hubungan antara Usia Menars dengan Dismenorea Dismenorea Jumlah Nilai Nilai Analisis Bivariat Ya Tidak P OR n (%) n (%) n (%) Usia < 12 tahun 62 (76,5) 19 (23,5) 81 (100) 0,014 2,4 Menars 12 tahun 33 (56,9) 25 (43,1) 65 (100) Jumlah 95 (68,3) 44 (31,7) 139 (100) Tabel 4.5 menunjukkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis Chi Square dengan hasil nya berupa nilai signifikansi sebesar 0,014 (p< 0,05). Hasil demikian dapat diartikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara usia menars dengan dismenorea dapat diterima. Sedangkan nilai Odds Ratio sebesar 2,4 menyatakan bahwa siswi yang mengalami usia menars kurang dari 12 tahun berisiko mengalami dismenorea 2,4 kali lebih tinggi dibanding siswi yang mengalami usia menars lebih dari 12 tahun. b. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenorea Analisis bivariat dengan uji Independensi Kai Kuadrat, diperoleh hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Dismenorea: 24

36 Tabel 4.6 Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Dismenorea Dismenorea Jumlah Nilai Nilai Analisis Bivariat Ya Tidak P OR n (%) n (%) n (%) Kebiasaan Ya 9 (64,3) 5 (35,7) 14 (100) 0,731 0,8 Olahraga Tidak 86 (68,8) 39 (31,2) 125 (100) Jumlah 95 (68,3) 44 (31,7) 139 (100) Tabel 4.6 menunjukkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis Chi Square dengan hasil nya berupa nilai signifikansi sebesar 0,731 (p> 0,05). Hasil demikian dapat diartikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara usia menars dengan dismenorea tidak sesuai, sedangkan nilai Odds Ratio sebesar 0,8 menyatakan bahwa siswi yang terbiasan melakukan olahraga berisiko mengalami dismenorea 0,8 kali lebih dibanding siswi yang tidak terbiasan berolahraga, dengan kata lain siswi yang melakukan olahraga memiliki risiko lebih kecil akan mengalami dismenorea. c. Hubungan Kondisi Stres dengan Dismenorea Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Independensi Kai Kuadrat, dapat diperoleh hubungan antara Stres dengan Dismenorea: Tabel 4.7 Hubungan antara Stres dengan Dismenorea Dismenorea Jumlah Nilai Nilai Analisis Bivariat Ya Tidak P OR n (%) n (%) n (%) Stres Ya 68 (74,7) 23 (25,3) 91 (100) 0,026 2,3 Tidak 27 (56,3) 21 (43,8) 48 (100) Jumlah 95 (68,3) 44 (31,7) 139 (100) Tabel 4.7 menunjukkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis Chi Square dengan hasil nya berupa nilai signifikansi sebesar 0,026 (p< 0,05). Hasil demikian dapat diartikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara stres 25

37 dengan dismenorea dapat diterima, sedangkan nilai Odds Ratio sebesar 2,3 menyatakan bahwa siswi yang mengalami stres berisiko mengalami dismenorea 2,3 kali lebih tinggi dibanding siswi yang tidak mengalami stres Analisis Multivariat Analisis ini bertujuan untuk menguji secara simultan faktor-faktor yang mempengaruhi analisis konkordasi rank kendall Dismenorea. Pada pengujian ini menggunakan Tabel 4.8 : Hasil Analisis Bivariat Hubungan Usia Menars, Kebiasaan Olahraga dan Stres dengan Dismenorea Variabel p value Usia Menarche 0,014* Kebiasaan Olahraga 0,731 Stress 0,026* *= signifikan (< 0,05) Berdasarkan tabel 4.8 diatas terdapat dua variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap Dismenorea pada penelitian ini yakni Usia Menarche (0,014) dan Stress (0,026). Pada tahap selanjutnya kedua variabel tersebut dimasukkan dalam tahap uji multivariat. Hasilnya sebagai berikut; Tabel 4.9 : Hasil Analisis Multivariat Faktor yang Mempengaruhi Dismenorea dengan Uji Regresi Logistik Variabel p value OR Usia Menarche 0,016 2,4 Stress 0,030 2,3 Berdasarkan tabel 4.9 di atas, usia menarche memiliki p value 0,016, sedangkan stres dengan p value 0,030. Sedangkan odds ratio usia menarche 2,4 serta odds ratio stress 2,3. Yang artinya usia menarche menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap dismenorea, dengan nilai odds ratio sebesar 2,4 26

38 4.2 Pembahasan a. Hubungan Usia Menars dengan Dismenorea Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia menars dengan dismenorea. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suriani Beddu, Sitti Mukarramah dan, Viqy Lestahulu tahun 2015 yang menyatakan adanya hubungan antara usia menars dengan dismenorea. Menars dini jika haid pertama terjadi pada umur dibawah 12 tahun. 26 Hormon gonadotropin diproduksi ketika anak belum mencapai 8 tahun. Hormon ini akan merangsang ovarium sehingga tampak ciri-ciri kelamin sekunder, terjadi menars, dan terdapat kemampuan reproduksi sebelum waktunya, hal ini akan meningkatkan produksi hormone prostaglandin sehingga meningkatkan risiko dismenorea. 27 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wahit.et.al. tahun 2007, yang menyatakan bahwa faktor umur merupakan variabel yang mempengaruhi respon nyeri. Tanda-tanda menars yaitu terjadi peningkatan suhu badan ( seperti meriang), pusing, sakit pada pinggang, payudara membengkak, nafsu makan yang berlebih, dan gangguan pada kulit. 28 b.hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenorea Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa olahraga tidak berpengaruh terhadap dismenoreayang diderita oleh sebagian besar responden.hasil penelitian ini secara statistik berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadani dan Aulia Noorvita tahun 2014 yang menyatakan ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenorea.beberapa teori mengatakan bahwa olahraga dapat menurunkan dismenorea.dismenorea dapat dicegah jika wanita melakukan olahraga teratur setidaknya setiap 3-5 kali per minggu selama 27

39 30-60 menit.olahraga tersebut dapat berupa jogging, berjalan santai, berenang, bersepeda maupun senam sesuai dengan kondisi masingmasing. 16 Berolahraga merupakan salah satu upaya pencegahan dismenorea.beberapa aktivitas fisik mampu meningkatkan suplai darah ke organ reproduksi sehingga hal tersebut dapat memperlancar aliran darah.olahraga secara teratur menyebabkan wanita mampu mensekresi hormon endorphin lebih banyak. Hormon tersebut merupakan analgetik alami pada aliran darah sehingga dapat mengurangi dismenorea. 30 Hasil yang berbeda pada penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Usia, menurut Basalamah et al tahun 1993, dalam Yustianingsih tahun 2004, bahwa dismenorea dapat dijumpai pada wanita muda yang telah berusia antara tahun dan akan menghilang pada usia akhir 20-an atau 30-an tanpa ditemukan kelainan alat genital pada pemeriksaan ginekologi. 2. Kontraksi myometrium, menurut Filler dan Hall tahun 1970, dalam Widuri tahun 1995, penelitian menggunakan catatan tekanan intra uterus menunjukkan pada wanita dengan hiperaktivitas uterus yaitu kontraksi yang lebih besar intensitasnya, kontraksi uterus yang lebih sering, dan peningkatan tonus uterus yang mendasarinya, ditemukan keluhan dismenorea hampir pada semua wanita tersebut. 3. Aliran darah, menurut Woodbury at al tahun 1989, dalam Yustianingsih tahun 2004, telah dikonfirmasikan oleh pengukuran aliran darah uterus secara tidak langsung selama haid bahwa setiap kontraksi uterus disertai dengan penurunan aliran darah pada wanita dengan hiperaktivitas uterus. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Dr. Amanda terhadap lebih dari 650 mahasiswi universitas Birmingham, Inggris yang bersedia mengisi kuesioner mengenai berbagai 28

40 hal seputar menstruasi, jenis olahraga yang mereka jalani, serta gaya hidup. Respons yang didapatkan menunjukkan 72 persen mahasiswi tersebut tidak atau sedikit merasakan sakit saat menstruasi, dan 28 persen mengalami sakit yang sedang hingga parah saat mentruasi dengan mempertimbangkan suasana hati ( mood), etnik, berat badan, rokok, penggunaan pil kontrasepsi serta seberapa banyak olahraga yang dilakukan perempuan tersebut, para peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara intensitas olahraga yang dijalani dan apakah seorang perempuan mengalami rasa sakit saat menstruasi atau tidak, dan seberapa parah gejala itu dialami. Jadi, dibutuhkan masih banyak penelitian untuk bisa membuat rekomendasi bahwa olahraga bisa mengurangi sakit menstruasi. Penelitian Sumampow trahun 2010 mengatakan olahraga bersifat bersifat preventif untuk menanggulangi dismenorea. Aktivitas fisik yang dilakukan harus dilakukan secara teratur dan benar, olahraga tidak akan efisiensi jika kurang dari takaran atau lebih dari takaran. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Sumosardjuno tahun 1988, dalam Yustianingsih tahun 2004, bahwa olahraga yang benar haruslah memenuhi kriteria frekuensi 3-5 kali per minggu selama menit.ketahanan atau stamina seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan, jadi usahakan sebelum stamina menurun harus berlatih lagi. Olahraga yang dianjurkan dapat berupa jogging, berjalan santai, berenang, bersepeda maupun senam sesuai dengan kondisi masing-masing. 16 c. Hubungan Stres dengan Dismenorea Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara stres dengan dismenorea.hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olah Muntari tahun 2010 yang menyatakan bahwa stres berhubungan dengan dismenorea.stres dapat bermacam-macam 29

41 intensitanya, dapat berat maupun ringan.stres berat berpotensi mengakibatkan gangguan. Pada seseorang yang stres berlebihan, akan membahayakan kesehatan apabila hal tersebut tidak segera ditanggulangi. 32 Stres dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Sekresi hormon prostaglandin yang meningkat akibat stres memicu peningkatan kontraksi uterus sehingga dapat terjadi dismenorea

42 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Usia menars berhubungan dengan Dismenorea (p=0,014), meningkatkan risiko dismenorea sebesar 2,4 kali 2. Kebiasaan olahraga tidak berhubungan dengan Dismenorea (p=0,731), menurunkan risiko dismendore sebesar 0,8 kali 3. Stres berhubungan dengan Dismenorea (p=0,026), meningkatkan risiko dismenorea sebesar 2,3 kali. 4. Usia menars menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap Dismenorea yaitu usia menarsa dan kejadian stres 5.2 Saran 1. Bagi Perempuan Lebih rutin dalam berolahraga dan menghindari stress karena mampu menurunkan risiko terjadinya dismenorea 2. Bagi Guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Semarang Adanya pendampingan edukasi terhadap siswi tentang faktor yang menurunkan risiko terjadinya dismenorea dan pendampingan sosial terutama pada siswi dengan risiko tinggi dismenorea 3. Bagi Penelitia Lainnya Untuk lebih mengkaji lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dismenorea lainnya. 31

43 DAFTAR PUSTAKA 1. Ganong, William F. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; Safitri, M.A. Perbedaan Keluhan Dismenoreaa Pada Wanita Yang Rutin Mengikuti Senam Aerobik dan Yang Tidak Rutin di Pusat Kebugaraan Sonia Tanjung Karang (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung; Hudson, Tori. Using Nutrition to Relieve Primary Dysmenorrhea. Alternative & Complementary Therapies. New York: Mary Ann Liebert, Inc; p Price S.A, Lorraine M.W. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; p Zukri, Shamsunarnie Mohd. et al. Primary Dysmenorrha among Medical and Dental University Students in Kelantan: Prevalence and Associated Factors. International Medical Journal 2009; 16(2): Singh A, Kiran D, Singh H, Nel B, Singh P, Tiwari P. Frequency and Severity of Dysmenorrhea: A Problem Related to Mnestruation, Among First and Second Year Female Medical Students. Indian Journal Physiology and Pharmacology 2008; 52(4): Proverawati, A., & Misaroh, S. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika; Mardhiyah, U. Pola Dysmenorrhea Primer pada Remaja di MAN 1 Semarang. The 2 nd University Research Coloquium 2015; ISSN : Danielle. Women s Health In General Practice. Australia: Churchill Livingstone; Andira, D. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Arruzz Media; Tjokronegoro, E. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada;

44 12. Qittun. Nyeri Menstruasi atau Dysmenorrhea Merupakan Suatu Masalah yang Serius bagi Kaum Wanita Jika Tidak Segera Ditangani dengan Terapi yang Baik. Rabu, 10 September qittun.blogspot.com, Ganong, William F. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity Nursing. Edisi 4. Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC; Suzanne, C. Smeltzer. Keperawatan medikal bedah, edisi 8. Jakarta: EGC; Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC; Astuti, P. Efektivitas Senam Dismenorea Dalam Mengurangi Dismenorea pada Remaja Putri di SMUN 5. Semarang: Universitas Diponegoro; Simanjuntak, Pandapotan. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam : Prawirohardjo, Sarono, Wiknjosastro, Hanifa, edisi 2. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Okparasta, Andika. Dismenorea. Diakses 13 april Calis, Karim Anton. Dysmenorrhea. Diakses 14 April Morgan, Geri, Hamilton, Carole. Penatalaksanaan Masalah dan Prosedur pada Wanita Hamil dan Tidak hamil. Dalam : Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC; Holder, Andre. Dysmenorrhea in Emergency Medicine Clinical Presentatiom. Diakses 14 April le/ clinical, Polat, Aytac. Prevalence of primary dysmenorrhea in young adult female university students. Diakses 12 Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG Eka Rahmadhayanti 1, Anur Rohmin 2 1,2 Program Studi D III Kebidanan, STIK Siti Khadijah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI The Southeast Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015, Hal: 16-21 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI Suriani Beddu, 1* Sitti Mukarramah, 2 Viqy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Menurut Depkes RI dan Badan Koordinasi

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 Romy wahyuni * *Dosen Prodi D - III Kebidanan Universitas Pasir

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi ini Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah SI Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG Eva Supriatin Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKep) PPNI Jabar Jalan Ahmad Yani No. 7 Bandung 40112 evatarisa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Siklus Menstruasi 1.1 Pengertian Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium

Lebih terperinci

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist. HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MELAKUKAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP Eka Mei Susanti, Prodi Kebidanan, Stikes Paguwarmas Maos Cilacap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PENGARUH STATUS EKONOMI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO Tri Suwarni Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo Prodi D-III Kebidanan ABSTRAK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 5 PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 5 PEKANBARU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 5 PEKANBARU Erma Kasumayanti Alumni & Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia email_zon3006@yahoo.com ABSTRAK Kesehatan remaja putri

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015. KARYA TULIS ILMIAH Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015 Oleh : Primadona Yani Gultom 120100279 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH Mila Wiretno 1, Akmal 2, H. Indar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa ini remaja mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Seseorang yang berada

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Rahayu Setyowati ABSTRAK Dismenorhea merupakan kejadian gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) Sri Utami, Keilmuan Dasar Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia, Staf Akademik Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 i HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 OLEH: RANI LESTARI B. 110100128 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE Khairunnisa 1*, Nora Maulina 2 1 Program Studi Kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015. HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015 Oleh: FADHILAH ULIMA NASUTION 120100385 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

POLA DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA DI MAN 1 SEMARANG

POLA DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA DI MAN 1 SEMARANG POLA DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA DI MAN 1 SEMARANG Ulfatul Mardhiyah 1), Ali Rosidi 2), Indri Astuti Purwanti 3) 1,2 Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut The Health Resource and Services Administration Guideline Amerika Serikat tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dismenore a. Pengertian Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci