HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH
|
|
- Handoko Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH Mila Wiretno 1, Akmal 2, H. Indar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan Misaroh 2009). Sedangkan Dismenore adalah Nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin (Proverawati dan Misaroh, 2009). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan menstruasi dengan upaya penanganan dismenore pada siswi SMA Negeri I Bungku Tengah. Desain yang digunakan adalah Survey analitik dengan pendekatan waktu secara Cross sectional. Jumlah sampel yang ditemukan 168 responden sesuai dengan criteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan teknik Cluster Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan chisquare yang dibaca melalui pearson chi-square, dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Menstruasi terhadap Upaya Penanganan Dismenore (p<0,02) ada hubungan antara Tingkat Nyeri Terhadap Upaya Penanganan Dismenore (p<0,01). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan menstruasi dan tingkat nyeri terhadap upaya penanganan Kata Kunci : Menstruasi, Tingkat Nyeri dan Dismenore PENDAHULUAN Menstruasi merupakan perubahan secara fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai usia menopause (Nugroho,2010). Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus menstruasi terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35 ml per hari (Nugroho,2010). Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenore). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunnan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Semelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Viena pada waktu menarche berkisar antara tahun. Menurut Brown (dalam Proverawati dan Misaroh,2009) menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung tahun dan berakhir pada masa mati haid atau menopause. Dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatannya. Karena gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar di nilai (Prawiroharjo,2009). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka presentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) Nyeri Menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun 616
2 pada umumnya tidak berbahaya, namun seringkali di rasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita (Proverawati dan Misaroh,2009). Suatu studi menyatakan akibat dismenore tersebut sekitar 10% hingga 18%, dismenore adalah penyebab utama absen sekolah dan terganggu aktifitas lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sulastri (2006) ). Bahwa akibat keluhan dismenore pada remaja putri di purworejo berdampak pada gangguan aktifitas sehari-hari sehingga menyebabkan absen sekolah < 3 hari. Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa hampir 10% remaja yang dismenore mengalami absence rate 1-3 hari per bulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari-hari akibat nyeri hebat (Poureslami, dkk dalam Sulastri 2006). SMAN I Bungku Tengah merupakan sekolah yang letaknya di desa Mendui Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali dengan jumlah keseluruhan murid 570 orang. Dari data yang diperoleh dari sekolah di dapatkan jumlah murid kelas 2 sebanyak 217 orang, jumlah putri 129 dan putra 88 orang. Di Morowali, belum ada data pasti tenta ng angka kejadian dismenoreini disebabkan karena kurangnya penelitian yang di lakukan di SMA ataupun di masyarakat, khususnya tentang gangguan menstruasi (dismenore) pada remaja. Karena belum pernah diadakan penelitian di SMA tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang pertama tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Upaya Penanganan Dismenore Pada Siswi Kelas 2 di SMA Negeri I Bungku Tengah tahun BAHASA DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Bungku Tengah tepatnya di Jln. Garuda No. 5 Kelurahan Mendui. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli Besarnya sampel sebanyak 168 siswi yang merupakan responden telah memenuhi kriteria inklusi. Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan waktu secara Cross sectional yaitu suatu penelitian observasional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan pada suatu waktu (Budiman,2011). Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa Cluster sampling yaitu pengelompokkan sampel berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Jenis sampling ini dapat dipergunakan dalam dua situasi. Pertama jika simple random sampling tidak memungkinkan karena alasan jarak dan biaya. Kedua peneliti tidak mengetahui alamat dari populasi secara pasti dan tidak memungkinkan menyusun sampling frame. Pengumpulan data dan pengolahan data Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengukuran dan pengisian kuesioner dan alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait yang dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bungku Tengah. Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan komputer. Sebelum data dianalisis dengan statistik, terlebih dahulu diadakan : 1. Editing Dilakukan pemeriksaan ulang mengenai hasil pengisian kuisioner. 2. Koding a. Pembuatan daftar variabel b. Pembuatan daftar koding c. Pemindahan isi kuisioner ke daftar koding 3. Tabulasi data Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan lagi dengan mengelompokkan data kedalam suatu table menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penulisan. Analisis Data Setelah memperoleh nilai masingmasing tabel selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan computer a. Analisis Univariat Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dilakukan secara statistic deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi. b. Analisis Bivariat Dilakukan terhadap dua variabel yabg diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan uji chisquare pada program SPSS dengan nilai kemaknaan α = 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi responden menurut umur siswi di SMA Negeri I Bungku Tengah 617
3 Umur n % 15 tahun 16 tahun 17 tahun ,6 24,4 Berdasarkan tabel 1 dari 168 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi pertama berada pada umur 16 Tahun yaitu 90 responden (53,6%), Sedangkan jumlah responden terendah pada umur 15 Tahun yaitu 37 responden (22%). Tabel 2. Distribusi frekuensi responden menurut kelas di SMA Negeri I Bungku Tengah Kelas n % Kelas 1 Kelas ,7 58,3 % Berdasarkan tabel 2 dari 168 responden dapat dketahui jumlah responden tertinggi berada pada kelas 2 yaitu 98 responden (58,3%) dan jumlah responden terendah pada kelas 1 yaitu 70 responden (41,7%). Tabel 3. Distribusi frekuensi responden menurut Tingkat Pengetahuan Menstruasi Tingkat pengetahuan menstruasi n % cukup kurang ,4 44,6 Berdasarkan tabel 3 dari 168 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi dari tingkat pengetahuan menstruasi yaitu sebanyak 93 responden (55,4%) dan jumlah responden yang berada pada tingkat pengetahuan menstruasi terendah yaitu 75 responden (44,5%). Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut Tingkat Nyeri di SMA Negeri 1 Bungku Tengah Tingkat nyeri n % Berat Ringan ,3 35,7 Berdasarkan tabel 4 dari 108 responden dapat diketahui bahwa yang menyatakan merasa nyeri berat dari tingkat nyeri yaitu sebanyak 108 responden (64,4%) dan yang menyatakan merasa nyeri ringan sebanyak 60 responden (35,7%). Tabel 5. Distribusi frekuensi menurut kelas terhadap tingkat nyeri di SMA Negeri I Bungku Tengah Tingkat nyeri Kelas Nyeri berat Nyeri ringan n % n % ,6 45, ,7 43,3 Total Berdasarkan tabel 5 dari 168 responden dapat diketahui bahwa siswi kelas 1 yang merasakan nyeri berat sebesar 59 responden (54,6%) dan responden yang merasakan nyeri ringan sebesar 34 responden (56,7%) sedangkan dari siswi kelas 2 yang merasakan nyeri berat sebesar 49 responden (45,4%) dan responden yang merasakan nyeri ringan sebesar 26 responden (43,33). Tabel 6. Distribusi frekuensi responden menurut umur terhadap tingkat nyeri Tingkat nyeri Umur Nyeri berat Nyeri ringan n % n % ,8 55,5 16, ,7 18,3 Total Berdasarkan tabel 6 dari 168 responden, dapat diketahui bahwa responden yang berumur 15 tahun yang merasa nyeri berat adalah 30 responden (27,8%), dan responden yang merasakan nyeri ringan adalah 18 responden (30%), responden yang berumur 16 tahun yang merasakan nyeri berat adalah 60 responden (55,5%), dan responden yang merasakan nyeri ringan adalah 31 responden (51,7%), sedangkan responden umur 17 tahun yang merasakan nyeri berat adalah 18 responden (16,7%) dan responden yang merasakan nyeri ringan adalah 11 responden (18,3%). Tabel 7. Distribusi frekuensi responden menurut upaya penanganan dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah Upaya penanganan dismenore n % Ada Tidak ada ,7 42,3 Berdasarkan tabel 7 dari 168 responden dapat diketahui bahwa yang mengatakan adanya upaya penanganan terhadap dismenore yaitu sebanyak 97 responden (57,7%) dan 71 responden (57,7) mengatakan tidak ada upaya penanganan terhadap 618
4 Tabel.8. Distribusi tingkat pengetahuan menstruasi terhadap upaya penanganan dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah Tingkat Pengeta Upaya Penanganan Dismenore Total huan Ada Tidak ada Menstru asi n % n % n % Cukup Kurang ,3 21, ,0 23, ,4 44,6 Total 97 57, , p = 0,002 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa dari 168 responden terdapat 93 responden (55,4%) meyatakan tingkat pengetahuan cukup, 61 responden menyatakan ada upaya penanganan dismenore (36,3%) dan 32 responden menyatakan tidak ada upaya penanganan dismenore (19,0%). Sedangkan dari 75 responden (44,6%) menyatakan tingkat pengetahuan kurang, 36 responden menyatakan ada upaya penanganan dismenore (21,4%) dan 39 responden menyatakan tidak ada upaya penanganan Berdasarkan uji statistik Uji chi-square diperoleh nilai P = 0,02 (p = 0,02 p < 0,05). Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan antara tingkat pengetahuan menstruasi terhadap upaya penanganan dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah. Tabel 9. Distribusi Upaya penanganan dismenore terhadap tingkat nyeri di SMA Negeri I Bungku Tengah Tingkat nyeri Berat Ringan Upaya Penanganan Dismenore Total Ada Tidak ada n % n % n % 70 41, , , , , ,7 Total 97 57, , p = 0,001 Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 168 responden terdapat 108 responden (64,3%) yang menyatakan nyeri berat, 70 responden yang menyatakan ada upaya penanganan dismenore (41,7%) dan 38 responden yang menyatakan tidak ada upaya penanganan dismenore (22,6%). Sedangkan dari 60 responden (35,7%) menyatakan nyeri ringan, 27 responden menyatakan ada upaya penanganan dismenore (16,1%) dan 33 responden menyatakan tidak ada upaya penanganan (19,6%). Berdasarkan uji statistik Uji chi-square diperoleh nilai P = 0,01 (p = 0,01 p < 0,05). Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan tingkat nyeri terhadap upaya penanganan dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah. PEMBAHASAN 1. Tingkat pengetahuan menstruasi terhadap upaya penanganan dismenore Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa 93 responden (55,4%) meyatakan tingkat pengetahuan cukup, Sedangkan 75 responden (44,6%) menyatakan tingkat pengetahuan kurang. Dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai P = 0,02 (P < 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara upaya penanganan dismenore terhadap tingkat pengetahuan menstruasi. Dari hasil penelitian di atas maka peneliti berasumsikan bahwa tingkat pengetahuan menstruasi sangat berpengaruh terhadap upaya penenganan Ini dibuktikan dari hasil penelitian yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula upaya penanganan terhadap dismenore begitu pula sebaliknya semakin kurang pengetahuan seseorang maka semakin kecil pula upaya untuk melakukan upaya penanganan terhadap Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui inder yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman yang didapat dari orang lain, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Menurut Hurlock beberapa faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah tempat tinggal yang merupakan tempat menetap responden sehari-hari. Pengetahuan seseorang akan lebih jika berada pada lingkungan yang ramai dan bermacam-macam seperti di perkotaan, karena di lingkungan yang ramai mempunyai keluasan kesempatan untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial maka wawasan social makin kuat dan mudah mendapatkan informasi. Sedangkan sumber informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, bila seseorang banyak memperoleh informasi maka cenderung untuk mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2010). Menstruasi merupakan perubahan secara fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi 619
5 oleh oleh hormon reproduksi (Nugroho, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Purwani, dkk yang berjudul Hubungan tingkat pengetahuan menstruasi dengan upaya penanganan dismenore pada remaja putri di SMAN I Petanahan dimana dalam penelitian yang dilakukan terhadap 67 responden, hasil penelitianya menunjukan bahwa tingkat pengetahuan menstruasi yang tertinggi adalah kurang pengetahuan yaitu 55 responden (82%) dan upaya penangananya kurang. sisanya adalah yang berpengetahuan tinggi dan upaya penangananya baik. 2. Tingkat nyeri terhadap upaya penanganan dismenore Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa 108 responden (64,3%) menyatakan nyeri berat Sedangkan dari 60 responden (35,7%) menyatakan nyeri ringan. Dengan menggunakan uji chisquare diperoleh nilai P = 0,01 (P<0,05). Ini berarti ada hubungan bermakna antara tingkat nyeri terhadap upaya penanganan Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsi bahwa tingkat nyeri mempunyai pengaruh terhadap upaya penanganan dismenore, Ini dibuktikan dari hasil penelitian yaitu jika nyeri menstruasi yang dialami terasa berat, maka orang tersebut akan segera melakukan upaya penanganan terhadap nyeri menstruasi (dismenore) begitu pula sebaliknya jika nyeri menstruasi yang dialami seseorang terasa ringan, maka orang tersebut tidak akan melakukan upaya terhadap nyeri menstruasi tersebut. Nyeri menstruasi (dismenore) adalah rasa sakit pada bagian bawah perut saat menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari (Manuaba, 2001). Menurut Faizah (2000) dismenore adalah nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah akibat dari kontraksi dalam usaha untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang terlepas. Emirza Nur Wicaksono mengemukakan dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah. Nyeri dapat terasa sebelum atau selama menstruasi. Dapat bersifat kolik atau terus menerus. Menurut Manuaba (2001) dismenore dibagi menjadi 2 yaitu nyeri ringan dan nyeri berat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh jarret,dkk dalam Sulastri (2006) ada tingkatan nyeri saat menstruasi yaitu nyeri ringan dan nyeri berat. Selanjutnya untuk menghilangkan nyeri tersebut remaja menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter. Artinya ada hubungan antara tingkat nyeri yang dirasakan sesorang dengan upaya penanganan untuk nyeri tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Menstruasi Terhadap Upaya Penanganan Dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah diperoleh kesimpulan sabagai berikut : Terdapat hubungan bermakna Antara Tingkat Pengetahuan Menstruasi Terhadap Upaya Penanganan Dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah, Terdapat hubungan bermakna Antara Tingkat Nyeri Terhadap upaya Penanganan Dismenore di SMA Negeri I Bungku Tengah. SARAN Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : Bagi siswi SMA Negeri I Bungku Tengah yang mengalami dismenore agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai penatalaksanaan dismenore dan mengaplikasikannya dengan harapan nyeri karena dismenore yang dialami dapat berkurang dan bagi yang tidak mengalami dismenore lebih baik untuk terus mencari sumber pengetahuan terutama masalah dismenore yang sering menyerang pada remaja usia produktif, Kiranya penelitian ini dapat menambah bahan untuk referensi bagi institusi, khusunya bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang penanganan Dismenore, Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penelitian selanjutnya yang meneliti tentang tingkat pengetahuan menstruasi terhadap upaya penanganan DAFTAR PUSTAKA Astilestari Melathy. Pengertian menstruasi. ONLINE Diakses 7 februari Budiman Penelitian Kesehatan. Jilid I. Refika Aditama : Bandung. 620
6 Rusdiana Erna Menstruasi dan Dismenore. ONLINE komunitas.blogspot.com/2010/11 mentruasi-dan-html.diakses tanggal 20 April Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007, Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Edisi kedua. Salemba Medika, Jakarta. HK, Joseph, S, Nugroho, M Catatan Kuliah Genekologi dan Obstetri. Nuha Medika : Yogyakarta Judha Muhammad, Sudarti, Fauziah Afroh Teori Pengukuran Nyeri dan Medika : Yogyakarta. Nyeri Persalinan. Jilid I. Nuha KBBI. 2010, www. Arti kata. Com/arti Penanganan. (online) Diunduh tanggal 20 Mei 2010 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi Penelitan kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Proverawati Atikah, dan Misaroh, Siti Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Jilid I, Nuha Nedika : Yogyakarta. Sulastri Perilaku Pencarian Pengobatan Keluhan Dysmenorhea pada Remaja di Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah. Tesis. Universitas Gajah Mada :Yogyakarta. Suparyanto Pengertian nyeri haid (dismenore). ONLINE Diakses 5 juni Wawan, A. dan M, Dewi.2011.Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia Dilengkapi contoh Kuisioner. Jilid II. Nuha Medika : Yogyakarta. Wicaksono nur ermirza Pengertian Dismenore (nyeri haid), ONLINE diakses 24 januari Winkjosastro hanifa Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 621
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM
HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM Lisastri Syahrias Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disminorhoe adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa untuk beristirahat atau berakibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation
Lebih terperinciHUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRISNA YUNI HANDAYANI NIM : 201010104157 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dalam masa hidupnya pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, ketika anak berubah dari makhluk aseksual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78
dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA Luthfianing Setya Rahmadhani, Rina Sri Widayati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG Eka Rahmadhayanti 1, Anur Rohmin 2 1,2 Program Studi D III Kebidanan, STIK Siti Khadijah
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN Endang Wahyuningsih 1), Linda Puspita Sari 2) Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari
Lebih terperinci2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang
Lebih terperinci2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama
Lebih terperinciSeprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa remaja ini, salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan
Lebih terperinciSTIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DALAM MENCEGAH PENYAKIT CA MAMAE PADA MAHASISWI KEBIDANAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Lyssa Sumiarsih 1, H. Syamsul Rijal 2 1
Lebih terperinciDaftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore
Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG
HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG Eva Supriatin Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKep) PPNI Jabar Jalan Ahmad Yani No. 7 Bandung 40112 evatarisa@gmail.com
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Menurut Depkes RI dan Badan Koordinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016 Sri Musfiroh 1 Siti Difta Rahmatika 2 dan Euis Kartika
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia
PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Agus Mulyawan 1, Fitri Yuliana 2, Nurlaila Sari 3 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Nyeri haid (dysmenorrhea) merupakan nyeri perut hebat disertai kram yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi otot rahim berlebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah
Lebih terperinciJURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi
ISSN : 2503-2461 JURNAL Edisi November 2015 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN IBU TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK USIA 1 4 TAHUN NurulKodiyah, Yuwanti The SHINE CAHAYA DUNIA KEBIDANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Rahayu Setyowati ABSTRAK Dismenorhea merupakan kejadian gangguan
Lebih terperinciHubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih
Lebih terperinciSIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK
SIKAP REMAJA PUTRI USIA -5 TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG Devi Gurita Melati, Septi Fitrah N,SST, Fikri Mubarok, S.Kep.,Ns Program Studi D Kebidanan STIKES Pemkab Jombang
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA
HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA ABSTRACT Suwarnisih 1, Kurnia Agustin 2, Anindhita Yudha Cahyaningtyas 3 1 Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI
16 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI Yuli Irnawati 1 Yulia Diana 2 Anik Siti Juariyah 3 Email : billa_yuli@yahoo.com Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciHubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013
Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013 Anggi Adelia Nuarisma ABSTRAK Berdasarkan hasil study pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja
Lebih terperinciAtnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 2 TELUKNAGA TANGERANG Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : atnesia.ajeng@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 Romy wahyuni * *Dosen Prodi D - III Kebidanan Universitas Pasir
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN 2014
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN 2014 RETNO ANDARI 135102024 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIKFAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017
PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO 064023 MEDAN TAHUN 2017 Dina Indarsita, Yenni Purba Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Menarche (haid
Lebih terperinciTINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X
TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore merupakan nyeri di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan istirahat saat mengalami dismenore
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciPENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011
Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012 PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011 CUT ROSMAWAR
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK
HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 Oleh : Mamlukah, SKM.,M.Kes SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam kehidupan seseorang dan merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinci2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE Nurfitriani Muin 1, Magdalena 2, Dewi Yuliani Hanaruddin 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.
PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN Pinilih Pangesti Utami 1, Adi Isworo 2, Moh. Hanafi 2, Siti Arifah 2 1Mahasiswa Program Studi D IV Keperawatan Magelang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita umumnya memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, wanita mengalami
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015
ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI DISMENOREA PADA SISWI KELAS VII DI SMP NEGERI 8 PONTIANAK TENGGARA TAHUN 2015 Wuriani, S.Kep, Ns..M,Pd
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu 1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah. 1.1.2 Waktu penelitian Waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
Lebih terperinci