STRATEGI KOMUNIKASI DALAM COMMUTER MARRIAGE
|
|
- Budi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM COMMUTER MARRIAGE (Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Verbal dan Nonverbal Istri Dengan Suami Dalam Commuter Marriage di Perumahan Waikiki Tj. Selamat Medan) Mishara Khairunissa ABSTRAK Skripsi berjudul Strategi Komunikasi dalam Commuter Marriage (Studi Kasus tentang Strategi Komunikasi Verbal dan Nonverbal Istri dengan Suami dalam Commuter Marriage di Perumahan Waikiki Tj.Selamat Medan). Tujuannya untuk mengetahui penyebab terjadinya commuter marriage dan hambatan komunikasi saat berhubungan jarak jauh serta strategi komunikasi verbal dan nonverbal dalam menjaga keharmonisan rumah tangga commuter marriage. Commuter marriage adalah keadaan perkawinan yang terbentuk secara sukarela dimana pasangan yang sama-sama bekerja mempertahankan dua tempat tinggal yang berbeda lokasi geografisnya dan pasangan tersebut terpisah paling tidak tiga malam per minggu sampai minimal 3 bulan. Penelitian ini menggunakan perpektif interpretif sebagai pendekatan dan menggunakan beberapa teori, diantaranya: Teori Penetrasi Sosial, Self Disclosure, Strategi Komunikasi, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Hambatan Komunikasi, dan teori tentang Commuter Marriage. Subjek dari penelitian ini adalah istri-istri yang tinggal di Perumahan Waikiki yang menjalani hubungan jarak jauh dengan suaminya sebanyak 4 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab terjadinya commuter marriage bukan hanya karena kepentingan keluarga seperti melanjutkan pendidikan atau mutasi pekerjaan, tetapi juga karena menghindari konflik dengan istri pertama atau status sebagai istri kedua. Selain itu, hambatan komunikasi dalam hubungan jarak jauh yang sering menjadi penyebabnya adalah gangguan jaringan dari alat komunikasi. Strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan oleh pasangan suami istri, agar mereka tetap harmonis dalam menjalani commuter marriage adalah tetap bermesraan kapanpun, baik lewat kata-kata sayang atau tindakan yang menunjukan perasaan seperti memeluk, dan mencium pasangan, saling terbuka satu sama lain, dan memaksimalkan waktu saat berkumpul bersama anak-anak. Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Self Disclosure, Commuter Marriage. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumitnya menjaga hubungan jarak jauh bagi pasangan suami istri, memungkinkan beberapa pasangan tidak dapat bertahan. Tetapi tidak sedikit juga keluarga yang mampu mempertahankan pernikahan dan menjadi lebih harmonis dengan pasangannya. Bertahan dari godaan-godaan dilingkungannya dan menjaga kepercayaan pasangan sebaik-baiknya. Saat ini semakin banyak pasangan suami istri karena alasan tertentu menjadi harus berjauhan satu sama lain. Di Indonesia, informasi jumlah penduduk yang menikah dan berada terpisah 1
2 dari keluarganya saat ini mungkin belum tersedia. Karena dalam sensus penduduk data ini mungkin tidak diminta, atau belum dilakukan studi yang mendalam.namun di Amerika Serikat, terdapat sebuah lembaga penelitian yang khusus mempelajari kehidupan pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh. Lembaga ini bernama The Centre for the Study of Long Distance Relationship ( Keadaan commuter marriage yang meningkat beberapa tahun belakangan, juga terjadi di kota-kota besar di Indonesia salah satunya Medan. Beberapa pasangan suami istri yang berhubungan jarak jauh menetap di Perumahan Waikiki yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan. Menurut penelitian pra survey peneliti, saat ini sekitar 20 dari 200 Kepala Keluarga menetap di Perumahan ini dan menjalani commuter marriage. Perumahan ini menjadi salah satu pilihan menjadi tempat tinggal karena administrasi, kebersihan, dan keamanan yang dikelola dengan baik serta memiliki fasilitas yang lengkap, misalnya tempat olahraga, dan tempat ibadah. Fokus Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah strategi komunikasi verbal dan nonverbal untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga dalam commuter marriage di Perumahan Waikiki? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui penyebab terjadinya commuter marriage. 2. Mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi saat berhubungan jarak jauh. 3. Mengetahui strategi komunikasi verbal dan nonverbal untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dalam commuter marriage. KAJIAN PUSTAKA Perspektif/Paradigma Kajian Dalam penelitian ini, persepktif yang digunakan sebagai sudut pandang adalah perspektif intepretif. Perspektif ini awalnya mucul sebagai reaksi terhadap objektifitas dan dualisme subjek-objek yang dibangun positivisme. Pada pertengahan abad 18, idealisme Jerman mengawali sebuah semangat dalam ilmu sosial yang mempertimbangkan subjektifitas dan intuisi. Gagasan ini sempat meredup, namun timbul kembali di permulaan abad 20 oleh pemikiran Max Weber yang menyatakan bahwa metode positivisme dalam ilmu alam tidak tepat untuk dijadikan sebuah metode pemahaman. Ia menawarkan gerakan interpretasi sosial yang dapat mencatat makna-makna subjektif (Ardianto, 2007:125). Perspektif intepretif mencari sebuah pemahaman bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melalui interaksi dan bagaimana kita berperilaku terhadap dunia yang kita bentuk itu atau peneliti meyakini bahwa teks memiliki makna yang beragam tergantung dari subjek yang menginterpretasikannya. 2
3 Interaksionisme Simbolik Perspektif interaksi simbolik sebenarnya berada di bawah payung perspektif yang lebih besar yang sering disebut perspektif fenomenologis atau perspektif interpretif. Istilah fenomenologis digunakan oleh Maurice Natanson sebagai suatu istilah generik untuk merujuk kepada semua pandangan ilmu sosial yang menganggap kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial (Mulyana, 2001:61). Interaksionisme simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis manusia. Menurut teori ini, individu bersifat aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Individu merupakan organisasi aktif yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan atau struktur yang ada di luar dirinya. Oleh karena individu terus berubah, maka masyarakat pun berubah melalui interaksi. Dengan demikian, interaksi menjadi variabel penting yang menentukan perilaku manusia. Penetrasi Sosial Secara ringkas Irwin Altman dan Dalmas Taylor mengemukakan teori ini pada tahun 1973, teori ini menggambarakan suatu pola pengembangan hubungan, sebuah proses yang mereka identifikasi sebagai penetrasi sosial. Keduanya menarik kesimpulan bahwa hubungan antar pribadi melewati suatu proses, terus berjalan, berubah dalam berbagai gejala-gejala perilaku yang ditunjukkannya (Liliweri, 1991: 55). Altman dan Taylor juga menyatakan empat tahap pengembangan hubungan, yaitu: 1. Orientasi, terdiri atas komunikasi tidak dengan orang tertentu, di mana seseorang hanya mengungkapkan informasi yang sangat umum. Jika tahap ini bermanfaat bagi pelaku hubungan, mereka akan bergerak ke tahap selanjutnya. 2. Pertukaran afektif eksploratif, gerakan menuju sebuah tingkat yang lebih dalam dari pengungkapan yang terjadi. 3. Pertukaran afektif, terpusat pada perasaan mengkritik dan mengevaluasi pada tingkat lebih dalam. Self Disclosure Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal sepert itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan jendela Johari (Johari Window). Strategi Komunikasi Strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi yang memadai baiknya untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell (Effendi, 1993:301). Who? (Siapakah komunikatornya?) 3
4 Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?) In which channel? (Media apa yang digunakannya?) To whom? (Siapa komunikannya?) With what effect? (Efek apa yang diharapkan?) Rumus Laswell tersebut mengandung banyak pertautan yang selanjutnya juga mempunyai teori-teori tersendiri. Sebagai contoh persuasion yang merupakan kegiatan komunikasi yang mengharapkan behavior change meliputi berbagai teknik. Jika sudah tahu sifat-sifat komunikan, dan tahu pula efek apa yang akan dikehendaki dari mereka, memilih cara mana yang akan diambil untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya dengan media yang harus digunakan. Komunikasi Verbal dan Non Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal menggunakan sistem lambang verbal yang disebut bahasa, bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud seseorang. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek (Mulyana, 2007: 261). Komunikasi nonverbal memiliki porsi 65% dari keseluruhan komunikasi manusia. Begitu besarnya porsi komunikasi nonverbal dilukiskan dengan frase bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya. Artinya lewat perilaku nonverbal, seseorang dapat mengetahui susasana emosional orang lain, apakah ia sedang bahagia, bingung atau sedih. Menurut Knapp dan Hall, isyarat nonverbal, sebagaimana simbol verbal, jarang punya makna denotatif yang tunggal. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah konteks tempat perilaku berlangsung, makna isyarat nonverbal akan semakin rumit jika mempertimbangkan berbagai budaya. Hambatan Komunikasi Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses. Ketika kita sedang bercakap-cakap dengan orang lain di beranda rumah, tiba-tiba lewat kendaraan motor dengan suara knalpot yang bising, seketika pula kita menghentikan pembicaraan karena merasa terganggu. Hal ini dalam dunia komunikasi disebut noise (hambatan komunikasi). Proses komunikasi tidak akan berjalan lancar jika terjadi hambatan dalam komunikasi. Commuter Marriage Dari beberapa definisi tentang commuter marriage, salah satu yang kerap dipakai sebagai acuan yaitu, commuter Marriage adalah keadaan perkawinan 4
5 yang terbentuk secara sukarela dimana pasangan yang sama-sama bekerja mempertahankan dua tempat tinggal yang berbeda lokasi geografisnya dan pasangan tersebut terpisah paling tidak tiga malam per minggu sampai minimal 3 bulan (Gerstel dan Gross; Orton dan Crossman). Keluarga dual-karir yang dimaksud adalah dimana kedua dari mereka yang berumah tangga mengejar karir, dan pekerjaan mereka membutuhkan komitmen yang tinggi dan pelatihan khusus dengan perkembangan karakter yang terus menerus melibatkan tanggungjawab yang meningkat (Marriage and Family Encyclopedia, 2003). METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Maksudnya metode ini adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006: 66). Objek Penelitian Objek penelitian merupakan apa yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, yang hendak diteliti adalah strategi komunikasi verbal dan nonverbal dalam mempertahankan keharmonisan rumah tangga. Subjek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini adalah orang atau informan yang dipilih sengaja. Merujuk pada hal tersebut, penelitian ini menggunakan teknik purposive untuk menentukan informan. Purposive adalah teknik yang menyeleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat berdasarkan tujuan riset (Kriyantono, 2006 : 158). Subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah istri yang berhubungan jarak jauh dengan suaminya yang berjumlah 4 orang dan ditentukan menurut penelitian pra survey. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan 2. Studi Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data dengan kriteria derajat kepercayaan dapat dilakukan dengan tujuh teknik yang dikembangkan oleh Moleong (Moleong, 2006 : 327) Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 teknik dari 7 teknik tersebut, yaitu: a. Meningkatkan ketekunan pengamatan : Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. b. Triangulasi : Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan berbagai teknik. Triangulasi 5
6 sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kepada beberapa sumber. c. Pemeriksaan sejawat : Diskusi dengan dosen dan teman sejawat dimaksudkan untuk membicarakan proses dan hasil penelitian. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif digunakan apabila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini, penyebab terjadinya commuter marriage dari keempat informan yaitu, informan pertama, ketiga dan keempat adalah karena pekerjaan (suami informan bekerja di luar kota atau di kota lain). Sedangkan penyebab terjadinya commuter pada informan adalah karena statusnya sebagai istri kedua (untuk menghindari konflik dengan istri pertama, informan ini lebih memilih berjauhan dengan suaminya). Dalam hal ini, informan yang menjalani commuter marriage memiliki tantangan yang cukup berat, persoalan materi, pengasuhan anak, dan masalah seksual. Tantangan tersebut membutuhkan kesiapan mental ekstra untuk mempertahankan rumah tangga, baik ekstra komunikasi, ekstra perhatian, dan ekstra kepercayaan dengan pasangan. Untuk menjaga hal-hal tersebut pasangan suami istri harus tetap terbuka satu sama lain, menceritakan perkembangan anak-anak, membicarakan kesulitan yang terjadi atau masalah yang dihadapi di rumah. Keterbukaan itu tentunya didapat dari komunikasi yang efektif antara suami istri, dengan memaksimalkan media komunikasi dan waktu berkumpul bersama keluarga. Memaksimalkan komunikasi saat berhubungan jarak jauh dilakukan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi chatting atau messenger yang saat ini sedang berkembang. Menurut beberapa informan, beberapa hal yang menghambat proses komunikasi dengan suami sudah di antisipasi sebelumnya, seperti masalah biaya. Berinteraksi selalu dengan menggunakan telepon genggam tentunya akan membuat pulsa membengkak, namun hal ini sudah menjadi resiko berhubungan jarak jauh dan tidak lagi menjadi hambatan. Tiga informan berpendapat bahwa yang menjadi hambatan untuk berkomunikasi adalah gangguan dari gangguan jaringan yang digunakan, gangguan jaringan ini tidak diketahui penyebab dan sumbernya. Beberapa kali gangguan datang di tengah komunikasi dan menyebabkan salah paham dengan suami. Hambatan ini tentunya membuat komunikasi suami istri menjadi kurang efektif, apalagi bila terjadi salah paham. Untungnya, masing-masing individu mulai mengerti tentang hal tersebut dan menghindari saat-saat yang memungkinkan terjadi gangguang dari jaringan, seperti saat hujan, atau saat pasangan sedang berada di daerah terpencil. Lain halnya dengan satu informan yaitu D yang mengakui bahwa hambatan yang mengganggu komunikasinya adalah prasangka dan rasa curiga. Seperti yang dikatakan Weaver salah satu hambatan komunikasi adalah gangguan pada tingkat semantik. Tingkatan permasalahan yang berhubungan dengan sejauh 6
7 mana simbol-simbol yang ditransmisikan itu mempunyai makna yang sama dengan yang diinginkan sumber. Perbedaan pemaknaan pesan oleh komunikan disebabkan karena emosi, prasangka, perbedaan frame of references dan field of experience yang terlalu jauh. Dalam hal ini, seringnya informan salah memahami pesan-pesan yang dikirim suaminya melalui bbm, pemaknaannya terhadap katakata tersebut berbeda dengan apa yang mungkin dimaksudkan suaminya. Hal tersebut tentunya sangat dimaklumi mengingat suami istri berada dalam jarak yang jauh dan komunikasi yang terjadi hanya menggunakan handphone. Untuk menjaga rumah tangga agar komunikasi tetap efektif dan tetap harmonis para pelaku commuter marriage membutuhkan strategi-strategi khusus. Mereka harus tetap bersama secara emosi dan harus tetap memberikan sentuhansentuhan terhadap pasangan atau anak-anak. Maksudnya, walaupun jarak saling berdekatan namun apabila masing-masing individu memiliki aktivitas sendiri maka akan timbul masalah emosi tersendiri dalam keluarga. Walaupun tampaknya kegiatan komunikasi dapat berjalan baik antara suami istri pada pernikahan normal, tetapi dalam praktiknya banyak dijumpai pasangan yang mengalami masalah dalam komunikasi atau berkomunikasi tidak efektif. Artinya antara suami dan istri yang tidak berada dalam satu atap membutuhkan strategi ekstra untuk menjadikan komunikasinya efektif. Pada kondisi ini, terdapat perbedaan lokasi antara pengirim dan penerima pesan, maka untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif antara suami istri di mana pesan yang dikirim akan diterima dengan baik sesuai dengan harapan, diperlukan kondisi yang baik dan dapat berfungsi dengan baik bagi setiap unsur-unsur komunikasi yang terlibat dalam proses interaksi. Unsur-unsur yang terlibat tersebut dapat dikatakan juga sebagai sebuah strategi dalam proses komunikasi, seperti komunikator (orang yang menyampaikan pesan), pesan (idea tau informasi yang disampaikan), media (sarana atau alat komunikasi), komunikan (pendengar atau pihak yang menerima pesan), dan umpan balik (respon dari komunikan). Dalam buku Alo Liliweri, tujuan dari strategi komunikasi adalah untuk memberitau, memotivasi, mendidik, menyebarkan informasi, dan mendukung pembuat keputusan. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pelaku komunikasi harus memahami semua unsur-unsur strategi komunikasi. Seperti yang dilakukan informan, beberapa informasi yang akan disampaikan kepada pasangan dilakukan dengan melihat beberapa hal, seperti pesan apa yang mau disampaikan, masalah serius atau tidak, waktu akan menyampaikan pesan, bagaimana menyampaikannya, tatap muka atau lewat telepon. Mengingat para pelaku komunikasi jauh secara fisik dan jarang bertemu, para pelaku communter marriage juga sudah menyadari bahwa komunikasi yang banyak terjalin saat berhubungan jarak jauh adalah komunikasi verbal dan menyampingkan komunikasi non verbal, padahal keduanya memiliki peran yang sama penting dan keduanya berjalan beriringan. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan keduanya, beberapa pasangan commuter marriage memaksimalkan waktu-waktu saat berkomunikasi. Memaksimalkan komunikasi verbal dilakukan beberapa informan dengan saling bercerita melalui telepon genggam setiap hari. Dengan terbuka satu sama lain sebenarnya dapat membuat pasangan yang fisiknya jauh, terasa lebih dekat. 7
8 Masing-masing individu misalnya saling berbagi cerita tentang aktifitas, mencari solusi tentang masalah rumah tangga yang dihadapi, atau sekedar bercanda melalui telepon, dan chatting. Menjadi pendengar yang baik, memahami keadaan pasangan dari ceritanya ternyata dapat membuat individu merasa bahwa kehadiran pasangan selalu ada walaupun jauh secara fisik. Bila lebih dipahami, saling terbuka dengan pasangan dapat memperbaiki kualitas hubungan dan dapat lebih memahami karakter dari pasangan masing-masing. Seperti yang dikatakan pada teori self disclosure, bahwa keadaan yang dikehendaki dalam komunikasi antar pribadi dimana komunikator dan komunikan saling terbuka dan mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Tidak menimbulkan banyak kecurigaan, saling terbuka satu sama lain juga dapat mengeratkan hubungan suami istri yang jaraknya berjauhan. Selain pertukaran pesan verbal, proses komunikasi tidak lepas dari komunikasi nonverbal, commuter marriage yang memiliki jadwal rutin untuk bertemu harus membagi waktu dengan pasangan dan anak-anak. Tidak dipungkiri bahwa menyentuh dan memeluk pasangan adalah sebuah keharusan dalam pernikahan. Saat berpelukan misalnya, tubuh melepaskan hormon oxytoxin yang sangat berhubungan dengan rasa cinta dan damai. Hormon ini membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat. Pelukan memang dapat memunculkan keajaiban, karena pelukan merupakan bukti kedekatan, kepedulian, dan cinta, khususnya bagi pasangan dan anak-anak. Kemudian agar suasana bertemu pasangan lebih menyenangkan, masing-masing individu mengingat alasan-alasan mengapa jatuh cinta sampai memutuskan untuk menikah. Karena dengan selalu memikirkan pasangan, selalu meluangkan waktu untuk menghargai apa yang sudah dialami saat ini dapat menghindari perselingkuhan yang rawan terjadi dalam commuter marriage. Hal tersebut akan membuat rasa cinta tumbuh setiap hari dan semakin mencintai pasangan seiring berjalannya waktu. Seperti yang terjadi pada tante D, beliau dan suaminya sering membahas saat-saat mereka pacaran, tempat-tempat yang dikunjungi, dan hal apa saja yang dilakukan agar menumbuhkan cinta lagi. Begitu juga dengan hubungan seks yang termsuk kedalam komunikasi nonverbal dalam pernikahan. Dalam rumah tangga seks merupakan kebutuhan yang bersifat manusiawi dan dalam praktiknya akan menjadi perekat hubungan suami istri. Bagi mereka yang tinggal serumah akan berbeda keadaannya dengan mereka yang menjalani commuter marriage. Pelaku commuter yang tidak serumah sudah pasti akan sulit berhubungan seks dengan pasangannya. Beberapa informan mengakui bahwa mereka tidak lagi memikirkan bagaimana caranya untuk berhubungan seks dengan pasangan. Menurut mereka, pekerjaan rumah dan masalah sehari-hari sudah cukup menguras tenaga dan pikiran, jadi keinginan untuk berhubungan seks itu hanya muncul saat suami datang berkunjung. Menurut informan D, dalam perkawinan jarak jauh kehidupan seks menjadi lebih baik karena kondisi yang lebih rindu dan perasaan saling memahami satu sama lain akan memicu berkualitasnya waktu bertemu. Pelaku commuter marriage juga harus tetap bersama secara emosi, artinya walaupun terpisah secara fisik namun harus tetap dekat secara perasaan. Bahkan bagi keluarga normal yang tinggal dalam satu rumah, kebersamaan secara 8
9 emosional pun tidak dapat dilakukan secara penuh. Ayah ibu yang bekerja dan anak-anak yang memiliki jadwal padat di sekolah seringkali membuat anggota keluarga tidak selalu berjumpa dengan anggota keluarga yang lain. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan seseorang, diusia berapapun akan sibuk dengan gadget masing-masing. Jadi, walaupun berdekatan secara fisik, bila tangan tidak berhenti memainkan gadget maka kebersamaan keluarga secara emosi tetap menjadi masalah sendiri. Namun sebaliknya bagi para pelaku commuter yang tinggal di kota yang berbeda, sebenarnya sarana komunikasi dapat mendekatkan dirinya dan pasangan serta anak-anak secara lebih intens dan lebih emosional. Saling menyapa dan bercerita tetap dapat dilakukan dengan pasangan dan anak-anak dengan bantuan sarana telekomunikasi, ini berarti walaupun auh secara fisik tetapi dekat di hati. Hal yang terpenting dan perlu ditanamkan dalam diri seorang commuter marriage adalah jarak bukanlah hambatan untuk berdekatan dengan pasangan dan keluarga, yang harus dilakukan adalah memanfaatkan waktu berkunjung kepada anggota keluarga dengan kegiatan bersama semaksimal mungkin. Buatlah kesepakatan keluarga bila ayah atau ibu datang dari luar kota, maka kegiatan dengan gadget dihentikan sejenak. Fokuslah dengan anggota keluarga, melakukan pembicaraan yang hangat, dan bergembiralah maka jarak yang jauh tidak akan berarti. Dari beberapa informan yang sudah diwawancari, menurut teori commuter marriage yang dikatakan oleh Harriett Gross tentang jenis-jenis commuter marriage, keempat informan adalah jenis pasangan established. Maksudnya mereka adalah pasangan yang hampir selama pernikahannya berhubungan jarak jauh dan sudah memiliki kepercayaan yang penuh dengan pasangannya. Pasangan jenis ini sudah tidak lagi memikirkan ketakutannya yang berjauhan dengan suami, namun mereka sudah menerima keadaan dan menjalankannya dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil yang didapatkan dari peneliti yang sudah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Commuter marriage terjadi karena pekerjaan, dimana sang suami harus bekerja di luar kota dan istri menetap di kota asal. Hal tersebut terjadi pada informan DK, D, dan RN. Commuter marriage juga terjadi karena menghindari konflik dengan istri pertama atau status sebagai istri kedua seperti pada informan L. 2. Hambatan komunikasi dalam berhubungan jarak jauh yang sering mengganggu adalah gangguan jaringan dari alat komunikasi yang digunakan oleh informan. Munculnya gangguan pada jaringan tidak bisa diketahui kapan datangnya dan darimana sumber gangguan tersebut. Dari hambatan-hambatan yang terjadi, hambatan tersebut tidak menjadikan para pelaku commuter marriage mengalami stress karena berjauhan. Hal-hal pemicu stress yang dirasakan mereka adalah pengasuhan anak dan perasaan kesepian saat berjauhan dengan suami. 3. Beberapa strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan pasangan suami istri agar tetap harmonis dalam menjalani commuter marriage adalah 9
10 tetap bermesraan kapanpun, baik lewat kata-kata sayang atau tindakan yang menunjukan perasaan seperti memeluk, dan mencium pasangan, saling terbuka satu sama lain, dan memaksimalkan waktu saat berkumpul bersama anak-anak. Bagi mereka yang menikmati keadaan commuter marriage, mereka juga merasakan manfaat dari keadaan tersebut. Meningkatnya ketrampilan komunikasi, lebih mandiri menyelesaikan masalah, lebih pintar mengatur waktu, dan perasaan yang selalu merindukan suami memberikan dampak yang baik untuk kehidupan rumah tangga para pelaku commuter marriage. Saran Setelah melakukan peneletian mengenai commuter marriage ini, peneliti memberikan saran yang kiranya bermanfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Akademis, ada beberapa hal yang dapat dieliti lebih dalam lagi dari kehidupan commuter marriage. Misalnya, penyelesaian konflik saat berhubungan jarak jauh atau komunikasi keluarga antara anak dan orangtua dalam berhubungan jarak jauh. 2. Toritis, semoga penelitian dan teori yang saya gunakan dalam penelitian ini dapat dikembangkan lagi oleh penelitian berikutnya, khususnya yang terkait dengan commuter marriage. 3. Praktisi, para pelaku commuter atau yang akan menjalani commuter marriage harus lebih intens berkomunikasi dengan keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan. Memanfaatkan waktu agar lebih berkualitas, bukan dilihat dari kuantitas namun dari kualitasnya. Kebersamaan secara emosi dan kejutankejutan yang menyenangkan sehingga hidup berjauhan menjadi lebih indah dari yang dibayangkan. Tetap menjalankan komitmen yang disepakati saat menikah dan dalam masa pernikahan jarak jauh jangan lupa untuk selalu mengupdate kesepakatan dan komitmen tersebut. DAFTAR REFERENSI Ardianto, Elvinaro & dkk Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Effendi, Onong Uchana Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Kriyantono, Rahmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Mulyana, Dedi Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumber Lain (diakses pada 10 November 2013) (diakses pada 23 April 2014) 10
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA
PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Ibu Bekerja dengan Suami dan Anak dalam Keluarga Ibu Bekerja pada Subbagian Tata Laksana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang
Lebih terperinciOleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung
PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan
PENDAHULUAN I.A. Latar belakang Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan seseorang, disamping siklus lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian (Pangkahila, 2004).
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:
74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rumah tangga sudah tentu terdapat suami dan istri. Melalui proses perkawinan, maka seseorang individu membentuk sebuah miniatur dari organisasi sosial
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui, bahwa melalui komunikasi yang lancar dengan. menggunakan keunggulan yang ada dalam teknologi handphone,
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penyajian, analisis dan interpretasi data, diketahui, bahwa melalui komunikasi yang lancar dengan menggunakan keunggulan yang ada dalam teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahin 1974 pasal 1 tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: Ikatan lahir dan batin antara seorang
Lebih terperincisebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif teknik analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan ikatan dan janji bersama seumur hidup antara pria dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga bersama. Duvall
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, terutama dalam kehidupan manusia. Tanpa berkomunikasi orang tidak akan bisa mengerti apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciKOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH
KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) Novia
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi
MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin canggih membuat komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin canggih dan berbagai sosial
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Tujuan perkawinan adalah mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan, dan keturunan. Menikah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan menyiptakan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuhan menyiptakan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang berbeda mulai dari gender hingga tuntutan sosial yang masing-masing diemban. Meskipun memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga
73 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga bermanfaat untuk mengecek kebenaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang biasanya didapatkan setelah menikah adalah menikmati kebersamaan dengan pasangan. Karakteristik ini tidak kita temukan pada pasangan suami-istri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya, akan mengalami banyak perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak, masa remaja, masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan selalu berpasangan, pria dengan wanita. Dengan tujuan bahwa dengan berpasangan, mereka dapat belajar berbagi mengenai kehidupan secara bersama.
Lebih terperinciKONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT
KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pernikahan atau perkawinan adalah suatu kejadian dimana dua orang yang saling mengikat janji, bukan hanya didepan keluarga dan lingkungan sosial melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang wanita yang memilih untuk menikah dengan prajurit TNI bukanlah hal yang mudah, wanita tersebut harus memiliki komitmen yang kuat dalam hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimacy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalin suatu hubungan
Lebih terperinciWritten by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08
Oleh Daniel Ronda Zaman sekarang pria dan wanita mendapat peluang yang sama dalam karir dan kesempatan, sehingga pria dan perempuan bekerja bersama dan melakukan interaksi yang intens dalam tugas. Bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya
Lebih terperinciSELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI
SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baru, seperti definisi pernikahan menurut Olson dan Defrain (2006)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan momen penting dan sakral bagi seluruh pasangan pria dan wanita. Tanpa adanya sebuah pernikahan tentu tidak akan tercipta sebuah keluarga dan tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-kota Yogyakarta merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Ada tujuh sekolah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk
Lebih terperinciCOPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH
COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Alfan Nahareko F 100 030 255 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciJESSICA LARA
IKLAN DAN KESADARAN REMAJA (STUDI KORELASIONAL TENTANG PENGARUH TAYANGAN IKLAN BKKBN VERSI PERNIKAHAN DINI-HINDARI 4T TERHADAP KESADARAN REMAJA KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II MEDAN) JESSICA LARA 100904056
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi seluruh umat manusia. Tiada hari tanpa berkomunikasi. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama
Lebih terperinciBab 3 METODE PENELITIAN. mengenai komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan
Bab 3 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan data kualitatif dan dideskripsikan
Lebih terperinciMateri Minggu 1. Komunikasi
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Tahap yang paling panjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mengalami perkembangan seumur hidupnya. Perkembangan ini akan dilalui melalui beberapa tahap. Setiap tahap tersebut sangat penting dan kesuksesan di suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan telah mengumpulkan data-data. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menganalisis data, memilah-milahnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan
Lebih terperinciKOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.
KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication ) bahwa komunikasi
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini hanya menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, situasi atau berbagai
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang mana jenis penelitian ini hanya menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, situasi atau berbagai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan
95 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah disajikan berkenaan dengan pola komunikasi antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan pembahasan atau analisis terhadap apa
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL
PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selalu mengalami serangkaian perubahan yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut dinamakan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran mengenai penelitian yang merupakan langkah terakhir dari suatu penyusunan dalam penelitian. 5.1 Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciFitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.
Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Kualitatif Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena disini peneliti sebagai instrumen kunci, serta hasil penelitian lebih menekankan makna
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti
Lebih terperinciKEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan suami dan istri yang terlibat dalam dual career family berdasarkan aspek-aspek
Lebih terperinciKomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN
ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Gunung Alam Samudra Program StudiPendidikanMatematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh
Lebih terperinciNomor : PETUNJUK PENGISIAN
Nomor : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Jawablah semua nomor dan usahakan jangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia pada umumnya. Kita dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Komunikasi Nonverbal Dalam Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh Nasiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar
Lebih terperinci