ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR WARNA TCS230

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR WARNA TCS230"

Transkripsi

1 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN... ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR WARNA TCS0 Brilliant Renadi Samalo ), Hendro Gunawan ), Antonius Wibowo ) brilox@gmail.com, hendro@mail.wima.ac.id, w_antonius@hotmail.com ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya teknologi dan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pemilah uang berdasarkan nilai pecahan pada Koperasi Serba Usaha(KSU), Lembaga Keuangan Mikro(LKM), bank atau di tempat lain, maka dibuatlah Alat Pemilah Uang Kertas Berdasarkan Nilai Pecahan Dengan Menggunakan Sensor Warna TCS0. Tujuan dari pembuatan alat ini agar mempermudah pengguna yang akan memilah uang mulai dari pecahan sepuluh ribu hingga seratus ribu. Alat ini ditujukan untuk digunakan oleh kasir pada KSU, LKM ataupun bank. Aplikasi alat ini pada dunia bisnis adalah membantu KSU, LKM ataupun bank untuk dalam meningkatkan efesiensi penggunaan waktu pelayanan kepada pelanggan. Cara kerja piranti ini adalah dengan membedakan warna dari mata uang tersebut dari masing-masing nilai pecahan. Selanjutnya, alat ini mampu memisahkan dan menunjukkan kepada pengguna tentang jumlah masing-masing pecahan dengan tampilan berupa -segment. Alat ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian penggulung, bagian pemilah dan kotak uang. Kata kunci : pemilah, sensor warna, mikrokontroler, membedakan, memisahkan, menunjukkan PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat sehingga memberikan banyak kemudahan bagi semua orang untuk melakukan aktivitas di berbagai bidang. Dalam bidang keuangan banyak orang masih melakukan penghitungan uang secara otomatis namun pemilahan uang secara manual. Saat ini, pemilahan uang kertas pada umumnya masih dilakukan secara manual. Dengan demikian proses pemilahan secara manual membutuhkan waktu dan kurang efisien. Maka dari itu dalam penelitian ini dirancang dan dibuat sebuah alat pemilah uang kertas berdasarkan nilai pecahan dengan menggunakan sensor warna TCS0 untuk mengatasi segala kesulitan di atas. Dengan alat pemilah yang dibuat ini, pengguna dipermudah dalam melakukan proses penghitungan sekaligus memilah. Hasil penghitungan dan pemilahan ditempatkan serta ditampilkan sedemikian rupa, sehingga mudah dilihat secara bersamaan. TINJAUAN PUSTAKA. Sensor Warna TCS0 Sensor warna TCS0 mengkombinasikan fotodioda silikon dan sebuah konverter dari arus ke frekuensi dengan tampilan gelombang persegi. Sensor warna TCS0 disajikan pada Gambar. Pada dasarnya sensor ini mengkonversi setiap cahaya yang mengenai optik sensor tersebut menggunakan array fotodioda x. Sensor ini dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk meminimalkan efek ketidakseragaman pemancaran cahaya pada sebuah obyek. Filter tersebut memiliki fotodioda yang terhubung secara paralel. Gambar. Sensor Warna TCS0 Keenam belas fotodioda untuk filter yang sama terhubung secara paralel dan pemilihan tipe fotodioda dapat dilakukan secara software dengan mengirimkan sinyal high dan low dari mikrokontroler. Pemilihan tipe fotodioda disajikan pada Tabel. Tabel. Pemilihan Tipe Fotodioda S S Tipe Fotodioda L L H H L H L H Red Blue Clear Green Keluaran frekuensi skala penuh yang dihasilkan dapat diatur melalui dua pin (S0 dan S) yang merupakan input bagi TAOS TCS0. Input digital dan output digital dapat secara langsung terhubung ke mikrokontroler sebagaimana disajikan pada Tabel. ) Mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ) Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

2 WIDYA TEKNIK Vol., No., 00 (-) Tabel. Deskripsi Pin-Pin TAOS TC0 Pin Nama I/O Keterangan, S0,S I Berfungsi untuk mengatur skala frekuensi output OE I Output Enable akan aktif jika diberi logika 0 Gnd Dihubungkan dengan Gnd dari power supply Vdd Dihubungkan dengan sumber tegangan Vdc Out O Frekuensi output yang dihasilkan oleh TCS0, S,S I Berfungsi untuk memilih tipe fotodioda untuk filter red, green, blue, dan clear. Mikrokontroler ATS Mikrokontroler ATS merupakan mikrokontroler CMOS -bit yang memiliki Flash PEROM sebesar Kbyte. Mikrokontroler ini mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan mikrokontroler tipe ATC, yaitu In- System Programming(ISP) []. Kelebihan dari ISP ini adalah pada saat mengisi atau memprogram Flash PEROM, mikrokontroler tidak perlu dilepas dari alat, hal ini merupakan salah satu keuntungan dari penggunaan ATS. Beberapa kemampuan dan fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ini antara lain: Kompatibel dengan standard industri MCS-. Memiliki Kbyte Flash Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM) yang dapat diprogram berkali- kali. x bit internal RAM. jalur input/output yang dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan, dan apabila diperlukan dapat ditambahkan dengan konfigurasi peripheral port interface(ppi). Internal osilator dan timer circuit. buah jalur serial input/output. set instruksi. sumber interrupt. Memiliki dua buah timer/counter bit. Kompatibel dengan CMOS dan TTL. Clock maksimum 0 Mhz pada tegangan Vdc. Pada Gambar disajikan pin-pin mikrokontroler ATS sebagai berikut. Gambar. Pin Mikrokontroler ATS RAM Internal ATS Microcontroller ATS memiliki RAM sebesar byte di mana byte teratas menempati ruang parallel dengan Special Function Register(SFR) sebagaimana disajikan pada Gambar. Hal ini menyebabkan byte teratas dari RAM memiliki alamat yang sama dengan SFR (00H-0FFH), namun secara fisik terpisah dari ruang memori SFR. CPU akan membedakan ruang memori mana yang akan diakses berdasarkan jenis instruksi yang dipergunakan. Untuk mengakses SFR, maka instruksi yang dipergunakan adalah instruksi pengalamatan langsung (direct addressing), sedangkan untuk mengakses byte teratas dari RAM dipergunakan instruksi pengalamatan tidak langsung (indirect addresing). Untuk byte RAM terbawah dapat diakses baik secara pengalamatan langsung maupun tidak langsung. Gambar. Struktur Memori Data Microcontroller ATS Transmisi Data Dengan Port Serial Pada mikrokontroler ATS terdapat pin yang dapat mentransmisikan data secara serial. Pin ini terletak pada port yaitu tepatnya pada pin.0 (RxD/pin masukan serial) dan pin. (TxD/pin keluaran serial). Port serial pada

3 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN... ATS bersifat dupleks-penuh (full-duplex) yang artinya port serial dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan. Selain itu, port serial pada ATS juga memiliki penyangga penerima, artinya port serial dapat menerima byte kedua sebelum byte yang pertama dibaca oleh register penerima. Penerimaan dan pengiriman data serial dilakukan melalui register SBUF. Secara fisik terdapat dua register SBUF, yang pertama untuk transmisi pengiriman dan yang kedua untuk transmisi penerimaan data. Namun kedua register ini dikenali oleh perangkat lunak menjadi satu register SBUF. Mode Transmisi Data Serial Pada microcontroller ATS terdapat pin yang dapat mentransmisikan data secara serial. Pin ini terletak pada port yaitu tepatnya pada pin.0 (RxD/pin masukan serial) dan pin. (TxD/pin keluaran serial). Port serial pada ATS bersifat dupleks penuh (full-duplex) yang artinya port serial dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan. Selain itu, port serial pada ATS juga memiliki penyangga penerima, artinya port serial dapat menerima byte kedua sebelum yang pertama dibaca oleh register SBUF, yang pertama untuk transmisi pengiriman data yang kedua untuk trasmisi penerima data. Namun kedua register ini dikenali oleh perangkat lunak menjadi satu register SBUF. Terdapat dua macam cara transmisi data secara serial. Kedua cara tersebut dibedakan oleh clock yang dipakai untuk men- dorong data serial, kalau clock dikirim bersama-sama dengan data serial, cara tersebut dikatakan sebagai transmisi data serial secara sinkron. Sedangkan untuk transmisi data secara ansinkron, clock tidak dikirimkan bersamasama dengan data serial, namun rangkaian penerima harus membangkitkan sendiri clock untuk menerima data serial. Mode port serial yang digunakan untuk komunikasi antara PC dengan mikrokontroler adalah mode. Pada mode ini data dikirim bit sekaligus dimulai dengan bit 0 (LSB), bit yang berasal dari TB dalam register SCON, dan diakhiri dengan bit stop. Kecepatan pengirim data dapat dipilih antara atau frekuensi kristal. Baudrate untuk mode bergantung pada nilai bit SMOD pada register PCON. Jika SMOD=0, maka Baudrate frekuensi kristal, jika SMOD=, maka Baudrate frekuensi kristal.. Servo motor Servo motor buatan hi-tech sebagaimana disajikan pada Gambar mempunyai jangkauan putaran hingga 0 0. Pada servo motor hanya terdapat satu buah jalur data. Jalur data ini dapat secara langsung dihubungkan dengan mikrokontroler, sehingga tidak memerlukan driver []. Untuk dapat mengoperasikan servo motor dibutuhkan voltase Vdc antara, hingga V. Gambar. Servo Motor HS-MG Dengan memberikan pulsa high dan low secara berulang-ulang, maka servo motor akan memutar. Waktu low untuk tiap periode berlangsung antara 0ms hingga 0ms. Sedangkan waktu high untuk tiap periodenya minimal 0,ms. Dalam Gambar disajikan bentuk pulsa untuk memutar servo motor dan tampak bahwa untuk memutar servo motor dibutuhkan tidak hanya satu periode dengan waktu high dan waktu low yang sama. Pemberian pulsa,ms akan menyebabkan servo berputar dan berhenti di tengah kisaran putaran 0 0. Posisi ini merupakan posisi pusat servo motor. Dengan pulsa 0,ms servo motor akan berputar jauh ke kiri. Jika diberi pulsa,ms, maka servo motor akan berputar jauh ke kanan. Gambar. Bentuk Pulsa Untuk Memutar Servo Motor. IC IC merupakan counter digit yang terdiri dari counter dengan output BCD yang

4 WIDYA TEKNIK Vol., No., 00 (-) tersusun secara sinkron dengan menggunakan sebuah latch yang terletak pada output dari masing-masing BCD counter. Hal ini memungkinkan penyimpanan dari berapapun perhitungan yang diberikan oleh output BCD, setelah melewati latch. Sebuah on-chip oscillator menyediakan scanning clock frekuensi rendah yang menjalankan multiplexer output selector. Frekuensi dari oscillator dapat dikontrol secara eksternal menggunakan sebuah kapasitor di antara pin dan, atau dapat dijalankan dengan eksternal clock pada pin. IC disajikan pada Gambar sebagai berikut. Gambar. IC. IC IC didesain untuk menyediakan fungsi dari latch penyimpanan -bit dan sebuah BCD-to-seven segment decoder dan driver. IC sebagaimana disajikan dalam Gambar mampu mendukung untuk tujuh segmen baik common cathode maupun common anode. Untuk menggunakan common anode, maka disediakan fase input dari IC ini yang berfungsi untuk membalikkan tingkatan logika. IC ini juga dilengkapi dengan fungsi decoder untuk menampilkan data pada tujuh segmen secara bersamaan. fotodioda dapat mengeluarkan elektron-elektron valensi. Dengan kata lain, jumlah cahaya yang mengenai persambungan p-n dapat mengendalikan arus balik di dalam dioda. Bila cahaya semakin cerah, maka arus balik akan semakin besar []. Gambar. Simbol Elektronik Fotodioda. Buzzer Buzzer menggunakan lilitan dan kontaktor. Saat lilitan dialiri arus, maka akan timbul medan magnet. Medan magnet akan menarik kontaktor sehingga kontaktor mengenai lempengan logam yang lain, sehingga menimbulkan suara. Pada saat yang sama kontaktor tidak menempel pada lempengan logam, sehingga arus yang mengalir ke lilitan terputus. Dengan terputusnya arus, maka lilitan tidak menghasilkan medan magnet, sehingga kontaktor kembali ke lempengan logam. Arus kembali mengalir ke lilitan, sehingga timbul medan magnet dan kontaktor kembali tertarik ke lempengan logam. Hal ini terjadi terus menerus selama arus mengalir ke lilitan. Gambar penampang buzzer disajikan pada Gambar. Gambar. Penampang Buzzer Gambar. IC. Fotodioda Fotodioda adalah sebuah alat optoelektronika yang dapat mengubah cahaya datang menjadi besaran listrik. Simbol elektronika fotodioda disajikan dalam Gambar. Bila cahaya mengenai persambungan p-n,. Motor DC Fungsi dari motor adalah merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerakan mekanik bermutar. Motor arus searah atau direct current motor (DC) memerlukan arus listrik searah guna menghasilkan gerakan mekanik berputar []. Motor DC memiliki bagian-bagian mendasar seperti disajikan pada Gambar 0 sebagai berikut:

5 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN.... Sebuah stator: merupakan kerangka dari motor tersebut;. Sebuah rotor: merupakan batang yang berputar beserta komponen yang terhubung dengannya;. Komutator. Gambar 0. Bagian-bagian Mendasar dari Motor DC Cara kerja dari motor DC adalah ketika catu daya dihubungkan dengan motor DC, arus dari catu daya akan mengalir menuju armatur melalui commutator yang terhubung dengan brushes dan arus akan berakhir kembali pada catu daya. Commutator akan berfungsi menjadi semacam saklar yang mengubah-ubah arah arus yang mengalir dalam commutator. Pada saat kumparan dialiri arus dan diletakkan di antara sepasang magnet permanen, maka akan dihasilkan medan magnet. Keadaan ini menyebabkan bagian rotor berputar, karena adanya gaya tolak-menolak untuk kutub yang sejenis dan gaya tarik-menarik untuk kutub yang tidak sejenis. Selama catu daya masih terhubung dengan motor DC proses perputaran rotor akan berlangsung secara terus-menerus. Gambar adalah gambar motor DC tanpa menggunakan gigi banding. dari motor DC akan menurun, sedangkan aliran arusnya berbanding lurus dengan beban, sebaliknya torsi berbanding terbalik dengan aliran arus. Keadaan ini akan berlaku sebaliknya apabila beban pada motor DC menurun. Tabel. Karakteristik Motor DC Beban Kecepatan Aliran Arus Torsi Naik Turun Turun Naik Naik Turun Turun Naik. Relay Relay merupakan komponen elektromagnetik yang dapat mengubah posisi kontak-kontak saklar ketika komponen tersebut diberi sinyal input []. Bentuk fisik relay disajikan pada Gambar. Relay terdiri dari sebuah kumparan kawat, sebuah inti besi lunak, beberapa lengan kontak, serta armatur. Penampang relay disajikan pada Gambar. Gambar. Bentuk Fisik Relay Gambar. Penampang Relay Gambar. Motor DC Karakteristik dari motor DC disajikan pada Tabel. Dapat dijelaskan bahwa apabila beban motor DC meningkat, maka kecepatan Prinsip kerja dari komponen relay adalah ketika arus kontrol kecil mengalir melewati kumparan, secara otomatis inti besi lunak akan dimagnetisasi, sehingga armatur akan tertarik oleh inti besi lunak yang telah dimagnetisasi. Gerakan armatur yang tertarik mengakibatkan posisi lengan kontak berubah, di mana antara lengan kontak dan yang terbuka akan menjadi tertutup, sedangkan kebalikannya lengan kontak dan yang tertutup akan menjadi terbuka atau yang biasa disebut dengan change over (CO).

6 WIDYA TEKNIK Vol., No., 00 (-) Dalam Gambar ditunjukkan relay pada saat arus tidak mengalir, sehingga lengan kontak akan terhubung dengan NC. Saat arus mengalir, maka lengan kontak akan terhubung dengan NO. Gambar. Relay Pada Saat Arus Tidak Mengalir METODE PENELITIAN Perancangan Sistem Alat dalam penelitian ini dirancang sebagai berikut. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat diagram blok yang menggambarkan kerja masing masing bagian dari alat tersebut secara garis besar. Diagram blok dari alat pemilah uang kertas berdasarkan nilai pecahan dengan menggunakan sensor warna TCS0 disajikan pada Gambar. Sensor : berfungsi untuk mendeteksi jika uang tersangkut; Servo Motor: berfungsi sebagai pemilah uang kertas; Buzzer: sebagai penanda jika uang telah habis atau terjadi error; -segmen: sebagai tampilan jumlah masingmasing pecahan.. Perancangan Bentuk Kotak Alat Alat pemilah uang kertas berdasarkan nilai pecahan dengan menggunakan sensor warna TCS0 dirancang dengan tujuan untuk memisahkan uang kertas berdasarkan nilai pecahan dan menampilkan hasilnya pada - segmen. Pada Gambar disajikan gambar alat pemilah uang kertas tersebut. Sensor kondisi awal Sensor uang tersangkut Mikrokontroler Driver Motor Penggulung TCS0 Uang Motor Penggulung Uang Driver Motor Pemilah Uang Driver Motor Pemilah Uang Driver - Segmen Driver - Segmen Driver - Segmen -Segmen -Segmen -Segmen Driver - Segmen Driver - Segmen BUZZER -Segmen Segmen (Tak dikenal) Gambar. Diagram Blok Alat Pemilah Uang Kertas Berdasarkan Nilai Pecahan Dengan Menggunakan Sensor Warna TCS0 Penjelasan masing-masing komponen dalam diagram blok alat pemilah uang kertas sebagai berikut: Driver motor penggulung uang: rangkaian ini digunakan untuk mengeksekusi logika yang telah diberikan oleh mikrokontroler; Motor penggulung uang: berfungsi untuk menggulung uang satu persatu; Sensor warna TCS0: berfungsi untuk mendeteksi warna uang yang akan dipilah; Mikrokontroler: berfungsi untuk mengatur jalannya sistem secara keseluruhan; Sensor : berfungsi untuk mendeteksi jika uang telah habis atau uang terhambat saat digulung; Gambar. Alat Pemilah Uang Kertas. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras ini meliputi perancangan mikrokontroler ATS, perancangan counter digit, dan perancangan driver motor. Penjelasan dari masing-masing perancangan adalah sebagai berikut. Perancangan Microkontroller ATS Rangkaian mikrokontroler ATS berfungsi sebagai pengendali semua aktivitas sistem yang telah dirancang berdasarkan program yang telah dimasukkan ke dalam ROM. Koneksi pin dari ATS disajikan pada Tabel sebagai berikut: Tabel. Koneksi Pin pin ATS Pin Koneksi Fungsi P. -segmen Menampilkan jumlah masing-masing nilai P. uang pecahan P.- Driver motor Menjalankan motor P. penggulung P. Servo Motor Untuk menjalankan motor pemilah

7 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN... Tabel. Koneksi Pin pin ATS (lanjutan) P. Sensor Memastikan uang masuk pada posisi yang tepat P. Buzzer Memberi sinyal jika uang habis atau terhambat P. Sensor Input mikro jika uang terhambat P. Reset digit counter Reset pada display P.0 S0 Mengatur skala frekuensi P. S Mengatur skala frekuensi P. S Memilih filter warna P. S Memilih filter warna P. Led Menyalakan lampu fokus P. OE Mengaktifkan output enable P. Out Keluaran frekuensi berapapun perhitungan yang diberikan output BCD, setelah melewati latch. Kemudian output BCD ini diteruskan ke IC yang berfungsi sebagai dekoder atau driver seven segment. Untuk clock pada rangkaian ini, didapat dari output mikrokontroler. Bentuk dari rangkaian mikrokontroler ATS dalam sistem sesuai dengan tabel perancangan dan secara skematik disajikan pada Gambar sebagai berikut. VCC V 0 R R-PACK 0K U 0 R R-PACK 0K VCC V 0 Counter Counter Counter Counter Counter tak dikenal R R-PACK 0K P0.0/AD0 P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P.0/T P./T-EX P. P. P./SS P./MOSI P./MISO P./SCK XTAL PSEN XTAL 0 RST ALE/PROG EA/VPP 0 VCC ATS P.0/A P./A P./A0 P./A P./A P./A P./A P./A P.0/RXD P./TXD P./INTO P./INT P./TO P./T P./WR P./RD S0 S S S LED OE OUT 0 Driver motor Driver motor Motor Servo Sensor Buzzer Sensor Reset counter 0 R R-PACK 0K Gambar. Rangkaian Mikrokontroler ATS Perancangan Counter digit Rangkaian counter digit sebagaimana disajikan pada Gambar ini terdiri dari IC dengan fungsi yang berbeda. IC yang pertama ialah IC, IC ini merupakan counter digit yang terdiri dari counter dengan output BCD yang tersusun secara sinkron dengan menggunakan sebuah latch yang terletak pada output dari masing-masing BCD counter. Hal ini memungkinkan penyimpanan dari Gambar. Rangkaian Counter Digit Perancangan Driver Motor Rangkaian driver motor merupakan penghubung antara mikrokontroler sebagai pengendali sistem dengan catu daya yang menggerakkan motor-motor DC. Driver terdiri komponen relay Volt, transistor BD, diode N00, dan resistor 0 Ω. Fungsi dari rangkaian driver adalah untuk aktivasi motor dan membalik fasa motor DC. Rangkaian driver motor DC disajikan pada Gambar. Pada Gambar terlihat bahwa pada rangkaian relay terdapat dioda N00 yang digunakan sebagai diode flyback (menghambat tegangan yang mendadak). Fungsi dari dioda flyback untuk melindungi transistor BD dari

8 WIDYA TEKNIK Vol., No., 00 (-) arus balik yang timbul dari lilitan (kumparan) relay. Cara kerja rangkaian tersebut yaitu dengan memutus aliran arus yang masuk ke motor. Jika P0. (aktivasi motor) memiliki logika high, maka transistor akan mengaktifkan relay K, sehingga motor akan aktif. Sedangkan jika P0.0 diberi logika high, maka transistor akan mengaktifkan relay K, sehingga arah putaran motor berubah. Arah gerak motor berdasarkan logika yang diberikan dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut. D led_out JP output D led_out HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat perlu dilakukan pengujian antara lain meliputi: a. Sensor Warna Pengukuran sensor warna dilakukan untuk memperoleh nilai biner masing-masing warna uang dengan cara membaca lebar pulsa dari output sensor warna dan menampilkannya pada port yang terhubung dengan buah LED. Setiap LED yang menyala, bernilai dan setiap LED yang padam bernilai 0. Adapun cara menghubungkan port dengan buah LED adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 0 sebagai berikut. U JP in_motor + R_o k R_o k P0.0/AD0 P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P0./AD P.0/A P./A P./A0 P./A P./A P./A P./A P./A s0 s s s led OE Out Sensor P.0/T P./T-EX P. P. P./SS P./MOSI P./MISO P./SCK P.0/RXD P./TXD P./INTO P./INT P./TO P./T P./WR P./RD 0 XTAL PSEN XTAL 0 RST ALE/PROG 0 EA/VPP VCC D LED D D D D D D D LED LED LED LED LED LED LED ATS D R R R R R R R R D0 Led mtr R0_m k K RELAY DPDT D K RELAY DPDT Gambar 0. Cara Pengukuran Sensor Warna Hasil dari pengukuran untuk masingmasing warna disajikan pada Tabel,, dan berturut-turut sebagai berikut. D DIODE Led Relay JP relay + R_relay k DIODE R_u k JP mikro Q NPN ECB R_u k Gambar. Rangkaian Driver Motor DC Q NPN ECB Tabel. Kondisi Driver Motor DC P0.0 P0. Arah gerak motor Tidak bergerak Clockwise Counter Clockwise Tidak bergerak Tabel. Hasil Pengukuran Warna Merah No C 00F F A 00F 00C 000 0F 0 00FC 0 00D 0 0 0F 0 0F DF 0D 0E CF 00D 00F 00FA 00D 0F F 00F 0C 0 0F 0 00F 00 00A 00B 00B 00 00D F 00D 00F F C 00A Setelah diperoleh data nilai merah, hijau dan biru, maka terdapat kisaran yang sama antara 0.000,00 kondisi dengan 0

9 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN ,00 kondisi. Kondisi lain yang hampir sama ialah 0.000,00 kondisi dengan ,00 kondisi. Sehingga untuk menentukan jenis pecahan menentukan jenis pecahan tersebut dibutuhkan satu variabel Tabel. Hasil Pengukuran Warna Hijau No C 00F F A 00F 00C 000 0F 0 00FC 0 00D 0 0 0F 0 0F DF 0D 0E CF 00D 00F 00FA 00D 0F F 00F 0C 0 0F 0 00F 00 00A 00B 00B 00 00D F 00D 00F F C 00A No 0 0 Tabel. Hasil Pengukuran Warna Biru CF F 00D 00D F FC 00FA D 00 00C 00D 0F 00 00F F 00 00F F 00D 00 0F 00F 00F 00F 0 0C F DF 00F 00F 00 0D A 0E 00A 00 00F 0 00B 00C 00C 0 00B 00A tambahan. Variabel tersebut didapat dengan mengurangkan antara nilai hijau dan nilai biru. Dari pengurangan tersebut didapatlah data sebagaimana disajikan pada Tabel sebagai berikut. Tabel. Hasil Pengukuran Nilai Hijau Dikurangi Nilai Biru No B 00C 00 00A C 00F B A B 000C D 000A 000E 000F F F A 00E E 00D 00B FB FF FD FA F FB FC FE FB 0 Setelah diperoleh data nilai heksa, maka ditentukan input nilai biner untuk masingmasing warna. Adapun input nilai heksa untuk setiap warna adalah sebagaimana ditunjukkan berturut-turut pada Tabel 0,, dan. Input nilai biner ini digunakan sebagai pembanding pada saat sistem berjalan. No A 00A- 00A A No A F A- 00CA Tabel 0. Input Nilai Merah F- 00CD FC 00 00CF A 00 0B D F 00D D- 0D 00BF 00F Tabel. Input Nilai Hijau A- 00F F 00F AF B C F 00B

10 WIDYA TEKNIK Vol., No., 00 (-) Tabel. Input Nilai Biru No A- 00F- 00A 00 00F AF 00F B 00A CA 00 00F F C- 00B Untuk 0.000,00 kondisi dengan 0.000,00 kondisi diperlukan kondisi khusus sebagaimana disajikan pada Tabel berikut. Tabel. Input Nilai Warna Hijau Dikurangi Biru Kondisi Khusus No C 00F-00 Untuk 0.000,00 kondisi dengan ,00 kondisi diperlukan kondisi khusus sebagaimana disajikan pada Tabel. Tabel. Input Nilai Warna Hijau Dikurangi Biru Kondisi Khusus No F 00F-000 b. Pengukuran Sensor Infra Merah Pengukuran sensor infra merah dilakukan dengan cara menghubungkan tegangan output rangkaian ini dengan multimeter digital. Pengukuran ini dilakukan pada saat pemancar dan penerima infra merah mendapatkan tegangan supply. Pada saat rangkaian aktif, setiap uang yang melewati pemancar dan penerima infra merah akan menghalangi sinar infra merah yang memancar ke penerima. Dengan kata lain, rangkaian tersebut menghasilkan logika high saat pemancar dan penerima mendapat halangan dan rangkaian tersebut menghasilkan logika low saat pemancar dan penerima tidak mendapat halangan. Berdasarkan pengukuran rangkaian infra merah diperoleh data pengamatan sebagaimana disajikan pada Tabel sebagai berikut. Tabel. Hasil pengukuran Tegangan Sensor Infra Jenis sensor Sensor infra merah Sensor infra merah Merah Tegangan dengan halangan (milivolt) 00 Tegangan tanpa halangan (Volt),, c. Pengujian Sistem Pengujian sistem ini akan menguji setiap warna yang disusun secara acak pada tabung utama. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya error dari sistem yang telah dirancang. Perhitungan error dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan di bawah ini. kesalahan Error 00% percobaan () Tabel. Pengujian Kesalahan Pengukuran Kinerja Alat Percobaan Error (%) Rata-rata,

11 Samalo: ALAT PEMILAH UANG KERTAS BERDASARKAN NILAI PECAHAN DENGAN... Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan 00 lembar uang dengan komposisi lembar untuk setiap pecahan. Pengujian dilakukan sebanyak 0 kali, sehingga terhadap setiap warna dilakukan pengujian sebanyak 000 kali. Adapun hasil pengujiannya disajikan pada Tabel sebagaimana disajikan di atas. Dari hasil pengujian kinerja alat, diperoleh total kesalahan yaitu sebesar, % dari 0 kali percobaan. Kesalahan atau ketidakakuratan hasil pengukuran disebabkan karena mekanik yang kurang baik, sehingga terkadang menyebabkan posisi uang bergeser. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan berkaitan dengan pembuatan dan pengujian Alat Pemilah Uang Kertas Berdasarkan Nilai Pecahan Dengan Menggunakan Sensor Warna TCS0 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Sensor warna TCS0 dapat digunakan untuk menentukan nilai uang pecahan;. Dari pengujian sistem secara keseluruhan yang dilakukan, diperoleh rata rata kesalahan dalam proses pemilahan uang sebesar,% dari 0 kali percobaan. DAFTAR PUSTAKA [] Anonim, Mikrokontroler ATS DataSheet, Atmel [] Anonim, Servo Motor, mg_ultra_torque.html, Diakses Januari 00 [] Anonim, Photodiode, Diakses Januari 00 [] Dale R. Patrick dan Stephen W. Fardo, Rotating Electrical Machines and Power Systems, Edisi Kedua, Fairmont Press Inc., Georgia, [] Ibrahim, KF., Pengantar Sistem Elektronika, PT. Multi Media, Jakarta,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER Nugroho: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN... 55 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER Dody Nugroho

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR PANJANG DAN TINGGI BARANG HASIL PRODUKSI SECARA KONTINYU

ALAT PENGUKUR PANJANG DAN TINGGI BARANG HASIL PRODUKSI SECARA KONTINYU 45 ALAT PENGUKUR PANJANG DAN TINGGI BARANG HASIL PRODUKSI SECARA KONTINYU Hendra Ardi Setiadi 1), Antonius F.L. Tobing 2) ABSTRAK Mesin merupakan salah satu wujud nyata dari perkembangan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 ABSTRAKSI Amri Arifianto, 000307 COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer, 005 Kata

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Pamungkas Daud Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi pmkdaud@ppet.lipi.go.id Abstrak Topik penulisan kali ini adalah mengenai

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam perancangan dan pembuatan tas dengan sensor warna dan NFC ini, menggunakan dua arduino, arduino untuk sensor warna dan arduino untuk NFC. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju airmenjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke Inggris dan Belanda

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash, BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA Wildian dan Riki Saputra Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian_unand@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir ini. Adapun materi yang akan dibahas yaitu: robot, mikrokontroller ATMega 16, ATMega 8, frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 ISSN: 693-6930 ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C5 Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Gas LPG TGS2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 Benny dan Nur Fauzi Soelaiman Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sensor Fotodioda Sensor photodioda merupakan sensor dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda dapat bekerja dengan menggunakan perubahan cahaya yang ada dan mengalami

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Fatsyahrina Fitriastuti dan Anselmus Ari Prasetyo Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK Fatsyahrina Fitriastuti Anselmus Ari Prasetyo Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jalan Tentara Rakyat

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci