PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI"

Transkripsi

1 PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Sutomo Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto ABSTRAK Proses penuaan pada lansia secara fisiologis akan merubah konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, diantaranya adalah penyakit hipertensi. Hipertensi yang dialami oleh lansia di Panti Werdha Mojopahit Brangkal Mojokerto semakin meningkat karena selama ini penanganan hipertensi sebagian besar hanya diberikan terapi farmakologi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimen Pratest-Posttest Control Group Design. Populasi seluruh lansia yang ada di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dengan hipertensi, sampel terdiri dari 24 responden dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan total sampling. Variable independent adalah terapi relaksasi autogenik dan variable dependent adalah tekanan darah pada lansia. Data yang terkumpul melalui observasi dianalisa dengan uji statistik paired t-test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil analisa menunjukkan adanya perubahan rata-rata tekanan darah antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi autogenik dengan nilai signifikasi pada p value = 0,000 (α<0,05) sehingga ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Melihat hasil penelitian ini maka terapi relaksasi autogenik ini dapat dijadikan sebagai terapi alternative tambahan selain dengan terapi pengobatan dalam mengatasi masalah tekanan darah pada lansia. Kata kunci : Terapi Relaksasi Autogenik, Tekanan darah, Lansia Halaman 75

2 PENDAHULUAN Proses penuaan pada lansia secara fisiologis akan merubah konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, diantaranya adalah penyakit hipertensi. Dari banyak penelitian epidemiologi diketahui bahwa dengan bertambahnya usia, maka tekanan darah semakin meningkat (Diyoyen, 2008). Hal ini mengakibatkan jumlah lansia yang mengalami hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto juga semakin meningkat. Penanganan terhadap hipertensi sebagian besar dilakukan secara farmakologi, cara ini selain praktis juga efektif. Meskipun demikian, kestabilan dan keefektifan penanganan terhadap hipertensi tidak hanya diberikan dengan farmakologi saja, namun terapi non farmakologi juga perlu untuk ditangani terutama penanganan terhadap stress (Marliani, 2008). Stres telah diketahui merupakan salah satu faktor pemicu utama penyebab hipertensi (Setiawan, 2008). Oleh karena itu salah satu upaya terapi alternatif yang dapat dilakukan untuk menstabilkan kondisi stress adalah pemberian terapi modalitas berupa terapi relaksasi autogenik, sehingga diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup dari lansia (Beevers, 2002). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah tinggi (Ruhyana, 2007). Selain itu menurut Elokdyah (2007) kurang lebih 10-3 pendududk di hampir semua Negara mangalami hipertensi. Secara prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di daerah Jawa Timur sebesar 45,2% (Riskesdes, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 5 Maret 2010 di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto jumlah lansia yang menderita hipertensi mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Data lansia yang diperoleh dipanti dari tahun 2009 diketahui sebanyak 47% lansia dari 45 lansia mengalami hipertensi, sedangkan pada bulan Februari 2010 meningkat menjadi 52% dari 46 lansia. Peningkatan yang terjadi disebabkan karena masih kurangnya penanganan yang efektif dalam menurunkan tekanan darah terutama pada lansia, karena selama ini penanganan hipertensi dipanti sebagian besar diberikan terapi farmakologi saja tanpa adanya penanganan khusus terhadap faktor penyebab lain terutama terhadap stress. Penyebab terjadinya hipertensi pada lansia disebabkan oleh banyak faktor yang erat kaitannya dengan proses menua, faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup (Gunawan, 2001). Stres merupakan salah satu faktor penyebab utama terjadinya hipertensi. Seseorang yang mengalami stres biasanya akan disertai dengan ketegangan. Pada saat mengalami ketegangan, arteri yang menyuplai fungsi-fungsi organ penting akan menyempit sehingga akan menyebabkan tekanan darah meningkat (Beevers, 2002). Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan farmakologi dan nonfarmakologi. Namun pengobatan dengan farmakologi saja tentunya masih kurang efektif selama pemberian terapi hipertensi, oleh karena itu penanganan hipertensi selain dengan terapi pengobatan juga harus didukung dengan terapi nonfarmakologi seperti diet sehat, mengatasi obesitas, olahraga, berhenti merokok dan mengatasi stress, sehingga penanganan hipertensi bisa lebih efektif (Beevers, 2002). Pengelolaan stres digunakan untuk mengurangi jumlah paling sedikit stimulasi system syaraf simpatetik. Beberapa saran mekanisme umpan balik biologis dan latihan relaksasi untuk menyelesaikan hal ini. Tindakan pencegahan biasanya relative lebih mudah dari pada usaha pengobatan. Upaya untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan cara menghindari faktor-faktor pemicu timbulnya penyakit tersebut. Oleh karena itu kita sebagai perawat berkewajiban memberikan health education atau pendidikan kesehatan tentang pencegahan yang baik (stop high blood preaseure) antara lain dengan mengurangi konsumsi garam, menghindari kegemukan, membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, banyak makan sayur segar, tidak merokok dan tidak minum alkohol serta pemberian relaksasi sebagai tehnik untuk mengurangi stres. Berdasarkan dari uraian diatas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian apakah ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. TUJUAN PENELITIAN Menganalisa pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah Halaman 76

3 pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto DESAIN PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian Quasy Experimen Pratest-Posttest Control Group Design dengan pendekatan Time Series Design. Desain penelitian Quasy Experimen Pratest-Posttest Control Group Design dengan pendekatan Time Series Design yaitu rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan cara peneliti membagi dua kelompok sampel penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pemilihan kedua kelompok tidak menggunakan teknik random. Sebelum dilakukan perlakuan (pre-test), kedua kelompok akan dilakukan pengukuran tekanan darah, kemudian setelah dilakukan perlakuan (post-test) kedua kelompok kembali akan dilakukan pengukuran tekanan darahnya. Dalam rancangan penelitian ini kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok akan dilakukan pengukuran pre-test dan post-test pada hari 1,2,3 dan seterusnya hingga data yang dikumpulkan dirasa cukup oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dengan hipertensi dengan jumlah 24 lansia. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling, dimana sampling ini dilakukan dengan cara mengambil seluruh sampel sebagai responden yang memenuhi kriteria penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi relaksasi autogenik. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui lembar observasi tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Spygnomanometer air raksa dan stetoskop. Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti untuk menganalisa terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia digunakan SPSS 17.0 dengan uji statistic paired T-test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 bila hasil yang diperoleh α < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto % 25% laki-laki 75% 75% perempuan perlakuan kontrol Pada gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing adalah perempuan 9 orang (75%) dan sebagian kecil laki-laki yaitu 3 orang (25%). Halaman 77

4 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan umur di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tahun tahun tahun >90 tahun perlakuan kontrol Pada gambar 2 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan setengahnya umur responden adalah tahun yaitu 6 orang (5), dan pada kelompok kontrol hampir seluruhnya umur responden adalah tahun yaitu 10 orang (83,3%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal Di Panti Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto % <1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun >10 tahun perlakuan kontrol Pada gambar 3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan hampir setengah responden bertempat tinggal dipanti selama 6-10 tahun sebanyak 5 orang (41,7%), dan pada kelompok kontrol hampir setengah responden bertempat tinggal di panti < 1 tahun sebanyak 5 orang (41,7%) 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Makan Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan pola makan di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto % 25% perlakuan kontrol kadar garam tinggi kadar garam rendah rendah kolesterol tinggi kalium Pada gambar 4 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan hampir setengah responden mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi yaitu 5 orang (41,7%) sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi yaitu 7 orang (58,3%). Halaman 78

5 5. Tekanan darah pada lansia sebelum dilakukan terapi relaksasi autogenik Tabel 1 Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan terapi relaksasi autogenik pada lansia dengan hipertensi di di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Kategori Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Hipertensi Frekuensi Presentasi Frekuensi Presentasi Ringan 2 16,7 % 2 16,7 % Sedang 8 66,6 % 8 66,6 % Berat 2 16,7 % 2 16,7 % Dilihat dari tabel 1 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dilakukan terapi relaksasi autogenik didapatkan dari 24 orang yang mengalami hipertensi sebagian besar responden mengalami hipertensi sedang sebanyak 8 orang (66,6%) dan sebagian kecil hipertensi ringan sebanyak 2 orang (16,7%). 6. Tekanan darah pada lansia setelah diberikan terapi relaksasi autogenik Tabel 2 Tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan terapi relaksasi autogenik pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Kategori Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Hipertensi Frekuensi Presentasi Frekuensi Presentasi Ringan 10 83,3 % 1 8,3 % Sedang 2 16,7 % 8 66,6 % Berat % Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa Tekanan darah pada lansia setelah diberikan terapi relaksasi autogenik pada kelompok perlakuan didapatkan sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 10 orang (83,3%) dan sebagian kecil hipertensi sedang sebanyak 2 orang (16,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan yaitu sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 8 orang (66,6%) dan sebagian kecil mengalami hipertensi ringan hanya 1 orang (8,3%). 7. Analisa pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Tabel 3 Pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi autogenic Hasil Perlakuan Kontrol Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Pre test Post Post Post Post Pre test Pre test Pre test test test test test Ratarata 166, , , , , , , ,166 7 Std. Deviasi 10, , , , , , , , Uji Paired t-test Uji Paired t-test Sign p=0,000 p=0,000 p=0,269 p=0,515 Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa ada perubahan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan, setelah dilakukan Uji Paired t test pada kelompok perlakuan dengan menggunakan SPSS 17.0 diperoleh hasil tekanan sistolik p=0,000 sedangkan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p=0,000. Hal ini berarti bahwa nilai p<0,05 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan setelah diberikan terapi relaksasi autogenik di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Sedangkan pada kelompok kontrol terlihat ada perubahan peningkatan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik. Kemudian setelah dilakukan Uji Paired t test pada kelompok kontrol dengan SPSS 17.0 diperoleh hasil tekanan sistolik p=0,269 sedangkan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p= 0,515. Hal ini berarti bahwa nilai p > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol setelah diberikan terapi relaksasi autogenik di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Halaman 79

6 PEMBAHASAN 1. Analisa tekanan darah pada lansia sebelum dilakukan terapi relaksasi autogenik Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 24 orang yang mengalami hipertensi baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan di dapatkan sebagian besar responden mengalami hipertensi sedang sebanyak 8 orang (66,6%) dan sebagian kecil hipertensi ringan sebanyak 2 orang (16,7%). Diketahui ada beberapa faktor kemungkinan penyebab terjadi peningkatan tekanan darah pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, diantaranya adalah kerana faktor genetis, faktor keturunan, ciri perseorangan (umur, jenis kelamin dan ras), dan kebiasaan hidup (Gunawan, 2001). Dari faktor genetis peneliti tidak mengkaji apakah ada riwayat hipertensi pada keluarga sampel, dikarenakan ratarata lansia banyak yang tidak mengetahui penyakit yang pernah diderita keluarga sebelumnya. Sedangkan perubahanperubahan secara biologis yang mungkin berperan pada terjadinya peningkatan tekanan darah pada lansia adalah adanya perubahan curah jantung, tahanan perifer yang meningkat, aliran darah ginjal dan laju glomerulus yang menurun (Maryam, 2008). Dari gambar 3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan setengahnya umur responden adalah tahun yaitu 6 orang (5), dan pada kelompok kontrol hampir seluruhnya umur responden adalah tahun yaitu 10 orang (83,3%). Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia (Beevers, 2002). Semakin bertambahnya usia hal ini akan menyebabkan jumlah lansia yang mengalami hipertensi juga meningkat. Dari gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing adalah perempuan 9 orang (75%) dan sebagian kecil laki-laki yaitu 3 orang (25%). Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut Gunawan, 2001 yang berpendapat bahwa laki-laki lebih tinggi mengalami hipertensi dari pada perempuan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar yang berada di Panti Werha Mojopahit Mojokerto adalah perempuan. Sedangkan dari segi gaya hidup ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, dalam penelitian ini didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan hampir setengah responden mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi yaitu 5 orang (41,7%) sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi sebanyak 7 orang (58,3%). Hal ini terbukti ketika peneliti mencoba menanyakan pada beberapa orang sampel penelitian, menunjukkan bahwa sekitar 12 orang merasa kurang asin pada menu makanan yang disediakan dipanti dan banyak sebagian dari mereka yang membeli makanan di warung-warung makan dekat panti sehingga kontrol asupan garam tidak dapat dikendalikan. Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun kemungkinan meningkatkan tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan masuknya kalsium ke dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan arteriol berkontraksi dan menyempit pada lingkar dalamnya (Beevers, 2002), sehingga dari mekanisme itulah garam dapat berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sering mengalami kecemasan dan stress emosional karena mereka harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kependudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan. Peneliti mencatat bahwa hampir sebagian besar sampel sering mengeluh dengan kondisi dan keadaan mereka yang tidak menyenangkan pada saat ini, diantaranya adalah ditinggal pasangan hidup, keluarga, dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat, tidak berdaya, hidup sendiri, tidak memiliki tempat tinggal tetap dan lain-lain. Kecemasan dan stress emosional merupakan salah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi dan penyakit jantung (Setiawan, 2008). Menurut Dr. Hans Selye yang dikutip oleh Gunawan (2001), menyatakan bahwa stress yang berlangsung cukup lama akan menyebabkan tubuh mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan Halaman 80

7 organis atau perubahan patologis, gejala yang muncul dapat berupa hipertensi. Stres akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis (Guyton & Hall, 1996) hal ini akan menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan curah jantung. Sehingga dari mekanisme diatas stres dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Selain faktor-faktor diatas peningkatan tekanan darah juga disebabkan karena responden pada penelitian ini masih belum mau mencoba menurunkan tekanan darah dengan cara alamiah karena kebanyakan dari mereka tidak mampu melakukan sendiri. 2. Analisa tekanan darah pada lansia setelah dilakukan terapi relaksasi autogenik Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok perlakuan yang dilakukan pada saat post test seluruh dari 12 responden mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, didapatkan sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 10 orang (83,3%) dan sebagian kecil hipertensi sedang sebanyak 2 orang (16,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik setelah diberikan terapi relaksasi autogenik. Dari 12 responden kelompok kontrol didapatkan sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 8 orang (66,6%) dan sebagian kecil mengalami hipertensi ringan hanya 1 orang (8,3%). Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun kemungkinan meningkatkan tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan masuknya kalsium ke dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan arteriol berkontraksi dan menyempit pada lingkar dalamnya (Beevers, 2002), Pada kelompok kontrol setelah post test ternyata mengalami peningkatan rata-rata tekanan darah, mungkin karena pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun, sehingga tekanan darah pada kelompok kontrol rata-rata mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan tidak ada pengontrolan mengenai pola makan dan perilaku yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah pada lansia. Pada dasarnya relaksasi merupakan salah satu teknik manajemen stres yang baik, yang tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di dalam diri individu, teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobby yang positif bila dilakukan secara rutin. Ketika terapi relaksasi autogenik di intervensikana pada lansia akan memberikan efek positif dalam menurunkan tekanan darah, dimana respon terhadap relaksasi akan merangsang kerja korteks dalam aspek kognitif maupun emosi. Sehingga menghasilkan persepsi positif. Hasil dari persepsi dan emosi yang positif akan memberikan respons koping menjadi positif. Dengan koping yang positif akan menimbulkan perasaan yang tenang dan rileks terhadap ketegangan yang ditimbulkan dari stress. Stimulus positif dari relaksasi autogenik akan menurunkan aktivitas produksi HPA (Hipotalemik-Pituitary- Adrenal) Axis, yang ditandai adanya penurunan hormon CRF (corticotropinreleasing-factor) di hipotalamus dan juga akan merangsang pituitary anterior untuk memproduksi ACTH menjadi menurun. Penurunan ini akan merangsang medulla adrenal untuk memproduksi hormon katekolamin dan kortisol sebagi homon stres manjadi menurun. Penurunan ini akan menurunkan kerja syaraf simpatis, dan sebaliknya kerja parasimpatis menjadi meningkat atau dominan, sehingga menyebabkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah (M.Sholeh, 2006). Penurunan rata-rata tekanan sistolik dan diastolik ini terjadi karena responden telah diberikan perlakuan dengan cara pemberian terapi relaksasi autogenik, keadaan ini menunjukkan bahwa pemberian terapi relaksasi autogenik memberikan pengaruh pada perubahan tekanan darah pada kelompok perlakuan. 3. Pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah. Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa ada perubahan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan, setelah dilakukan Uji Paired t test pada kelompok perlakuan dengan menggunakan SPSS 17.0 diperoleh hasil tekanan sistolik p=0,000 sedangkan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p=0,000. Hal ini berarti bahwa nilai p<0,05 yang artinya H0 ditolak Halaman 81

8 dan H1 diterima, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan setelah diberikan terapi relaksasi autogenik di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Sedangkan pada kelompok kontrol terlihat ada perubahan peningkatan ratarata tekanan darah sistolik dan diastolik. Kemudian setelah dilakukan Uji Paired t test pada kelompok kontrol dengan SPSS 17.0 diperoleh hasil tekanan sistolik p=0,269 sedangkan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p= 0,515. Hal ini berarti bahwa nilai p > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol setelah diberikan terapi relaksasi autogenik di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan non farmakologi yang dapat mengurangi hipertensi adalah teknik-teknik mengurangi stress, penurunan berat badan, mengurangi konsumsi garam, pembatasan alkohol, natrium, dan tembakau, melakukan olahraga/latihan serta relaksasi merupakan intervansi wajib yang harus dilakukan terapi antihipertensi (Arif mutaqqin, 2009). Oleh karena itu, penanganan hipertensi selain dengan terapi pengobatan juga harus didukung dengan terapi non farmakologi, sehingga penanganan hipertensi bisa lebih efektif KESIMPULAN 1. Tekanan darah pada lansia sebelum diberikan terapi relaksasi autogenik pada kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan sebagian besar responden mengalami hipertensi sedang (66,6%) dan sebagian kecil hipertensi ringan (16,7%). 2. Tekanan darah pada lansia setelah diberikan terapi relaksasi autogenik pada kelompok perlakuan didapatkan sebagian besar mengalami hipertensi ringan (83,3%) dan sebagian kecil hipertensi sedang (16,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan yaitu sebagian besar mengalami hipertensi sedang (66,6%) dan sebagian kecil mengalami hipertensi ringan (8,3%). 3. Ada pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Hal ini berdasarkan hasil Uji Paired t test pada kelompok perlakuan diperoleh hasil tekanan sistolik p=0.000 dan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p=0.000, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil tekanan sistolik p=0.269 sedangkan pada tekanan diastolik diperoleh hasil p= SARAN 1. Bagi UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Terapi relaksasi autogenik ini dapat dijadikan sebagai terapi alternative tambahan selain dengan terapi pengobatan dalam mengatasi masalah tekanan darah pada lansia. 2. Bagi lansia. Perlu adanya kontrol dan terapi yang teratur sebagai upaya preventif mengingat penyakit ini sering muncul tanpa adanya tanda dan gejala yang khas dan untuk menghindari adanya komplikasi yang berkelanjutan. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dengan waktu yang lebih lama dan perlu adanya pengembangan variabel yang di ukur DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Jakarta: EGC Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rieneka Cipta Beevers, D.G Seri Kesehatan: Bimbingan Kesehatan Pada Tekanan Darah. Cetakan I. Jakarta: Dian Rakyat Brunner & Suddart Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan I. Jakarta: EGC. Gunawan, Lany Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius Guyton & Hall Buku Ajar : Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC Marliani Question And Answer: Hipertensi. Jakarta: PT Elex Media Computindo Halaman 82

9 Maryam, dkk Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Muttaqin, Arif Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Kardiovaskuler. Jakarta: EGC National Safety Council Manajemen Stres. Jakarta: EGC Nazir, Moh Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nugroho, Wahyudi Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC Nursalam dan Siti Pariani Pendekatan Praktis: Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC Nursalam Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Price & Wilson Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Cetakan I. Jakarta: EGC Purwanti, Susi, dkk Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi Cetakan III. Jakarta: Swadaya Setiawan & dkk Care Your Self, Hipertensi. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Penebar Plus Sholeh, M Terapi Sholat Tahajud Menyembahkan Berbagai Penyakit. Bandung: Hikmah Sloane, Ethel Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC Smeltzer Buku ajar keperwatan medikal bedah brunner dan suddart. Jakarta: EGC Suyono, Slamet Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Tapan, Erik Penyakit Ginjal Dan Hipertensi. Jakarta: Elek Media Komputindo. Halaman 83

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO Yulianto 1, Surya Mustika Sari 2, Yufi Aris Lestari 3 Program

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO Abdul Muhith *) Abstrak Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dengan stabilitas tekanan darah. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Mentari Senja Semanggi Surakarta Nur Annisa 1, Maryatun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

WIJI LESTARI J

WIJI LESTARI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN STRES DI POSYANDU LANSIA AISIYAH TIPES SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Disusun Oleh : MIA JIANDITA PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Coklat berasal dari kata xocoatl (bahasa suku Aztec) yang memiliki arti minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses pengolahan biji kakao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat sangat sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, banyak stresor dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang

Lebih terperinci

DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN

DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN REBUSAN DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA 5-59 TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN Virgianti Nur Faridah.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan diastolik dan sistolik yang melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi merupakan penyakit umum yang terjadi di masyarakat, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai tanda gejala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN

PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN 2012 Lina Agustiana dan Hendrik Prabo S Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 Oleh : GYZKA ARTE TIFA No. BP. 1511226019 Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN PENELITIAN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN I Wayan Darwane*, Idawati Manurung** Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan proses mengalami perubahan anatomi, fisiologis dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala peningkatan tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain, seperti stroke untuk otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO (Effect Of Progressive Muscle Relaxation Exercise On Blood

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang, dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menghilangnya secara perlahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed

Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK Tahun 2011 seluruh dunia, sekitar 972 juta orang menderita

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA MENGENAI PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBONGPARI KOTA TASIKMALAYA

PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA MENGENAI PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBONGPARI KOTA TASIKMALAYA PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA MENGENAI PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBONGPARI KOTA TASIKMALAYA Teti Agustin, S.Kp., M.Kep Program Studi D-III Keperawatan STIKes Bakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA TAHUN

TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA TAHUN TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA 50-75 TAHUN Yuli Widyastuti dan Anik Enikmawati STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N., BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi cukup tinggi dan terus meningkat di berbagai negara. Hipertensi dapat menyebabkan serangan stroke,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR Liza Merianti, Krisna Wijaya Abstrak Hipertensi disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang berada di atas batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi beragam diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya

Lebih terperinci