DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN"

Transkripsi

1 REBUSAN DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA 5-59 TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN Virgianti Nur Faridah ABSTRAK Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 0/80 mmhg. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Desa Turi Kec. Turi pada bulan Oktober 0 didapati dari 0 orang dengan usia antara 5-59 tahun, hanya orang atau (0%) yang tidak menderita hipertensi. Tujuan penelitian ini dalah untuk menganalisa pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan rancangan one group pre post test design. Populasinya adalah seluruh penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi dengan jumlah 7 orang dengan sampel orang. Tehnik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Instrumen yang dipakai adalah observasi secara langsung ke responden. Pengolahan data diawali dengan koding, skoring, tabulasi dan selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired T Test dengan tingkat p = 0,05 Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya mengalami penurunan tekanan darah sistole sejumlah 85,7% dan penurunan tekanan darah diastole sejumlah 85,7%. Hasil analisa denagan uji Paired T Test ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah sebelum dengan tekanan darah setelah pemberian rebusan daun alpukat pada penderita hipertensi dengan didapatkan p = 0,000 maka H diterima, artinya terdapat pengaruh pemberian rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Kata kunci : Rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill), Tekanan darah sistole, diastole PENDAHULUAN... Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 0/80 mmhg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 0/85 mmhg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 0/90 mmhg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa diatas 8 tahun) (Bruner & Suddart. 00). Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah di masyarakat, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi pada tiap tahunnya, di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah utama, di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, data dari tahun , insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 9-% yang berarti terdapat juta orang hipertensi, dari data epidemologis menunjukkan laju pengendalian tekanan darah yang terus meningkat dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar) dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai % dari seluruh pasien hipertensi (Aru W, 006). Selain meningkatnya angka kejadian hipertensi, peningkatan tekanan darah merupakan faktor utama lain bagi serangan jantung dan stroke, dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat kelainan SURYA 67 Vol.0, No.XVII, Maret 0

2 atau kerusakan target organ yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit sampai jam) agar dapat mencegah atau membatasi kerusakan target organ yang terjadi (Aru W,006). Di Indonesia berdasarkan hasil survey Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease (INA-MONICA) pada tahun 007, angka hipertensi mencapai 6,% dan terus meningkat hingga 9,6% pada survei 5 tahun kemudian. Berdasarkan data dari the National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) di negara Amerika menunjukkan bahwa dari tahun , insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 9-% yang berarti terdapat juta orang terkena hipertensi (Ridwanamirudin, 007). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Desa Turi Turi pada bulan Oktober 0 didapati dari 0 orang dengan usia antara 5-59 tahun yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan tensi meter, hanya orang atau (0%) yang tidak menderita hipertensi. Tekanan darah mereka berkisar antara: tekanan sistolik 0-60 mmhg dan tekanan diastolik mmhg, kebanyakan dari mereka mengalami kekembuhan dari penyakit hipertensinya karena kurangnya pengontrolan tekanan darah. Penyakit hipertensi dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan, obesitas, hormonal, kurang aktivitas atau olahraga, gaya hidup meliputi : konsumsi garam yang berlebih, alkohol, rokok dan diet, ras dan tipe kepribadian serta stress atau kecemasan (Smeltzer, 00). Apabila hipertensi tidak dikontrol dengan baik, dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, kerusakan organorgan target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah: ) Jantung, yang terdiri dari, Hipertropi ventrikel kiri, Angina atau infark Otak yang bisa mengakibatkan Strok atau transisten ischemic attack, ) Penyakit ginjal kronis, ) Penyakit arteri perifer, ) Retinopati, 5) Miokardium, gagal jantung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain dari ekspresi Nitric Oxide Synthase (Corwin, 000). Penyebab peningkatan angka kejadian hipertensi di Desa Turi diantaranya adalah karena konsumsi garam yang berlebihan, Kegemukan atau makan berlebihan, stress, dan merokok. Strategi gizi yang tepat dapat menjadi alternative pengobatan bagi penderita hipertensi sehingga tidak selalu bergantung dengan pemberian obat oral (kimia) (Yuniarti T. 008). Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dan keterbatasan waktu dari peneliti yang tidak memungkinkan untuk meneliti beberapa faktor tersebut, maka peneliti hanya meneliti tentang pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Rebusan daun alpukat memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Azizahwati, penggunaan rebusan daun alpukat 00 ml setiap hari secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, karena daun alpukat mengandung zat flavonoid yang berkhasiat sebagai diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan (Utami, Indah W. 008). Namun sebagian masyarakat belum menyadari manfaat dari rebusan daun alpukat dan belum ada yang menggunakan, sehingga pengaruh rebusan daun alpukat (00 ml) terhadap penurunan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Maka dari itu diperlukan pengontrolan terhadap hipertensi dengan penggunaan rebusan daun alpukat (Persea Americana SURYA 68 Vol.0, No.XVII, Maret 0

3 Mill) sebagai pengobatan alternative selain obat kimia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi usia 5 9 tahun di Desa Turi sebanyak 7 orang. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling didapatkan sebanyak responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Alimul, 00). Instrumen yang dipakai adalah observasi secara langsung ke responden. Pengolahan data diawali dengan koding, skoring, tabulasi dan selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired T Test dengan tingkat p = 0,05 (Sugiyono, 006). HASIL.PENELITIAN. Data Umum ) Karakteristik Responden () Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuen si Prosentas e Laki-laki 5,8% Perempuan 9 5,% Jumlah 00% Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berjenis kelamin laki-laki sejumlah 5,8% dan hampir sebagian penderita berjenis kelamin perempuan sejumlah 5, %. () Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Frekuen Prosenta SURYA 69 Vol.0, No.XVII, Maret 0 si se 5-50 tahun 8,6% 5-55 tahun,% tahun 6 8,% Jumlah 00% Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 8,% berusia tahun, dan penderita berusia 5-50 tahun sejumlah 8,6 %. () Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi Prosentase 5 Tidak Sekolah SD SMP SMA/PT 0,% %,8% 9,5%,% Jumlah 00% Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah,% yang tidak sekolah dan sebagian kecil penderita sejumlah,% yang berpendidikan sampai perguruan tinggi. () Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Frekue Prosentas Tani PNS/Polri/TNI Wiraswasta Buruh nsi e 5,%,% 8,%,% Jumlah 00%

4 Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 5,% bekerja sebagai petani, dan sebagian kecil penderita sejumlah, % sebagai PNS. bekerja. Data Khusus ) Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat Tabel 5 Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat No Tekanan Darah Frekuen Prosenta Pre Sistole si se 0 59 (HT ),% (HT) 7 0,5% (HT) 6,% Jumlah 00% Dari tabel 5 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 0,5% mempunyai tekanan darah sistole mmhg (Hipertensi stadium ). Rata- rata dari penderita sebelum di berikan rebusan daun alpukat tekanan darah sistolenya adalah 70 mmhg (Hipertensi stadium ). ) Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat Tabel 6 Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat No Tekanan Darah Pre Diastole (HT ) (HT ) 0 9 (HT ) Frekuen si 7 Prosenta se,% 0,5% 6,% Jumlah 00% Dari tabel 6 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 0,5% mempunyai tekanan darah diastole (hipertensi stadium ). Rata- rata sebelum diberikan rebusan daun alpukat tekanan darah diastolenya adalah 00 mmhg (Hipertensi stadium ). ) Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 5 Tabel 7 Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 5 No Tekanan Darah Post Frek Prosen SURYA 70 Vol.0, No.XVII, Maret 0 Sistole Hari Ke 5 0 (Normal) 0 9 (N Tinggi) 0 59 (HT ) (HT ) uensi tase,%,9% 5,7% 7,% Jumlah 00% Dari tabel 7 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah,9% mempunyai tekanan sistole pada hari ke mmhg (Normal tinggi). Rata-rata setelah di berikan rebusan daun alpukat selama 5 hari tekanan darah sistolenya adalah 0 mmhg (Normal tinggi). ) Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 5 Tabel 8 Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 5 No Tekanan Darah Post Diastole Hari Ke (Normal) 85-90(N tinggi) (Ht) Frekue nsi Prosent ase 7,6% 0,5%,9% Jumlah 00% Dari tabel 8 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 7% mempunyai tekanan diastole pada hari ke (Normal). Rata- rata setelah diberikan rebusan daun alpukat selama 5 hari tekanan

5 darah diastolenya adalah 80 mmhg (Normal). 5) Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Tabel 9 Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun No Perubahan TD Post Frekuensi Prosentase Sistole Tetap Penurunan Meningkat 6 9,5% 85,7%,8% Jumlah 00 % Tabel 9 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya penderita sejumlah 85,7% mengalami penurunan tekanan darah sistole dan sebagian kecil penderita sejumlah,8% mengalami peningkatan tekanan darah sistole. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test menunjukkan nilai t =,00 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Tahun 0 (Hidayat, 007). Rata-rata penurunan tekanan darah sistole setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) selama 5 hari yaitu 0 mmhg. Tabel 0 Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun No Perubahan Tekanan Darah Post Diastole Tetap Penurunan Meningkat Freku ensi Prosent ase 5 6,9 % 85,7 %, % Jumlah 00 % Tabel 0 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya penderita sejumlah 85,7% mengalami penurunan tekanan darah diastole dan sebagian kecil responden sejumlah,% mengalami peningkatan tekanan darah diastole. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi (Nursalam, 00). Rata-rata penurunan tekanan darah diastole setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) selama 5 hari yaitu 0 mmhg. PEMBAHASAN. SURYA 7 Vol.0, No.XVII, Maret 0.. Tekanan Darah Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat Pada saat pertama dilakukan pengukuran tekanan darah sebagian besar penderita merupakan golongan hipertensi stadium dan hipertensi stadium. Berdasarkan fakta diatas diketahui bahwa ada banyak faktor resiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan dikontrol. Umur, jenis kelamin dan genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Sementara obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan stres emosional merupakan faktor risiko yang dapat dikontrol (Mansjoer. 00). Menurut Rohandi (008), umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah dan pada umumnya terjadi pada manusia yang berusia 0 tahun ke atas. Dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensipun meningkat ini disebabkan oleh karena penebalan dinding otot pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Menurut Dian Ibnu (008), hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 995 menunjukkan bahwa pada umunya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.

6 Wanita > Pria pada usia > 50 tahun, sedangkan Pria > wanita pada usia < 50 tahun. Ini terjadi karena wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lypoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan esterogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon esterogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon esterogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umunya mulai terjadi pada wanita umur 5-55 tahun (Smeltzer and Bare, 00). Faktor jenis kelamin, bahwa sebagian besar penderita berjenis kelamin laki-laki, hal ini karena pada umunya di Indonesia yang mempunyai kebiasaan merokok adalah kaum laki-laki. Faktor pekerjaan, bahwa sebagian besar penderita sejumlah 5,% berprofesi sebagai petani yang dalam sehari-harinya selalu merokok dan beranggapan bahwa rasanya belum mantap kalau tidak merokok. Pada umumnya penderita atau pasien baru mengetahui mempunyai penyakit hipertensi setelah memeriksakan tekanan darahnya kepada petugas kesehatan. Penderita yang baru mengetahui penyakit hipertensi hanya diberi obat antihipertensi, sedangkan terapi herbal jarang sekali diberikan.. Tekanan Darah Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan bahwa antara Pre dan Post sistole hampir seluruhnya mengalami penurunan yaitu sejumlah 85,7%, dan didapatkan Pre dan Post diastole hampir seluruhnya mengalami penurunan yaitu sejumlah 85,7 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) juga dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun. Setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) penderita menyatakan frekwensi buang air kecil meningkat. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun alpukat bersifat diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahanlahan mengalami penurunan (Utami, 008). Pada penatalaksanaan hipertensi berfokus dan bertujuan untuk dapat mengendalikan kestabilan tekanan darah agar tidak menimbulkan komplikasi dengan memodifikasi determinan faktor yang menyebabkan hipertensi, yaitu: Obesitas, konsumsi garam, merokok, minum alcohol, konsumsi daging berlebih, olahraga, kurang mengkonsumsi sayur dan buah, stress dan lain lain. Sedangkan cara untuk menjaga kestabilan atau menurunkan tekanan darah yaitu dengan mempertahankan atau menurunkan berat badan pada batas normal, mengurangi konsumsi garam, membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, mengkonsumsi buah dan sayuran segar, mengendalikan stres dengan tehnik relaksasi nafas dalam, membatasi atau menghindarkan konsumsi rokok, alkohol dan kopi (Suyono, 005). Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan sistole menunjukkan nilai t =,00 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H diterima, dan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan diastole menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi (Nursalam, 008). Pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) yang mulai diberikan hari pertama kepada penderita SURYA 7 Vol.0, No.XVII, Maret 0

7 hipertensi usia 5-59 tahun, memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada hari berikutnya. Rebusan daun alpukat(persea Americana Mill) yang diberikan setiap hari secara berturut-turut sedikitnya sekali sehari sebanyak 00 cc telah memberikan efek yang baik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun.. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Usia 5-59 Tahun Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Tapi pada tekanan darah post sistole ada penderita yang mengalami tekanan darah tetap sejumlah 9,5% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah sejumlah,9%. Untuk tekanan darah post diastole yang mengalami tekanan darah tetap sejumlah,9% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah sejumlah,%. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam penelitian ini penderita hipertensi usia 5-59 tahun tidak dikontrol dalam hal pola makan, minuman, gaya hidup, dan stress, penderita hanya tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi selama dilakukan perlakuan. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan darah sistole menunjukkan nilai t =,00 dan P Sign = 0,000 sedangkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan darah diastole menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi. Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Utami (008), dimana rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) memiliki senyawa flavonoid yang bersifat sebagai diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan. Dari penjelasan diatas rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan salah satunya yaitu dapat menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi secara teratur dan sesuai anjuran, sehingga hasil dari penelitian dan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 5-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi. PENUTUP. Kesimpulan ) Sebagian penderita sebelum diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) adalah penderita hipertensi stadium dan hipertensi stadium. ) Setelah dilakukan pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) dari sebagian besar responden mengalami penurunan tekanan darah sistole sejumlah 85,7%, dan diastole sejumlah 85,7%. ) Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada sistole dan diastole dengan P Sign = 0,000.. Saran Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi agar menganjurkan untuk mengkonsumsi rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) sebagai modifikasi terapi non farmakalogis selain terapi farmakologis. SURYA 7 Vol.0, No.XVII, Maret 0

8 DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz 00. Riset Keperawatan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Madika Aru W. Sudoyo BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bruner & Suddart. 00. Buku ajar keperawatan medikal-bedah. Edisi 8, volume. Jakarta : EGC Corwin, Elizabeth. (000). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Dian Ibnu Wahid, (008). Hipertensi pada Lansia.www. Diyoyen blogspot.com. diakses tanggal 6 November 0 jam 0.00 wib Hidayat, A. Aziz, Alimul Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi. Jakarta : salemba medika. Mansjoer. 00. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Medika Aesculapius Jakarta Nursalam. 00. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperwatan Edisi. Jakarta : Salemba Medika Ridwanamirudin Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi www Ridwanamirudin.wordperss.com. diakses tanggal November 0. Jam 09. wib Rohandi. 008 Hipertensi. www. Blogspot.com. diakses tanggal Oktober 0 jam.0 wib Smeltzer and Bare. 00. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 vol.. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC Sugiyono, (006). Statistic Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suyono, Slamet Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta Utami, Indah W Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan Sprague- Dawley. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Yuniarti T Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: MedPress. SURYA 7 Vol.0, No.XVII, Maret 0

Sri Hananto Ponco Nugroho Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Sri Hananto Ponco Nugroho Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN JUWET DESA MAGERSARI KECAMATAN PLUMPANG KABUPATEN TUBAN Sri Hananto Ponco

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi 0 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler yang banyak mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas dunia. Hipertensi kini menjadi masalah global,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Disusun Oleh : MIA JIANDITA PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia (Soenarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kelompok penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

WIJI LESTARI J

WIJI LESTARI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN STRES DI POSYANDU LANSIA AISIYAH TIPES SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini berkaitan dengan pola makan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mmhg (JNC 7, 2007).Hipertensi

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFUSUM

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFUSUM PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFUSUM BELIMBING WULUH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN BLUNGKAN DESA SENDANGREJO KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Angga Fridian Hari Pradana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Proses ini akan membuktikan masalah fisik mental, sosial, ekonomi, dan psikologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi epidemiologi yang dikenal dengan istilah double burden diseases, yaitu penyakit menular belum dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO Abdul Muhith *) Abstrak Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dengan stabilitas tekanan darah. Penelitian ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Sutomo Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto ABSTRAK Proses

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan kehidupan yang semakin modern dan IPTEK yang berkembang pesat menjadikan hidup lebih mudah dalam berbagai hal. Seluruh aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer (Myrank, 2009). Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci