Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed
|
|
- Dewi Harjanti Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK Tahun 2011 seluruh dunia, sekitar 972 juta orang menderita hipertensi 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistol dan diastolik dengan kosisten diatas 140/90 mmhg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terapi jus mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Tambang Wilayah Kerja Pukesmas Tambang. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi exsperimen) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang sebanyak 112 orang. Sampel yang di gunakan ialah klien umur tahun penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive sampling. Teknik pengambilan sampel yang dipakai yaitu non probabilitas dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan rata - rata penurunan tekanan sistol sejumlah 19,34 mmhg dan penurunan tekanan darah diastol sebanyak 11 mmhg. Hasil analisa dengan uji paired t tes ada pengaruh signifikan antara tekanan darah sebelum dan setelah pemberian jus mentimun pada penderita hipertensi dengan didapatkan p= 0,0001< 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia tahun di Desa Tambang Wilayah Kerja Pukesmas Tambang. Saran kepada petugas puskesmas hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Jus Mentimun Daftar Bacaan : 30 ( ) PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia 2025 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2009). Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmhg dan tekanan darah diastolik > 90 mmhg. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaaan tekanan darah seorang berada pada tingkatan di atas normal. Menurut WHO, batasan hipertensi tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan darah < 140/90 mmhg, disebut Normotensi. Tekanan darah > Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 52
2 PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN 160/95 mmhg, dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmhg sampai 160/95 mmhg disebut Hipertensi perbatasan. Menurut data dari WHO tahun 2011 seluruh dunia, sekitar 972 juta orang tau 26,4% pria dan 26,1% wanita menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 di tahun 2025 dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011 di Indonesia terdapat 46% penduduk tidak menderita hipertensi dan 54% diantaranya menderita hipertensi ( Depkes RI, 2011 ) Sementara itu di Provinsi Riau periode tercatat penyakit hipertensi mencapai 24%. Padahal tahun dapat turunkan,9% tetapi justru terjadi penambahan tahun 2012 menjadi 11,4% dan tahun 2013 terus meningkat mejadi 24%. (Profil Kesehatan Riau, 2012 ). Penyakit hipertensi menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2015 sebesar jiwa mengalami hipertensi, dilihat dari urutan 10 besar. Tambang menempati urutan tertinggi yang menderita hipertensi sebanyak (20,0%) setelah itu Puskesmas Kampar (10,1%) dan Puskesmas Kampar Timur (7,72%). Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi Obat-obatan yang biasanya digunakan dengan pemberian obat antihipertensi yaitu Diuretik, Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi gaya hidup dan pola makan juga bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah. Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang diolah menjadi jus minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Banyak khasiat yang dapat diperoleh dari mentimun, salah satunya adalah mengobati Hipertensi (Myrank,2009). Mentimun (Cucumis sativus) merupakan buah yang banyak ditemukan di masyarakat dan sudah banyak dikonsumsi sebagai pelengkap hidangan. Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit hipertensi, menstabilkan tekanan darah. Kandungan jus mentimun seperti kandungan mineral, potasium, serat, dan magnesium yang dapat mengatur tekanan darah. Mekanisme Kerja Jus Mentimun Untuk Menurunkan Tekanan Darah Kalium yang terdapat pada mentimun dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan vitamin A, B6 dan C hadir dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini diketahui memiliki konsentrasi tinggi mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, dan silika. Berikut ini adalah bagian yang mewakili nilai gizi mentimun.karena kandungan air pada mentimun yang tinggi maka mentimun menurunkan tekanan darah dengan berkhasiat sebagai diuretik. Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 53
3 Para ahli menjawab alasan mengapa khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik. Alasannya adalah sifat diuretik pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin (Kholish, 2011). Berdasarkan National Nutrient Database for Standard Reference dari United States Department of Agriculture, Agricultural Research Service, 100 gram mentimun mengandung 16 mg Kalsium, 13 mg Magnesium, 24 gram Fosfor, 147 mg Kalium, 2 mg Natrium, 2,8 mg Vitamin C, 105 IU vitamin A. Mentimun juga berperan dalam membantu meningkatkan sistem imun. Mentimun juga merupakan sumber serat yang cukup banyak sehingga dapat melancarkan sistem pencernaan. Dosen sekaligus peneliti di IPB Dr Umi Cahyaningsih menyatakan, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari sayuran bernama latin cucumis sativus ini, salah satunya menurunkan tekanan darah tinggi. mentimun memang memiliki kandungan air dan berbagai zat porganik yang berfungsi menurunkan tekanan darah tinggi. Survey yang dilakukan pada 10 penderita hipertensi di Desa Tambang, 3 orang mengatakan pernah mencoba jus mentimun sebagai obat herbal penurun tekanan darah, 7 orang mengatakan bahwa mereka hanya mengetahui bahwa mentimun hanya di gunakan sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan, mereka tidak mengetahui tentang jus mentimun bisa mengobati hipertensi. Padahal pengobatan sangat penting mengingat hipertensi merupakan penyakit kronis yang pengobatannya harus terus menerus. Hipertensi itu kalau tidak di tangani secara rutin bisa mengakibatkan terjadinya stroke, gagal jantung, gagal ginjal. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia di Desa Tambang Wilayah Kerja Puskesmas Tambang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi exsperimen) dengan rancangan non- equivalent pretest-posttest. Hidayat (2012) menjelaskan bahwa metode quasi exsperimen (non-equivalent pretestposttest design) Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei tahun di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang. Dengan sampel klien umur tahun penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang A. Analisa Univariat Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil sebelum minum jus mentimun, rata - rata tekanan darah sistolik 144,67 mmhg, sedangkan rata - rata tekanan darah diastolik 96,67 mmhg. Sedangkan hasil sesudah minum Jus Mentimun, rata - rata tekanan darah sistolik 129,67 mmhg, sedangkan rata - rata tekanan darah diastolik 86,50 mmhg. Setelah dilakukan uji t-dependen maka didapatkan hasil: Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 54
4 PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN Variabel mean Dari tabel diatas didapatkan bahwa rata- rata tekanan darah sistol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 144,67 mmhg dengan standar deviasi 7,871 mmhg dan setelah diberikan jus mentimun 129,67 mmhg dengan standar deviasi 7,535 mmhg. Sedangkan rata - rata tekanan darah diastol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 96,67 mmhg dengan standar deviasi 3,790 mmhg dan setelah diberikan jus mentimun 86,50 mmhg dengan standar deviasi 5,277 mmhg. Hasil uji Statistik didapatkan nilai p = 0,0001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata- rata antara tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun. PEMBAHASAN Std. Deviation Berdasarkan hasil penelitan dengan judul Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia tahun di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang, maka dapat diuraikan pembahasan sebagai berikut : 1. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Jus Mentimun SE P Value Sitolik Sebelum Sesudah Diastolik sebelum sesudah N Hasil analisis data tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun didapat rata-rata tekanan darah sistolik mmhg dan setelah diberikan jus mentimun mmhg sedangkan tekanan darah diastol sebelum diberikan jus mentimun mmhg dan setelah diberikan jus mentimun mengalami penurunan mmhg. Hasil observasi yang didapatkan Desa Tambang bahwa terjadinya peningkatan tekanan darah sering disebabkan oleh kebiasaan hidup penderita hipertensi seperti konsumsi makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi.kandungan garam yang tinggi dalam tubuh dapat mengganggu kerja ginjal. Garam harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam membuat volume darah meningkat. Volume darah semakin tinggi sedangkan lebar pembuluh darah tetap, maka alirannya jadi deras, yang artinya beban jantung bekerja keras tekanan darah menjadi semakin meningkat ini juga dapat meningkatkan risiko hipertensi. Beberapa cara untuk mengurangi konsumsi garam diantaranya konsumsi lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan, batasi penggunaan garam pada makanan dengan cara menggantinya dengan rempah-rempah tertentu yang dapat memperkaya rasa atau gunakan bumbu pengganti garam, pilih produk makanan yang rendah garam, perbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu faktor lainnya yang menyebabkan hipertensi adalah responden yang sering mengalami stress, merokok dan kurang melakukan olahraga yang teratur sehingga terjadi penurunan dalam relaksasi otot polos Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 55
5 pembuluh darah menurunkan kemampuan distensi dan daya renggang pembuluh darah dalam mengakomodasikan volume darah yang di pompa ke jantung. Kraktristik penderita hipertensi di Desa Tambang sebagian besar responden berjenis kelamin Perempuan sebesar 56,7% sebagian besar responden tingkat pendidikannya SMP 53,3% dan pekerjaan sebagian besar adalah Petani dan IRT. Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing masing orang tidak sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan di antara faktor penyebab hipertensi adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, stress, dan kurang olah raga. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dan kurangnya olah raga sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Salah satu tanaman herbal yang dapat menurunkan tekanan darah adalah mentimun. Kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan fospor dapat mengobati hipertensi. Selain itu mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah (Astuti, 2012). Menurut analisis peneliti, jus mentimun ini dapat digunakan sebagai obat alternatif yang pada penelitian ini dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Hal ini telah dibuktikan juga oleh Dadang (2014) melalui penelitiannya yang berjudul Pengaruh jus darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah setelah minum jus mentimun dengan rata-rata sebesar 120,67/70,32 mmhg, lebih rendah dari pada sebelum mengkonsumsi jus mentimun dengan rata - rata sebesar 130,68/73,23 mmhg dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,000). 2. Pengaruh Pemberian Jus Menimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah minum jus mentimun adalah sitolik sebesar 15 mmhg dan diastolik sebesar mmhg dengan menggunakan uji Paired Sample T-test menunjukkan nilai p = 0,0001 < α = 0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna terhadap tekanan darah antara sebelum dan sesudah minum jus mentimun. Hal ini berarti bahwa jus mentimun berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi di Desa Tambang. Menurut asumsi peneliti bahwa kandungan kalium yang tinggi terkandung di dalam jus mentimun dapat menjaga tekanan darah, sehingga kerja jantung lebih ringan, aliran darah menjadi normal apabila seorang penderita hipertensi mengkonsumsi jus mentimun dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Hal ini telah dibuktikan juga oleh Iswanto (2015) melalui penelitiannya yang berjudul Pengaruh pemberian jus darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah setelah minum jus mentimun dengan rata-rata sebesar 130/80 mmhg, lebih rendah dari pada sebelum mengkonsumsi jus mentimun dengan rata - rata sebesar 140/90 mmhg dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,0001). Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 56
6 PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN Hasil penelitian ini juga didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kholish (2011) kalium yang terdapat pada mentimun dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air mereka adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan vitamin A, B6 dan C hadir dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini diketahui memiliki konsentrasi tinggi mineral seperti kalsium, magnesium, dan silika. Para ahli menjawab alasan mengapa khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik. Alasannya adalah sifat diuretik pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh pemberian jus darah pada penderita hipertensi di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ada pengaruh komsumsi jus darah dengan nilai p< 0,0001) DAFTAR PUSTAKA Amran.(2010). Herbal untuk Keluarga Jus Herbal Segar dan Menyehatkan. Jakarta : Pt Elek Media Komputindo Annonymous.(2011). anfaat mentimun -dalampenurunan.html diperoleh tanggal 23 januari 2016 Aphrodita,M.(2010). Tanaman obat untuk penyakit hipertensi Jakarta : AgroMedia Pustaka. Arita.(2010). Pengasuhan Asuhan Keperawatan Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika. Astuti (2011). Pengaruh jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jember. Dari http//scribd.com/doc/ Diperoleh pada tanggal 19 Mei 2016 Dadang (2014) Pengaruh jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Karang Sewu Kulon Progo.http//scholarship.jurnal kesehatan.com.diperoleh tanggal 20 Mei 2016 Depertemen Kesehatan RI, (2009) Tujuan pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia 2025 Depertemen Kesehatan RI, ( 2011 ) Angka Kasus Hipertensi di Dunia Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2013). Data Kasus Hipertensi Kabupaten Kampar 2015 Dewi.(2010). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hidayat.(2012). Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Selemba Medika Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 57
7 Ibnu,M ( 2012 ).Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Jojakarta: Nuha Medika Indriyani. ( 2009 ).Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jakarta : Nuha Medika Iskandar.( 2010 ). Metode Penelitian pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif ). Jakarta : Gaung Perseda Press Iswanto (2015) Pengaruh Pemberian Jus mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi http//manfaat.co.id/manfaat-jusmentimun.diperoleh tanggal 12 Februari 2016 Isnaini.(2009). Tanaman Lalap Berkhasiat Obat. Jakarta : Penebar Swadaya Junaidi.(2010). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC Joint,National,CommiteVII. (2009). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Harapan Kita Kasjono, yasril. ( 2009 ). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Kholish (2011) Pengaruh jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.http//scholarship.jurnal kesehatan.com diperoleh tanggal 17 Mei 2016 Kholilatul (2009) Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika Myrank.(2009). Khasiat Mentimun Untuk Hipertensi.Jakarta : Salemba Medika Mary Baradero,M. (2008) Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta : EGC Murni. (2010 ) Asuhan keperawatan lanjut usia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Profil Kesehatan Profinsi Riau, (2012) Angka Kasus Hipertensi di Dunia Palmer,Williams. (2007). Tekanan darah tinggi. Jakarta : Erlangga Sugiyono.(2005).Metode Penilitian dan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika Udjianti.(2010).Klien gangguan kardiovaskuler. Jakarta:Penerbit buku kedokteran Wiryowidagdo.(2008). Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi dan kolesterol. Jakarta : Agromedia Pustaka Wajan Juni Udjianti. ( 2010 ). Asuhan Keperawatan Hipertensi.Jakarta : Salemba Medika Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 58
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai pemberian sari mentimun pada lanjut usia Tn.M dengan hipertensi di Desa Wonolopo RT 01 RW 04 Mijen Semarang yang
Lebih terperinciRahma Elya 1, Dessy Hermawan 1, Eka Trismiana 2 ABSTRAK
JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 10, No 1, Januari 2016 : 27-31 PENGARUH JUS MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI UPTD PANTI SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciDisusun Oleh : MIA JIANDITA
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik
BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler yang banyak mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas dunia. Hipertensi kini menjadi masalah global,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini berkaitan dengan pola makan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciOleh: Iswidhani, Suhaema Fifi Luthfiyah Muhammad Alfin Nusfi Al-Khair. Poltekes Kemenkes Mataram
Media Bina Ilmiah63 PERBEDAAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN JUS MENTIMUN (Cucumis sativus Linn) DI PUSKESMAS DENGGEN KECAMATAN SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR Oleh: Iswidhani,
Lebih terperinciThe 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta
Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat karena sering mengkonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI
ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciPrevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah secara umum dapat diartikan sebagai gaya dorong darah terhadap dinding pembuluh darah arteri. Tekanan darah dicatat dengan dua angka yaitu angka tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut penelitian Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan fisiologis seseorang akan mengalami penurunan secara bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan kehilangan massa otot tubuh
Lebih terperinciThe 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Mentari Senja Semanggi Surakarta Nur Annisa 1, Maryatun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut
Lebih terperinciWIJI LESTARI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN STRES DI POSYANDU LANSIA AISIYAH TIPES SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN PORONG SIDOARJO
JURNAL SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN PORONG SIDOARJO WIWIT WIDIANA NINGSIH 201001073 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciHERNAWAN TRI SAPUTRO J
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinci82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmhg atau lebih, atau diastolik di atas 90 mmhg atau lebih, atau sedang dalam pengobatan antihipertensi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
EFEK PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Zauhani Kusnul 1, Zainal Munir 2 ;./ 1 Akper Bahrul Ulum 2 Stikes Bahrul Ulum Email: zauhani.kusnul@yahoo.com Abstrak Hipertensi merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi dikatakan sebagai pembunuh diam-diam atau the silent killer karena pada umumnya terjadi tanpa gejala, sebagian besar orang tidak merasakan apa pun, walau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi merupakan penyakit umum yang terjadi di masyarakat, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai tanda gejala
Lebih terperinciPENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal awam sebagai penyakit darah tinggi yang terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga tidak dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PEMBERIAN MENTIMUN DAN REBUSAN SELEDRI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Sri Handayani* INTISARI
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MENTIMUN DAN REBUSAN SELEDRI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Sri Handayani* INTISARI Latar Belakang : Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat
Lebih terperinciVol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN
PENGARUH PEMBERIAN DAUN SAMBUNG NYAWATERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA 46-55 TAHUN DI DESA KUAPAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBANG Ridha Hidayat Dosen Prodi Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia medis dan dunia pengobatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan dengan hal itu dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,
Lebih terperinciPengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi Eny Sutria 1, Aulia Insani 2 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, UIN Alauddin Makassar email: eny.sutria@uin-alauddin.ac.id
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinci