BAB 3. METODOLOGI. Uji klinis acak tersamar tunggal untuk membandingkan efek vitamin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3. METODOLOGI. Uji klinis acak tersamar tunggal untuk membandingkan efek vitamin"

Transkripsi

1 BAB 3. METODOLOGI 3.1. Desain Uji klinis acak tersamar tunggal untuk membandingkan efek vitamin D pada derajat keparahan dermatitis atopik Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan pada pasien di Posyandu Puskesmas Helvetia yang ada di kota Medan, Propinsi Sumatera Utara mulai Januari 2014 sampai Mei Populasi dan Sampel Populasi target adalah anak yang menderita dermatitis atopik. Populasi terjangkau adalah populasi target anak usia kurang dari 5 tahun di Posyandu Puskesmas Helvetia kota Medan, Propinsi Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria Perkiraan Besar Sampel Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus uji klinis terhadap rerata dua proporsi independen : 29 n 1 = n 2 = (Z 2PQ + Z P 1 Q 1 + P 2 Q 2 ) 2 (P 1 P 2 ) 2

2 n1 n2 = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok kontrol = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok eksperimental = kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) Z = 1,96 = kesalahan tipe II = 0,2 (power 80%) Z = 0,842 P 1 = proporsi kesembuhan di kelompok kontrol = 0,17 26 Q 1 = 1 P 1 = 0,83 P 2 = proporsi kesembuhan di kelompok eksperimental = 0,8 Q 2 = 1 P 2 = 0,2 P = P 1 +P 2 = 0,485 2 Q = 1 P = 0,515 Dengan menggunakan rumus di atas didapat besar sampel untuk masing masing kelompok sebanyak 23 orang Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Usia kurang dari 5 tahun. Harus memenuhi semua kriteria Hanifin dan Rajka Kriteria Eksklusi Anak dengan gizi buruk

3 3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan/ Informed Consent Semua subyek penelitian telah disetujui orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu 3.7. Etika Penelitian Penelitian telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran 3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian Cara Kerja 1. Peneliti memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai penelitian dan obat yang akan diberikan 2. Orang tua yang setuju diminta menandatangani informed consent. 3. Pasien disurvei dulu dengan kuisioner dan wawancara langsung 4. Pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pengukuran antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan. 5. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria diagnostik Hanifin dan Rajka dimasukkan ke dalam penelitian. 6. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi sederhana yaitu kelompok yang mendapat vitamin D dan kelompok yang mendapat plasebo. 7. Masing-masing kelompok dinilai ringan beratnya sebelum pemberian obat menggunakan indeks SCORAD dan sesudah pemberian obat

4 yang dinilai 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu setelah pemberian obat. Indeks SCORAD terdiri dari gejala objektif yang terdiri dari persentase atau luas daerah yang muncul dermatitis atopik dan intensitas seperti eritema, papul, krusta, ekskoriasi, xerosis atau likenifikasi yang sering muncul dan dan gejala subjektif yaitu pruritus dan insomnia 8. Kepada orang tua diberikan penjelasan mengenai cara membersihkan daerah kemerahan dan gatal pada badan pasien dengan air dan dikeringkan 9. Kelompok pertama (A) mendapat vitamin D 600 IU (1 tablet= 400 IU) 1½ tablet dimasukkan kedalam kapsul hijau dimasukkan ke dalam susu yang akan di minum satu kali sehari selama tiga minggu. 10. Kelompok kedua (B) mendapat plasebo berupa maltodextrin yang dimasukkan ke dalam kapsul berwarna hijau dimasukkan ke dalam susu yang akan diminum sekali sehari. 11. Vitamin D dan plasebo dalam kapsul dengan warna yang sama. Plasebo dalam kapsul berisi maltodextrin. Pasien tidak mengetahui obat yang diberikan. 12. Dievaluasi setiap minggu selama tiga minggu untuk menilai adanya perbaikan dari dermatitis atopik berdasarkan indeks SCORAD. 13. Sampel yang tidak minum obat secara teratur selama tiga minggu berturut-turut tidak dimasukkan ke dalam analisis.

5 Alur Penelitian Anak kelainan kulit Anamnesis, pemeriksaan fisik Dermatitis atopik menurut Hanifin dan Rajka Randomisasi Indeks SCORAD sebelum pemberian Indeks SCORAD sebelum pemberian Vitamin D (21 hari) Plasebo (21 hari) Indeks SCORAD setelah pemberian (1 minggu, 2 minggu, 3 minggu) Indeks SCORAD setelah pemberian (1 minggu, 2minggu, 3 minggu) Gambar 3.1. Alur Penelitian

6 3.9. Identifikasi Variabel Variabel bebas Kelompok obat (plasebo dan kapsul vitamin D) Skala Nominal Variabel tergantung Indeks SCORAD Skala Numerik Definisi Operasional 1. Anak yang dimaksud pada penelitian ini adalah anak usia kurang dari 5 tahun. 2. Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit kulit kronik yang sering dijumpai pada bayi dan anak yang didasari oleh faktor herediter dan lingkungan dengan gejala eritema, papula, vesikel, krusta, skuama, dan pruritus yang hebat sesuai dengan kriteria Hanifin dan Rajka. 10,13

7 Tabel 3.1. Kriteria Diagnostik Dermatitis Atopik Hanifin dan Rajka: 14 Kriteria mayor (3 dari 4 temuan) Pruritus Morfologi dan distribusi lesi kulit Dermatitis kronik atau dermatitis relaps Riwayat atopik Kriteria minor (3 dari 23 temuan) Xerosis Iktiosis Reaktivitas cepat uji kulit Peningkatan IgE Onset yang cepat Mudah terinfeksi kulit Mudah muncul dermatitis pada tangan dan kaki Eksema puting susu Cheilitis Konjungtivitis berulang Lipatan infra orbita dennie morgan Keratoconus Katarak anterior subcapsular Kehitaman di daerah mata Pucat pada wajah/eritema Pityriasis alba Lipatan leher bagian depan Gatal saat berkeringat Intoleransi terhadap wool dan larutan lemak Perfollicular accentuation Faktor lingkungan/emosional White demographism/delayed blanch 3. Indeks SCORing Atopic Dermatitis (SCORAD) adalah alat klinis yang digunakan untuk menilai keparahan dan eksim. 12 Indeks SCORAD terdiri dari gejala objektif yang terdiri dari persentase atau luas daerah yang muncul dermatitis atopik dan intensitas seperti eritema, papul, krusta, ekskoriasi, xerosis atau likenifikasi yang sering muncul dan dan gejala subjektif yaitu pruritus dan insomnia. Data yang yang

8 sudah ada dimasukkan ke dalam kalkulator SCORAD untuk mendapatkan hasil indeks SCORAD. 4. Vitamin D yang digunakan adalah dalam bentuk tablet 400 IU yang berasal dari GNC, di import oleh : PT. Guna Nutrindo Sehat, Jakarta dengan nomor POM SI: Plasebo yang digunakan berupa kapsul yang berisi maltodekstrin merupakan polisakarida dalam bentuk kering dan hampir tidak berasa (campuran glukosa, maltose, oliigosakarida dan dekstrin yang merupakan produk hidrolisis pati yang tidak sempurna).

9 6. Evaluasi dilakukan penilaian gejala dermatitis atopik sebelum pengobatan, 1 minggu setelah pengobatan, 2 minggu setelah pengobatan dan 3 minggu sesudah pengobatan sebanyak satu kali Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak komputer dengan tingkat kemaknaan P < 0.05 dan interval kepercayaan 95%. Uji Mann Whitney untuk menilai gejala dermatitis atopik antara kelompok intervensi dan kontrol. Uji Mann Whitney untuk menilai gejala dermatitis atopik sebelum dan sesudah pemberian pada kedua kelompok.

10 BAB 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu Puskesmas Helvetia, Medan dari bulan Januari sampai Mei Penelitian ini diikuti oleh sebanyak 51 anak yang menderita dermatitis atopik, yang telah memenuhi kriteria inklusi. Dari 51 anak yang menderita dermatitis atopik lima anak dikeluarkan dari penelitian karena tidak teratur minum obat dan 46 anak yang teratur minum obat dimasukkan ke dalam analisis penelitian. Tabel 4.1 merupakan karakteristik responden penelitian saat di diagnosa dermatitis atopik sebelum mendapatkan vitamin D maupun plasebo. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Vitamin D(n=24) Plasebo (n=27) Jenis Kelamin Laki-laki 12,0 ( 50) 12,0 (44,40) Perempuan 12,0 (50) 15,0 (55,60) Usia < 1 tahun 17,0 (70,80) 23,0 (85,20) 1-3 tahun 4,0 (16,70) 4,0 (14,80) 3-5 tahun 3,0 (12,50) 0,0 (0,00) BB, rerata (SB), kg 7,2 (2,86) 6,7 (2,38) BB/PB,rerata(SB),kg/cm 2 66,4 (13,23) 63,9 (11,04) Status Gizi Normal 21,0 (87,50) 24,0 (88,90) Kurang 2,0 (8,30) 3,0 (11,10) Lebih 1,0 (4,20) 0,0 (0,00) Jumlah anak laki-laki dan perempuan sama pada kelompok anak yang mendapat vitamin D yaitu sebanyak 12 orang sedangkan pada kelompok yang memperoleh plasebo jumlah anak perempuan lebih banyak yaitu 15 orang. Usia terbanyak di kedua kelompok adalah usia <1

11 tahun, sebanyak 17 orang pada kelompok menerima vitamin D dan 23 orang di kelompok plasebo. Rerata berat badan kedua kelompok tidak berbeda bermakna (P=0,741), dimana pada kelompok vitamin D dengan rerata berat badan 7,23 kg dan kelompok plasebo dengan rerata 6,79 kg. Berdasarkan status gizi, kedua kelompok menunjukkan status gizi normal sebanyak 21 orang di kelompok yang mendapat vitamin D dan 24 orang pada kelompok penerima plasebo. Anak dermatitis atopik, n=51 Indeks SCORAD sebelum pemberian Vitamin D n=24 Plasebo n=27 Eksklusi Eksklusi Indeks SCORAD sesudah pemberian Indeks SCORAD sesudah pemberian Gambar 4.1. Alur Penelitian

12 4.2. Rerata Indeks SCORAD sebelum Pemberian Dari penilaian seluruh parameter indeks SCORAD terlihat pada kelompok usia < 1 tahun dijumpai rerata indeks SCORAD pada kelompok vitamin D SB 25,06 dan plasebo SB 25,09 termasuk dermatitis atopik derajat sedang, pada kelompok usia 1 sampai 3 tahun termasuk dermatitis atopik derajat ringan baik pada kedua kelompok dengan rerata kelompok vitamin D SB 16 dan plasebo SB 21, dan Pada kelompok usia 3 sampai 5 tahun hanya terdapat 3 responden dan seluruhnya mendapat vitamin D sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan berdasarkan pemberian obat.

13 Tabel 4.2. Perbedaan Indeks SCORAD Berdasarkan Usia sebelum Pemberian < 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun Vit D Plasebo P Vit D Plasebo P Vit D Plasebo P Persentase area yang terkena, rerata (SB) Kepala dan leher 5 (1,5) 5,22 (0,99) 0,376 4,5 (1) 4,5 (1) 1,000 4,33 (0,58) - - Badan depan 2,18 (2,53) 2,13 (1,87) 0,818-2 (2,31) - 2 (2) - - Tangan Ekstremitas atas 1,05 (2,14) 0,96 (1,99) 0, Ekstremitas Bawah 0,12 (0,49) 0,35 (1,15) 0, Kepala dan leher belakang 0,12 (0,49) Ekstremitas atas belakang Badan belakang 0,53 (2,18) Ekstremitas Bawah Belakang Genitalia Intensitas, rerata (SB) Eritema 2,18 (0,39) 2,17 (0,49) 0,970 1, (0,5) Edema 1,76 (0,66) 1,83 (0,65) 0,759-1,5-1,33 (0,58) - - (0,56) Oozing/crust 0,71 (0,92) 0,61 (0,78) 0, ,33 (0,58) - - Ekskoriasi 0,24 (0,75) 0,26 (0,86) 0, ,33 (0,58) - - Xerosis 0,18 (0,73) Lichenifikasi Gejala Subjektif, rerata (SB)

14 Pruritus 3,47 (0,62) 3,87 (0,69) 0,065-4, (0,5) Insomnia 3,47 (0,62) 3,87 (0,69) 0,065-4, (0,5) Indeks Scorad, rerata 25,06 25,09 (8,56) 0, (2) 21 (2,45) 0,017 23, (SB) (10,23) (6,35) a Mann Whitney

15 4.3. Perbedaan Indeks SCORAD setelah Pemberian 1 Minggu, 2 Minggu dan 3 Minggu antara Kelompok yang Diberi Vitamin D dan Plasebo Tabel 4.3.Perbedaan Indeks SCORAD setelah 1 Minggu Pemberian SCORAD Vitamin D (n=23) Plasebo (n=23) Persentase area yang terkena, rerata (SB) Kepala dan leher 4,87 (1,36) 5,04 (1,02) 0,403 Badan depan 1,7 (2,34) 2,13 (1,96) 0,299 Tangan 0 0 Ekstremitas atas 0,78 (1,88) 0,7 (1,66) 0,775 Ekstremitas Bawah 0,09 (0,42) 0,17 (0,83) 0,975 Kepala dan leher belakang 0,09 (0,42) 0 0,317 Ekstremitas atas belakang 0 0 Badan belakang 0,39 (1,88) 0 0,317 Ekstremitas Bawah Belakang 0 0 Genitalia 0 0 Intensitas, rerata (SB) Eritema 2,09 (0,42) 2,13 (0,46) 0,726 Edema 1,61 (0,66) 1,74 (0,62) 0,440 Oozing/crust 0,7 (0,88) 0,52 (0,73) 0,552 Ekskoriasi 0,22 (0,67) 0,13 (0,63) 0,323 Xerosis 0,13 (0,63) 0 0,317 Lichenifikasi 0 0 Gejala Subjektif, rerata (SB) Pruritus 2,48 (0,73) 3,26 (0,92) 0,004 Insomnia 2,48 (0,73) 3,26 (0,92) 0,004 Indeks Scorad, rerata (SB) 21,91 (9,91) 22,61 (7,48) 0,360 Berdasarkan persentase area yang terkena dermatitis atopi dan intensitas dermatitis atopik, hasil pengukuran masih menunjukkan rerata skor yang sama. Namun, untuk gejala subjektif dan indeks SCORAD memperlihatkan skor yang menurun. Dari uji Mann Whitney ditemukan perbedaan rerata skor untuk pruritus dan insomnia (P=0,004). P

16 Berdasarkan indeks SCORAD ditemukan rerata 21,91 (SB=9,91) pada kelompok yang menerima vitamin D dan 22,61 (SB=7,48) pada kelompok penerima plasebo. Untuk indeks SCORAD juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P=0,360). Tabel 4.4. Perbedaan Indeks SCORAD Setelah 2 Minggu Pemberian SCORAD Vitamin D (n=23) Plasebo (n=23) Persentase area yang terkena, rerata (SB) Kepala dan leher 4,87 (1,36) 5,04 (1,02) 0,403 Badan depan 1,7 (2,34) 2,13 (1,96) 0,299 Tangan 0 0 Ekstremitas atas 0,78 (1,88) 0,7 (1,66) 0,775 Ekstremitas Bawah 0,09 (0,42) 0,17 (0,83) 0,975 Kepala dan leher belakang 0,09 (0,42) 0 0,317 Ekstremitas atas belakang 0 0 Badan belakang 0,39 (1,88) 0 0,317 Ekstremitas Bawah Belakang 0 0 Genitalia 0 0 Intensitas, rerata (SB) Eritema 1,3 (0,7) 1,61 (0,72) 0,086 Edema 1 (0,85) 1,35 (0,71) 0,075 Oozing/crust 0,57 (0,89) 0,52 (0,73) 0,918 Ekskoriasi 0,22 (0,67) 0,13 (0,63) 0,323 Xerosis 0,13 (0,63) 0 0,317 Lichenifikasi 0 0 Gejala Subjektif, rerata (SB) Pruritus 1,43 (0,99) 2,09 (1,51) 0,098 Insomnia 0,7 (1,36) 1,48 (1,97) 0,133 Indeks Scorad, rerata (SB) 12,96 (10,54) 16,7 (10,15) 0,076 Pada pengamatan 2 minggu pengobatan diperoleh persentase area yang terkena dermatitis atopi dan intensitas dermatitis atopik masih menunjukkan rerata skor yang tidak jauh berbeda dengan pengamatan P

17 sebelum dan 1 minggu setelah pemberian obat baik pada kelompok anak yang menerima vitamin D dan plasebo. Berdasarkan gejala subjektif, hasil pengukuran menunjukkan tidak ada perbedaan rerata skor yang signifikan baik untuk pruritus maupun insomnia (P>0,05). Berdasarkan Indeks SCORAD ditemukan rerata 12,96 (SB=10,54) pada kelompok yang menerima vitamin D dan 16,7 (SB=10,15) pada kelompok penerima plasebo. Untuk indeks SCORAD juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P=0,076). Tabel 4.5. Perbedaan Indeks SCORAD setelah 3 Minggu Pemberian Vitamin D dan Plasebo SCORAD Vitamin D (n=23) Plasebo (n=23) Persentase area yang terkena, rerata (SB) Kepala dan leher 4,87 (1,36) 5,04 (1,02) 0,403 Badan depan 1,7 (2,34) 2,13 (1,96) 0,299 Tangan 0 0 Ekstremitas atas 0,78 (1,88) 0,7 (1,66) 0,775 Ekstremitas Bawah 0,09 (0,42) 0,17 (0,83) 0,975 Kepala dan leher belakang 0,09 (0,42) 0 0,317 Ekstremitas atas belakang 0 0 Badan belakang 0,39 (1,88) 0 0,317 Ekstremitas Bawah Belakang 0 0 Genitalia 0 0 Intensitas, rerata (SB) Eritema 0,65 (1,03) 0,96 (1,07) 0,271 Edema 0,57 (0,99) 1,04 (0,77) 0,013 Oozing/crust 0,52 (0,85) 0,48 (0,73) 0,969 Ekskoriasi 0,22 (0,67) 0,13 (0,63) 0,323 Xerosis 0,13 (0,63) 0 0,317 Lichenifikasi 0 0 Gejala Subjektif, rerata (SB) Pruritus 0,7 (1,36) 1,35 (1,97) 0,217 Insomnia 3,3 (0,56) 3,91 (0,73) 0,217 Indeks Scorad, rerata (SB) 8,43 (12,49) 12,09 (12,18) 0,099 P

18 Pada pengamatan minggu ketiga pemberian obat, tampak bahwa peresentase area dermatitis masih relatif sama untuk kedua kelompok (P>0,05). Berdasarkan intensitas dermatitis atopik, maka untuk edema ditemukan perbedaan rerata skor yang signifikan (P=0,013) dimana rerata skor edema pada kelompok vitamin D lebih kecil dengan rerata 0,57 (SB=0,99) bila dibandingkan dengan edema pada kelompok plasebo dengan rerata 1,04 (SB=0,77) dengan menggunakan uji Mann Whitney. Berdasarkan Indeks SCORAD ditemukan rerata 8,43(SB=12,49) pada kelompok yang menerima vitamin D dan 12,09 (SB=12,18) pada kelompok penerima plasebo. Untuk indeks SCORAD juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P=0,099). Pada tabel secara kumulatif setelah pemberian intervensi selama 3 minggu tampak terdapat perbedaan yang signifikan indeks SCORAD pada komponen intensitas yaitu edema antara kelompok anak yang diberi vitamin D dengan plasebo (p=0,03). Rerata intensitas edema pada kelompok yang diberi vitamin D adalah 1,06 (SB=0,76) sedikit lebih rendah dibandingkan kelompok anak yang diberi plasebo dengan rerata 1,38 (SB=0,63). Secara statistik, vitamin D tidak signifikan terhadap indeks SCORAD.

19 Tabel 4.6. Perbedaan Kumulatif Indeks Scorad Setelah 3 Minggu Pemberian Obat Scorad Vitamin D Plasebo (n=23) (n=23) P Persentase area yang terkena, rerata (SB) KeKepala dan leher 4,87 (1,36) 5,04 (1,02) 0,403 BaBadan depan 1,7 (2,34) 2,13 (1,96) 0,299 TaTangan - - EkEkstremitas atas 0,78 (1,88) 0,7 (1,66) 0,775 EkEkstremitas Bawah 0,09 (0,42) 0,17 (0,83) 0,975 Kepala dan leher belakang 0,09 (0,42) 0,39 (1,88) 0,317 EkEkstremitas atas belakang BaBadan belakang EkEkstremitas Bawah Belakang GeGenitalia Intensitas, rerata (SB) Eritema 1,35 (0,67) 1,57 (0,67) 0,151 Edema 1,06 (0,76) 1,38 (0,63) 0,03 Oozing/crust 0,59 (0,85) 0,51 (0,72) 0,669 Ekskoriasi 0,22 (0,67) 0,13 (0,63) 0,323 Xerosis 0,13 (0,63) - Lichenifikasi Gejala Subjektif, rerata (SB) Pruritus 1,54 (0,95) 2,23 (1,37) 0,011 Insomnia 1,29 (1,07) 2,03 (1,51) 0,011 Indeks Scorad, rerata (SB) 14,43 (10,62) 17,13 (9,47) 0,135

20 BAB 5. PEMBAHASAN Dermatitis atopik merupakan keadaan yang sering muncul pada anak yang biasanya dapat menghilang pada usia 3 tahun pada beberapa anak. 2 Pada penelitian ini diagnosis dermatitis atopik ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kriteria Hanifin dan Rajka. Penderita dermatitis atopik yang kami skrining saat datang ke posyandu puskemas untuk penimbangan rutin dan imunisasi. Jumlah laki laki maupun perempuan sama pada kedua kelompok dengan usia terbanyak dijumpai pada usia kurang dari satu tahun dengan status gizi yang normal. Pada studi tahun 2013 di Inggris melaporkan tidak ada perbedaan pada jenis kelamin, usia dan indeks massa tubuh pada penderita dermatitis atopik. 7 Dermatitis atopik derajat sedang didapatkan pada kelompok usia kurang dari 1 tahun dan kelompok usia 1 sampai 3 tahun dengan rerata indeks SCORAD antara 25 sampai 50 dan derajat ringan pada kelompok usia 3 sampai 5 tahun dengan indeks SCORAD kurang dari 25. Area yang terkena pada usia kurang dari satu tahun adalah pada kepala dan leher, badan depan, ekstremitas atas dan bawah dengan gejala yang paling banyak dijumpai adalah eritema, edema dan dengan gejala subjektif yang dilaporkan berupa pruritus dan insomnia. Area yang terkena pada usia satu sampai tiga tahun adalah kepala, leher dan badan dengan gejala eritema dan gejala

21 subjektif pruritus dan insomnia. Pada usia tiga sampai lima tahun area yang terkena adalah kepala, leher dan badan dengan gejala edema dan krusta dan gejala subjektif yang dilaporkan adalah pruritus dan insomnia. Pada penelitian tahun 2012 oleh Motswaldi melaporkan gejala pruritus merupakan gejala utama yang dikeluhkan oleh penderita dan keluarga penderita dermatitis atopik disertai eritema, edema, krusta, kulit kering, ekskoriasi dan likenifikasi. 30 Penelitian tahun 2008 di Boston mendapatkan pemberian vitamin D tidak signifikan terhadap Eczema Area and Severity Index (EASI) dan Investigator s Global Assessement (IGA), 31 sedangkan pada penelitian tahun 2011 di Iran pemberian vitamin D signifikan terhadap indeks SCORAD. 7 Pada studi ini menggunakan indeks SCORAD untuk menilai derajat keparahan penyakit sebelum dan sesudah diberikan vitamin D. Efek suplementasi vitamin D pada perkembangan dermatitis atopik masih dalam perdebatan. Beberapa studi melakukan uji klinis mengenai pemberian vitamin D pada derajat keparahan dermatitis atopik. Defisiensi vitamin D dianggap berhubungan dengan meningkatnya fungsi imun bawaan dan imun adaptif. Vitamin D sebagai imunomodulator dapat menurunkan gejala dermatitis atopik dengan menghambat maturasi sel dendrite dan mempengaruhi secara langsung limfosit T untuk menghambat prolifearsi sel T. 9 Pada penelitian tahun 2011 di Inggris mendapatkan hubungan antara serum vitamin 25-dihydroxyvitamin D dengan derajat keparahan dermatitis

22 atopik menggunakan indeks SCORAD. 32 Subjek dengan dermaitits dapat mengalami infeksi karena kekurangan dalam fungsi sistem kekebalan tubuh alami sehingga dapat menimbulkan gangguan epidermis dan perubahan pengenalan reseptor dan penekanan peptida antimikroba. 9 Penelitian tahun 2009 di Costa Rica mendapatkan vitamin D berhubungan dengan alergi dan didapatkan hubungan yang signifikan antara level serum vitamin D, serum immunoglobulin E dan jumlah eosinofil dalam sirkulasi. 22 Penelitian tahun 2008 di Boston mendapatkan perbedaan yang tidak signifikan pada kelompok yang mendapatkan suplemen vitamin D dengan kelompok yang mendapatkan plasebo. 31 Penelitian tahun 2011 di Iran mendapatkan perubahan yang signifikan terhadap indeks SCORAD pada kelompok yang mendapat vitamin D oral atau pada kelompok yang mendapat vitamin D dan E. 33 Penelitian ini merupakan uji klinis untuk mengetahui efek vitamin D pada derajat keparahan dermatitis atopik dengan menggunakan indeks SCORAD untuk menilai derajat keparahan dermatitis atopik sebelum dan sesudah pemberian vitamin D tanpa melakukan pemeriksaan kadar serum vitamin sebelum dan sesudah pemberian vitamin D. Setelah pemberian vitamin D selama tiga minggu dijumpai rerata skor indeks SCORAD yang menurun akan tetapi secara statistik tidak signifikan. Penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan berupa jumlah sampel yang digunakan dan tidak melakukan pengukuran serum vitamin D sebelum dan sesudah pemberian vitamin D pada sampel.

23 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan atopik. Vitamin D tidak efektif dalam menurunkan derajat keparahan dermatitis 6.2. Saran Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai level serum vitamin D sebelum dan setelah pemberian vitamin D pada dermatitis atopik dan diperlukan penelitian longitudinal terhadap pemberian vitamin D untuk menentukan dosis optimal dan cara kerja pengobatan. Penderita dermatitis atopik yang mendapat vitamin D maupun plasebo masih mengalami keluhan dianjurkan untuk berobat ke klinik.

24 RINGKASAN Suatu uji klinis dilakukan di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan mulai Januari 2014 sampai Mei Sampel penelitian adalah penderita dermatitis atopik dengan usia kurang dari 5 tahun yang dinilai derajat keparahan dermatitis atopik menggunakan indeks SCORAD. Pemberian vitamin D dosis 600 IU dan plasebo diberikan selama tiga minggu berturut turut dan dievaluasi setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik dari Universitas Sumatera Utara dan informed consent dari orang tua. Penelitian ini mendapatkan hasil perubahan indeks SCORAD setelah pemberian vitamin D dan plasebo. Secara kumulatif vitamin D menurunkan indeks SCORAD dibandingkan dengan plasebo akan tetapi secara statistik tidak signifikan menurunkan derajat keparahan dermatitis atopik.

25 SUMMARY A clinical trial was conducted in Posyandu Puskesmas Helvetia Medan from January 2014 to May Samples were patients with atopic dermatitis with less than 5 years of age were assessed severity of atopic dermatitis using the SCORAD index. Giving a dose of 600 IU of vitamin D and placebo administered for three consecutive weeks and evaluated weekly for 3 consecutive weeks. The study was conducted after obtaining approval from the Ethics Committee of the University of Sumatera Utara and informed consent of the parents. This study was followed by as many as 51 children who suffer from atopic dermatitis, be evaluated every week for three consecutive weeks found five children were excluded from the study due to irregular taking medication and 46 children who regularly take medication studies included in the analysis. This study getting the SCORAD index changes found after the administration of vitamin D and placebo. Cumulatively found vitamin D lowers SCORAD index compared with placebo but not statistically significantly decreased the severity of atopic dermatitis. Further research is needed to measure the serum levels of vitamin D before and after the administration of vitamin D in atopic dermatitis and determine the appropriate dose of vitamin D to be used as a treatment.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dermatitis atopik (D.A.) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. kronik yang sering dijumpai pada bayi dan anak yang didasari oleh faktor

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. kronik yang sering dijumpai pada bayi dan anak yang didasari oleh faktor BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Atopik 2.1.1. Definisi Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit kulit kronik yang sering dijumpai pada bayi dan anak yang didasari oleh faktor herediter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA

BAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi gangguan fungsi sawar kulit dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit di bidang Dermatologi. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya disfungsi

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang untuk mencari hubungan kadar serum 25-hydroxyvitamin-D dengan dermatitis atopik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dermatitis yang paling umum pada bayi dan anak. 2 Nama lain untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dermatitis yang paling umum pada bayi dan anak. 2 Nama lain untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dermatitis atopik (DA) merupakan inflamasi kulit yang bersifat kronik berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi tertentu dan didasari oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik atau gatal-gatal masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak-anak karena sifatnya yang kronik residif sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi antropometri 3.2 Tempat

Lebih terperinci

PREVALENSI WHITE DERMOGRAPHISM PADA DERMATITIS ATOPIK DI POLI ANAK KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG SURABAYA

PREVALENSI WHITE DERMOGRAPHISM PADA DERMATITIS ATOPIK DI POLI ANAK KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG SURABAYA PREVALENSI WHITE DERMOGRAPHISM PADA DERMATITIS ATOPIK DI POLI ANAK KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI Oleh: Nama : Lu Kwan Hwa NRP : 1523012030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 21 BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 2.1 Bahan Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat masa awal kanak-kanak dimana distribusi lesi ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013. 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anak. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPA/PAUD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey

BAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah White dermographism merupakan salah satu fitur yang dapat terjadi pada dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. 33 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Lingkup ilmu : Ilmu penyakit kulit dan kelamin Lingkup lokasi : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Lingkup

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS VITAMIN D TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK TESIS DEVITA SARI / IKA

EFEKTIFITAS VITAMIN D TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK TESIS DEVITA SARI / IKA EFEKTIFITAS VITAMIN D TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK TESIS DEVITA SARI 097103022 / IKA PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dermatitis atopik merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada bayi dan anak karena bersifat kronik residif dan dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit inflamasi kulit

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit inflamasi kulit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit inflamasi kulit kronis dan residif, gatal dan ditandai dengan kelainan kulit lain seperti xerosis, ekskoriasi,

Lebih terperinci

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA Oleh : Venerabilis Estin Namin 1523013024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Subbagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik serta Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian Hematologi Onkologi. 4.2.Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit dalam RS. Dr.Kariadi Semarang. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang kardiologi dan bidang nutrisi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ruang lingkup disiplin ilmu kesehatan kulit. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat penelitian : Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PEMBERIAN TABURIA (SPRINKLE) BERPENGARUH TERHADAP LAMA DAN FREKUENSI DIARE AKUT ANAK

PEMBERIAN TABURIA (SPRINKLE) BERPENGARUH TERHADAP LAMA DAN FREKUENSI DIARE AKUT ANAK PEMBERIAN TABURIA (SPRINKLE) BERPENGARUH TERHADAP LAMA DAN FREKUENSI DIARE AKUT ANAK Sopiyandi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak Latar belakang Diare Kematian balita di dunia Penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Dermatitis Atopik. Factors that Influence The Level of Quality of Life Atopic Dermatitis Patients

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Dermatitis Atopik. Factors that Influence The Level of Quality of Life Atopic Dermatitis Patients Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Dermatitis Atopik Retno Indrastiti 1, Ika Dyah Kurniati 1, Eka Oktaviani Saputri 1 *Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kesehatan Kulit dan Lokasi pengambilan sampel adalah FakultasKedokteran Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran, khususnya bagian ilmu kesehatan anak divisi alergi & imunologi dan fisiologi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya penyakit Infeksi dan Penyakit Tropik dan Bagian Mikrobiologi Klinik RSUP dr.kariadi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan adalah THT-KL khususnya bidang alergi imunologi. 2. Ruang lingkup tempat adalah instalasi rawat jalan THT-KL sub bagian alergi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah

Lebih terperinci

SKRIPSI GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG I SURABAYA

SKRIPSI GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG I SURABAYA SKRIPSI GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG I SURABAYA Oleh: Nama : Meylisa Iskasari NRP : 1523013035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alergi merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Prevalensi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alergi merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Prevalensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alergi merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Prevalensi alergi di beberapa negara pada dua dekade terakhir mengalami peningkatan. Akan tetapi di negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa, bersifat kronis residif dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

CLINICAL MANIFESTATIONS AND DIAGNOSTIC CRITERIA OF ATOPIC DERMATITIS

CLINICAL MANIFESTATIONS AND DIAGNOSTIC CRITERIA OF ATOPIC DERMATITIS [ ARTIKEL REVIEW ] CLINICAL MANIFESTATIONS AND DIAGNOSTIC CRITERIA OF ATOPIC DERMATITIS Belda Evina Faculty of Medicine, Lampung University Abstract Atopic dermatitis is a chronic inflammatory skin disease

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang khas,bersifat kronis

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang khas,bersifat kronis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang khas,bersifat kronis residif, dengan karakteristik rasa gatal yang hebat dan sering terjadi kekambuhan. Umumnya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit. peradangan kulit kronik spesifik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit. peradangan kulit kronik spesifik yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit peradangan kulit kronik spesifik yang terjadi pada kulit atopik yang ditandai dengan rasa gatal, disebabkan oleh hiperaktivitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian Gastroenterologi, nutrisi metabolik dan perinatologi. 4.2. Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan baseline dari penelitian Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MSi. dengan judul Studi Pengaruh Pemanfaatan Karoten dari Crude Pal Oil

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda

Lebih terperinci

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas. BAB 4 METODA PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Nefrologi Anak. 4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah belah lintang 4.3. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di ruang perawatan sub bagian gastroenterologi bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP / RS. Dr. Kariadi Semarang. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Poliklinik Gigi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ginekologi. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Pada penelitian ini didapatkan insiden terjadinya dermatitis atopik dalam 4 bulan pertama

BAB VI PEMBAHASAN. Pada penelitian ini didapatkan insiden terjadinya dermatitis atopik dalam 4 bulan pertama 72 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Insiden Pada penelitian ini didapatkan insiden terjadinya dermatitis atopik dalam 4 bulan pertama kehidupan adalah 10,9%. Moore, dkk. (2004) mendapatkan insiden dermatitis atopik

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR

ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR Almiya Khansa Putri, 2017 Pembimbing I : R. Amir Hamzah, dr., M.Kes., SpKK Pembimbing II: Dani, dr., M.Kes Dermatitis Atopik

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urtikaria merupakan salah satu manifestasi keluhan alergi pada kulit yang paling sering dikeluhkan oleh pasien. Urtikaria adalah suatu kelainan yang berbatas pada bagian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK ALERGI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI JULI 2014

KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK ALERGI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI JULI 2014 KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK ALERGI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI JULI 2014 Pratama Yulius Prabowo 1, I Gede Made Adioka 2, Agung Nova Mahendra 3, Desak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Bagian/ SMF Obstetri dan Ginekologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu cohort. Penelitian mulai dari sini Subyek tanpa faktor

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Rhoudlotul Quran di Kauman. Semarang dan waktu penelitian bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Rhoudlotul Quran di Kauman. Semarang dan waktu penelitian bulan Maret sampai Mei 2014. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat

Lebih terperinci