LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 200 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 200

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 KATA PENGANTAR Tugas pokok dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) yang merupakan instansi pemerintah di bawah Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan pada tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, tanaman jeruk dan buah subtropika dalam mencapai visi dan misi sebagai institusi penggerak dan menghasilkan IPTEK untuk mendukung pembangunan sistem dan usaha agribisnis hortikultura dengan cara melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup sumber daya manusia, dana, dan materi sesuai Renstra Sebagai salah satu unit kerja yang mandiri, Puslitbang Horikultura wajib membuat dan menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) di bidang penelitian dan pengembangan pertanian khususnya tanaman hortikultura sesuai INPRES No. 7 Tahun 999. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber dana yang didasarkan pada perencanaan stratejik yang telah ditetapkan oleh Puslitbang Hortikultura. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Hortikultura selama tahun anggaran 200 berdasarkan tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seiring dengan mulainya periode Renstra , maka LAKIP 200 inipun menguraikan hasil kegitan lingkup Puslitbang Hortikultura yang disusun berdasarkan IKU, RKT dan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 200. Dengan selesainya laporan kinerja Puslitbang Hortikultura 200 ini, maka diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam penyempurnaan penyusunan program penelitian dan pelaksanaan tugas di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengguna dan dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja pemerintah khususnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan IPTEK tanaman hortikultura. Jakarta, Januari 20 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Dr. Ir. Yusdar Hilman NIP Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ii

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 IKHTISAR EKSEKUTIF Kebutuhan bahan pokok dan penunjang berupa produk hortikutura akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan gizi masyarakat, kebutuhan industri, perolehan devisa, peningkatan dan pemerataan pendapatan, perluasan kesempatan kerja dan pengelolaan secara lestari sumber daya alam pertanian. Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dilakukan melalui perluasan areal tanam ke lahan pertanian marjinal seperti areal lahan kering, lahan tadah hujan, rawa pasang surut melalui pemanfaatan inovasi teknologi tanaman hortikultura untuk dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara. Upaya peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan sistem agribisnis tanaman pangan termasuk didalamnya tanaman hortikultura yang dapat menjadi bahan diversifikasi pangan, seperti kentang, pisang, sukun merupakan program utama pembangunan pertanian ke depan. Untuk itu perlu dukungan inovasi teknologi tanaman hortikultura yang unggul dan berdaya saing agar dapat memberikan keuntungan bagi para petani dan pengemban kepentingan (Stakeholders) secara berkelanjutan dan ramah lingkungan mulai dari teknologi hulu sampai teknologi hilir. Namun, upaya tersebut masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang meliputi : ) belum tercapainya secara optimal, baik produksi, distribusi, harga maupun daya beli, 2) rendahnya aksesibilitas terhadap pasar, 3) subsidi yang diterapkan oleh negara produsen pesaing telah menekan keunggulan kompetitif komoditas tanaman hortikultura, 4) penerapan tarif terhadap produk tanaman hortikultura impor belum mampu mengangkat harga yang kompetitif, 5) pada musim panen raya harga produk komoditas tanaman hortikultura belum layak diterima produsen, 6) usahatani tanaman hortikultura sering kalah bersaing dengan usahatani komoditas lainnya, 7) eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh sistem produksi yang berlaku saat ini masih cukup besar, dan 8) produksi tanaman hortikultura harus mengalah ke lahan-lahan marjinal. Kondisi tersebut mendorong dilakukannya langkah-langkah: a) melakukan upaya peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan era revolusi genetik, b) pengembangan teknologi produksi dengan pengelolaan LATO (Lahan, Air, Tanaman, dan Organisme), c) menekan kehilangan hasil panen dan peningkatan stabilitas hasil, d) peningkatan nilai tambah ekonomi pada tingkat usahatani, dan e) keberpihakan yang jelas kepada petani produsen dalam penetapan kebijakan. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura di berbagai agroekosistem, menjaga stabilitas hasil dan keberlanjutan produksi berasaskan keseimbangan ekologis, dan kelestarian lingkungan. Inovasi teknologi tanaman hortikultura yang dihasilkan dapat memiliki nilai tambah baik ilmiah maupun komersial. Dalam perakitan dan perekayasaan inovasi teknologi tanaman hortikultura harus didukung dengan pembinaan SDM dan pembangunan fasilitas penelitian secara berkesinambungan, serta manajemen penelitian yang profesional, transparan, efektif dan efisien. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura iii

4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Visi Puslitbang Hortikultura merupakan kondisi ideal tentang hasil kerja yang ingin diwujudkan oleh Puslitbang Hortikultura yang tercantum dalam Renstra Puslitbang Hortikultura Visi Puslitbang Hortikultura dirumuskan sebagai berikut : Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 204 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal. Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mengemban empat misi yaitu : ()Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, (2) Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura; (3) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia; (4) Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura. Tujuan dalam merealisasikan visi dan misi Puslitbang Hortikultura periode adalah sebagai berikut :. Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, 2. Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura, 3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia. 4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura, 5. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, 6. Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional. Sasaran utama kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Sasaran dari kegiatan tersebut adalah :. Dihasilkannya 9 VUB komoditas hortikultura, 2. Dihasilkannya benih sumber sayuran ( G0 dan kg umbi), buah tropika dan subtropika (8.270 benih), dan tanaman hias ( benih) bermutu tinggi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura iv

5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Dihasilkannya 6 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan, 4. Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura, 5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui, sebanyak 35 dokumen laporan, 6. Dihasilkannya minimal 5 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura., 7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 25 dokumen laporan, 8. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 50 dokumen laporan, 9. Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 5 dokumen laporan kerjasama. Indikator sasaran (target yang ingin dicapai) tahun 200 adalah sebagai berikut : ) Dihasilkannya 8 VUB komoditas hortikultura 2) Dihasilkannya benih sumber sayuran ( G0 dan kg umbi), buah tropika dan subtropika (4.335 benih), dan tanaman hias (5.800 benih) bermutu tinggi 3) Dihasilkannya 2 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan 4) Terkelolanya.435 aksesi sumberdaya genetik hortikultura 5) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui, sebanyak 7 dokumen laporan 6) Dihasilkannya minimal rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura 7) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 5 dokumen laporan 8) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 0 dokumen laporan 9) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak dokumen laporan kerjasama Hasil pengukuran kinerja kegiatan berdasarkan diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 53 (seratus lima puluh tiga) indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 34 (87,58%) indikator mempunyai nilai capaian 00% atau lebih, (0,65%) indikator mempunyai nilai capaian 85-99%, 2 (7,84%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 6 (3,92%) indikator mempunyai nilai capaian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura v

6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura termasuk dalam katagori sangat baik. Sedangkan hasil pengukuran pencapaian sasaran diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 9 (sembilan) indikator sasaran yang ditetapkan, jika ditinjau dari sasaran secara komulatif untuk masing-masing indikator sasaran, semua indikator mencapai 00% atau lebih. Tetapi jika ditinjau dari masingmasing komponen yang mendukung, ada 26 (dua puluh enam) indikator yang ditetapkan. Dari indikator 26 (dua puluh enam) indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 20 (76,92%) indikator mempunyai nilai capaian 00% atau lebih, 2 (7,69%) indikator mempunyai nilai capaian 85-99%, 0 (0%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 4 (5,382%) indikator mempunyai nilai capaian kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura termasuk dalam katagori sangat baik. Hasil kegiatan yang telah diperoleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 200 yang juga merupakan keberhasilan Puslitbang Hortikultura, jika dikelompokkan menurut indikator sasaran adalah antara lain : ) Dihasilkannya VUB yang diminati konsumen beserta hasil perakitan dan seleksinya antara lain, tanaman sayuran : 2 VUB bawang merah daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (sedang dalam proses pelepasan), 2 klon/galur toleran penyakit bercak ungu, dan 3 klon tetua TSS; 50 galur harapan kentang daya hasil tinggi, 3 klon harapan kentang adaptif dataran medium, 0 klon harapan kentang olahan dan 5 klon harapan kentang toleran busuk daun; dan 2 galur cabai tahan antraknos; tanaman buah tropika : calon VUB durian seedless; tanaman hias : 3 varietas anggrek Phalaenopsis, 5 varietas lili, 2 varietas anthurium, 2 varietas mawar, 2 varietas anyelir, 3 varietas gladiol dan 6 varietas krisan; jeruk : 2 calon varietas jeruk seedless tahan CTV, 5 kandidat jeruk seedless keprok soe, 2 kandidat jeruk seedless pamelo MV2 hasil mutasi, 5 hasil seleksi jeruk siam dengan karakter seedless hasil hibridisasi dan 50 tanaman jeruk hasil fusi; 2) Tersedianya benih sumber, antara lain : G0 kentang, bawang merah : 7,484 ton umbi bawang merah dan 3 kg BS kelas benih penjenis cabe, tomat : 5 kg BS kelas benih penjenis, mentimun : 0 kg BS, buncis : 23 kg BS, kangkung : 60 kg BS, 8000 benih penjenis (dari 4 VUB durian), 4000 benih penjenis (2 VUB manggis), planlet anggrek dan tanaman hias lainnya serta setek krisan, planlet benih benih batang bawah dan batang atas hasil SE, 533 pohon BF jeruk, pohon BPMT jeruk, 50 pohon BF apel, 400 pohon BPMT apel, 50 pohon BF anggur, 200 pohon BPMT anggur, 50 BF lengkeng, 200 BPMT lengkeng, 50 pohon BF strowberi, dan 200 pohon BPMT strowberi; 3) Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang terdiri dari : paket teknologi SE (Somatic Embriogenesis) dengan regenerasi 60% bawang merah, paket PTT bawang merah di sentra produksi bawang merah, paket Teknologi Produksi Benih TSS, paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang dataran medium yang ramah lingkungan, teknologi PTT tomat, paket teknologi perbanyakan benih pisang, komponen teknologi budidaya peningkatan produksi pisang (20 ton/ha), paket teknologi manggis untuk meningkatkan mutu buah manggis layak ekspor 50% dan produktivitas 25%, teknologi peningkatan mutu buah mangga gedong gincu, teknologi pengendalian lalat buah, teknologi media kultur jaringan Phalaenopsis, 3 paket teknologi budidaya (untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura vi

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 phalaenopsis, dendrobium dan vanda), teknologi pengendalian penyakit tular media dendrobium, 2 paket teknologi pengendalian hama kumbang moncong dan Erwinia sp, 4 paket teknologi (PTT krisan bunga pot, PTT krisan bunga potong, pengendalian karat, dan krisan bebas hama penyakit), paket teknologi pembesaran umbi gladiol dan lili, teknologi budidaya mawar bunga potong, serta teknologi perbanyakan embrio jeruk dengan bioreactor; 4) Tersedianya plasma nutfah yang terkonservasi dan terkarakterisasi, antara lain: 20 koleksi baru plasma nutfah bawang merah, karakterisasi 60 aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, peremajaan 350 aksesi peremajaan koleksi plasma nuthfah bawang daun, kentang, cabai, tomat kacang panjang dan koleksi indigenous, 90 aksesi Pisang, 298 aksesi Mangga, 67 aksesi Durian, 33 aksesi Manggis, 2 aksesi Rambutan, 28 aksesi Nangka, 76 aksesi Nenas, 5 aksesi Pepaya, 8 aksesi Melon, 6 aksesi semangka, 22 aksesi Sukun, 5 aksesi Kesemek,.000 aksesi Salak, 275 aksesi anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium, dan Vanda); 23 aksesi tambahan koleksi plasma nutfah tanaman jeruk dan buah sub tropika serta 22 aksesi jeruk dan buah subtropika terkarakterisasi; 5) Terdiseminasi dan tersebar luasnya hasil-hasil penelitian hortikultura kepada stake holder yaitu petani, pelaku agribisnis hortikultura, instansi pemerintah maupun swasta; 6) Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura dan dimanfaatkannya rekomendasi tersebut oleh para pengambil kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia; 7) Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan faktor-faktor lain yang mendukung upaya pencapaian kinerja; 8) Meningkatnya kapasitas perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi lingkup Puslitbang Hortikultura dalam rangka mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura agar berjalan sesuai dengan rencana dan tercapai sasaran yang diharapkan; dan 9) Meningkatnya jaringan kerjasama yang dijalin oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, dan peningkatan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri Secara keseluruhan sampai dengan bulan Desember 200 semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Tidak ada kegiatan yang gagal. Namun ada beberapa masalah yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target. Perubahan kebijakan pimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian target sasaran yang telah ditetapkan. Faktor musim yang kurang mendukung, sepanjang tahun 200 hujan terus berlangsung, sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung kegiatan penelitian kultur jaringan dan mikroskop inverted/epiflourosence untuk pengamatan kromoson/gen juga menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran tersebut. Tingginya tingkat kontaminasi sehingga banyak kalus yang mati untuk penelitian SDG juga menyebabkan terlambatnya pencapaian sasaran. Selain itu juga lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian yang disebabkan oleh lambatnya penyelesaian dokumen rencana penelitian yang disusun peneliti, serta ketidak sesuaian waktu perencanaan dengan pendanaan, sehingga menghambat dalam proses pencairan anggaran. Untuk memecahkan permasalah yang ada dilakukan beberapa langkah pemecahan masalah antara lain : Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait baik internal maupun eksternal Balai, Sosialisasi target sasaran yang akan dicapai pada tahun 200 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura vii

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 sampai tahun 204, Melakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik Hasil Monev dapat digunakan sebagai bahan bagi pimpinan untuk mengambil kebijakan guna perbaikan kegiatan yang sedang berjalan maupun perencanaan pada waktu yang akan datang. Upaya mengatasi masalah yang ada selain masalah cuaca yang memang tidak bisa diprediksi, dilakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik yang berupa laboratorium, ramah kaca/kasa, termasuk semua kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan. Untuk mendukung pemecahan masalah tersebut diupayakan juga meningkatkan kualitas SDM teknisi melalui kegiatan training, magang dll, memperbaiki sarana dan prasarana penelitian guna meningkatkan keberhasilan pengamatan data serta mengupayakan percepatan pencairan dana. Di samping itu, ke depan agar diupayakan pemecahan masalah antara lain dengan : ) Melakukan koordinasi internal antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar, 2) Penyusunan program penelitian dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (d) tidak bias, 3) Mengantisipasi adanya perubahan cuaca, 4) Perlu disediakan alokasi anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium, 5) Perlu peningkatan pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen. Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 200 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp ,000,-. Dibandingkan anggaran tahun 2009 lalu mengalami peningkatan sebesar 8,4 % (Rp ,000,-DIPA revisi pada tahun 2009). Alokasi anggaran per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 30,237,82,000,-, belanja barang 8,562,907,000,-, dan belanja modal 5,05,440,000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 200 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp ,-, Balitsa Lembang Rp ,-, Balitbu Tropika Solok Rp ,-, Balithi Segunung Rp ,- dan Balitjestro Tlekung Rp ,-. Realisasi keuangan sampai dengan 3 Desember 200 secara keseluruhan mencapai 97,62% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 98,86%, belanja barang 96,54%, dan belanja modal 94,3%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,89%, Balitsa Lembang 97,83%, Balitbu Tropika Solok 98,6%, Balithi Segunung 98,95%, dan Balitjestro Tlekung 94,38%. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura viii

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... ii Ikhtisar Eksekutif... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Lampiran... Daftar Gambar... I. Pendahuluan..... Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana Hasil Litang Hortikultura tahun Kondisi Penelitian dan Pengembangan Hortikultura yang diharapkan... 5 II. Rencana Strategik Rencana Stratejik Indikator Kinerja Utama Rencana Kinerja Tahun III. Akuntabilitas Kinerja Hasil Pengukuran Kinerja (PKK) Tahun Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja (PPS) Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun Sebelumnya (2009) Akuntabilitas Keuangan IV. Penutup Lampiran-lampiran iii iv x xii xii Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ix

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 DAFTAR TABEL Tabel. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Hortikultura berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional Tabel 2. Pengelompokan kebijakan, strategi dan komponen indikator berdasarkan tujuan 5 Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 0. Tabel. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional Tabel 2. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator sasaran 47 Halaman Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura x

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Tabel 3. Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 200 menurut jenis belanja 6 Tabel 4. Pagu dan realisasi anggaran masingmasing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran Tabel 5. Pagu dan realisasi anggaran Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 200 per indikator sasaran 62 Tabel 6. Rekapitulasi PNBP Tahun 200 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura xi

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura 69 Lampiran 2. Tabel Rencana Strategis Formatted: Font: pt, Indonesian Formatted: Font: pt, English (United States) Formatted: Indonesian Lampiran 3. Form Rencana Strategis Lampiran 4. IKU Puslitbang Hortikultura tahun Lampiran 5. Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang Hortikultura Lampiran 6. Form Rencana Strategis Lampiran 7. Indikator Sasaran tahun 200 dengan judul-judul kegiatan yang mendukungnya 90 Lampiran 8. Form Rencana Kinerja Tahun 200 (RKT) 92 Lampiran 9. Form Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) tahun Lampiran 0. Form Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) tahun DAFTAR GAMBAR Halaman Formatted: Indonesian Gambar. Penampilan tanaman dan buah jeruk Soe kandidat seedless 22 Gambar 2. a. Volume kalus embrionik awal kultur; b. volume setelah kultur.5 bulan 25 Gambar 3. Kegiatan pengawalan teknologi 38 Gambar 4. Kegiatan Citrus Spectacular Day Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura xii

13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 I. PENDAHULUAN Hortikultura merupakan salah satu sub-sektor pertanian yang memiliki peran strategis dalam perkembangan perekonomian nasional. Pembangunan industri hortikultura nasional dewasa ini menghadapi banyak tantangan sehubungan dengan perubahan kondisi lingkungan strategis di dalam dan luar negeri yang sangat dinamis. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah semakin meningkatnya persaingan global pada era pasar bebas. Dengan demikian, upaya utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan daya saing untuk mendorong kinerja industri hortikultura nasional. Upaya tersebut perlu dilakukan melalui penerapan inovasi hortikultura dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara optimal, dan peningkatan efisiensi produksi serta pemasaran. Guna memberikan dukungan yang optimal dalam pengembangan industri hortikultura nasional, penyediaan dan pengembangan teknologi inovatif perlu dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra) yang sistematis, komprehensif, terintegrasi dan akuntabel. Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura diarahkan untuk memecahkan berbagai masalah terutama penyediaan varietas unggul untuk substitusi impor, penyediaan benih sumber bermutu tinggi, peningkatan produksi dan produktivitas, pengendalian hama dan penyakit, dan faktor-faktor lain yang turut menentukan pencapaian sistem produksi hortikultura yang berkelanjutan. Hal tersebut terkait dengan Strategi Kementerian Pertanian yang dirumuskan dalam 7 (tujuh) Gema Revitalisasi dan 4(empat) Sukses pada Renstra Kementan Tujuh Gema Revitalisasi adalah : () Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pemberdayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Sedangkan 4 (empat) sukses Kementerian Pertanian yaitu : ) Swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2) Diversifikasi pangan; 3) Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan ekspor;dan 4) Peningkatan kesejahteraan... Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 299/ Kpts/OT.40/7/2005 tanggal 25 Juli 2005, kedudukan, tugas, dan fungsi Puslitbang Hortikultura sebagai berikut :... Tugas Puslitbang Tanaman Hortikultura sebagai salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian memperoleh mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan Hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan subtropika, dan hias). Mandat tersebut dilaksanakan oleh: (a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang Jawa Barat, (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika di Solok Sumatera Barat, (c) Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Formatted: Indonesian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Balai Penelitian Tanaman Hias di Segunung Jawa Barat, dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika di Tlekung Jawa Timur. Formatted: Indonesian Tugas yang diemban adalah melaksanakan litbang teknologi tinggi dan strategis komoditas hortikultura. Penelitian yang dilakukan bersifat mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah. Penelitian yang bersifat hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar dan teknologi generik yang akan diuji daya adaptasinya oleh BPTP sebelum disebarluaskan kepada petani...2. Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : () Menyiapkan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura, (2) Merumuskan program penelitian dan pengembangan hortikultura, (3) Melaksanakan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan hortikultura, (4) Melaksanakan penelitian dan pengembangan hortikultura, (5) Mengevaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura, dan (6) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat...3. Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya telah tersusun struktur organisasi lingkup Puslitbang Hortikultura yang terdiri atas tiga eselon 3 yang berada di satuan kerja (satker) Puslitbang Hortikultura Jakarta, yaitu : () Bagian Tata Usaha (TU), (2) Bidang Program dan Evaluasi (PE), dan (3) Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP), dan Kelompok Fungsional. Di samping itu, Puslitbang Hortikultura juga membawahi empat Balai Penelitian Komoditas, yaitu : () Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Jawa Barat, (2) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) di Solok, Sumatera Barat, (3) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) di Cianjur, Jawa Barat, dan (4) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub-tropika (Balitjestro) di Batu, Jawa Timur. Adapun struktur organisasi Puslitbang Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran..2. Sumber Daya Manusia Data jumlah pegawai lingkup Puslitbang Hortikultura per 3 Desember 200, sebanyak 672 orang yang terdiri atas tenaga peneliti sebanyak 55 orang (23,06%), teknisi : 56 orang (8,33%), fungsional lainnya (pustakawan, pranata komputer, dan arsiparis) : 5 orang (0,74%), tenaga administrasi dan tenaga pendukung lainnya : 456 orang (67,85%). Berdasarkan tingkat pendidikannya, pegawai Puslitbang Hortikultura, 23 orang berpendidikan S3 (Doktor), 85 orang berpendidikan S2, 46 orang berpendidikan S, berpendidikan SM/D3 berjumlah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2

15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun orang, SLTA sebanyak 284 orang, dan SLP/SD berjumlah 9 orang. Sejak tahun 2006, Puslitbang Hortikultura terdapat 5 (lima) peneliti yang telah mencapai gelar Profesor Riset, namun 3 orang Profesor Riset telah pensiun pada tahun 2008, 2009 dan 200. Adapun rincian distribusi pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura disajikan pada Tabel. Peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu Kelompok Peneliti (kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik, Fisiologi dan Agroekonomi, dan Hama dan Penyakit. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, jumlah peneliti yang berpendidikan S3 sebanyak 26 orang, S2 : 70 orang, S: 58 orang, dan D3/SM: orang. Jenjang fungsional peneliti meliputi, Peneliti Utama sebanyak 27 orang, Peneliti Madya : 50 orang, Peneliti Muda : 4 orang, Peneliti Pertama : 39 orang. Jumlah tenaga teknisi yang berpendidikan S sebanyak 2 orang, D3 : 8 orang, D2: orang, dan SLTA : 35 orang. Tenaga teknisi dikelompokkan berdasarkan jenjang fungsional sebagai berikut: Teknisi Litkayasa Penyelia sebanyak 22 orang, Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan: 28 orang, Teknisi Litkayasa Pelaksana : 6 orang. Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan Puslitbang Hortikultura , jumlah dan komposisi SDM dirasa belum memadai. Rekruitmen tenaga baru, khususnya untuk peneliti, dilakukan dengan analisis Critical Mass dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga sesuai kompetensinya dan tenaga peneliti yang memasuki usia pensiun. Tabel. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Hortikultura berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional, 200. Unit kerja Jumlah SDM Jenis kelamin Tingkat pendidikan Fungsional L P S3 S2 S SM/ D3/D2 SLTA SLTP/S D Peneliti Pranata Komputer Pustakawan Litkayasa Arsiparis Non Pusat Balitsa Balitbutrop Balithi Balitjestro Jumlah Sarana dan Prasarana Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura saat ini didukung sumberdaya sarana dan prasarana yang meliputi : (a) Kebun-kebun Percobaan sebanyak 6 KP dengan luas total 357,58 ha yang tersebar pada berbagai agro-ekosistem yang dikelola Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3

16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 oleh empat balai penelitian tersebut, yaitu Balitsa : 44,9 ha, Balitbu Tropika : 47,95 ha, Balithi : 8,48 ha, dan Balitjestro : 46,24 ha, (b) Laboratorium sebanyak 2 unit dengan luas total bangunan 4.537, 28 m2 yang sebagian sudah mendapat akreditasi Laboratorium Penguji SNI , yaitu di Balitsa sebanyak 6 unit, Balitbu : unit, dan Balithi : 2 unit..4. Hasil Kinerja Puslitbang Hortikultura Dalam periode Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan varietas unggul komoditas hortikultura sebanyak 4 varietas yang dilepas oleh Menteri Pertanian, yaitu terdiri atas sayuran (7 varietas terdiri dari 2 VUB bawang merah, 2 VUB kentang dan 3 VUB cabe merah), buah tropika (29 varietas terdiri dari : 4 VUB pisang, 2 VUB manggis, VUB mangga, 3 VUB alpokat, VUB durian, 2 VUB pepaya, 4 VUB melon dan 2 VUB salak), tanaman hias (55 varietas terdiri dari 5 VUB krisan, 9 VUB lili, 7 VUB anggrek, 8 VUB gladiol, 3 VUB mawar, VUB sedap malam, 5 VUB Anthurium, 2 VUB Anyelir, 3 VUB Alpinia, VUB Taponochilus dan VUB Zingiber), serta jeruk dan buah subtropika (2 varietas terdiri dari : 8 VUB jeruk, 3 VUB anggur dan VUB apel). Sebagian dari varietas-varietas tersebut, khususnya tanaman hias, telah diadopsi petani dan pengusaha sebagai komponen utama pengembangan agribisnis tanaman hias di tanah air. Selain varietas unggul, Puslitbang Hortikultura juga menghasilkan teknologi perbanyakan benih secara in vitro dan in vivo, teknologi produksi yang efisien dan ramah lingkungan (3), teknologi pengendalian OPT utama (), PTT (mangga, pisang, manggis, nenas, jeruk, pepaya, durian, kentang, cabai, bawang merah, tomat, krisan, mawar dan jeruk) dan teknik deteksi cepat penyakit utama, serta opsi-opsi kebijakan yang terkait dengan litbang hortikultura. Teknologi tersebut telah didiseminasikan melalui berbagai kegiatan gelar teknologi, pameran, PRIMATANI, seminar/simposium, jurnal primer, tabloid Sinar Tani, forum komunikasi penelitian dan lain-lain. Ketersediaan benih bermutu untuk komoditas hortikultura belum dapat memenuhi kebutuhan di lapangan, walaupun cenderung terus meningkat. Puslitbang Hortikultura sampai dengan tahun 2009 telah memproduksi dan mendistribusikan benih hortikultura melalui UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) berupa benih Sayuran : bawang merah (6 kg benih inti, 5 t benih sumber) ; kentang (9.290 plantlet dan Go), cabai merah (300 g benih intii, -2 kg benih sumber), buncis : 5-0 kg benih inti, mentimun : 2-3 kg benih sumber dan buncis rambat : kg benih sumber; Buah tropika : 750 benih sumber dengan tehnik grafting, Durian 000 benih sumber dengan tehnik grafting; Alpukat 500 benih sumber dengan tehnik grafting ; Tanaman Hias : Benih Sumber In vivo : Krisan : setek, Mawar potong : tanaman, Mawar mini : 393 tanaman : 250 tanaman, Gladiol : subang kecil dan subang besar, Sedap malam : tanaman, Lili : 36 tanaman; Benih Sumber In Vitro :Krisan, 5.05 botol, dan distribusi 267 botol, Mawar potong : 33 botol, Lili :.680 botol, Anggrek Phalaenopsis 82 botol, Anggrek Spathoglottis 90 botol, Anggrek Dendrobium produksi botol, Anthurium produksi 267 botol, Anyelir, produksi 834 botol, Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika : Jeruk : pohon induk 338 BF dan.400 BPMT, Apel : pohon induk 50 BF dan 250 BPMT, Anggur ; benih dasar 25 pohon BF dan benih BPMT 250 pohon, Lengkeng : pohon induk sebanyak 25 BF dan 50 BPMT, Stroberi : pohon induk sebanyak 50 BF dan 376 BPMT. Selain itu Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan produk berupa pupuk, biofertilizer dan biopestisida Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 seperti : AnviRIV, 2, dan 3 (Elisa KIT), BiaRiv-, 2, dan 3, Bionok, Biotep/Teptang, Bio- PF, Gliostar, Gliocompost, Mikoriza, Prima BHPF, BioTrri, M-RIF, Minyak atsiri jeruk, Latricil,, Taracid, Gliocid, Sentor, Trichocid, dan formulasi bahan perangkap lalat buah serta formulasi penolak hama buah jerruk. Dalam rangka meningkatkan kapasitas, publisitas dan pengembangan hasil penelitian hortikultura, Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri. Kerjasama penelitian di dalam negeri melibatkan Direktorat Jenderal Hortikultura, perguruan tinggi, BATAN, pemerintah daerah, unit kerja terkait lingkup Badan Litbang Pertanian, BPTP, Asosiasi, pengusaha swasta dan gabungan kelompok tani (gapoktan)/kelompok tani (poktan). Kerjasama penelitian dengan institusi di luar negeri melibatkan IAEA, HORTIN, CIP, PRI-The Netherlands, ACIAR, Bioversity International, dan SAKATA-Japan. Kerjasama tersebut diarahkan pada upaya peningkatan kompetensi tenaga SDM, pengembangan teknik, protokol, dan prosedur pemuliaan, perbenihan, budidaya yang efisien dan ramah lingkungan, serta diseminasi hasil-hasil penelitian..5. Kondisi Penelitian dan Pengembangan Hortikultura yang Diharapkan Tuntutan akan dukungan teknologi inovatif akan terus meningkat dalam rangka pengembangan agribisnis hortikultura nasional yang modern dan berdaya saing. Puslitbang Hortikultura akan berupaya untuk terus meningkatkan kinerja nyata yang ditunjukkan dalam bentuk penyediaan teknologi inovatif sesuai kebutuhan pasar. Varietas unggul baru hortikultura dan benihnya harus memiliki daya saing yang tinggi, sehingga bisa berperan dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun substitusi impor. Teknologi produksi harus efisien dan ramah lingkungan dalam menghasilkan produk yang bermutu dan sehat. Untuk itu, peningkatan kapasitas sumberdaya yang dimiliki merupakan langkah krusial untuk peningkatan kinerja tersebut. Berkembangnya isu nasional dan internasional menyangkut perubahan iklim dan pemanasan global, pencapaian MDG s, pemberlakuan ratifikasi AFTA + C, pembentukan blok-blok perdagangan internasional, kemandirian ekonomi, dan keberlanjutan sistem agribisnis hortikultura nasional perlu diantisipasi dengan baik dalam menentukan program litbang hortikultura. Dengan demikian, Puslitbang Hortikultura menentukan langkah-langkah strategis litbang hortikultura yang diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil penelitian menuju lembaga litbang berkelas dunia melalui () pemanfaatan sumberdaya nasional secara optimal, (2) perakitan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim global, memiliki daya saing sebagai produk ekspor dan substitusi impor, (3) penyediaan teknologi produksi yang efisien dan ramah lingkungan, (4) peningkatan kinerja diseminasi teknologi inovatif hortikultura, (5) peningkatan kerjasama dengan institusi di dalam dan luar negeri, (6) pengembangan sumberdaya litbang hortikultura, (7) peningkatan kompetensi SDM, dan (8) penerapan sistem manajemen mutu guna dalam pemberian layanan kepada pengguna IPTEK hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 II. RENCANA STRATEJIK 2.. Rencana Stratejik Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, acuan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura. Dokumen tersebut disusun berdasarkan analisis lingkungan strategis terhadap potensi, peluang, permasalahan dan tantangan terkini untuk mendukung pembangunan industri hortikultura yang berdaya saing selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dokumen Renstra tersebut akan digunakan sebagai acuan dan arahan bagi seluruh elemen lingkup Puslitbang Hortikultura dalam merencanakan dan melaksanakan penyediaan serta pengembangan inovasi hortikultura. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2005 dan PP 40 tahun 2006, penyusunan Renstra tersebut berlandaskan pada performance based budgeting yang dilengkapi dengan indikator kinerja, sehingga akuntabilitas kinerja dapat dievaluasi secara berkelanjutan. Puslitbang Hortikultura menggunakan Renstra Badan Litbang Pertanian dan renstra institusi-institusi terkait lainnya pada lingkup Kementerian Pertanian sebagai acuan untuk penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura mendukung mencapaian sasaran pembangunan pertanian yang telah ditetapkan. Program litbang hortikultura dirancang untuk menghasilkan Iptek yang mampu mengatasi masalah, tantangan dan persaingan pasar. Penyusunan program litbang hortikultura harus berlandaskan kepada Visi dan Misi yang futuristik sesuai dengan perubahan lingkungan strategis yang dinamis, paradigma baru pembangunan nasional masa depan, dan kebutuhan pengguna yang dinamis. Pencapaian hasil litbang, restrukturisasi organisasi, pembinaan SDM, peningkatan sarana dan prasarana, pendanaan, penyempurnaan manajemen selama periode merupakan modal bagi perencanaan program litbang hortikultura Puslitbang Hortikultura sebagai center of excellent litbang hortikultura di tanah air harus mampu menjawab kebutuhan stakeholder. Renstra ini merupakan pedoman bagi penyusunan prioritas program dan kegiatan litbang hortikultura agar dapat menghasilkan inovasi teknologi dan rekomendasi kebijakan yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem dan usaha agribisnis hortikultura yang berdaya saing Visi Visi merupakan kondisi ideal tentang hasil kerja yang ingin diwujudkan oleh Puslitbang Hortikultura dalam kurun waktu lima tahun ( ). Selaras dengan visi Badan Litbang pertanian dan untuk mencapai kondisi ideal yang dikehendaki pada masa yang akan dating. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Visi Puslitbang Hortikultura dirumuskan sebagai berikut : Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 204 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal Misi Misi merupakan rumusan cara dan panduan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi juga berperan sebagai pendorong motivasi dan semangat kerja seluruh sumberdaya manusia Puslitbang Hortikultura. Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mengemban empat misi yaitu : ) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, 2) Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura; 3) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia; 4) Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura Tujuan Tujuan dalam merealisasikan visi dan misi Puslitbang Hortikultura periode adalah sebagai berikut : ) Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, 2) Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura, 3) Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia. 4) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura, 5) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, 6) Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 7) Sasaran Sasaran utama kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Sasaran utama dari kegiatan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam keluaran-keluaran yang terukur sebagai berikut : ) Dihasilkannya 9 VUB komoditas hortikultura, 2) Dihasilkannya benih sumber sayuran ( G0 dan kg umbi), buah tropika dan subtropika (8.270 benih), dan tanaman hias ( benih) bermutu tinggi, 3) Dihasilkannya 6 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan, 4) Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura, 5) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui, sebanyak 35 dokumen laporan, 6) Dihasilkannya minimal 5 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura., 7) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 25 dokumen laporan, 8) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 50 dokumen laporan, 9) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 5 dokumen laporan kerjasama Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam implementasi kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut: ) Memfokuskan penyediaan VUB, benih bermutu, dan teknologi inovatif hortikultura berbasis HKI dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan mengantisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian, 2) Mengelola sumberdaya genetik tanaman hortikultura untuk mendukung perakitan VUB, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 3) Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen komoditas hortikultura, 4) Memfokuskan analisis dan sintesis kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang terkait langsung dengan pembangunan agribisnis hortikultura, 5) Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan, 6) Mendorong sertifikasi dan akreditasi kelembagaan lingkup Puslitbang Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat publisitas kelembagaan berkelas dunia, 7) Mengembangkan perangkat teknologi informasi, memperluas jaringan komunikasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional Strategi Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dalam kurun waktu , adalah: ) Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya genetik hortikultura, 2) Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal, 3) Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna, 4) Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan, 5) Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura, 6) Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing, 7) Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura, 8) Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura, 9) Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK, 0) Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Keterkaitan Kegiatan dengan Program Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 mengenai Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut diimplementasikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga (K/L) Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bapennas, 2009), setiap eselon dari Kementerian/Lembaga Negara hanya melaksanakan satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk periode Selanjutnya, program yang dilaksanakan oleh eselon pada Kementrian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, Program yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya. Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian , maka Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, berperan sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian Komoditas Hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam , yaitu : () Komoditas Utama, dan (2) Komoditas Potensial. Komoditas Utama merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup manggis, durian, jeruk, kentang, bawang merah, anggrek dan krisan. Komoditas potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan peluang tinggi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) Sayuran (cabe, tomat, mentimun, dan sayuran daun), (b) Buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan nenas), (c) Buah sub tropika (lengkeng, anggur, dan strowberi), dan (d) Tanaman hias (Lili, Mawar, Anyelir, Gladiol, Tagetes, Zinnia, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa komoditas potensial diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa mendatang Subkegiatan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura menghasilkan indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan yang spesifik untuk kurun waktu Output yang dihasilkan akan merupakan bagian integratif pada outcome dari Program di tingkat Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 0

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Badan Litbang Pertanian. Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura untuk kurun waktu diusulkan berdasarkan output yang direncanakan (performance based budgeting). Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura lebih lanjut diuraikan ke dalam enam subkegiatan pada lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu dua subkegiatan dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan satu subkegiatan dilaksanakan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika.. Sub Kegiatan pada Satker Puslitbang Hortikultura Subkegiatan yang dilaksanakan pada satker Puslitbang Hortikultura, Jakarta, adalah: () Subkegiatan Manajemen Litbang Hortikultura mencakup : Bidang Program dan Evaluasi bertanggung jawab atas pelaksanaan subkegiatan: a. Perencanaan dan anggaran, b. Monitoring dan evaluasi (monev) dan SPI Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian bertanggungjawab atas pelaksanaan subkegiatan: c. Pengembangan kerjasama litbang hortikultura, d. Koordinasi dan pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH), e. Penguatan database plasma nutfah hortikultura, f. Diseminasi inovasi hortikultura Bagian Tata Usaha bertanggungjawab atas pelaksanaan subkegiatan: g. Penguatan dan pengelolaan Puslitbang Hortikultura Pengelolaan keuangan dan perlengkapan Pengelolaan rumah tangga dan kepegawaian : Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM peneliti dan pendukungnya lingkup Puslitbang Hortikultura h. Peningkatan layanan perkantoran. i. Pengadaan sarana dan prasarana. j. Pengadaan bangunan. (2) Subkegiatan Analisis Kebijakan dan Diseminasi Inovasi Hortikultura mencakup: a. Analisis kebijakan hortikultura, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 b. Diseminasi inovasi hortikultura. 2. Sub Kegiatan pada UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura Subkegiatan yang dilaksanakan di masing-masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah: () Subkegiatan penelitian tanaman sayuran oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Jawa Barat, (2) Subkegiatan penelitian tanaman buah tropika, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), Solok, Sumatera Barat, (3) Subkegiatan penelitian tanaman hias, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Segunung, Cianjur, Jawa Barat, (4) Subkegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah sub tropika, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro), Batu, Jawa Timur. Komponen subkegiatan pada masing-masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tersebut terdiri atas: a. Pengelolaan plasma nutfah, b. Perakitan Varietas Unggul Baru (VUB), c. Penyediaan benih inti dan benih sumber, d. Penguatan kelembagaan UPBS, e. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan ramah lingkungan, Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan penjabaran dari RPJMN Renstra Puslitbang Hortikultura secara lengkap, rumusan kebijakan dan strategi yang menjadi cara pencapaian tujuan dan sasaran utama/strategis dapat dilihat dalam Tabel Rencana Strategis pada Lampiran 2. Dan Form Rencana Strategis pada Lampiran Indikator Kinerja Utama (IKU) 200 Dalam Renstra Badan Litbang Pertanian , terdapat (satu) program yang didukung oleh 2 kegiatan. Puslitbang Hortikultura sebagai salah satu Unit Kerja yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dengan ruang lingkup pelaksanaan pemuliaan dan pengelolaan sumber daya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknlogi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menaggulangi permasalahan OPT. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama sesuai yang tercantum dalam Renstra Kementerian Pertanian Salah satunya untuk komoditas hortikultura yaitu kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk). Sedangkan dalam 7 (tujuh) target utama Badan Litbang Pertanian , yang perlu dicapai untuk tanaman hortikultura yaitu Tersedianya varietas unggul dan benih sumber sayuran tahan penyakit, buah-buahan seedless, tanaman hias novelty sebagai berikut :. Kentang tropika produksi tinggi 2. Aneka buah tropika dan sub tropik seedless (manggis, durian, duku, salak, rambutan, jeruk) 3. Tanaman hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (durian, anggrek) 4. Benih sumber unggul harga murah, tahan penyakit dan beradaptasi dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian, manggis, jeruk, krisan dan anggrek). Puslitbang Hortikultura telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) 200 berdasarkan RPJMN Hortikultura tahun 200, baik target maupun realisasinya yang secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4. IKU Puslitbang IKU tersebut disusun berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang Hortikultura Puslitbang Hortikultura dan disajikan secara lebih rinci seperti tercantum pada Lampiran 5. yang tercantum dalam Renstra 2.3. Rencana Kinerja Tahun 200 Rencana Kinerja Tahun (RKT) 200 Puslitbang Hortikultura disusun berdasarkan Renstra Puslitbang Hortikultura yang mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian dan Renstra Kementerian Pertanian Dalam renstra tersebut, Puslitbang Hortikultura mengacu pada program Badan Litbang Pertanian yaitu Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing. Puslitbang Hortikultura melaksanakan (satu) kegiatan yaitu Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan selanjutnya dijabarkan dalam 2 (dua) subkegiatan yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbang Hortikultura dan 4 (empat) subkegiatan yang dilaksanakan oleh keempat Satker UPT di lingkup Puslitbang Hortikultura. Sasaran utama Renstra Puslitbang Hortikultura adalah meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, dilengkapi dengan 9 (sembilan) indikator sasaran yang digunakan untuk pengukuran pencapaian sasaran. Indikator sasaran (target yang ingin dicapai) tahun 200 adalah sebagai berikut : 0) Dihasilkannya 8 VUB komoditas hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 ) Dihasilkannya benih sumber sayuran ( G0 dan kg umbi), buah tropika dan subtropika (4.335 benih), dan tanaman hias (5.800 benih) bermutu tinggi 2) Dihasilkannya 2 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan 3) Terkelolanya.435 aksesi sumberdaya genetik hortikultura 4) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui, sebanyak 7 dokumen laporan 5) Dihasilkannya minimal rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura 6) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 5 dokumen laporan 7) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 0 dokumen laporan 8) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak dokumen laporan kerjasama Indikator Sasaran tahun 200 dengan judul-judul kegiatan yang mendukungnya secara lengkap disajikan pada Lampiran 6 dan 7. Masing-masing indikator sasaran, telah ditetapkan kegiatan (RPTP/RDHP/RKOT) yang mendukung pencapaian kinerja tersebut. Masingmasing kegiatan yang terdiri dari RPTP/RDHP/RKOT dilengkapi dengan Indikator Kinerja (input, outputs, outcomes, benefits, dan impacts) yang tertuang pada form Rencana Kinerja Tahun 200 (RKT). Secara rinci, Rencana Kinerja Tahun 200 (RKT) dapat dilihat pada Lampiran 8. Sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Hortikultura pada dasarnya hanya mencantumkan input dan output, sedangkan outcome diisi oleh Badan Litbang Pertanian sebagai Unit Eselon I serta benefit sampai dengan impact, diisi oleh Kementerian Pertanian. Namun demikian, Puslitbang Hortikultura tetap berupaya mengisi outcome yang dicantumkan dalam RKT maupun Penetapan Kinerja (PK) 200 yang merupakan dokumen kontrak kerja antara Puslitbang Hortikultura dengan Kepala Badan Litbang Pertanian. Indikator Kinerja Puslitbang Hortikultura terus berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja institusi publik ini menggunakan indikator kinerja yang meliputi efisiensi masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses), keluaran baik primer (varietas, produk, komponen teknologi, alternatif kebijakan) maupun sekunder (publikasi dan fasilitas penelitian yang terakreditasi seperti laboratorium), manfaat yang diperoleh (sebagai rujukan standar nasional, penggunaan oleh pengusaha agribisnis, kerja sama kemitraan, rujukan kebijakan), serta dampak yang diharapkan (penyebaran teknologi, pemanfaatan kebijakan, peningkatan pendapatan petani, pengurangan impor). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dinilai melalui Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Akuntabilitas kinerja berisi tentang (a) realisasi masing-masing indikator, (b) evaluasi dan analisis pencapaian kinerja yang meliputi uraian keberhasilan, (c) kegagalan dan hambatan/kendala serta permasalahan yang dihadapi, (d) langkah-langkah alternative yang telah dilakukan dan (e) akuntabilitas keuangan yang menyangkut kinerja penggunaan dana (total anggaran yang diterima dan direalisasikan) bagi pelaksanaan kegiatan. Selain itu di dalam pengukuran akuntabilitas kinerja juga dijelaskan tentang perbandingan PKK periode tahun sebelumnya maupun sebagai pembanding pada tahun 200, khususnya mengenai uraian realisasi masing-masing inditator kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian kinerja (keberhasilan, kegagalan dan hambatan serta langkah-langkah alternatif yang telah dilakukan) dan kinerja penggunaan anggaran. PPS mengemukakan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran yang mencakup uraian keberhasilan, kegagalan, hambatan dan permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah yang telah dilakukan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja institusi perlu dilakukan pula perbandingan PPS periode tahun sebelumnya beserta pembandingnya dari tahun sebelumnya ada tahun 200, khususnya mengemukakan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran yang mencakup uraian keberhasilan, kegagalan, hambatan dan permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah yang telah dilakukan. Pada bagian berikut diuraikan tentang PKK dan PPS sebagai sarana untuk mengukur akuntabilitas kinerja lingkup Puslitbang Hortikultura. Tabel 2. Pengelompokan kebijakan, strategi dan komponen indikator berdasarkan tujuan Tujuan : Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan Arah Kebijakan Strategi : : Memfokuskan penyediaan VUB, benih bermutu, dan teknologi inovatif hortikultura berbasis HKI dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan mengantisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian,. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal, 2. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna, 3. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5

28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Komponen :. Perakitan Varietas Unggul Baru (VUB) 2. Penyediaan benih inti dan benih sumber 3. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan ramah lingkungan Tujuan 2 : Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura Arah Kebijakan : Mengelola sumberdaya genetik tanaman hortikultura untuk mendukung perakitan VUB, Strategi : Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya genetik hortikultura, Komponen : Terkelolanya aksesi dan individu tanaman sumberdaya genetik hortikultura Tujuan 3 : Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK Hortikultura berkelas dunia Arah Kebijakan :. Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen komoditas hortikultura, 2. Mendorong sertifikasi dan akreditasi kelembagaan lingkup Puslitbang Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat publisitas kelembagaan berkelas dunia Strategi :. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura, 2. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK, Komponen :. Diseminasi teknologi inovatif 2. Koordinasi dan pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH) 3. Penguatan database plasma nutfah hortikultura Tujuan 4 : Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura, Arah Kebijakan : Memfokuskan analisis dan sintesis kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang terkait langsung dengan pembangunan agribisnis hortikultura, Strategi : Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing, Komponen : Analisis kebijakan litbang hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6

29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Tujuan 5 : Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, Arah Kebijakan : Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan, Strategi :. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura, 2. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura Komponen :. Perencanaan dan anggaran 2. Monitoring dan evaluasi Tujuan 6 : Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional. Arah Kebijakan : Mengembangkan perangkat teknologi informasi, memperluas jaringan komunikasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional. Strategi : Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasion Komponen : Pengembangan kerjasama litbang hortikultura 3.. Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 200 Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara realisasi (capaian kinerja) kegiatan dengan target yang ditetapkan. Sebagai alat mengukurnya adalah indikator yang ditetapkan untuk masing-masing kegiatan yang meliputi indikator masukan, keluaran, dan hasil. Ada beberapa kegiatan yang sudah dilengkapi dengan indikator manfaat dan dampak, tetapi secara umumbaru bisa ditampilkan sampai indikator keluaran. Ada yang menampilkan indikator hasil, manfaat dan dampak meskipun masih alam taraf perkiraan. Secara rinci, pengukuran masin-masing indikator tersebut ditampilkan pada Tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) pada Lampiran Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 200 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja kegiatan dengan realisasinya pada masing-masing kegiatan pada tiap indikator sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja kegiatan masing-masing indikator adalah sebagai berikut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7

30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 A. INDIKATOR SASARAN. Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura. Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran. Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura. NO INDIKATOR SASARAN Dihasilkannya VUB komoditas hortikultura KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 0 menjadi 000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (2 ton/ha menjadi>20 ton/ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai >5% Dalam Mendukung Pengem bangan Kawasan Bawang Merah 2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >.067), adaptif di dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari20 menjadi >30 ton/ha) 3. Perakitan Varietas(Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat) 4. Pemanfaatan SDG dan perakitan varietas durian dan manggis seedless berporsi edibel 36% 5. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%) 6. Perakitan 0 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan zinnia Varietas klon toleran penyakit klon tetua TSS Klon kentang olahan Klon dataran medium galur knol Galur mentimun Galur caisim Nomor kcg panjang Calon VUB durian seedless Calon VUB manggis Tanaman progeni ,75 75 VUB anggrek ,5 VUB Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8

31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN % 7. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan 8. Perakitan Varietas Unggul jeruk seedless/berbiji sedikit(5/bh), warna kulit kuning mulus dan rasa manis(2*brix) serta tahan OPT utama. klon Tan. Jeruk keprok Calon VUB Tan. Jeruk siem Macam Set info kompatibilitas Set info ketahanan thdp CTV Dilihat dari hasil Tabel 3, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 22 indikator yang ditetapkan, ada 7 (tujuh) indikator yang realisasinya kurang dari 00% dan 5 (lima belas) indikator mencapai 00% atau lebih. Bahkan ada kegiatan yang menghasilkan output di luar target yang ditetapkan, yaitu kegiatan no. 7 dapat melepas varietas unggul baru yang saat ini sudah lulus sidang pelepasan varietas , Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara Massal (dari 0 menjadi 000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (2 ton/ha menjadi >20 ton/ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai >5% Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah. Indikator kinerja: varietas unggul baru daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (2 VUB), klon/galur toleran terhadap penyakit bercak ungu (2 klon/galur), dan populasi seragam untuk tetua TSS (3 klon/galur). Realisasi untuk kegiatan ini semuanya mencapai target 00% dimana telah dihasilkan varietas unggul baru daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (2 VUB), klon/galur toleran terhadap penyakit bercak ungu (2 klon/galur), dan populasi seragam untuk tetua TSS (3 klon/galur). Saat ini, 2 VUB tersebut sedang dalam proses pelepasan. 2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), kualitas olahan (Specific Gravity >.067), adaptif di dataran medium (500 mdpl), dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari 20 menjadi > 30 ton/ha), Indikator kinerja : Hasil seleksi untuk kentang olahan (0 klon), Hasil UDHL dataran medium, hasil seleksi untuk karakter berdaya hasil tinggi (50 galur), Perbanyakan klon-klon hasil seleksi/ calon varietas unggul (masing-masing 50 knol). Adapun realisasinya adalah tercapai Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9

32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun klon hasil seleksi untuk kentang olahan, 3 klon hasil UDHL dataran medium (00%), 80 galur hasil seleksi untuk karakter berdaya hasil tinggi (360%), masing-masing 00 knol perbanyakan klon-klon hasil seleksi/ calon varietas unggul (200%). 3. Perakitan Varietas (Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, Caisim) dan Teknologi Peningkatan Produktivitas (>30%) dua Komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat) Indikator kinerja : Caisim berdaya hasil tinggi dan kualitas baik ( galur), Mentimun berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (2 calon varietas), Kacang panjang berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (2 calon varietas), Tomat berdaya hasil tinggi dan kualitas baik ( calon varietas), komponen teknologi terpadu komoditas tomat ( paket). Sedangkan realisasinya galur Caisim berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (00%), 2 calon varietas Mentimun berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (00%), 2 calon varietas Kacang panjang berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (00%), dan calon varietas Tomat berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (00%). 4. Pemanfaatan SDG dan perakitan varietas durian dan manggis seedless berporsi edibel 36%. Indikator Kinerja : tersedianya 2 calon VUB Durian, 2 Calon VUB Manggis, satu populasi pemulliaan ( 200 progeni) hasil persilangan. Adapun sampai tahun 200 baru terealisasi calon VUB Durian (50%), 0,75 populasi pemulliaan ( 200 progeni) hasil persilangan (75%). Untuk kegiatan perakitan VUB manggis juga belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hal terebut terjadi karena terkendala oleh kondisi cuaca selama tahun 200 yang cenderung banyak hujan, menyebabkan pelaksanaan kegiatan penelitian tidak maksimum, terutama penelitian tentang buah yang tertunda atau gagal karena curah hujan tinggi. Gangguan non teknis seperti seringnya pemadaman listrik oleh PLN dalam jangka waktu yang panjang menggangu proses kegiatan kultur jaringan di laboratorium sehingga beberapa kegiatan yang memerlukan benih dari proses ini targetnya tidak tercapai. 5. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%). Indikator kinerja : Tersedianya 8 varietas (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi). Realisasinya adalah baru tersedia 3 varietas unggul baru tanaman hias Bunga Besar, Multiflora, an Aroma Wangi sehingga capaian targetnya hanya 37,5%. 6. Perakitan 0 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan zinnia Indikator kinerja : tersedianya 5 varietas bunga yang adaptif di daerah tropis dan unik ( varetas lili, varetas anthurium bunga potong, varietas mawar bunga, varietas anyelir bunga potong, dan varietas gladiol). Adapun realisasinya adalah selama kurun waktu tahun 200 telah dihasilkan 4 varietas bunga yang adaptif di daerah tropis dan unik sehingga melebihi target yang telah ditetapkan (280%). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 20

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan Indikator kinerja : dihasilkannya 3 klon harapan krisan. Realisasinya adalah dihasilkan 3 klon harapan krisan (00%) sesuai yang ditatapkan. Di samping itu, pada kegiatan ini berhasil mendapatkan capaian yang melebihi target/rencana yaitu dilepasnya 6 (enam) varietas unggul krisan sang pada saat ini sudah lulus sidang pelepasan varietaas dan sedang menunggu dikeluarkannya SK Menteri untuk pelepasan varietas tersebut. 8. Perakitan Varietas Unggul jeruk seedless/berbiji sedikit(5/bh), warna kulit kuning mulus dan rasa manis(2 o brix) serta tahan OPT utama. Pada kegiatan penelitian ini, tanaman MV2 terdiri atas tiga kelompok; Kelompok I adalah MV2 seedless hasil evaluasi tahun 2009 terdiri atas 7 asesi yaitu MT 49, MT 50, MT 52, MT 54, MT 68, MT 89, dan MT 92 masing-masing sebanyak satu tanaman dan telah ditanam di lapang pada Desember 2009; Kelompok II adalah asesi MV2 yang masih dievaluasi di dalam pot; dan Kelompok III yaitu asesi seedless hasil perbanyakan dari MV seedless terdiri atas 3 asesi MT 78 (77 tanaman), MT 76 (3 tanaman) dan MT 86 (24 tanaman) dan telah ditanam di lapang pada Agustus Hasil dari 7 asesi (kelompok I) yang di evaluasi di lapang menunjukkan bahwa kestabilan karakter seedless terdapat pada asesi MT 50 dan MT 68, sedangkan asesi MT 89 mengalami peningkatan jumlah biji dan MT 49, MT 52, MT 54 dan MT 92 belum bisa dilakukan pengamatan karena belum berbuah. Sedangkan pada pengamatan karakter buah pada tanaman hasil hibridisasi konvensional telah diamati sebanyak 39 asesi, setelah diberikan perlakuan pemacuan pembungaan. Sebagian besar tanaman hasil persilangan masih mengalami fase juvenil. Dari hasil pengamatan untuk sementara diperoleh kandidat seedless sebanyak 4 asesi dengan jumlah biji kurang dari 5 yaitu PV (4), PV2, P4V2 (39) dan PV2 (9). Namun kandidat tersebut masih perlu dilakukan seleksi lanjutan untuk mengetahui kestabilan karakter seedless. Pada sub kegiatan evaluasi kompatibilitas batang bawah terhadap 5 varietas kandidat jeruk seedless diperoleh inormasi bahwa persentase tingkat keberhasilan okulasi pada kegiatan penelitian ini cukup bagus yaitu berkisar antara 72,2 00% pada waktu 6 minggu setelah okulasi. Dari pengamatan pertumbuhan tanaman (jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang atas dan batang bawah) pada umur 5 minggu setelah okulasi terlihat bahwa pertumbuhan tanaman secara umum tertinggi didominasi oleh oleh perlakuan Batang bawah JC (B2) yang disambung dengan kandidat seedless MT.89 (A4) dan terendah oleh varietas batang bawah Volkameriana (B6) dan kandidat seedless batang atas KS Mt.49 (A), Mt.52 (A3) dan 00(A5). Perbedaan ini bisa diduga karena faktor genetis tanaman dimana, Japansche citroen (JC) adalah Jenis yang paling banyak digunakan karena tingkat kompatibilitasnya dengan batang atas sangat tinggi dan sistem perkarannya juga bagus. Untuk sub kegiatan evaluasi ketahanan kandidat jeruk seedless terhadap OPT utama (CTV dan tungau) diperoleh hasil bahwa masa inkubasi CTV antara 2-5 minggu setelah inokulasi. Dari hasil pengujian ketahanan diperoleh masa inkubasi terpendek pada asesi MT-92, MT-54 dan MT-89 yang diinokulasi dengan perlakuan strain kuat, bisa diartikan termasuk peka, sementara itu hampir semua asesi yang diuji belum menunjukkan gejala yang cukup jelas. Ditemukan trend kecenderungan bahwa asesi M52, M68,P2A4 dan PA4 lebih tahan terhadap 3 strain CTV : kuat, lemah dan sedang dibanding asesi lainnya. Sedangkan dari enam aksesi yang diuji terhadap serangan tungau putih (Polyphagotarsonemus latus) bahwa fase kritis dari serangan tungau ini terjadi pada umur tunas baru 0-20 hari dari saat tunas membuka Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2

34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 sempurna. Semua kandidat seedlees tidak ada yang tahan terhadap serangan tungau ini. Tunas yang terserang bentuknya menjadi tidak normal yaitu mengecil, tebal, warna daun kuning pucat dan apabila populasi tinggi dapat menyebabkan rontoknya daun dan terhambatnya pertumbuhan tunas. Gambar. Penampilan tanaman dan buah jeruk Soe kandidat seedless Dari hasil yang telah dicapai tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah tanaman kandidat varietas seedless jeruk keprok Soe dan pamelo MV2 hasil mutasi dan colchiploid yang stabil tercapai 66%; tanaman jeruk siam dengan karakter seedless, warna kulit kuning dari hasil hibridisasi konvensional tercapai 80%; informasi morfologi, sitogenetik dan genetik sebagai alat seleksi 00 tanaman hasil fusi protoplasma (00%); informasi tentang kompatibilitas batang bawah terhadap 5 kandidat varietas seedless (00%); dan informasi ketahanan 5 kandidat varietas seedless terhadap penyakit CTV dan hama tungau (00%). Kendala yang terjadi adalah pengamatan kromosom yang belum dapat dilakukan pada 9 tanaman kolsiploid dikarenakan faktor dorman dan belum diperoleh metode yang tepat, sehingga alternatif pemecahannya adalah diperlukan metode baru dalam analisa kromosom, disebabkan ukuran kromosom jeruk yang sangat kecil. B. Indikator sasaran 2. Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi disajikan dalam Tabel 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 22

35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Tabel 4. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi NO INDIKATOR SASARAN 2 Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %. Pengelolaan Logistik Benih Sumber Bawang Merah (>5 ton), Kentang ( juta G0) dan Sayuran Potensial : cabai, tomat, mentimun (> kg) dan Kangkung, buncis rambat (>0 Kg) 2. Perbanyakan massal durian dan manggis melalui teknik somatik embriogenesis : inisiasi dan proliferasi juta sel embriogenik durian dan manggis 3. Produksi benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung revitalisasi perbenihan di 3 lokasi pengembangan kawasan hortikultura 4. Penguatan Sistem Kinerja UPBS (Software dan Hardware), Produksi dan Distribusi Benih Sumber Tanaman Hias 5. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat ( tan. 6. Penguatan sistem UPBS(sertifikasi perbenihan jeruk dan perbaikan sarana prasarana screen house) mendukung produksi dan distribusi BF dan BPMT jeruk (2.500 benih sumber) dan BF dan BPMT buah subtropika(.000 benih sumber) Ton Bnh Smbr bwg merah G0 kentang Kg BS Cabai KG BS Tomat Kg BS Mentimun Kg BS buncis Kg BS kangkung Paket SMM UPBS Paket lap. UPBS Paket database UPBS 5 Juta , , Protocol benih durian benih manggis Stek/Planlet ,05 Planlet btg bwh dan btg bwh Varietas Pohon BF dan BPMT : BF jeruk BPMT jeruk BF apel BPMT apel BF anggur BPMT anggur , Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 23

36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN % BF lengkeng BPMT lengkeng BF Strowberi BPMT Strowberi Dilihat dari hasil Tabel 4, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 27 indikator yang ditetapkan, ada (satu) indikator yang realisasinya kurang dari 00% dan 26 (dua puluh enam) indikator lainnya mencapai 00% atau lebih. Bahkan ada capaian yang realisasinya sangat tinggi dibanding target yang ditetapkan. Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :. Pengelolaan Logistik Benih Sumber Bawang Merah (>5 ton), Kentang ( juta G0) dan Sayuran Potensial : cabai, tomat, mentimun (> kg) dan Kangkung, buncis rambat (>0 Kg) Indikator kinerja : benih sumber varietas bawang merah (5 ton); benih sumber varietas kentang ( juta G0); benih sumber varietas cabai merah (3 kg), benih sumber varietas tomat (5 kg), benih sumber varietas mentimun (0 kg), benih sumber varietas buncis (20 kg); benih sumber varietas kangkung (30 kg), persiapan proses pendaftaran Dokumen Sistem Mutu dan menyelenggarakan operasional manajemen UPBS-Balitsa ( paket), laporan operasional UPBS ( paket), dan Data base UPBS ( paket). Adapun realisasinya adalah benih sumber varietas bawang merah (7,484 ton -49,68%); benih sumber varietas kentang ( G0-00,42%); benih sumber varietas cabai merah (3 kg-00%), benih sumber varietas tomat (5 kg-00%), benih sumber varietas mentimun (0 kg-00%), benih sumber varietas buncis (23 kg-5%); benih sumber varietas kangkung (60 kg-200%), persiapan proses pendaftaran Dokumen Sistem Mutu dan menyelenggarakan operasional manajemen UPBS-Balitsa ( paket-00%), laporan operasional UPBS ( paket-00%), dan Data base UPBS ( paket-00%). 2. Perbanyakan massal durian dan manggis melalui teknik somatik embriogenesis : inisiasi dan proliferasi juta sel embriogenik durian dan manggis. Indikator kinerja : dihasilkannya 2 protokol/prosedur dan komposisi media yang dapat menghasilkan juta sel embriogenik yang optimal. Adapun realisasinya telah didapatkan 2 protokol sehingga pencapaian targetnya 00%. Keberhasilan ini diharapkan dapat Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 24

37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 memacu tumbuhnya sentra-sentra produksi durian dan manggis melalui teknik somatic embryogenesis, sehingga petani dan pengusaha tanaman durian dan manggis dapat dengan mudah mendapatkan bibit durian dan manggis unggul. 3. Produksi benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung revitalisasi perbenihan di 3 lokasi pengembangan kawasan hortikultura. Indikator kinerja : adalah didapatkannya benih penjenis (BS) 4 (empat) VUB durian sebanyak benih dan 2 (dua) VUB manggis sebanyak benih. Adapun realisasinya masing sebesar dan 4.000, sehingga target tercapai 00%. Dengan pencapaian ini diharapkan kebutuhan benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung penangkaran benih di lima lokasi pengembangan tanaman buah yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah dapat terpenuhi. 4. Penguatan Sistem Kinerja UPBS (Software dan Hardware), Produksi dan Distribusi Benih Sumber Tanaman Hias. Indikator kinerja : tersedianya benih sumber berupa Stek/Planlet/Botol tan/subang/umbi sebanyak berupa benih krisan juta setek berakar, 3000 panlet anggrek phalaepnosis, 5000 planlet dendrobium, 5000 planlet spathoglottis, benih mawar bunga potong, 5000 benih mawar mini, subang gladiol, 5000 umbi lili, 000 botol planlet anthurium, 000 botol anyelir, dan umbi sedap malam. Secara keseluruhan realisasinya adalah sebesar atau tercapai 423,05%. 5. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat ( tan). Indikator kinerja : Planlet, embrio btg bwh Planlet embrio btg bwh Secara umum Realisasi capaian dari output indikator kinerja adalah embrio dan plantlet batang bawah dari hasil perbanyakan SE tercapai 86,85%; embrio dan plantlet batang atas dari hasil perbanyakan SE juga tercapai 86,85%; data keragaman serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE hanya tercapai 25%; dan data kompatibilitas batang atas dan bawah jeruk hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk dini tercapai 00%. Beberapa indikator kinerja yang belum tercapai tersebut dikarenakan adanya kendala produksi embrio dan plantlet melalui SE masih belum optimal karena kondisi ruang kultur yang masih bercampur dengan ruang tanam sehingga kontaminasi masih cukup tinggi, dan belum terlaksananya indeksing untuk mengetahui status penyakit CVPD maupun analisa keragaman terhadap tanaman hasil SE disebabkan karena mesin PCR masih dalam proses perbaikan. Oleh karena itu tindak lanjut pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah memisahkan antara ruang kultur dan ruang tanam, dan memonitor proses perbaikan alat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 25

38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Gambar 2. a. Volume kalus embrionik awal kultur; b. volume setelah kultur.5 bulan 6. Penguatan sistem UPBS(sertifikasi perbenihan jeruk dan perbaikan sarana prasarana screen house) mendukung produksi dan distribusi BF dan BPMT jeruk (2.500 benih sumber) dan BF dan BPMT buah subtropika(.000 benih sumber). Indikator Kinerja : 0 Varietas, 00 pohon, 500 & 2000 BF dan BPMT tanaman jeruk, 50 & 200 BF dan BPMT tanaman apel, 50& 200 BF dan BPMT tanaman anggur, 50 & 200 BF dan BPMT tanaman lengkeng, dan 50 & 200 BF dan BPMT tanaman strowberi. Pada kegiatan ini telah diperoleh jeruk hasil penyambungan tunas pucuk yang sudah diindeksing sebanyak 2 varietas yaitu Ganesa Aceh, Keprok Madu, Pamelo Pekalongan I, Pamelo Pekalongan II, Sanggul, Pamelo India, Monte Kaji, Monte Hondu masariki, Monte Hondu, Monte Hondu Biasuka, Monte Hondu Bantiliut, Sipirok. Sedangkan pohon induk yang telah diindeksing penyakit CTV sebanyak 24 varietas, dimana dari 24 varietas menunjukkan 9 varietas positif terinfeksi penyakit CTV sehingga harus segera dibongkar dan pohon induk yang telah diindeksing penyakit CVPD sebanyak 5 varietas, hasilnya menunjukkan semua varietas bebas dari penyakit CVPD. Sedangkan untuk jumlah BF dan BPMT yang telah dihasilkan adalah 533 BF dan 3204 BPMT jeruk, 50 BF apel dan 400 BPMT apel, 50 BF anggur dan 200 BPMT anggur, 50 BF lengekng dan 200 BPMT lengkeng, 50 BF stroberi dan 200 BPMT stroberi. Program perbenihan jeruk yang selama ini telah berjalan ternyata belum dapat dilaksanakan secara utuh dan konsisten oleh pengguna teknologi benih, Kondisi ini dapat dilihat pada pelaksanaan pengelola BF dan BPMT serta penangkar benih yang tidak semuanya dapat melaksanakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai pengelola perbenihan. Oleh karena itu perlu panduan teknis untuk pengelolaan Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel serta panduan teknis teknologi produksi jeruk bebas penyakit. Untuk itu pada tahun 200 ini telah dicetak Buku Panduan Teknis Pengelolaan Blok Fondasi dan Blok Penggadaan Mata Tempel jeruk Bebas Penyakit serta Buku Panduan Teknis Teknologi Produksi Benih Jeruk Bebas Penyakit. Berdasarkan uraian tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 26

39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 adalah pohon induk jeruk hasil indeksing (365%), BF dan BPMT jeruk (06,6% dan 60%); BF dan BPMT apel (00% dan 200%); BF dan BPMT anggur (00% dan 00%); sedangkan untuk BF dan BPMT lengkeng (00% dan 00%) serta BF dan BPMT stroberi (00% dan 00%); Masalah yang dihadapi adalah permintaan BF dan BPMT dari pengguna yang selalu mendadak dan cenderung memesan pada triwulan akhir, padahal secara normal waktu yang dibutuhkan 7 bulan bila tersedia batang bawah jeruk dan bila dimulai biji batang bawah yang disemaikan di dalam screen house proses penyediaan BF dan BPMT memerlukan waktu 4 bulan. Dengan demikian alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah selalu menjelaskan kepada pengguna tentang lamanya proses waktu pembuatan BF dan BPMT jeruk bebas penyakit dan setiap pengiriman BF dan BPMT selanjutnya perlu dilengkapi dengan pengiriman buku panduan teknis pengelolaan BF dan BPMT. C. Indikator Sassaran 3. Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan NO INDIKATOR SASARAN 3 Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 0 menjadi 000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (2 ton/ha menjadi>20 ton/ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai > 5% DalamMendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah 2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >.067), adaptif di dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari20 menjadi >30 ton/ha) 3. Perakitan Varietas(Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan Paket tekn. SE Paket tekn prod TSS Paket Fekn PTT Paket teknologi 00 Paket teknologi 00 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 27

40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN % Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat) 4. Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang (Benih Sehat, Pemupukan Berdasarkan Status Hara Tanah, dan Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri) untuk Meningkatkan Produktivitas 20 Ton/Ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang (Lampung dan Kalimantan Timur) 5. Peningkatan Mutu Buah Manggis Layak Ekspor (dari 40% Menjadi 65%) dan Produktivitas ( 25 %) di Lokasi Pengembangan Kawasan Manggis (Jawa Barat dan Sumatera Barat) 6. Peningkatan produktivitas ( 5%) dan kualitas (intensitas merah pada kulit buah 25%) mangga gedong gincu melalui kultur praktis dan penggunaan produk organik di kawasan pengembangan horikultura 7. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%) 8. Perakitan 0 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili, Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan Zinnia 9. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan 0. Produksi masal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat ( tan. Paket tekn. perbenihan Paket tekn. budidaya 0,80 0, Informasi 4 0,75 75 Paket teknolgi warna merah mangga Teknologi PHT Informasi 0, Teknologi Teknologi 00 Teknologi Teknologi perbanyakan bb dab ba dg bioreaktor 0,5 50 Dilihat dari hasil Tabel 5, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 5 indikator yang ditetapkan, ada 5 (lima) indikator yang realisasinya kurang dari 00% dan 0 (sepuluh) indikator lainnya mencapai 00%. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 28

41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 0 menjadi 000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (2 ton/ha menjadi>20 ton/ha) dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai > 5% Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah. Indikator Kinerja : Dihasilkannya teknik SE dengan regenerasi 60% ( paket), Teknik Produksi benih TSS ( paket), Pengelolaan tanaman terpadu bawang merah di sentra produksi bawang merah ( paket). Realisasinya adalah keberhasilan mencapai target 00% yaitu : paket teknik SE dengan regenerasi 60% (00%), paket Teknik Produksi benih TSS (00%), paket Pengelolaan tanaman terpadu bawang merah di sentra produksi bawang merah (00%). Bila metode SE dapat menghasilkan embrio, maka perbanyakan bawang merah dapat diaplikasikan dalam bentuk kapsul SEsebagai benih sintetik sehingga kebutuhan benih bermutu dalam jumlah missal dapat terpenuhi. 2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >.067), adaptif di dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari20 menjadi >30 ton/ha). Indikator Kinerja : Dihasilkannya paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang DTM yang ramah lingkungan. Adapaun realisasinya adalah target yang telah ditetapkan dapat tercapai 00%, yaitu tersedianya paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang DTM yang ramah lingkungan. Dengan keberhasilan ini diharapkan teknologi tersebut dapat mengurangi penggunaan fungisida sehingga terwujud syistem pertanian yang ramah lingkungan terlihat dari menurunnya indeks kerusakan lingkungan akibat erosi sehingga dapat produksi kentang dalam negeri dapat memenuhi permintaan pasar dan mengurangi impor kentang. 3. Perakitan Varietas (Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat). Indikator kinerja : Dihasilkannya paket komponen teknologi terpadu komoditas tomat. Realisasinya adalah target yang telah ditetatapkan yaitu tersedia paket komponen teknologi terpadu komoditas tomat. Dengan keberhasilan tersebut dapat meningkatkan nilai tambah komoditas tanaman sayuran potensial dan menambah produktivitas dan pendapatan petani dan memacu industry benih, sehingga dapat memacu perkembangan agribisnis tanaman sayuran, meningkatkan ekspor dan memperkecil impor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 29

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang (Benih Sehat, Pemupukan Berdasarkan Status Hara Tanah, dan Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri) untuk Meningkatkan Produktivitas 20 Ton/Ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang (Lampung dan Kalimantan Timur). Indikator kinerja : tersedianya teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan komponen teknologi budidaya pisang dengan memanfaatkan agen hayati untuk meningkatkan produktivitas 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang. Realisasinya di tahun 200 adalah 0,8 teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan 0,8 komponen teknologi budidaya pisang dengan memanfaatkan agen hayati untuk meningkatkan produktivitas 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang. Dengan demikian, keberhasilan tersebut mampu menyediakan teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan tersedianya teknologi budidaya pisang dengan memanfaatkan agen hayati, sehingga produktivitas, kualitas produksi dan pendapatan petani pisang meningkat dan kendala hama dan penyakit layu pisang dapat dikurangi. 5. Peningkatan Mutu Buah Manggis Layak Ekspor (dari 40% Menjadi 65%) dan Produktivitas ( 25 %) di Lokasi Pengembangan Kawasan Manggis (Jawa Barat dan Sumatera Barat). Indikator kinerja : paket informasi status hara fosfor, kalium kalsium dan magnesium. Sedangkan realisasinya adalah sebanyak 0,75 paket informasi status hara fosfor, kalium kalsium dan magnesium (75%). Realisasi yang tidak mencapai 00% tersebut dikarenakan data yang diperoleh baru pada hara tanah dan daun sedangkan hara buah belum panen dan diperkirakan panen baru dilaksanakan pada akhir bulan Januari. 6. Peningkatan produktivitas ( 5%) dan kualitas (intensitas merah pada kulit buah 25%) mangga gedong gincu melalui kultur praktis dan penggunaan produk organik di kawasan pengembangan horikultura. Indikator Kinerja : didapatkannya paket teknologi untuk meningkatkan jumlah buah mangga gedong gincu degan kulit warna merah yang optimal, paket teknologi pengendalian serangan lalat buah pada mangga melalui penggunaan cendawan B bassinia dan minyak atsiri sereh wangi, dan informasi tentang efek penggunaan bahan organik terhadap dosis optimum pupuk anorganik yang diberikan pada tanaman mangga gedung gincu tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas produksi. Realisasinya adalah tersedianya 0,6 paket teknologi untuk meningkatkan jumlah buah mangga gedong gincu degan kulit warna merah yang optimal (60%) tidak tercapai 00% karena terjadi kegagalan fruit set akibat hujan yang terus menerus, paket teknologi pengendalian serangan lalat buah pada mangga melalui penggunaan cendawan B bassinia dan minyak atsiri sereh wangi (00%), dan informasi tentang efek penggunaan bahan organik terhadap dosis optimum pupuk anorganik yang diberikan pada tanaman mangga gedung gincu (00%). Dengan keberhasilan tersebut peningkatan penghasilan petani mangga dan terjaganya lingkungan dari pencemaran karena menerapkan proses budidaya ramah lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 30

43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%) Indikator Kinerja : tersedianya 2 paket teknologi tanaman hias yaitu paket media kultur jaringan phalaenopsis dan teknologi pengendalian penyakit tular media phalaenopsis. Realisasinya adalah tercapainya 00% seluruh target yang telah ditetapkan yaitu paket media kultur jaringan phalaenopsis dan teknologi pengendalian penyakit tular media phalaenopsis. Keberhasilan teknologi tersebut diharapkan mampu memacu produksi bunga anggrek di Indonesia. 8. Perakitan 0 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili, Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan Zinnia Indikator Kinerja : tersedianya teknologi produksi marigold dan zinnia di tanah andosol. Adapun realisasinya tercapai output 00% sesuai target yang telah ditetapkan yaitu paket teknologi produksi marigold dan zinnia di tanah andosol. Tersedianya teknologi produksi tersebut, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas marigold dan zinnia di tanah andosol. 9. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan Indikator kinerja : tersedianya paket teknologi PTT bunga krisan. Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 00%. Teknologi tersebut mampu secara efektif dan efisien meningkatkan produktivitas dan kualitas krisan. 0. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat ( tan). Indikator kinerja : tersedianya set data keragaman serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE dan set data kompatibilitas batang atas dan batang bawah jeruk hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk. Realisasinya data keragaman serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE hanya tercapai 25%; dan data kompatibilitas batang atas dan bawah jeruk hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk dini tercapai 00%. Beberapa indikator kinerja yang belum tercapai tersebut dikarenakan adanya kendala produksi embrio dan plantlet melalui SE masih belum optimal karena kondisi ruang kultur yang masih bercampur dengan ruang tanam sehingga kontaminasi masih cukup tinggi, dan belum terlaksananya indeksing untuk mengetahui status penyakit CVPD maupun analisa keragaman terhadap tanaman hasil SE disebabkan karena mesin PCR masih dalam proses perbaikan. Oleh karena itu tindak lanjut pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah memisahkan antara ruang kultur dan ruang tanam, dan memonitor proses perbaikan alat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3

44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 D. Indikator Sasaran 4. Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura NO INDIKATOR SASARAN 4 Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura KEGIATAN URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %. Eksplorasi dan Karakterisasi (60 Aksesi) Plasmanuthfah Bawang Merah Serta Rejuvinasi(330 aksesi) Koleksi Bawang merah, Kentang dan Sayuran Potensial(Cabai, Tomat, Bawang Daun, Kacang panjang dan Sayuran Indigenous) Koleksi Nomor bwg merah Nomor bwg daun, kentang, cabai, tomat, kcg pjg Penanaman/ pemeliharaan tanaman : Pengelolaan SDG Tanaman Buah Tropika 3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (0), Dendrobium (0), Vanda0), 0 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir 4. Eksplorasi, seleksi dan konservasi secara ex situ plasma nutfah untuk memperoleh 5 var harapan baru jeruk dan 5 calon var. Harapan baru buah subtropika Aksesi Aksesi ,6 Aksesi PN Aksesi Jeruk & Buah subtropika Data Cln VUB Kebun VUB Dilihat dari hasil Tabel 6, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari indikator yang ditetapkan, ada (satu) indikator yang realisasinya kurang dari 00% dan 0 (sepuluh) indikator lainnya mencapai 00% atau lebih. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 32

45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :. Eksplorasi dan Karakterisasi (60 Aksesi) Plasmanuthfah Bawang Merah Serta Rejuvinasi(330 aksesi) Koleksi Bawang merah, Kentang dan Sayuran Potensial(Cabai, Tomat, Bawang Daun, Kacang panjang dan Sayuran Indigenous). Indikator kinerja : tersedianya 20 koleksi baru plasmanutfah bawang merah, terkarakterisasinya 60 nomor aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, dan peremajaan 330 koleksi plasma nutfah bawang daun, kentang, cabai, tomat, kacang panjang dan koleksi indigenous. Sedangkan realisasinya adalah sebagai berikut 20 koleksi baru plasmanutfah bawang merah, terkarakterisasinya 60 nomor aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, dan peremajaan 360 koleksi plasma nutfah bawang daun, kentang, cabai, tomat, kacang panjang dan koleksi indigenous. Keberhasilan ini mempunyai manfaat untuk menyelamatkan dan menambah SDG sayuran sebagai koleksi baru, tersedianya SDG sayuran yang mempunyai kualitas baik dan produksi tinggi, mencegah kehilanbgan SDG terkoleksi Balitsa, dan tersedianya benih koleksi plasmanutfah sayuran dalam kondisi baik. 2. Penanaman/ pemeliharaan tanaman : Pengelolaan SDG Tanaman Buah Tropika Indikator kinerja : Terkonservasi dan terpeliharanya.070 aksesi SDG tanaman buah tropika di 7 Kebun Percobaan. Realisasinya telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak.905 aksesi telah terkonservasi dan terkarakterisasi atau 78%. 3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (0), Dendrobium (0), Vanda (0), 0 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir). Indikator kinerja : tersedianya 20 aksesi Anggrek Phalaenopsis (0), Dendrobium (0), Vanda(0), 0 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir). Realisasinya telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu diperoleh 275 aksesi atau 458,33%. Tingginya pencapaian kinerja tersebut terkait dengan jumlah aksesi plasma nutfah yang berhasil dikoleksi yang dipicu oleh tingginya permintaan stakeholder sejalan dengan meningkatnya kegiatan usaha budidaya tanaman hias di dalam negeri. 4. Eksplorasi, seleksi dan konservasi secara ex situ plasma nutfah untuk memperoleh 5 var harapan baru jeruk dan 5 calon var. Harapan baru buah subtropika. Indikator Kinerja : tersedianya tambahan 5 aksesi plasmanutfah jeruk, anggur, lengkeng, dan strowberi, 209 aksesi jeruk, apel, anggur, lengkeng, dan strowberi yang terkarakter. Sedangkan realisasinya didapatkan 8 asesi baru Jeruk yaitu Keprok Paser, Pamelo berdaging buah merah (berbiji) Paser, Pamelo berdaging buah putih (berbiji) Paser, Keprok Lokal Paser, Pamelo berdaging buah merah (tidak berbiji) Paser, Pamelo berdaging buah merah (tidak berbiji) Berau, Pamelo berdaging buah putih (tidak berbiji) Berau dan Pamelo berdaging buah merah (berbiji) Berau; 2 asesi baru Anggur yaitu Tempranillo dari Yalumba Nursery Australia dan Nebbiolo CVT dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 33

46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Yalumba Nursery Australia; 4 asesi Lengkenng yaitu dari Pasuruan, Kalteng, Malang dan Blitar; serta 9 asesi Stroberi yaitu Daun Keriting (Nenas), Osogrande, Tristar, Anna, Silva, Quantum, Earlybright, Aerut dan Lokal Batu. Selanjutnya karakterisasi 00 aksesi jeruk, 60 aksesi apel, 36 aksesi anggur, 5 aksesi lengkeng dan aksesi stoberi telah dilaksanakan walaupun kelengkapannya sambil berjalan. Data base yang terbaru untuk komuditas (jeruk, apel, dan anggur). Masing-masing sebanyak 2 calon varietas harapan baik untuk jeruk, apel dan anggur hasil seleksi dan praevaluasi. Sedangkan kebun plasmanutfah jeruk, apel, anggur dan lengkeng terpelihara optimal dan pelepasan varietas jeruk hanya sebanyak 2 varietas unggul yaitu jeruk batang bawah JC dan RL. Maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah tambahan aksesi plasmanutfah jeruk, anggur, lengkeng dan stroberi tercapai 53% karena output yang bisa melebihi dari target; aksesi jeruk, apel, anggur, lengkeng dan stroberi yang terkarakter (0,5%). E. Indikator Sasaran 5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN 5 Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %. Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Hortikultura 2. Koordinasi Pengelolaan Plasma Nutfah Hortikultura(UPT lingkup Puslitbang Hortikultura, Bioversity, BB Biogen, BPTP Kalsel dan BPTP Jatim). 3. Diseminasi Teknologi Inovatif Bawang Merah,Kentang dan Sayuran Potensial Melalui Ekspose(5 kali), Demplot Dokumen Laporan Set SIPN Set SIPin Dokumen Kali ekspose Eksp leaflet Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 34

47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN % ( kali), Open House ( kali), Publikasi (5000 Leaflet dan5 Poster), Media Elektronik(2 kali mengisi RPC Ciawi),Seminar (5 kali), Mendukung Kawasan Hortikultura (5 Kawasan), Pelayanan Kerjasama dan Pelayanan Perpustakaan 4. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan) Tanaman Buah Tropika untuk Mendukung Kawasan Tanaman Buah Tropika 5. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan in-vitro dan in-vivo) Tanaman Hias untuk Mendukung Kawasan 6. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (0), Dendrobium (0), Vanda0), 0 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir) 7. Dukungan teknologi inovatif jeruk bebas penyakit dan buah subtropika di 5 kawasan hortikultura prioritas(jatim, Jabar, Kalbar, Kaltim, Bali) dalam upaya peningkatan produktivitas sebesar 5% 8. Percepatan diseminasi alih teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika mendukung kawasan hortikultura buah poster kali seminar kali demplot kali open house buah kerjasama user kawasan kali publikasi Kali ekspose Kali glr tekn Eksp leaflet Buah MoU Varietas yg diadopsi: pepaya, melón, semangka, manggis, durian Kegiatan transfer tekn. Seminar dan pameran Media publikasi dokumen Lokasi Set Kebun Kali promosi Keg. Seminar Keg. Open house Judul leaflet Kali promosi med elekt , Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 35

48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 Dilihat dari hasil Tabel 7, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 200. Dari 3 indikator yang ditetapkan, ada 5 (lima) indikator yang realisasinya kurang dari 00% dan 26 (dua puluh enam) indikator lainnya mencapai 00% atau lebih. Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :. Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Hortikultura. Indikator Kinerja : tersedianya dokumen petunjuk pelaksanaan koordinasi dan monitoring, dan dokumen hasil koordinasi dan pengawalan dalam rangka pelaksanaan dukungan. Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 00%. 2. Koordinasi Pengelolaan Plasma Nutfah Hortikultura(UPT lingkup Puslitbang Hortikultura, Bioversity, BB Biogen, BPTP Kalsel dan BPTP Jatim). Indikator Kinerja : Sistem informasi plasma nutfah berbasis web yang telah diperbaiki dan diujicobakan di Puslitbang Hortikultura, sebagai pusat informasi plasma nutfah hortikultura yang diperoleh dari UPT lingkup Puslitbang Hortikultura ( set), Sistem informasi plasma nutfah intranet di setiap unit pelaksana tehnis lingkup Puslitbang Hortikultura ( set), Dokumen hasil koordinasi dan evaluasi pelaksanaan kegiatan plasma nutfah di masing-masing UPT ( dokumen). Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 00%. 3. Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura Melalui Kegiatan Promosi dan Ekspose Indikator Kinerja : Bahan /materi dalam bentuk benih/bibit, produk (segar & olahan) poster, leaflet dll sebanyak 2 paket, terealisasi 24 paket (200%), Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura sebanyak 2 event, terealisasi 24 event (200%), Teradopsinya teknologi unggulan oleh pengguna secara lebih cepat sebanyak 25%, terealisasi 20% (80%), Diperolehnya umpan balik untuk perbaikan program penelitian sebanyak 25%, terealisasi 20% (80%), dokurnen Laporan Kegiatan Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura terelasasi dokumen (00%) 4. Diseminasi Teknologi Inovatif Bawang Merah,Kentang dan Sayuran Potensial Melalui Ekspose(5 kali), Demplot ( kali), Open House ( kali), Publikasi (5000 Leaflet dan5 Poster), Media Elektronik(2 kali mengisi RPC Ciawi),Seminar (5 kali), Mendukung Kawasan Hortikultura (5 Kawasan), Pelayanan Kerjasama dan Pelayanan Perpustakaan Indikator Kinerja : penyebaran informasi teknologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran melalui ekspose/pameran (0 kali -200%), pembuatan leaflet (0.000 exp -200%), pembuatan poster (5 buah -00%), penyenggaraan seminar (5 kali -00% ), demplot ( kali - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 36

49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun %), penyelenggaraan open house (0 kali), terlaksananya kerjasama penelitian ( buah -0%), pelayanan perpustakaan (2.245 pengunjung -4490%), dukungan pengembangan kawasan hortikultura (5 kawasan -00%), dan media elektronik RPC Ciawi (2 kali -00%). Open House tidak dilaksanakan dikarenakan musim yang tidak mendukung. 5. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan) Tanaman Buah Tropika untuk Mendukung Kawasan Tanaman Buah Tropika Indikator Kinerja : Ekspose promosi buah tropika 2 kali terealisasi 6 kali (300%), Gelar teknologi dan open house kali (00%), Leaflet buah tropika.000 eksemplar terealisasi eksemplar (500%), MOU kerjasama 3 dokumen terealisai dokumen (33%), Adopsi VUB pepaya 2 var (00%), Adopsi VUB melon va (00%), Adopsi VUB semangka var (00%), Adopsi VUB manggis 2 var (00%), Adopsi VUB durian 4 var (00%). Secara umum Indikator kinerja yang telah ditargetkan dalam tahun 200 telah tercapai, bahkan ada 2 indikator yang melampaui target capaian yaitu frekuensi kegiatan ekspose promosi buah tropika, serta jumlah leaflet yang dicetak. Meskipun demikian terdapat indikator yang tingkat capaiannya rendah yaitu pada indikator kerjasama (MOU). Dari target 3 (tiga naskah MOU) hanya terealisasi naskah. 6. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan in-vitro dan in-vivo) Tanaman Hias untuk Mendukung Kawasan Tanaman Hias Indikator Kinerja :Termanfaatkannya teknologi krisan (Budidaya, varietas unggul baru dan perbenihan) oleh lebih dari 40% petani di Malang dan Yogyakarta. Terselenggaranya transfer teknologi in vitro anggrek di Bogor, Tangerang, Depok dan Malang sebanyak 2 kegiatan (00%), Terselenggaranya satu kegiatan seminar nasional anggrek dan krisan di Malang dan terlaksananya partisipasi dalam pameran (yang wajib diikuti) dan visitor display varietas unggul krisan, gladiol, lili, mawar, anyelir dan sedap malam di Segunung dan Cipanas sebanyak 2 kegiatan (00%), Termanfaatkannya media publikasi cetak (00 eks. Prosiding hasil seminar, 000 eks., Leaflet varietas unggul baru krisan dan anggrek, dan 500 eks. leaflet varietas unggul baru tanaman hias lainnya. Monograf petunjuk teknis bergambar teknologi budidaya dan perbenihan krisan, lili, gladiol, dan anyelir) dan media elektronik ( paket updating teknologi informasi) dalam rangka penyebarluasan informasi dan teknologi tanaman hias sebanyak 3 media (00%). 7. Dukungan teknologi inovatif jeruk bebas penyakit dan buah subtropika di 5 kawasan hortikultura prioritas(jatim, Jabar, Kalbar, Kaltim, Bali) dalam upaya peningkatan produktivitas sebesar 5% Indikator Kinerja : Pada kegiatan ini telah dilaksanakan pendampingan inovasi teknologi yang berupa : ) pengawalan teknologi dan pembuatan demo plot jeruk di Bali; 2) pengawalan teknologi jeruk di beberapa kawasan hortikultura di Jawa Timur yaitu Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Kebun Kalisat dan Belawan milik PTPN XII di Kabupaten Bondowoso, Kebun Banjarsari Kabupaten Banyuwangi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 37

50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 200 pengawalan tanaman anggur di Kebun Kampe Kabupaten Banyuwangi, pengawalan teknologi tanaman lengkeng di Kebun Banjarsari, pengawalan teknologi tanaman mangga di Kebun Kampe Kabupaten Banyuwangi, pengawalan teknologi jeruk di Kawasan pengembangan jeruk dataran rendah baru di Kabupaten Tuban; 3) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura di Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan; 4) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura di Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sambas; dan 5) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura Jawa Barat yaitu di Kabupaten Garut. Dari hasil kunjungan lapang di beberapa kawasan hortikultura tersebut khususnya untuk jeruk dan buah subtropika menunjukkan bahwa petani belum melakukan pemeliharaan optimal pada tanaman jeruknya, sehingga pertumbuhannya kurang begitu bagus dan masih banyak ditemui serangan hama dan penyakit. Pengawalan teknologi oleh Balitjestro dirasa sangat penting baik bagi petani, pemerintah daerah dan Dinas serta BPTP terkait. Pemanfaatan materi diseminasi inovasi teknologi dalam bentuk leaflet, poster, brosur dan specimen sesuai yang dibutuhkan petani atau pemangku kebijakan juga telah dilakukan. Sedangkan pengelolaan kebun jeruk bebas penyakit di visitor plot meliputi penerapan teknologi produksi berbasis ramah lingkungan. Visitor plot ini dikelola secara optimal sebagai salah satu demo plot di Balitjestro sekaligus dapat digunakan sebagai tempat studi banding bagi para pelaku agribisnis, kunjungan tamu, tempat pemagangan atau pelatihan serta wisata petik jeruk. Gambar 3. Kegiatan pengawalan teknologi Berdasarkan uraian tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah diterapkannya teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika di 5 lokasi kawasan hortikultura (00%); termanfaatkannya materi diseminasi inovasi teknologi dalam bentuk leaflet, poster, brosur dan specimen sesuai yang dibutuhkan petani atau pemangku kebijakan (60%) dikarenakan beberapa materi diseminasi masih ada yang belum tersebar; dan terkelolanya kebun demo plot di wilayah sentra produksi dan kebun visitor plot di Balitjestro (00%). Langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah adanya peran pemerintah daerah yang sangat penting artinya bagi pengembangan jeruk di daerah, oleh karena itu koordinasi dan singkronisasi program perlu dilakukan diantara stakeholder dan institusi dibawah Badan Litbang Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 38

51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Percepatan diseminasi alih teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika mendukung kawasan hortikultura Indikator Kinerja :Pada kegiatan ini telah dilaksanakan 6 kali partisipasi dalam kegiatan promosi, ekspose, seminar dan kegiatan lain yaitu ) mengikuti pameran agroexpo yang merupakan kegiatan Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ke-50 pada tanggal 2-8 Desember 200; 2) mengikuti Expo Buah Nusantara yang diselenggarakan di Kebun Percobaan Sumani Solok tanggal 9 Nopember 200; 3) mengikuti Pekan Kedelai Nasional (PKN) di Balitkabi Malang tanggal Juni 200; 5) Seminar proposal TA. 200 di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika pada tanggal Januari 200; dan 6) Sosialisai ISO 900 Th tentang Quality Management System oleh PT Multi Agung Lestari. Selanjutnya juga telah dilaksanakan Menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tahun 2009 pada tanggal 0 Juni 200. Menyelenggarakan Open House Inovasi Teknologi Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika berupa kegiatan Citrus Spectacular Day (CSD) pada tanggal 5 7 Agustus 200. Penerbitan dan penyebaran informasi yang berupa 6 judul leaflet lomba-lomba/kursus/seminar dalam rangka kegiatan CSD, 6 judul poster dan spanduk CSD, buku laporan tahunan 2009, dan buku prosiding, sedangkan pembuatan buku panduan teknis tidak terealisasi namun diganti dengan pembuatan kalender Balai dan panduan CSD yang dikirim ke sponsor-sponsor. Untuk kegiatan promosi melalui media massa telah terlaksana 4 kali siaran radio yaitu di RRI Malang dan Radio Ciawi dengan beberapa tema yang berbeda, diantaranya tentang profil Balitjestro, top working tanaman buah dan promosi kegiatan Citrus Spectacular Day (CSD). Gambar 4. Kegiatan Citrus Spectacular Day 200 Dengan demikian secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah partisipasi dalam kegiatan promosi, ekspose, seminar dan kegiatan lain (00%); kegiatan seminar hasil penelitian tahun 2009 (00%); kegiatan open house untuk mendesiminasikan inovasi teknologi tanaman jeruk dan buah subtropika tahun 200 (00%); leaflet, poster, laporan tahunan 2009, prosiding dan buku panduan teknis (93%); promosi melalui media TV, radio dan majalah pertanian dalam bentuk siaran interaktif (33%). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 39

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2013 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (BALITBU Tropika)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (BALITBU Tropika) 2013 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Jl. Ragunan No. 29 A, Pasar Minggu PO Box 122 Jkpsm, 12520 Jakarta Selatan Telp : (021) 7805768, 7890990, Fax : (021) 7805135 E-mail : pushor@rad.net.id;

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (Revisi) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA STRATEGIS (Revisi) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA RENCANA STRATEGIS (Revisi) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA 0004 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BALAI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA 2015-2019 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BALAI PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA TAHUN 2014 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 27 November 2015

Revisi ke 04 Tanggal : 27 November 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 17 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 17 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

Rumusan FGD Cabai dan Bawang

Rumusan FGD Cabai dan Bawang RUMUSAN PLENO 1. Menghadapi pasar global, hortikultura memang masih menghadapi banyak kendala dan tantangan, namun penuh juga dengan berbagai peluang. Berbagai permasalahan dan strategi bahkan program

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 31 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 31 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAHAN PERS RELEASE PUSLITBANG HORTIKULTURA. 1. Pengembangan Varietas Kentang Prosesing Mendukung Industri Potato Chips di Indonesia.

BAHAN PERS RELEASE PUSLITBANG HORTIKULTURA. 1. Pengembangan Varietas Kentang Prosesing Mendukung Industri Potato Chips di Indonesia. BAHAN PERS RELEASE PUSLITBANG HORTIKULTURA 1. Pengembangan Varietas Kentang Prosesing Mendukung Industri Potato Chips di Indonesia. Pengembangan industri potato chips di Indonesia terhambat oleh langkanya

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.09-0/2013 DS 1617-0070-0530-2353 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 2

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 Oleh : Direktur Jenderal Hortikultura Disampaikan pada acara : Musrenbangtan Nasional Tahun 2016 Di Auditorium Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan KEBIJAKSANAAN UMUM 1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan 5. Pengembangan Perlindungan Hortikultura 6. Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS Teknologi agribisnis merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan efektifitas, efisiensi, serta produktifitas yang tinggi dari usaha agribisnis. Penentuan jenis teknologi sangat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS 2016

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS 2016 LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT karena atas rakhmat dan karunia-nya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejalan dengan perkembangan lembaga penelitian, status keberadaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejalan dengan perkembangan lembaga penelitian, status keberadaan 1 9 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejalan dengan perkembangan lembaga penelitian, status keberadaan lembaga penelitian tanaman sayuran mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Sp.I. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Sp.I. NIP KATA PENGANTAR Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 20 Desember 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 20 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA

PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA I. Latar Belakang Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) merupakan salah satu implementasi dari program pengembangan komoditas

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Direktur, Ir. Sri Wijayanti Yusuf, M.Agr Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Direktur, Ir. Sri Wijayanti Yusuf, M.Agr Sc KATA PENGANTAR Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya hortikultura. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang prima

Lebih terperinci