Hubungan Antara Personal Hygiene Kulit Dengan Angka Kejadian Scabies Pada Remaja Di Pondok Pesantren Al-Hidayah Ketegan Tanggulangin Sidoarjo
|
|
- Hendri Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Antara Personal Hygiene Kulit Dengan Angka Kejadian Scabies Pada Remaja Di Pondok Tanggulangin Sidoarjo Oleh : Mochammad Zainuddin Fanani, Qori ila Saidah, M.Kep., Ns. Sp. Kep. An ABSTRACT Scabies is a contagious disease caused by Sarcoptes scabiei hominis variant, which occurs in direct contact transmission. The disease is much scabies outbreak in several environments including a populous neighborhood, a seedy neighborhood, the neighborhood with the less level of cleanliness. The purpose of this study was to analyze the relationship between personal hygiene with the incidence of scabies in adolescents in at Boarding School Al-Hidayah Ketegan The design of this study using the Analytic Observational design with cross sectional design. Sampling techniques using probability sampling with simple random sampling. The study population was all adolescents are exposed to scabies in the Al-Hidayah Islamic boarding schools was 38 adolescents. Samples used were teenagers at boarding school at 35. The results of the statistical test using the Spearman Rho test with p The results showed that as many as 16 respondents (55.25) with moderate scabies have less personal hygiene. In scabies with a mild degree of personal hygiene that have as many as 13 respondents (44.8%). Spearman Rho test results showed P: with a significance level of p 0.05 means that H 0 is rejected which means that there is a relationship between personal hygiene with the incidence of scabies in adolescents at boarding school Al-Hidayah Ketegan For teenagers in Boarding School to always maintain personal hygiene to minimize the incidence of disease. Keywords : Personal Hiygiene, Scabies PENDAHULUAN Latar Belakang Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya (Qomar, 2007). Image yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa pondok pesantren merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola kehidupan yang ditunjukkan oleh santrinya sering kotor, dan sama sekali tidak menunjang pola hidup yang sehat. Beberapa sifat buruk yang susah sekali ditinggalkan oleh para remaja pondok yaitu kebiasaan tidur hingga lupa waktu dan pola hidup kotor karena malas bersih-bersih. Anak pesantren gemar sekali bertukar / pinjam - meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya (Badri, 2008). Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit scabies, diare dan ispa. Apabila para santri dan pengelolanya tidak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan maupun personal hygiene (Handri, 2008).. Pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri ini mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian Salah satu upaya personal hygiene adalah merawat kebersihan kulit karena kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotorankotoran tertentu. Mengingat kulit penting sebagai pelindung organ-organ tubuh, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah scabies (Frenki, 2011). Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei varian hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung (Brown & Tony, 2005). Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit scabies dan salah satunya ialah personal hygiene. Dari data WHO di beberapa negara berkembang prevalensinya dilaporkan -
2 berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan insiden tertinggi terdapat pada anak usia sekolah dan remaja. Data Depkes RI prevalensi scabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6%- 12,95%. Angka kejadian skabies di kotakota yang banyak terdapat pondok pesantren di Provinsi Jawa Timur misal Kabupaten Pasuruan sebesar 66,70%, Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa prevalensi penyakit Scabies adalah 64,20%. Dari data statistik di POSKESTREN Pondok Tanggulangin Sidoarjo dari tahun ketahun jumlahnya masih cukup tinggi. Hal ini menunjukkan tingginya jumlah kasus scabies di Pondok Pesantren tersebut. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan 38 remaja pondok terkena skabies yang dikarenakan kurangnya kebersihan diri. Scabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei, yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang (Aisyah, 2005). Scabies ini tidak membahayakan manusia namun adanya rasa gatal pada malam hari ini merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan produktivitas. Penyakit scabies ini banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang. Scabies cenderung tinggi pada anakanak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa (Siregar, 2004). Penyakit kulit scabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Praktek perawatan penderita yang buruk akan menyebabkan kegagalan dalam tindakan penanggulangan penyakit scabies. Apabila skabies tidak segera mendapat pengobatan dalam beberapa minggu maka akan timbul adanya dermatitis yang diakibatkan karena garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam hari, secara tidak langsung akan mengganggu kelangsungan hidup para santri terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukan pada siang hari seperti dalam proses belajar akan ikut terganggu. Selain itu, setelah santri sembuh akibat garukan tersebut akan meninggalkan bercak hitam yang nantinya juga akan mempengaruhi harga diri santri seperti merasa malu, cemas, takut dijauhi teman dan sebagainya (Kenneth dalam Kartika, 2008). Pengobatan scabies yang terutama adalah menjaga kebersihan untuk membasmi scabies (mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian secara terpisah, menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama, dll). Untuk itu kita harus selalu waspada dengan penyakit ini karena penularannya sangat cepat. Apabila ada salah seorang anggota keluarga yang terkena penyakit ini, maka harus segera dihindarkan dari anggota keluarga lain yang masih dalam keadaan sehat (Alamsyah, 2011). Salah satu upaya personal hygiene adalah merawat kebersihan kulit karena kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotorankotoran tertentu. Mengingat kulit penting sebagai pelindung organ-organ tubuh, maka kulit perlu dijaga kesehatannya (Suci, 2013). Beberapa faktor yang dapat membantu penyebaran scabies adalah kemiskinan, hygiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosa yang salah, demografi, ekologi. Scabies dapat dihindari dengan perilaku personal hygiene yang baik, kebiasaan dalam menjaga personal higien harus ditingkatkan dengan mengikut sertakan petugas kesehatan (Djuanda, 2006). Kebiasaan personal hygiene harus dibiasakan pada masa anak-anak untuk menghindari penyakit kulit seperti scabies. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan personal hygiene dengan terjadinya scabies di pondok pesantren Al-Hidayah Ketegan Tujuan penelitian adalah menganalisa hubungan personal hygiene dengan kejadian scabies pada remaja di pondok pesantren Al- Hidayah Ketegan Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi respoden dalam pencegah terjadinya scabies. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Analitik Observasional dengan rancangan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian scabies. Penelitian ini terdapat satu kelompok responden yaitu kelompok remaja pondok pesantren. Pemilihan kelompok observasi ini dipilih secara random dan sesuai dengan keinginan peneliti. Pengukuran dilakukan kepada satu kelompok tersebut hanya satu kali saja pada satu saat.
3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014 di pondok pesantren Al- Hidayah Ketegan Tanggulangin Sidoarjo karena disana didapatkan remaja pondok yang personal hygienenya kurang sehingga terkena scabies. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple random sampling. Pada teknik ini setiap responden yang memenuhi kriteria inklusi dipilih secara acak oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti tidak memilih-milih individu yang akan ditugaskan menjadi sampel penelitian. Teknik simple random sampling yang digunakan adalah dengan cara undian. Langkah pertama adalah dengan memberi nomor urut pada setiap santri, setelah membuat nomor, kemudian dimasukkan ke dalam botol yang berlubang kemudian di keluarkan sesuai dengan jumlah sampel dari populasi berjumlah 42 anak. Nomor yang keluar tersebut dijadikan responden penelitian. Identifikasi Variabel Variabel pada penelitian ini adalah variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel tergantung) yaitu : Variabel independent (Variabel bebas) Penelitian ini variabel independent yang digunakan adalah personal higiene pada remaja di Al-Hidayah Ketegan Variabel dependent (variabel tergantung) Variabel dependent pada penelitian ini adalah kejadian scabies pada remaja di Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk variabel independent adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisikan tentang tindakan personal higiene (kebersihan kulit, dan kebersihan tangan, kaki). Variable dependen menggunakan menggunakan lembar observasi tentang kejadian skabies. Lembar observasi yang dilakukan dengan cara melihat perubahan fisik yang terjadi pada setiap siswa yang mengalami skabies. Kuesioner ini diisi sendiri oleh responden. Dalam penilaian kuesioner peneliti menggunakan 2 alternatif jawaban, yaitu jawaban YA dan jawaban TIDAK, jika jawaban YA maka tinggal tulis tanda ( ) dan jika jawaban TIDAK maka tidak perlu diberi tanda ( ). Terdapat 24 pertanyaan, peneliti menggunakan skala Guttman dengan jawaban YA bernilai 1 dan TIDAK bernilai 0. Skor yang diperoleh responden dapat dikategorikan, apabila nilai < 2 = skabies ringan; 3-4 = skabies sedang; 5-6 = skabies berat. Analisa Statistik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan angka kejadian scabies di Pondok Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil lembar kuesioner dikumpulkan dan diperiksa ulang untuk memeriksa kembali kelengkapannya. Setelah semua data lengkap, data dikelompokkan dan dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows menggunakan uji statistik Spearman Rho, untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara dukungan sosial peer group dan tingkat kecemasan. Tingkat kemaknaan yang diharapkan adalah 0,01 apabila rho < 0,01 artinya Ho ditolak H1 diterima yang berarti ada hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian scabies di Pondok Pesantren Al-Hidayah Ketegan HASIL DAN PEMBAHASAN Data Umum Karakteristik Pendidikan Orang Tua. No Pendidikan Frekuensi Prosentase 1 Tidak tamat 1 2,9 % SD 2 SD 9 25,7 % 3 SMP 12 34,3 % 4 SMA 10 28,6 % 5 Perguruan tinggi 3 8,6 % Berdasarkan tabel 1 didapatkan jumlah terbesar berada pada pendidikan SMP dengan jumlah 12 dan prosentase 34,3 %, kemudian diawahnya ada pendidikan SMA dengan jumlah 10 dan prosentase 28,6 %, dibawanya lagi ada pendidikan SD dengan jumlah 9 dan prosentasenya 25,7 %, dibawahnya lagi ada perguruan tinggi dengan jumlah 3 dan prosentasenya 8,6 %, dan yang paling kecil adalah pendidikan tidak tamat SD dengan jumlah 1 dan prosentasenya 2,9 %.
4 Karakteristik Pekerjaan Orang Tua No Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1 Wiraswasta % 2 Swasta 12 34,3 % 3 PNS/TNI/POLRI 2 5,7 % Berdasarkan tabel 2 didapatkan jumlah terbesar pekerjaan orang tua adalah wiraswasta dengan jumlah 21 dan prosentasenya 60 %, dibawanhya ada swasta dengan jumlah 12 dan prosentasenya 34,3 %, dan yang paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI dengan jumlah 2 dan prosentasenya 5,7 %. Karakteristik Usia Santri No Usia Frekuensi Prosentase ,4 % ,4 % ,4 % ,7 % % Berdasarkan tabel 3 didapatka usia paling banyak adalah usia adalah 15 tahun dengan jumlah 11 dan prosentase 31,4 %, dibawahnya ada usia 16 tahun dengan jumlah 9 dan prosentasenya 25,7 %, dibawahnya ada usia 17 tahun dengan jumlah 7 dan prosentasenya 20 % dan yang paling sedikit adala usia 13 dan 14 tahun dengan jumlah yang sama yaitu 4 dengan prosentase 11,4 %. Karakteristik Penghasilan Orang tua No Penghasilan Frekuensi Prosentase 1 < Rp 7 20,0 % Rp ,3 % Rp Rp ,6 % Rp Rp Rp ,4 % 5 > Rp. 2 5,7 % Total Berdasarkan tabel 4 didapatkan terbesar penghasilan orang tua adalah Rp Rp dengan jumlah 12 dan prosentasenya 34,3 %, dbawahnya ada Rp Rp dengan jumlah 10 dan prosentasenya 28,6 %, dibawahnya lagi ada < Rp dengan jumlah 7 dan prosentasenya 20 %, dibawahnya ada Rp Rp dengan jumlah 4 dan prosentasenya 11,4 %, dan yang paling kecil adalah > Rp dengan jumlah 2 dan prosentasenya 5,7 %. Data Khusus karakteristik Personal Higiene No Personal Frekuensi Prosentase hygiene 1 Kurang 29 82,9 % 2 Sedang 6 17,1 % Berdasarkan tabel 5 didapatkan frekuensi paling banyak pada personal hygiene kurang dengan jumlah 29 dan prosentasenya 82,9 %, dan yang paling sedikit adalah personal hygiene sedang dengan jumlah 6 dan prosentasenya 17,1 %. Karakteristik Skabies No Skabies Frekuensi Prosentase 1 Ringan 19 54,3 % 2 Sedang 16 45,7 % Berdasarkan tabel 6 didapatkan paling banyak pada scabies ringan dengan jumlah 19 dan prosentasenya 54,3 %, dan yang paling sedikit yaitu pada scabies sedang dengan jumlah 16 dan prosentasenya 45,7 %. Analisa Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Skabies Personal Skabies Total hygiene Ringan Sedang Kurang 13 44,8 % 16 55,2 % 29 Sedang % 6 Total 19 54,3 % 16 45,7 % 35 Uji sprearman rho ρ : 0,013 r 2 : - 0,417 Berdasarkan tabel 7 melalui pendekatan cross tab didapatkan bahwa sebagian besar 54,3 % responden memiliki klasifikasi scabies ringan dengan jumlah 19, dan sebagian yang kecil 45,7 % responden memiliki klasifikasi scabies sedang dengan jumlah 16. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Sperman Rho Correlations untuk mengetahui apakah ada hubungan diantara dua variabel yaitu personal hyigiene dengan kejadian scabies didapatkan ρ 0,013, hal ini menunjukkan bahwa ρ
5 0,05 berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang berarti terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian scabies pada remaja di Pondok Pesantren Al-Hidayah Hubungan diperkuat dengan hasil koefisien korelasi 0,417 dan memenuhi kriteria kuat. Pembahasan Personal Higiene Hasil penelitian berdasarkan tabel 5 didapatkan frekuensi paling banyak pada personal hygiene kurang dengan jumlah 29 responden dan prosentasenya 82,9 %, dan yang paling sedikit adalah personal hygiene sedang dengan jumlah 6 responden dan prosentasenya 17,1 %. Hal ini dibuktikan dari hasil kuisioner terdapat 35 remaja pondok yang mengalami scabies pada tanggal 20 Juni Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit (dilihat berdasarkan frekuensi mandi dalam sehari, menggunakan sabun atau tidak ketika mandi), tangan dan kuku, pakaian, handuk dan tempat tidur (Badri, 2008). Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat dimana bisa menjadi contoh seseorang dalam menjaga kebersihan, terutama kebersihan diri para santri. di lingkungan pesantren kalau dilihat kebersihan lingkungannya masih kurang dan santri sendiri dalam menjaga kebersihan diri masih kurang karena mereka sendiri kurang peduli dalam menjaga kebersihan diri, itu juga bisa mempengaruhi satu sama lain dan sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian. contohnya dalam melakukan kegiatan mandi masih ada yang mandi satu kali dalam sehari. Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene menurut Tarwoto dan Watonah, (2010). Ialah : Citra tubuh, praktik sosial, status sosioekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan seseorang, kondisi fisik. Menurut peneliti sebagian besar remaja pondok yang personal higienenya kurang salah satu alasannya adalah dari penghasilan orang tua yang berkisar Rp hal ini didukung dengan teori Tarwoto dan Watonah, (2010), Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. Tentang personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik. Dan faktor lain yang mempengarui personal hygiene adalah pendidikan orang tua, hal ini dibuktikan pada cross tab bahwa personal hygiene yang kurang terdapat pada pendidikan orang tua di tingkat SMP dengan jumlah 10 responden dan prosentasenya 28,6 %. Pendidikan orang tua mempengaruhi kebiasaan hygiene personal kurang yang mengakibatkan anak tidak tahu cara memakai handuk benar misalnya, anak memakai handuk dalam kondisi lembab atau basah, mencuci pakaian dengan tidak diremdam, setelah olahraga tidak langsung mandi melainkan makan dan tidur, hal ini dapat menimbulkan kulit terasa gatal, kemerahan sehingga terjadi scabies. Hal ini didukung oleh teori Tarwoto dan Watonah, (2010), bahwa Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus yang harus selalu menjaga kebersihan kakinya. Pada hasil personal hygiene sedang didapatkan paling banyak 3 yaitu dengan penghasilan < Rp sehingga keluarga tidak mencukupi kebutuhan personal hygiene anak.hal ini di tunjang dengan pendidikan orang tua paling banyak 3 dengan tingkat pendidikan SD dari 6 keluarga.disamping itu juga disebabkan karena anak tersebut sudah membiasakan kebiasaan yang membuat personal hygiene kurang, karena menurut mereka dengan bergantian handuk dengan teman itu sudah cukup untuk mengeringkan badan. Hal itulah yang menyebabkan personal hygiene di pondok pesantren Al-Hidayah menjadi kurang. Kejadian Skabies Pada Remaja Pondok Berdasarkan tabel 6 didapatkan paling banyak pada scabies ringan dengan jumlah 19 dan prosentasenya 54,3 %, dan yang paling sedikit yaitu pada scabies sedang dengan jumlah 16 dan prosentasenya 45,7 %. Menurut Harahap (2000), gejala timbul setelah penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu. Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis atau garukan. Untuk mengurangi resiko penularan skabies tidaklah mudah, mengingat betapa sulitnya mengubah kebiasaan santri yang buruk, yang justru akan mempermudah penyebaran penyakit skabies. Untuk itu perlu ada motivasi dan niat yang tinggi agar penularan skabies dapat dikurangi atau bahkan dihindari. Dan cara yang bisa kita lakukan terkait dengan menanamkan motivasi ada 3 yaitu : motivasi dengan kekerasan, memotivasi dengan bujukan, dan memotivasi dengan identifikasi. Menurut peneliti hal ini sesuai
6 dengan asumsi peneliti, bahwa kejadian skabies ringan di Pondok Pesantren Al- Hidayah Ketegan Tangglangin Sidoarjo dikarenakan adanya pemberian dan penanaman motivasi kepada santri dari ustadz melalui peraturan pesantren atau melalui penyuluhan dari UKS di pondok pesantren tersebut. Selain itu santri yang menderita skabies ringan langsung berobat ke UKS untuk mencegah agar tidak menyebar lebih lanjut. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies Berdasarkan tabel 7 melalui pendekatan cross tab didapatkan bahwa sebagian besar 54,3 % responden memiliki klasifikasi scabies ringan dengan jumlah 19, dan sebagian yang kecil 45,7 % responden memiliki klasifikasi scabies sedang dengan jumlah 16.Analisa uji Sperman Rho yang digunakan untuk melakukan pendekatan tabel cross tab dimana didapatkan P value : 0,013, sedangkan α : 0,05. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit skabies dan salah satunya ialah higiene personal, higiene personal berasal dari bahasa yunani yaitu: higiene berarti sehat dan personal yang artinya perorangan. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah, 2003). Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila santri tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit (dilihat berdasarkan frekuensi mandi dalam sehari, menggunakan sabun atau tidak ketika mandi), tangan dan kuku, pakaian, handuk dan tempat tidur. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa : 1. Pada remaja di Pondok Pesantren Al- Hidayah Ketegan Tanggulangin Sidoarjo didapatkan personal hygiene banyak yang kurang 2. Pada remaja di Pondok Pesantren Al- Hidayah Ketegan Tanggulangin Sidoarjo didapatkan banyak kejadian skabies yang ringan. 3. Ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian scabies pada remaja di Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Panduan atau informasi hasil penelitian terkait dengan personal higiene dengan kejadian skabies pada remaja di pondok pesantren. 2. Bagi Profesi Keperawatan Disarankan bagi profesi keperawatan untuk lebih peduli terhadap keperawatan integumen dan lebih melengkapi kajian tentang personal higiene. 3. Bagi Responden (Remaja Pondok) Disarankan bagi remaja pondok untuk lebih menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan angka kejadian skabies di Pondok Tanggulangin Sidoarjo 4. Bagi Tempat Penelitian (Pesantren) Disarankan untuk pengurus pesantren untuk menjaga kondisi lingkungan agar tetap bersih dan selalu memberi motivasi para santri untuk selalu menjaga kebersihan diri DAFTAR PUSTAKA Atikah, Proverawati Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Yogyakarta: Numed. Djuanda, Adhi (Editor). (2006) Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI Harahap, Marwali. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : Hipocrates Harahap M. (2008). Penyakit Kulit. Jakarta: Gramedia. Hurlock, B. Elizabeth. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Isro in, L. dan Andarmoyo, S. (2012). Personal hygiene. Yogyakarta: Graha Ilmu Muttaqin, Arif dan Kumalasari. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: PT Rineka Cipta
7 Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam., dan Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter, Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku. Jakarta : Salemba Medika. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Santrock, John W Perkembangan Anak ed 11, jilid 2. Jakarta: Erlangga Tarwoto dan Watonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
BAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya (Qomar,
Lebih terperinciPERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU
PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU Norhalida Rahmi 1, Syamsul Arifin 2, Endang Pertiwiwati 3 1,3 Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciSkripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT SKABIES TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PENDERITA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-AMIN PALUR KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun
Lebih terperinciHubungan Personal Higiene dengan Kejadian Skabies pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Putera Kecamatan Liang Anggang Tahun 2016
Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Skabies pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Putera Kecamatan Liang Anggang Tahun 2016 The Relation of Personal Hygiene with The Incidence of Scabies at Al Falah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian infestasi kutu kepala di Indonesia cukup tinggi karena sering menyerang masyarakat luas, hal ini berkaitan dengan iklim negara kita yang tropis dan memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan tentang hygiene adalah dasar tentang kebersihan dan akan mempengaruhi praktik hygiene seseorang. Permasalahan yang sering terjadi adalah ketiadaan motivasi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SCABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AS AD OLAK KEMANG SEBERANG KOTA JAMBI TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SCABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AS AD OLAK KEMANG SEBERANG KOTA JAMBI TAHUN 2014 Eko ¹,Marta²* 1,2 STIKes Prima Prodi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh dari pengaruh lingkungan hidup. Organ ini merupakan alat tubuh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ yang esensial, vital dan sebagai cermin kesehatan pada kehidupan. Kulit juga termasuk pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia beriklim tropis (Utomo, 2004). Iklim tersebut dapat mempermudah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kulit banyak dijumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis (Utomo, 2004). Iklim tersebut dapat mempermudah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies merupakan penyakit kulit yang masih sering di jumpai di Indonesia dan tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat (Sudirman, 2006). Skabies adalah penyakit kulit
Lebih terperinciPENGARUH KEBIASAAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES
PENGARUH KEBIASAAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES Mujib Hannan, Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep, e-mail;mujib@wiraraja.ac.id Syaifurrahman Hidayat, Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan,
Lebih terperinciNanda Intan Windi Hapsari Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2014 ABSTRAK
Hubungan Karakteristik, Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Nanda Intan Windi Hapsari Fakultas Kesehatan,
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU PENCEGAHAN SKABIES DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SISWI KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 15 LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU PENCEGAHAN SKABIES DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SISWI KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 5 LAMONGAN Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes.*, Fenty Dwi Anggraini**
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP TENTANG KEBERSIHAN DIRI TERHADAP TIMBULNYA SKABIES ( GUDIK ) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA
PENGARUH SIKAP TENTANG KEBERSIHAN DIRI TERHADAP TIMBULNYA SKABIES ( GUDIK ) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan meraih derajat Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Skabies adalah penyakit menular disebabkan infestasi dan sensitasi Sarcoptes
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skabies adalah penyakit menular disebabkan infestasi dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Skabies disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN CIPASUNG KABUPATEN TASIKMALAYA
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN CIPASUNG KABUPATEN TASIKMALAYA Rifki Muslih 1) Kiki Korneliani dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah guna menurunkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan yang besar dihampir semua negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies merupakan penyakit endemi yang menyerang masyarakat. Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. Hominis (kutu mite yang membuat
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR NGRUKEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR NGRUKEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NAILIN NI MAH 201210201120
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skabies merupakan penyakit endemi di masyarakat. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua golongan umur. Penyakit kulit
Lebih terperinciPERBEDAAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA REMAJA MONDOK DAN YANG PULANG KE RUMAH DI MADRASAH ALIYAH HASAN MUNADI DESA BANGGLE BEJI PASURUAN TAHUN 2015
PERBEDAAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA REMAJA MONDOK DAN YANG PULANG KE RUMAH DI MADRASAH ALIYAH HASAN MUNADI DESA BANGGLE BEJI PASURUAN TAHUN 2015 Ayudya Kartika Sari*, Iis Fatimawati** *Mahasiswa Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan gabungan antara sistem pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara non klasikal.
Lebih terperincidan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dengan perilaku dan satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperincigatal-gatal (Yulianus, 2005). Walaupun tidak sampai membahayakan jiwa, penyakit skabies perlu mendapatkan perhatian karena tingkat penularannya yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit (Timmreck,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PENYAKIT SKABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN
HUBUNGAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PENYAKIT SKABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN Dwi Setyowati, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
GAMBARAN HIGIENE PRIBADI DAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN ASSALAAM TUMINTING KOTA MANADO TAHUN 2015 Armin A. Lasaib*,Woodford B.S Joseph*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG PENYAKIT SCABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SCABIES Ida Nuryani Ani Rosita Nindy Yunitasari 05Idanur95@gmail.com ABSTRAK Scabies merupakan penyakit
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.3 Tahun 2017
FAKTOR RISIKO HYGIENE PERORANGAN SANTRI TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KULIT SKABIES DI PESANTREN AL- BAQIYATUSHSHALIHAT TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2017 Parman 1, Hamdani, Irwandi Rachman, Angga Pratama Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan diri merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Hidayat, 2007). Manfaat dalam menjaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGANPERSONAL HYGIENE SANTRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI PENYAKIT KULIT DISEBABKAN OLEH SARCOPTESSCABIEI DI PONDOK PESANTREN RAUDHATUL ULUM KABUPATEN BENER
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buol termasuk di Kecamatan Biau Kabupaten Buol Ibu Kota
34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Buol termasuk di Kecamatan Biau Kabupaten Buol Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, dengan Luas wilayah 17,9 KM². Kelurahan Buol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pesantren merupakan induk dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman dan hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah.
Lebih terperinciPERILAKU SANTRI DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN ULUMU QUR AN STABAT
HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN PERILAKU SANTRI DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN ULUMU QUR AN STABAT Departemen Pendidikan Kesehatan & Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, DAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN GEJALA PENYAKIT KULIT JAMUR DI KELURAHAN RANTAU INDAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENDANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2013 *V.A
Lebih terperinciPEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 66 PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Riane Wulandari¹, Sudewi Yogha², Rita Patriasih²
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandi, handuk, sisir haruslah dihindari (Depkes, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kebiasaan untuk menerapkan kebiasaan yang baik, bersih dan sehat secara berhasil guna dan berdaya guna baik di rumah tangga,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap darah yang berinfestasi di kulit kepala manusia, bersifat menetap dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehat,tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau menyebabkan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar sehat,tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau menyebabkan penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. PHBS
Lebih terperinciPERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG
PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG Intan Silviana Mustikawati 1 1 Fikes Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 intansilviana@esaunggul.ac.id
Lebih terperinciEKARINA MARIANA
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI ALIYAH PONDOK PESANTREN ALBADRIAH SUNDAK DESA RARANG KECAMATAN TERARA LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang banyak dialami oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sensitisasi ektoparasit yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi ektoparasit yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies dalam bahasa Indonesia sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Heukelbach et al. 2006). Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, di segala usia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit, yang umumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umum di seluruh dunia (Heukelbach et al. 2006).
Lebih terperinciLampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR ANITA B. ABDULRAHMAN NIM : 811409105 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu
Lebih terperinciSiti Nor Ismihayati 1, Pawiono 1, Suparyanto 1
HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES SANTRIWATI DENGAN KEJADIAN SKABIES DI ASRAMA AL-KHOLILIYAH PONDOK PESANTREN DARUL ULUM PETERONGAN JOMBANG (THE CORRELATION BETWEEN BEHAVIOUR OF PREVENTION
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA. (Personal Hygiene of Skin with Practice to Leprosy Prevention)
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA (Personal Hygiene of Skin with Practice to Leprosy Prevention) Khoiroh Ummah*, Lidiawati** * Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU PENGHUNI PANTI ASUHAN BAIT ALLAH MEDAN TERHADAP PENCEGAHAN SKABIES. Oleh : TRINYANASUNTARI MUNUSAMY
GAMBARAN PERILAKU PENGHUNI PANTI ASUHAN BAIT ALLAH MEDAN TERHADAP PENCEGAHAN SKABIES Oleh : TRINYANASUNTARI MUNUSAMY 070100235 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 GAMBARAN PERILAKU
Lebih terperinciHubungan Kebersihan Perorangan dan Kondisi Fisik Air dengan Kejadian Scabies di Desa Wombo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala
ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Hubungan Kebersihan Perorangan dan Kondisi Fisik Air dengan Kejadian Scabies di Desa Wombo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala Budiman 1 *, Hamidah 2, Muhammad
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun guna mencapai derajat Sarjana. Disusun oleh : Nama : Ratna Kartika Sari NIM :
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN TANBIGHUL GHOFILIN MANTRIANOM BAWANG BANJARNEGARA JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Rhoudlotul Quran di Kauman. Semarang dan waktu penelitian bulan Maret sampai Mei 2014.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan desain penelitian case control study sehingga kemungkinan
58 BAB 1 : PEMBAHASAN 1.1 Keterbatasan Peneliti Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan, seperti metodologi, penelitian ini menggunakan desain penelitian case control study sehingga kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Skabies adalah penyakit kulit pada manusia yang. disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Skabies adalah penyakit kulit pada manusia yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. hominis (Habif et al., 2011). Penyakit ini menular dari manusia ke manusia melalui
Lebih terperinciMEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH
MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH Dian Nurafifah Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM UPAYA MENCEGAH PENYAKIT KULIT PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA Ade Mira Guna*, Gustop Amatiria** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciGambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang
Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang Amanda Rusyda Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PRAKTIK KEBERSIHAN DIRI DAN ANGKA KEJADIAN SKABIES DI PESANTREN KYAI GADING KABUPATEN DEMAK
HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK KEBERSIHAN DIRI DAN ANGKA KEJADIAN SKABIES DI PESANTREN KYAI GADING KABUPATEN DEMAK CORRELATION BETWEEN PERSONAL HYGIENE PRACTICE AND INCIDENCE OF SCABIES IN TRADIONAL ISLAMIC BOARDING
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain:
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain: 1. Jumlah santri Pondok Pesantren An Nawawi yang terdiagnosis menderita penyakit skabies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) Husnul Muthoharoh *Dosen Program Studi D III Kebidanan
Lebih terperinciHubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban
Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM MENCEGAH KEJADIAN SKABIES DI DESA LAKSANA MEKAR
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM MENCEGAH KEJADIAN SKABIES DI DESA LAKSANA MEKAR Gentiara Surya Prativi * M. Yunita Indriarini ** Linda Sari Barus *** Abstrak Latar belakang penelitian
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo Disusun Oleh: Elly Rachmawati., Dya Sustrami,S.Kep.,Ns.,M.Kes., Nuh Huda, M.Kep., Sp.KMB., Wiwiek
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. SKABIES A.1. Pengertian Skabies Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa
Lebih terperinciMaria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ATAPUPU KABUPATEN BELU RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciSUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO
SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO Zainudin Lakodi NIM 811409110 Program study Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG Maria Goreti Jelau Gabur 1), Atti Yudiernawati 2), Novita Dewi 3) 1 ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
Lebih terperinciJIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ Mei 2017; ISSN X,
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN GEJALA PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL MUKLISIN KOTA KENDARI 2017 Ahwath Riyadhy Ridwan 1 Sahrudin 2 Karma Ibrahim
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTIK TENTANG PERSONAL HYGIENE
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTIK TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN MARAQITTA LIMAT WANASABA LOTIM NTB SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian
Lebih terperinciPENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI
PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI Oleh: Edi Wibowo, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan visi pembangunan nasional dan
Lebih terperinciPENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )
54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan
Lebih terperinciPrevalensi dan Gambaran Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Skabies di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan Tahun 2015
Prevalensi dan Gambaran Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Skabies di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan Tahun 2015 Oleh : MUTIA MAYWINSIH JAUHARI 120100293 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciREFERENSI SKRIPSI. Oleh : YUDHA PRAWIRA MANDALA WIJAYA No.BP
REFERENSI SKRIPSI FAKTOR-FAKTORR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MAKMUR TUNGKAR KABUPATEN 50 KOTA TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciSartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN PENGGUNAAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KECAMATAN WANEA MANADO Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran-1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinci