BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena itu perlu pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena itu perlu pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obat Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu perlu pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat. Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan (KemenKes RI, 2011). Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu, dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa,mencegah, menyembuhkan atau memelihara kesehatan (KemenKes RI, 2012). Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menetukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah/ rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Syamsuni,2006).

2 2.2 Malaria Malaria adalah penyakit yang telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit tersebut khas, mudah dikenal, dengan demam yang naik turun yang teratur desertai menggigil. Dahulu, penyakit malaria disebabkan oleh kutukan Dewa seiring wabah yang terjadi pada waktu itu disekitar kota Roma. Penyakit malaria banyak ditemukan didaerah rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya. Itulah yang menjadi dasar penamaan malaria, yang tersusun dari dua kata, mal (buruk) dan area (udara) sehingga dapat diartikan bahwa malaria adalah udara buruk (badair). Abad ke-19, Laveran menemukan bentuk pisang (banana form) dalam darah seorang penderita malaria. Setelah itu diketahui bahwa malaria disebabkan oleh Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat di daerah rawa (Sorontou, 2013). Malaria merupakan penyakit infeksi parasitik yang terpenting didunia, dengan prakiraan satu miliar orang dalam resiko tertular penyait ini. Setiap tahunnya 2,5 juta penderita meninggal dunia, sebagian anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun. Di daerah malria dengan endemisitas tinggi, sebagian besar anak mengalami lebih dari saatu episode klinik dengan berbagai tingkat keparahan yang berbeda-beda sebelum mereka mengalami kekebalan parsial (parsial immunity) terhadap infeksi parasit ini. Terdapat empat spesies parasit malaria pada manusia, yaitu Plasmodium falsiparum, yang paling banyak menimbulkan kematian,plasmodium vivax, P.ovale, P.ovale, P.malariae.Ciri khas morfoligi Plasmodium pada hapusan darah adalah sebagai berikut: (Soedarto, 2008).

3 Plasmodium falsiparum: gametosit berbentuk pisang P.vivax: trofozoit berbentuk amuboid dengan sel darah merah yang terinfeksi membesar ukurannya P.ovale: sel darah merah yang terinfeksi bentuknya tidak teratur dan bergerigi P.malariae: trofozoid dewasa berbentuk pita (band-from) Siklus hidup Plasmodium (Lampiran 1) (Sorontou, 2013). Siklus hidup Plasmodium malaria berlangsung pada manusia dan nyamuk. Parasit Plasmodiumyang menginfeksi manusia terbagi menjadi empat spesies dan pada umumnya berlangsung dalam tubuh manusia. Siklus hidup Plasmodiumterbagi menjadi dua yakni: (Sorontou, 2013). - Siklus seksual (sporogoni) terjadi dalam tubuh nyamuk Anopheles, sebagai pejamu atau host definiti. - Siklus aseksual (skizogoni) terjadi dalam tubuh manusia sebagai pejamu intermediet.siklus aseksual terbagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus eritrosit dalam darah (skizogoni eritrosit) dan siklus dalam sel parenkim hati dalam darah (skizigoni eksoeritrosit)atau stadium jaringan dengan: - Skizogoni praeritrosit(skizogoni eksoelektrosit primer) setelah sporozoit masuk dalam sel hati dan - Skizogoni eksoeritrosit sekunder yang berlangsung dalam hati. Dengan demikian, di dalam tubuh manusia, terjadi siklus hidup aseksual yang terdiri atas empat tahap, yaitu tahap skizogoni, tahap skizogoni eksoeritrositik, tahap skizogoni eritrositik, dan tahap gametogoni.tahap skizogoni praeritrosit, skizigoni eritrositik, dan gametogoni berlangsung di dalam eritrosit. Stadium sporozoit

4 yangmasuk bersama gigitan nyamuk dan liurnya, mula-mula masuk dan berkembang biak dalam jaringan sel-sel parenkim hati pada tahap skizogoni preeritrositik. Berlangsung tahap skizogoni preeritrositik berlangsung selama 8 hari pada P. vivax, 6 hari pada P. falsifarum, dan 9 hari pada P. ovale, namun sulit ditentukan lamanya pada P. malariae. Siklus preeritrositik dalam jaringan hati pada P.falsifarum hanya berlangsung satu kali (local liver cycle). Keadaan tersebut disebut skizogoni eksoeritositik, yang merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya relaps (kekambuhan) pada malaria vivax, malaria ovale, dan malaria malariae. Bandingan Sel darah merah yang terinfeksiplasmodium (Lampiran 2) (Prasetyo, 2004). Tingginya kasus malaria falciparum di berbagai tempat di Sumatera Utara dengan proporsi lebih dari 50% penyebab malaria berpotensi menciptakan masalah kesehatan yang lebih serius, karena umumnya kasus-kasus malaria falciparum yang kronis diikuti dengan gejala penyakit yang berat dan membawa kematian penderitanya (DinKes Prov. SU, 2010). Malaria yang disebabkan oleh 4 spesies Plasmodium sering sukar dibedakan secara klinik tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium. Walaupun berawal ringan, penyakit ini harus segera diobati mengingat kemungkinan terjadinya komplikasi tak berpulih (irreversible) pada spesies tertentu (DepKes RI, 2012) Obat Anti Malaria 1. Klorokuin Klorokuin bekerjamelawan parasitpenyebabpenyakitmalaria.parasit

5 tersebutmasuk ketubuh manusia melalui gigitan nyamukanophelesbetina yang terinfeksi.orang yang terkena malaria mengalami serangan demam tinggi yang berulang disertai menggigil. Klorokuin dapat menurunkan demam dalam waktu dua puluh empat sampai empat puluh delapan jam. Obat ini harus disimpan pada suhu kamar, dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak (DepKes RI, 2006). 2. Kuinin Kuinin (kina) adalah obat anti malaria yang digunakan untuk terapisupresi dan pengobatan serangan klinis pada malaria. Obat ini berefek skizontosi yang bekerja terhadap merozoid dan eritrosit (fase eritrosit), sehingga tidak terbentuk skizon baru dan tidak terjadi penghancuran eritrosit yang menimbulkan gejala klinik. Obat ini harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kering, pada suhu kamar, dan di jauhkan dari anak-anak (DepKes RI, 2006). 3. Primakuin Primakuin adalah obat anti malaria yang membunuh parasit yangterdapat di sel hati. Obat ini tidak berguna untuk mengobati serangan akuttapidiberikan bersama dengan klorokuin untukmemastikan pengobatan yanglengkap terhadapbeberapa jenis malaria.jugaobatini untukmemutuskan jalur penyakit malaria dari nyamuk. Obat ini harus disimpandalam wadahtertutup rapat, pada suhu kamar (DepKes RI, 2006). 2.3 Pengelolaan Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah suatu proses yang merupakan suatu siklus yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan,

6 penyimpanan dan penyerahan. Tujuannya adalah terjadinya perbekalan yang bermutu serta jumlah, jenis dan waktu yang tepat(depkes RI, 2006) Perencanaan Menurut keputusan Menkes No tahun 2004, perencanaan merupakan proses pemilihan jenis,jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat. Perencanaan obat tersebut menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasardasar perencanaan yang telah ditentukan, yaitu konsumsi, epidemiologi, dan kombinasi metode komsumsi dan epidemiologi. Tujuan dari perencanan obat adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan, menghindari terjadinya stok out (kekosongan) obat (Bogenta, 2012). Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah: 1. Mendapatkan jenisdanjumlahsediaanfarmasi danperbekalankesehatan yang sesuai kebutuhan. 2. Menghindari terjadinya kekosongan obat/ penumpukan obat. Kegiatan pokok dalam perencanaan adalah memilih dan menentukan sediaanfarmasi dan perbekalan kesehatan yang akan diadakan (DepKes RI, 2006) Pengadaan Suatuproses kegiatan yang bertujuan agar tersedianya sediaan farmasi denganjumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhanpelayanan (DepKes RI, 2006). Untuk menentukan sistem pengadaan, perlu dipertimbangkan mengenai jenis,sifat, dan nilai barang/jasa tersebut yaitu: (Bogadenta, 2012).

7 - Efisien; pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana serta daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapatdipertanggungjawabkan. - Efektif; pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya, sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. - Terbuka dan bersaing; pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat prosedur yang jelas serta transparan. - Transparan; semua ketentuan dan serta informasi mengenai pengadaanbarang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, dan penetapan calon penyedia barang/jasa, bersifat terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luaspada umumnya. - Adil atau tidak diskriminatif; memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apapun. - Akuntabel; harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat, sesuai dengan prinsip-prinsipserta ketentuan yang berlakudalam pengadaan barang/jasa.

8 2.3.3 Penerimaan Penerimaan adalah suatu kegiatan dengan menerimaobat-obatan yangdiserahkan dari unit pengelolah yang lebih tinggi kepada unit pengeloladibawahnya (DepKes RI, 2003). Petugas penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik, penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan pengguanaan obat berikutkelengkapan catatan yang menyertainya (KemenKes RI, 2010) Penyimpanan Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara mendapatkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang di terima padatempat yang aman dan dapat menjamin mutunya. Hal-hal yang harus dilakukan dalam penyimpanan adalah : 1. Pemeriksaan organoleptik 2. Pemeriksaan kesesuaian antara surat pesanan dan faktur 3. Kegiatan administrasi penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan 4. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada tempat yang dapat menjamin mutu (bila ditaruh dilantai harus di atas palet, ditata rapi diatas rak, lemari khusus untuk Narkotika dan Psikotropik) (KemenKes RI, 2006). Penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan yang baik bertujuan untukmemelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga kelangsungan persediaan dan memudahkan pencarian

9 danpengawasan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya sarana prasarana yang ada di Instalasi Farmasi.Adapunsaranayang minimal sebaiknya tersedia adalah sebagai berikut : a. Gedung dengan luas 300 m2 600 m2 b. Kenderaan roda dua dan empat, dengan jumlah 1 3 unit c. Komputer + printer, dengan jumlah 1 3 unit d. Telepon dan Facsimile, dengan jumlah 1 unit e. Sarana penyimpanan, seperti : rak, palet, lemari obat (KemenKes RI, 2009). Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatanyang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan dari penyimpanan adalah : Agarobatyangtersedia di unitpelayanankesehatan mutunya dapat dipertahankan (DepKes RI, 2003). A. Persyaratan Gudang Dan Pengaturan Penyimpanan Obat 1. Persyaratan gudang - Cukup luas minimal 3 x 4 m2 - Ruangan kering tidak lembab - Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas - Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis - Lantai dibuatdari tegel/semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain, - bila perlu diberi alas papan (palet)

10 - Dinding dibuat licin - Hindari dari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam - Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat - Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda - Tersedialemari/laci khusus untuk Narkotika danpsikotropika yang selalu terkunci - Sebaiknya ada pengatur suhu ruangan 2. Pengaturan penyimpanan obat : - Obat disusun secara alfabetis - Obat dirotasi secara sistem FIFO dan FEFO - Obat disimpan pada rak - Obat yang disimpan pada lantai harus di letakkan diatas palet - Tumpukan dus harus sesuai dengan petunjuk - Cairan dipisahkan dari padatan - Sera, vaksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin B. Kondisi Penyimpanan 1. Kelembaban Udaralembab dapat mempengaruhiobat-obatanyangtidaktertutup sehinggamempercepatkerusakan.untukmenghindari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan upaya-upayaberikut : - Ventilasi harus baik, jendela di buka - Simpan obat ditempat yang kering - Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkanterbuka

11 - Bila memungkinkan pasangkipas angin atau AC.Karena makin panas udara di dalam ruanganmaka udara semakin lembab - Biarkanpengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul - Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki 2. Sinar matahari Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari.sebagai contoh : injeksi Klorpromazin yang terkena sinar matahari, akan berubah warna menjadi kuning terang sebelum tanggal kadaluarsanya.cara mencegah kerusakan karena sinar matahari : - Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap - Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka - Obat yang penting dapat disimpan di lemari - Jendela-jendela diberi gorden - Kaca jendela dicat putih 3. Temperatur/ Panas Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh karena itu hindari obat dari udara panas.sebagai contoh : Salep Oksi Tetrasiklin akan lumer bila suhu penyimpanan tinggi dan akan mempengaruhi kualitas salep tersebut. Ruangan obat harus sejuk, beberapa obat harus disimpan didalam lemari pendingin pada suhu 4-8 derajatcelcius, seperti : - Vaksin - Sera dan produk darah - Antitoksin

12 - Insulin - Injeksi antibiotik yang sudah dipakai (sisa) - Injeksi oksitosin 4. Kerusakan fisik Untuk menghindari kerusakan fisik : - Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam dus bagian tengah kebawa dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan pengambilan obat di dalam dus yang teratas - Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton, jika tidak tertulis pada karton maka maksimal - ketinggian tumpukan delapan dus - Hindari kontak dengan benda-benda yang tajam 5. Kontaminasi bakteri Wadahobat harus selalu tertutup rapat. Apabila wadah terbuka, maka obat mudah tercemar oleh bakteri atau jamur. 6. Pengotoran Ruanganyang kotor dapatmengundang tikus dan serangga lain yang kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca. Oleh karena itu bersihkan ruangan paling sedikit satu minggu sekali. Lantai disapu dan dipel, dindingdan rak dibersihkan. C. Bila Ruang Penyimpanan Kecil - Dapat digunakan sistem dua rak

13 - Bagi obat menjadi dua bagian. Obat yang siap dipakai di letakkan di bagian rak A sedangkan sisanya di bagian rakb - Pada saat mulai menggunnakan obat di rak A maka pesanan mulai dikirimkan ke gudang farmasi sambil menunggu obat datang, sementara itu obat di rak B digunakan. Pada saat obat di rak B habis maka obat yang dipesan diharapkan sudah datang - Jumlah obat yang disimpan di rak A atau rak B tergantung dari beberapa lama waktu yang diperlukan saat mulai memesan sampai obat diterima (waktu tunggu) - Misalnya permintaan dilakukan setiap empat bulan dan waktu yang diperlukan saat mulai memesan sampai obat tiba adalah dua bulan. Maka jumlah pemakaian empat bulan dibagi sama rata untuk rak A dan rak B. Apabila waktu tunggu yang diperlukan hanya satu bulan maka ¾ bagian obat disimpan di rak A dan ¼ bagian di rak B D. Tata Cara Menyimpan dan Menyusun Obat 1. Pengaturan penyimpanan obat Pengaturan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sedian dan disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. 2. Penerapan sistem FIFO dan FEFO Penyusunan dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO) untuk masingmasing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahuludari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out (FEFO) untuk

14 masing-masing obat, artinya obat yang lebih kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya kemudian. Hal ini sangat penting karena: - Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya berkurang - Beberapa obat seperti antibiotik mempunyai batas waktu pemakaian artinya batas waktu dimana obat mulai berkurang efektifitasnya 3. Obat yang sudah diterima Disusun sesuai dengan pengelompokan untuk memudahkan pencarian, pengawasan dan pengendalian stok obat. 4. Pemindahan Harus hati-hati supaya obat tidak pecah/rusak. 5. Golongan antibiotik Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya matahari, di simpan di tempat kering. 6. Vaksin dan serum Harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es. Kartu teperatur yang terdapat dalam lemari es harus selalu di isi. 7. Obat Injeksi Disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya matahari. 8. Bentuk dragee (tablet salut) Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan pengambilannya menggunakan sendok. 9. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa

15 Supaya waktu kadaluwarsanya dituliskan pada dos luar dengan menggunakan spidol. 10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus Seperti lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebagainya. 11. Cairan diletakkan di rak bawah 12. Kondisi penyimpanan beberapa obat - Beri tanda/ kode obat - Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa pakainya pada tahun tersebut - Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unitpelayanan kesehatan Pendistribusian Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2003). Kegiatan penyimpanan dan distribusi memegang peranan penting dalam pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Kegiatan ini akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana penyimpanan dan distribusi yang memadai (KemenKes RI, 2011) Pencatatan Dan Pelaporan Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah : (DepKes RI, 2003). - Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan - Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian

16 - Sumber data untuk pembuatan laporan BAB III METODE PENGAMATAN

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 WAWANCARA Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato URAIAN HASIL WAWANCARA Sistem perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 Januari 2012 melalui wawancara mendalam atau indepth interview kepada informan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Kesehatan Kesehatan berarti lebih dari sekedar tanpa penyakit, sebagaimana dinyatakan dalam definisi WHO tentang kesehatan: sehat adalah suatu keadaan yang baik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Puskesmas Keputusan Menteri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Menurut Permenkes No 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang sering disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i TIM PENYUSUN ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN PENGELOLAAN OBAT 2 C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 3 BAB II ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

Lebih terperinci

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa

Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 Nama Informan : Umur : Pendidikan : Jabatan : Masa Kerja :

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh: RORI ANJARWATI K 100 050 185 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. Kegiatan administrasi di apotek (standar pelayanan kefarmasian) Administrasi umum pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika

Lebih terperinci

A. Pengorganisasian. E. Garis Besar Materi

A. Pengorganisasian. E. Garis Besar Materi Pokok Bahasan : Malaria Sub Pokok : Pencegahan Malaria Sasaran : Ibu/Bapak Kampung Yakonde Penyuluh : Mahasiswa PKL Politeknik Kesehatan Jayapura Waktu : 18.30 WPT Selesai Hari/tanggal : Senin, 23 Mei

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS PINGKAN TENGA KECAMATAN TENGA Debby I. T. Mamahit*, Adisti A. Rumayar*, Paul A.

ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS PINGKAN TENGA KECAMATAN TENGA Debby I. T. Mamahit*, Adisti A. Rumayar*, Paul A. ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS PINGKAN TENGA KECAMATAN TENGA Debby I. T. Mamahit*, Adisti A. Rumayar*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Lebih terperinci

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Malaria Sudah diketahui sejak jaman Yunani Kutukan dewa wabah disekitar Roma Daerah rawa berbau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT PADA DUA PUSKESMAS YANG BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA. Christine Anggraini Farmasi

KAJIAN KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT PADA DUA PUSKESMAS YANG BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA. Christine Anggraini Farmasi KAJIAN KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT PADA DUA PUSKESMAS YANG BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA Christine Anggraini Farmasi Christine.Ririn@gmail.com Abstrak- Telah dilakukan Kajian tentang Kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obat 2.1.1 Pengertian Obat Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

Lebih terperinci

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman : Revisi Halaman Kepala 1. Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronik yang disebakan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional. Data berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan Januari 2013. Subjek penelitian

Lebih terperinci

DEFINISI KASUS MALARIA

DEFINISI KASUS MALARIA DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN Siti Fatmawati Fatimah M.Sc., Apt Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta mampu menjelaskan prosedur penyimpanan barang yang

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Mohammad Khoirurrizza*, Chreisye K.F Mandagi*, Febi K.

ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Mohammad Khoirurrizza*, Chreisye K.F Mandagi*, Febi K. ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Mohammad Khoirurrizza*, Chreisye K.F Mandagi*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian

Lebih terperinci

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date Project Status Report Presenter Name Presentation Date EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA Oleh : Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Epidemiologi Malaria Pengertian:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTT SKRIPSI Oleh Thimotius

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi Lampiran 1. Tabulasi Data Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Distribusi Obat di Puskesmas Mandala Medan dan Puskesmas Dahadano Botombawo Kabupaten Nias Sumatera Utara Berdasarkan Indikator Kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyamuk adalah Serangga yang termasuk dalam Phylum Arthropoda, yaitu hewan yang tubuhnya bersegmen-segmen, mempunyai rangka luar dan anggota garak yang berbuku-buku.

Lebih terperinci

Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti

Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti SIKLUS HIDUP PARASIT PLASMODIUM: P. vivax, P. ovale, P. falciparum, P. malariae, P. knowlesi (zoonosis) SIKLUS SEKSUAL dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Kurang lebih satu miliar penduduk dunia pada 104 negara (40%

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 220 PERIODE 8 JANUARI 22 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 11: PERBEKALAN FARMASI Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB XI PERBEKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyakit Malaria merupakan infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies Plasmodium penyebab malaria

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian Kota Solok merupakan salah satu kota dari 19 kabupaten kota yang ada di Provinsi Sumatera barat. Kota Solok memiliki

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyebab Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditransmisikan ke manusia melalui nyamuk anopheles betina. 5,15 Ada lima spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

Lebih terperinci

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO Astuti Ibrahim 1), Widya Astuty Lolo 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program studi farmasi FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan

Lebih terperinci

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat tidak rusak mis. Berubah warna, menjadi hancur. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A.

DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A. DWI UTAMI NUGRAHANI 25010112130349 NAFTANI CHANDRA DINI 25010112140350 AISYAH 25010112140351 RIZQI MUFIDAH 25010112130352 MUTIA FARIDA A. 25010112140353 KANTHI HIDAYAHSTI 25010112140354 DEFINISI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS Kelompok 2 : Aryes Patricia Nova reza Adawiyah Ida Royani Pengertian Obat : suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi sakit, mengobati dan mencegah penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan obat menurut Siregar dan Amalia (2003) merupakan salah satu manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan karena

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN EVALUASI MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN PURBALINGGA BERDASARKAN TIGA BESAR ALOKASI DANA PENGADAAN OBAT R. Adi Soeprijanto, Indri Hapsari, Wahyu Utaminingrum Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan PELAKSANAAN PENYIMPANAN OBAT DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS DI KOTA PURWOKERTO Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk. 6 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk. Penyakit

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN MALARIA OLEH Ronilda Tambunan, SST AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI 2015 DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB l PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan...

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, yaitu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, yaitu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Malaria 1.1 Pengertian Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, yaitu p. falciparum, p. ovale, p. malariae dan p. vivax yang di tularkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data WHO (2010), terdapat sebanyak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU Husnawati, Anita Lukman, Indra Ardyansyah Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Email : hoe5na@yahoo.com ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku dan penggerak dari pembangunan nasional. Masyarakat yang sehat merupakan salah satu kunci suksesnya pembangunan. Atas dasar itu, maka dilaksanakanlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan derajat dan berat infeksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN MANAJEMEN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

MATERI PELATIHAN MANAJEMEN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS MATERI PELATIHAN MANAJEMEN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS MATERI PELATIHAN MANAJEMEN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI 615.6 Ind m Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat

Lebih terperinci

PROFIL PENYIMPANAN OBAT DI PUSKEMAS PADA DUA KECAMATAN YANG BERBEDA DI KOTA KEDIRI

PROFIL PENYIMPANAN OBAT DI PUSKEMAS PADA DUA KECAMATAN YANG BERBEDA DI KOTA KEDIRI PROFIL PENYIMPANAN OBAT DI PUSKEMAS PADA DUA KECAMATAN YANG BERBEDA DI KOTA KEDIRI Zendy Priscillia Wardhana Farmasi zendy.priscillia@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka

Lebih terperinci

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Malaria Key facts Malaria adalah penyakit yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Setiap 30 detik seorang anak meninggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Afrika, India, Ganna, Nigeria dan Indonesia (WHO, 2013; Chedi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi : PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menjadi prioritas utama program pemerintah menuju masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penyakit malaria telah menjangkiti 103 negara di dunia. Populasi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten sebelumnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I., 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini banyak ditemukan dengan derajat dan infeksi yang bervariasi. Malaria

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci