BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tenaga manusia. Globalisasi telah merambah di berbagai sector di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tenaga manusia. Globalisasi telah merambah di berbagai sector di"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia telah berubah sejak beberapa decade yang lalu, bahkan di beberapa tahun terakhir keadaan menjadi sangat lebih rumit jika dibandingkan dengan keadaan pada zaman-zaman dahulu dimana semuanya masih berbau tradisional dan semua serba menggunakan tenaga manusia. Globalisasi telah merambah di berbagai sector di negara-negara yang ada di dunia, bukan hanya Negara maju, melainkan juga negaranegara dunia ketiga. Globalisasi juga tidak hanya masuk dalam tataran teknologi informasi dan komunikasi, tetapi globalisasi telah masuk dalam celah besar di perekonomian di berbagai Negara di dunia ini. Perubahan di berbagai kegiatan bisnis pun sudah terjadi mengikuti arus globalisasi tersebut (Santoso,2004). Interdependensi antar negara yang diikuti dengan semakin pesatnya hubungan perdagangan dan ekonomi khususnya di bidang permodalan telah menimbulkan suatu perkembangan tatanan baru dalam perekonomian dunia, yaitu munculnya unifikasi ekonomi global dengan kecenderungan ke arah regionalisasi maupun globalisasi. Globalisasi. Singh (1998) dalam Makagiansar (2010) digambarkan sebagai suatu proses saling ketergantungan ekonomis yang terus berkembang di antara negaranegara di dunia dengan ciri pertumbuhan transaksi keuangan dan perdagangan

2 2 internasional yang cepat terutama di antara perusahaan-perusahaan transnasional, gelombang investasi asing langsung yang mendapat dukungan luas dari kalangan perusahaan trans nasional, timbulnya pasar global, serta penyebaran teknologi dan berbagai pemikiran sebagai akibat dari ekspansi sistem transportasi dan komunikasi yang cepat dan meliputi seluruh dunia. Globalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin meningkatnya transaksi internasional atau cross border transaction. Arus barang, orang, jasa, dan permodalan (investasi) antar negara telah menjadi berlipat ganda. Saat ini pergerakan modal dan dana dari satu negara ke negara lain menjadi lebih besar dari sebelumnya. Lahirnya World Trade Organization (WTO) atau Organisasi perdagangan dunia telah mengurangi kendala-kendala pada arus barang, jasa, dan modal antar negara. Sesuai dengan fungsinya, WTO membuat hambatan-hambatan yang ada di sebuah negara dalam hal perdagangan menjadi lebih kecil atau bahkan menghilangkan hambatan tersebut dengan berbagai perjanjian yang telah disepakati oleh anggota WTO. Melalui itu semua, perusahaan saat ini tidak lagi membatasi kegiatan usahanya hanya pada satu negara saja, tetapi sudah merambah jauh sampai ke berbagai negara. Perusahaan-perusahaan ini pada akhirnya bekerja dengan membuka berbagai cabang di berbagai negara, bukan hanya dalam satu benua saja, melainkan juga lintas benua (Santoso,2004). Dengan semua itu keterbukaan pasar dunia, kemudahan bahan baku, dan aspek lainnya akhirnya lahirlah sebuah era korporasi multinasional yang membuat dunia ini seolah-olah berada pada sebuah pasar tunggal yang tak asing lagi satu dengan

3 3 yang lainnya. Salvatore, dalam menyebutkan bahwa perusahaan multinasional ialah badan usaha yang memiliki, mengendalikan, dan atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar di sejumlah negara. Beberapa korporasi multinasional yang telah merambah ke Indonesia antara lain General Motors and Ford, Esso, Shell, British Petroleum, McDonald, Kentucky, AT&T, Philips, coca cola dan International News Corporation (Santoso,2004). Indonesia sebagai salah satu negara yang berdaulat yang berusaha memakmurkan rakyatnya juga tidak bisa menutup mata terhadap adanya perusahaan multinasional ini. Dimana seringkali perusahaan multinasional dihujat sebagai imperialis model baru, penghisap kekayaan alam, dsb. Tentu hal ini tidak terlepas akibat eksternalitas negative yang ditimbulkan akibat izin yang diberikan kepada perusahaan multinasional untuk beroperasi di Indonesia. Hal-hal seperti ini tidak hanya dialami oleh negara Indonesia saja, tetapi juga di banyak negara baik sebagai tuan rumah maupun negara asal perusahaan. Tetapi, pelarangan perusahaan multinasional juga bukan langkah bijak yang diambil karena disamping memiliki sisi positif perusahaan multinasional juga memiliki banyak sisi negative, diantaranya yaitu Kecenderungan praktik pengalihan harga sehingga mengurangi pemasukan perpajakan bagi Negara asal (Nugroho,2010). Praktik pengalihan harga atau yang sering disebut transfer pricing sebenarnya telah terjadi di banyak perusahaan, baik perusahaan domestic maupun multinasional asalkan perusahaan tersebut melakukan produksi atau kegiatannya dalam departemen-departemen atau divisi-divisi. Hanya saja, efek terhadap pajak dalam hal

4 4 ini tidak sama. Perusahaan yang hanya beroperasi di satu negara saja tidak akan memeberikan efek ke pajak yang sangat signifikan dalam rangka transfer pricing. Suatu transfer pricing dapat terjadi karena suatu hubungan istimewa atau afiliasi antara anggota dalam suatu grup perusahaan multinasional. Suatu transfer pricing sedikitnya melibatkan dua pihak yang melakukan transaksi, yaitu pihak yang melakukan transfer atau transferor dan pihak yang menerima transfer atau transferee. Dengan adanya hubungan istimewa ini, perusahaan multinasional sebagaimana metode yang digunakan dalam penentuan harga, yakni metode negosiasi dapat melakukan negosiasi dalam penentuan harga transaksinya. Namun sayangnya, saat ini mekanisme transfer pricing justru telah menyimpang dari fungsi yang seharusnya. Transfer pricing kini dianggap sebagai suatu rekayasa harga secara sistematis yang bertujuan untuk mengurangi laba sehingga akan berdampak pada berkurangnya pajak dari suatu Negara. Awalnya transfer pricing dikenal dalam akuntansi manajemen sebagai kebijakan harga yang diterapkan atas penyerahan barang dan jasa antar divisi/departemen dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengukur kinerja dari masing-masing divisi/departemen. Pada perusahaan yang mengejar laba tinggi praktik transfer pricing justru dapat disalahgunakan untuk menghindari pajak dengan cara meminimalkan beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Khususnya perusahaan multinasional yang memiliki anak perusahaan di negara yang memiliki tarif pajak tinggi dapat dipastikan akan mengeluarkan banyak biaya untuk membayar pajak. Perusahaan multinasional dapat melakukan praktik transfer pricing sebagai

5 5 upaya untuk meminimalkan beban pajak dengan cara mengalihkan penghasilan serta biaya suatu perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dari suatu negara ke perusahaan di negara yang memiliki tarif pajak berbeda. Keadaan seperti inilah yang menjadi alasan bagi perusahaan untuk mendirikan anak perusahaan di negara yang memiliki tarif pajak rendah ataupun negara yang berstatus tax haven country. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 diatur di Pasal 18 ayat (4) yaitu, Hubungan istimewa antar Wajib Pajak Badan dapat terjadi karena pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa badan yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu badan. Hubungan istimewa dapat mengakibatkan ketidakwajaran harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Transfer pricing dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan, dasar pengenaan pajak ( tax base) atau biaya dari satu wajib pajak kepada wajib pajak lain yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak terutang atas wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut. Permasalahan transfer pricing merupakan isu yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dari berbagai kalangan, terutama dari otoritas perpajakan di berbagai negara. Semakin banyak negara di dunia yang memperkenalkan peraturan tentang transfer pricing. Bahkan menurut Suandy (2011 ), penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinasional melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari

6 6 setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Kemudian, Gunadi dalam Hartati, (2015) juga memperkirakan bahwa 60% dari wajib pajak di Indonesia melakukan praktik transfer pricing. Transfer pricing juga menjadi isu klasik dibidang perpajakan, khususnya menyangkut transaksi internasional yang dilakukan oleh perusahaan multinasional. Menurut Pricewaterhouse Coopers (2009) dalam Yuniasih et al., (2012), para ahli mengakui bahwa transfer pricing memungkinkan perusahaan untuk menghindari pajak berganda dan juga terbuka untuk penyalahgunaan. Hal ini dapat digunakan untuk mengalihkan keuntungan ke negara yang tarif pajaknya rendah, dengan memaksimalkan beban, dan pada akhirnya pendapatan. Dari sisi pemerintahan, Santoso (2004) dalam Marfuah et al., (2014) transfer pricing diyakini dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari negara-negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi ( high tax countries) ke negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries). Dari sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya-biaya (cost efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran pajak perusahaan. Bagi korporasi multinasional, perusahaan berskala global, transfer pricing dipercaya menjadi salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas (Mispiyanti, 2015). Dari sudut pandang ekonomi, prinsip dasar harga transfer adalah untuk memaksimalkan laba. Sehingga perusahaan harus secara berkala menjual produk sampai dengan titik

7 7 dimana tambahan biaya karena adanya tambahan unit yang diproduksi dan dijual, yang disebut marginal cost produksi unit yang diproduksi dan dijual, lebih rendah dibanding penghasilan yang diperoleh dari penjualan unit tersebut ( marginal revenue). Dalam hal penentuan harga untuk perusahaan yang terintegrasi, harga harus ditentukan berdasarkan marginal cost produsen. Dalam lingkungan perusahaan multinasional, terjadi berbagai transaksi antar anggota yang meliputi penjualan barang dan jasa, lisensi hak dan harta tidak berwujud lainnya, penyediaan pinjaman dan sebagainya. Di Indonesia, transaksi antaranggota perusahaan multinasional tidak luput dari rekayasa transfer pricing, terutama oleh wajib pajak penanaman modal asing (PMA) dan cabang perusahaan asing di Indonesia yang termasuk dalam kategori bentuk usaha tetap (BUT). Sebagian besar perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur dan mempunyai kaitan internal yang cukup substansial dengan induk perusahaan atau afiliasinya di luar negeri. Perusahaan di Indonesia terutama dimanfaatkan sebagai manufaktur barang madya ( intermediate goods) atau bahan mentah ( raw materials) perusahaan afiliasinya. Produk hasil pabrik Indonesia tersebut dipasarkan ke pasar lokal atau diekspor ke negara ketiga, demikian pernyataan Gunadi dalam Santoso (2004). Sugiharto (2014) Skandal transfer pricing sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menghindari pajak di Indonesia berawal dari tahun 2005 yang dilakukan oleh PT Toyota Motor Manufacturing, Dari pemeriksaan SPT Toyota pada 2005 itu, petugas pajak menemukan sejumlah kejanggalan. Pada 2004 misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun (2003) menjadi Rp 950 miliar.

8 8 Selain itu, rasio gross margin atau perimbangan antara laba kotor dengan tingkat penjualan juga menyusut. Dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi hanya 6,58 persen setahun kemudian Rupanya pada tahun itu, Toyota melakukan restrukturisasi mendasar. Sebelumnya, semua lini bisnis produksi dan distribusi mereka dilakukan di bawah satu bendera: PT Toyota Astra Motor. Pemilik sahamnya ada dua: PT Astra International Tbk (51 persen) dan Toyota Motor Corporation Jepang (49 persen). Pada pertengahan 2003, Astra menjual sebagian besar sahamnya di Toyota Astra Motor kepada Toyota Motor Corporation Jepang. Alasannya, Astra punya utang jatuh tempo yang tak bisa ditangguhkan lagi. Walhasil, Toyota Jepang kini menguasai 95 persen saham Toyota Astra Motor. Nama perusahaan berubah menjadi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Untuk menjalankan fungsi distribusi di pasar domestik, Astra dan Toyota Motor Corporation Jepang kemudian mendirikan perusahaan agen tunggal pemegang merek dengan nama lama: Toyota Astra Motor (TAM). Pada perusahaan ini, Astra menjadi pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 persen saham. Sisanya milik Toyota Motor Corporation Jepang. Setelah restrukturisasi itulah, laba gabungan kedua perusahaan Toyota anjlok. Melorotnya keuntungan Toyota membuat setoran pajaknya pada pemerintah juga berkurang. Sebelumnya, perusahaan ini bisa membayar pajak sampai setengah triliun rupiah. Pada 2004, pasca restrukturisasi, dua perusahaan Toyota (TMMIN dan TAM) hanya membayar pajak Rp 168 miliar. Yang janggal, meski laba turun, omzet produksi dan penjualan mereka pada tahun itu justru naik 40 persen. Pemeriksa pajak menemukan jawabannya ketika memeriksa struktur

9 9 harga penjualan dan biaya Toyota dengan lebih seksama. Di sinilah jejak transfer pricing perseroan ini mulai tercium. Toyota diduga memainkan harga transaksi dengan pihak terafiliasi dan menambah beban biaya lewat pembayaran royalti secara tidak wajar. Selain PT Toyota Motor Manufacturing, Adanya pengaruh hubungan istimewa dengan perusahaan asing terhadap keputusan transfer pricing juga terjadi pada PT Adaro Energy Tbk dengan anak perusahaannya, Coaltrade Services International Pte Ltd asal Singapura. Pada tahun 2008 PT. Adaro Energy Tbk dilaporkan telah melakukan manipulasi penggelapan pajak melalui transaksinya dengan pihak yang memiliki hubungan instimewa yaitu Coaltrade Services International Pte Ltd. PT Adaro Energy Tbk diduga melakukan praktik transfer pricing pada tahun 2005 dan PT Adaro Energy Tbk menjual batubara bermutu tinggi ke perusahaan Coaltrade Services International Pte Ltd dengan harga dibawah harga pasar pada tahun tersebut. Pada tahun 2005 PT Adaro Energy Tbk menjual batubara dengan harga 29.16% dibawah harga pasar dan pada tahun 2006 menjual batubara dengan harga 27.5%. Dengan adanya kasus ini diperkirakan ada sekitar Rp 9 triliun dari hasil penjualan yang disembunyikan sehingga kerugian negara terkait pajak dan royalty diperkirakan mencapai Rp 4-5. Banyak factor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing diantaranya yaitu pajak, tunneling incentive dan mekanisme bonus. Ditinjau dari perspektif perpajakan internasional, suatu perusahaan multinasional akan berusaha meminimalkan beban pajak global mereka dengan cara

10 10 memanfaatkan ketiadaan ketentuan perpajakan suatu negara yang tidak mengatur ketentuan anti penghindaran pajak (anti tax avoidance) atau mengaturnya tetapi tidak memadai, sehingga menimbulkan peluang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (Lingga, 2012). Melalui praktik transfer pricing, perusahaan multinasional dapat meminimalkan beban pajak dengan cara mengalihkan penghasilan serta biaya suatu perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa kepada perusahaan di negara lain yang tarif pajaknya berbeda. Rahayu (2010) dalam Mispiyanti (2015), menemukan bahwa modus transfer pricing dilakukan dengan cara merekayasa pembebanan harga transaksi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Dengan tujuan untuk meminimalkan beban pajak terutang secara keseluruhan. Selain motivasi pajak, keputusan melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh kepemilikan saham. Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik sehingga terjadi konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Kepemilikan saham di Indonesia cenderung terkonsentrasi menyebabkan munculnya pemegang saham pengendali dan minoritas (La Porta et al., 2000) dalam Hartati (2015). Munculnya masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas ini, menurut Yuniasih et al.(2012), salah satunya disebabkan oleh lemahnya perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas. Sehingga mendorong pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling yang merugikan pemegang saham minoritas. Tunneling dapat berupa transfer aset ke perusahaan induk yang dilakukan melalui transaksi pihak

11 11 terkait atau pembagian dividen. Tunneling dapat mempengaruhi keputusan transfer pricing karena perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan dilakukannya tunneling tersebut. Beberapa penelitian tentang tunneling incentive telah dilakukan salah satunya Lo et al., (2010) dalam Hartati (2015) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah di Cina berpengaruh pada keputusan transfer pricing, di mana perusahaan bersedia mengorbankan penghematan pajak untuk tunneling keuntungan ke perusahaan induk. Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relatif dominan dibandingkan dengan lainnya. Struktur kepemilikan terkonsentrasi yang ada di Indonesia didominasi oleh keluarga pendiri perusahaan sedangkan di negara-negara seperti Jepang dan Eropa, pemegang saham kebanyakan adalah orang-orang yang tidak memiliki hubungan istimewa. Selanjutnya keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh mekanisme bonus ( bonus scheme). Menurut Purwanti (2010) dalam Hartati et al., (2015), mekanisme bonus merupakan penghargaan yang diberikan oleh RUPS kepada anggota Direksi setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian kompensasi bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap manajemen dalam merekayasa laba. Manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang akan mereka terima.

12 12 Dalam menjalankan tugasnya, para direksi cenderung ingin menunjukkan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan guna memperoleh penghargaan. Penghargaan itu dapat berupa bonus yang diberikan berdasarkan kinerja para direksi dalam mengelola perusahaan. Sehingga pemilik tidak hanya memberikan bonus kepada direksi yang berhasil menghasilkan laba untuk divisi atau subunitnya, namun juga kepada direksi yang bersedia bekerjasama demi kebaikan dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Hartati et al. (2015), ketika pemberian bonus didasarkan pada besarnya laba, maka logis jika direksi berusaha melakukan tindakan mengatur dan memanipulasi laba demi memaksimalkan bonus dan remunerasi yang mereka terima. Sebagaimana Lo et al., (2010) dalam Mispiyanti (2015) menemukan bahwa ada kecenderungan manajemen memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima jika bonus tersebut didasarkan pada laba. Hal ini juga didukung oleh Chan and Chow (1997) dan Chan and Lo (2005) dalam Mispiyanti (2015) yang menyatakan bahwa manajemen dapat memanfaatkan transfer pricing sebagai mekanisme pengalihan keuntungan antar perusahaan guna mengurangi pajak, meningkatkan bonus manajemen dan mengalihkan sumber daya (resources) dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya yang masih satu kepemilikan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai transfer pricing, diperoleh kesimpulan yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas beberapa variabel memiliki hasil yang berbeda menurut Winda Hartati dkk (2015), dan Kiswanto N dkk (2014), dan Ni Wayan Yuniasih dkk (2012) diperoleh hasil bahwa besarnya pajak

13 13 berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Sedangkan menurut Marfuah dkk (2014) dan Mispiyanti (2015) diperoleh hasil bahwa besarnya pajak tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Hasil berbeda juga didapat dari penelitian Winda Hartati dkk (2015) yang menyatakan bahwa mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing, sedangkan Mispiyanti (2015) menyatakan bahwa mekanisme bonus tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Sedangkan berdasarkan hasil ringkasan di atas ditemukan bahwa variabel tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Dari beberapa perbedaan hasil penelitian terhadap variabel yang mempengaruhi keputusan transfer pricing di atas terdapat ketidak-konsistenan hasil penelitian. Hal ini menjadi dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel yang berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Penelitian ini merupakan replikasi dari Mispiyanti (2015). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang direplikasi adalah dalam penelitian ini proksi pajak menggunakan Cash ETR dan mekanisme bonus menggunakan kompensasi eksekutif sedangkan pada penelitian Mispiyanti (2015) variabel pajak menggunakan ETR dan variabel mekanisme bonus menggunakan proksi bonus yang diberikan kepada manajemen, sampel yang digunakan perusahaan manufaktur tahun , sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur tahun Alasan menggunakan variabel Cash ETR dan kompensasi eksekutif berdasarkan sesuai saran dalam penelitian Mispiyanti (2015),

14 14 sedangkan alasan memilih periode ini dikarenakan periode ini merupakan periode terbaru dalam penelitian. Berdasarkan fenomena dan perbedaan penelitian sebelumnya, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonusterhadap keputusan transfer pricing, maka penulis membuat judul : PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE, dan MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode ). 1.2 PERUMUSAN MASALAH Transfer pricing merupakan salah satu tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan multinasional baik di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk praktik transfer pricing di Indonesia sendiri menyebabkan risiko berkurangnya pendapatan negara dari sisi penerimaan pajak. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan mengambil keputusan transfer pricing, dengan perumusan masalah yang dinyatakan dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah pajak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing? 2. Apakah mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing?

15 15 3. Apakah tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing? 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh kepada keputusan perusahaan melakukan transfer pricing, khususnya pada perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh pajak terhadap keputusan transfer pricing. 2. Menganalisis pengaruh mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing. 3. Menganalisis pengaruh tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Praktis Memberikan gambaran kepada para pemakai laporan keuangan bagaimana pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan melakukan transfer pricing. 2. Manfaat Teoritis dan Akademis

16 16 Menjadi bahan perbandingan maupun literature dan referensi bagi penelitian selanjutnya. Memberikan pemahaman secara lebih mendalam mengenai pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing dalam praktik yang dihubungkan dengan pengetahuan teoritis.

17 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat variabel bebas dan terikat. Dilihat dari data yang diperoleh, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena didalamnya mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen dan indepeden Variabel Dependen (Y) Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah transfer pricing. Menurut Winda Hartati (2014) transfer pricing adalah harga yang terkandung pada setiap produk atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi transfer pricing dapat terjadi pada divisi-divisi dalam satu perusahaan, antar perusahaan lokal, atau perusahaan lokal dengan perusahaan yang ada di luar negeri. Transfer pricing dalam penelitian ini diukur dengan pendekatan dikotomi yang mengacu pada penelitian Yuniasih (2012), yaitu dengan melihat keberadaan

18 43 penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai Variabel Independen (X) Variabel Independen merupakan variabel yang menjalankan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonus. a. Pajak (X1) Pajak adalah iuran wajib (dapat dipaksakan) yang dibayar berdasarkan undang-undang, tidak mendapat balas jasa secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (Hartati, 2014). Dalam penelitian ini pajak dihitung dengan cash effective tax rate sesuai penelitian Bernard et al. (2006) dalam Hartati (2012). Cash Effective Tax Rate= Cash Tax paid.1 Pretax income Keterangan : Cash ETR : Pajak Cash tax paid : Pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas Pretax Income : Laba perusahaan sebelum pajak b. Tunneling Incentive (X2) Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham mayoritas yang mentransfer kekayaan perusahaan untuk kepentingan mereka

19 44 sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham minoritas Mutamimah (2009) dalam Hartati (2014). Tunneling incentive dalam penelitian ini diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan asing diatas 20% dari jumlah perusahaan. c. Mekanisme Bonus (X3) Mekanisme bonus merupakan strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi untuk memaksimalkan penerimaan kompensasi oleh direksi dengan cara meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan (Hartati, 2014). Dalam penelitian ini variabel mekanisme bonus proksikan dalam kompesasi eksekutif. Rego dan Wilson (2009) dan Gregg et al. (2010) dalam Irawan (2012) menggunakan jumlah kompensasi kas yang diterima oleh eksekutif perusahaan sebagai proksi atas kompensasi ini. Armstrong et al. (2012) dalam Irawan (2012) menggunakan nilai total kompensasi yang diterima selama setahun oleh eksektif perusahaan dan compensation mix yang berupa rasio dari tiap-tiap komponen kompensasi tersebut terhadap nilai total kompensasi yang diterima. Dalam penelitian ini, mengikuti Armstrong et al. (2012) dalam Irawan (2012), hanya menguji tingkat kompensasi yang diberikan kepada dewan direksi. Penelitian ini menggunakan proksi logaritma natural dari nilai total kompensasi (jumlah insentif) yang diterima direksi selama satu tahun. Data kompensasi direksi terdapat dalam pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Perusahaan.

20 45 Adapun secara terperinci variabel dependen (Y) dan independen (X) dapat dilihat pada table definisi operasional variabel di bawah ini. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel NO NAMA VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR SUMBER 1 Transfer Pricing Harga yang terkandung pada setiap produk atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilihat dari CALK pada transaksi pihak-pihak berelasi diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai 0. Yuniasih, dkk (2012) 2 Pajak Iuran wajib (dapat dipaksakan) yang dibayar berdasarkan undang-undang, tidak mendapat balas jasa secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran pemerintah. Cash Effective Tax Rate = Cash Tax paid Pretax income Irawan (2012) 3 Tunneling Incentive Manajemen atau pemegang saham mayoritas yang Presentase kepemilikan saham diatas 20% sebagai pemegang saham Hartati (2014)

21 46 NO NAMA VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR SUMBER mentransfer kekayaan perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham minoritas pengendali oleh perusahaan asing 4 Mekanisme Bonus Strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi untuk memaksimalkan penerimaan kompensasi oleh direksi dengan cara meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan Jumlah Kompensasi eksekutif didapat dari CALK pada Kompensasi (Insentif) manajemen kunci, yg dihitung dengan rumus = Ln (Jumlah kompensasi yang diterima eksekutif) Irawan (2012) Sumber: Disarikan dari berbagai jurnal 3.2 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh pajak, tunneling incentive, dan mekanise bonus sebagai variabel X terhadap keputusan perusahaan melakukan praktik transfer pricing sebagai variabel Y pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

22 Unit Sampel Unit sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang diduga memiliki kecenderungan melakukan praktik transfer pricing. Transfer pricing dalam penelitian ini adalah suatu rekayasa harga secara sistematis yang bertujuan untuk mengurangi laba sehingga akan berdampak pada berkurangnya pajak dari suatu negara. Perusahaan go public non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun menjadi unit penelitian karena sebagian besar perusahaanperusahaan ini merupakan perusahaan multinasional yang memiliki induk atau anak perusahaan di luar negeri. Sehingga dinilai berpotensi melakukan transfer pricing. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Ghozali, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun Sampel Penelitian Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Teknik dalam pemilihan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik

23 48 pemilihan sampel non acak (purposive sampling). Purposive sampling adalah sampel yang dipilih mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak. Sehingga tidak semua elemen populasi dapat digunakan sebagai sampel, karena sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria tertentu. Pada penelitian ini sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut: 1 Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dari tahun 2012 sampai dengan Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan satuan mata uang rupiah. 5 Perusahaan sampel tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan. Hal ini karena perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki kewajiban pajak di tingkat perusahaan sehingga motivasi pajak menjadi tidak relevan. 6 Perusahaan sampel yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan asing minimal 20% dari jumlah saham yang dimiliki perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 15 yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih.

24 49 7 Perusahaan yang melaporkan data secara lengkap yang berhubungan dengan variabel penelitian dari tahun 2012 sampai dengan Jenis Data dan Sumber Data Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data berdasarkan sumber sekunder dan berbentuk dokumentasi (dokumen), yaitu d ata yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya. Data sekunder pada penelitian ini berupa data dari Indonesia Bond Market Directory (IBMD), Indonesian Capital Market Directory ( ICMD), data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu Sumber Data Sumber data ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan Laporan Keuangan dari database BEI, khususnya perusahaan manufaktur yang berupa data laporan keuangan (annual report) tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. 3.5 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan yang diperoleh dari dokumen Bursa Efek Indonesia

25 50 yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun Teknik Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan teori-teori yang mendasari penelitian, yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan analisis terhadap data dan informasi yang didapatkan dari perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mempelajari buku-buku, artikel, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengolah data yang telah diperoleh menggunakan alat-alat bantu. Adapun alat analisisnya menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis yang menggunakan bantuan statistic untuk membantu dalam penelitian dalam perhitungan angka-angka untuk menganalisis data yang diperoleh. Analisis kuantitatif ini dapat dilakukan dengan perhitungan manual atau dengan bantuan komputer program statistik seperti program spss karena dengan bantuan program bantuan program komputer selain cepat, perhitungannya lebih akurat hasilnya. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan kemudian dianalisis dengan alat statistik sebagai berikut:

26 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah data yang dikumpulkan dalam penelitian dan diolah, kemudian dianalisis dengan alat statistik. Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil dan distribusi variabel-variabel tersebut. Dengan statistik deskriptif akan dapat diketahui nilai rata-rata ( mean), sum, range, kurtosis, skewness, nilai minimum dan maksimum, serta deviasi standar (Ghozali, 2011). Berdasarkan data olahan spss yang meliputi pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonus, maka dapat diketahui nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari setiap variabel tersebut Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis regresi logistik. Teknik tersebut digunakan karena variabel terikat dalam penelitian ini yaitu transfer pricing bersifat dikotomus atau merupakan variabel dummy. Menurut Ghozali (20 11) metode ini cocok untuk digunakan untuk penelitian yang variabel independennya kombinasi antara variabel kontinyu (metric) dan variabel kategorikal (non metric) seperti halnya penelitian ini. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas terjadinya variabel independen dapat diprediksi dengan variabel independen. Dikarenakan variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu dan variabel kategorikal, maka asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi. Menurut Ghozali (2011), teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi

27 52 klasik pada variabel bebasnya. Beberapa tes statistik yang digunakan untuk menilai overall fit model, yaitu nilai Log likelihood, Cox dan Snell s R Square, Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test, dan classification table. Analisis regresi logistic digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonus berpengaruh terhadap keptusan transfer pricing perusahaan, metode ini juga digunakan untuk penelitian Winda Hartati (2014). Metode analisis regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3X3 +e Keterangan: Y X1 X2 X3 = Transfer pricing = Pajak = Tunneling incentive = Mekanisme Bonus Α = Nilai Y bila X = 0 ß e = Koefisien regresi = adalah error atau sisa (residual) Pengujian terhadap model regresi logistik pada penelitian ini dilakukan dalam lima tahap: a. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model ini dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lameshow s

28 53 Goodness of Fit Test. Dasar pengambilan keputusan apakah model layak atau tidak adalah dengan memperhatikan nilai goodness of fit diukur dengan nilai chi-square pada bagian bawah uji Hosmes and Lameshow s Goodness of Fit Test. Jika nilai Hosmer and lemeshow s Goodness of Fit Test statistic lebih dari 0,05 (> 0,05) maka tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model baik karena dapat memprediksi nilai observasinya. Hal ini berarti logistic regression model dipakai untuk analisis selanjutnya. Jika nilai Hoemer and Lemeshow s Goodness of Fit Test statistic kurang dari 0,05 (<0,05) maka terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena tidak dapat memprediksi nilai bservasinya. Hal ini berarti logistic regeression model tidak layak dipakai untuk analisis selanjutnya. b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall mdel fit terhadap data. Beberapa tes dilakukan untuk menilai overall model fit. Hipotesis untuk menilai overall model fit ini adalah H0 = model yang dihipotesiskan fit dengan data HA = model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likehood.

29 54 Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternative, L ditranformasikan menjadi -2 Log Likehood. Statistik -2 Log Likehood sering disebut likehood rasio X² ststistic. Dimana X² distribusi dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam model. Statistik -2 Log Likehood dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel bebas ditambahkan ke dalam model apakah secara signifikan memperbaiki model fit. Selisih -2 Log Likehood untuk model dengan konstanta saja dan -2 Log Likehood untuk model dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai X² dengan df. Penurunan likehood menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. c. Menilai Ketepatan Prediksi Ketepatan prediksi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat kebenaran prediksi suatu model secara keseluruhan. Uji ketepatan prediksi ini dilihat pada classification table yaitu dengan melhat prosentase kebenaran secara keseluruhan. d. Uji Regresi Logistik Pengujian ini diakukan untuk menguji masing-masing variabel independen yaitu pajak, tunneling incentive, dan mekanisme bonus berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan transfer pricing perusahaan. e. Menguji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel

30 55 dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali,2011). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox and snell s R square dengan nilai maksimumnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pojok Bursa Efek Universitas Mercu Buana, yang berlokasi di gedung A, Ruang A-201 Universitas Mercubuana Jl. Meruya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 54 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini telah mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border transaction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Pemilihan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin pesat tanpa mengenal batas negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan lancar, dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data yang diambil merupakan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia saat ini mengacu kepada perekonomian global.tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi kian hari kian menyeluruh.arus informasi dan transaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013-2015 yang laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General Agreement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diambil yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya era globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bagian ini akan disajikan karakteristik-karakteristik perusahaan manufaktur terkait dengan transfer pricing, pajak, kepemilikan asing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi, perdagangan internasional memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang cepat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian, rancangan penelitian yang digunakan adalah uji hipotesis berdasarkan hubungan kausal. Unit yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan)/individuindividu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto, 2012: 93).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010- BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015. Data yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi adalah kumpulan darimana sampel yang dipilih (Cochran : 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing

BAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak yang berlaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Kemudahan interaksi dan komunikasi mendorong kecepatan arus barang, jasa dan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan perekonomian dapat dengan mudah melintasi batas territorial suatu Negara (Gunadi, 2007).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di dunia telah berkembang tanpa mengenal batas negara karena pengaruh globalisasi. Setiap pemilik perusahaan multinasional saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mengambil data 120 laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari peneliti, dimana faktor keberadaannya dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan bagaimana pengujian dilaksanakan. Maka dari itu bab ini akan menjabarkan mengenai variabel-variabel yang digunakan yang terdiri atas variabel dependen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan)/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 1 Maret 2016 s.d selesai yang dilakukan di Jakarta. B. Desain penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang berkembang dengan cepat membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, transportasi, sistem informasi hingga perekonomian sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis. terdaftar di indeks LQ-45 periode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis. terdaftar di indeks LQ-45 periode BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitan Jenis penelitan ini merupakan studi kuantitatif yaitu penelitan yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang terdaftar dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IS 81 0 1.23.426 SIZE 81 4.8932 7.4245 6.171004.6447805 NPM 81.0002.2895.093994.0754724

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari penelitian ini, yaitu jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan (annual

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan (annual 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang dilakukan pada perusahaan manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk.

BAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia telah berkembang pesat karena era globalisasi ini. Perusahaan multinasional saling bersaing ketat untuk menghasilkan produk dengan harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2009) populasi merupakan obyek/subyek yang di generalisasi oleh peneliti untuk menetapkan karakteristik dan kualitas tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan 22 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk keperluan analisis dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan (Januari 2017 Juni 2017). Kemudian, karena objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan (Januari 2017 Juni 2017). Kemudian, karena objek penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu untuk penyusunan penelitian ini kurang lebih berkisar 6 bulan (Januari 2017 Juni 2017). Kemudian, karena objek penelitian ini adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel sehingga suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang telah go public berjenis miscellaneous industry dan data diperoleh dari Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder atau data yang diambil dari pihak kedua.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau idx.com dan website masing-masing perusahaan. Objek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 dan 2011. Industri yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan dari beberapa

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan dari beberapa BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Obyek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana data yang digunakan sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Teknik pengampilan sampel dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, yaitu dengan cara memusatkan diri pada masalah yang aktual, mengumpulkan data yang relevan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Deskripsi Objek Penelitian Kemampuan laba (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak periode tahun 2013-2014. B. Jenis Data Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Objek dan Sample Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subjek penelitian Obyek dan subjek pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2014 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. publik tahun yang diperoleh dengan cara mendownload melalui

BAB III. Metode Penelitian. publik tahun yang diperoleh dengan cara mendownload melalui BAB III Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini meggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar sebagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada variabel penelitian ini terdapat variabel dummy sehingga dalam mengolah data menggunakan analisis regresi logistik yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia Stock

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia Stock BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pada penelitian ini dimulai pada bulan September sampai dengan Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memakai data laporan keuangan audit perusahaan yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia yang tergolong kedalam jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. B. Teknik Pengambilan

Lebih terperinci