BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
|
|
- Liana Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. Pengguna smartphone umumnya memiliki aplikasi untuk kebutuhan navigasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Beberapa tujuan yang diharapkan dari pemanfaatan aplikasi navigasi tersebut seperti untuk menunjukkan arah jalur/direction dari satu tempat ke tempat yang lain, mencari tujuan lokasi yang menarik, atau ingin mengetahui keberadaan objek benda, atau individu. Hal ini menjadi penting karena 90 persen individu melakukan kegiatan berada di dalam ruangan tertutup/gedung [1]. Ini akan berdampak pada munculnya beberapa layanan untuk strategi produk pada bidang retail, perhotelan, transportasi, kesehatan, manufaktur dan industri lainnya, dimana terdapat keperluan untuk mengetahui posisi sebuah objek manusia maupun benda yang ingin diketahui letak titik keberadaannya. Dari situasi tersebut nilai sebuah titik posisi menjadi suatu keharusan agar layanan informasi menjadi lebih tepat sasaran dan tujuan penggunaannya. Umumnya layanan seperti ini dikenal dengan istilah location based services (LBS). LBS merupakan salah satu bidang penelitian dalam kajian ubiquitous atau pervasive computing. Secara khusus layanan ini dapat berupa aplikasi locationaware, yang membutuhkan informasi posisi untuk mengidentifikasi dan mengenali perilaku objek yang sedang dianalisis. Perangkat location-aware dapat melokalisasi dirinya sendiri atau menemukan dirinya sendiri [2]. Indoor Positioning atau localization merupakan lingkup dari location-aware computing untuk menentukan lokasi atau posisi sebuah objek berdasarkan referensi objek yang lain atau berdasar pada konteks tertentu (context-aware). Dalam hal navigasi dan penentuan posisi sebuah objek atau aset pada lingkungan ubiquitous computing, akurasi dan presisi posisi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhitungkan [3]. 1
2 Karena umumnya individu menghabiskan sebagian besar waktu dan mengerjakan tugas sehari-hari di lingkungan yang berada dalam ruangan atau tempat tertutup, maka indoor positioning system merupakan teknologi utama untuk menyelesaikan masalah penentuan lokasi dan mengidentifikasi objek dalam sebuah ruangan tertutup. Kemampuan GPS untuk mendapatkan akurasi dalam melokalisasi dan melacak objek sangat terbatas, karena adanya halangan-halangan seperti bangunan, pohon, cuaca yang dapat mengurangi akurasi sinyal yang diterima oleh GPS. Oleh karena itu, GPS lebih tepat diterapkan pada lingkungan terbuka (outdoor). WLAN termasuk dalam kategori Wi-Fi dimana teknologi ini memiliki jangkauan terluas diantara teknologi Bluetooth, Zigbee dan Ultrawideband(UWB). WLAN juga menjadi teknologi yang banyak digunakan dalam skenario indoor positioning karena sudah tersedia/melekat dalam infrastruktur gedung. Namun, terdapat kekurangan untuk memanfaatkan teknologi positioning pada modul WLAN. Pertama, dibutuhkan beberapa perangkat access point (AP) untuk setiap titik referensi. Kedua, portability rendah dimana untuk penempatan AP tidak fleksibel atau mengikuti kebutuhan jangkauan gedung. Ketiga, terdapat area yang memiliki kekuatan sinyal rendah. Yang terakhir, adanya ketergantungan daya listrik untuk setiap AP. Dari sisi akurasi yang diperoleh, penerapan WLAN fingerprint untuk keperluan positioning dengan kondisi gedung bertingkat diperoleh error rata-rata 4 hingga 7 meter dengan beberapa skenario pengujian, dan menggunakan algoritme knn dan Naive Bayes [4]. Sehingga dapat dikatakan level akurasi yang diperoleh sangat rendah untuk sebuah lingkungan indoor. Teknologi wireless short range (jarak pendek) lainnya seperti RFID, UWB yang dikembangkan untuk keperluan penentuan posisi memiliki masalah harga yang tinggi, konsumsi daya tinggi, modul tidak tersedia pada smartphone [5]. Sedangkan modul Zigbee meskipun low cost dan low energy namun tidak tersedia di smartphone seperti halnya modul bluetooth sehingga zigbee lebih cocok digunakan untuk keperluan aplikasi home automation. Dengan semakin luasnya adopsi teknologi bluetooth pada suatu perangkat, seperti perangkat komputer, smartphone, headset, dan lain sebagainya, maka 2
3 bluetooth ini menjadi standard ubiquitous [6]. Perkembangan bluetooth saat ini sampai pada versi 4.0 atau yang dikenal dengan Bluetooth Low Energy (BLE)/Bluetooth Smart [7]. Dengan mengedepankan konsumsi daya rendah yang dimiliki dan portabilitas yang lebih fleksibel, teknologi BLE ini dapat menjadi alternatif untuk keperluan ubiquitous computing pada layanan berbasis lokasi. Sebuah mobile system, navigasi menjadi kemampuan utama yang harus dimiliki. Sebuah sistem navigasi tidak lepas dari kemampuan untuk melokalisasi (localization) dan path planning [8]. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teknik penentuan posisi objek dengan beberapa platform teknologi Radio Frequency (RF). Pada penelitian ini, penentuan posisi objek dalam ruangan menggunakan teknologi BLE. Teknologi ini dipilih karena lebih mudah dalam pengembangan, konsumsi daya rendah, dan tidak memiliki ketergantungan terhadap daya listrik seperti pada WLAN. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa BLE memancarkan kuat sinyal berupa nilai RSSI dalam satuan dbm. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan dengan nilai RSSI tersebut. Dimana nilai RSSI ini sebagai indikator untuk menentukan lokasi target objek yang berada dalam ruangan. Nilai RSSI rentan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi ruangan, sehingga pada penelitian ini dilakukan pengukuran dengan mengambil nilai RSSI terhadap empat orientasi / arah pengukuran yaitu barat, utara, timur dan selatan. Terdapat dua pendekatan umum untuk penentuan posisi menggunakan teknik RSSI : sinyal pemodelan propagasi dan lokasi fingerprint. Pemodelan sinyal propagasi banyak digunakan untuk mengatasi permasalahan multipath fading. Pemodelan propagasi sinyal digunakan pada teknik penentuan posisi seperti trilateration dan triangulation [9]. Sedangkan pada penelitian ini mengabaikan efek multipath fading, dengan menggunakan teknik penentuan lokasi fingerprint atau penyesuaian pola / pattern matching, sehingga fingerprint tidak perlu memperhitungkan path loss model. Karena tiap grid pengukuran pada lokasi pengukuran telah memiliki nilai kuat sinyal, dan memiliki environment pengukuran yang sama pada saat fase positioning maupun fase kalibrasi/training Secara sederhana teknik fingerprint ini mengestimasi lokasi dengan 3
4 membandingkan antara realtime pengukuran kuat sinyal dengan kuat sinyal yang telah disimpan sebelumnya pada database. Pendekatan ini dimulai dengan pembuatan radio map terlebih dahulu, tanpa adanya perubahan environment pengukuran Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang, maka dapat dikatakan bahwa penerapan WLAN untuk keperluan penentuan posisi dengan teknik fingerprint menggunakan parameter kuat sinyal, masih memiliki tingkat akurasi yang rendah dan dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, masih terdapat beberapa kelemahan pada perangkat WLAN, yaitu i) dibutuhkan perangkat access point (AP) untuk setiap titik referensi, ii) portability rendah dimana untuk penempatan AP tidak fleksibel atau mengikuti kebutuhan jangkauan gedung, iii) terdapat area yang memiliki kekuatan sinyal rendah, iv) adanya ketergantungan terhadap daya listrik untuk setiap AP Keaslian Penelitian Penelitian tentang indoor positioning dengan teknik fingerprint telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dengan cara dan metode yang bertujuan untuk memperoleh akurasi keberadaan objek. Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai positioning dengan menggunakan bluetooth. Kajian dilakukan untuk memberikan informasi mengenai perbedaan dan kebaruan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan pada saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kotanen dkk [10] menghasilkan sebuah system Bluetooth Local Positioning Application (BLPA). Dimana system ini memanfaatkan parameter Rx Power Level, kemudian dengan menggunakan model propagasi dikonversi dalam estimasi jarak. Dari hasil konversi akan dicari estimasi posisi secara 3D menggunakan perhitungan Extended Kalman Filtering (EKF), sehingga diperoleh kesalahan 3,76 meter. Untuk meningkatkan akurasi perlu pengukuran sinyal yang lebih presisi. Penelitian oleh Pollard dan Zhou [11] melakukan pengukuran untuk mengestimasi posisi menggunakan parameter RSSI pada kondisi line-of-sight 4
5 (LoS) dengan model propagasi single-cell. Dari hasil percobaan diperoleh rata-rata error 1,2 meter. Penelitian yang dilakukan Mahtab dan Soh [12], menyimpulkan bahwa terdapat beberapa parameter pada bluetooth yang dapat digunakan untuk keperluan localization antara lain, LQ (Link Quality), RSSI, Tx dan Rx Power Level. Pada kenyataannya, RSSI dan Tx Power selalu berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sedangkan LQ memiliki keterbatasan. Rx Power Level memberikan estimasi jarak lebih baik karena terdapat korelasi antara Rx Power level dengan distance. Referensi Subhan dkk [13], menjelaskan konsep tentang indoor positioning menggunakan bluetooth dengan parameter Rx Power Level. Teknik yang digunakan adalah trilaterasi dengan hasil akurasi sebesar 5,87 meter, karena hasil estimasi banyak dipengaruhi oleh adanya halangan maka Subhan dkk mengusulkan metode menggunakan gradient filter. Dengan penambahan pengukuran dengan gradient filter untuk meningkatkan akurasi hingga 2.67 meter. Sementara itu, Bekkelien [14] mengembangkan penelitian penentuan posisi dalam ruang tertutup menggunakan parameter RSSI dan metode fingerprint menggunakan aplikasi GPM (Global Positioning Module). Bentuk informasi posisi yang ditampilkan adalah dalam bentuk lintang dan bujur. Menurut Bekkelien terdapat dua metode penentuan posisi dalam gedung menggunakan Bluetooth, yaitu triangulasi dan fingerprint. Metode fingerprint dipilih karena memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan triangulasi. Fingerprint juga menunjukkan korelasi langsung antara RSSI dengan jarak (distance). Dalam penelitiannya digunakan beberapa metode untuk mencari estimasi posisi, yaitu k-nn, k-nn Regression dan Naive Bayes. Diantara ketiga metode tersebut k-nn menunjukkan hasil yang terbaik yaitu akurasi hingga 1,5 meter. Pada penelitian Zhu dan Chen [15] mengusulkan adanya pre-processing nilai data RSSI pada saat fase kalibrasi dengan menggunakan Gaussian Filter. Kemudian pada saat fase online, untuk mengurangi fluktuasi sinyal ditambahkan distance weighted filter pada teknik trilaterasi. Selain itu untuk mengurangi 5
6 kesalahan koordinat target posisi maka digunakan algoritme kolaboratif yaitu deret Taylor. Dari hasil percobaan menunjukkan kemungkinan kesalahan lokasi kurang dari 1,5 meter. Penelitian oleh Rida dkk [5], melakukan penelitian dengan algoritme Trilaterasi menggunakan BLE. Dari metode yang dipilih menghasilkan error ratarata 0,5 1 meter dengan kondisi Non Line of Sight (NLoS). Dengan menggunakan tiga titik referensi, maka dapat menghasilkan posisi 2 dimensi. Jika posisi dari titik referensi diketahui, maka objek dapat diketahui dengan persamaan trigonometri. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa para peneliti umumnya menggunakan parameter RSSI, Rx dan Tx Power Level yang diperoleh dari bluetooth klasik untuk keperluan positioning, dengan menggunakan beberapa teknik positioning yang umumnya digunakan. Dari parameter tersebut dapat dikonversi menjadi satuan jarak yang kemudian dapat digunakan untuk estimasi posisi. Untuk penggunaan BLE sendiri, teknik Trilaterasi digunakan oleh Rida dan Zhu beserta beberapa metode untuk peningkatan akurasi. Beberapa perbandingan penelitian yang telah mengangkat topik indoor positioning dengan penelitian yang akan dilakukan dirangkum pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya No. Peneliti Metode Parameter Teknik Platform 1. Kotanen [10] Extended Rx Power Distance Bluetooth Kalman Filtering Level 2. Pollard [11] LOS Propagation model RSSI Distance Bluetooth 3. Chowdury [16] Flat Earth RSSI Distance BLE Model, Friis 4. Subhan, [13] Gradien Filter, Filtering Signal, knn 5. Bekkelien [14] knn Regression, Naïve Bayes 6 Rx Power Level, RSSI Trilateration, Fingerprint Bluetooth RSSI Fingerprint Bluetooth 6. Zhu [17] Gaussian Filter, RSSI Trilateration BLE
7 distance weighted filter 7. Rida [5] Distance-based RSSI Trilateration BLE 8. Chawathe [18] Greedy Cell-based Proximity Bluetooth Algorithm 9. Forno [19] Ad hoc Network Power Proximity Bluetooth Level 10. Palumbo [20] Min-Max RSSI Distance BLE 11. Diaz ITU RSSI Trilateration Bluetooth Propagation Model 12. Chen [17] Bayesian RSSI Fingerprint Bluetooth Fusion 13. Jianyong [15] Gaussian Filter, RSSI Distance BLE Propagation Model 14. Wang [21] Low-precision, High-precision RSSI Trilateration BLE 15. Penelitian yang akan dilakukan Indoor Loc Fuzzy knn RSSI, Ranging Fingerprint BLE Perbedaan antara beberapa penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian ini akan menggunakan teknik fingerprint dengan parameter kuat sinyal (RSSI) yang ada pada BLE, dengan memberikan dua data skenario uji (stationary test dan walking test) untuk merepresentasikan kondisi umum objek. Dua skenario uji didasari dari latency yang dimiliki oleh BLE (6 ms) [22]. Dari hasil skenario uji akan diketahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan terhadap akurasi yang diperoleh. Informasi hasil prediksi posisi berupa koordinat posisi dengan penambahan informasi range yang dimiliki oleh BLE : immediate, near, far, unknown. Algoritme yang digunakan pada teknik fingerprint ini adalah algoritme Fuzzy k Nearest Neighbors dan Naïve Bayes. Secara umum, penggunaan algoritme ini adalah pengembangan dari algoritme knn, dimana algoritme knn ini memiliki performa (akurasi dan presisi) yang lebih baik dari beberapa algoritme lainnya [23],[24] untuk keperluan penelitian positioning. Kelemahan dari algoritme knn adalah kompleksitas waktu komputasi yang dibutuhkan, dimana 7
8 algoritme knn ini membutuhkan waktu yang lebih besar dan akan meningkat dengan peningkatan jumlah titik sampel. Tahap positioning pada penelitian ini, digunakan varian dari algoritme knn yaitu fuzzy k-nn untuk memperbaiki hasil prediksi dari algoritme knn. Dimana algoritme fuzzy k-nn ini melakukan prediksi data positioning menggunakan basis nilai keanggotaan data positioning tiap kelas, kemudian diambil kelas dengan nilai keanggotaan terbesar dari data positioning sebagai kelas hasil prediksi. Kelebihan dari metode ini dibandingkan knn, algoritme fuzzy KNN mampu mempertimbangkan sifat ambigu dari NN. Algoritme ini telah dirancang sedemikian rupa agar tetangga yang ambigu tidak memainkan peranan penting dalam klasifikasi. Selain itu sebuah instance akan memiliki derajat nilai keanggotaan pada setiap kelas sehingga akan lebih memberikan kekuatan atau kepercayaan suatu instance berada pada suatu kelas [25] Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa batasan masalah, antara lain : a) Pengukuran kuat sinyal dilakukan pada ruangan dengan luas 10 m x 3 m x 2,5 m tidak bertingkat. b) Pada penelitian ini mengabaikan efek propagasi sinyal. c) Smartphone yang digunakan objek yaitu iphone 4S Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil akurasi pada metode localization/positioning dengan teknik fingerprint memanfaatkan teknologi Bluetooth Low Energy dengan menambahkan jumlah data pada database fingerprint berdasarkan empat orientasi pengukuran dan dua skenario uji yang merepresentasikan kondisi dasar objek/user pada umumnya yaitu diam dan bergerak. Untuk meningkatkan hasil estimasi posisi objek di dalam ruangan yang lebih signifikan, maka digunakan algoritme yang telah digunakan pada teknologi WLAN yaitu dengan algoritme knn dan Naïve Bayes, 8
9 sedangkan algoritme Fuzzy k Nearest Neighbors merupakan pengembangan dari algoritme knn untuk penambahan informasi proximity Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung teknis dalam pengembangan aplikasi bergerak dan pervasive khususnya pada pengembangan rekayasa perangkat lunak Location-Based Services(LBS) untuk keperluan monitoring objek, tracking object, asset tracking yang berada di dalam ruangan tertutup. Selain itu, dapat menjadi referensi bagi peneliti yang memiliki ketertarikan minat pada area penelitian indoor positioning dan navigasi. 9
1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini kebutuhan informasi bergeser kedudukannya, yang semula merupakan kebutuhan sekunder atau tersier saat ini berubah kedudukannya sebagai kebutuhan
Lebih terperinciPOSITIONING DENGAN ibeacon
POSITIONING DENGAN ibeacon Yusuf Eko Rohmadi1, Widyawan2, Warsun Najib3 1, 2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl Grafika No.2, Yogyakarta 55281 Email
Lebih terperinciIndoor Positioning Menggunakan Wireless LAN
Indoor Positioning Menggunakan Wireless LAN Rendy Budi Mulia +628-578-031-369-9 rendy_bm_1990@yahoo.com Salah satu keterbatasan dalam global positioning system saat ini yaitu perlunya koneksi satelit,
Lebih terperinciTEKNIK POSITIONING PADA BLUETOOTH
TEKNIK POSITIONING PADA BLUETOOTH Yusuf Eko Rohmadi 1), Widyawan 2), Warsun Najib 3) 1), 2),3) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl Grafika No.2, Yogyakarta
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-534 Rancang Bangun Sistem Navigasi Indoor Berbasis Integrasi Symbolik Location Model dan Wifi Based Positioning System Untuk
Lebih terperinciPENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Aishah Garnis 1, Suroso 1, Sopian Soim 1 1 Jurusan Teknik Elektro PS Teknik Telekomunikasi,
Lebih terperinciMetode Deret Untuk Pergerakan Objek Berbasis Teknologi ibeacon
POLITEKNOSAINS, Vol. XVI, No 1, Maret 2017 67 Metode Deret Untuk Pergerakan Objek Berbasis Teknologi ibeacon Yusuf Eko Rohmadi 1, Taman Ginting 2 1&2 Politeknik Pratama Mulia Surakarta 1 yusufer@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi
Lebih terperinciRizky Ichsan Parama Putra Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom
Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Posisi dalam Ruangan Menggunakan Kekuatan Sinyal Wi-Fi dengan Penerapan Algoritma Cluster Filtered KNN Rizky Ichsan Parama Putra 5109100026 Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono,
Lebih terperinciSistem Navigasi Indoor Menggunakan Sinyal Wi-fi dan Kompas Digital Berbasis Integrasi dengan Smartphone untuk Studi Kasus pada Gedung Bertingkat
Sistem Navigasi Indoor Menggunakan Sinyal Wi-fi dan Kompas Digital Berbasis Integrasi dengan Smartphone untuk Studi Kasus pada Gedung Bertingkat A448 Alifa Ridho Musthafa, R.V. Hari Ginardi, dan F.X. Arunanto
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) A36 Perancangan Indoor Localization Menggunakan Bluetooth Untuk Pelacakan Posisi Benda di Dalam Ruangan Anggeriko Aryasena, R.V. Hari
Lebih terperinciPENGARUH KEBERADAAN OBJEK MANUSIA TERHADAP STABILITAS RECEIVED SIGNAL STRENGTH INDICATOR (RSSI) PADA BLUETOOTH LOW ENERGY 4.
TELEMATIKA, Vol. 13, No. 01, JANUARI, 2016, Pp. 11 16 ISSN 1829-667X PENGARUH KEBERADAAN OBJEK MANUSIA TERHADAP STABILITAS RECEIVED SIGNAL STRENGTH INDICATOR (RSSI) PADA BLUETOOTH LOW ENERGY 4.0 (BLE)
Lebih terperinciPOSITIONING DENGAN TEKNOLOGI BLUETOOTH MENGUNAKAN NAÏVE BAYES ALGORITMA
POSITIONING DENGAN TEKNOLOGI BLUETOOTH MENGUNAKAN NAÏVE BAYES ALGORITMA Yusuf Eko Rohmadi 1, Taman Ginting 2, Didik Warasto 3, 1,2 Teknik Komputer, 3 Manajemen Informatika, Politeknik Pratama Mulia Surakarta
Lebih terperinciTEKNIK PERHITUNGAN NILAI RSS IEEE N UNTUK PENENTUAN LOKASI OBJEK MENGGUNAKAN METODE K-NN
TEKNIK PERHITUNGAN NILAI RSS IEEE 802.11N UNTUK PENENTUAN LOKASI OBJEK MENGGUNAKAN METODE K-NN Taman Ginting Dosen Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRAK Wireless LAN technology has become in public
Lebih terperinciSistem Pendeteksi Posisi dalam Ruangan Menggunakan Kekuatan Sinyal Wi-Fi dengan Penerapan Algoritma Cluster Filtered KNN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Sistem Pendeteksi Posisi dalam Ruangan Menggunakan Kekuatan Sinyal Wi-Fi dengan Penerapan Algoritma Cluster Filtered KNN Rizky
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menentukan posisi seseorang dalam konteks outdoor dapat dengan mudah dilakukan menggunakan Global Positioning System (GPS). Namun, belum ada metode standar tertentu
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI OBJEK INDOOR DENGAN KEKUATAN SINYAL YANG DITERIMA OLEH WIRELES LAN ABSTRACT
PENENTUAN LOKASI OBJEK INDOOR DENGAN KEKUATAN SINYAL YANG DITERIMA OLEH WIRELES LAN 1) Taman Ginting, ) Didik Warasto 1) Jursan Teknik Komputer Politeknik Pratama Mulia Surakarta ) Jurusan Manajemen Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpindah-pindah tempat saat melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman, mobilitas manusia akan terus bertambah dan semakin kompleks. Hal ini menyebabkan seseorang harus berpindah-pindah tempat
Lebih terperinciVISUALISASI PETA RSS FINGERPRINT DALAM FASE OFFLINE PADA LOCALIZATION DI LANTAI 3 GEDUNG TEKNIK ELEKTRO UGM MENGGUNAKAN WLAN
VISUALISASI PETA RSS FINGERPRINT DALAM FASE OFFLINE PADA LOCALIZATION DI LANTAI 3 GEDUNG TEKNIK ELEKTRO UGM MENGGUNAKAN WLAN 1 Chairani, 2 Widyawan 1 Teknik Informatika, Informatics & Business Institute
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan yang begitu pesat khususnya di bidang teknologi informasi. Dibutuhkan suatu teknologi yang berfungsi untuk monitoring,controling,dan tracking. Yang
Lebih terperinciImplementasi Indoor Positioning System Berbasis Smartphone dengan Penambahan Access Point untuk Studi Kasus Gedung Teknik Informatika ITS
A336 Implementasi Indoor Positioning System Berbasis Smartphone dengan Penambahan Access Point untuk Studi Kasus Gedung Teknik Informatika ITS Fananda Herda Perdana, R.V. Hari Ginardi, dan F.X. Arunanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) atau Jaringan Sensor Nirkabel merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating computers yang dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciSISTEM PENENTUAN POSISI DI DALAM RUANGAN DENGAN METODE FINGERPRINT (KNN) BERBASIS KUAT SINYAL WLAN
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 SISTEM PENENTUAN POSISI DI DALAM RUANGAN DENGAN METODE FINGERPRINT (KNN BERBASIS KUAT SINYAL WLAN Eko Suripto Pasinggi, Selo Sulistyo2, Bimo Sunarfri Hantono3
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.
BAB II PROPAGASI SINYAL 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari komunikasi
Lebih terperinciPerbandingan Penerapan Model Propagasi Free Space Pathloss Dan Log Distance Pathloss Pada Indoor Wifi Positioning System Untuk Smartphone Android
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 2, No.2, Oktober 2014, 189-196 189 Perbandingan Penerapan Model Propagasi Free Space Pathloss Dan Log Distance Pathloss Pada Indoor Wifi Positioning System Untuk
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM INDOOR LOCALIZATION DI LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI FTI UII DENGAN ALGORITMA TRILATERATION MENGGUNAKAN BLUETOOTH LOW ENERGY
SIMULASI SISTEM INDOOR LOCALIZATION DI LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI FTI UII DENGAN ALGORITMA TRILATERATION MENGGUNAKAN BLUETOOTH LOW ENERGY SKRIPSI untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciFundamental Teknik Lokalisasi pada Jaringan Sensor Nirkabel
Fundamental Teknik Lokalisasi pada Jaringan Sensor Nirkabel Oleh: Prima Kristalina Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Oktober 2013 Dasar Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) Jaringan sensor nirkabel
Lebih terperinciPENINGKATAN AKURASI ESTIMASI JARAK RSSI DENGAN MODEL LOG NORMAL MENGGUNAKAN METODE KALMAN FILTER PADA BLUETOOOTH LOW ENERGY
PENINGKATAN AKURASI ESTIMASI JARAK RSSI DENGAN MODEL LOG NORMAL MENGGUNAKAN METODE KALMAN FILTER PADA BLUETOOOTH LOW ENERGY Willy Dharmawan 1*,Andi Kurnianto 2 dan Abhimata Ar-Rasyiid 3 1,2,3 Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan fungsi peralatan nirkabel terus mengalami peningkatan. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan fungsi peralatan nirkabel terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena perkembangan jaman. Teknologi nirkabel yang dahulu hanya dimanfaatkan
Lebih terperinciTeknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com
Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk
Lebih terperinciOPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS
OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS Yisti Vita Via Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. access point. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Grossmann, Schauch, dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian ini dilakukan dengan mengacu dan berpedoman pada 3 penelitian yang sudah pernah dibuat sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Z aruba,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Jaringan wireless LAN sangat efektif digunakan di dalam sebuah kawasan atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan, pengembangan jaringan wireless LAN menjadi
Lebih terperinciImplementasi Indoor Localization Menggunakan Sinyal Wi-Fi dan Decision Tree untuk Pelacakan Keberadaan Seseorang di Kampus Teknik Informatika ITS
Implementasi Indoor Localization Menggunakan Sinyal Wi-Fi dan Decision Tree untuk Pelacakan Keberadaan Seseorang di Kampus Teknik Informatika ITS Nurul Yuni Arrifa 5110100193 Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima
BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang)
OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang) Citra Kurniawan, ST., MM 1 Program Studi Teknik Elektronika Sekolah Tinggi
Lebih terperinciEstimasi Posisi Relatif Sensor Pada Jaringan Sensor Nirkabel Menggunakan Metode Geometrik
Estimasi Posisi Relatif Sensor Pada Jaringan Sensor Nirkabel Menggunakan Metode Geometrik Raihana Fauziya Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6
Lebih terperinciBABII. LANDASAN TEORI
BABII. LANDASAN TEORI 2.1 Multipath Propagation Menurut(Ekwe & Abioye, 2014), di dalam komunikasi nirkabel, multipathpropagation adalah suatu fenomena yang mengakibatkan sinyal radio sampai ke antena penerima
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)
Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE 802.11n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Silmina Farhani Komalin 1,*, Uke Kurniawan Usman 1, Akhmad Hambali 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN FRESNEL ZONE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS PERHITUNGAN FRESNEL ZONE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Agita Korinta Tarigan, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI
ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI DAN DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI Joneva Mangku Wibowo, Hani ah Mahmudah, ST,MT, Ari Wijayanti, ST, MT Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciMACHINE LEARNING UNTUK LOCALIZATION BERBASIS RSS MENGGUNAKAN CELL-ID GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) Abstrak
MACHINE LEARNING UNTUK LOCALIZATION BERBASIS RSS MENGGUNAKAN CELL-ID GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) Taman Ginting, Yusuf Eko Rohmadi Politeknik Pratama Mulia Surakarta ginting79@gmail.com
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciIstilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)
Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun
Lebih terperincie-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065
e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3066 Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
Lebih terperinciRSS Fingerprint Berbasis Mobile untuk Estimasi Lokasi di Dalam Gedung
RSS Fingerprint Berbasis Mobile untuk Estimasi Lokasi di Dalam Gedung Muhammad Ihsan Zul 1), Mochammad Susantok 2), Muhammad Diono 3), Hendra 4), Ari Kurniawan 5), Ronny Septio Pramono 6) 1) Jurusan Komputer,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN dan penempatan Access Point sesuai dengan keadaan bangunan yang berada di gedung
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 29 Sirmayanti, Pemodelan End-to End SNR pada Dual-Hop Transmisi dengan MMFC PEMODELAN END-TO-END SNR PADA DUAL-HOP TRANSMISI DENGAN MIXED MULTIPATH FADING CHANNEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini banyak mempengaruhi hampir semua aspek dalam kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu teknologi telah banyak
Lebih terperinciStudi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring
Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring Sugondo Hadiyoso 1), Achmad Rizal 2), Suci Aulia 3), M. Sofie 4) 1,3 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom email:
Lebih terperinciPelacakan Posisi Tag RFID Menggunakan Algoritma Genetika
Pelacakan Posisi Tag RFID Menggunakan Algoritma Genetika Ahmad Fali Oklilas Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia faliunsri@gmail.com Fachrur Rozi Jurusan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology
1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana 1, 2,
E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember 2015 ANALISA KUALITAS SINYAL JARINGAN GSM PADA MENARA ROOFTOP DENGAN MEMBANDINGKAN APLIKASI METODE DRIVE TEST ANTARA TEMS INVESTIGATION 8.0.3 DENGAN G-NETTRACK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi yang digunakan untuk mendukung business intelligent suatu perusahaan juga meningkat. Informasi penting
Lebih terperinciINDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID ABSTRACT
JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 OKTOBER 2015 INDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID Ryan Ari Setyawa Staf Pengajar Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara Rakyat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telekomunikasi ke arah teknologi konektivitas nirkabel. Perkembangan teknologi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin hari perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputerisasi semakin berkembang dengan pesat, perkembangan ini pada akhirnya menuntut adanya pola komunikasi data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, penggunaan smartphone akhir-akhir ini meningkat pesat. Menurut hasil penelitian Nielsen di sembilan kota
Lebih terperinciReal Time Visualization System untuk monitoring posisi node pada jaringan sensor nirkabel berbasis komunikasi zigbee
Real Time Visualization System untuk monitoring posisi node pada jaringan sensor nirkabel berbasis komunikasi zigbee Anggarica Mudji Pratama 1, Taufiqurrahman 2, Prima Kristalina 1 Jurusan Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciImplementasi Metode Klasifikasi Fuzzy K-Nearest Neighbor (FK-NN) Untuk Fingerprint Access Point Pada Indoor Positioning
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1195-1205 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Metode Klasifikasi Fuzzy K-Nearest Neighbor
Lebih terperinciANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR
ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM Yogyakarta nilafeby@amikom.ac.id Abstraksi Menempatkan perangkat
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gedung merupakan salah satu bagian penting dari kehidupan manusia. Gedung memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, melakukan kegiatan usaha, ibadah, kegiatan sosial,
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengukur Jarak Antara 2 Titik Wireless Xbee Pro Berdasarkan Nilai RSSI
Perancangan Sistem Pengukur Jarak Antara 2 Titik Wireless Xbee Pro Berdasarkan Nilai RSSI Ahmad Deny Andika 1, Poltak Sihombing 2, Tulus Ikhsan Nasution 3 Program Studi Sarjana (S1) Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL
21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar
Lebih terperinciModel Multi Layer Perceptron untuk Indoor Positioning System Berbasis Wi-Fi
Tersedia di http://jtsiskom.undip.ac.id (31 Juli 2017) DOI: 10.14710/jtsiskom.5.3.2017.123-128 Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 5(3), 2017, 123-128 Model Multi Layer Perceptron untuk Indoor Positioning
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2
PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA JARINGAN ZIGBEE (802.15.4) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2 1,2 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 rezafebrialdy@gmail.com, 2
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciINDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID
JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 /OKTOBER 2015 INDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID Staf Pengajar Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara Rakyat Mataram 55-57
Lebih terperinciAKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM
AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM Dandy Firdaus 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok,
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN TANDA LULUS... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... vix DAFTAR
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPengingat Agenda Berdasarkan Konteks Lokasi Menggunakan GPS dengan Algoritma k-nearest Neighbor pada Perangkat Bergerak
Pengingat Agenda Berdasarkan Konteks Lokasi Menggunakan GPS dengan Algoritma k-nearest Neighbor pada Perangkat Bergerak IVAN AHMED GIOVANNI NRP 5109100042 Dosen Pembimbing I Ary Mazharuddin S., S.Kom.,
Lebih terperinciTAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.
TAKARIR Access Point Bandwith Browsing Coverage area Chatting Free space loss Hardware Hotspot Interface Infrared Local area network Network Operation Center Open source Personal Computer Radio Frekuensi
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciPengingat Agenda Berdasarkan Konteks Lokasi Menggunakan GPS dengan Algoritma k-nearest Neighbor pada Perangkat Bergerak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013 ISSN: 337-3539 (301-971 Print 1 Pengingat Agenda Berdasarkan Konteks Lokasi Menggunakan GPS dengan Algoritma k-nearest Neighbor pada Perangkat Bergerak Ivan Ahmed
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan
BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, inovasi teknologi yang terus berkembang khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, inovasi teknologi yang terus berkembang khususnya pada bidang navigasi memberikan dampak yang positif bagi kehidupan manusia. Munculnya teknologi
Lebih terperinciANALISIS DAN SIMULASI MOBILE TRACKING PADA SISTEM KOMUNIKASI SELULAR (SISKOMSEL) MENGGUNAKAN LOCATION BASED SERVICE (LBS)
ANALISIS DAN SIMULASI MOBILE TRACKING PADA SISTEM KOMUNIKASI SELULAR (SISKOMSEL) MENGGUNAKAN LOCATION BASED SERVICE (LBS) Ikhwan Cahyadi¹, Uke Kurniawan Usman², Arif Rudiana³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas
Lebih terperinciSINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014
ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11B DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RADIO MOBILE (STUDI KASUS PADA JALAN KARTINI SIANTAR AMBARISAN) Fenni A Manurung, Naemah
Lebih terperinciAntenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP
Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Jenis Antena Parameter Pelemahan (attenuation) Multi Antena 2 Pendahuluan Prinsip Dasar Klasifikasi Propagasi 3 Pendahuluan Prinsip dasar Antena
Lebih terperinciTEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi
TEKNIK DIVERSITAS Sistem Transmisi MENGAPA PERLU DIPASANG SISTEM DIVERSITAS PARAMETER YANG MEMPENGARUHI : AVAILABILITY Merupakan salah satu ukuran kehandalan suatu Sistem Komunikasi radio, yaitu kemampuan
Lebih terperinciMateri II TEORI DASAR ANTENNA
Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
Lebih terperinciANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR
> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 0< ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR Yunia Ikawati¹, Nur Adi Siswandari², Okkie Puspitorini² ¹Politeknik Elektronika
Lebih terperinciOptimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Monte Carlo
Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Indah Permata Sari, Tribudi Santoso 1, Nur adi Siswandari 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam
Lebih terperinciOptimisasi Penempatan Posisi Access Point pada Jaringan Wi-Fi Menggunakan Metode Simulated Annealing
Citec Journal, Vol. 2, No. 1, November 2014 Januari 2015 ISSN 2354-5771 Optimisasi Penempatan Posisi Access Point pada Jaringan Wi-Fi Menggunakan Metode Simulated Annealing 51 Nila Feby Puspitasari* 1,
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMODELAN POSISI ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI MENGGUNAKAN METODE SIMULATE ANNEALING
ANALISIS DAN PEMODELAN POSISI ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI MENGGUNAKAN METODE SIMULATE ANNEALING Anjar Wanto, Jaya T. Hardinata, Herlan F Silaban, Widodo Saputra Mahasiswa Magister Fasilkom TI USU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciImplementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik
Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik Hendawan Soebhakti, Rifqi Amalya Fatekha Program Studi Teknik Mekatronika, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam Email : hendawan@polibatam.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan
Lebih terperinciSistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz
Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Hanif Alfian, Ari Wijayanti, Akwan Saleh, Haniah Mahmudah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciJARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1
JARINGAN WIRELESS Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 Introduction Enable people to communicate and access applications and information
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciOptimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika
Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika Kurnia P. Kartika 1, Tri Budi Santoso 2, Nur Adi Siswandari 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik
Lebih terperinci