INTEGRASI RUANG DAN ALAM SEBAGAI PENUNJANG PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTEGRASI RUANG DAN ALAM SEBAGAI PENUNJANG PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK"

Transkripsi

1 INTEGRASI RUANG DAN ALAM SEBAGAI PENUNJANG PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK Beatrice, Indartoyo, J.F. Bobby Saragih Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Jakarta Barat Telp (62-21) , beatricewahjudi@gmail.com ABSTRACT Children deserve a healthy environment to grow and develop into a complete human, both physically and mentally. Globalization of today s technology, which is very accessible, was very limitating the media of children s play to focus only on the technology on their hands regardless of the nature around them, when in fact the environment is also a factor of children s personality and intelligence development. This study is intended for children in early childhood education, so they can have the media and facilities to channel their energy to play in natural environment. Give children and their families an environment that can support the development of children to the fullest. Using the methods of qualitative description with a case study of some kindergarten both from within and outside the country, this study was developed by comparing the advantages and disadvantages of the sample and connected with theories that can support this research. From the results of this study, the concept of integrate space and nature in kindergarten can help children be aware of the physical environment around them. Energy and their mind is not only more focused on technology in their hands, but can be channeled into the natural environment in an educational environment. (B) Keywordsi: Nature, Kindergarten, Educational Environment ABSTRAK Anak-anak layak untuk mendapatkan sebuah lingkungan sehat untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh baik secara jasmani dan rohani. Globalisasi teknologi di masa kini yang sangat mudah diakses ternyata sangat membatasi media bermain anak-anak untuk hanya fokus pada teknologi di tangan mereka tanpa mempedulikan alam sekitar mereka di saat sebenarnya lingkungan juga menjadi faktor perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak-anak. Penelitian ini ditujukan agar anak-anak dalam pendidikan usia dini, dapat memiliki peluang untuk memiliki media bermain yang lebih menyadarkan mereka terhadap alam sekitar agar anak-anak memiliki media dan sarana bermain yang dapat menyalurkan energi mereka untuk bermain di lingkungan alami. Memberikan anak-anak dan keluarganya sebuah lingkungan yang dapat menunjang perkembangan anak-anak secara maksimal. Menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan mengambil studi kasus dari beberapa Taman Kanak-kanak baik dari dalam maupun luar negeri, penelitian ini dikembangkan dengan membandingkan kekurangan dan kelebihan pada sample dan dihubungkan dengan teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didaptakan bahwa konsep menyatukan ruang dan alam di Taman Kanak-kanak dapat membantu anak-anak sadar terhadap lingkungan fisik di sekitar mereka. Energi dan pikiran mereka bukan hanya lagi terpusat pada teknologi yang ada di tangan mereka, tetapi dapat disalurkan ke lingkungan alami yang ada di lingkungan pendidikan. (B) Kata Kunci: Alam, Taman Kanak-kanak, Lingkungan pendidikan 1

2 PENDAHULUAN Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang yang merupakan sumber dari pembangunan berkelanjutan dunia. Usia dini anak-anak merupakan tahap yang penting bukan hanya untuk semata demi kesehatan individu maupun fisik tapi juga untuk perkembangan kognitif yang berpengaruh pada kecerdasan anak dalam menganalisa dan sosial-emosional anak yang berpengaruh pada mental mereka. UNICEF secara langsung menyatakan bahwa, Kejadian selama usia dini adalah formatif dan memainkan peran penting untuk membangun sumber daya manusia, memutus siklus kemiskinan, menyebarkan produktivitas ekonomi, dan menghilangkan perbedaan ras serta ketidakadilan. Dalam UN-Habitat yang membahas tentang Enviromentally sustainable, healthy and livable human settlemens menjelaskan bahwa untuk mensosialisasikan lingkungan sehat yang dapat mendukung tempat yang layak huni untuk semua dan kehidupan manusia yang berkelanjutan untuk generasi masa kini dan mendatang adalah dengan cara memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke dunia alam di kehidupan sehari-hari mereka dengan cara bermain secara bebas di ruang luar dan menyusun program pendidikan untuk menlong anak-anak meneliti lingkungan di sekitar mereka termasuk ekosistem alami di dalamnya. Telah banyak pakar yang meneliti tentang dampak positif alam terhadap perkembangan kecerdasan dan kepribadian anak-anak. Dalam era dimana anak-anak sekarang menghabiskan waktu di lingkungan sekolah sekitar jam per minggu, disana ada kesempatan masyarakat untuk menghubungkan kembali anak-anak dengan dunia alam dan menghasilakan generasi penerus bangsa yang berharga dan memelihara alam (Malone, 2003). Penelitian juga membuktikan bahwa hubungan positif anak-anak dengan alam dapat membangun sebuah etika lingkungan (Wilson, Honoring Children's Way of Knowing, Early Childhood News, 1997). Memisahkan anak-anak dengan dunia luar akan memberi dampak buruk terhadap kebribadian mereka kelak. Saat beranjak dewasa mereka tidak lagi memandang alam sebagai suatu bagian dari mereka, namun hanyalah sebagai hal yang hidup berdampingan dengan mereka. Oleh karena itu, selama masa kecil lah dimana pengalaman anak-anak dengan alam dapat membentuk dan membangun sebuah nilai, prilaku, dan tujuan dasar menuju dunia yang harus mereka jaga selama hidup mereka (Wilson, North American Association for Enviromental Education, 1994) Psikolog lingkungan dan perkembangan dari Universitas Cornell, Gary Evans telah melakukan berbagai studi penelitian tentang dampak lingkungan pada kesejahteraan anak-anak. Dalam penelitiannya bersama dengan kelompok-kelompoknya, Gary Evans mengindikasikan bahwa lingkungan fisik dapat mempengaruhi anak-anak dalam berprestasi maupun dalam perkembangan kognitif, sosial dan emosional termasuk prilaku orang tua terhadap mereka. Randy White, seorang direktur dan penggagas dari White Hutchinson Leisure & Learning Group yang telah berdiri selama 25 tahun, menuliskan dalam jurnalnya yang berjudul Young Children s Relationship with Nature: Its Importance to Children Developmet & the Earth s Future bahwa dewasa ini kehidupan anak-anak telah terputus dari alam, pengalaman mereka sebagian besar didominasi oleh media, bahasa yang tertulis dan gambar visual (Chawla, 1994). Dunia maya mengganti kenyataan dengan cara menayangkan bahwa alam yang indah terletak pada belahan dunia yang jauh dari tempat mereka berada dan tidak dapat dicapai. Anak-anak kehilangan akal bahwa alam sebenarnya bisa terdapat di halaman rumah mereka dan di lingkungan sekitar mereka yang jika semakin tidak disadakan akan berdampak pada hilangnya pengetahuan dan rasa menghargai mereka terhadap alam. Selain itu Anita Rui Olds, seorang ahli dalam bidang pendidikan anak-anak dalam bukunya yang berjudul Child care design guide juga menegaskan bahwa anak-anak membutuhkan sebuah lingkungan yang dapat membuat mereka nyaman. Alam memberikan hal tersebut untuk anak-anak secara cuma-cuma dengan sendirinya. Secara langsung Olds mengatakan bahwa. Rasa tenang yang berasal dari keindahan alam disebabkan karena ritme perubahan alam mirip dengan ritme fisiologis manusia itu sendiri. Maka dari itu anak-anak membutuhkan aktivitas luar ruang yang dekat dengan alam untuk memberi mereka ruang berkembang yang nyaman. Lingkungan sosial pertama yang salah satunya dimasuki oleh anak usia dini adalah Taman Kanak-kanak. Dalam Norma, Standar, Peraturan dan Kriteria (NSPK) pemerintah yang berjudul Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Kementertian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013, Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun dan secara terminologi, usia empat sampai enam tahun disebut sebagai masa usia prasekolah. Dalam NSPK tersebut juga terdapat penjelasan mengenai tata cara penyelenggaran sebuah Taman Kanak-kanak dilihat dari sisi kurikulum dan sistem pendidikan yang diatur dalam Undang-undang, 2

3 Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Selain itu juga terdapat standar tentang sarana dan prasarana sebuah Taman Kanak-kanak, namun hanya sekedar standarisasi lahan dan ruang yang harus tersedia. Di Indonesia, pendidikan anak usia dini masih sangat jarang memiliki perhatian khusus. Dari aspek mutu masih banyak Taman Kanak-kanak yang belum sesuai standar NSPK dan belum adanya pemerataan lembaga pendidikan anak usia dini di beberapa daerah. Rumusan masalah difokuskan pada bagaimana ruang di Taman Kanak-kanak dapat menjadi ruang bermain dan belajar yang dapat mendukung perkembangan anak dan menciptakan konsep ruang yang menyatu dengan alam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mampu menjadi alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan di lokasi tersebut sehingga dapat turut mengembangkan kota Jakarta ke arah yang lebih baik. LANDASAN TEORI Integrasi Integrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat. Pembauran berasal dari kata baur yang berarti campur, jadi membaur menurut KBBI adalah masuk ke dalam sehingga serupa dengan yang dimasuki. Gambar 1 Jenis Integrasi Ruang Menurut KBBI, ruang mempunyai beberapa arti, yaitu: Sela-sela antara dua atau empat deret tiang Rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang Rongga yang tidak berbatas, tempat segala sesuatu yang ada Kesimpulannya ruang adalah sebuh rongga yang berada di antara sela-sela sebuah bidang baik yang terlihat maupun tidak. Ruang dapat didefinisikan menjadi dua tipe, yaitu ruang luar dan ruang dalam. Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah (bentang alam) dan batas vertikal (massa bangunan atau vegetasi). Ruang dalam adalah daerah 3 dimensi dimana objek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang relatif. Terutama jika satu bagian dirancang untuk tujuan tertentu. Alam Beberapa pengertian alam: Alam merupakan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia; Kamus Besar Bahasa Indonesia) Alam merupakan terjemahan dari kata nature dalam Bahasa Inggris yang secara harafiah berarti kelahiran. Pada saat ini,alam sering mengacu pada kondisi geologi dan kehidupan liar. (Wikipedia, 2014) Disimpulkan bahwa alam merupakan sebuah ruang yang melahirkan atau menciptakan bendabenda yang ada di bumi maupun langit (angkasa). Taman Kanak-kanak Taman kanak-kanak adalah pendidikan prasekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990; Peraturan Pemerintah Indonesia dalam mengatur standarisasi bangunan Taman Kanak-kanak di Indonesia diatur dalam NSPK Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Depdikbud dan Depsiknas Indonesia. Namun NSPK tersebut hanya menuliskan 3

4 tentang kebutuhan-kebutuhan dasar ruang tanpa menuliskan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah Taman Kanak-kanak di Jakarta. Beberapa persyaratan sarana dan prasarana yang diatur dalam NSPK seperti: 1. Luas lahan sekurang-kurangnya 300 m 2 2. Memiliki ruang bermain/ ruang belajar dengan rasio sekurang-kurangnya 3 m 2 per anak, baik di dalam ataupun di luar ruangan 3. Memiliki ruang kepala sekolah, guru, layanan kesehatan, toilet dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan anak 4. Memiliki perabot, alat peraga dan alat permainan di luar dan di dalam ruangan 5. Memiliki tempat untuk memajang hasil karya anak yang ditata sejajar dengan pandangan anak, leluasa, tidak terlalu penuh dengan alat permainan (masih ada ruang kosong untuk gerak anak) 6. Penataan ruangan sesuai fungsinya, berikut perabot yang bersih dan terawat 7. Bangunan gedung sekurang-kurangnya memiliki: METODE PENELITIAN Gambar 2 Standar Ruang TK di Indonesia Sumber: Petujunjuk Teknis Taman Kanak-kanak 2013 Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif. Metode penulisan menggunakan metode deduktif, yaitu dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tahap persiapan Untuk menghasilkan data yang lengkap dan akurat, dibutuhkan persiapan antara lain perumusan masalah, tujuan, dan sasaran studi, penentuan lokasi studi, inventarisasi data-data yang ada, pengumpulan studi pustaka, penyusunan teknis pelaksanaan observasi dan survey. Tahap pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer dapat dikumpulkan melalui studi banding atau observasi secara langsung, materi visual dan wawancara. Sedangkan data sekunder dapat didapatkan dengan melakukan studi literatur pada jurnal, buku, karya ilmiah dan dari dokumen terkait. Tahap Analisa Analisa data akan dilakukan secara kualitatif. Setelah data-data telah didapatkan maka semua data tersebut akan dianalisis berdasarkan teori-teori yang telah dikumpulkan. 4

5 HASIL DAN BAHASAN Studi Banding Studi banding ini merupakan tinjauan terhadap tiga Taman Kanak-kanak di luar Indonesia maupun yang ada di Indonesia. Fuji Kindergarten terletak di Tokyo, Jepang. Dengan luas lahan sebesar 4792 m 2, TK ini dapat menampung murid sebanyak 620 dengan menyediakan 19 kelas. TK Fuji memiliki kebijakan untuk mendidik anak-anak dengan metode bahwa semua anak itu berbeda dan semuanya benar, menolong anak-anak untuk menjadi mandiri dan memiliki motto bahwa kejutan adalah asal dari pengertian. Mereka menganggap setiap aspek dalam Taman Kanak-kanak merupakan hal yang penting bagi anakanak untuk dapat merasa, berpikir lalu kemudian dapat mengambil tindakan atas kemauan mereka sendiri. Gambar 3 Fuji Kindergarten Sumber: TK Fuji dibangun dengan konsep bahwa Taman Kanak-kanak merupakan tempat bermian yang luas untuk anak-anak berkembang. Dengan memiliki sirkulasi secara vertikal dan horizontal, TK ini dipastikan dapat mengembangkan gerak motorik anak secara maksimal. Menurut penelitian MEXT Jepang, anak-anak di TK Fuji melangkah lebih banyak daripada kebanyakan anak di TK yang memiliki sepak bola sebagai olahraga utama di sekolah dikarenakan bentuknya yang tidak memiliki sekat dan berkelanjutan secara struktur. TK Fuji memiliki lingkaran besar yang lebar sebagai atap mereka utnuk tempat anak-anak bermain. Taman Kanak-kanak ini memiliki kebijakan untuk menerima anak-anak yang sehat dan riang, menghargai alam dan ekindahanm dapat belajar dan berpikir secara mandiri, memiliki rasa kebebasan dan ontrol diri, memedulikan sesama. Mereka menyadari bahwa anak-anak zaman sekarang sudah sangat jarang memiliki kesempatan untuk bermain di ruang terbuka, maka mereka bermaksud untuk menfasilitasi anak-anak dengan kesempatan bermain di ruang terbuka dengan alam untuk merasakan hidup dengan alam. Gambar 4 Yotsukaido Garden Sumber: TK Youtsukaido memiliki beberapa ruang bermain untuk siswa-siswinya, baik di luar maupun di dalam ruang. Untuk ruang luar, mereka meiliki 2 tipe ruang yaitu Fureai No Mori yang digunakan untuk aktivitas yang ditujukan untuk beraktivitas secara langsung dengan alam seperti observasi kolam, berkebun, dsb. serta Yurinen yang digunakan untuk aktivitas fisik dengan difasilitasi oleh beberapa objek permainan yang mendukung motorik anak. TK Pangudi Luhur terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur dan dibangun pada tahun Pada tahun 2008 Yayasan Pangudi Luhur membangun 5

6 PlaygroupPangudi Luhur yang dijadikan satu bangunan dengan Taman Kanak-kanak. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan ruang, TK Pangudi Luhur yang tadinya terdiri dari satu lantai sekarang menjadi dua lantai. Jumlah murid pada tahun 2015 adalah 24 murid Play Group, 80 murid TK A dan 82 murid TK B. kelas Playgroup disatukan menjadi satu kelas, sedangkan TK A dan TK B menjadi 3 kelas yang dibagi menjadi shift pagi dan shift siang. Isi kelas maksimal adalah 28 anak dengan 2 guru pendamping. Fasilitas di TK PL adalah 1 ruang kelas Playgroup, 3 ruang kelas TK A dan TK B yang dibagi menjadi 2 shift, ruang bermain indoor untuk murid Playgroup, ruang menari, ruang komputer untuk 28 murid, ruang audio visual, ruang bermain luar, kolam renang, ruang makan, dapur, UKS, perpustakaan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, toilet siswa, toilet guru, gudang, ruang musik dan rumah penjaga. Tabel 1. Perbandingan Kriteria Sekiolah Ramah Anak UNICEF KRITERIA FUJI YOTSUKAIDO TK PANGUDI PERANCANGAN KINDERGARTEN KINDERGARTEN LUHUR Ruang kelas: a. Ukuran dan ruang b. Keselamatan c. Perabotan yang dapat dipindahkan d. Loker pribadi e. Standar nasional dan internasional Fasilitas: a. Toilet b. Air daur ulang c. Area bersih untuk dapur dan tempat penyimpanan makanan d. Tempat penyimpanan obat e. UKS f. Ruang computer dan perpustakaan Ruang luar: a. Ruang rekreasi b. Lahan sekolah dan produksi makanan c. Pagar d. Panggung terbuka Keterangan: : sangat memadai : memadai - : tidak memadai Gambar 5 TK Pangudi Luhur Sumber: dokumentasi pribadi Tabel 2 Perbandingan Unsur alam di Taman Kanak-kanak KRITERIA YOTSUKAIDO FUJI KINDERGARTEN TK PANGUDI LUHUR PERANCANGAN KINDERGARTEN Air 6

7 Tanaman - Binatang - - Pasir - Perbedaan warna Tempat alami untuk duduk Perbedaan ketinggian Struktur, peralatan dan material Keterangan: : sangat memadai : memadai - : tidak memadai Dilihat dari perbandingan TK di luar dan dalm Indonesia yang sudah ada, Taman Kanak-kanak di Indonesia belum cukup mempunyai elemen ruang luar untuk dijadikan media pembelajarann anakanak. Analisa Aspek Lingkungan Hubungan Lingkungan dengan Fungsi Tapak Gambar 6 Analisa daerah sekitar tapak Daerah sekeliling tapak merupakan area yang didominasi oleh perumahan menengah ke atas, namun ada beberapa daerah perumahan yang menengah ke bawah. Berjarak 10 menit dari site, terletak Rumah Sakit Mayapada dan area komersil yang didominasi oleh restaurant. Hal yang paling merugikan di sekitar tapak adalah terletaknya area pembuangan sampah di sebrang tapak itu sendiri. Solusi desain dari kekurangan tapak ini dapat diatasi dengan perencanaan zoning privat dengan aktivitas tinggi di daerah belakang tapak dan meletakkan partisi tanaman di daerah depan tapak untuk menghalangi arah angin yang membawa bau tidak sedap ke dalam tapak. Analisa View Sekitar Tapak Area di sekitar tapak merupakan area yang masih asri. Di sisi barat tapak ada Kali Grogol dan beberapa pepohonan asri yang dapat menyejukkan udara sekitar, di sisi timur tapak juga ada area yang masih banyak pepohonan. Sedangkan untuk sisi sekitar tapak lainnya tidak ada view yang berpotensi untuk dilihat dari dalam tapak. Gambar 7 Analisa view keluar tapak 7

8 Gambar 8 Analisa view kedalam tapak Area di dalam tapak memiliki beberapa pepohonan asri, salah satu yang dapat menjadi point keunggulan tapak yaitu deretan pepohonan asri di tengah tapak yang dapat dijadikan landmark tapak sebagai sebuah lingkungan yang asri. Analisa Sirkulasi Sekitar Tapak Tapak dapat diakses dari 3 jalan utama, yaitu jl. RS Fatmawati, TB. Simatupang dan Jl. Karang tengah. Analisa Aspek Manusia Pelaku Kegiatan dalam Tapak Gambar 9 Sirkulasi sekitar tapak 8

9 Gambar 10 Sirkulasi luar bangunan Sirkulasi luar bangunan digunakan untuk menentukan zoning tapak yang dibagi menjadi sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia. Setelah kedua hal tersebut sirkulasi manusia dibagi berdasarkan kepentingan pengguna, yaitu anak-anak, wali murid dan servis. Setelah tiga sirkulasi tersebut dihubungkan dengan analisa tapak, maka tercipta zonasi tapak. Kebutuhan Ruang Tabel 3Kebutuhan ruang berdasarkan kurikulum Kurikulum Ruang yang Dibutuhkan Bahasa Kelas regular Perpustakaan English Language Arts Kelas regular Perpustakaan Art-Dance Ruang Tari Art-Drama Ruang Pertunjukan Art-Music Ruang Musik Ruang Audiovisual Art-Visual Ruang Audiovisual Ruang Komputer Kelas Reguler Ruang luar Health and Career Ruang makan Kelas regular Math Kelas regular Social Studies Kelas regular Ruang bermain indoor Daily Physical Activity Lapangan terbuka Physical Education Lapangan terbuka Science Ruang observasi hewan Ruang observasi tumbuhan Lapangan terbuka Dalam kurikulum yang menggunakan mata pelajaran alam, ada beberapa ruang yang harus ditambahkan untuk mendukung pelajaran tersebut. Ruang tersebut ditujukan untuk ruang observasi alam untuk anak-anak. Selain itu dibutuhkan juga beberapa ruang pokok yang dibutuhkan untuk mendukung mata pelajaran lainnya seperti yang tertera di table atas. Hubungan Ruang Hubungan antara satu ruang dengan ruang lainnya diperoleh dari analisa kegiatan manusia. Hubungan antar ruang ini mempengaruhi peletakan ruang dan pencapaian antara ruang-ruang tersebut. Berdasarkan matriks hubungan ruang, keterkaitan antar ruang yang dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut : 9

10 Gambar 11Bubble diagram Luasan Ruang Hasil analisa kebutuhan ruang yang didapat kemudian dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan luasan ruang. Berdasarkan tabel program ruang, diketahui perkiraan luasan yang dibutuhkan : Gambar 12 Tabel kebutuhan ruang Nama Ruang Ukuran Kapasitas Luas Ruang Jumlah Total Luas Ukuran (m) Standar (m) (orang) (m2) Ruang Ruang (m2) Ruang kelas reguler 8x8 8x Ruang menari 8x8 8x Ruang serba guna 2m2/org 20x Ruang musik dan audiovisual 8x8 8x Ruang bermain indoor 8x8 8x Perpustakaan 8x8 8x Ruang kepala sekolah 4x4 4x Ruang guru 4x4 12x Ruang tamu/konseling 4x4 4x Ruang administrasi 4x4 4x Ruang staf/ rumah penjaga 8x8/4x4 8x Ruang tunggu 8x8 8x Dapur 3x3 8x UKS 3x3 3x Gudang 3x3 3x Toilet siswa 2x2 9x Toilet guru 2x2 9x Toilet staff 2x2 2x Toilet pengunjung 2x2 9x Pos satpam 2x2 3x Ruang pompa 3x3 3x Ruang panel 2x2 3x Ruang mekanikal 2x2 3x Total luas ruang dalam 1930 Lobby 1%x Ruang bermain luar 18m2/ank 18m2/ank

11 Parkir 9m2/org 12m2/org Area servis 5%x Total luas ruang luar 3536 Total luas ruang dalam+luar 5466 Sirkulasi 30% 30% Total 7106 Analisa Aspek Bangunan Gubahan Massa Bangunan Pemilihan bentuk massa dipilih berdasarkan beberapa alasan. Bangunan persegi di area depan dipilih agar tampak bangunan tidak terlalu berbeda dengan bangunan di sekitar yang mempunyai akses geometris yang kuat. Sedangkan massa oval terbentuk karena bentuk tapak yang dinamis dikarenakan sisi tapak yang mengikuti alur Kali Grogol, selain itu bentu oval juga merupakan simbol dinamis untuk mendukung aktifitas pengguna di dalamnya. Selain itu bentuk oval membentuk sisi membuka ke arah timur yang dapat dijadikan sumber pencahayaan alami untuk ruang kelas. SIMPULAN DAN SARAN Gambar 13 Konsep gubahan massa Simpulan Dari hasil analisa tapak, bangunan dan kegiatan didapatkan peletakkan zoning, entrance dan orientasi bangunan. Dikarenakan kendaraan yang datang lebih banyak dari arah Jl. Karang Tengah, maka entrance akan diletakkan di sisi yang dekat dengan jalan tersebut. Jalur kendaraan masuk dan keluar akan dibuat berbeda agar sirkulasi kendaraan di dalam tapak tidak terhambat ketika ada kendaraan yang masuk atau keluar. Gambar 14 Zoning Peletakkan Fungsi Tapak Dengan Sumber: Data Pribadi bentuk tapak yang memanjang ke arah belakang, bangunan akan berbentuk memanjang ke belakang, dan sisi panjang bangunan akan menghadap barat dan timur. Dikarenakan pengguna bangunan mayoritas adalah anakanak, maka orientasi bangunan yang mayoritas digunakan akan membuka menghadap arah timur. Namun demi kenyamanan pengguna, bangunan tidak akan langsung dihadapkan dengan matahari namun menggunakan partisi tanaman yang dapat meyaring panasnya matahari. 11

12 Gambar 15 Hirarki Ruang Sumber: Data Pribadi Peletakkan letak bangunan didasarkan pada kegiatan pengguna, dari area drop off, pengguna akan masuk ke area entrance bangunan, dari entrance akan ada area adminitrasi, area pengajar dan kesehatan, selanjutnya akan ada area bermain dan belajar anak-anak yaitu kelas-kelas dan area bermain. Area tengah bangunan dan area tapak yang lebih rendah akan dibiarkan kosong untuk area bermain anak yang akan dijadikan area terbuka, area menanam, area hewan, area permainan bertualang dan amphitheatre. Ruang-ruang dalam bangunan ini juga menyediakan unsur-unsur alam seperti bebatuan dan pohon agar anak-anak dapat tetap merasakan kehadiran alam walaupun sedang berada di dalam ruang tertutup. Dalam pembentukkan massa, diantara massa terdapat celah untuk ruang hijau di antara kelaskelas yang mengapitnya. Kelebihan lain yang didapatkan adalah adanya area menanam dan hewan dimana anak-anak dapat belajar dari pengalaman untuk menanam dan berinteraksi dengan beberapa jenis hewan sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Beberapa area ruang dalam dibuat bias dengan area ruang luar bangunan ditujukan agar bangunan terasa menyatu dengan alam sesuai dengan teori Child Care Design Guide. Saran Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat sebuah kawasan pendidikan yang baik bagi Taman Kanak-kanak, terutama di daerah perkotaan yang sudah jarang memiliki ruang terbuka sebagai tempat bermain anak. REFERENSI Anthony, K. H. (1991). Design Juries on trial, The Reinassance of the Design Studio. New York: Van Nostrand Reinhold. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Designing Playgrounds. (n.d.). Links. (n.d.). Enviromental Solutions to Urban Problems. In The City (pp ). Olds, A. R. (2000). Child Care Design Guide. New York: McGrawa-Hill Professional Architecture. UNICEF. (2005). Location, Design and Construction. In UNICEF, Child Friendly School (pp ). New York: UNICEF. Ariestadi, D. (2010, September). Kajian dan Pengembangan Standar Bangunan Taman Kanak-kanak sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Teknologi dan Kejuruan, vol. 22, no. 2, Retrieved November 3, 2014 Berris, R. M. (2011). How design of Physical Environment Impacts Early Learning: Educators and Parents Perspective. Australian Journal of Early Childhood, 36 (4), Retrieved November 3,

13 Dini, K. P. (2013). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Green, C. (2013, September 16). A Sense of Autonomy in Young Children's Special Places. International Journal for Early Childhood Environmental Education, 1 (1), Retrieved November 3, 2014 Japan, M. (2010). A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities. Japan: MEXT. Nurrachmawati. (2014). Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android pada Anak Usia Dini. Prodi Informatika, Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, 6-7. Wendel, A. M., Dannenberg, A. L., & Frumkin, H. (2009). Designing and Building Healthy Places for Children. International J. Environment and Health, Retrieved November 3, 2014 White, R. &. (1998). Children's Outdoor Play & Learning Environments: Returning to Nature. Retrieved Maret 7, 2015, from Dinas Tata Ruang ProvinsiDKI Jakarta. (2014). RDTR Dki Jakarta. Retrieved Februari 13, 2015, from RDTR Dki Jakarta: Google. (2015). Google Maps. (Google) Retrieved Februari 14, 2015, from Google Maps: htps:// (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Retrieved Januari 11, 2015, from Kamus Besar Bahasa Indonesia: Wikipedia. (2014, Desember 02). Wikipedia. Retrieved Januari 11, 2015, from Wikipedia: RIWAYAT PENULIS Beatrice lahir di kota Jakarta pada tanggal 22 Desember tahun Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang arsitektur pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang yang merupakan sumber dari pembangnan berkelanjutan dunia. Usia dini anak-anak merupakan tahap yang penting

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KONSEP SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM PERANCANGAN TAMAN KANAK-KANAK DI JAKARTA TIMUR

PEMANFAATAN KONSEP SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM PERANCANGAN TAMAN KANAK-KANAK DI JAKARTA TIMUR PEMANFAATAN KONSEP SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM PERANCANGAN TAMAN KANAK-KANAK DI JAKARTA TIMUR Putu Dita, Indartoyo, John Bobby Saragih Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak berusia 0-6 tahun (golden age) perlu mendapat perhatian khusus, pada masa tersebut merupakan masa terjadinya perkembangan dan pertumbuhan yang pesat sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua

Lebih terperinci

REDESAIN BANDUNG INDEPENDENT SCHOOL DOSEN PEMBIMBING TRI WIDIANTY NATALIA S.T, M.T

REDESAIN BANDUNG INDEPENDENT SCHOOL DOSEN PEMBIMBING TRI WIDIANTY NATALIA S.T, M.T 41 BAB 4 DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisis (BIS) Bandung Independent School 4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah (BIS) Bandung Independent Schoool Bandung Independent School berdiri pada tahun 1972 di Ciumbuleuit.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuanitatif yang akan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur (DP3A) yang disusun oleh penulis adalah Gedung Rektorat Universitas Darussalam Gontor Ponorogo

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Via Oktavia, , Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon

ABSTRAK. Via Oktavia, , Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon ABSTRAK Via Oktavia, 0563062, Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon Masa kanak-kanak adalah masa penting yang menentukan perkembangan mental

Lebih terperinci

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!"#$%&'(&)#*+'#%,"()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!#$%&'(&)#*+'#%,()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU "#%&'(&)#*+'#%,"()-* BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini & Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 6 KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB 6 KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB 6 KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1. Konsep Programatik Konsep programatik perencanaan terbagi menjadi tiga bagian yang membahas tentang fungsi, penataan tapak, dan tata ruang dari sarana TPA

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN RUANG PENDIDIKAN JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN RUANG PENDIDIKAN JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 228 * PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN RUANG PENDIDIKAN JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Kapten Harahap*, An Arizal**, Zahrul Harmen*** Email: kaptenharahap91@gmail.com

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni 128 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis ini adalah mencakup tiga aspek yaitu Konsep kosmologis rumah bugis, beserta

Lebih terperinci

PENERAPAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN SEKOLAH DASAR DI KOTA SURAKARTA

PENERAPAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN SEKOLAH DASAR DI KOTA SURAKARTA PENERAPAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN SEKOLAH DASAR DI KOTA SURAKARTA Tri Suci H 1*, Tri Yuni 2, Leni Pramesti 3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR. PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

PEACE INTERNATIONAL SCHOOL. Sekolah Bertaraf Internasional LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

PEACE INTERNATIONAL SCHOOL. Sekolah Bertaraf Internasional LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010. PEACE INTERNATIONAL SCHOOL Sekolah Bertaraf Internasional (GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Telkomsel merupakan operator GSM terbesar di Indonesia dengan pimpinan area 1 yang terletak di kota medan sampai saat ini belum memiliki gedung kantor milik sendiri.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim Compact House Penulis Mufliah Nurbaiti Fotografer Ahkamul Hakim Idealnya sebuah bangunan, khususnya rumah tinggal didirikan berdasarkan kebutuhan penghuninya. Selain itu, bentuk kaveling juga turut memengaruhi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.I. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan Akademi Spak Bola ini adalah menciptakan dan mewujudkan suatu bangunan yang merupakan wadah bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada periode itu anak belajar banyak mengenai segala hal. Proses pembelajaran bisa dimulai

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) atau Kindergarten merupakan tingkatan pendidikan anak usia dini yang penting karena merupakan pendidikan dasar sebelum memasuki tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN 5.1. Laporan Perancangan 5.1.1. Rancangan Tapak Lokasi perancangan bangunan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Bulutangkis adalah Sentul City, Bogor. Sentul City sudah dilengkapi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep perancangan Konsep perancangan pada bembahasan bab ini diperoleh dari analisis tapak, analisis ruang, bentuk, utilitas dan struktur yang kemudian memunculkan ide dasar

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan BAB III METODE PERANCANGAN Sebuah Perancangan Pusat Rehabiltasi Pengguna Narkoba membutuhkan sebuah metode agar ide sebuah perancangan dapat diaplikasikan dengan baik. Berbagai sumber yang didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 1. Konsep Dasar Dengan karakter kegiatan pendidikan dan hunian yang khas dalam padepokan tari dan kebutuhan akan ruang untuk kegiatan menari yang inspiratif dalam artian merangsang

Lebih terperinci

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building! Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

TAMAN PENITIPAN ANAK BERNUANSA ALAMI DAN INKLUSIF DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ASITEKTUR TROPIS. Lidya Otte 1 INTISARI

TAMAN PENITIPAN ANAK BERNUANSA ALAMI DAN INKLUSIF DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ASITEKTUR TROPIS. Lidya Otte 1 INTISARI TAMAN PENITIPAN ANAK BERNUANSA ALAMI DAN INKLUSIF DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ASITEKTUR TROPIS Lidya Otte 1 INTISARI Taman Penitpan Anak (TPA) merupakan sebuah wadah yang didirikan untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut: BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

PERANCANGAN FUTSAL CENTER DI KOTA PONTIANAK

PERANCANGAN FUTSAL CENTER DI KOTA PONTIANAK PERANCANGAN FUTSAL CENTER DI KOTA PONTIANAK Abang Gilang Mahasiswa, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia marleyaang@gmail.com ABSTRAK Olahraga futsal merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II 2.1 Desain TINJAUAN PUSTAKA Desain adalah suatu proses kreatif yang merespon suatu kondisi dengan berkonsenterasi pada ide, arti, dan nilai-nilai. Desain lanskap adalah pembentukan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber :  diakses tanggal 2 Oktober 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan dibidang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia dan merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci