RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 48/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Batas Wilayah Kepulauan Riau

Transkripsi

1 RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 48/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Batas Wilayah Kepulauan Riau I. PEMOHON 1. H. Alias Welo, S.IP, Pemohon I; 2. Idrus, Pemohon II,. Selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Para Pemohon Kuasa Hukum: Syamsudin Daeng Rani, S.H. II. POKOK PERKARA Pengujian Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Prov. Kepulauan Riau terhadap UUD III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah : 1. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, objek permohonan Pengujian Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Prov. Kepulauan Riau, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan Para Pemohon. IV. KEDUDUKAN PEMOHON ( LEGAL STANDING) Para Pemohon adalah Perorangan yang merupakan bagian dari warga masyarakat serta bertempat tinggal di Kab. Lingga Prov. Kepulauan Riau dan merasa dirugikan/berpotensi dirugikan hak-hak konstitusionalnya

2 dengan berlakunya Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Prov. Kepulauan Riau. Kerugian konstitusional yang dimaksud oleh Para Pemohon dalam perbaikan permohonannya adalah sebagai berikut: 1. Para Pemohon merasa dirugikan dan atau sangat berpotensi dirugikan karena kehilangan hak dan atau kesempatan untuk menikmati kembali hasil pembangunan dari Kabupaten Lingga yang dihasilkan melalui PAD; 2. Para Pemohon merasa sangat dirugikan atau sangat berpotensi dirugikan dalam hal pengurusan yang selama ini melalui Pertanahan Kabupaten Lingga, maka akan beralih pada Pertanahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang jarak tempuhnya sangat jauh; 3. Para Pemohon merasa sangat dirugikan atau sangat berpotensi dirugikan dalam hal pengurusan Izin Tempat Usaha dan Tempat Usaha, IMB, Administrasi, Pendidikan dan Akta Kelahiran, Pencatatan Sipil, Pajak serta Distribusi lainnya, dengan berlakunya Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Prov. Kepulauan Riau maka akan beralih pada Pemkab Tanjung Jabung Timur yang jarak tempuhnya sangat jauh dibandingkan dengan pengurusan di Kabupaten Lingga; 4. Para Pemohon merasa sangat dirugikan atau sangat berpotensi dirugikan dalam hal pengurusan masalah laporan dan atau pengaduan pada penyidik Kepolisian melalui Polres Lingga dan atau Kejari Lingga, Pemilu dan Pilkada, akan beralih pada Polres Jabung Timur dan atau Kejari Tanjung Jabung Timur dan atau KPUD yang jarak tempuhnya sangat jauh dibandingkan di wilayah Kab. Lingga. V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang diujikan, adalah : - Penjelasan Pasal 3 Kab. Kepulauan Riau dalam UU ini, tidak termasuk pulau berhala, karena Pulau Berhala termasuk di dalam wilayah administrasi Prov. Jambi sesuai dengan UU No. 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

3 Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi B. NORMA UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Norma yang dijadikan sebagai penguji, yaitu : 1. Pasal 18 ayat (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan UU 2. Pasal 22A Ketentuan lebih lanjut tentang cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang 3. Pasal 25A Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batasbatas dan hak-haknya ditetapkan dengan UU 4. Pasal 28C ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya 5. Pasal 28 D ayat (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. VI. Alasan-alasan Para Pemohon Dengan diterapkan UU a quo Bertentangan Dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, karena : 1. Ketentuan Penjelasan Pasal 3 UU a quo tidak sejalan dengan Pasal 3 UU a quo, karena mulai dari UU No.54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kab. Sarolangun, Kab. Tebo, Kab. Muaro Jambi dan Kab. Tanjung Jabung Timur, UU No. 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko dan Daerah Tk. II Tanjung Jabung dengan mengubah UU No. 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kab. Di Prov. Sumatera Tengah, UU No. 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tk. I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, UU No. 61 Tahun 1958 tentang Penetapan UU darurat No. 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan

4 Daerah-Daerah Swatantra Tk. I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai UU, tidak ada satu pun menyebutkan Pulau Berhala merupakan bagian dari Prov. Jambi dan atau Kab. Jabung Timur dan atau Kab. Tanjung Jabung; 2. Dimasukkannya Pulau Berhala secara admnistratif ke Kab. Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi adalah tidak berdasarkan hukum, karena sejak semula tidak pernah disebutkan atau dicantumkan bahwa Pulau Berhala termasuk dan atau merupakan bagian dari Prov. Jambi dan atau Kab. Tanjung Jabung dan atau Kab. Tanjung Jabung Timur; 3. Berdasarkan fakta historis, sejak masa Kesultanan Lingga Riouw tahun 1957, Pulau Berhala merupakan taklukan Sultan Lingga dan sejak awal kemerdekaan RI Pulau Berhala masih merupakan bagian wilayah pemerintahan Kab. Kepulauan Riau Prov. Riau berdasarkan UU No. 61 Tahun 1958 yang hingga saat ini Pemda Kab. Lingga telah melaksanakan Pemilu bagi penduduk yang bertempat tinggal di Pulau Berhala; 4. Pelayanan administrasi Pemerintahan di Pulau Berhala dan pulaupulau kecil lainnya serta pembangunan fasilitas umum dikembangkan oleh Pemerintah Prov. Riau, oleh karenanya menurut hukum dan faktafakta historis serta geografis maka secara defacto juridis Pulau Berhala masuk wilayah administrasi Kab. Lingga; 5. Dengan diberlakukannya ketentuan Penjelasan Pasal 3 UU No.25 Tahun 2002 telah melanggar hak-hak konstitusional yang berakibat langsung maupun tidak langsung merugikan Para Pemohon yaitu tidak terciptanya kepastian daerah-daerah pemerintahan untuk Kab. Lingga dan atau Prov. Kepulauan Riau, tidak terciptanya kesempatan maksimal bagi Para Pemohon dan masyarakat Kab. Lingga dan atau Prov. Kepulauan Riau, dan tidak tercapainya suatu perlindungan dan atau kepastian hukum mengenai batas wilayah dan administrasi pemerintahan bagi Para Pemohon, masyarakat Kab. Lingga dan atau masyarakat Prov.Kepulauan Riau. VII. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya.

5 2. Menyatakan Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002, tentang Pembentukan Provinsi Kepri, bertentangan dengan UUD Menyatakan Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002, tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI. 5. Atau Jika Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, maka Para Pemohon memohon putusan yang seadil-adilnya. Catatan: - Perubahan Pada Batu Uji terdapat penambahan satu Pasal, yaitu Pasal 22A UUD 1945; - Perubahan Pada Kedudukan Hukum Pemohon, dimana pada Permohonan Awal tidak dirinci kerugian konstitusional yang diderita oleh Para Pemohon. Sedangkan pada Perbaikan Permohonan diuraikan - Perubahan pada Petitum. a. Permohonan Awal 1) Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; 2) Menyatakan Penjelasan Pasal 3 UU No.35 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau bertentangan dengan UUD 1945 khususnya Pasal 18 ayat (1), Pasal 25A, Pasal 28C ayat (2) dan Pasal 28D ayat (1) UUD Oleh karenanya harus dinyatakan batal dan atau tidak mempunyai kekuatan hukum berikut segala akibat hukumnya; 3) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI; 4) Jika Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, maka Para Pemohon memohon putusan yang seadil-adilnya. b. Perbaikan Permohonan 1) Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya. 2) Menyatakan Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002, tentang Pembentukan Provinsi Kepri, bertentangan dengan UUD ) Menyatakan Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002, tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 4) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI.

6 5) Atau Jika Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, maka Para Pemohon memohon putusan yang seadil-adilnya.