BAB V PEMANFAATAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI MADRASAH ALIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMANFAATAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI MADRASAH ALIYAH"

Transkripsi

1 BAB V PEMANFAATAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI MADRASAH ALIYAH Dalam bab lima ini akan dibahas tentang pemanfaatan novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Madrasah Aliyah. Adapun di dalamnya akan dibahas mengenai model pembelajaran dan contoh rancangan program pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah. A. Model Pembelajaran Pada hakikatnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, perlu diajarkan serangkaian strategi pembelajarannya. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran berbasis pemecahan masalah diambil sebagai contoh implementasi model pembelajaran yang akan dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra dalam penelitian ini. Adapun penelitian ini akan diuraikan tentang orientasi model, model mengajar, penerapan model, serta dampak instruksional dan penyerta. 1. Orientasi Model Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis pemecahan masalah didasarkan pada teori konstruktivisme (Hendry & Murphy dalam Rusman, 2010:247). Adapun ciri-cirinya adalah (1) pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar; (2) pergulatan dengan 223

2 224 masalah dan proses inkuiri masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar; dan (3) pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosisi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan peserta didk yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah sejak dini agar peserta didik terbiasa menghadapi suatu masalah dan mampu menemukan solusinya. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan (Wena,2009:91). Sejalan dengan pendapat tesebut Boud dan Felleti (dalam Wena, 2009:91) berpendapat bahwa strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk illstructured atau open-ended melalui stimulus belajar. Adapun Tan (dalam Rusman,2010:248) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk mengahadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Dengan demikian berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pemecahan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan berbagai keceradasan peserta didik

3 225 dengan cara memberikan suatu permasalahan-permasalahan praktis agar peserta didik mampu menemukan penyelesaiannya. 2. Model Mengajar Model mengajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini terdiri atas sintaksis, sistem sosial, prinsip-prinsip reaksi, dan sistem penunjang. a. Sintaksis Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut. 1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective); 4) Permasalahan dapat menantang pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan kompetensi yang membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; 5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; 6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaan dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial; 7) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif; 8) Pengembangan keterampilan inkuiri (menemukan) dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; 9) Keterbukaan pses dalam pembelajaran meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses pembelajaran;

4 226 10) Proses pembelajaran melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik (Rusman, 2010: ). Di samping memiliki karakteristik seperti yang telah disebutkan, model pembelajaran berbasis pemecahan masalah juga harus dilakukan dengan tahaptahap tertentu. Adapun tahap-tahap pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah sebagai berikut. 1) menemukan masalah; 2) mendefinisikan masalah; 3) mengumpulkan fakta; 4) menyusun hipotesis (dugaan sementara); 5) melakukan penyelidikan; 6) menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan; 7) menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif; dan 8) melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah (Wena, 2009:92). b. Sistem Sosial Kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik. Kegiatan peserta didik muncul dari struktur pembelajaran yang telah ditetapkan guru pada awal pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik dalam melaksanakan langkah-langkah yang harus ditempuh selama proses pembelajaran, baik kegiatan yang dilakukan secara individual maupun kegiatan dalam kelompok. c. Prinsip-prinsip Reaksi Prinsip-prinsip dan reaksi dalam model pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat dilihat dari peran guru dalam proses pembelajaran. Guru dalam

5 227 proses pembelajaran harus menentukan beberapa hal, yaitu: (1) memikirkan bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga peserta didik dapat menguasai hasil belajar; (2) memikirkan bagaimana dapat menjadi fasilitator dan motivator dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya, serta (3) memikirkan bagaimana peserta didik memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang mampu memecahkan masalah secara aktif (Rusman, 2010:250). Peran utama guru dalam model pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan perangkat berpikir peserta didik: dilakukan dengan cara membantu mengubah cara berpikir, menjelaskan tentang model, menjelaskan tentang siklus, struktur, dan batasan waktu dalam proses pembelajaran, mengomunikasikan tentang tujuan, hasil, dan harapan, menyiapkan peserta didik untuk pembaharuan dan kesulitan yang mungkin dihadapi, serta membantu peserta didik merasa memiliki masalah. 2) Menekankan belajar kooperatif: dalam proses pembelajaran peserta didik belajar bahwa bekerja dalam kelompok dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data, serta mengelaborasi solusi. 3) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil: Pembelajaran dalam kelompok kecil lebih mudah untuk dilakukan. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompokkelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus

6 228 proses pembelajaran untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide. 4) Melaksanakan proses pembelajaran: guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan peserta didik dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi proses pembelajaran. d. Sistem Penunjang Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah memerlukan dukungan yang optimal, yakni seperangkat bahan/materi yang mengonfrontasi, guru yang memahami proses intelektual, dan materi-materi sumber yang menopang suatu permasalahan. Materi utama dalam pembelajaran mengapresiasi sastra dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah ini adalah novel. Pemilihan bahan ajar berupa novel harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Permasalahan yang akan dianalisis dalam novel disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang sedang mereka tempuh. Dalam makalah ini, penulis menentukan bahan ajar berupa novel berperspektif feminis. Adapun novel yang akan dijadikan bahan ajar adalah novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-Khalieqy. Novel ini berisi tentang permasalahan perempuan yang tidak boleh melanjutkan sekolah dan dipaksa menikah dalam usia dini. 3. Penerapan Model Inti dari model pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah melibatkan siswa dalam suatu permasalahan praktis yang ada di dunia nyata dan tidak terstruktur dengan cara menemukan masalah, menganalisis masalah, dan

7 229 mencari solusi pemecahan masalah tersebut. Melalui proses tersebut, siswa akan menghargai suatu kehidupan, lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar mereka serta mempunyai keterampialan dalam menemukan dan memecahkan setiap permasalahan. Pada dasarnya keterampialan harus dikembangkan melalui bekerja dalam masalah, yaitu melalui aktivitas nyata. Pembelajaran ditentukan oleh interaksi yang kompleks di antara pengetahuan para siswa, konteks sosial, dan masalah yang harus dipecahkan (Tan dalam Mulyati,2010:9). Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat diuraikan seperti berikut. No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pembelajaran 1. Menemukan masalah 2. Mendefinisikan masalah 1.Memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan sehari-hari siswa. Berikan masalah yang bersifat tidak terdefinisikan dengan jelas (ill-defined). 2. memberikan sedikit fakta di seputar konteks perma-salahan. 1.Mendorong/membimbin g siswa untuk menggunakan kecerdasan intrapersonal dan 1.Berusaha menemukan perma-salahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan. 2. melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam me- nemukan permasalahan. 1.Dengan menggunakan kecer-dasan intrapersonal dan ke-mampuan awal berusaha mema-hami

8 Mengumpulkan fakta 4. Menyusun hipotesis (dugaan sementara) kemampuan awal (prior knowledge) untuk memahami masalah. 2. membimbing siswa secara bertahap untuk mendefi-nisikan masalah. 1.Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan data. 2. Membimbing siswa mela-kukan pencarian informasi dengan berbagai cara atau metode. 3. Membimbing siswa mela-kukan pengelolaan infor-masi. 1.Membimbing siswa untuk menyusun jawaban/hipotesis (dugaan sementara) terhadap permasalahan yang dihadapi. 2. Membimbing siswa untuk menggunakan masalah. 2. Berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggu-nakan parameter yang jelas. 1. melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya. 2. melakukan pencarian infor-masi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdas-an majemuk yang dimiliki. 3. melakukan pengelolaan atau pengaturan informasi yang telah diperoleh dengan berpatokan pada: a. know, yaitu informasi apa yang diketahui; b. need to know, informasi apa yang dibutuhkan; dan c. need to do, apa yang akan di- lakukan dengan informasi yang ada. 1.Membuat hubunganhubunga antarberbagai fakta yang ada. 2. menggunakan berbagai ke-cerdasan majemuk untuk me-nyusun hipotesis. 3. Menggunakan kecerdasan in-terpersonal untuk

9 Melakukan penyelidikan 6. Menyempurnaka n permasalahan yang telah didefinisikan 7. Menyimpulkan alternatif pemecahan kecerdasan majemuk dalam menyusun hipotesis. 3. Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan in-terpersonal dalam mengung-kapkan pemikirannya. 4. Membimbing siswa untuk menyusun alternatif jawaban sementara. 1.Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan ter- hadap informasi dan data yang telah diperolehnya. 2. Dalam membimbing sis- wa melakukan penyelidikan, guru membuat struktur bela-jar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya. Membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan. Membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pe- mengung-kapkan pemikirannya. 4. Berusaha menyusun bebera-pa jawaban sementara. 1.Melakukan penyelidikan ter-hadap data dan informasi yang telah diperoleh. 2. dalam melakukan penyelidik-an, siswa menggunakan kecer-dasan majemuk yang dimiliki-nya untuk memahami dan memberi makna data dan infor-masi yang ada. Melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan. Membuat kesimpulan alternatif Pemecahan masalah secara

10 232 masalah secara kolaboratif 8. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah mecahan masalah secara kolaboratif. Membimbing siswa melaku-kan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. kolaboratif. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. 4. Dampak Instruksional dan Penyerta Dampak intruksional yang diharapkan dari penggunaan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah kemampuan peserta didik dalam memahami, mengapresiasi, menemukan masalah, mencari solusi dari permasalahan yang terjadi di dalam novel kemudian mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping memperoleh pengetahuan, memperoleh kesenangan dalam membaca karya sastra, khususnya novel, peserta didik juga diajak untuk mampu berpikir kreatif, logis, dan kritis terhadap permasalahanpermasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena novel sebagai buah pikiran pengarang terkadang juga merupakan sebuah pencerminan dan gambaran dari pengarangnya. Dampak penyerta dari hasil penggunaan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah adalah peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar dengan bekerja sama menemukan permasalahan dalam novel. Peserta didik juga diajak untuk turut berempati dan merasakan permasalahan yang dialami tokohtokoh dalam novel dan berusaha menemukan solusi permasalahan jika hal tersebut terjadi pada diri mereka sendiri, baik secara individu maupun kelompok.

11 233 B. Pemanfaatan Novel sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra di Madrasah Aliyah Gerakan feminisme yang menuntut kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan terjadi semakin gencar. Melalui berbagai cara, aktivis perempuan berusaha menyadarkan masyarakat mengenai kesetaraan gender. Melalui pusat perbukuan, pemerintah menanamkan kesetaraan gender pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Karya sastra sebagai salah satu media pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai peran yang cukup besar dalam menyampaikan semangat kesetaraan gender. Memahami karya sastra menjadi salah satu kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam buku teks Bahasa Indonesia, karya sastra menjadi contoh bacaan yang wajib dibaca peserta didik. Dengan demikian, karya sastra atau kutipan karya sastra serta kalimatkalimat yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan semangat kesetaraan gender kepada peserta didik melalui jalur formal. Berikut ini akan diuraikan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan apresiasi novel dalam KTSP di Madrasah Aliyah dan contoh rancangan program pembelajaran. 1. Silabus Apresiasi Sastra dalam KTSP di Madrasah Aliyah Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, memberikan kebebasan kepada para pendidik untuk mengajarkan materi Bahasa Indonesia dengan menyesuaikan potensi, sarana, dan prasarana yang dimiliki peserta didik, sekolah, dan lingkungan sekitarnya. KTSP memberikan peluang lebih besar kepada pendidik untuk

12 234 memperkenalkan wacana gender sejak dini, sehingga di masa yang akan datang peserta didik diharapkan dapat memahami dan menerapkan kesetaraan gender dalam kehidupannya. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sangat diperlukan dan yang searah dengan jiwa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan pendidikan (Depdiknas,2006:1). Dalam hal ini, daerah/sekolah dapat secara aktif menjabarkan standar kompetensi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Standar kompetensi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Selain itu, siswa diharapkan dapat menyaring hal-hal yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan menyadari akan eksistensi budayanya sehingga tidak tercerabut dari lingkungannya (Depdiknas,2006:2). Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berisi seperangkat kompetensi yang harus dimiliki dan dicapai oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini terdiri atas empat komponen utama. Komponen tersebut adalah (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, dan (4) materi pokok (Depdiknas, 2006:5). Dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terdapat kompetensi dasar yang mengamanatkan siswa untuk terampil dalam memahami novel. Pembelajaran apresiasi sastra, khususnya apresiasi novel terdapat dalam kompetensi dasar di kelas XI (sebelas) semester ganjil pada standar kompetensi 7 (memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan) kompetensi dasar 7.2 (menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan

13 235 intrinsik novel Indonesia/terjemahan). Di kelas XI (sebelas) semester genap pada standar kompetensi 15 (memahami buku biografi, novel, dan hikayat) kompetensi dasar 15.1 (mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh. Di kelas XII (dua belas) semester ganjil standar kompetensi 5 (memahami pembacaan novel) kompetensi 5.1 (menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan) dan kompetensi 5.2 (menjelaskan unsurunsur intrinsik dari penggalan novel yang dibacakan. Standar kompetensi merupakan intisari atau rangkuman dari sejumlah kompetensi dasar yang terdapat pada setiap keterampilan di kelas. Kompetensi yang ingin dicapai dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas empat kompetensi, yaitu (1) keterampilan mendengarkan, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Adapun kmpetensi dasar merupakan uraian yang memadai atas kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara) dan tulisan (membaca dan menulis) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia serta mengapresiasi karya sastra. Kompetensi ini harus dimiliki dan dikembangkan secara maju dan berkelanjutan seiring perkembangan siswa untuk mahir berkomunikasi dan memecahkan masalah. Kompetensi dasar ini dicapai melalui proses pemahiran yang dilatih dan dialami. Indikator merupakan uraian spesifik dari kompetensi yang harus dikuasai siswa pada jenjang tertentu yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Materi pokok merupakan bahan yang yang ditujukan untuk mencapai kompetensi komunikatif yang dapat berupa teks atau nonteks (misal: bagan atau tabel). Isi suatu kegiatan

14 236 tersebut dipakai sebagai titik tolak untuk mengembangkan kompetensi dasar menjadi bahan pembelajaran dan indikator menjadi bahan ujian. 2. Contoh Rancangan Program Pembelajaran (RPP) dengan Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah Berikut ini diuraikan contoh implementasi model pembelajaran berbasis pemecahan masalah dalam pembelajaran apresiasi sastra, khususnya novel untuk memperkenalkan sastra feminis sebagai bagian dari pendidikan kesetaraan gender pada peserta didik. Contoh implementasi tersebut dibuat dalam bentuk rancangan program pembelajaran (RPP) dengan menggunakan silabus pada Kompetensi Dasar 7 Kelas XI semester ganjil (Depdiknas, 2004). Rancangan Program Pembelajaran (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMA/MA : Bahasa Indonesia : XI/Ganjil Standar Kompetensi : 7. Memahami hikayat, novel Indonesia/ terjemahan. Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis-unsur intrinsik dan ekstrinsik Novel. Indikator : Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik dan Ekstrinsik novel. Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 X pertemuan) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel. 2. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel.

15 237 Materi Pembelajaran Menganalisis teks novel. Metode Pembelajaran 1. Metode inkuiri 2. Metode observasi 3. Metode tanya jawab 4. Metode diskusi 5. Metode kerja kelompok 6. Metode pemberian tugas Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama Kegiatan Awal: 1. Guru mengondisikan kelas dan mengadakan apersepsi. 2. Guru memberikan penjelasan tentang indikator hasil belajar yang akan dicapai siswa. 3. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara bercerita tentang kisah teladan yang memberi inspirasi positif kepada siswa. 4. Guru mengelompokkan siswa (setiap kelompok maksimal lima siswa yang heterogen). 5. Guru dan siswa melihat tayangan film Perempuan Berkalung Sorban melalui VCD. Kegiatan Inti: 1. Menemukan Masalah: a. Siswa mengamati kertas yang berisi penggalan novel yang dibagikan guru. b. Guru membacakan penggalan novel dengan ekspresif dan penuh penghayatan. c. Siswa menyimak bacaan guru.

16 238 d. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang bagian-bagian yang menarik dari penggalan novel yang dibacakan. e. Melalui diskusi dalam kelompok siswa berusaha menemukan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan ketidakadilan gender dalam novel dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap teks novel yang diberikan. f. Siswa secara berkelompok melakukan analisis terhadap data dan fakta yang mendasari permasalahan dalam novel. 2. Mendefinisikan Masalah: a. Melalui diskusi dalam kelompok siswa berusaha memahami permasalahan yang ada dalam novel. b. Melalui diskusi kelompok siswa mendefinisikan permasalahan yang ditemukan. 3. Mengumpulkan Fakta dan Data a. Melalui diskusi kelompok siswa melakukan pengumpulan fakta dan data dengan menggunakan pengalaman yang pernah diperolehnya. b. Siswa mencari fakta dan data yang lebih banyak melalui gambar atau koran yang pernah mereka lihat/baca. c. Secara berkelompok siswa mengelompokkan informasi yang telah diperoleh dengan berpatokan kepada informasi apa yang diketahui, informasi apa yang ditemukan, dan apa yang akan dilakukan dengaqn informasi yang ada. 4. Menyusun Hipotesis a. Secara berkelompok siswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta dan data yang ada. b. Secara berkelompok siswa menyusun hipotesis (dugaan sementara) berdasarkan fakta dan data yang telah diperoleh. c. Guru menugaskan siswa di rumah untuk menyusun hipotesis secara individu berdasarkan hasil diskusi kelompok.

17 239 Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru mengadakan refleksi. 2. Siswa ditugaskan untuk menyusun hipotesis secara individual berdasarkan fakta, data, dan pengalamannya. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan kelas dan mengadakan apersepsi. 2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti 1. Melakukan Penyelidikan dan Analisis a. Siswa duduk secara berkelompok sesuai bentukan pada pertemuan sebelumnya. b. Siswa mendiskusikan tugas rumahnya dengan bimbingan guru. c. Siswa mengungkapkan pemikirannya tentang permasalahan dari hipotesis yang telah disusunnya. d. Secara individual siswa menyusun beberapa jawaban sementara. e. Siswa saling berdiskusi untuk menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan. f. Siswa membuat simpulan alternatif pemecahan masalah secara berkelompok dengan cara saling menanggapi antarkelompok. 2. Menyempurnakan Permasalahan yang Telah Didefinisikan a. Siswa mendefinisikan permasalahan melalui diskusi kelompok. b. Siswa mendiskusikan penyempurnaan permasalahan yang telah didefinisikan. c. Siswa melakukan penyempurnaan permasalahan yang dirumuskan dengan bimbingan guru. 3. Menyimpulkan alternatif Pemecahan Masalah Secara Kolaboratif a. Siswa membuat beberapa kesimpulan alternatif pemecahan masalah bersama-sama dalam kelompok.

18 240 b. Siswa mendiskusikan beberapa kesimpulan alternatif secara bersama-sama dalam kelompok. 4. Melakukan Pengujian Hasil (Solusi) Pemecahan Masalah a. Siswa melakukan pengujian simpulan hasil (solusi) pemecahan masalah. b. Siswa menyimpulkan hasil (solusi) pemecahan masalah. Kegiatan Akhir Siswa dan guru melakukan refleksi hasil kegiatan pembelajaran. Sumber Belajar 1. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VIII. 2. Penggalan teks Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah ElKhalieqy. 3. Buku-buku lain yang mendukung. 4. Gambar-gambar dan gunting koran/majalah yng memuat berita tentang ketidaksetaraan gender dalam masyarakat. Evaluasi/Penilaian 1. Teknik : tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : tes uraian 3. Soal/Instrumen : 1) Kemukakan dengan jelas bagian yang menurut Anda paling menarik dalam kutipan novel Perempuan Berkalung Sorban! 2) Tuliskan permasalahan-permasalahan yang anda temukan dalam kutipan novel yang berkaitan dengan ketidaksetaraan gender! 3) Apa pendapatmu tentang permasalahan-permasalahan tersebut? Bagaimana seharusnya menurut pemikiranmu? Pedoman Penilaian No Aspek yang Dinilai Skor Keterangan 1. Signifikan: Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian yang disajikan.

19 Pemahaman: Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah. Argumentasi: Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masaalah yang dipilih signifikan. Responsif: Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan lanjutan yang diajukan. Kerjasama kelompok 1) Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian 2) Bukti tanggung jawab bersama 3) Menghargai pendapat orang lain Jumlah Bahan Pembelajaran (terlampir)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu. Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985) II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Sebelum kita mengetahui pengertian kemampuan pemecahan masalah, terlebih dahulu kita harus mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Hal-hal yang Menarik dan dapat Diteladani dari Tokoh Biografi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Rusman (2012: 187) Pendidikan pada abad ke-21 berhubungan dengan permasalahan baru yang ada

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI KREATIF-PRODUKTIF

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI KREATIF-PRODUKTIF BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI KREATIF-PRODUKTIF 5.1 Strategi Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Menulis Kritik Sastra Strategi ini disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA

Lebih terperinci

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu. Silabus Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2 Tema : Kepedulian Sosial Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mamahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan

Lebih terperinci

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP 207 BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP Dalam pelaksanaan pembelajaran novel yang digunakan sebagai materi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dengan empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 43 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Herman, Maini MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa Lampung 5 untuk Guru Kelas V SD dan MI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB V BAHAN PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DALAM PENDIDIKAN. 5.1.Model Pengajaran Invatif sebagai Model Pengajaran Nilai-Nilai Luhur dalam Karya Sastra

BAB V BAHAN PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DALAM PENDIDIKAN. 5.1.Model Pengajaran Invatif sebagai Model Pengajaran Nilai-Nilai Luhur dalam Karya Sastra BAB V BAHAN PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DALAM PENDIDIKAN 5.1.Model Pengajaran Invatif sebagai Model Pengajaran Nilai-Nilai Luhur dalam Karya Sastra Hasil analisis mengenai kajian bandingan intertekstual

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan ada efeknya, akibatnya, pengaruhnya, kesannya, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

IKLAN. File bisa dikirim Via  ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda. IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. PROSEDUR TINDAKAN 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran sastra, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran sastra, khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran sastra, khususnya Bahasa Indonesia. Dalam pemaknaan terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yaitu untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perkembangan negara di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : XII (dua belas) / 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Program Bahasa ini berorientasi pada hakikat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian orang beranggapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan 213 BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Xaverius 3 Bandar Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK Secara jujur harus diakui, pembelajaran Bahasa

Lebih terperinci

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum BAB V BAHAN AJAR TEKS SASTRA DI SMP A. Dasar Pemikiran Hasil kajian struktur dan nilai-nilai moralpada cerpen-cerpensurat kabar Suara Merdeka yang telah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eko Widodo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perihal karakter dan implementasi kurikulum, membuat para pemerhati pendidikan berpikir serta berupaya memberikan konstribusi yang diharapkan dapat bermakna

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN Oleh Mauludin ABSTRAK Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Jigsaw Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan karya akhir ini dapat disimpulkan bahwa materi ajar cerpen adalah subtansi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran sastra tingkat MTs.

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau dikenal juga dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning Teori yang melandasi Problem Based Learning adalah teori Vygotsky, Bruner dan Dewey. Teori Vgostky menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti sebagai guru IPA kelas IV SD Negeri Sumberrejo dengan teman sejawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berinteraksi sosial bahasa merupakan media yang sangat dominan di dalam kehidupan manusia. Manusia memberdayakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas 67 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reseach) atau PTK dengan alasan bahwa penelitian ini menyoal

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan kegiatan yang memerlukan keterampilan. Keterampilan berbahasa menurut Zainurrahman (2011, hlm. 2) dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... 1 2 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : XII (dua belas) / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini, pemerintah memasukkan pembelajaran sastra lebih kompleks jika dibanding dengan kurikulumkurikulum sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik cakap secara pengetahuan, tetapi juga cakap dalam ranah sikap dan keterampilan. Kecapakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara karena pendidikan merupakan sarana yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 BIODATA PENULIS

Lampiran 1 BIODATA PENULIS Lampiran 1 BIODATA PENULIS 1. Nama lengkap Drs. Sawali, M.Pd. 2. Tempat, tanggal lahir Grobogan, 19 Juni 1964 3. Alamat Perum BTN Blok C-21 RT 03/RW X Kelurahan Langenharjo, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca teks berita siswa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar hingga. menghadapi masalah-masalah matematika yang disajikan.

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar hingga. menghadapi masalah-masalah matematika yang disajikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan ilmu dasar (basic science) mempunyai peran yang penting dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

Lebih terperinci