BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Inge Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Dearah Istimewa Yogyakarta (DIY) berbanding lurus dengan jumlah kendaraan pribadi. Dimana jumlah pengguna kendaraan semakin padat dan tidak dibarengi dengan pertambahan volume jalan yang kurang sesuai maka akan terjadi kemacetan yang kian tahun kian parah keadaanya seperti yang sudah terjadi saat ini seperti di jalan Solo, Jalan Kaliurang, Jalan Afandi, dan Jalan Magelang. Mengatasi kemacetan yang kian parah di wilayah DIY maka PEMDA DIY mulai merintis transportasi masal berupa Bus Patas Trans Jogja atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Trans Jogja, adalah sebuah moda transportasi masal yang melayani rute di sekitar obyek vital dan pariwisata Yogyakarta. Dengan adanya bus ini pemerintah berkeinginan untuk mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi masa. Dengan banyaknya pengguna transportasi masa maka diharapkan penggunan kendaraan pribadi dapat berkurang. Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi secara otomatis akan mengurangi jumlah kendaraan yang ada di jalan dan dapat mengurangi kemacetan yang semakin parah. Rute Bus Trans Jogja berbeda dengan rute bus umum yang beroperasi di wilayah DIY. Rute Bus Trans Jogja bisa sampai ke wilayah vital yang ada di kota yogyakarta yang sering dituju para wisatawan maupun warga lokal ini bertujan agar banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke Trans Jogja. Seperti pada jalur 3A yang melewati Jalan Malioboro yang merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kota Yogyakarta. Akan tetapi penempatan halte yang kurang sesuai akan mengurangi ke efsienan dan kurang menarik bagi para pengguna kendaraan pribadi, yang berpengaruh pada keengganan untuk beralih pada transportasi masa. Apabila lokasi halte terlalu jauh 1
2 dari obyek/lokasi yang dituju maka akan menyebabkan keengganan dalam memnggunakan moda transportasi ini. Selain itu juga harus di perhitungkan juga integritas dengan transportasi publik yang lainya seperti Bandara, Stasuin, dan Pelabuhan jika ada. Apabila integrasi antar transportasi publik sudah baik maka wisatawan dari luar kota tidak akan enggan menggunakanya. Bukan cuma itu pengguna lokal pun harus di perhatikan yaitu dengan jarak halte yang tidak terlalu jauh dari rumah sehingga mempermudah mereka dalam menggunakan transportasi ini. Dengan mengganakan SIG dan PJ akan mempermudah kita dalam menentukan kesesuaian dalam menentukan lokasi halte bus Trans Jogja agar dapat berintegrasi dengan sarana transportasi lain dan menentukan halte Bus Trans Jogja seefisien mungkin sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemilihan jalur 3A dikarenakan jalur ini melewati tempat-tempat yang merupakan tujuan utama masyarakat maupun pendatang di Yogyakarta. Salah satu tempat yang merupakan obyek penting di di Yogyakarta antara lain Jalan Malioboro yang juga merupakan salah satu destinasi wisata kota Yogyakarta, selain itu juga melewati Bandara Adi Sucipto dan Stasiun Tugu. Tidak kalah penting adalah kampus Universitas Gadjah Mada dimana setiap penerimaan mahasiswa baru selalu ramai di datangi pelajar dari luar daerah. 1.2 Perumusan Masalah Kota Yogyakarta adalah kota madya yang merupakan pusat pemerintahan dari provinsi daerah istimewa yogyakarta yang juga merupakan pusat pemerintahan. Dikarenakan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal akan kota pendidikan dan juga budaya maka perkembangan kota menjadi sangat cepat dikarenakan arus urbanisasi dari daerah yang ada di sekitarnya seperti kota Klaten, Magelang, Purworejo. Membuat kondisi lalulintas pun semakin padat dibuktikan dengan macet yang terjadi pada jalan-jalan vital di karenakan penggunaan kendaraan pribadi yang semakin banyak. 2
3 Penggunaan kendaraan Pribadi yang mulai banyak tersebut dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang mulai stabil tetapi selain itu juga dikarenakan kondisi dari angkutan umum yang kurang memadai sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi. Penempatan halte bus jauh dari tempat yang dituju maka masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Dengan kata lain pelayanan dari angkutan umum yang belum memadai membuat masyarakat enggan untuk menggunakan kendaraan umum di samping belum nyaman juga di anggap menyulitkan karena letak halte yang jauh dari tempat tujuan. Bertujuan mengurangi pengguanaan kendaraan pribadi perlu dibangun sebuah alat trasnportasi masa memenuhi kebutuhan masyarakat. Menyikapi permasalah di atas maka saya melakukan penelitian yang berjudul Kesesuaian Lokasi Halte Bus Patas Trans Jogja 1.3 Tujuan 1. Membuat Peta Kesesuaian Lokasi Halte Bus Trans Jogja rute 3A. 2. Mengetahui fungsi Aplikasi SIG ( ArcMap) untuk pemetaan kesesuaian lokasi halte. 1.4 Manfaat penelitian 1. Sebagai tugas akhir untuk persyaratan menyelesaikan program diploma pada jurusan diploma sistem informasi geografi dan penginderaaan jauh, fakultas geografi, universitas Gadjah Mada. 2. Mengetahui lokasi yang sesuai untuk pembuatan halte bus trans jogja. 3. Sebagai pertimbangan instansi terkait mengenai perkembangan bus Trans Jogja. 1.5 Tinjauan Pustaka Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, 3
4 menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis. Sistem Informasi Geografi juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari hardware dan software yang dirancang untuk mendukung pengambilan manajemen, manipulasi, analisis pemodelan dan penyajian sebuah data bereferensi geografis atau geospaisal. SIG mempunyai empat poin utama, (ITC,2004. Dalam Pradana, 2011) yakni: Geospasial : Merujuk pada lokasi Geografis Informasi : Visualisasi dari hasil analisa data Sistem : Hubungan antara Software-Hardware dan Data Personil : Seorang pemikir yang merupakan sebuah kunci dari sebuah kekuatan GIS. Sistem informasi geografi mempunyai enam buah komponen penyusun enam komponen itu ialah network, hardware, software, data, prosedur dan user. Berikut penjelasan rinci dari enam komponen tersebut : a) Network Wahana komunikasi dan tukar menukar informasi secara digital. Penghubung antara komponen. Sangat terbantu dengan adanya jaringan internet. b) Hardware Alat yang digunakan oleh user untuk melakukan berbagai operasi SIG. c) Interface antara USER dan SIG. Desktop, Laptop, PDA, Hp. Software Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi yang ada dan terinstall didalam sebuah komputer yang memungkinkan pengguna untuk menjalankan berbagai fungsi Sistem Informasi Geografi. 4
5 Free, Single-PC, Industrial enterprice. GRASS, Map Info, ArcGIS, Autodesk d) Data Representasi digital dari objek terpilih dipermukaan bumi. Dibangun untuk problem-solving atau tujuan siantifik yang menyangkut program spasial. Single project, continous project. e) Prosedur Sebuah mekanisme kontrol untuk memastikan aktifitas SIG sesuai target dengan kualitas yang tinggi. f) User Operator atau interpreter Brain-ware untuk desain, pemrograman, dan perawatan sistem. Supply data ke sistem dan interpretasi hasil basic. Peneliti tentang issue spasial. Salah satu hal yang membedakan dan merupakan keunggulan utama SIG dibanding dengan sistem informasi lainnya adalah kemampuan dalam melakukan analisis keruangan. Dalam pengembangannya di Indonesia kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya antara lain kurangnya ketersedian data yang siap diolah (peta). Namun disamping memiliki kelebihan, sistem informasi geografi juga memiliki kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan sistem informasi geografi - Kelebihan sistem informasi geografi 1. Dapat mengeksplorasi data baik geografis maupun tematik. 2. Menekankan aspek geografis dalam penelitian. 3. Dapat menangani data yang jumlahnya banyak. 4. Dapat mengintergrasikan data dari berbagai sumber. 5. Dapat melakukan analisis yang berkaitan dengan lokasi dan jalur. 5
6 6. Memungkinkan visualisasi data spasial dalam berbagai bentuk. - Kelemahan sistem informasi geografi 1. Data yang mahal. 2. Data interoperability. 3. Proses belajar SIG bisa memakan waktu. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk penentuan lokasi halte bus Trans Jogja. Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli 1. Menurut Aranoff (1989). SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kinerja komputer yang memasukan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data. 2. Menurut Barough, (1986). SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan, kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. 3. Menurut Alter SIG adalah sistem informasi geografi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat di akses dengan menunjuk daerah pada suatu peta. SIG terdiri dari sub sistem yang dapat digunakan untuk memasukan data, menyimpan, dan mengeluarkan informasi yang diperlukan (Dulbahri,1993 dalam Ineke Kusumawati, 2010). Secara garis besar komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Masukan (input) data Masukan data dalam SIG biasanya dari data grafis atau data spasial dan data atribut atau tabular. Kumpulan data tersebut disebut basis data (database). Sumber database SIG secara konvensional dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Data atribut atau numerik berasal statistik, data sensus, data lapangan dan data tabular lainnya. 6
7 2. Data grafis atau data spasial, berasal dari peta analog, foto udara dan citra pengindraan jauh lainnya dalam bentuk cetak kertas. 3. Data penginderaan jauh dalam bentuk digital, seperti yang diperoleh dari satelit. Masukan data yang belum dalam bentuk digital, harus dirubah terlebih dahulu kedalam bentuk digital agar dapat dianalisis dengan menggunakan SIG. Proses pengubahan data kedalam bentuk digital dinamakan dengan encoding. Proses encoding ada dua macam, yaitu secara manual dengan menggunakan digitaizer yang menghasilkan data berupa shape file (.shp) dan secara otomatis dengan penyiaman (scanning) yang menghasilkan data berupa file gambar (.jpg,.img,.tif dll) b. Manajemen data Sub sistem ini merupakan sentral dari pengolahan SIG. Manajemen data dimaksudkan agar data input dapat disimpan,dipanggil, dihapus dan diperbaiki secara efisien dan akurat. Pengorganisasian data keruangan diambil dan analisis dan dianalisis dalam subsistem ini. Pengelolaan data memerlukan adanya data yang telah tersusun kedalam database. Kumpulan program terpadu yang dapat menangani data ini dinamakan database management system adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna. Keutungan dari adanya data ini adalah kualitas, kerahasiaan dan keutuhan data dapat terjamin dan dipelihara secara efisien. c. Manipulasi dan Analisis Data Manipulasi dan analisis data salah satu kemampuan utama dalam SIG untuk menghasilkan informasi baru. Data yang telah dimasukan dapat dimanipulasi dan dianalisis dengan menggunakan software SIG, seperti mengubah bentuk data, atribut dan data grafis. SIG juga bukan hanya mampu melakukan menipulasi dan alalisis secara cepat dan efisien, juga dapat menampilkan kemungkinan kemungkinan baru yang sebelumnya belum terpikirkan atau tidak dapat dikerjakan tanpa menggunakan bantuan komputer. Beberpa fasilitas yang biasanya terdapat dalam SIG untuk manipulasi dan analisis data antara lain interpolasi data atau tumpang susun (overlay). 7
8 d. Output data Data keluaran dari SIG merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menampilkan informasi mengenai sebagian atau semua basis data dan hasil manipulasi data dari SIG ke dalam bentuk yang sesuai dengan selera penggunanya. Keluaran hasil SIG dapat berupa cetakan ataupun digital. Hard copy yaitu berupa cetakan yang berupa peta maupun tabel yang dicetak dengan menggunakan media kertas, soft copy merupakan tampilan data yang ditayangkan dalm bentuk tampilan gambar pada layar monitor komputer. Sedangkan file elektronik adalah file kompatibel dengan komputer (digital) dan dapat disimpan dalam media magnetik (Aronoff, 1989 dalam agung, 2011). Hasil keluaran inilah yang digunakan oleh pengguna sebagai proses lanjutan dalam melakukan pengambilan kebijakan atau perencanaan tujuan tertentu dalam rangka proses pengambilan keputusan yang memerlukan pertimbangan pertimbangan yang bersifat spasial Perangkat lunak ArcGIS ArcGIS merupakan suatu software yang diciptakan oleh ESRI yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografi. ArcGIS merupakan software pengolah data spasial yang mampu mendukung berbagai format data gabungan dari 3 software yaitu ArcInfo, Arcview, dan ArcEdit yang mempunyai kemampuan komplit dalam geoprocessing, modelling, dan scripting secara mudah diaplikasikan dalam berbagai tipe data. Desktop ArcGIS terdiri dari 4 modul yaitu ArcMap, Arc Catalog, ArcGlobe, dan Arc Toolbox dan model builder. Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk proses, analisis peta, proses editing peta, dan juga dapat digunakan untuk mendesain kartografi. Arc Catalog digunakan untuk management data atau mengatur management file file, jika dalam windows fungsinya sama dengan explor. Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang universal, 8
9 untuk tampilan 3D, dan juga dapat untuk menampilkan Geogle Earth. Model Builder digunakan untuk membuat model builder / diagram alir. Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan tools Bus Patas Trans Jogja Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber -AC di seputaran Kota Yogyakarta. Trans Jogja merupakan salah satu bagian dari program Bus Rapid Transit (BRT) yang di canangkan oleh Departemen Perhubungan. Sistem ini mulai dilaksankan pada bulan Maret 2008 oleh Dinas Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY. Motto pelayananya adalah "Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah Lingkungan". Sistem yang menggunakan bus (ukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup, dalam arti penumpang tidak bisa menaiki bus tanpa melewati gerbang pemeriksaan, seperti juga Trans Jakarta. Selain itu, di terapkan sistem pembayaran berbeda - beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada 3 macam tiket yang bisa di beli oleh penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan di periksa secara otomatis melelui mesin yang akan membuka pintu secara otomatis. Penumpang bisa berganti bus tanpa harus membayar biaya lagi, asal masih dalam satu tujuan. Pengelola Trans Jogja adalah PT Jogja Tugu Trans, sebagai wujud konsorsium empat koperasi pengelola transportasi umum kota dah pedesaan di Yogyakarta(Koperasi Pemuda Sleman, Kopata, Aspada, dan Puskopkar) dan Perum DAMRI. Sebagian dari sistem transportasi terpadu bagi Kota Yogyakarta dan daerah daerah pendukungnya, sistem ini menghubungkan enam titik penting moda perhubungan di sekitar kota yaitu : - Stasiun KA Yogyakarta - Terminal Bus Giwangan 9
10 - Terminal Condong Catur - Terminal Jombor - Bandar Udara Adisucipto - Terminal Prambanan Halte Bus Trans Jogja Halte bus trans Jogja merupakan halte bus yang di buat khusus untuk pemberhentian bus Trans Jogja yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan penumpang. Tata letak dari halte bus juga telah di atur dalam peraturan dinas perhubungan Jalur Bus Trans Jogja Jalur bus Trans Jogja merupakan rute jalan yang di lewati oleh bus Trans Jogja dalam pengoperasianya setiap hari dimana setiap bus selalu melewati rutenya masing-masing. jalur yang dilalui rute 3A Terminal Giwangan S4. Tegalgendu S3. HS-Silver Jl. Nyi Pembayun - S3. Pegadaian Kotagede S3. Basen S4. Rejowinangun S4. Babadan Gedongkuning JEC - S4. Blok O Janti (lewat atas) - S3. Janti S3. Maguwoharjo - Bandara ADISUCIPTO - S3. Maguwoharjo Ringroad Utara Terminal Condongcatur S4. Kentungan S4. MM UGM - S4. MirotaKampus S3. Gondolayu S4. Tugu S4. Pingit Bundaran SAMSAT - S4. Badran S3. PasarKembang Stasiun TUGU - Malioboro S4. Kantor Pos Besar S3. RS PKU Muhammadiyah S4. Ngabean S4. Pojok Beteng Kulon S4. Plengkung Gading - S4. Pojok Beteng Wetan S4. Tungkak S4. Wirosaban S4. Tegalgendu Terminal Giwangan. Keterangan pada halte bus S4/S3 berarti simpang yang merupakan jumlah trayek/rute bus yang melewati halte tersebut Peraturan Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan selaku salah satu lembaga yang berwenang untuk mengatur lalulintas mengeluarkas sebuah kebijakan mengenai tataletak dari halte bus. Isi dari peraturan Dinas Perhubungan Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat NO : 271/HK.105/DRJD/96. 10
11 Tabel 1. Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat NO : 271/HK.105/DRJD/96. Sumber : Dinas Perhubungan Zona Tata Guna Lahan Lokasi Jarak Henti (m) 1 Pusat kegiatan sangan padat ( CBD, Kota pasar, pertokoan) 2 Padat (Sekolah, Perkantoran, Jasa) Kota Permukiman Kota Campuran Padat (pemukiman, Pinggiran Pinggiran sekolah, jasa) 5 Campuran jarang (permukiman, sawah, tanah kosong) Tata Letak Halte Bus terhadap ruang lalulintas 1. Jarak maksimal terhadap fasiltas penyeberangan pejalan kaki adalah 100 meter. 2. Jarak minimal halte bus terhadap persimpangan adalah 50 meter atau bergantung pada panjang antrean. 3. Jarak minimal terhadap gedung yang membutuhakan ketenangan adalah 100 meter. 4. Peletakan di persimpangan menganut sistem campuran yang berati sebelum ataupun sesudah persimpangan. 11
BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan masalah kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi kemacetan tersebut, diperlukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap manusia harus melaksanakan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap manusia harus melaksanakan berbagai aktivitas yang tidak selalu berada di satu tempat. Untuk melakukan aktivitas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu media yang paling populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang dimilikinya maka internet untuk saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transjogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber-ac di seputar Kota Yogyakarta. Transjogja merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 UPTD Trans Jogja Dishubkominfo DIY UPTD Trans Jogja Dishubkominfo DIY merupakan unit pelaksana yang memonitori operasional Trans Jogja
Lebih terperinciselatan Ringroad dan sebagian Sleman yang berada di sebelah utara Ringroad. Meskipun demikian, kondisi wilayah perkotaan yang berada di dalam jalan
BAB I PENDAHULUAN Perkotaan merupakan suatu daerah yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi disertai dengan segala macam permasalahannya. Banyak permasalahan yang dapat dikaji dan diteliti mengenai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah berdirinya Trans Jogja 1. Tahun 2004 Lahirnya Bus Trans Jogja dimulai pada tahun 2004, dengan munculnya Studi Kelayakan Angkutan Eksekutif pada tahun Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu dan transportasi daerah adalah satu kesatuan yang berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian di daerah-daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hamemayu Hayuning Bawana yang berarti menjaga kelestarian alam adalah slogan Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan kota pelajar dan budaya. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tranportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita memasuki kehidupan yang serba modern. Pada kehidupan modern ini tentulah selalu mengutamakan waktu, bahkan ada istilah waktu adalah uang. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tingginya kemacetan dan kepadatan jalan menghiasi kota-kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemacetan dan kepadatan jalan menghiasi kota-kota besar di Indonesia. Begitu pula yang terjadi di kota Yogyakarta. Pertambahan penduduk dan tingginya
Lebih terperinciPengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-11 Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi GIS
Lebih terperinci[Type the document title]
SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin pesat sangat berpengaruh terhadap perkembangan arus transportasi pada beberapa daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya zaman yang kian maju, transportasi masih memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang dimaksud disini meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Objek wisata yang dapat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil Analisis Review Pengembangan Rute Trans Jogja ini, maka
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil Analisis Review Pengembangan Rute Trans Jogja ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Load factor bus Trans Jogja hanya mengalami fluktuasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota besar di pulau jawa, selain itu Kota Yogyakarta juga merupakan kota pelajar serta kota wisata. Keramaian kota ini dikarenakan banyaknya peninggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sektor transportasi sangat penting dalam menunjang kelancaran dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Sektor transportasi sangat penting dalam menunjang kelancaran dalam dunia usaha maupun pendidikan, terutama untuk membantu para karyawan atau pelajar untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat, sehingga terjadi. 1. manusia yang membutuhkan perangkutan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Munawar (2005), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai kota yang terus berkembang, Yogyakarta dalam proses pembangunannya terus meningkatkan pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor, seperti: sektor ekonomi,
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API (Studi Kasus: Stasiun pasar turi Surabaya-Stasiun Lamongan kota) Budy Pribadi 1, Agung Budi Cahyono ST, MSc,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang proses kehidupan manusia sebagai penunjang media perpindahan arus barang, orang, jasa serta informasi.
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS APLIKASI SIG OBJEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA OLEH : Zahrotul Husna 04018033 Eka Prasetyowati 04018048 Anggi Ningtyas 04018069 Definisi SIG : SIG merupakan sistem informasi yang
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Windhu Purnomo FKM UA 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI
Lebih terperinciSeminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008
PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA Ema Utami 1, Anisa Rahmanti 2 1,2 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas
Pemodelan Profil Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen Menggunakan Sistem Informasi Geografis / GIS Mahmud Husein S Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kenyataan semakin meningkatnya perkembangan penduduk dan permukiman yang semakin luas yang diikuiti dengan semakin meningkatnya kebutuhan yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa (DIY) dikenal akan kekayaan pesona alam dan budaya. Provinsi DIY merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal tidak hanya di Indonesia
Lebih terperinciPRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER
PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER OLEH ORIZA STEVA ANDRA (1201575) JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta memiliki sebuah moda transportasi darat berupa Rapid Transit bus bernama Trans Jogja. Trans Jogja mulai dioperasikan pada bulan maret 2008 oleh Dinas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang penting untuk menghubungkan berbagai tempat seperti pusat industri, lahan pertanian, pemukiman, serta sebagai
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kategori utama, yakni angkutan antar kota, angkutan perkotaan, dan angkutan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, pelayanan angkutan umum dapat dibedakan dalam tiga kategori utama, yakni angkutan antar kota, angkutan perkotaan, dan angkutan perdesaan. Angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan
Lebih terperinciAplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) yang memiliki banyak obyek wisata. Kota Yogyakarta terkenal dengan kebudayaan yang sangat khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah kendaraan pengangkut barang atau manusia di atas jarak yang diberikan (oleh kendaraan), misalnya transportasi manusia oleh kereta api, bis atau pesawat
Lebih terperinciBAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat. Banyak pelajar, mahasiswa bahkan wisatawan (mancanegara maupun lokal) yang datang
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen yang berupa informasi berbantuan komputer
Lebih terperinciPengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO
Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Trans Jogja Salah satu usaha yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan transportasi di Yogyakarta adalah pengoperasian Trans Jogja
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan identik dengan fungsi sebagai tempat pelayanan, baik perdagangan maupun jasa. Hal ini membuat perkotaan menjadi tempat utama masyarakat beraktivitas setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan
Lebih terperinciPengertian Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun ke tahun membuat kebutuhan akan mesin Anjungan Tunai Mandiri(ATM)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin padatnya aktivitas masyarakat Indonesia khususnya di DKI Jakarta dari tahun ke tahun membuat kebutuhan akan mesin Anjungan Tunai Mandiri(ATM) semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang penyelenggaraan angkutan darat. Keberhasilan pelayanan jasa angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi umum merupakan sarana yang disediakan untuk masyarakat guna membantu kebutuhan berkendara tanpa memakai kendaraan pribadi. Fungsi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai kota budaya dan kota pariwisata. Oleh karena itu, prosentase pendatang baru selalu meningkat setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menambah layanan jaringan Internet kabel baru di kota Yogyakarta, membutuhkan perhitungan yang benar-benar spesifik. Pelanggan baru yang ingin memasang Internet
Lebih terperinciTujuan. Pengenalan SIG
Pengenalan SIG Tujuan Mengerti konsep sistem informasi geografis Mengerti model data pada SIG Memahami proses membangun SIG Dapat merancang dan membangun sistem informasi geografis 1 Materi Pengenalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia, terutama pada Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem Informasi yang menunjukkan letak atau pemetaan pada suatu tempat. Dimana yang dapat menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan otonomi yang dimiliki perusahaan daerah untuk mengelola air minum menghadapi masalah pemetaan. Masalah pemetaan ini disebabkan oleh pembagian wilayah dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengelolaan sistem Informasi yang baik sangat berpengaruh terhadap kemajuan berbagai organisasi, baik itu organisasi komersial ataupun pendidikan. Pada era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputeryang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu bagian penting di dalam kehidupan manusia dimana terjadi pergerakan untuk menjangkau berbagai keperluan dan kebutuhan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu wilayah, yaitu memudahkan interaksi antar wilayah yang akan membawa manfaat ekonomi dan
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan
Lebih terperinciWeb GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang
Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Pariaman merupakan wilayah kota yang sedang berkembang seperti pada tempat-tempat pariwisata, pendidikan, sarana transportasi umum dan Pelayanan Publik. Seiring
Lebih terperinciDAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5
Lebih terperinciBAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk di kota Semarang sebagai pusat kota Jawa Tengah semakin memacu perkembangan pusat pusat perekonomian baru baik
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2005-2025,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciBAB III KINERJA PT. JOGJA TUGU TRANS DALAM PELAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015
66 BAB III KINERJA PT. JOGJA TUGU TRANS DALAM PELAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 A. Analisa Kinerja berdasarkan Indikator Kinerja a. Indikator Aksesibilitas a) Keterjangkauan
Lebih terperinciPengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS
Pengantar GIS Pengenalan GIS By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS BIODATA DIRI Nama : Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS Alamat : Perum Permata Tembalang, Semarang Homebase : Teknik Informatika S1 Pendidikan : S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi didunia saat ini sangat begitu pesat, sehingga membuat masyarakat dunia mencari cara untuk dapat mengetahui perkembangan teknologi
Lebih terperinciA. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa
A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa wilayah dalam bentuk informasi spatial (keruangan). GIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Studio musik yang ada pada saat ini sudah banyak memfasilitasi sebuah band dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan studio musik melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, sarana transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan selalu dibutuhkan manusia. Transportasi digunakan untuk
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif
Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 26 Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Eko Budi Setiawan 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi ini tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Semua lembaga keuangan tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ekonomi Transportasi Menurut Lyod (2002), ekonomi transportasi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan
Lebih terperinciTujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016
Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan teknologi yang terus berkembang seakan tidak ada titik akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information Technology (IT). Apalagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia, seperti juga dengan yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya, khususnya di Asia, akan semakin kompleks dengan semakin terbukanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Geografis merupakan sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial. Sistem Informasi
Lebih terperinci