APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION"

Transkripsi

1 1 APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION Harris Pirngadi Djoko Purwanto Fauzi Rahadian Putra Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya-60111, fauzi_elka@elect-eng.its.ac.id Abstrak - Suatu benda dapat dilihat jika ada cahaya yang berasal dari benda tersebut masuk ke dalam alat penglihatan. Jika intensitas cahaya dalam suatu ruangan jumlahnya sedikit, maka kita akan mengalami kesulitan dalam melihat benda tersebut. Hal ini dapat diantisipasi dengan aplikasi gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat bekerja tanpa terpengaruh banyak atau sedikitnya intensitas cahaya di sekitarnya. Dalam tugas akhir ini, transduser ultrasonik digunakan untuk memindai benda padat yang diletakkan di medium udara. Jarak antara benda dengan transduser diukur. Data jarak tersebut diubah menjadi data titik dalam koordinat titik 3D (x,y dan z). Data titik tersebut diproses dengan program 3D reconstruction menggunakan metode Delaunay triangulation. Hasil keluaran dari program 3D reconstruction berupa gambar 3D dari benda yang telah dipindai. Transduser SRF-04 yang digunakan dalam pengujian memiliki resolusi 1 cm dengan beam width 45. Hasil percobaan menggunakan 3 buah transduser yang disusun secara array dimana objek digerakkan setiap 90, hasil rekonstruksi tidak sesuai dengan bentuk objek dikarenakan data hasil keluaran transduser berupa data titik, sehingga semakin banyak transduser semakin banyak titik yang didapatkan sehingga hasil rekonstruksi semakin mendekati bentuk asli objek. Proses pengujian pembacaan transduser terhadap kemiringan permukaan dengan θ=10, menghasilkan error sebesar 9.49%. Hasil pengujian dengan balok yang terbuat dari bahan kardus dan kaleng yang terbuat dari bahan seng menghasilkan gambar hasil rekonstruksi yang mendekati bentuk asli objek yaitu bentuk balok dan tabung tanpa alas dan tutup. Kata kunci : ultrasonik, 3D reconstruction, Delaunay triangulation. I. PENDAHULUAN Benda adalah segala sesuatu yang berwujud. Menurut wujudnya, benda dibagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Suatu benda dapat dilihat jika ada cahaya dari benda yang masuk ke dalam alat penglihatan. Umumnya kita menggunakan alat penglihatan seperti mata atau kamera untuk melihat benda sedangkan cahaya dari benda bisa berasal dari benda itu sendiri atau berasal dari pantulan karena benda ada yang bersifat menghasilkan cahaya dan ada yang bersifat memantulkan cahaya. Jika intensitas cahaya dalam suatu ruangan jumlahnya sedikit sehingga cahaya yang masuk ke alat penglihatan terbatas jumlahnya, maka kita akan mengalami kesulitan dalam melihat benda tersebut. Hal ini dapat diantisipasi dengan aplikasi gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat bekerja tanpa terpengaruh banyak atau sedikitnya intensitas cahaya di sekitarnya. Dalam tugas akhir ini, transduser ultrasonik digunakan untuk memindai benda padat yang diletakkan di medium udara. Transduser ultrasonik mengukur jarak antara transduser dengan permukaan benda. Data jarak tersebut diolah sehingga didapatkan data titik dalam koordinat x, y dan z. Benda yang dipindai diputar sehingga didapatkan beberapa data titik. Data-data titik tersebut diproses menggunakan 3D reconstruction dengan metode Delaunay triangulation. Hasil keluaran dari program 3D reconstruction berupa gambar 3D dari benda yang telah dipindai. Gambar tersebut adalah tiruan dari bentuk benda yang dapat menyerupai bentuk 3D dari benda tersebut.. II. TEO RI PENUNJANG 2.1. Gelombang ultrasonik Gelombang ultrasonik yaitu gelombang akustik yang memiliki frekuensi di atas 20 KHz. Gelombang ultrasonik tidak dapat didengar oleh manusia. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara dengan panjang gelombang yang kecil, menjadikannya cukup signifikan untuk dimanfaatkan secara luas dalam bidang industri yaitu pengujian tak merusak / Non Destructive Testing (NDT) pada material. Hal ini dikarenakan kecilnya panjang gelombang ultrasonik sehingga gelombang ini semakin mudah untuk dipantulkan oleh suatu cacat kecil di dalam material. Cacat kecil seperti keretakan memiliki suatu impedansi akustik yang menyebabkan terjadinya pantulan dari gelombang ultrasonik. Kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada suatu medium tergantung pada kerapatan (density) dan elastisitas dari medium. Karena bergantung pada dua hal t ersebut, maka kecepatan rambat gelombang ultrasonik akan berbeda-beda untuk medium yang berbeda-beda pula. Hal ini dijelaskan dengan persamaan 1. 1

2 2 v = λ.f......(2.1) dimana : v = kecepatan rambat (m/s) λ = panjang gelombang (m) f = frekuensi (Hz) Kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada medium yang sama, akan selalu tetap nilainya meskipun frekuensinya diubah karena perubahan frekuensi juga menyebabkan perubahan panjang gelombang. Sedangkan pada medium yang berbeda dengan frekuensi yang sama akan terjadi perbedaan panjang gelombang yang menyebabkan perbedaaan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan rambat gelombang ultrasonik berbeda untuk zat yang berbeda walaupun gelombang ultrasonik yang dirambatkan memiliki frekuensi yang sama. Kecepatan rambat gelombang ultrasonik yang terbesar terjadi dalam medium zat padat. Kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada zat cair m asih di bawah kecepatan rambat pada medium zat padat. Sedangkan kecepatan rambat paling lambat terjadi pada zat gas. Gambar 1. SRF-04 Pada ultrasonic range finder, sudut deteksi atau dikenal dengan beam width merupakan suatu kemampuan dari transduser untuk mendeteksi benda pada lebar sudut tertentu. Karakteristik beam width dari SRF-04 ditunjukkan oleh Gambar SRF-04 SRF-04 adalah transduser non-kontak pengukur jarak menggunakan ultrasonik (ultrasonic range finder) produksi Devantech. Transduser ini dapat mendeteksi obyek dalam jarak 3 cm 300 cm. Prinsip kerja transduser ini adalah transmitter mengirimkan seberkas gelombang ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya pantulan dari obyek. SRF-04 memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut: o Tegangan : 5 VDC, o Konsumsi Arus : 30 ma (rata-rata), 50 ma (max), o Frekuensi Suara : 40 khz, o Jangkauan : 3 cm cm, o Sensitivitas : Mampu mendeteksi gagang sapu berdiameter 3 cm dalam jarak > 2 m, o Input Trigger : 10 ms min. Pulsa Level TTL, o Pulsa Echo : Sinyal level TTL positif, lebar berbanding proporsional dengan jarak yang dideteksi. Konfigurasi pin dari SRF-04 ditunjukkan oleh Gambar Motor stepper Gambar 2. Beam width SRF-04 Motor stepper merupakan jenis brushless motor dimana bagian rotor dari motor stepper ini adalah berupa magnet permanen sedangkan pada bagian stator terdiri atas beberapa lilitan. Adanya beberapa kumparan pada bagian stator ini mengakibatkan motor stepper dapat berputar setiap step. Besar derajat putar per step (resolusi) yang dimiliki masing-masing motor stepper adalah 0,72 per step merupakan resolusi terkecil, sampai 90 per step merupakan resolusi terbesar. Prinsip kerja motor stepper adalah gerak putarnya dapat dikontrol secara digital, bila sinyal clock diberikan pada rangkaian translator maka salah satu kumparan pada stator akan tersuplai arus selama selang waktu tertentu sehingga motor stepper akan bergerak satu step s esuai dengan spesi fikasinya. Bila setiap lilitan pada bagian stator tersuplai arus selama selang waktu tertentu secara berurutan (sekuensial) maka motor stepper akan bergerak berputar. Motor stepper memiliki karakteristik pada torque-speed yaitu memiliki torsi yang besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik yang lain yaitu holding torque. Holding torque memungkinkan motor stepper dapat menahan posisinya ketika tidak berputar. Hal ini sangat berguna untuk aplikasi dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop. Karakteristikkarakteristik tersebut di atas tidak dimiliki oleh motor DC. 2

3 Delaunay triangulation Triangulasi berasal dari kata triangle yang berarti segitiga. Secara sederhana, triangulasi adalah sebuah graf planar yang berbentuk segitiga. Dalam istilah trigonometri atau geometri dasar, triangulasi adalah sebuah proses untuk menemukan koordinat dan jarak ke sebuah titik dengan menghitung panjang salah satu sisi sebuah segitiga, besar sudutnya yang diketahui dan sisi segitiga tersebut yang dibentuk dari sebuah titik dan dua titik lain yang telah diketahui letaknya, dengan menggunakan hukum sinus. Selain itu, triangulasi merupakan suatu metode pembangkitan jalinan segitiga dan pola reka bentuk mesh. Dimana jalinan tersebut terdapat sekumpulan titik-titik yang membentuk pola. Tiga titik dihubungkan dengan tiga garis (edge) yang berturut-turut sehingga membentuk sebuah segitiga (triangle). Untuk menggunakan mesh yang menerapkan triangulasi langkah pertama yang dilakukan adalah mengikuti aturan dan struktur vertek. Triangulasi Delaunay Del(P) pada sekumpulan vertek P = {p1, p2,...,pn} dikenalkan oleh Delaunay pada tahun Triangulasi Delaunay (Detri) adalah pembentukan jala-jala segitiga dari himpunan titik-titik pada suatu bidang. Segitigasegitiga yang terbentuk harus memenuhi syarat incircle, yaitu tidak ada titik lain di dalam lingkaran yang dibentuk dari tiap tiga titik sudut segitiga yang ada kecuali tiga titik sudut segitiga itu sendiri. Dengan adanya syarat tersebut maka Detri membentuk himpunan segitiga yang efisien, membuat sudut minimum diantara semua triangulasi yang terbentuk oleh sekumpulan vertek. Detri banyak digunakan untuk keperluan rekonstruksi obyek, baik D 2 maupun D 3. Dengan adanya keuntungan dari Delaunay, maka memunculkan suatu kriteria dalam triangulasi: 1. Tidak diijinkan ada vertek di dalam lingkaran tersebut, 2. Minimal terbentuk triangulasi dalam satu lingkaran, 3. Meskipun terbentuk triangulasi tetapi ada vertek independen di dalam lingkaran maka masih belum dikategorikan Delaunay Kriteria dari Detri ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar 2. Triangulasi Delaunay menurut kriteria delaunay pada gambar abjad D Sehingga setiap triangulasi yang dihasilkan akan mendapatkan proses legalisasi untuk kriteria tersebut. Gambar 3 menunjukkan Detri pada suatu bidang yang dinampakkan sekumpulan lingkaran yang menyatakan kriteria Delaunay. Gambar 3. Triangulasi Delaunay pada suatu bidang III. PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem terdiri dari perancangan hardware dan software. Pada bagian hardware terdiri dari rangkaian power supply, rangkaian minimum sistem mikrokontroller AVR ATmega 16, serta rangkaian driver motor stepper. Pada bagian software terdiri dari pemrograman mikrokontroler dan pemrograman PC. Pemrograman mikrokontroler terdiri dari : (1) program akuisisi dan pemrosesan data dari transduser; (2) program pengiriman data serial; (3) program untuk menggerakkan motor stepper. Pemrograman PC menggunakan software tertentu yang terdiri dari program untuk mengambil data serial dan program untuk pemrosesan data menggunakan 3D reconstruction. Transduser Mekanik 1 Motor stepper 1 Motor stepper 2 Sistem Mikrokontroler Mekanik 2 Display LCD Gambar 4. Diagram blok sistem Modul USB to serial PC Diagram blok sistem secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 4. Sistem terdiri dari : (1) transduser; (2) sistem mikrokontroler; (3) motor stepper 1; (4) motor stepper 2; (5) display LCD; (6) modul USB to serial; (7) PC. Sistem mikrokontroler mengatur kinerja dua buah motor stepper yaitu motor stepper 1 dan motor stepper 2. Motor stepper 2 digunakan untuk memutar benda yang akan dipindai selama beberapa kali putaran. Sembari diputar, transduser mengukur jarak antara permukaan benda dengan transduser. Sehingga didapatkan dua buah data, yaitu data θ (sudut putar antara benda dengan transduser) dan R (jarak antara transduser dengan permukaan benda). Kedua data tersebut selanjutnya diterima dan 3

4 4 diproses mikrokontroler. Oleh mikrokontroler, data tersebut diproses kemudian ditampilkan di LCD dan dikirimkan ke PC melalui modul USB to serial. Setelah benda diputar sebanyak satu putaran penuh, motor stepper 1 menggerakkan transduser secara vertikal ke atas sehingga koordinat z dari transduser berubah. Kemudian motor stepper 2 memutar kembali benda sebanyak satu putaran penuh, begitu seterusnya hingga beberapa kali siklus putaran. Data yang diterima oleh PC kemudian diproses menggunakan 3D reconstruction dengan metode Delaunay sehingga didapatkan gambar 3D dari benda yang sudah dipindai. Berdasarkan Gambar 4 dan penjelasan mengenai komponen penyusun sistem, dibuatlah rancangan peletakan alat seperti ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 6. Mekanik 1 Gambar 7. Mekanik 2 Transduser Stepper 1 Stepper 2 Gambar 8. Rangkaian elektronik Mikrokontroler PC Gambar 5. Rancangan peletakan alat Realisasi dari rancangan peletakan alat pada Gambar 5 ditunjukkan oleh Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 6 adalah mekanik 1, Gambar 7 adalah mekanik 2 dan Gambar 8 adalah rangkaian elektronik yang terdiri dari sistem mikrokontroler, power supply dan driver motor stepper. Transduser yang digunakan berupa transduser array yaitu sebanyak 3 buah transduser yang digunakan untuk memindai benda. Transduser array yang digunakan ditunjukkan oleh Gambar 9. IV. Gambar 9. Transduser array PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem yang telah dibuat. Pengujian yang dilakukan terdiri dari : (1) karakterisasi transduser; (2) pengujian hardware dan software. Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk mengukur performansi sistem terhadap hasil yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yakni aplikasi pemindai ultrasonik untuk rekonstruksi 3D menggunakan metode Delaunay triangulation. 4.1 Karakterisasi transduser a. Pengujian resolusi transduser Pengujian resolusi transduser dilakukan untuk menguji hasil pembacaan transduser bila diberikan benda yang berubah-ubah posisinya terhadap transduser. Proses pengujian dilakukan dengan cara meletakkan benda secara tegak lurus dengan transduser. Kemudian benda tersebut digerakkan maju dan mundur, hasil keluaran transduser dicatat. Hasil tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan mistar. 4

5 5 Tabel 1. Hasil pengujian resolusi transduser No. Pembacaan transduser (cm) Pengukuran mistar (cm) Hasil keluaran transduser sama dengan hasil pengukuran menggunakan mistar dengan resolusi 1 cm. Jarak terdekat antara benda dengan transduser yang dapat dideteksi adalah 3 cm. b. Pengujian beam width transduser Pengujian beam width transduser dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari transduser dalam mendeteksi benda pada lebar sudut tertentu. Proses pengujian dengan cara meletakkan suatu benda dalam jangkauan pembacaan transduser. Benda yang digunakan berupa balok aluminium dengan dimensi 1.7 cm x 1.7 cm x 57 cm (p x l x t) sedangkan gambar kotak yang digunakan sebagai alas pembacaan berukuran 1cm x 1cm. Benda tersebut dipindah ke kiri dan kanan tiap satuan kotak untuk mengetahui hasil pembacaan transduser. Bila pembacaan transdus er sesuai dengan pengukuran menggunakan mistar, maka titik tersebut termasuk ke dalam jangkauan pembacaan transduser sedangkan bila pembacaan transduser tidak sesuai dengan pengukuran menggunakan mistar, maka titik tersebut tidak termasuk ke dalam jangkauan pembacaan transduser. Hasil pengujian beam width transduser ditunjukkan oleh Gambar 10. Gambar 10. Hasil pengujian beam width transduser Tanda x pada Gambar 10 menunjukkan ketidaksesuaian pembacaan transduser dengan hasil pengukuran menggunakan mistar. Hasil pengujian pada Gambar 10 menunjukkan beam width transduser sekitar Pengujian program menggerakkan motor stepper Motor stepper yang digerakkan terdiri dari motor stepper 1 dan motor stepper 2. Motor stepper 2 digunakan untuk memutar benda sedangkan motor stepper 1 digunakan untuk menggerakkan transduser secara vertikal ke atas. Gambar 11. Hasil pengujian program menggerakkan motor stepper Hasil pengujian menunjukkan motor stepper kedua bergerak 1 putaran penuh, kemudian stop, bergantian motor stepper 1 bergerak vertikal ke atas sejauh 1 cm, kemudian motor stepper 2 bergerak lagi, begitu seterusnya. 4.3 Pengujian program 3D reconstruction Pengujian program 3D reconstruction dilakukan untuk menguji hasil keluaran program 3D reconstruction bila diberikan data berupa koordinat titik dari suatu benda. Setiap data dituliskan dalam koordinat x, y dan z. 5

6 6 Data hasil pemindaian kemudian direkonstruksi seperti ditunjukkan oleh Gambar 13. Gambar 12. Hasil pengujian program 3D reconstruction Berdasarkan Gambar 12, didapatkan gambar hasil rekonstruksi berupa tabung tanpa alas dan tutup Gambar 13. Hasil rekonstruksi 4.4 Pengujian pemindaian menggunakan transduser array Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil pembacaan transduser array terhadap objek. Transduser array yang digunakan sebanyak 3 buah transduser. Objek yang dipindai sebanyak 3 buah objek berbentuk balok. Objek-objek tersebut terbuat dari bahan kardus dan memiliki ukuran yang berbedabeda Proses pengujian yang dilakukan sebagai berikut : 1. Objek diletakkan tegak lurus dengan transduser, 2. Transduser melakukan pemindaian terhadap permukaan tersebut (permukaan 1), 3. Transduser digerakkan vertikal ke atas hingga ketinggian tertentu sambil melakukan pemindaian, 4. Setelah transduser sampai puncak, objek diputar 90 sehingga permukaan lain (permukaan 2) dari objek yang tegak lurus dengan transduser, 5. Transduser melakukan pemindaian kembali sambil digerakkan vertikal ke bawah, 6. Setelah transduser sampai dasar, objek diputar 90 sehingga permukaan lain (permukaan 3) tegak lurus dengan transduser, 7. Transduser digerakkan vertikal ke atas hingga ketinggian tertentu sambil melakukan pemindaian, 8. Setelah transduser sampai puncak, objek diputar 90 sehingga permukaan lain (permukaan 4) dari objek yang tegak lurus dengan transduser, 9. Transduser melakukan pemindaian kembali sambil digerakkan vertikal ke bawah. Gambar hasil rekonstruksi tidak berbentuk dikarenakan jarak antar data yang menjadi masukan untuk program rekonstruksi terlalu jauh. Data yang didapatkan dari transduser berupa data titik sehingga semakin banyak transduser, gambar hasil rekonstruksi yang didapatkan semakin baik. Pada proses pengujian digunakan 3 buah transduser, bila menggunakan lebih dari 3 transduser, data titik yang didapatkan semakin banyak sehingga gambar hasil rekonstruksi semakin mendekati objek aslinya. 4.5 Pengujian pembacaan transduser terhadap permukaan miring Pengujian pembacaan transduser terhadap permukaan miring dilakukan untuk mengetahui hasil keluaran transduser bila benda yang diuji memiliki kemiringan tertentu. Data hasil keluaran transduser dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan mistar apakah hasil keluaran tersebut sesuai dengan pengukuran atau tidak. Benda digerakkan dengan θ = 10, kemudian data hasil keluaran dicatat dan dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Setelah dilakukan pengujian sebanyak satu putaran penuh (36 data), error hasil pengujian pembacaan transduser terhadap permukaan miring sebesar 9.49%. 4.6 Pengujian pembacaan transduser terhadap objek dengan permukaan miring Pengujian dilakukan terhadap 2 buah objek yang memiliki bahan dan ukuran berbeda. Objek-objek yang akan diuji yaitu : 1. Objek 1, terbuat dari bahan kardus dengan bentuk balok dan berdimensi 30.5 cm x 22.3 cm x 22 cm (p x l x t), 2. Objek 2, terbuat dari bahan seng dengan bentuk tabung dan berdimensi 7.5 cm x 15.5 cm (r x t). 6

7 7 Proses pengujian kedua objek tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Objek diletakkan di atas mekanik 2, 2. Objek diputar dengan θ = 10, data jarak antara permukaan objek dengan transduser diukur, 3. Setelah satu putaran, mekanik 1 menggerakkan transduser ke atas sejauh 1 cm, 4. Objek diputar lagi sembari jaraknya diukur oleh transduser, 5. Langkah 2 sampai 4 diulangi hingga transduser memiliki ketinggian 11 cm dari dasar. Hasil pengujian objek 1 ditunjukkan oleh Gambar 14 sedangkan objek 2 ditunjukkan oleh Gambar 15. KESIMPULAN - Transduser SRF-04 yang digunakan dalam pengujian memiliki resolusi 1 cm dengan beam width 45, - Hasil percobaan menggunakan 3 buah transduser yang disusun secara array dimana objek digerakkan setiap 90, hasil rekonstruksi tidak sesuai dengan bentuk objek dikarenakan data hasil keluaran transduser berupa data titik, sehingga semakin banyak transduser semakin banyak titik yang didapatkan sehingga hasil rekonstruksi semakin mendekati bentuk asli objek, - Proses pengujian pembacaan transduser terhadap kemiringan permukaan dengan θ=10, menghasilkan error sebesar 9.49%, - Hasil pengujian dengan balok yang terbuat dari bahan kardus dan kaleng yang terbuat dari bahan seng menghasilkan gambar hasil rekonstruksi yang mendekati bentuk asli objek yaitu bentuk balok dan tabung tanpa alas dan tutup. Gambar 14. Hasil pengujian objek 1 Gambar 15. Hasil pengujian objek 2 Gambar 14 secara garis besar sudah menunjukkan bentuk balok tanpa alas dan tutup, sedangkan Gambar 15 sudah menunjukkan bentuk tabung tanpa alas dan tutup. Berdasarkan Gambar 14 dan Gambar 15, gelombang ultrasonik dapat dipantulkan oleh objek yang terbuat dari bahan seng dan kardus meskipun permukaan objek tersebut miring. Ketidaksempurnaan hasil rekonstruksi pada Gambar 14 dan Gambar 15 disebabkan oleh data yang dihasilkan transduser memiliki error sebesar 9.49%. Semakin baik transduser, semakin kecil errornya, gambar hasil rekonstruksi semakin mendekati bentuk objek aslinya. DAFTAR REFERENSI Dwi Prasetio, Murman. Perancangan Alat Pendeteksi Kontur Permukaan dengan Gelombang Ultrasonik. Tugas Akhir S1 Teknik Elektro ITS Surabaya Nurul Kharim, Miftah. Pengukuran Kecepatan Gerak Benda Padat Menggunakan Tranduser Ultrasonik Berdasarkan Efek Doppler. Tugas Akhir S1 Teknik Elektro ITS Surabaya Weston Sears Francis, Mechanics Heat and Sound, Addison-Wesley Publishing Company, Inc Carlin, B Ultrasonics. Mac Graw Hill. USA %20Technical%20Documentation.pdf 8. Paul Scherz, Practical Electronics for Inventors, (Amerika Serikat : McGraw-Hill,2000). 9. Martono, Rancang Bangun Robot Penggambar Berdasarkan Visualisasi Kamera.Tugas Akhir S1 Teknik Elektro ITS Surabaya Andrianto, Heri Pemrograman mikrokontroler AVR Atmega 16 menggunakan bahasa C (codevision AVR). Bandung : informatika. 11. Widodo, Arif. Sistem Akuisisi ECG Menggunakan USB untuk Deteksi Aritmia. Tugas Akhir S1 Teknik Elektro ITS Surabaya /Makalah/Makalah pdf Presentation.pdf 7

8 8 BIO GRAFI Fauzi Rahadian Putra, dilahirkan pada tanggal 17 September 1988 di Surabaya, Jawa Timur. Anak pertama dari dua bersaudara. Menempuh pendidikan di SDN Sawahan IX, SMPN 3, SMAN 6. Pada tahun 2006 melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata satu di Jurusan Teknik Elektro ITS dan memilih elektronika sebagai bidang studinya. 8

APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION

APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION APLIKASI PEMINDAI ULTRASONIK UNTUK REKONSTRUKSI 3D MENGGUNAKAN METODE DELAUNAY TRIANGULATION FAUZI RAHADIAN PUTRA 2206100100 DOSEN PEMBIMBING : HARRIS PIRNGADI DJOKO PURWANTO JUDUL TUGAS AKHIR APLIKASI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN GERAK UNTUK ROBOT KARTESIAN BERBASIS PD DAN PLC

PENGEMBANGAN PERENCANAAN GERAK UNTUK ROBOT KARTESIAN BERBASIS PD DAN PLC 1 PENGEMBANGAN PERENCANAAN GERAK UNTUK ROBOT KARTESIAN BERBASIS PD DAN PLC Djoko Purwanto Tri Arief Sardjono Herlambang Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya-60111, email : herlambang@elect-eng.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

Pada proyek akhir ini kita akan menggunakan mikrokontroller untuk kontrolnya. Mikrokontroller ini akan mendapatkan masukan berupa data dari sensor ult

Pada proyek akhir ini kita akan menggunakan mikrokontroller untuk kontrolnya. Mikrokontroller ini akan mendapatkan masukan berupa data dari sensor ult PROTOTYPE ALAT PEMETAAN KONTUR TANAH PADA TAHAP OPEN HOLE Akhmad Nur Wakhid Setya Budi #1, Paulus Susetyo Wardana #2, Ali Husein Alasiry #3 # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05 Sensor Ultrasonic SRF05 Ultrasonic adalah suara atau getaran yang memiliki frekuensi tinggi, lumba-lumba menggunakannya gelombang ini untuk komunikasi, kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) A. TUJUAN Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menguji piranti hardware sensor ultrasonik. 2) Mengukur sinyal keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API 168 Jupii: ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API Keen Jupii 1), Ferry A.V. Toar 2) E-mail: te_02002@yahoo.com, toar@mail.wima.ac.id. ABSTRAK Pembuatan robot cerdas ini di latar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dibahas hasil analisa pengujian yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Bab ini akan membahas mengenai perencanaan dan pembuatan robot meliputi perancangan perangkat keras / hardware, pembuatan mekanika robot dan pembuatan

Lebih terperinci

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat. BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Peranvangan merupakan suatu langkah kerja yang penting dalam penyusunan dan pembuatan alat dalam proyek akhir ini, sebab tanpa adanya perancangan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 02, No. 02, Juli 2014 Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Nurkholis,

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM Untuk mengetahui kehandalan dan keberhasilan dari sistem yang kita buat, maka diperlukan pengujian terhadap terhadap komponen komponen pembangun sistem terutama sensor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI Muhammad Firman S. NRP 2210 030 005 Muchamad Rizqy NRP 2210 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie AK, M.T NIP. 19570424

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR Masturi, Sujarwata Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang E-mail : sjarwot@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 TROLI PENGIKUT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Albertus Vendy Adhitya, Lanny Agustine*, Antonius Wibowo Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNANETRA BERJALAN DI MEDAN KONTUR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNANETRA BERJALAN DI MEDAN KONTUR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNANETRA BERJALAN DI MEDAN KONTUR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega (BAGIAN II) TUGAS AKHIR PUTRA ANANDA M. AZHARI PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKHNIK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken Hendra Hermawan - 2205 100 167 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Alat Pindai Profil Lambung Kapal

Alat Pindai Profil Lambung Kapal Alat Pindai Profil Lambung Kapal Deskripsi Sensor atas Sensor jarak Motor Stepper Sensor bawah Sensor Atas, sensor pembatas atas agar sistem kontrol dapat mengetahui apakah sensor jarak telah mencapai

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan Maret 2012. Kegiatan penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan alat dan uji

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA

ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA Firdaus Surya Pradana 1, Ali Husein A 2, Taufiqurrahman 2,Edy Satriyanto 2 1 Penulis,Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS-ITS 2 Dosen Pembimbing,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK ISSN: 1693-6930 109 ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK Balza Achmad 1, Anton Yudhana 2, Mardi Sugama 3 1 Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada e-mail: balzach@t-fisika.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32 PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32 Ditulis sebagai satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Diploma Tiga)

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada perancangan aplikasi sistem Monitoring Level Ketinggian Air dimana sistem ini menggunakan bahasa pemrograman arduino. Adapun dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN Pada bab IV pengujian alat dan pembahasan akan mengulas hasil pengamatan serta analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian dan alat. Rangkaian di analisis untuk

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt Adiyatma Ghazian Pratama¹, Ir. Nurussa adah, MT. 2, Mochammad Rif an, ST.,

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi jari animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara

Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara 1 Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara Dedi Selong Paputungan, Elia Kendek Allo, Sherwin R. U. A. Sompie, Janny O. Wuwung, Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,

Lebih terperinci

Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jurnal Elektro PENS www.jurnalpa.eepis-its.edu Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SODAR ULTRASONIK UNTUK MONITORING KONDISI RUANG DENGAN KOMUNIKASI NIRKABEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

DT-SENSE. UltraSonic Ranger (USR)

DT-SENSE. UltraSonic Ranger (USR) DT-SENSE UltraSonic Ranger (USR) Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. MCS-51 is a registered

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Teguh Wiguna 1, Achmad Hidayatno, ST, MT, Trias Andromeda, ST, MT Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 2.1 Blind Spot LANDASAN TEORI Blind spot merupakan adalah suatu kawasan yang berada di area sekitar kendaraan, dimana area tersebut adalah area yang tidak dapat ditangkap secara baik oleh spion kendaraan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Dipolma 3 Oleh : DEDDI

Lebih terperinci

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada sistem pringatan dini bahaya banjir, terdapat beberapa pengujian yang telah dilakukan yaitu pengujian terhadap sensor Ultrasonik SRF02, sensor pembaca kecepatan air,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik

Lebih terperinci

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD Dwi Putra Githa Dosen Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia Denpasar-Bali, Indonesia dwiputragitha@gmail.com Wayan Eddy

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI COVER...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang 31 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem yang di rancang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu bagian yang diletakkan terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci