Penerapan Fuzzy Logic di Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Fuzzy Logic di Masyarakat"

Transkripsi

1 Penerapan Fuzzy Logic di Masyarakat Penerapan Fuzzy Logic pada Sistem Pengontrolan Penanak Nasi (Rice Cooker) dengan FPGA Xilin Siti Halimah Baki dan Obed Adi Darma Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya Telp : Abstrak Penanak nasi (rice cooker) konvensional hanya menggunakan parameter suhu dalam proses penanakan nasi, sehingga sering didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Untuk itu dirancang suatu sistem pengontrolan penanak nasi dengan menggunakan parameter tambahan yaitu Kadar Air (moisture). Kedua parameter tersebut diolah dengan menggunakan Logika Fuzzy (Fuzzy Logic) untuk menghasilkan output sinyal PWM sebagai pengatur heater. Sistem pengontrolan tersebut diwujudkan dengan menggunakan teknologi Xilinx FPGA yang menggunakan bahasa pemrograman VHDL pada software Xilinx Foundation 2.1. Selain sistem Logika Fuzzy yang digunakan, pada Xilinx FPGA juga akan dirancang beberapa bagian yang mendukung proses Logika Fuzzy juga penampilan data untuk pengamatan jalannya proses serta pengontrolan panas rice cooker dan dengan memilih kadar air pada hasil penanakan yang diinginkan Kata kunci : Logika Fuzzy, FPGA Xilinx XS4010, VHDL 1. Pendahuluan Penerapan teknologi elektronika dalam bidang teknologi dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak dan meliputi hampir semua aspek kehidupan manusia modern, antara lain dalam peralatan penanak nasi. Pada sistem yang sudah ada seringkali terdapat kelemahan dan hasil yang kurang memuaskan karena hanya menggunakan parameter suhu. Dengan menambahkan paremeter kedua yaitu kadar air dan menggunakan logika Fuzzy yang diterapkan pada IC FPGA Xilinx diharapkan mampu memperbaiki kinerja sistem pengontrolan tersebut, sehingga mampu memperoleh hasil yang lebih memuaskan. Dengan menggunakan Logika Fuzzy sangatlah bermanfaat dalam berbagai sistem elektronika untuk masalah pengambilan keputusan, juga mempermudah dalam penggambaran karakteristik suatu sistem yang akan dikontrol. Penerapan logika fuzzy telah menyebar dalam berbagai bidang, antara lain adalah sistem pengontrolan penanak nasi. Untuk mendapatkan hasil penanak nasi yang memuaskan diperlukan suatu sistem pengontrol yang tepat dalam pengaturan panas yang diberikan selama proses penanakan berlangsung. Sehingga bisa dihasilkan nasi yang sesuai dengan keinginan, dalam hal ini kadar air pada nasi tersebut. Selain itu ditambahkan pula beberapa fasilitas yang akan memudahkan penggunaan penanak nasi, yaitu pengaturan waktu penanakan (timer) dan penentuan suhu penjagaan (keep warm temperature). 2. Prinsip Dasar 2.1 FPGA FPGA adalah sebuah IC Programmable Logic yang memiliki arsitektur seperti susunan

2 matriks sel-sel logika Yang dapat berhubungan satu sama lain melalui jalur-jalur I/O dengan menggunakan channel routing. Pada dasarnya IC FPGA keluaran Xilinx memiliki dua buah elemen konfigurasi utama, yaitu : CLB, berfungsi untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi logika yang akan dibuat. IOB, berfungsi sebagai blok interface dengan rangkaian di luar IC FPGA. Selain itu, terdapat pula tiga tipe rangkaian yang mendukung arsitektur IC FPGA Xilinx, yakni: Three State Buffer (TBUF), yang berfungsi sebagai pengatur jalur-jalur horizontal yang berhubungan dengan CLB. Wide Edge Decoder, yang ada pada setiap IOB dan berfungsi sebagai dekoder alamat yang memiliki banyak bit. On-chip Oscillator yang berfungsi menghasilkan sinyal clock dengan frekuensi tertentu. 2.2 Logika Fuzzy Pada pertengahan 1960, Prof Lotfi Zadeh dari University of California, Berkeley mengenali bahwa kondisi benar dan salah dari logika Boolean tidak memperhitungkan berbagai keadaan keabu-abuan yang terdapat dalam dunia yang sebenarnya. Tidak seperti pada logika Boolean yang hanya bernilai tunggal, pada logika Sebagai contoh adalah menentukan apakah suhu 80 F hangat ataukah panas? Pada logika Fuzzy dan dunia nyata, keduanya mungkin merupakan jawaban yang benar. Seperti yang dapat dilihat pada gambar bahwa 80 F sebagian termasuk hangat dan sebagian termasuk panas pada representasi fuzzy set. Pada fungsi keanggotaan konvensional memang terdapat adanya overlap antar sel, tetapi perpindahan antar sel terjadi sangat cepat, yaitu dari menjadi anggota suatu sel kemudian tidak menjadi anggota. Sementara itu pada fuzzy set, perpindahannya terjadi secara bertahap (gradual), sehingga suatu elemen dapat memiliki sebagian keanggotaan pada beberapa sel pada suatu saat yang bersamaan. Logika klasik yang menggunakan fungsi keanggotaan konvensional seperti pada gambar dibawah, suhu 79,9 F akan digolongkan sebagai hangat dan suhu 80,1 F sebagai panas. Perubahan yang kecil pada sistem dapat mengakibatkan reaksi yang sangat berbeda. Pada sistem yang menggunakan fuzzy set, perubahan suhu kecil yang terjadi akan menghasilkan reaksi yang lebih baik pada penampilan sistem.

3 Logika Fuzzy mampu menghilangkan berbagai ketidakpastian dengan memberikan nilainilai tertentu pada gradasi tersebut. Sebagai contohnya, suhu 80 F bernilai 0,6 jika digolongkan pada skala antara 0 sampai 1 untuk keanggotaan panas. Angka tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan penyelesaian yang pasti pada masalah yang akan dipecahkan. Meskipun namanya terdengar berlawanan, Logika Fuzzy (samar) menyediakan metode yang benar-benar tepat untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat. Untuk menghasilkan suatu penyelesaian yang tepat dari masalah tertentu dengan menggunakan Logika Fuzzy dilakukan beberapa langkah yaitu : Fuzzifikasi Rule Evaluation Defuzzifikasi Fuzzifikasi dan Membership Function Fuzzification (fuzzifikasi) adalah proses pertama dalam proses fuzzy yang melibatkan perubahan domain. Crisp Input ditransfornasikan menjadi fuzzy input. Misalnya crisp input 78 F untuk suhu udara diubah menjadi warm. Syarat utama untuk merubah crisp input menjadi fuzzy input adalah menentukan membership function untuk tiap input. Langkah yang dilakukan yaitu menentukan fuzzy label pada Universe of Discourse dari tiap crisp input, misalnya untuk suhu udara dibagi menjadi lima bagian (label) : cold, cool, normal, warm, hot. Setiap crisp input dapat mempunyai lebih dari satu fuzzy label, misalnya suhu 80 F dapat mempunyai fuzzy label warm dan hot. Secara umum, semakin banyak fuzzy label yang ditentukan maka resolusi sistem tersebut akan semakin tinggi sehingga menghasilkan sistem kontrol yang lebih halus. Kerugian dari penentuan fuzzy label yang banyak adalah pemakaian waktu perhitungan yang lebih lama dan juga akan menyebabkan sistem tersebut tidak stabil. Pada umumnya, banyaknya fuzzy label adalah bilangan ganjil seperti 3, 5,7, 9 tetapi bilangan-bilangan ini tidak mutlak. Selain itu, fuzzy set yang ditentukan sebaiknya seimbang dan simetris pada nol atau normalnya. Pada gambar diatas menunjukkan contoh pemberian angka pada lima fuzzy label yang menyatakan suhu udara dalam satuan Fahrenheit. Mendefinisikan crisp input dalam bentuk fuzzy akan membuat sistem mempunyai respon yang berubah secara gradual (bertahap) dan halus jika input berubah secara bertahap. Rule Evaluation Prosesor Fuzzy menggunakan rules untuk menentukan aksi kontrol apa yang akan muncul sebagai respon dari input yang diberikan pada sistem tersebut. Pada tahap ini, rules diberlakukan pada fuzzy input dan mengevaluasi tiap rule dengan input. Fuzzy rules biasanya berupa if-then statement yang menyatakan aksi yang akan dilakukan sebagai respon dari fuzzy input yang bervariasi. Metode Rule Evaluation yang digunakan disebut Min-Max Interference, karena metode ini mengambil nilai minimum dari antecendent untuk menentukan rule s strength dan mengambil nilai maksimum dari rule s strength tiap consequent untuk menentukan fuzzy output.

4 Defuzzifikasi Pada proses defuzzification (defuzzifikasi), seluruh output fuzzy yang signifikan (seperti waktu : long, medium, short ) akan dikombinasi menjadi sesuatu yang spesifik meliputi hasil untuk variabel output. Untuk memperpudah perhitungan digunakan rumus COG yang berlaku untuk membership function yang berbentuk triangular dan trapeziodal. Untuk membership function yang berbentuk singleton, rumusnya adalah : COG = Σ (fuzzy output i) x (position on x-axis) i Σ (fuzzy output i) i 3. Implementasi Perencanaan dan pembuatan alat terbagi menjadi dua bagian yaitu perencanaan perangkat keras (hardware) dan perencanaan modul FPGA yang dirancang dengan menggunakan software Xilinx Foindation 2.1I 3.1 Perencanaan Perangkat Keras Perangkat keras terdiri dari Modul akuisisi data menggunakan sensor suhu IC LM35, sensor kadar air dan rangkaian pengkondisi sinyal, Modul ADC menggunakan IC ADC 0809 keluaran dari National Semiconductor, modul display berupa LCD (Liquid Crystal Display) dan LED, modul Pulse Width Modulation (PWM), modul catu daya, dan board Xilinx XS-40, downloader serta beberapa buat keypad input Modul Akuisisi Data Modul akuisisi data terdiri dari sensor suhu IC LM35 keluaran National Semiconductor, sensor kadar air dan rangkaian pengkondisi sinyal yang berupa IC LM324. Untuk mendapatkan data mengenai suhu, digunakan sensor suhu derajat Celcius LM35. Sensor ini merupakan IC sensor suhu yang presisi, dimana tegangan keluarannya berbanding linier dengan suhu derajat Celcius. Sensor ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan tegangan keluaran sebesar 10 mv untuk seiap perubahan suhu 1 C. Sebagai contoh : jika suhu yang diterima sebesar 30 C maka tegangan keluaran dari LM35 adalah sebesar 300mV. Untuk mengetahui kadar air dari suatu bahan, dalam hal ini nasi digunakan metode perubahan resistansi dari bahan tersebut. Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda, air adalah satu bahan yang memiliki nilai resistansi yang cukup rendah sehingga dapat mengalirkan arus listrik. Hal ini yang akan digunakan untuk mendeteksi kadar air pada nasi, didapatkan bahwa semakin tinggi kadar airnya maka resistansinya semakin rendah dan sebaliknya jika kadar air semakin rendah maka resistansinya semakin tinggi. Rangkaian pengkondisi sinyal ini terdiri dari rangkaian voltage follower dan rangkaian differensial amplifier dengan menggunakan op-amp. Rangkaian voltage follower berfungsi sebagai penyangga atau matching impedance antara sensor LM35 dengan rangkaian sesdudahnya, sedangkan rangkaian differensial amplifier digunakan untuk menghilangkan tegangan dibawah 300mV (suhu 30 C) dan menguatkan tegangan

5 keluaran sehingga didapatkan tegangan maksimal sebesar 5V saat suhu udara 110 C Modul Analog to Digital Converter (ADC) ADC yang digunakan adalah ADC 0809 keluaran National Semiconductor. Gambar rangkaian dari ADC0809 : Modul Driver PWM Pengaturan panas dari heater dilakukan dengan mengatur tegangan yang diberikan, untuk itu digunakan rangkaian Pulse width Modulation (PWM). Dengan menggunakan duty cycle yang berbeda-beda, maka akan didapatkan daya keluaran yang berbeda-beda pula. Untuk memisahkan (isolasi) tegangan sumber dari controller, digunakan optoisolator MOC3021 dan sebagai swicthing digunakan Triac Modul Liquid Crystal Display (LCD) Modul display yang adalah sebuah LCD yang memiliki display 2 baris x 20 kolom. Dengan menggunakan data 8 bit paralel, LCD ini dapat dengan mudah diinterfacekan dengan mikrokontroller menggunakan level tegangan TTL, tetapi penggunaan dengan menggunakan level tegangan Xilinx sebesar 3,3 Volt masih dapat ditoleransi. Memiliki register data berisi karakter-karakter umum, dan juga penciptaan karakter baru. Tegangan suplai yang digunakan sebesar 5Volt Modul catu daya Untuk memberikan sumber tegangan bagi semua modul dan board Xilinx XS-40 diperlukan rangkaian catu daya. Sumber tegangan yang digunakan adalah +5Volt untuk sensor suhu, ADC, LCD dan Board XS-40, sedangkan untuk modul pengkondisi sinyal dan penggerak relay menggunakan tegangan sumber +12Volt Board Xilinx XS-40 Board XS-40 ini digunakan untuk mengimplementasikan modul-modul VHDL untuk paper ini. Komponen utama dari board ini adalah IC FPGA Xilinx XC4010XL PC84-3 sebagai pusat perencanaan desain FPGA, disamping itu terdapat pula IC TTL 74LS14, 1 buah 7 segment, serta regulator tegangan Downloader XESS-BOARD yang berisi IC Xilinx FPGA memerlukan serial PROM untuk mendownload bit stream konfigurasi, untuk penggunaan board dalam mode Stand Alone. Agar alat bisa berdiri sendiri tanpa bantuan komputer untuk men-download file bit stream ke XESS-BOARD, maka dirancang modul untuk men-download bit stream ke XESS- BOARD. Proses download bit stream secara serial lewat DB25 ke FPGA hanya memerlukan 3 pin. Pin yang digunakan yaitu PROG, CCLK, dan DIN. Digunakan mikrokontroler AT89C51 untuk proses kontrol dan paralel EPROM untuk menyimpan bit stream. Dipilih AT89C51 karena mempunyai flash EEPROM internal sebesar 4 Kbyte. Sehingga lebih dari cukup untuk membuat program kontrolnya. EPROM yang digunakan 27C512 dengan kapasitas maksimum 64 Kbyte, lebih dari cukup untuk menyimpan bit stream IC Xilinx FPGA XC4010XL.

6 3.2 Perencanaan Modul FPGA Modul-modul yang terdapat pada FPGA ini dibuat melalui software Xilinx Foundation v2.1. Secara garis besar terdapat 6 buah modul utama, yaitu modul akuisisi data (ADC), modul Fuzzy Controller, modul Kontrol Proses, modul Display Controller, modul driver PWM, serta Clock Generator Modul Akuisisi Data Modul akuisisi data ini berfungsi untuk mengambil data dari ADC 0809 yang berasal dari rangkaian input analog berupa sensor suhu dan kadar air untuk diproses selanjutnya di FPGA. Input data analog menggunakan channel 0 dan channel 1 dari ADC Modul Fuzzy Controller Fungsi dari modul Fuzzy Controller ini adalah sebagai pengatur tingkat panas heater dengan menggunakan logika fuzzy berdasarkan parameter suhu dan kadar air. Seperti telah dijelaskan sebelumnnya bahwa pada proses Logika Fuzzy dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu Fuzzifier, Rule Evaluation, dan Defuzzifier, serta sebuah macro untuk menyimpan data membership function Fuzzifier Fungsi dari Fuzzifier adalah mengubah nilai variabel-variabel input yang diterima menjadi fuzzy input yang selanjutnya akan diproses untuk menentukan output yang dikehendaki. Seperti telah disebut diatas bahwa variabel yang digunakan adalah delta suhu dan kecepatan perubahan suhu, maka terdapat dua Membership function yang digunakan untuk masing-masing variabel diatas. Fuzzifier ini dibuat dengan menggunakan HDL editor. Untuk menghasilkan membership degree dari variabel input, digunakan rumus sebagai berikut : Membership degree = FF [(input center) x slope] Dimana : Input = variabel input yang akan diproses Center = nilai tengah dari tiap label Slope = kemiringan dari tiap label (FF H/ width) Rule Evaluator Metode yang digunakan untuk proses rule evaluator adalah Min-Max Rule, yang berarti mencari nilai minimum dari tiap antecendence untuk kemudian dicari nilai maksimum dari semua consequent yang ada pada tiap rule Defuzzifier Untuk mendapatkan aksi yang diinginkan, yaitu level panas heater maka dibuat membership function untuk outputnya dengan metode Center of Gravity (COG) singleton Modul Kontrol Proses Modul Kontrol Proses adalah pusat pengaturan seluruh jalannya proses logika fuzzy. Modul ini mengatur pengambilan data dari ADC, menentukan variabel input, memilih

7 center, width, slope dan tipe membership function dengan memberikan alamat untuk pada Membership function data storage, juga melakukan pengaktifan sinyal-sinyal yang dibutuhkan dalam proses Rule Evaluator dan defuzzifier. Selain untuk proses fuzzy logic, macro ini juga akan menentukan proses penanakan dan penghangatan berdasarkan menu-menu yang telah dipilih melalui input key, pengaktifan timer yang telah diprogram malalui keypad. Modul Kontrol Proses ini berupa Finite State Machine yang terdiri dari 15 state Modul Display Controller Modul display controller berfungsi untuk menampilkan data-data pada proses penanakan dan menu yang dipilih Modul Driver PWM Sebagai aksi dari fuzzy controller adalah tingkat pemanasan, untuk itu kita perlu mengatur daya listrik heater. Dari hasil defuzzifikasi didapatkan tingkat pemanasan yang akan diubah ke bentuk pulsa PWM untuk menggerakkan Triac sebagai pengontrol daya. Jadi modul ini akan mengubah nilai keluaran tersebut menjadi gelombang kotak dengan duty cycle yang berubah-ubah sesuai dengan input dari defuzzifier Modul Clock Generator Modul Clock Generator ini berfungsi untuk memberikan Clock bagi setiap modul yang ada di dalam perancangan FPGA. Untuk memberikan clock tersebut kita gunakan komponen OSC4 yang ada pada library XC4010XL. 4. Prngujian dan Pengukuran Pengujian dilakukan pada rangkaian perangkat keras luar dan modul-modul FPGA dalam IC XC4010 XL. Untuk pengujian modul FPGA dilakukan dengan dua cara yaitu melalui simulasi untuk tiap modul dan melalui pengujian secara hardware. Sedangkan untuk rancangan perangkat keras luar dilakukan untuk modul sensor dan pengkondisi sinyal. Parameter-parameter dari sistem antara lain: Pengkondisi sinyal : differential amplifier, ADC 0809, Display LCD dan LED, Fuzzy Logic Controller : Dual input data 8-bit, Single output, Resolusi Fuzzy 8 bit, 8 Membership Function, 3 tipe Membership Function, 15 x 8 bit Rule dengan Min-Max system, Defuzzyfier dengan system Center of Gravity Singleton, Heater rice cooker 110V, 450 Watt. Tabel Hasil pengujian modul sensor kadar air Jumlah Air (cc) Nilai tegangan (V) , , ,2

8 5. Kesimpulan 1. Pada paper kali ini sistem terdiri atas sensor suhu dan kadar air, pengkondisi sinyal, ADC, display LCD, Fuzzy Logic Controller pada FPGA, driver PWM dan heater. 2. Paper ini terealisasi dengan memanfaatkan 361 CLB dari total 400 CLB (90 %), 34 pin dari total 61 I/O yang dimiliki oleh IC FPGA XC4010XL. 3. Dengan menggunakan fuzzy controller didapatkan aksi pengontrolan panas rice cooker yang lebih baik dan dapat memilih kadar air pada nasi yang diinginkan.

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia APLIKASI PENGENDALI SUHU RUANGAN DENGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER AVR-ATMEGA 328 Diyan Agung W. 1, Ir. Purwanto MT. 2, Ir.Bambang Siswojo MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 Oleh : PRIYO UTOMO NIM. 011903102002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy Benny Singgih Santoso 1,Hendik Eko Hadi Suharyanto 2, Renny Rakhmawati 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian... xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM Ardiyanto Happy Susilo, Ninik Purwati, I.G. Puja Astawa, Arna Fariza Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 Benny dan Nur Fauzi Soelaiman Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 03, No.2 (2015), hal ISSN : x

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 03, No.2 (2015), hal ISSN : x PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Tulus Pranata, [2] Beni Irawan, [3] Ilhamsyah [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC Richa Watiasih, Nurcholis 2,2 Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya richa@ubhara.ac.id, 2 cholis94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

Bab III Perancangan Sistem

Bab III Perancangan Sistem Bab III Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem kendali motor DC ini, terlebih dahulu dilakukan analisis bagian-bagian apa saja yang diperlukan baik hardware maupun software kemudian dirancang bagian-perbagian,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Perancangan Secara umum prinsip kerja dari sistem pengontrolan suhu inkubator telur adalah sebagai berikut : 1. Dibagian inputan terdapat sensor SHT11 yang berguna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

Pengendali Intensitas Lampu Ruangan Berbasis Arduino UNO Menggunakan Metode Fuzzy Logic

Pengendali Intensitas Lampu Ruangan Berbasis Arduino UNO Menggunakan Metode Fuzzy Logic Pengendali Intensitas Lampu Ruangan Berbasis Arduino UNO Menggunakan Metode Fuzzy Logic Abstrak Ganjar Turesna, Zulkarnain, Hermawan Teknik Elektro Universitas Langlang Buana Untuk dapat mengenali objek

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING Oleh Fitri Adi Iskandarianto, ST, MT Andi Rahmadiansah, ST. MT Lab ab.. Workshop Instrumentasi D3-Teknik Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Program Studi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Program Studi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 Sistem Pengatur Suhu Pada Whirlpool Dengan Fuzzy Logic Berbasiskan Mikrokontroler

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan 4.1.1 Basis Pengetahuan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan adalah hal yang paling

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy 275 Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy Rizka Vionita *), Zaini **), Derisma ***) * *** Sistem Komputer Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51. TERMOMETER 8 KANAL Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta Telp 02-563029, Fax 02-5638,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN16 - How 2 Use DT-51 PetraFuz oleh: Tim IE & Igit Purwahyudi (Universitas Widya Mandala) Banyak sekali sistem kontrol pada saat ini yang menginginkan output yang mempunyai ketelitian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Robot Istilah robot berasal dari kata robota (bahasa Czech) yang berarti kerja. Kamus besar Webster memberikan definisi mengenai robot, yaitu sebuah peralatan otomatis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : GEDE PANCA SETIAWAN 0605031054 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan

Lebih terperinci

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi Saat ini telah beredar beberapa mikrokontroler yang sudah bulitin ADC ( analog to digital ) salah satunya adalah R5F21134 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter Missa Lamsani Hal 1 Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM SUHU DAN MOTOR DC DENGAN VISUAL BASIC

IMPLEMENTASI RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM SUHU DAN MOTOR DC DENGAN VISUAL BASIC Implementasi Rancang Bangun Modul Praktikum Suhu...Arief Mardiyanto dan M. Ikhsan IMPLEMENTASI RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM SUHU DAN MOTOR DC DENGAN VISUAL BASIC Arief Mardiyanto 1 dan M. Ihsan 2 1 Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci