BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI
|
|
- Yandi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI P ersepsi wisatawan terhadap keunikan gereja Katolik di Palasari dihubungkan dengan teory The Tourist Qualities of Destination dari Burkart dan Medlik. Menurutnya ada 4 variabel untuk melihat persepsi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata, yaitu atraksi-atraksi, aksesibilities, amenities (fasilitasfasilitas), dan organisasi wisatawan (pengelola). Keempat persepsi (variebel) tersebut lebih rinci diuraikan di bawah ini. 9.1 Persepsi Terhadap Atraksi Wisata Atraksi yang terdapat di Desa Palasari meliputi beberapa variabel di antaranya arsiktektur, pemandangan alam, seni dan budaya, adat istiadat, spiritual dan fotografi. Adapun data yang diperoleh mengenai persepsi wisatawan terhadap keunikan gereja Palasari dapat dilihat pada di bawah ini. 129
2 130 Tabel 9.1 Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi di Palasari Atraksi Sangat (5) (4) Cuku (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) Rata-rata Krite Ria Jml (org) Skor Jml (org) Skor Jml Skor Jl m Skor Jml Skor Arsitektur /30 = 4,2 Sangat Pemandangan Alam Seni dan Budaya /30 = 3, /30 = 4,6 Sangat Adat istiadat /30 = 4,1 Spiritual /30 = 4,3 Fotografi /30 = 3,8 Sangat Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
3 Dari hasil pengolahan data penelitian yang dipaparkan pada di atas dengan menggunakan konversi Skala Likert, maka dapat diketahui bahwa dari variabel atraksi-atraksi yang ada di Desa Palasari indikator Seni dan Budaya memperoleh penilaian persepsi sangat baik (skor 4,6), selanjutnya indikator spiritual memperoleh penilaian persepsi sangat baik (skor 4,3), dan indikator arsitektur memperoleh penilaian sangat baik (skor 4,2), Berikutnya indikatorindikator yang mendapat penilaian persepsi baik secara berurutan dari skor terbesar adalah indikator adat istiadat (skor 4,1), kemudian pemandangan alam (skor 3,9), serta indikator fotografi yang memperoleh penilaian persepsi baik (skor 3,8). Berdasarkanpenjelasandiatasdapatdisimpulkan bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Desa Palasari memiliki persepsi yang sangat baik terhadap seni dan budaya Bali yang masih dilestarikan serta mengakar pada anggota masyarakatnya. Daerah ini memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di kawasan tersebut. Ditambah lagi keunikan arsitektur gedung gereja sebagai hasil perpaduan ghotik dan Bali. Dengan demikian, setiap wisatawan memiliki persepsi yang baik karena memiliki adat istiadat yang unik serta pemandangan alam yang eksotik. 131
4 9.2 Persepsi Terhadap Aksesibilitas Variabel berikutnya menurut teori The Tourist Qualities of Destination dari Burkart dan Medlik adalah aksesibilitas. Aksesibilitas yang dimaksudkan yaitu alat transportasi dan komunikasi yang memungkinkan sebuah destinasi mudah dijangkau oleh wisatawan. Adapun persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas di Desa Palasari sebagai daya tarik wisata selama ini dapat dilihat pada tabel 9.2 Hasil pengolahan data penelitian yang dipaparkan pada di atas dengan menggunakan konversi data melalui skala likert, maka dapat diketahui bahwa dari katagori aksesibilitas Desa Palasari, indikator Lokasi Objek mendapatkan penilaian persepsi sangat baik dengan skor sebesar 4,4, indikator jarak penyeberangan Gilimanuk dan kondisi jalan menuju lokasi mendapatkan penilaian persepsi baik dari para responden dengan jumlah skor masing-masing sebesar 4,1 dan indikator transportasi menuju lokasi mendapat penilaian persepsi baik dengan jumlah skor 3,9. Berdasarkan data pada tebel di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi wisatawan terhadap lokasi wisata di Desa Palasari sangat baik karena mudah dijangkau kurang lebih 20 menit dari penyeberangan Gilimanuk. 132
5 133 Tabel 9.2 Persepsi Wisatawan Terhadap Aksesibilitas Palasari Atraksiatraksi Sangat (5) (4) Cukup (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) Rata-rata Kriteria jlm Skor Jlm Skor Jml Skor Jml Skor Jml Skor Lokasi Objek /304,4 Sangat Jarak dari penyeberangan Gilimanuk Kondisi jalan menuju lokasi Transportasi menuju lokasi /30 4, /30 4, /30 3,9 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
6 Persepsi wisatawan terhadap keberadaan daya tarik wisata spiritual di Palasari sangat baik. Mereka tertarik dengan seni dan budaya Bali yang masih dilestarikan serta mengakar pada masyarakatnya. 9.3 PersepsiWisatawanTerhadapAmenitas/ Fasilitas Variabel amenitas/fasilitas merupakan variabel yang ketiga menurut teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik. Amenitas yang dimaksudkan adalah fasilitas-fasilitas yang tersedia pada destinasi yang mencakup akomodasi, cattering, hiburan, transportasi, dan alat komunikasi. Fasilitas ini berfungsi bagi setiap wisatawan selama berada di kawasan wisata tersebut. Dengan adanya fasilitas ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan suatu daya tarik wisata seperti restaurant, pasar oleh- oleh, dan hotel-hotel atau penginapan-penginapan yang dibangun di sekitarnya. Apabila suatu kawasan wisata tidak dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan maka destinasi tersebut akan susah berkembang. Persepsi wisatawan terhadap amenitas/fasilitas yang terdapat di Desa Palasari dapat pada tabel di bawah ini. 134
7 135 Tabel 9.3 Persepsi Wisatawan Terhadap Amenitas di Palasari Amenitas / fasilitas Sangat (5) (4) Cukup (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) Rata-rata Kriteria Jml Skor Jml Skor Jml Skor Jml Skor Jml Skor Hotel /30 3,2 Cukup Pasar oleh oleh /30 3,8 Restaurant /30 3,8 Area Parkir /30 3,8 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
8 Dari hasil pengolahan data penelitian yang dipaparkan dengan menggunakan skala Likert, maka dapat diketahui bahwa dari variabel amenitas/fasilitas yang ada di Desa Palasari mendapat penilaian persepsi baik secara berurutan dengan skor 3,8 yaitu indikator pasar oleh-oleh, indikator restaurant dengan skor 3,8 yang juga mendapat penilaian persepsi baik. Selanjutnya area parkir yang mendapatkan skor yang sama yaitu 3,8 sedangkan yang mendapatkan skor terendah yaitu 3,2 adalah indikator hotel dengan penilian cukup. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi wisatawan terhadap fasilitas pendukung pariwisata yang ada di Desa Palasari sudah baik kecuali fasilitas hotel masih masih dianggap cukup dan perlu ditingkatkan lagi. 9.4 Persepsi Wisatawan Terhadap Organisasi Variabel keempat menurut teori The Tourist Qualities of A Destination dari Burkart dan Medlik yaitu organisasi kepariwisataan. Organisasi ini antara lain pihak pemerintah, desa adat Palasari, dan ketua paroki Gereja Katolik Palasari. Sebuah destinasi wisata harus memiliki sebuah organisasi kepariwisataan yang teratur, sehingga mampu menyediakan kerangka kerja yang maksimal bagi perkembangan destinasi wisata. 136
9 Terwujudnya sinergi antara atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan organisasi kepariwisataan merupakan kunci kesuksesan dari sebuah destinasi pariwisata. Organisasi ini bertugas untuk mengembangkan produk wisata serta mempromosikannya ke pasar-pasar wisatawan sehingga meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata tersebut. Pihak desa adat Palasari dan ketua paroki gereja Palasari memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaku utama dalam pengelolaan aktivitas seni budaya serta berbagai atraksi yang ditawarkan kepada wisatawan. Masyarakat setempat juga berperan penting dalam mengembangkan Desa Palasari sebagai daya tarik wisata dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, keramahan kepada pengunjung, dan pelestarian seni budaya. Semua pihak ini harus bersinergi dalam mengembangkan Palasari sebagai daya tarik wisata. Adapun persepsi wisatawan terhadap pengelola kawasan desa ini terlihat pada tabel di sini. 137
10 138 Organ- isasi Kepariwisataan/ Pengelolaa Tabel 9.4 Persepsi Wisatawan Terhadap Organisasi Kepariwisataan di Palasari Sangat (5) (4) Cukup (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) Jml Skor Jml Skor Jml Skor Jml Skor Jml Skor Total Skor Promosi /30 3,3 Kebersihan /30 4,0 Keamanan /30 4,1 Nilai Cukup Informasi untuk wisatawan /30 3,3 Cukup Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014
11 Dari hasil pengolahan data pada tabel di atas menunjukkan organisasi kepariwisataan/pengelola kawasan Desa Palasari dipersepsikan oleh wisatawan dalam kategori baik. Indikator penilaian persepsi baik ini yaitu indikator keamanan dengan skor 4,1 dan indikator kebersihan memperoleh penilaian baik dengan skor 4,0 untuk indikator yang memperoleh penilaian cukup dari para wisatawan adalah indikator promosi dengan skor 3,3 diikuti indikator informasi untuk wisatawan yang juga mendapat penilaian cukup dengan skor 3,3. Oleh sebab itu, persepsi wisatawan yang berkunjung ke Desa Palasari sudah baik dalam aspek kebersihan dan keamanan, tetapi aspek promosi dan informasi masih kurang baik sehingga harus mendapat perharian secara serius dari organisasi tersebut. Berdasarkan teori The Tourist Qualities of Destination dari Burkart dan Medlik menunjukkan bahwa sinergi dari keempat variabel di atas yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas (fasilitas), dan organisasi kepariwisataan/pengelola merupakan kunci kesuksesan dari sebuah destinasi pariwisata. Hendaknya keempat kategori yang menjadi kekuatan Desa Palasari ini dapat tetap memperoleh persepsi yang sangat baik dari setiap wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Assael (Suradnya dkk, 2002: 2); Robbins dan Judge (2008: 175) bahwa 139
12 persepsi seseorang tergantung pada masing-masing individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus yang mempengaruhi inderanya ke dalam gambaran yang nyata. Demikian pula persepsi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Desa Palasari memiliki persepsi yang berbeda-beda. Persepsi mereka sangat berbeda-beda meskipun disuguhi objek atau stimulus yang sama. Salah satu contoh persepsi dari seorang wisatawan asal Jerman bernama Ms.Vanessa Dalton tentang atraksi yang paling disukainya mengatakan: The arsitecture of Khatolic church is very unique and it s good for me because my hobby is fotografi (Arsitektur gereja Katolik di Palasari sangat unik pas dengan hobbynya yang suka fotografi). Sementara Ibu Dhian Sri Lestari dari Surabaya berpendapat: Kalo saya kurang begitu suka fotografi, saya lebih suka berwisata rohani dengan ikut misa di gereja dan berdoa di Goa Maria. Ibu Dhian Sri Lestari di atas lebih tertarik mengunjungi Desa Palasari karena ingin mengikuti misa di gereja dan berdoa di Goa Maria. Menurut Schiffman-Kanuk (Widjaja, 2009: 32) perbedaan persepsi semacam ini disebabkan oleh berbagai hal seperti pengalaman masa lalu dari individu tersebut. 140
13 Selain faktor pengalaman masa lalu, persepsi setiap wisatawan bisa berbeda karena dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor ekternal yang mempengaruhi persepsi terdiri dari concreteness, novelty, velocity, dan conditional stimuli. Concreteness berupa wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan secara objektif, seperti pemahaman tentang budaya yang sulit bila dibandingkan secara obyektif. Budaya tradisional Bali yang tercermin pada aktivitas sehari-hari masyarakat Desa Palasari menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga memperoleh persepsi yang sangat baik. Novelty atau hal yang baru biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dari hal yang lama. Velocity atau percepatan dimana memunculkan stimulasi persepsi yang lebih efektif. Sesuatu yang baru seperti gereja dengan arsitektur yang unik yaitu perpaduan arsitektur Belanda dan Bali sertqa dekorasinya kental dengan sentuhan budaya Bali. Kondisi inilah yang dipersepsikan dengan sangat baik oleh beberapa pengunjung karena unik dan Budaya tradisional Bali yang tercermin pada aktivitas sehari-hari masyarakat Desa Palasari menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan, sehingga memperoleh persepsi yang sangat baik sampai saat ini. 141
14 Setiap wisatawan yang berwisata di Palasari disuguhkan berbagai macam kepuasaan, baik kepuasan jasmani maupun kepuasan spiritual atau rohani yang tidak ada di lokasi wisata yang lain di Indonesia. menarik serta berbeda dengan konsep gedung pereja pada umumnya. Sementara faktor internal dipengaruhi terbentuknya persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata di Palasari. Faktor internal itu terdiri dari motivation, interest, needs, dan assumptions. Motivasi wisatawan mengunjungi Desa Palasari didorong oleh motivasi fisik (physical motivators) seperti istirahat fisik (relaksasi), kenyamanan, bersantai, dan sebagainya. Wisatawan memberikan interest yaitu minat atau ketertarikan terhadap seni dan budaya yang terdapat di Desa Palasari. Oleh sebab itu, faktor needs atau kebutuhan merupakan faktor pembentuk persepsi yang cukup kuat karena wisatawan memiliki kebutuhan secara fisik maupun rohani. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi kunjungan wisatawan sebanyak 2 sampai 5 kali atau lebih. Secara keseluruhan persepsi wisatawan yang pernah berkunjung ke kawasan wisata Palasari menunjukkan penilaian yang positif. Akan tetapi, ada 142
15 beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat maupun pengelola objek wisata ini yaitu penataan objek wisata dan kebersihan toilet khususnya di kawasan bendungan Palasari. Kondisi ini dibenarkan oleh Bapak Kuswantoro dari Surabaya yang mengatakan: Tempat ini memang cukup bagus, tapi sayangnya kurang ditata baik, agak kotor banyak sampah-sampah plastik juga toiletnya kurang dirawat dengan baik. Dengan demikian, pihak pengelola perlu melakukan penataan dan perawatan serta memperhatikan kebersihan kawasan wisata Palasari, sehingga setiap wisatawan merasa nyaman ketika berkunjung ke daerah ini. Motivasi wisatawan yang berkunjung ke Desa Palasari selama ini untuk memenuhi kebutuhan (needs) mereka. Para pengunjung merasakan pengalaman pribadi yang dipersepsikan dengan baik, sehingga mendorong mereka untuk kembali mengunjungi kawasan tersebut. Kendati demikian, masih banyak hal yang perlu dikembangkan dan diperbaiki pada kawasan wisatawa Palasari ini. 143
16 144
BAB III TEORI PARIWISATA DAN RELEVANSINYA
BAB III TEORI PARIWISATA DAN RELEVANSINYA D alam mengembangkan suatu daerah menjadi tempat wisata tentu saja diperlukan beberapa teori dasar untuk membedah persoalan yang ada di wilayah tersebut. Secara
Lebih terperinciBAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI
BAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI 8.1 Dasar Motivasi Wisatawan M otivasi merupakan hal yang paling mendasar dalam mempelajari pariwisata maupun wisatawan. Motivasi merupakan trigger dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai co-creation experience terhadap kota kreatif sebagai destinasi pariwisata serta dampaknya pada revisit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh experiental marketing terhadap intensi berkunjung
Lebih terperinci2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciJOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata
JOKO PRAYITNO Kementerian Pariwisata " Tren Internasional menunjukkan bahwa desa wisata menjadi konsep yang semakin luas dan bahwa kebutuhan dan harapan dari permintaan domestik dan internasional menjadi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata
BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten
Lebih terperinciBAB II PERKEMBANGAN PARIWISATA DI INDONESIA
BAB II PERKEMBANGAN PARIWISATA DI INDONESIA 2.1 Penelitian Pariwisata P ariwisata merupakan pilar pembangunan nasional. Dengan adanya sektor pariwisata di Indonesia mampu membantu pemerintah dalam meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu bagian dari lokomotif ekonomi Negara Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas. Beragam potensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verikatif atribut produk pariwisata galeri pengaruhnya terhadap
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL
BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya
Lebih terperincitersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan
Lebih terperinciBAB VI PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI
BAB VI PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI 6.1 Kondisi Geografis Palasari D esa Palasari terletak di ujung barat Pulau Bali, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Jaraknya sekitar 20 menit dari pelabuhan penyeberangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut dikompilasi berdasarkan
Lebih terperinci2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB.II. LANDASAN KONSEP DAN TEORI. karya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil-hasil penelitian tersebut akan dijadikan sebagai
BAB.II. LANDASAN KONSEP DAN TEORI 2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil-hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciKONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK
KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK 1. Latar Belakang Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap beberapa isu dan kecenderungan global seperti: Pelestarian alam dan lingkungan Perlindungan terhadap hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
4 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sudah menjadi sebuah industri jasa yang memberikan pengaruh pada aspek lain dalam kehidupan. Dampak dampak yang muncul dari kegiatan wisata bisa bermanfaat
Lebih terperinciKAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Pacitan merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada di Pacitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan memiliki peran yang penting, maka hendaknya perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena kunci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi salah satu sektor pembangunan yang terus digalakkan dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Di Indonesia sektor pariwisata telah menjadi komoditas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam agama seperti agama islam,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah menganalisis hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu : Sebagai suatu bentuk struktur dari kegiatan pariwisata, desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki begitu banyak potensi pariwisata sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia. Hanya saja, dari wisatawan mancanegara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciBAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1. Simpulan Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Potensi- potensi daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budaya masing-masing daerah atau desa di Bali yang mayoritas pemeluk Agama Hindu. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau
177 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pembahasan penelitian seperti telah diuraikan pada Bab V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau rekomendasi, sebagai
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari hasil pengukuran Custumer Satisfaction Index (CSI) Wisata Rohani
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dibahas sebelumnya, pada penelitian ini peneneliti menyimpulan: 1. Dari hasil pengukuran Custumer Satisfaction Index (CSI)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Rawabogo mengenai partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisaya maka dapat di tarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perancangan Seiring perkembangan manusia yang semakin pesat, maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia menjadi bertambah dan bervariasi. Terlebih lagi di industri
Lebih terperinciDEFINISI- DEFINISI A-1
DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Kerangka Pemikiran...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv v vii viii x xi BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan
BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan melakukan review dan menyimpulkan semua hal terkait dengan hasil jawaban dari 50 responden yang diteliti terkait penilaian responden terhadap atribut pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada
Lebih terperinciTabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kota Bandung merupakan kota pariwisata di Indonesia karena kota Bandung sudah menjadi tujuan wisata para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. Ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata berbeda satu dengan yang lainnya. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri dari berbagai suku, tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi dan adat istiadat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap kualitas pelayanan fasilitas wisata pantai Tanjung Kelayang, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG
BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara service
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara service quality
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak dalam bidang jasa yang sampai saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia. Khususnya di negara Indonesia,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D
TUGAS AKHIR PERBAIKAN LAYANAN PENGUNJUNG PADA OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG (TSTJ) SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG
BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 32 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 32 TAHUN 2010 TENTANG KAMPUNG BUDAYA GERBANG KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR..iii UCAPAN TERIMA KASIH iv DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL....vii DAFTAR GAMBAR...xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....1 B. Rumusan Masalah.. 5 C. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku wisatawan merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh individu, kelompok atau organisasi. Serangkaian tindakan tersebut terdiri dari input, proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata dunia dapat dilihat dari perkembangan kedatangan wisatawan yang terjadi pada antarbenua di dunia. Benua Asia mempunyai kunjungan wisatawan yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu untuk mengetahui persepsi konsumen tentang wisata halal dan pengaruhnya terhadap intensi berkunjung di Sumatera
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat menginap sementara lainnya) akan disebut daerah tujuan wisata apabila ia memiliki atraksi-atraksi yang
Lebih terperinciBAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah
BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab
106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata selama ini terbukti menghasilkan berbagai keuntungan secara ekonomi. Namun bentuk pariwisata yang menghasilkan wisatawan massal telah menimbulkan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan bangsa yang dapat meningkatkan perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjadi destinasi pariwisata favorit di Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor pariwisata sangat
Lebih terperinciDESA BUDAYA KERTALANGU SEBAGAI USAHA DAYA TARIK WISATA DI KOTA DENPASAR ABSTRAK
DESA BUDAYA KERTALANGU SEBAGAI USAHA DAYA TARIK WISATA DI KOTA DENPASAR ABSTRAK Kepariwisataan di Bali khususnya, telah memberikan pengaruh nyata yang besar terhadap perekonomian regional. Sektor pariwisata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai Motivasi dan Perilaku perjalanan wisata berdasarkan Karakteristik sosio demografi Wisnus dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat kebutuhan manusia akan wisata kian berkembang dan menjadi lebih mudah orang-orang melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Dengan berwisata diharapkan dapat memberikan suasana baru dengan cara menyegarkan pikiran dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata Indonesia merupakan salah satu industri penting yang ada di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berwisata saat ini telah mejadi kebutuhan semua orang ditengah rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih sekolah, dan juga yang sudah berkeluarga
Lebih terperinci