BAB VI PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI"

Transkripsi

1 BAB VI PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI 6.1 Kondisi Geografis Palasari D esa Palasari terletak di ujung barat Pulau Bali, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Jaraknya sekitar 20 menit dari pelabuhan penyeberangan Gilimanuk. Secara geografis Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk maupun ke luar Pulau Bali melalui pelabuhan tersebut. Kawasan Desa Palasari sebagian besar areal perbukitan yang memiliki struktur tanah yang sangat subur. Sementara dataran rendahnya sangat potensial untuk persawahan karena memiliki sumber air yang berasal dari Bendungan Palasari. Pada bagian tanah perbukitan dikembangkan menjadi lahan perkebunan dengan tanaman kelapa, pisang, coklat, berbagai jenis buah-buahan tropis, vanili, dan lain-lain. 81

2 Gambar 6.1 Lokasi Desa Palasari, Kabupaten Jembrana Luas Desa Palasari secara keseluruhan sekitar Ha. Adapun rincian penggunaan lahannya adalah perumahan dan pekarangan seluas 97,70 Ha, persawahan seluas 5,00 Ha, perkebunan seluas 152,59 Ha, bangunan umum 6,51 Ha, dan lain-lain 17,20 Ha. Dengan pemanfaatan lahan seperti ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Palasari memiliki potensi ekonomi di berbagai sektor seperti perkebunan, pertanian, peternakan, dan lain-lain. 82

3 6.2 Demografis Palasari Jumlah penduduk Desa Palasari tahun 2014 sebanyak jiwa. Dilihat dari komposisi jenis kelamin maka penduduk perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan laki-laki. Penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 738 jiwa dan penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 621 jiwa. Jumlah penduduk usia produktif rata-rata berumur antara tahun dengan jumlah 425 jiwa. Sementara penduduk yang non produktif mulai dari umur tahun dan umur tahun berjumlah sekitar 934 jiwa. Komposisi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin-Usia No Jenis Kelamin dan Usia Penduduk (Jiwa) Persentase (%) 1 Perempuan 738 0,543 2 Laki-laki 621 0,456 3 Usia Produktif 425 0,312 4 Usia Non Produktif 934 0,687 Sumber: Pendataan Desa Palasari

4 Mata pencarian penduduk Desa Palasari cukup bervariasi, yaitu: petani sebanyak 642 orang, pegawai swasta sebanyak 138 orang, pegawai negeri sipil sebanyak 182 orang. Mata pencaharian yang lain adalah pedagang sebanyak 119 orang, peternak sebanyak 98 orang, bekerja di bidang medis seperti dokter sebanyak 6 orang, bidan sebanyak 76 orang, perawat sebanyak 83 orang, dan sisanya bekerja sebagai romo/pastor 15 orang. Secara lengkap mata pencarian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No Tabel 6.2 Komposisi Penduduk Desa Palasari Menurut Mata Pencaharian Penduduk Menurut Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Petani 642 0,472 2 Pegawai Swasta 138 0,101 3 PNS 182 0,133 4 Pedagang 119 0,087 5 Peternak 98 0,072 7 Dokter 6 0,004 8 Bidan 76 0,055 9 Perawat 83 0,061 9 Pastor 15 0,011 Sumber: Pendataan Desa Palasari

5 6.3 Sejarah Palasari Pada tanggal 15 September 1940, Pastor Simon Buis, SVD bersama dengan 18 orang kepala keluarga dari Tuka, 6 kepala keluarga dari Gumbrih, dan ditambah satu orang pimpinan rohani berangkat menuju daerah transmigrasi di Bali Barat. Alasan mereka transmigrasi ke Bali Barat karena motivasi untuk memperoleh ketenangan serta berusaha mendapatkan kepastian hidup setelah manjadi penganut agama Katolik. Apalagi mereka pada umumnya hidup dalam berbagai kesulitan ekonomi maupun hubungan sosial di desa asalnya. Melalui kepemimpinan dari Pastor Simon Buis, mereka ingin memiliki masa depan yang lebih baik serta kelangsungan generasinya ke depan. Selain itu juga didorong oleh kemauan untuk membebaskan diri dari himpitan kehidupan ekonomi karena sebagian besar masyarakatnya sebagai petani penggarap yang miskin dan melarat. Oleh sebab itu, Pastor Simon sebagai gembala dan sekaligus pencetus ide masyarakat Katolik dengan wajah khas Bali di Palasari-Bali. Umat Katolik pindah ke Palasari merupakan sebuah ujian iman dan pengorbanan yang besar. Mereka berkeinginan untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak cucunya ke depan. Mereka merasakan bahwa untuk bisa tumbuh dan berkembang perlu tempat yang lebih tenang dan subur. Mereka ingin mempunyai tanah garapan sendiri sebagai 85

6 tumpuan mata pencaharian dan sumber kehidupannya. Dampak dari transmigrasi ke Palasari inilah yang memungkinkan perkembangan agama Katolik di Pulau Bali sampai sekarang ini. Berdasarkan penuturan pelaku sejarah berdirinya Desa Palasari menjelaskan bahwa selama tiga hari proses pemberangkatan anggota transmigrasi tersebut. Pada awalnya mereka mendiami kawasan hutan Pangkung Sente yang banyak ditumbuhi hutan lebat serta pepohonan yang menjulang tinggi. Setelah melalui upacara dan doa, pekerjaan yang bersejarah inipun dimulai dengan menggarap hutan lebat serta pohon-pohon besar ini dengan mengandalkan kapak. Dalam proses mengubah hutan lebat menjadi pemukiman dan lahan pertanian, anggota masyarakat ini mengalami berbagai kesulitan serta pergumulan hidup. Dengan adanya penderitaan ini, maka mereka mulai tergoda untuk kembali ke kampung asalnya yang masih indah. Kondisi inilah yang membuat mereka mengalami perpecahan dan perbedaan pendapat selama mengerjakan hutan lebat tersebut. Akibat perpecahan ini maka sekitar 18 orang di antara mereka melarikan diri tanpa permisi pada pimpinan rohani pada saat itu. Hanya 6 orang yang tetap bertahan serta bertekad untuk meneruskan pembongkaran hutan tersebut dengan harapan bisa memperoleh masa depan yang lebih baik. Keenam orang ini dijuluki sebagai 86

7 sisa kecil yang tangguh dan setia, perjuangan yang gigih dengan penuh pengorbanan. Pengorbanan serta kesetiaan mereka dalam menjalani ujian iman ini membuat kawasan angker dan hutan yang lebat menjadi pemukiman indah dengan nama Palasari sampai hari ini. Sejarah munculnya Palasari merupakan hasil inspirasi dari Pastur Simon Buis ketika melihat banyaknya pohon pala yang tumbuh subur di hutan tersebut. Nama Palasari merupakan bagian dari vegetasi alam yang ada di sekitar masyarakat. Secara filosofis, I Gusti Kompiang Djiwa (alm) memberikan arti dari kata Palasari yaitu palas berarti berpisah dan sari berarti inti. Kedua istilah ini mengandung makna sebagai sisa kecil yang setia. Bahkan Raja Buleleng bernama Anak Agung Panji Tisna yang merupakan sahabat Pastor Simon Buis memberi makna dari arti Palasari yang terdiri dari dari kata pahala dan sari. Istilah Palasari merupakan hasil inspirasi dari Pastur Simon Buis ketika melihat pohon pala yang tumbuh subur di daerah tersebut. I Gusti Kompiang Djiwa (alm) memberikan arti dari kata Palasari yaitu palas berarti berpisah dan sari berarti inti. Jadi, Palasari berarti sisa kecil yang setia. Raja Buleleng bernama Anak Agung Panji Tisna memberi makna Palasari yaitu pahala dan sari. 87

8 Setelah mengalami perkembangan beberapa tahun kemudian maka banyak anggota masyarakat yang berdatangan untuk mendiami kawasan Palasari tersebut. Semakin hari penduduknya bertambah banyak, sehingga Pastor Simon memohon tambahan lahan baru seluas 200 Ha kepada tuan Kontrolir dan Anak Agung (Raja Negara) pada saat itu. Permohonan ini pun dikabulkan sehingga kawasan Palasari semakin luas sebagaimana terlihat saat ini. Kendati sudah memiliki lahan yang luas dan pemukiman yang baik, namun perjuangan Pastor Simon Buis tidak berhenti di situ. Pemimpin spiritual ini terus berjuang untuk membangun Palasari dengan Model Dorf yaitu desa berbudaya Bali namun tetap bernuansa Katolik. Pada tahun 1955 bukit di sebelah timur desa diratakan yang kemudian dibangunlah sebuah gereja dengan arsitektur Bali. Kerjasama yang baik terbangun di antara para tokoh-tokoh masyarakat, seperti Mr. Ignatius dari Belanda dan Gusti Rai S. dari Bali yang merancang pembangunan gedung gereja, sedangkan Mr. Hermens yang mengusahakan dananya. Gereja ini terletak di atas bukit yang dikelilingi oleh tembok yang disebut jaba gereja. Beranda depan gereja dibangun sebuah patung yang tinggi yaitu patung Hati Kudus Yesus sebagai simbol dari Paroki Palasari. Gereja Palasari ini diresmikan oleh Pastor Simon Bois pada tanggal 13 Desember 1958, sehingga 88

9 Mayoritas penduduk Desa Palasari beragama Katolik, namun ketika mereka melaksanakan upacara agama tetap menggunakan tradisi dan adat istiadat Bali. Kearifan lokal inilah yang membuat daerah Palasari semakin terkenal dan menjadi destinasi wisata spiritual karena memiliki 3 daya tarik wisata, yaitu gedung gereja berarsitektur Bali dan Eropa, Goa Maria, serta Bendungan Palasari. gereja ini merupakan cikal bakal perkembangan agama Katolik pertama di daerah Bali Barat. Mayoritas penduduk asli Desa Palasari menganut agama Katolik. Kendati mereka beragama Katolik, namun pada saat melaksanakan upacara agama tetap menggunakan tradisi dan adat istiadat Bali. Dengan tetap memegang kearifan lokal tersebut, maka daerah Palasari memiliki 3 (tiga) daya tarik wisata atau pariwisata spiritual yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, yaitu: Gereja Hati Kudus Yesus, Gua Maria, dan Bendungan Palasari. 6.4 Daya Tarik Wisata Palasari Wisatawan yang sering berkunjung ke kawasan wisata Palasari berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2014 sangat bervariasi. Keanekaragaman ini dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, tingkat usia, 89

10 pekerjaan, daerah asal, dan frekuensi kunjungan. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengujungi daerah ini didominasi oleh kaum perempuan. Dari total pengunjung yang datang ke kawasan ini sekitar 60% berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin laki-laki. Perbedaan minat yang signifikan antara wisatawan perempuan dengan laki-laki dikarenakan daerah Palasari merupakan tempat ibadah. Kondisi inilah yang menjadikan daerah ini lebih cocok sebagai destinasi pariwisata spiritual (spiritual tourism). Pada umumnya laki-laki tidak begitu menyukai tempattempat bersejarah apalagi tempat ibadah. Sementara kaum perempuan lebih menyukai bangunan-bangunan bersejarah seperti gedung gereja Katolik di Palasari dan Goa Maria. Kaum perempuan menyukai tempat ini karena mereka datang untuk berdoa dan meminta kesembuhan serta keselamatan dari Tuhan. Dengan demikian, tempat ibadah atau tempat bersejarah di Palasari lebih disukai oleh kaum perempuan dengan tujuan untuk berdoa dan beribadah. Wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke desa ini pada bulan Januari 2014 berjumlah 30 orang. Dari total pengunjung tersebut, maka ditemukan mulai usia tahun sebanyak sekitar 40%, usia tahun sekitar 50%, dan berusia di 90 90

11 atas 60 tahun sekitar 10%. Wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke tempat wisata Palasari didominasi oleh umur antara tahun. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa rata-rata wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata spiritual ini pada umumnya berusia produktif seperti pelajar, mahasiswa, dan guru-guru yang ingin mengetahui sejarah dan adat istiadat masyarakat Desa Palasari. Apabila dilihat dari jenis pekerjaan wisatawan (domestik maupun mancanegara) yang berkunjung ke Desa Palasari menunjukkan bahwa guru/dosen sekitar 26,6%, pegawai swasta sekitar 13,3%, mahasiswa/ pelajar sekitar 33,3%), Pegawai Negeri Sipil sekitar 6,6%, pengusaha/pebisnis sekitar 13,3%, dan ibu rumah tangga sekitar 6,6%. Mahasiswa atau pelajar dan guru lebih mendominasi karena mereka bertujuan untuk mengetahui sejarah dan seni budaya Bali yang masih dilestarikan di Desa Palasari. Selain berwisata mereka juga ingin mendapatkan pengetahuan tentang adat istiadat yang masih dilestarikan melalui keberadaan gedung gereja tersebut. Dengan demikian, tempattempat wisata spiritual lebih disukai oleh kalangan terpelajar dari pada ibu rumah tangga. Apabila ditinjau dari daerah asal wisatawan maka wisatawan dari Denpasar (Bali) sekitar 6,7%, Surabaya sekitar 26,7%, Malang sekitar 46,6%, Belanda sekitar 13,3%, dan Jerman sekitar 6,7%. Wisatawan 91

12 domestik yang berasal dari daerah Malang merupakan konsumen potensial dan terbanyak selama ini. Hal ini dikarenakan persekutuan gereja-gereja yang ada di Malang memiliki program rutin setiap tahunnya untuk berwisata spiritual di berbagai daerah di Indonesia dan secara khusus di Desa Palasari, Bali. Wisatawan yang menyukai tempat wisata spiritual biasanya mereka mencari gereja-gereja bersejarah yang memiliki keunikan, baik dari aspek bangunannya maupun seni budayanya. Oleh sebab itu, kawasan wisata spiritual Palasari menjadi salah satu alternatif pilihan bagi wisatawan karena memiliki gedung gereja yang unik serta Goa Maria sebagai tempat berdoa. Hampir semua wisatawan yang pernah berkunjung ke kawasan wisata spiritual Palasari lebih dari satu kali. Frekuensi kunjungan wisatawan ini ratarata 1 kali, 2-5 kali, dan lebih dari 5 kali. Dari hasil penelusuran menunjukkan bahwa total wisatawan yang baru pertama sekali datang ke kawasan wisata ini sekitar 26,7%, wisatawan yang datang 2-5 kali sekitar 50%, dan wisatawan yang berkunjung lebih dari 5 kali sekitar 23,3%. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wisatawan (domestik dan mancanegara) lebih dari 2 kali mengunjungi tempat wisata spiritual tersebut. Daya tarik wisata yang ada di tempat ini sangat disukai oleh wisatawan karena memiliki keuntungan ganda yaitu selain berdoa 92 92

13 sekaligus belajar tentang adat istiadat, seni budaya, dan nilai-nilai kerohanian yang terdapat dalam agama Katolik. 6.5 Potensi Wisata Desa Palasari Potensi yang dimiliki Desa Palasari sebagai daya tarik wisata spiritual tentu dapat dilihat dari berbagai indikator. Berdasrkan konsep yang diberikan oleh Damardjati yang kemudian dipertegas kembali oleh Pendit bahwa suatu daerah yang memiliki potensi wisata harus dilihat dari indikator yaitu adanya potensi budaya, adanya potensi alamiah, dan adanya potensi manusia. Ketiga indikator yang dimaksud akan dijelaskan di bawah ini. 1. Potensi Budaya Potensi budaya yang dimiliki oleh Desa Palasari dapat dilihat dari adat istiadat yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat maupun bergereja. Setiap perayaan Natal sangat kental dengan nuansa Bali (Hindu). Anggota masyarakat yang mendiami kawasan ini memasang penjor di setiap rumah mereka, masyarakat yang beragama Katolik juga melakukan tradisi ngelawar dan nguling (Guling babi) sebagaimana dilakukan oleh umat Hindu pada setiap Hari Raya Galungan. Pada pintu gedung gereja dihiasi penjor serta beragam ornamen Bali (Hindu) lainnya. Tidak itu 93

14 saja, setiap warga yang melakukan kebaktian di gereja mengenakan pakaian adat Bali, seperti umat Hindu yang pergi sembahyang ke Pura. Di pelataran gereja terdapat sejumlah pajegan dari berbagai aneka buah dan jajanan khas Bali. Potensi budaya yang ada di gereja Katolik Palasari terlihat pada penggunaan arsitektur Bali, adat istiadat, seni budaya, dan kidung dalam bahasa Bali yang diiringi dengan gong. Kawasan wisata spiritual Palasari ini telah terjadi kolaborasi serta kontekstual antara budaya Bali (agama Hindu) dengan agama Katolik sebagaimana ditujukan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.2 Natal di Gereja Katolik Mengenakan Busana Bali (Sumber: Dokumen Widyastuti dan Waruwu, 2014) 94

15 Berdasarkan wawancara kepada ketua Paroki Hati Kudus Yesus di Palasari bernama Romo Bartolomeus mengatakan: Dengan dimasukkannya unsur budaya Bali sangat baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bergereja. Hal ini sebagai usaha untuk tetap melestarikan budaya Bali sesuai dengan tujuan semula yaitu membangun desa berbudaya Bali namun tetap bernuansa Katolik. Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa budaya pada dasarnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan secara khusus agama Katolik. Seni dan budaya dapat dimasukan dalam gereja dengan pendekatan nilai-nilai kristiani. Gambar 6.3 Gedung Gereja Katolik Hati Kudus Yesus (Sumber: Dokumen Widyastuti dan Waruwu, 2014) 95

16 Keunikan bangunan gereja Katolik di Palasari menunjukkan bangunan gereja yang memadukan arsitektur ghotik dengan budaya Bali. Walaupun gereja ini sudah berusia tua namun kondisinya terlihat sangat modern dan kontekstual. Hal ini dapat dilihat pada pintu masuk terdapat gapura yang pada umumnya terdapat di pura-pura (tempat ibadah umat Hindu) atau pintu rumah masyarakat Bali pada umumnya. Bagian dalam gereja terdapat patung, tabernakel, altar, salib, dan 14 ukiran jalan salib yang diukir dengan menampilkan nuansa budaya Bali. Seperti terlihat pada patung Bunda Maria dan Yesus di sisi kanan dan kiri altar terdapat payung (tedung) yang kebanyakan dipakai oleh umat Hindu Bali atau adat Bali. 2. Potensi Alam Potensi alam yang dimiliki oleh Desa Palasari sebagai daya tarik wisata secara umum maupun secara spiritual sangat memuaskan wisatawan. Dari segi alamnya memiliki keindahan seperti yang terdapat di kawasan Bendungan Palasari. Bendungan ini memiliki latar belakang hutan lindung yang cukup luas serta mempunyai hawa yang sejuk, sehingga kawasan bendungan ini sangat cocok untuk wisata tirtha maupun wahana wisata lainnya. Bendungan Palasari mulai dibangung pada bulan April 1986 yang memiliki luas 100 Ha dengan 96

17 volume air m 3. Pembangunan bendungan ini diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan dengan biaya sebesar Rp 9 Milyar yang bersumber dari pinjaman Asian Development Bank (ADB). Bendungan Palasari diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Juli Akses untuk mencapai bendungan ini sudah sangat baik berkat perhatian pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Secara umum tujuan atau fungsi pembangunan Bendungan Palasari adalah sebagai pengendalian bencana banjir, irigasi, dan usaha perikanan air tawar. Pemeliharaan ikan tawar sangat menguntungkan secara ekonomi maupun sebagai tempat pariwisata Gambar 6.4 Bendungan Palasari (Sumber: Dokumen Widyastuti dan Waruwu, 2014) 97

18 alam (tempat wisata pemancingan). Ikan air tawar sangat beragam seperti ikan mujair, ikan nila, gurame, ikan gabus, lele, kaper, udang, dan asih banyak lagi ikan air tawar lainnya. Tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas sampan, sehingga wisatawan dapat refresing serta berekreasi mengelilingi bendungan tersebut. Selain keunikan bendungan tersebut, kawasan di sekitarnya memiliki nilai eksotik yang banyak memikat pengunjung baik wisatwan domestik maupun mancanegara. Kawasan ini dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyalurkan hobi motorcross dan offroad. Biasanya event perlombaan motorcross dan offroad sering dilaksanakan di sekitar kawasan bendungan ini. Jadi, potensi alam di daerah Palasari sangat mendukung kegiatan pariwisata, baik wisata spiritual maupun wisata alam lainnya. 3. Potensi Manusia Potensi manusia pada konteks ini adalah kemampuan penduduk Palasari dalam menciptakan kreasi seni. Mereka mementaskan tarian malaikat pada saat misa di gereja. Tari malaikat merupakan modifikasi dari tarian Bali yang disesuaikan dengan nilai spiritual agama Katolik seperti terlihat pada gambar di bawah ini. 98

19 Gambar 6.5 Tari Malaikat dimodifikasi dari tarian Bali (Sumber: Dokumen Widyastuti dan Waruwu, 2014) 99

20 100

BAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI

BAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI BAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI 8.1 Dasar Motivasi Wisatawan M otivasi merupakan hal yang paling mendasar dalam mempelajari pariwisata maupun wisatawan. Motivasi merupakan trigger dari

Lebih terperinci

BAB VII DASAR PEMBENTUKAN PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI

BAB VII DASAR PEMBENTUKAN PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI BAB VII DASAR PEMBENTUKAN PARIWISATA SPIRITUAL PALASARI 7.1 Tuhan Yesus Hadir di Palasari K ehadiran Tuhan Yesus di Desa Palasari bukan berarti kehadiran secara fisik, melainkan kehadiran melalui iman

Lebih terperinci

BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI

BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI P ersepsi wisatawan terhadap keunikan gereja Katolik di Palasari dihubungkan dengan teory The Tourist Qualities of Destination dari Burkart dan Medlik. Menurutnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di 40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Pariwisata dunia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNWTO, World Tourism barometer pada tahun 2014 bahwa wilayah Asia Pasifik merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pulau Bali dengan keindahan menjadi sebuah pulau tujuan wisata dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak sedikit dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman jenis budaya, adat istiadat dan seni, dilengkapi dengan pesona wisata alamnya yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Paus Benediktus XVI dalam pidatonya pada Hari Penutupan Orang Muda Sedunia (World Youth Day) yang diselenggarakan di Sidney pada 20 Juli 2006 mengingatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang berada di daerah khatulistiwa. Dengan letak Indonesia yang berda di kawasan khatulistiwa ini Indonesia memilki iklim tropis. Iklim

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial 52 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi Desa 1. Letak Geografis Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial administratif pemerintah wilayah Kecamatan Kotabumi Kota. Desa Talang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG A. Latar Belakang desa Rembang. A. Letak Geografis Sebelum masuk dalam pembahasan perkembangan Monumen dan Museum Jenderal Soedirman, penulis perlu mengenalkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah: BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Sawah 1. Geografis Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara adalah salah satu Desa yang ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang sangat tinggi, sehingga memiliki peranan yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Sumur Putri Kelurahan Sumur Putri merupakan salah satu kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

PARIWISATA SPIRITUAL Daya Tarik Wisata Palasari Bali

PARIWISATA SPIRITUAL Daya Tarik Wisata Palasari Bali PARIWISATA SPIRITUAL Daya Tarik Wisata Palasari Bali Ni Kadek Widyastuti Dermawan Waruwu I Ketut Suartana Pustaka Larasan 2017 i PARIWISATA SPIRITUAL Daya Tarik Wisata Palasari Bali Penulis Ni Kadek Widyastuti

Lebih terperinci

BAB II STUDI PENGEMBANGAN GOA MARIA PALASARI DI JEMBRANA

BAB II STUDI PENGEMBANGAN GOA MARIA PALASARI DI JEMBRANA BAB II BAB II STUDI PENGEMBANGAN GOA MARIA PALASARI DI JEMBRANA Pada Bab II, Studi Pengadaan Goa Maria Palasari di Jembrana berisi kondisi fisik dan non fisik Goa Maria Palasari di Jembrana, analisa SWOT

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah 18 BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI A. Sejarah Desa Mayang Pongkai Desa Mayang Pongkai merupakan salah satu Desa Transimigrasi yang berada di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa kini pariwisata merupakan sektor industri yang memiliki peran penting dalam eksistensi suatu negara. Beragam potensi dan kekhasan suatu negara akan menjadi daya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis Desa Mataram Jaya merupakan suatu wilayah daerah yang termasuk dalam bagian kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman 50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Gunung Batin Udik Luas wilayah Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri

Lebih terperinci

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei Laporan dari Tiongkok Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei Sabtu, 5 Mei 2018 13:06 WIB Seorang pengunjung melihat keindahan kampung budaya Shapowei di kota Xiamen, Fujian, Cina, Rabu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KENAGARIAN PANGKALAN KOTO BARU. Kota. Menurut data statistik di kantor kepala Kenagarian Pangkalan Koto

BAB II GAMBARAN UMUM KENAGARIAN PANGKALAN KOTO BARU. Kota. Menurut data statistik di kantor kepala Kenagarian Pangkalan Koto BAB II GAMBARAN UMUM KENAGARIAN PANGKALAN KOTO BARU A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Kenagarian Pangkalan Koto Baru adalah salah satu Kenagarian yang ada di Kecamatan Pangkalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Perkembangan sektor pariwisata menjanjikan dan memberikan manfaat kepada banyak pihak dari pemerintah,

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja. 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah provinsi kepulauan dengan ciri khas sekumpulan gugusan pulau-pulau kecil di bagian timur wilayah

Lebih terperinci

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU PENDAHULUAN PROFIL Kota palu secara geografis berada di wilayah kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Terletak di sebelah garis khatulistiwa pada astronomis 0,36º LU- 0,56º LU dan 199,45º BT- 120,01º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat

III. METODE PENELITIAN. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat III. METODE PENELITIAN A. Jenis Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. a. Data Primer Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat penerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan Pengembangan Taraf Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan, Kesehatan, dan Peningkatan Produktivitas di Desa Pemuteran. 1.2 Lokasi Kegiatan Kuliah Kerja

Lebih terperinci

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN 5 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Geografis Dan Demografis Desa Lemang Desa lemang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Desa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti,

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, 42 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Pekon Banyu Urip 1. Sejarah Singkat Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, akan tetapi penulis coba mendapatkannya melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02 19 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Sejarah Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya yaitu berdiri diawali dengan adanya kepala

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket

Lebih terperinci

PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA

PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA Elfrida Rosidah Simorangkir Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan penjelasan dan analisis bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan membangun kehidupan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan penjelasan dan analisis bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan membangun kehidupan 135 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan dan analisis bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan membangun kehidupan baru di Lampung merupakan hasil dari kemampuan adaptasi orang Bali

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari 54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci