Laktat clearance sebagai prediktor mortalitas pada neonatal sepsis
|
|
- Utami Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laktat clearance sebagai prediktor mortalitas pada neonatal sepsis Abstrak Felix Nathan Trisnadi, Ekawaty Lutfia Haksari, Tunjung Wibowo Latar Belakang : Sepsis pada neonatus masih menjadi penyebab utama kematian neonatal. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya untuk mengurangi angka kematian nya. Laktat clearance dapat digunakan sebagai penanda terjadinya hipoksia dan gangguan mikrosirkulasi, serta untuk memprediksi kematian dari sepsis neonatus. Tujuan : Digunakan untuk menilai kegunaan dari laktat clearance untuk memprediksi kematian dari sepsis neonatal. Metode : Kami melakukan studi kohort prospektif di tingkat 2 dan 3 diunit keperawatan neonatal, Departemen Kesehatan Anak, Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, dari bulan Oktober hingga November Kami terdaftar 40 pasien sepsis neonatal, yang dibagi menjadi baik tinggi atau rendah kelompok laktat clearance. Semua neonatus ditindaklanjuti sampai mereka keluar dari rumah sakit, apakah mereka hidup atau meninggal. Kami melakukan pengukuran laktat darah awal setelah diagnosis mereka sepsis, dan setelah enam jam berikutnya, pemberian antibiotik pertama. Regresi logistik untuk analisis multivariat dan kurva ROC untuk analisis akurat dari faktor hasil prediksi yang dilakukan. Hasil : Lebih banyak kematian terjadi pada neonatus dengan rendah laktat di enam jam (48%) dibandingkan pada mereka dalam kelompok laktat tinggi (7%). Laktat rendah pada enam jam adalah prediktor signifikan dari kematian (RR 15,1; 95% CI 1,7-133), sedangkan analisis ROC menunjukkan akurasi yang moderat. Kesimpulan : Laktat clearance dienam jam dapat digunakan sebagai prediktor kematian pada bayi dengan sepsis neonatal. [Paediatr Indones. 2016; 56: doi: 10,14238 / pi ]. Kata kunci: cukai laktat; prediktor; kematian; sepsis neonatal LATAR BELAKANG Sepsis neonatus merupakan masalah kesehatan utama dalam perawatan neonatal. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lima juta kematian neonatal terjadi setiap tahun dengan angka kematian neonatal dari 34 per kelahiran hidup, 98% di antaranya berasal dari negara-negara berkembang. upaya, oleh karena itu, diperlukan untuk mengurangi angka kematian akibat sepsis neonatal. 1
2 Penyebab utama kematian pada sepsis adalah system kegagalan organ yang diprakarsai oleh hipoksia seluler. 2 Kondisi ini disebabkan oleh pembentukan microthrombi di pembuluh darah kecil yang mengganggu aliran darah. 3 Gangguan perfusi jaringan dan hipoksia seluler dapat terjadi sebelum respon kardiovaskular muncul. Beberapa tanda-tanda klinis seperti perubahan denyut jantung, tekanan darah dan urin, tidak dapat digunakan sebagai penanda sensitif untuk hipoksia dan perfusi gangguan, oleh karena itu, kita perlu parameter lain untuk memantau perfusi jaringan sebagai alat penilaian awal untuk gangguan mikrosirkulasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat laktat darah dapat digunakan untuk menilai perfusi jaringan dan menjadi penanda awal jaringan hypoxia. 4-6 Terdapat sebuah peningkatan proporsional antara tingkat laktat darah dan tingkat keparahan hipoksia jaringan. 7-8 Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa pengukuran laktat serial memiliki keunggulan dibandingkan pengukuran laktat tunggal, dan dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas Nilai pada laktat clearance dapat dihitung dengan pengukuran laktat serial. 12 penelitian lain menunjukkan bahwa laktat clearance dapat digunakan sebagai indikator pemulihan perfusi jaringan pada syok septik, sepsis setelah resusitasi dan terapi, dan sebagai indikator prediksi kematian pada pasien sepsis dewasa Studi laktat clearance untuk memprediksi mortalitas dan prognosis pada pasien sepsis neonatal telah pernah dilakukan. Enam jam laktat clearance mungkin berguna sebagai indikator prediksi kematian pada penyakit neonates yang kritis dan mereka yang menderita asfiksia berat. 15 penelitian kami dilakukan untuk mengetahui kegunaan laktat clearance sebagai prediktor mortalitas pada pasien sepsis neonatal. 16 METHODS Kami melakukan studi kohort prospektif pada tingkat 2 dan 3 dari Care Neonatal Unit dirumah Sakit Umum Dr. Sardjito, Yogyakarta dari Oktober sampai November Kriteria inklusi adalah neonatus dengan diagnosis klinis sepsis, 17 yaitu, kehadiran lebih dari satu gejala atau tanda, setidaknya dalam empat kelompok gejala dari enam kelompok gejala: 1) gejala umum: penampilan tampak sakit, tidak ingin minum, peningkatan atau penurunan suhu tubuh (> 37,5 atau <36,5 C), sclerema / scleroderma; 2)gejala gastrointestinal termasuk muntah atau adanya isi lambung residual, diare, distensi abdomen, dan hepatomegali; 3)gejala pernapasan dyspnea, takipnea (frekuensi pernapasan> 60 kali per menit), sianosis; 4)gejala kardiovaskular takikardia (denyut jantung> 180 denyut per menit), edema, dehidrasi; 5)gejala sistem saraf pusat termasuk lesu, mudah marah, dan kejang; dan 6)gejala hematologi termasuk penyakit kuning, splenomegaly, perdarahan, leukopenia, dan segmen bands rasio > 0,2. Kriteria eksklusi adalah neonatus
3 dengan kelainan bawaan yang berat, mereka yang menerima transfusi laktat atau infus ringer ini sebelum pemeriksaan, atau mereka yang menderita shock dan gagal napas sebelum pemeriksaan. Prediktor pada mortalitas sepsis termasuk jenis kelamin, berat lahir, usia kehamilan, cara persalinan, asfiksia, dan hasil laboratorium, yang diambil dalam diagnosis awal dari sepsis termasuk leukosit, trombosit, dan gula darah vena (direkam dari catatan medis). Asfiksia didefinisikan sebagai ketika skor apgar adalah <7, atau ketika skor apgar tidak diketahui, dengan tekad berdasarkan kebutuhan resusitasi, atau hipoksemia pada analisis gas darah. Kami mengukur tingkat laktat darah kapiler menggunakan dengan Portable hand analyzer (Accutrend Lactate ). Spesimen dikumpulkan dengan mengambil 50 ul darah kapiler dari tumit pasien, yang ditusuk aseptik dengan lanset. tingkat laktat darah Serial awalnya dilakukan ketika sepsis neonatorum terdiagnosis dan diulang selama enam jam setelah pemberian antibiotik pertama. tingkat laktat yang dinyatakan dalam mmol/l. laktat clearance pada enam jam dihitung berdasarkan rumus berikut: 12 tingkat laktat awal - laktat pada 6 jam x 100% tingkat laktat awal Subyek diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan laktat clearance: laktat clearance rendah atau laktat clearance yang tinggi. Kelompokclearance didasarkan pada pelemahan tingkat laktat lebih atau kurang dari 10% di enam jam setelah pemberian antibiotik pertama. Kami mengevaluasi hasil dari pemeriksaan tersebut apakah mereka hidup atau meninggal selama perawatan di rumah sakit tersebut. Semua subjek yang diterima intervensi sesuai dengan Medical Care Standart dan Standar Operating Procedure di ruang NICU Rumah Sakit Umum dr. Sardjito Yogyakarta. Kami menggunakan antibiotik ini pertama untuk mengobati sepsis neonatal. Data dianalisis dengan analisis regresi logistik. Variabel dengan nilai P> 0,2 dalam analisis univariat dimasukkan dalam analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh masing-masing prediktor terhadap hasil dari sepsis neonatal. Tingkat kekuatan berkorelasi dinyatakan sebagai RR dengan 95 interva l % confidence (CI). Informed consent diperoleh dari orang tua pasien. Penelitian ini disetujui oleh Research Ethics Committee medis dan Kesehatan Universitas Gadjah Mada / Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia.
4 HASIL Sebanyak 45 neonatus dilibatkan dalam penelitian tersebut. Selama studi, lima orang tua menarik anak-anak mereka dari penelitian ini sebelum pengambilan sampel laktat, oleh karena itu, kami menganalisis 40 neonatus. Karakteristik dasar dari subyek penelitian disajikan pada Tabel 1. analisis univariat indikator prediktif kematian pada neonatal sepsis (Tabel 2) mengungkapkan bahwa gander, cara persalinan, berat lahir, usia kehamilan, kehadiran asfiksia, parameter laboratorium trombosit, leukosit, gula darah, dan kultur darah, bukan merupakan prediktor signifikan kematian pada pasien sepsis neonatal. Mean enam jam Laktat clearance pada kelompok yang meninggal [-37,4 (SD 33)%] secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada kelompok yang selamat [5.3 (SD 33)%; (P = 0,001)]. Analisis univariat menunjukkan bahwa hanya usia kehamilan dan laktat clearance pada 6 jam memiliki nilai P <0,2, oleh karena itu, variabel-variabel yang termasuk dalam analisis multivariat. Analisis multivariat menunjukkan bahwa laktat clearance pada 6 jam adalah prediktor hasil yang signifikan secara statistik dari sepsis neonatal (RR 15,1; 95% CI 1,7-133).
5
6 Sebagian besar subjek laktat clearance rendah (48%) kelompok meninggal daripada mereka dalam kelompok laktat clearance tinggi (7%). ROC analisis kurva untuk laktat clearance enam jam menunjukkan area di bawah kurva (AUC) dari 73% (P <0,05), menunjukkan bahwa enam jam pengukuran laktat clearance memiliki kekuatan moderat sebagai hasil yang prediktor. DISKUSI penelitian kami menunjukkan bahwa proporsi yang lebih besar dari kematian terjadi pada kelompok neonatus dengan laktat clearance yang rendah di enam jam (48%) dibandingkan pada mereka dengan laktat clearance yang tinggi pada enam jam (7%). analisis regresi logistik menunjukkan bahwa pembukaan laktat pada enam jam adalah prediktor signifikan dari kematian (rr 15,1; 95% CI 1,7-133). Demikian pula, penelitian lain, ditemukan bahwa kematian pada neonatus kritis dengan laktat clearance rendah pada enam jam secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok laktat clearance yang tinggi (50% vs 9,4%, 15 masing-masing, dan 68% vs 13,1%, 16 masing-masing). Proporsi yang tinggi dari kematian pada kelompok laktat clearance yang rendah dalam penelitian sebelumnya dibandingkan dengan penelitian kami mungkin karena subjek mereka direkrut kemudian dalam perjalanan penyakitnya, dibandingkan dengan subyek kami yang direkrut di diagnosis. 15,16 Bayi yang meninggal karena sepsis neonatal menunjukkan persentase laktat clearance yang lebh rendah pada enam jam dibandingkan mereka yang selamat [-37,4 (SD 33)% vs 5,3 (SD33)%; (P = 0,001)], mirip dengan penelitian lain yang melibatkan penyakit neonates yang kritis. 15 Karakteristik subjek penelitian mereka mirip dengan kita. Kehadiran membran lipopolisakarida bakteri dan eksotoksin mendorong produksi sitokin pro inflamasi, mengaktifkan jalur koagulasi menginduksi produksi jaringan, serta perubahan protrombin menjadi trombin dan memicu produksi fibrin. Hasil akhir dari proses ini adalah bekuan fibrin deposisi pada endothelium, pelepasan sitokin proinflamasi mengaktivasi kaskade koagulasi, dan gangguan fibrinolisis. Kondisi ini cenderung meningkatkan akumulasi bekuan fibrin yang dapat menyebabkan fibrin darah menjadi mikrotrombus dipembuluh darah kecil, sehingga menyebabkan interferensi dengan mikrosirkulasi. Di daerah gangguan mikrosirkulasi, hipoperfusi menyebabkan peningkatan kadar laktat, sementara daerah dengan pengalaman mikrosirkulasi terbuka keadaan hyperoxia. 18,19 Hasil gangguan dihipoksemia jaringan dan hipotensi, menghasilkan perubahan disfungsi berbagai organ tubuh. Manifestasi ini disfungsi multiorgan muncul secara klinis sebagai gejala sindrom pernafasan distress, hipotensi, dan gagal ginjal. Jika tidak diselesaikan, kondisi ini dapat fatal. 3
7 Beberapa studi telah menunjukkan bahwa tingkat laktat dapat digunakan sebagai penanda awal hipoksia jaringan, penilaian keparahan penyakit, dan indikator prediksi penyakit yang kritis. 4 Laktat clearance yang rendah pada enam jam menunjukkan keadaan tingkat laktat darah tinggi yang terjadi dalam enam jam sebelumnya. Kondisi ini menyumbang hipoksia yang tetap dalam jaringan, menyebabkan disfungsi organ dan kematian. 11 Laktat clearance yang tinggi menunjukkan kembalinya tingkat laktat untuk nilai normal setelah pengobatan. Tinggi laktat clearance pada pasien sepsis dikaitkan dengan tingkat yang lebih rendah untuk sitokin proinflamasi (IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF-alpha) setelah 72 jam treatment. 18 Pelepasan sitokin proinflamasi di sepsis neonatal dapat dihambat dengan pemberian antibiotik yang sesuai bagi bakteri menghasilkan perubahan sepsis. Antibiotik mengurangi jumlah bakteri, menyebabkan penurunan dalam produksi endotoksin bakteri gram negatif, dan eksotoksin oleh bakteri gram positif. endotoksin dan eksotoksin merangsang pelepasan sitokin proinflamasi sebagai awal dari kaskade sepsis yang menghasilkan gangguan microcirculation. 3 Peningkatan kadar laktat clearance dilaporkan memiliki korelasi yang signifikan dengan peningkatan microcirculation. 20 Kondisi ini dikaitkan dengan diciptakan hasil yang lebih baik dengan pasien sepsis, 21 seperti dalam penelitian kami, di mana kelompok laktat yang tinggi jelas memiliki angka kematian yang lebih rendah. keterbatasan penelitian kami adalah bahwa jumlah subyek penelitian kurang dari minimum ukuran sampel dihitung karena kurangnya strip reagen laktat. kekuatan dikoreksi dari penelitian kami dengan seperti ukuran sampel adalah 50%. Kelemahan lain adalah bahwa diagnosis sepsis neonatal dalam penelitian kami didasarkan pada tanda-tanda klinis dari sepsis, bukan kultur darah positif. Kesimpulannya, laktat clearance pada enam jam dapat digunakan sebagai prediktor kematian pada pasien dengan sepsis neonatal. Tak satu pun diumumkan. Konflik kepentingan References 1. WHO. Perinatal mortality. Report No: HO/FRH/MSM/967. Geneva:WHO; : 9 2. Evans TW, Smithies M. ABC of intensive care: organ dysfunction. bmj. 1999;318:
8 3. Short MA. Linking the sepsis triad of inflammation, coagulation, and suppressed fibrinolysis to infants. Adv Neonatal Care. 2004;4: Koliski A, Cat I, Giraldi DJ, Cat ML. Blood actate concentration as prognostic marker in critically ill children. J Pediatr (Rio K). 2005;81; Kruse JA. Blood lactate concentration in sepsis. In: Vincent JL, Carlet J, Opal SM, editors. The sepsis text. 2 nd ed. Massachussets: Kluwer Academics Publisher; p Haque KN. Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediatr Crit Care Med. 2005;6:S Weil MH, Afifi AA. Experimental and clinical studies on lactate and pyruvate as indicators of the severity of acute circulatory failure (shock). Circulation. 1970;41: Rashkin MC, Bosken C, Baughman RP. Oxygen delivery in critically ill patients. relationship to blood lactate and survival. Chest. 1985;87: Vincent Jl, Dufaye P, berré J, leeman m, Degaute JP, Kahn rj. Serial lactate determinations during circulatory shock. Crit Care Med. 1983;11: Bakker J, Gris P, Coffernils M, Kahn RJ, Vincent JL.Serial blood lactate levels can predict the development of multiple organ failure following septic shock. Am J Surg. 1996;171: Rivers E, Nguyen B, Havstad S, Ressler J, Muzzin A, Knoblich b, et al. Early goal-directed therapy in the treatment of severe sepsis and septic shock. N engl J med. 2001;345: Nguyen HB, Rivers EP, Knoblic BP, Jacobsen G, Muzzin A, ressler JA, et al. early lactate clearance is associated with improved outcome in severe sepsis and septic shock. Crit Care Med. 2004;32: Jones AE, Puskarich MA. Sepsis-induced tissue hypoperfu- sion. Crit Care Clin. 2009;25: Arnold RC, Shapiro NI, Jones AE, Schorr C, Pope J, Casner e, et al. multicenter study of early lactate clearance as a determinant of survival patients with presumed sepsis. Shock. 2009;32:35-9.
9 15. Li-Xing Q, Zuan-Hao Q, Yi-Nan Z, Hai-Lang L, Xi-Rong G. Primary study on prognostic value of early arterial blood lactate clearance rate in the neonatal critical illness. Chinese Journal of Evidence -Based Pediatric.2010,5(6): Li-Juan Q, Li Y, Li-Xing Q, Yi-Nan Z. Clinical value of early lactate clearance rate on evaluation of prognosis in severe asphyxia neonate. J Appl Clin Pediatr. 2011,26: Surjono A. Pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi pada anak dan neonates dalam Kumpulan makalah reuni Dokter Spesialis Anak ke II FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Nguyen HB, Loomba M, Yang JJ, Jacobsen G, Shah K, otero rm, et al. early lactate clearance is associated with biomarkers of inflamation, coagulation, apoptosis, organ dysfunction and mortality in severe sepsis and septic shock. J Inflamm. 2010;7: De Backer D, Verdat C, Chierego M, Koch M, Gullo A, et al. effects of drotrecogin alfa activated on microcirculatory alterations in patients with severe sepsis. Crit Care Med. 2006;34: Ince C. The microcirculation is the motor of sepsis. Crit Care. 2005;9:S Krishna U, Joshi SP, Modh M. An evaluation of serial blood lactate measurement as an early predictor of shock and its outcome in patients of trauma or sepsis. Indian J Crit Care med. 2009;13:66 73.
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 45% dari kematian anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia (WHO, 2016). Dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode neonatus merupakan waktu yang paling rawan untuk kelangsungan hidup anak. Pada tahun 2015, 2,7 juta neonatus meninggal, merepresentasikan 45% dari kematian anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Sepsis merupakan suatu sindrom klinis infeksi yang berat dan ditandai dengan tanda kardinal inflamasi seperti vasodilatasi, akumulasi leukosit, dan peningkatan
Lebih terperinciLeukemia limfoblastik akut merupakan jenis
Artikel Asli Hipoksia Jaringan dan Kadar Laktat pada Leukemia Limfoblastik Akut dengan Demam Neutropenia dalam Fase Induksi Nusarintowati Ramadhina, Endang Windiastuti, H.I.Budiman Departemen Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Infeksi serius dan kelainan lain yang bukan infeksi seperti pankreatitis, trauma dan pembedahan mayor pada abdomen dan kardiovaskular memicu terjadinya SIRS atau sepsis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh terhadap suatu infeksi. 1 Ini terjadi ketika tubuh kita memberi respon imun yang berlebihan untuk infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih menjadi masalah karena merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sepsis didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme atau toksin /zat beracun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepsis didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme atau toksin /zat beracun dari mikroorganisme di dalam darah dan munculnya manifestasi klinis yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory response syndrome (SIRS) sebagai respons klinis terhadap adanya infeksi. SIRS akan melibatkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi sistemik dikarenakan adanya infeksi. 1 Sepsis merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang/FK Universitas Diponegoro, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di intensive care unit (ICU), mengakibatkan kematian lebih dari 30% pada 28 hari pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit misalnya pada pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperglikemia sering terjadi pada pasien kritis dari semua usia, baik pada dewasa maupun anak, baik pada pasien diabetes maupun bukan diabetes. Faustino dan Apkon (2005)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2 Asfiksia merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir mengalami asfiksia setiap tahunnya (Alisjahbana, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kejadian gagal bernapas secara spontan dan teratur pada bayi baru lahir. Kelainan ini ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis
Lebih terperinciHubungan Kadar Laktat Serum Inisial dan Skor Pelod pada Anak dengan Sepsis
Hubungan Kadar Laktat Serum Inisial dan Skor Pelod pada Anak dengan Sepsis Patricia Y. Gunawan, Ari L. Runtunuwu, Jose M. Mandei, Jeanette I. Ch. Manoppo, Dedi Saputra Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asfiksia neonatal merupakan masalah global yang berperan dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Insidensi asfiksia di negara maju 1,1 2,4 kasus
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepsis dan Gagal Sistem Organ Multipel Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome / SIRS) yang disebabkan oleh infeksi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian 5,7%-50% dalam tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sindrom syok dengue (SSD) adalah manifestasi demam berdarah dengue (DBD) paling serius. Angka morbiditas infeksi virus dengue mencapai hampir 50 juta kasus per tahun
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons tubuh terhadap invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan endotoksin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian pada anak. 1,2 Watson dan kawan-kawan (dkk) (2003) di Amerika Serikat mendapatkan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sepsis Neonatorum Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah satunya menurut The International Sepsis Definition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian memicu respon imun tubuh yang berlebih. Pada sepsis, respon imun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis adalah suatu keadaan kompleks tubuh yang dirangsang oleh infeksi kemudian memicu respon imun tubuh yang berlebih. Pada sepsis, respon imun tubuh yang diinisiasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak subbagian Perinatologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala
Lebih terperinciHubungan Kadar Gula Darah Terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada Anak Sakit Kritis di Pediatric Intensive Care Unit
Artikel Asli Hubungan Kadar Gula Darah Terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada Anak Sakit Kritis di Pediatric Intensive Care Unit Agnes Praptiwi, Dharma Mulyo, Henny Rosita Iskandar, Yuliatmoko Suryatin
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit di
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP dr. Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Perinatologi dan Sub Bagian Neurologi. 4.2 Waktu dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara berkembang maupun negara maju. 1 Infeksi ini merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi dan sepsis termasuk salah satu dari penyebab kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan matur (cukup bulan) adalah kehamilan yang berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari) (Manuaba, 2007). Maturitas kehamilan
Lebih terperinciUKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara global, sepsis masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada neonatorum, yaitu 40 % dari kematian balita di dunia dengan kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke masih menjadi perhatian dunia karena angka kematiannya yang tinggi dan kecacatan fisik yang ditimbulkannya. Berdasarkan data WHO, Stroke menjadi pembunuh nomor
Lebih terperinciTROMBOSITOPENIA SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DIPERAWATAN INTENSIF
TROMBOSITOPENIA SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DIPERAWATAN INTENSIF THROMBOCYTOPENIA AS PROGNOSTIC MARKER IN PATIENTS ADMITTED IN PICU Andi Rismawaty Darma, Idham Jaya Ganda, Dasril
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.
25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta dolar Amerika setiap tahunnya (Angus et al., 2001). Di Indonesia masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian di Amerika Serikat (AS). Diperkirakan terdapat 751.000 kasus sepsis berat setiap tahunnya di AS dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting pada angka kesakitan dan kematian di ruang perawatan intensif. ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Disfungsi hati (liver disfunction) pada pasien-pasien kritis dengan gagal organ multipel (MOF), sering tertutupi atau tidak dikenali. Pada penderita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakteremia adalah keberadaan bakteri pada darah yang dapat mengakibatkan sepsis (Tiflah, 2006). Sepsis merupakan infeksi yang berpotensi mengancam jiwa yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Fraktur femur merupakan salah satu trauma mayor di bidang Orthopaedi. Dikatakan sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhage Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Rawat inap ulang merupakan masalah kesehatan yang penting. Hal ini disebabkan karena morbiditas yang bermakna dan mempengaruhi pembiayaan kesehatan yang meningkat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012, sepsis didefinisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sepsis 2.1.1 Definisi Menurut Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012, sepsis didefinisikan sebagai munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189 Negara, yang bertujuan membangun manusia menjadi paradigma landasan pembangunan Negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan secara global setiap tahun terdapat 5 juta bayi meninggal pada usia empat minggu pertama kehidupannya, dengan 98% kematian
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus
BAB VI PEMBAHASAN Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus yang lahir dan dirawat di bangsal NICU dan PBRT RSUP Dr Kariadi yang memenuhi kriteria penelitian dan telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
37 BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Muhammad Budi Kurniawan, Erwin Pradian, A. Muthalib Nawawi
Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2017;5(1): 45 50] Lactate Clearance sebagai Prediktor Mortalitas pada Pasien Sepsis Berat dan Syok Septik di Intesive Care Unit Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem imun yang distimulasi oleh mikroba atau bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan,
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Intensive Care Unit (ICU). Tingginya biaya perawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pendengaran dapat terjadi pada neonatus. Prevalensi gangguan pendengaran bilateral kongenital sedang sampai sangat berat pada neonatus berkisar antara 1 dari
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basa.
Lebih terperinciPANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG
PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. denyut/menit; 3. Respirasi >20/menit atau pa CO 2 <32 mmhg; 4. Hitung leukosit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis adalah SIRS (Systemic Inflamatory Respons Syndrome) ditambah tempat infeksi yang diketahui atau ditentukan dengan biakan positif dari organisme dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperkarbia, dan asidosis (IDAI, 2004). Asfiksia bayi baru lahir memiliki angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia bayi baru lahir merupakan kejadian gagal bernapas secara spontan dan teratur pada bayi baru lahir. Kelaan i ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang tergolong dalam famili Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklampsia adalah sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel (Angsar, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di masyarakat. Sepsis menjadi salah satu dari sepuluh penyebab kematian terbesar di dunia. Diagnosis
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21
50 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21 25 minggu yang dilakukan pemeriksaan kadar aktivin A serum. Selama perjalanan kehamilan didapatkan 11 subyek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di ruang perawatan anak RSUD Dr Moewardi Surakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret- September 2015 dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang tidak hanya di hadapi negara maju, tapi juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab kematian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciKadar Laktat Darah sebagai Faktor Risiko Mortalitas pada Sepsis Neonatorum. Blood Lactate Level as Mortality Risk Factor in Neonatal Sepsis
Kadar Laktat Darah sebagai Faktor Risiko Mortalitas pada Sepsis Neonatorum Nadya Leifina, 1 Tetty Yuniati, 2 Cissy B. Kartasasmita 2 1 Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. toksin ke dalam aliran darah dan menimbulkan berbagai respon sistemik seperti
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepsis adalah penyakit sistemik disebabkan penyebaran mikroba atau toksin ke dalam aliran darah dan menimbulkan berbagai respon sistemik seperti disfungsi
Lebih terperinciCAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009
CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI DiajukanOleh: DENTA ADITYA EPISANA J 500 060
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN Pneumonia 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang penting di dunia karena tingginya angka kesakitan dan angka kematiannya, terutama pada anak berumur kurang
Lebih terperinciHubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta
LAPORAN PENELITIAN Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta Hendra Dwi Kurniawan 1, Em Yunir 2, Pringgodigdo Nugroho 3 1 Departemen
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized controlled trial untuk melihat penurunan kadar interleukin-6 setelah pemberian cairan
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah Catatan untuk fasilitator Rangkuman kasus Maya, 19 tahun yang hamil pertama kali (primi gravida), dibawa ke
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang banyak ditemukan di
Lebih terperinciFrekuensi Transfusi pada Neonatus Berat Badan Lahir Rendah di Unit Perawatan Neonatal RSUP Haji Adam Malik periode Tahun
Frekuensi Transfusi pada Neonatus Berat Badan Lahir Rendah di Unit Perawatan Neonatal RSUP Haji Adam Malik periode Tahun 2011-2012 Oleh : FATIMAH NABILAH BINTI FAUZI 100100383 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007
50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepsis merupakan kondisi yang masih menjadi masalah kesehatan dunia karena pengobatannya yang sulit sehingga angka kematiannya cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Mira Silviana, Doddy Tavianto, Rudi Kurniadi Kadarsah
Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2015;3(2): 131 8] Keberhasilan Early Goal-Directed Therapy dan Faktor Pengganggu pada Pasien Sepsis Berat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri
Lebih terperinci