APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT"

Transkripsi

1 APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT Lisa Chandra, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta, ABSTRAK Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat tinggal sementara untuk jangka waktu tertentu serta dekat dengan pusat kegiatan. Dalam hal ini mementingkan efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan gaya hidup. Salah satu solusinya adalah apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan, namun harganya lebih ekonomis daripada hotel.permasalahan yang menjadi topik dari isu lingkungan di Jakarta adalah kemacetan dan banjir. Jakarta sendiri masih belum mencapai kebijakan 30%, pengerasan permukaan lahan di Jakarta akibat pembangunan untuk menunjang pertumbuhan kebutuhan masyarakat menimbulkan masalah ekosistem. Salah satunya adalah siklus air, seiringnya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula dampak dalam peningkatan konsumsi SDA salah satunya sumber daya air, dalam hal pembangunan di Jakarta sendiri banyak menggunakan air tanah besar-besaran dan itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Perlunya penerapan sistem pemakaian air hujan untuk memenuhi kebutuhan air yang saat ini semakin terbatas. Sistem daur ulang air hujan penerapannya yaitu dengan menangkap air hujan lalu disaring dan kemudian dimanfaatkan kembali untuk keperluan air sehari-hari. Kata Kunci: desain berkelanjutan, pemanfaatan air hujan, atap hijau, apartemen sewa. ABSTRACT Many of the commuters are of childbearing age as students, employees or entrepreneurs who have activities in urban areas and require a temporary residence for a specific period and close to the center. In this case the importance of cost efficiency, time efficiency, and lifestyle. One solution is to rent apartments serviced apartments are equipped with daily services such as hotel room service, laundry, and food, but it is more economical than a hotel.the problems that became the topic of environmental issues in Jakarta is the congestion and flooding. Jakarta itself has yet to reach 30% policy, hardening the surface of the land in Jakarta from development to support the growth needs of the ecosystem to cause problems. One is the water cycle, the increasing population will need housing also increases the impact of the increased consumption of natural resources one of the water resources, in terms of development in Jakarta itself much use of large-scale ground water and it is one of the factors that led to a decrease face of the land in the area of Jakarta.The need for implementation of rainwater usage system to meet the water needs of today's increasingly limited. Rainwater recycling system implementation is to catch rain water and then filtered and then reused for the purposes of water daily. Keywords : sustainable design, utilization of rain water, green roof, rental apartment.

2 PENDAHULUAN Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Ibu Kota Jakarta memang sudah terlalu padat. Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di lingkungan perkotaan semakin besar. Pembangunan kian meningkat membuat lahan perkotaan semakin sempit. Adanya keterbatasan lahan tersebut membuat perkembangan hunian yang merupakan kebutuhan dari masyarakat basisnya dialihkan ke daerah sub-urban. Banyak masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kota seperti di Bogor, Tangerang, bekasi, Depok (biasanya disebut dengan komuter) namun mereka bekerja di Jakarta. Timbul beberapa fenomena diantaranya : 1. Waktu tempuh perjalanan yang lebih lama karena jarak dan faktor macet. 2. Bagi pengguna kendaraan pribadi seringnya terjebak macet membuat biaya bahan bakar meningkat. 3. Penurunan kualitas lingkungan dan pemanasan bumi Global Warming Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat tinggal sementara untuk jangka waktu tertentu serta dekat dengan pusat kegiatan. Dalam hal ini mementingkan efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan gaya hidup. Salah satu solusinya adalah membuat hunian vertikal untuk menjawab masalah harga tanah perkotaan yang mahal, wujudnya adalah apartemen yaitu bangunan yang memuat beberapa grup hunian yang berupa rumah flat atau rumah bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan. Pengertian terjangkau ini disesuaikan dengan sasaran konsumen bagi setiap apartemen. Ada dua kategori apartemen, apartemen jual dan apartemen sewa. Apartemen jual secara umum dikenal sebagai apartemen strata title sale atau kondominium. Sedangkan apartemen sewa, lebih lanjut dibedakan lagi menjadi apartemen sewa tanpa servis dan apartemen servis. Apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan.dengan adanya tambahan pelayanan pada apartemen servis umumnya diminati oleh mereka yang memerlukan akomodasi jangka pendek. Tabel berikut akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai kelompok apartemen:. Tabel 1-1: Kategori Apartemen di Jakarta Sumber :Colliers Internasional Indonesia- Riset dan Konsultasi.

3 Apartemen sewa berbasis serviced apartment umumnya dibangun di tempat-tempat yang strategis sebagai solusi terhadap masalah jarak hunian dan tempat kerja.apartemen Sewadinilai lebih ekonomis daripada hotel untuk mewadahi para pekerja/pembisnis dari luar Jakarta yang ingin tinggal dalam jangka waktu tertentu. Pertimbangan pemilihan lokasi merupakan yang utama dalam suatu pembangunan. Kawasan yang dipilih pun harus memiliki potensi dan sesuai dengan peruntukan yang sudah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Setiap wilayah/kawasan dalam kota Jakarta memiliki potensi yang berbeda. Peta 1-1 : Peta zona urgensi pengembangan wilayah Jakarta Peta 1-2: Peta rencana struktur ruang daratan di Jakarta Grogol Pertamburan Sumber : Permasalahan yang menjadi topik dari isu lingkungan di Jakarta adalah pengerasan permukaan lahan di Jakarta akibat pembangunan untuk menunjang pertumbuhan kebutuhan masyarakat menimbulkan masalah ekosistem. Salah satunya adalah siklus air, seiringnya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula dampak dalam peningkatan konsumsi SDA salah satunya sumber daya air, dalam hal pembangunan di Jakarta sendiri banyak menggunakan air tanah besar-besaran dan itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Tabel 1-2 : Data penurunan permukaan tanah pada 5 wilayah DKI Jakarta dari 1993 sampai Sumber: Dinas Pertambangan DKI-Jakarta 2005.

4 Untuk mengendalikan kualitas air dan penyediaan air tanah, maka bagi setiap bangunan baik yang telah ataupun akan membangun disyaratkan untuk membuat resapan air. Hal ini sangat penting artinya untuk menjaga agar kawasan terbangun kota, tinggi muka air tanah agar tidak makin menurun. Dalam meningkatkan daya resap air ke dalam tanah, maka perlu dikembangkan kawasan resapan air yang menampung buangan air hujan dari saluran drainase. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah dengan memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan keseharian di hunian. Pada kebutuhan sehari-hari, Air sebagai sumber daya yang sangat penting bagi manusia, dilihat dari sisi aktivitas hunian di apartemen misalnya saja dalam penggunaan air untuk mandi, flush toilet, cuci tangan, cuci piring, cuci baju, pengairan pada taman. Hunian mempunyai konstribusi fisik yang terbesar pada lingkungan buatan dan terbanyak menempati ruang kota, karena itu hunian di suatu kawasan berpengaruh terhadap keberlanjutan kota dan berperan besar dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Maka itu perlu dilakukan efisiensi air dengan cara memanfaatkan lagi air yang ada dan melakukan penyerapan air hujan. Kajian ini bermaksud memanfaatkan potensi tapak dan iklim Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi dengan pendekatan basic prinsip manajemen efisiensi air (water management) dengan mengadakan rainwater haversting pada bangunan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari penghuni apartemen sewa dari sistem rainwater haversting. Pada kajian pendahulu, D.G.Rees, S.Nyakaana dan T.H.Thomas (2000) dalam working paper yang berjudul Very Low Cost Roofwater Harvesting in East Africa membahas pemanfaatan air hujan yang dipanen dari air hujan di atap dan digunakan kembali untuk kebutuhan warga Afrika Timur dan hasil yang didapat terlihat bahwa adanya penghematan ekonomi dan pelestarian lingkungan sekitar. Selain itu juga pada kajian lain diperkuat oleh pernyataan Hattie Hartman (2009) dalam jurnalnya yang disimpulkan bahwa When water savings are specified, they must justify the system s environmental costs. Untuk itu penulis mencoba melakukan hal yang sama yaitu memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air harian, tetapi dengan cara yang sedikit berbeda yaitu diterapkan pada desain bangunan khususnya pada elemen bangunan seperti atap dan kanopi karena penyesuaian iklim di Indonesia yang cenderung memiliki curah hujan yang cukup tinggi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan tahap pertama memakai standar kebutuhan air sehari-sehari perorang lalu menentukan keperluan air bersih yang akan digantikan oleh air hujan. Setelah itu menggunakan rumus untuk menemukan luas area tangkapan (catchment area) dengan data curah hujan tahunan yang diperoleh dari BMKG, pengujian luas yang didapat di bandingkan dengan pemenuhan kebutuhan air penghuni perbulan melalui proyeksi 3 tahun. Hasil yang diharapkan adalah luas area penangkap yang akan diterapkan dalam konsep perencanaan dan perancangan akan memenuhi kebutuhan air penghuni apartemen sewa secara berkelanjutan.

5 HASIL DAN BAHASAN Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jumlah kebutuhan air pada bangunan dan menentukan kebutuhan air apa saja yang dapat digantikan dengan air hujan. Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibutuhkan manusia, kebutuhan dasar air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari Tabel 1-3:Penggunaan Air Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick Table 1-4:Kebutuhan air pada hunian Apartemen Use Gallons per Capita Percentage of Total Daily Use Showers % Clothes Washers % Dishwashers % Toilets % Baths % Leaks % Faucets % Other Domestic Uses % Sumber :Handbook of Water Use and Conservation, Amy Vickers 2001 Dari data tersebut, terlihat bahwa persentase terbesar kebutuhan air harian per orang pada hunian rata-rata adalah air untuk mandi, flush toilet, dan mencuci pakaian. Oleh karena itu, kebutuhan air yang akan digantgikan digantikan oleh air hujan yaitu pemakaian air untuk mandi, flush toilet, dan mencuci pakaian. Untuk kebutuhan air minum akan menggunakan sumber lain karena air minum harus memenuhi syarat kesehatan dan air hujan di Jakarta tergolong asam. Dari kebutuhan tersebut kemudian ditotal untuk mendapatkan kebutuhan air hujan yang harus ditangkap per bulan. Kebutuhan Tabel 1-5 Kebutuhan air yang akan digantikan air hujan. Liter Galon Jmlh orang Total Gallon Kamar Mandi Toilets flush Cuci Pakaian Total per hari 6440

6 Tabel 1-6 :Total kebutuhan air yang akan diganti air hujan per bulan dalam 1 tahun. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Hari Jumlah dalam Galon Rata-Rata Setelah mengetahui total kebutuhan air dalam satu bulan yang akan digantikan oleh air hujan, selanjutnya dimasukkan ke rumus penghitungan penangkap air hujan untuk mendapatkan luas area tangkapan dengan supply rata-rata bulanan sebesar galon air. Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient Air hujan yang tertangkap oleh permukaan dan mengalir dengan lancar yang tidak diserap oleh permukaan penangkap sesuai dengan koefisiensi aliran. Tabel 1-7: Runoff Coefficients Sumber :Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H, October 2004 Material penangkap air hujan menggunakan betondengan koefisiensi runoff0,9 (banyak air yang tertahan) sampai 1 (sedikit yang tertahan, lancar) dan jika menggunakan permukaan vegetasi koefisiensi runoff 0.6 (banyak air yang tertahan) dan 0.1 (sedikit yang tertahan, lancar). Koefisiensi runoff yang digunakan adalah sebesar 0,9 untuk mengantisipasi air mengalir tidak terlalu lancar sehingga menggunakan nilai koefisiensi terrendah berdasarkan tabel 4.10runoff coefficients.

7 BULAN TABEL 1-8: DATA CURAH HUJAN PD. BETUNG RATA-RATA TOTAL TAHUN Rata2/Bula n mm Januari 385,50 329,40 396,80 140,50 239,90 298,42 11,75 Februari 6,70 211,00 287,70 8,40 592,40 447,84 17,63 Maret 333,80 269,50 157,90 83,40 174,20 203,76 8,02 April 182,80 103,00 256,50 265,80 206,60 202,94 7,99 Mei 290,30 204,30 132,30 180,20 113,20 184,06 7,25 Juni 26,60 278,10 88,20 70,40 99,90 112,64 4,43 Juli 228,60 225,30 48,00 0,50 9,10 102,30 4,03 Agustus 23,00 157,30 6,20 65,40 53,10 61,00 2,40 September 26,80 143,30 0,20 128,80 68,50 73,52 2,89 Oktober 26,50 241,30 5,00 181,50 41,00 99,06 3,90 Nopember 220,80 206,70 98,90 250,80 370,30 229,50 9,04 Desember 207,20 1,40 336,00 484,80 99,70 251,82 9,91 Rata2/Tahun 189,05 208,38 151,14 223,63 172,33 188,91 7,44 Sumber: BMKG Data curah hujan yang digunakan merupakan rata-rata curah hujan tahunan yakni dari tahun 2004 sampai 2008 sebesar 7,44 inches. Jadi luas permukaan total yang dibutuhkan yaitu : = 7,44 x 0,623 x luas permukaan penangkap x 0, = 4,2 x luas permukaan penangkap Luas = ft 2 = 4.197m 2 (* 1 square feet / ft 2 / kaki = m 2 ) inche s Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient (Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H., October 2004 Setelah mendapatkan luas permukaan penangkap bangunan berdasarkan perhitungan diatasmendapat hasil seluas ft 2 atau 4.197m 2. Data ini digunakan untuk mencari total air yang dapat ditampung oleh sistem penangkap air hujan dengan luasan tersebut. TABEL 4-12: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN DENGAN LUAS PENANGKAP ft 2 ATAU 4197m 2 Bulan Rainfall Rainfall x 0,623 Luas Penangkap Hujan (ft2) Gross Supply Runoff Coefisient Total Supply (Gallons) Januari 11,75 7, ,16 0, ,14 Februari 17,63 10, , Maret 8,02 5, , April 7,99 4, , Mei 7,25 4, , Juni 4,43 2, , Juli 4,03 2, , Agustus 2,04 1, , September 2,89 1, , Oktober 3,90 2, , November 9,04 5, ,9 2364,74 Desember 9,91 6, ,84 0,

8 Tahap kedua yaitu, setelah mendapatkan hasil dari total air yang dapat ditampung tiap bulan, data tersebut akan di uji kembali(feedback)untuk mengetahui apakah dengan luasan area penangkap hujan seluas46638 ft 2 atau 4197m 2 dapat mencukupi kebutuhan air yang dapat digantikan oleh air hujan tiap bulan dengan melihat sisa air yang dapat ditampung dan dibuat simulasi proyeksi 3 tahun kedepan. TABEL 4-13 : PROYEKSI PER TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNI APARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP ft 2 ATAU 4197 m 2 TAHUN PERTAMA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari , Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 2364, Desember TAHUN KEDUA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari , Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 2364, Desember TAHUN KETIGA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari , Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 2364, Desember Tabel diatas merupakansimulasi data perhitungan penangkap air hujan berdasarkan kebutuhan air jika digunakan setiap hari dalam pertahun oleh total penghuni apartemen. Melalui perhitungan tersebut dapat dilihat pada pada tahun pertama terjadi defisit di bulan Oktober dan November dan pada tahun kedua dan ketiga terjadi desifit setiap bulan Oktober, bahwa air simpanan yang ada di tangki penampungan tidak bersisa dan masih kurang

9 galon untuk kebutuhan air yang digantikan oleh air hujan. Dari hasil analisa perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa luasan penangkap hujan sebesar ft 2 atau 4197m 2 masih belum bernilai sustainable karena masih belum mampu memenuhi kebutuhan air secara berkelanjutan pada bulan Oktober pada tahun pertama. Tetapi pada tahun kedua dan ketiga terlihat tidak terjadi defisit. Solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menambah luasan permukaan penangkap air hujan tidak hanya pada atap tetapi dapat digunakan elemen bangunan. Alasan menambah luasan penampang penangkap air hujan agar mendapatkan supply air yang lebih besar untuk mengurangi defisit tiap tahunnya.antipasi pada musim kemarau dapat diatasi dengan menyimpan air hujan pada bulan musim hujan lebih banyak.penambahan luasan diperbesar menjadi 5000m 2 atau ft 2, untuk membuktikan penambahan luasan tersebut memenuhi syarat sustanaible maka akan dilakukan simulasi penyimpanan air proyeksi 3 tahun dalam pemenuhan kebutuhan para penghuni dalam apartemen sewa ini. Bulan TABEL 4-14: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN DENGAN LUAS PENANGKAP ft 2 ATAU 5000 m 2 Rainfall Rainfall x 0,623 Luas Penangkap Hujan (ft2) Gross Supply Runoff Coefisient Total Supply (Gallons) Januari 11,75 7, , Februari 17,63 10, , Maret 8,02 5, , April 7,99 4, , Mei 7,25 4, , Juni 4,43 2, , Juli 4,03 2, , Agustus 2,04 1, , September 2,89 1, , Oktober 3,90 2, , November 9,04 5, , Desember 9,91 6, , TABEL 4-15 : PROYEKSI 3 TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJANUNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNIAPARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP ft 2 ATAU 5000 m 2 TAHUN PERTAMA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TAHUN KEDUA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

10 September Oktober November Desember TAHUN KETIGA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penambahan luas area penangkap terhadap ketersediaan sisa air penyimpanan dalam tangki. Hasil dari penambahan luasan menjadi ft 2 atau 5000m 2 terlihat tidak terjadi defisit melainkan setiap tahunnya mengalami penambahan sisa air. Untuk volume tangki penampungan suplai air hasil tangkapan disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan terbesar pada tahun pertama di bulan Mei yaitu sekitar galon atau ,08 liter dibulatkan menjadi liter. Maka daya tampung tangki penyimpanan diharapkan mempunyai volume 2.3 m 3. Membahas tentang kajian diatas, bahwa untuk memanfaatkan air hujan memerlukan luas area tangkap yang cukup besar, jika hanya mengandalkan luasan atap perlu dipertimbangkan bentuk, jenis, material, kebutuhan ruang dan luas lahan, dan lebih baik menambahkan elemen lain pada bangunan sebagai area tangkap, yaitu dengan memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan bangunan dengan cara menangkap air hujan terlebih dahulu dari elemen-elemen selubung bangunan apartemen sewa dan lalu dialirkan dan ditampung dalam bak penampung air hujan selanjutnya melewati beberapa tahap filter lalu didistribusikan ke dalam bangunan untuk penggunaan kebutuhan air penghuni. Dengan luasan permukaan yang diperhitungkan untuk menangkap air hujan adalah sebesar 5000m 2, tidak bisa hanya mengandalkan atap saja tetapi juga harus mengandalkan selubung bangunan. Tidak semua bagian selubung efektif menangkap hujan, untuk itulah dimanfaatkan kanopi sebagai penangkap air hujan karena selain bermanfaat menangkap air hujan, juga sebagai shading panas matahari. Gambar 1-1 : Ilustrasi sistem distribusi pemanfaatan air hujan ke bangunan.

11 Pada dasarnya konsep desain bangunan apartemen sewa ini memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air mandi, flushing dan mencuci pakaian saja dan untuk air minum tetap menggunakan air tanah karena kualitas air hujan masih mengandung beberapa elemen kimia yang dipaparkan oleh BMKG. Penerapan konsep ini mempengaruhi sistem distribusi air yaitu air hujan yang diserap oleh green roof lalu ditampung sementara pada atap, kemudian dialirkan ke bawah dengan bantuan gravitasi ke reservoir bawah lalu di filter dan dipompa ke atas lagi. Sebagian juga disimpan di reservoir atas sehingga bisa disalurkan ke masing-masing toilet untuk memenuhi kebutuhan. Switching kran berfungsi untuk mengantisipasi jika terjadi kekeringan atau kemarau panjang yang tidak terduga sehingga kebutuhan air membutuhkan suplai air dari air tanah. Gambar 1-2 : Penerapan konsep catchment area Luas total dari atap dan balkon yang diterapkan dalam desain yaitu 10783,46 m 2 yang berarti telah memenuhi kebutuhan area catchment dan kebutuhan air penghuni. Bahkan lebih 5783,46 m 2 yang berarti air yang berlebih dapat dimanfaatkan pula untuk peresapan.

12 SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian dan kajian bahwa tercapainya pemenuhan kebutuhan air harian penghuni apartemen sewa dapat digantikan oleh air hujan yang dimanfaatkan sebagai perencanaan dan perancangan desain apartemen sewa di kawasan Grogol bersifat sustainable. Pemenuhan kebutuhan air diperoleh tidak hanya dari atap saja tetapi dapat dari elemen bangunan seperti balkon. Saran dari pembahasan tersebut adalah perhitungan luasan yang tidak cukup pada desain atap dapat memanfaatkan elemen-elemen permukaan bangunan seperti balkon dan kanopi sebagai catchment area. Banyak elemen lain pada bangunan yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai catchment area, tetapi perlunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar. REFERENSI Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2008). Data curah hujan pos Pd. Betung. Colliers Internasional Indonesia- Riset dan Konsultasi. (2007). Data klarifikasi apartemen sewa di Jakarta-Indonesia. D.G.Rees, S.Nyakaana., T.H.Thomas. (2000), Very low cost roofwater Harvesting in East Africa. Diakses 29 Agustus 2012 dari Heinz Frick. (2006). Arsitektur Ekologis.Yogyakarta: Kanisius. Hattie Hartman. (2008). Rainwater Haversting. The Architects jurnal, diakses 28 Juli 2012 dari Jong-Jin Kim and Brenda Rigdon. (1998). Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design. Michigan: National Pollution Prevention Center for Higher Education. Vickers, Amy (2001). Handbook of Water Use and Conservation. Amherst:Waterplow Press. Waterfall, Patricia H. (2006). Harvesting Rainwater for Landscape Use. 2nd ed. Tucson: Arizona Department of Water Resources. RIWAYAT PENULIS Lisa Chandra lahir di kota Medan pada 13 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University, Jakarta dalam bidang arsitektur pada 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta. Sumber : BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Ibu Kota Jakarta memang sudah terlalu padat. Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di lingkungan perkotaan semakin

Lebih terperinci

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Lisa Chandra NIM : 1200981182

Lebih terperinci

TINJAUAN SISTEM DESAIN PEMANFAATAN AIR HUJAN PADA RUMAH TINGGAL DI BINTARO, JAKARTA

TINJAUAN SISTEM DESAIN PEMANFAATAN AIR HUJAN PADA RUMAH TINGGAL DI BINTARO, JAKARTA TINJAUAN SISTEM DESAIN PEMANFAATAN AIR HUJAN PADA RUMAH TINGGAL DI BINTARO, JAKARTA Renhata Katili Architecture Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta)

ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta) ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta) Rendra Elgara 1), Siti Qomariah 2), Adi Yusuf Muttaqien 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IV.1ANALISIS MANUSIA

BAB IV ANALISIS IV.1ANALISIS MANUSIA BAB IV ANALISIS IV.1ANALISIS MANUSIA IV.1.1 Pelaku Penghuni di apartemen sewa ini orang, dengan jumlah kamar sebanyak 200 kamar dan dihuni 1 sampai 2 orang tiap kamar.asumsi maksimal total penghuni berjumlah

Lebih terperinci

SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA UTARA

SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA UTARA SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA UTARA Tania Tritya, Sigit Wijaksono, Sani Heryanto Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jalan KH. Syahdan No. 9 Jakarta Barat 11480, 021-534580,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Sistem Pengolahan Rain Water Pada Sistem pengolahan yang terjadi di hotel kapsul ini, air hujan ditangkap terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijabarkan, volume air yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa air. Di daerah perkotaan seiring pesatnya pembangunan gedung

Lebih terperinci

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia dan merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

Tabel 1.1 : Tabel laju pertumbuhan penduduk menurut Provinsi Sumber : Statistics Indonesia, diakses 17 Maret 2014

Tabel 1.1 : Tabel laju pertumbuhan penduduk menurut Provinsi Sumber :  Statistics Indonesia, diakses 17 Maret 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu kota, Jakarta sangatlah terbuka bagi semua warga Negara, sehingga laju pertumbuhan penduduk di Jakarta dari tahun ke tahun termasuk sangat tinggi dan padat. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan pada laporan ini merupakan hasil keseluruhan terhadap tahap perencanaan dan perancangan, dari hasil analisa pada bab 4 bahwa daerah Tanjung Sanyang ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sektor air bersih semakin mendapatkan perhatian yang signifikan. Dalam World Summit on Sustainable Development (WSSD) di Johanesburg, 2 hingga 4 September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan paling mendasar bagi manusia. Hunian dibutuhkan sebagai tempat dimana kita akan merasa nyaman dan aman

Lebih terperinci

Hotel Kapsul Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta

Hotel Kapsul Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta Hotel Kapsul Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta Gilang Raspati Marta Adi Subrata Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak Kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat merupakan kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2 dengan jumlah populasi 2 sebesar 8.792.000 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar

Lebih terperinci

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building! Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah Abang adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang cukup terkenal dengan pusat perbelanjaan tekstil dan fashion. Tidak dipungkiri, pusat grosir

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil dan sekitarnya pembangunan fisik berlangsung dengan pesat. Hal ini di dorong oleh adanya pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi padat penduduk di Indonesia yang menempati urutan ketiga setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang I.I.1 Latar Belakang Proyek Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya pada daerah Kota Jakarta meningkat pesat, Seiiring dengan itu permintaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Aspek Manusia

BAB 4 ANALISIS 4.1 Aspek Manusia BAB 4 ANALISIS 4.1 Aspek Manusia 4.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan 1. Rumah Susun 2 orang/unit 1 keluarga/unit (2-4 orang) 2. Pengelola rumah susun Pengelola Petugas kebersihan Keamanan 4.1.2 Analisa Pola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU. Joleha 1.

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU. Joleha 1. ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU Joleha 1 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau 1 Mahasiswa program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Air adalah kehidupan. Tanpa air, mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan pernah ada daur ulang materi dan

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Balai Materia Medica di Batu (Perancangan Ulang dengan Penerapan Prinsip Konservasi Air)

Balai Materia Medica di Batu (Perancangan Ulang dengan Penerapan Prinsip Konservasi Air) Balai Materia Medica di Batu (Perancangan Ulang dengan Penerapan Prinsip Konservasi Air) Isnaeni Nur Tafliha, Agung Murti Nugroho, Indyah Martiningrum Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap makhluk hidup membutuhkan suatu ruang dimana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada disekitarnya

Lebih terperinci

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya. 5 3.2.1.3 Metode Pengumpulan Data Luas Atap Bangunan Kampus IPB Data luas atap bangunan yang dikeluarkan oleh Direktorat Fasilitas dan Properti IPB digunakan untuk perhitungan. Sebagian lagi, data luas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup,

BAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup, BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan perkotaan semakin meningkat sejalan

Lebih terperinci

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA Augusta Chistopher, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta Chrizzt_13@yahoo.com

Lebih terperinci

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n MAKALAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n J U R U S A N G E O G R A F I FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Pindhy Secaningrum Santoso : Asrama Mahasiswa Binus University di Jakarta Barat : Permulaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA Sidang Tesis Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Apartemen Mahasiswa dalam Efisiensi Energi Orientasi bangunan ke arah Utara Selatan, sehingga memperkecil panas yang diserap bangunan. Gambar 78. Arah Gerak Matahari

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

Hotel Resort Di Gunungkidul

Hotel Resort Di Gunungkidul BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Tapak Privat Semi Privat Publik Semi Publik Privat Semi Privat Privat Gambar 6.1. Konsep Tapak Pembagian tapak terbagi atas kebutuhan privasi tiap ruang berdasar kebutuhan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Kelompok 3 MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Ketika Amway center dibuka di orlando pada 2011, menjadi LEED (Kepemimpinan dalam desain Energi dan Lingkungan) pertama yang meraih arena bola basket

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor penyebab masalah krisis air dan pencemaran tanah serta air khususnya di Jakarta diakibatkan oleh tingkah laku manusia yang tidak bersahabat dengan alam. Pemanasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Saat ini kebutuhan akan tempat tinggal di Jakarta semakin meningkat. Seiring dengan berjalannya pembangunan, terjadi pula pengurangan lahan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa

Lebih terperinci

Leonardus Gunendra, Albertus Galih Prawata, ST., M.Arch Yanita Mila Ardiani, ST., MT

Leonardus Gunendra, Albertus Galih Prawata, ST., M.Arch Yanita Mila Ardiani, ST., MT HOTEL KAPSUL DI TANAH ABANG DENGAN PENGOLAHAN SUMBER AIR Leonardus Gunendra, Albertus Galih Prawata, ST., M.Arch Yanita Mila Ardiani, ST., MT Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K.H. Syahdan no.9

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PERANCANGAN DAN ANALISIS KEANDALAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA BANGUNAN DENGAN ATAP HIJAU (GREEN ROOF) DI KOTA PONTIANAK Ivan Andri Gunawan 1), Yulisa Fitrianingsih 1), Agus Ruliyansyah 2) 1) Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR. PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG Jesieca Siema, Michael Tedja, Indartoyo Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan suatu wilayah dapat dilihat dari pertumbuhan secara fisik, soasial, ekonomi, dan aktivitas di dalamnya. Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia untuk melangsungkan hidup. Kebutuhan akan rumah tinggal terus meningkat

Lebih terperinci

Pilar Estetis Penjernih Air Hujan

Pilar Estetis Penjernih Air Hujan 1 Pilar Estetis Penjernih Air Hujan Syndu Yoga Pratama, 15600009, Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, UPGRIS Syndupratama@ymail.com. Abstrak Pada prinsipnya air merupakan kekayaan alam yang jumlahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daya Dukung Daya dukung merupakan salah satu konsep yang serbaguna dan populer didalam konteks politik lingkungan saat ini. Seperti halnya dengan konsep keberlanjutan, daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat

Lebih terperinci

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan BAB 1 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pelestarian sumberdaya air secara kualitatif dan kuantitatif kurang mendapat perhatian. Secara kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Akhmad Faruq Hamdani, Nelya Eka Susanti Geografi Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut penelitian Wilonoyudho (2011) pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang telah membawa akibat samping berupa terjadinya kerusakan lingkungan, meningkatnya sektor

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI SISTEM SANITASI DAN DRAINASI Pendahuluan O Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah O Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya jumlah volume air adalah tetap, namun distribusinya tidak sama sehingga ketersediaan air tidak seimbang menurut lokasi dan musim. Ketersediaan air di musim

Lebih terperinci

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

menyebabkan kekeringan di musim kemarau, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Pengertian Drainase dan Perubahan Konsep Drainase Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara

Lebih terperinci

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT Olivia Jon, Nina Nurdiani, Widya Katarina Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya tingkat urbanisasi sangat berperan besar dalam meningkatnya jumlah penduduk di kota-kota besar. DKI Jakarta, sebagai provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BANJIR DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA DENGAN KONSEP ZERO RUN OFF FLOOD CONTROL AT UKRIDA INTEGRATED COMPLEX WITH ZERO RUN OFF CONCEPT

PENGENDALIAN BANJIR DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA DENGAN KONSEP ZERO RUN OFF FLOOD CONTROL AT UKRIDA INTEGRATED COMPLEX WITH ZERO RUN OFF CONCEPT Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGENDALIAN BANJIR DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA DENGAN KONSEP ZERO RUN OFF FLOOD CONTROL AT UKRIDA INTEGRATED COMPLEX WITH ZERO RUN OFF CONCEPT Elly Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 69 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable Energi Use adalah desain berkelanjutan merupakan filosofi desain yang berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta Tingkat kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang cukup besar memberi dampak terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat, BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini dibuktikan pada tahun 2004 kepadatan penduduk di Jakarta mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber :  diakses tanggal 2 Oktober 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan dibidang

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Galih Damar Pandulu 1,*, Esti Widodo 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi *

Galih Damar Pandulu 1,*, Esti Widodo 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi * Efisiensi Pemanenan Air Hujan pada Perumahan (Real Estate) Melalui Pembangunan Danau dalam Rangka Mengurangi Eksploitasi Air Tanah dan Limpasan Air ke Drainase di Kota Malang Galih Damar Pandulu 1,*, Esti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup pesat dewasa ini. Wilayah di daerah Jakarta, khususnya

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Penampung Air Hujan Sebagai Salah Satu Alternatif Sumber Air Bersih di Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya

Perencanaan Sistem Penampung Air Hujan Sebagai Salah Satu Alternatif Sumber Air Bersih di Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya D241 Perencanaan Sistem Penampung Air Hujan Sebagai Salah Satu Alternatif Sumber Air Bersih di Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya Fairuz Nadia dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE TL 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE MI 3205 Pengetahuan Lingkungan 2013 D3 Metrologi ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah o Air limbah

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan air sangat komplek, antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut WHO di negaranegara maju setiap orang memerlukan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya, manusia membutuhkan makan, minum, suatu ruang di mana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci