P U T U S A N NOMOR : 27/G/2016/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P U T U S A N NOMOR : 27/G/2016/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR : 27/G/2016/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan sebagaimana diuraikan dibawah ini, dalam sengketa antara : FERDI, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Swasta, Bertempat tinggal di Desa Teratak RT.04 Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam hal ini memberikan kuasa kepada : DIDI TASIDI, S.H., M.H, dan H. ACING, S.H Keduanya Kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat/Konsultan Hukum pada Kantor Advokat DITAS LAW Office beralamat di Jalan Lais RT.14 No.88 Tenggarong Kutai Kartanegara berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Agustus 2016, Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;- M E L A W A N KETUA PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK SE-KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, berkedudukan di Jl. Wolter Monginsidi No. 01 Komplek Perkantoran Bupati Kutai Kartanegara Gedung A Lantai 1, dalam hal ini memberikan kuasa kepada : ROKMAN TORANG, S.H., M.H., NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Kepala Bagian Administrasi Halaman 1 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

2 Hukum Setkab Kutai Kartanegara, alamat di Jl. Wolter Monginsidi No.1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; TARJUDIN,S.P.,M.M,NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Kepala Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Alamat di Jalan Wolter Monginsidi Gedung A Lantai 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; ABDUL KADIR, S.H., M.Si., NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum Setkab Kutai Kartanegara, alamat di Jl. Wolter Monginsidi No. 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; Drs. H. HAMDIANSYAH, M.Si, NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Kepala Sub Bidang Administrasi Pemerintahan, Perangkat dan Pengembangan Desa/Kelurahan, alamat di Jalan Wolter Monginsidi Gedung A Lantai 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; JOKO ADI WIBOWO, SH, NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Staf Subbag Bankum Setkab Halaman 2 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

3 Kutai Kartanegara, alamat di Jl. Wolter Monginsidi No. 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; HARMAN, S.H., NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Staf Sub Bag Bankum Setkab Kutai Kartanegara, alamat di Jl. Wolter Monginsidi No. 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur; SURATNO, SH., NIP , Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Staf Subbag Bankum Setkab Kutai Kartanegara, alamat di Jl. Wolter Monginsidi No. 1, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus, tanggal 24 Agustus 2016; Selanjutnya disebut sebagai...tergugat;- Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut : Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Nomor : 27/PEN-DIS/2016/PTUN.SMD, tanggal 16 Agustus2016 tentang Penetapan Lolos Dissmissal; Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Nomor : 27/PEN/2016/PTUN.SMD, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penunjukkan Majelis Hakim; Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 27/PEN- PP/2016/PTUN.SMD, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Pemeriksaan Persiapan; Halaman 3 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

4 4. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 27/PEN- HS/2016/PTUN.SMD, tanggal 07 September2016 tentang Penetapan Penentuan Hari Sidang; Telah membaca Penetapan Majelis Hakim Nomor : 27/PEN-HS/2016/PTUN.SMD, tanggal 08 September 2016, tentang Penetapan Penundaan Pelaksanaan Surat Keputusan Perihal Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak No.411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016, tanggal 05 Agustus 2016; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah mendengarkan keterangan Pihak Penggugat dan Pihak Tergugat; TENTANG DUDUK SENGKETA Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 15 Agustus 2016, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tanggal 16 Agustus 2016 dengan Register Perkara Nomor : 27/G/2016/PTUN.SMD, sebagaimana telah diperbaiki pada Pemeriksaan Persiapan tanggal 7 September 2016, yang pada pokoknya mengemukakan dalil-dalil gugatannya sebagai berikut : OBYEK GUGATAN : Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara perihal hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016; TENTANG TENGANG WAKTU 1. Berdasarkan ketentuan sesuai Pasal 55 UU N0.5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara maka Penggugat bisa mengajukan gugatanya dikarenakan penggugat mendapatkan putusan pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2016; 2. Selanjutnya mengenai perhitungan tenggang waktu tersebut diatur menurut surat edaran Mahkamah Agung No. 2 tahan 1991 pada romawi V angka 3 menyatakan Halaman 4 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

5 bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu surat keputusan Tata Usaha Negara tapi yang merasa kepentinganya di rugikan maka tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 UU N0. 5 tahun 1986 dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa kepentinganya dirugikan oleh keputusan Tata Usaha Negara dan mengetahui adanya keputusan tersebut; DASAR DAN ALASAN GUGATAN : 1. Bahwa obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus Bahwa Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 baru diketahui dan diterima oleh Penggugat dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Desa Teratak pada hari kamis tanggal 11 Agustus Bahwa Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat bersifat Kongkrit, individual dan final yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat sehingga gugatan ini telah memenuhi ketentuan Pasal 1 ayat 9 Undang-undang Nomor 51 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara 4. Bahwa Penggugat telah mendaftar dan menyerahkan berkas pencalonan sebagai bakal Calon Kepala Desa Desa Teratak Kec. Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara pada tanggal, 25 Juni 2016; 5. Bahwa Penggugat telah membayar uang pendaftaran bakal calon kepala Desa Teratak sebesar RP ( tiga juta rupiah ), sesuai keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak Nomor : 08/pan-pilkades-TRK/VI/2016 Tentang biaya pendaftaran bakal Halaman 5 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

6 calon Kepala Desa Teratak periode adalah sebesar Rp ( tiga juta rupiah ); 6. Bahwa Penggugat adalah balon Kepala Desa Desa Teratak Kec. Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara yang dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat sebagaimana pengumuman yang dikeluarkan oleh Panitia Pilkades Desa Teratak tanggal 16 Juli 2016; 7. Bahwa Penggugat adalah Balon Kepala Desa Teratak yang memenuhi syarat sebagaimana yang disyaratkan untuk menjadi balon Kepala Desa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan PERDA No 3 tahun 2015 tentang pemilihan dan pemberhentian kepala Desa Pasal 6 Yang dapat dipilih menjadi calon kepala Desa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Warga negara Republik Indonesia; b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; d. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat; e. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar; f. Bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa; g. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal didesa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum mendaftar; h. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara; i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam Halaman 6 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

7 dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang. j. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. k. Tidak menjadi pengurus atau anggota partai politik. l. Berbadan sehat dan bebas dari narkoba. m. Tidak pernah menjabat sebagai kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut,dan n. Bagi kepala Desa yang tidak menyampaikan laporan akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf c, tidak diperbolehkan mencalonkan diri kembali sebagai kepala Desa untuk masa jabatan berikutnya. 8. Bahwa Penggugat telah mengikuti tes baik secara tertulis dan wawancara yang diadakan oleh Panitia pemilihan kepala Desa serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara pada hari Kamis tanggal, 4 Agustus Bahwa dasar Tergugat menerbitkan Surat Keputusan No /007/Panitia- Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016adalah hasil tes dengan berpedoman pada: a. Undang-undang N0. 6 tahun 2014 tentang Desa b. PP No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa c. PERDA No. 3 tahun 2015 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa d. Surat Keputusan Bupati No. 221 tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Dan Pemberhentian Kepala Desa Halaman 7 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

8 10. Bahwa dalam surat keputusan tersebut tidak sama sekali diuraikan apa dan mengapa penggugat dinyatakan tidak lulus juga tidak diuraikan metode dan cara apa yang digunakan untuk menilai sehingga Penggugat dinyatakan tidak lulus menjadi calon Kepala Desa; 11. Bahwa dalam hal ini tergugat tidak punya kewenangan melaksanakan Tes baik tertulis ataupun wawancara juga mengeluarkan Surat Keputusan yang di jadikan rujukan mutlak oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa karena hal tersebut bertentangan dengan : a. Undang-undang RI No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 32 ayat 2 Badan Permusyawaratan Desa membentuk Panitia pemilihan kepala Desa ayat 3 Panitia pemilihan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat Mandiri dan tidak memihak b. Peraturan Pemerintah RI No. 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal. 41 ayat (2) huruf b Pembentukan panitia pemilihan kepala Desa oleh Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan c. PERDA No. 3 tahun 2015 tenteng pemilihan dan pemberhentian kepala Desa Pasal 4 huruf a. Pembentukan Panitia Pemilihan oleh BPD ditetapkan dalam jangka waktu 10 ( sepuluh ) hari setelah pemberhentian akhir masa jabatan Pasal 10 dalam hal bakal calon yang mendaftar sebagai kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 lebih dari 5 (lima) orang, Panitia pemilihan melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja dilembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan mengadakan ujian penyaringan baiktertulis maupun wawancara yang pelaksanaanya dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada Camat dan panitia pemilihan Kabupaten Halaman 8 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

9 12. Bahwa dengan uraian diatas sangat jelas dan terang bahwa yang punya kewenangan melakukan seleksi dan penjaringan balon Kades untuk menjadi calon kepala Desa adalah panitia pemilihan kepala Desa yang dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa yang dalam hal ini baik Camat atau Panitia pemilihan Kabupaten hanya bersifat koordinasi dan konsultasi tidak ada kewenangan melaksanakan Tes dan mengeluarkan Surat Keputusan yang dijadikan rujukan mutlak oleh Panitia pemilihan kepala Desa untuk menentukan Calon Kepala Desa 13. Bahwa disamping telah melakukan kesewenang-wenangan Tergugat telah melanggar ketentuan UU No. 9 tahun 2004 Pasal. 53 ayat (2) huruf (b) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu yang beretentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik dan Pasal. 3 UU No. 8 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Asas penyelenggaraan negara yang baik yang dilanggar oleh Tergugat adalah azas-azas sebagai berikut : a. AZAS KEPASTIAN HUKUM Yang dimaksud dengan azas kepastian hukum adalah azas dalam negara hukum yang mengutamakan dan didasari peraturan perundang-undangan, kepastian dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara, tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se- Kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini telah melanggar perundangundangan : Undang-undang RI No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 32 ayat (2) dan (3). Dan Peraturan Pemerintah RI No. 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal. 41 ayat (2) huruf b. serta PERDA No. 3 tahun 2015 tenteng pemilihan dan pemberhentian Kepala Desa Pasal 4 huruf a. dan Pasal. 10. Halaman 9 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

10 b. AZAS KETERBUKAAN Yang dimaksud dengan azas keterbukaan adalah adalah azas membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memeperhatikan atas hak pribadi, golongan dan rahasia Negara. tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus Yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini tidak menguraikan secara terbuka alasan-alasan mengapa penggugat dinyatakan tidak lulus untuk menjadi calon kepala Desa dengan kata lain tergugat dalam hal ini mengabaikan azas keterbukaan. c. AZAS KEPENTINGAN UMUM Yang dimaksud dengan azas kepentingan umum adalah azas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif, dalam hal ini tergugat secara sepihak dan tanpa memperhatikan perundang-undangan yang berlaku dengan sengaja telah menerbitkansurat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus Yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini yang tidak menjelaskan alasan-alasan dan metode apa yang dipakai oleh tergugat dalam menerbitkan Surat keputusan tersebut 14. Bahwa sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 67 Ayat ( 2 ) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap Ayat ( Halaman 10 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

11 3 ) permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok sengketanya Ayat ( 4 ) permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan. b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakanya keputusan tersebut 15. Bahwa dikarenakan ada hal yang sangat mendesak dan kepentingan penggugat sangat dirugikan apabila Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi obyek dalam perkara ini yaitu Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus tetap dijalankan akan terjadi kesewenang-wenangan Menginggat secara materiil penggugat sudah mengeluarkan biaya baik untuk pendaftaran dan juga pembentukan tim sukses dan secara non materiil nama baik penggugat sangat dirugikan karena tidak bisa ikut sebagai Calon Kades dalam Pemilihan Kepala Desa Teratak ; 16. Bahwa mengingat tahapan pelaksanaan pemilihan kepala Desa Teratak yang ikut dalam gelombang serentak 71 Desa se-kabupaten Kutai Kartanegara sudah akan dilaksanakan pemungutan suara pada tanggal 15 September 2016, dan mengingat masih ada gelombang berikutnya untuk pemilihan Kepala Desa serentak sekabupaten Kutai Kartanegara maka sesuai denganundang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 67 Ayat (2) Ayat (3) dan Ayat (4) maka Penggugat sangat beralasan memohonsurat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No. Halaman 11 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

12 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus di tunda sampai adanya putusan Pengadilan yang memperolehkekuatan hukum tetap. Berdasarkan uraian Penggugat diatas Penggugat mohon Kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut: DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN Mengabulkan permohonan MENUNDA Keputusan Tata Usaha Negara dalam hal ini Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016.Sampai ada Putusan Pengadilan yang memperoleh Kekuatan hukum tetap. DALAM POKOK PERKARA 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya; 2. Menyatakan Batal dan tidak sahsurat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016; 3. Mewajibkan tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Desa Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara ini; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawabannya tertanggal 14 September 2016, dengan mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut : I. DALAM EKSEPSI : Halaman 12 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

13 A. GUGATAN PENGGUGAT PREMATUR Bahwa Penggugat dalam gugatannya menyebutkan yang menjadi alas hak Penggugat dalam Gugatannya adalah Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 5 Agustus Berdasarkan judul dari objek sengketa di atas, yakni tentanghasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak, jelas bahwa obyek sengketa a quo yang digugat oleh Penggugat masih belum memenuhi persyaratan Keputusan yang Final sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986 jo. UU No. 51 Tahun 2009, karena sifatnya hanya mengumumkanhasil tes ujian penyaringan bakal calon kades yang telah diikuti oleh para Bakal Calon Kepala Desa di Desa Teratak BUKAN Penetapan Bakal Calon Kepala Desa menjadi Calon Kepala Desa dimana hasil tes tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagai bahan proses lanjutan dalam mekanisme pemilihan Kepala Desa, sehingga obyek sengketa a quo bukan merupakan suatu proses akhir/final dalam menentukan Bakal Calon Kepala Desa menjadi Calon Kepala Desa dimana kewenangan penetapan dari Bakal Calon Kepala Desa menjadi Kepala Desa berada pada Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak itu sendiri, sehingga mengajukan Surat a quo dalam gugatan Sengketa Tata Usaha Negara ini adalah sangat prematur untuk itu gugatan penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima. B. GUGATAN PENGGUGAT SALAH PIHAK Bahwa pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, antara lain: Halaman 13 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

14 1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa; 4) Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa; 5) Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa. Apabila meninjau peraturan-peraturan tersebut diatas dan dikaitkan dengan pernyataan Penggugat di dalam Gugatannya pada angka 15 yang menyebutkan penggugat sangat dirugikan karena tidak bisa ikut sebagai Calon Kades dalam pemilihan Kepala Desa Teratak sedangkan yang mempunyai kewenangan untuk mengikutkan seseorang/menetapkan seseorang menjadi Calon Kepala Desa adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa in casu di Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman, sebagaimana Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa teratak Nomor 06/SK/Pan-Pilkades-TRK/VIII/2016 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Penetapan Calon Kepala Desa, sedangkan Panitia Pemilihan Serentak se Kabupaten Kutai Kartanegara hanya melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan seleksi tambahan dikarenakan jumlah Bakal Calon Kepala Desa pada Desa Teratak yang memenuhi syarat awal lebih dari 5 (lima) orang sebagaimana disebutkan dalam Lampiran Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a yang berbunyi Dalam hal Bakal Calon Halaman 14 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

15 Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa, sehingga yang harus digugat oleh Penggugat (yang menjadi Tergugat) dalam perkara ini adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak dan BUKAN Ketua Panitia Pemilihan Kabupaten in casu Tergugat sekarang. Dengan demikian jelas bahwa GUGATAN PENGGUGAT SALAH PIHAK, untuk itu harus dinyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. C. GUGATAN PENGGUGAT SALAH OBJEK GUGATAN Terkait dengan salah pihak dalam perkara a quo bila didasarkan pada kerugian yang didalilkan oleh Penggugat, otomatis dengan sendirinya Gugatan yang diajukan oleh Penggugat terhadap Objek Gugatan a quo adalah salah. Jika dicermati dasar gugatan Penggugat, kerugian yang di dalilkan oleh penggugat sebenarnya bukan ditimbulkan oleh Surat Keputusan Objek Sengketa a quo, akan tetapi timbulnya Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa teratak Nomor 06/SK/Pan-Pilkades-TRK/VIII/2016 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Penetapan Calon Kepala Desa. Oleh sebab itu, Surat Keputusan penetapan Calon Kepala Desa itulah yang SEHARUSNYA dijadikan objek gugatan. Berdasarkan uraian di atas, jelas gugatan Penggugat telah Salah Objek Gugatannya, untuk itu harus dinyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. D. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (Obscuur Libel) Di samping uraian-uraian sebagaimana disebutkan di atas, dalam gugatan Halaman 15 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

16 Penggugat juga terdapat dalil-dalil yang kabur, tidak jelas, dan tidak lengkap (obscuurlibel), yang akan Tergugat uraikan sebagai berikut di bawah ini. 1. Bahwa apabila mencermati dan ditelaah dengan seksama tentang dalil-dalil Gugatan Penggugat Perkara Tata Usaha Negara No. 27/G/2016/PTUN- SMDyang didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tanggal 16 Agustus 2016 dan diperbaiki tanggal 7 September 2016 dapat dikategorikan Gugatan tersebut adalah Kabur (obscuur libel); 2. Bahwa kekaburan terhadap Gugatan Penggugat dalam Perkara No. 27/G/2016/PTUN-SMDyang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tanggal 16 Agustus 2016 dan diperbaiki tanggal 7 September 2016 adalah Inkonsistensi Penggugat dalam memandang proses pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak, hal ini dikarenakan Penggugat disatu sisi mengakui bahwa tes yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara adalah SAH dan tidak terdapat permasalahan kewenangan yang dimiliki oleh Tergugat untuk melaksanakan Seleksi Tambahan, hal ini dibuktikan dengan pengakuan Penggugat yang mengikuti tes baik secara tertulis dan wawancara yang diadakan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara pada hari Kamis tanggal 4 Agustus 2016 sebagaimana disebutkan oleh Penggugat pada halaman ke 3 angka ke 8 didalam Gugatannya, yang apabila Penggugat meyakini Tergugat tidak mempunyai kewenangan untuk melaksanakan tes tertulis ataupun wawancara sebagaimana didalilkan oleh Penggugat di dalam Gugatannya pada angka 11 tentu Penggugat tidak akan mengikuti tes tertulis dan wawancara yang diadakan oleh Tergugat pada hari kamis tanggal 4 Agustus Tentunya sikap in-konsisten Penggugat terhadap kewenangan yang Halaman 16 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

17 dimiliki oleh Tergugat untuk melaksanakan tes terhadap Bakal Calon Kepala Desa Teratak merupakan sikap yang tidak jelas untuk itu dalil gugatan Penggugat tersebut dapat dikualifikasi sebagai dalil Gugatan yang Kabur. 3. Terkait dengan apa yang diuraikan diatas bahwa Penggugat mendalilkan Tergugat tidak mempunyai kewenangan untuk melaksanakan tes baik tertulis ataupun wawancara, bila dikaitkan dengan pernyataan Penggugat dalam halaman ke 4 angka ke 12 yang menyatakan bahwa yang punya kewenangan melakukan seleksi dan penjaringan Balon Kades untuk menjadi calon Kepala Desa adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa yang dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa, terkait dengan hal tersebut Tergugat perlu menerangkan bahwa tes tertulis ataupun wawancara yangtelah diikuti oleh Penggugat pada tanggal 4 Agustus 2016dan seleksi dan penjaringan dalam proses pemilihan Kepala Desa adalah dua hal yang berbeda meskipun hal tersebut masih dalam satu rangkaian, perbedaan tersebut adalah dalam hal siapa yang mempunyai kewenangan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa jo Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Bagian Ketiga Paragraf 3 huruf l angka ke 6) jelas disebutkan bahwa salah satu tugas Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah untuk mengadakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa, sedangkan untuk pelaksanaan tes tertulis ataupun wawancara yang telah diikuti Penggugat adalah merupakan seleksi tambahan yang kewenangannya diberikan oleh Bupati Kutai Kartanegara berdasarkan Pasal 5 ayat (2) huruf h Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Halaman 17 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

18 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala DesajoKeputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Lampiran pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a dan huruf b yang berbunyi: a. Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa. b. Pelaksanaan seleksi tambahan sebagaimana huruf a dilakukan melalui ujian secara tertulis dan wawancara. Tentunya berdasarkan ketentuan tersebut diatas, terlihat bahwa Penggugat tidak dapat membedakan mana yang menjadi kewenangan Panitia Pemilihan di tingkat Desa dan mana yang menjadi kewenangan Panitia Pemilihan Kepala Desa ditingkat Kabupaten sehingga hal ini membuat uraian dalil Gugatan Penggugat menjadi kabur dan tidak jelas atau dengan kata lain obscuurlibel. 4. Bahwa dalam petitum Gugatan Penggugat angka 2 disebutkan: Menyatakan batal ATAU tidak sah Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak No /007/Panitia- Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus Dengan kata penghubung ATAU sebagaimana telah dikutip di atas, gugatan Penggugat menjadi TIDAK JELAS, apa yang dituntut oleh Penggugat, apakah Penggugat ingin objek sengketa dinyatakan BATAL Halaman 18 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

19 ataukah Penggugat ingin objek sengketa dinyatakan TIDAK SAH? baik dalam fundamentum petendi maupun dalam petitum sama sekali tidak mendapat penjelasan yang cukup dari Penggugat sehingga gugatan yang demikian adalah obscuurlibel. Jika mengacu pada Penjelasan dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyebutkan... Berbeda dengan gugatan di muka Pengadilan perdata, maka APA YANG DAPAT DITUNTUT DI MUKA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA INI TERBATAS PADA SATU MACAM TUNTUTAN POKOK yang berupa tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang telah merugikan kepentingan penggugat itu dinyatakan batal ATAU tidak sah.... Berdasarkan Penjelasan Pasal 53 ayat (1) tersebut diatas, jelas bahwa tuntutan Penggugat dalam petitumnya HANYA DIBATASI pada SATU MACAM TUNTUTAN POKOK, dengan demikian Penggugat oleh Undang-Undang dibatasi HARUS MEMILIH objek sengketa itu BATALatau objek sengketa itu TIDAK SAH, dan itu haruslah diuraikan dalam formulasi gugatan yang jelas. Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa Gugatan Penggugat telah menyalahi ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang hanya memberi batasan satu macam tuntutan pokok, yakni dengan memilih tuntutan Halaman 19 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

20 (petitum) salah satu dari dua opsi tuntutan berupa menyatakan objek sengketa itu BATAL atau objek sengketa itu TIDAK SAH. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa gugatan penggugat adalah obscuurlibel, untuk itu Gugatan Penggugat harusdinyatakan tidak dapat diterima(niet Onvankelijk Verklaard). DALAM PENUNDAAN Bahwa terkait dengan permohonan penundaan yang dimohonkan oleh Penggugat dalam Gugatannya yang dibacakan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara pada tanggal 7 September 2016, dan telah dikabulkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara dengan menerbitkan Penetapan Nomor 27/G/2016/PTUN.SMD tanggal 8 September 2016 yang telah dibacakan pula pada tanggal yang sama didalam persidangan yang memerintahkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan Surat Keputusan Tergugat perihal hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 6 Agustus 2016, Tergugat menyatakan keberatan dan memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk mencabut Penetapan tersebut dengan dasar yang diuraikan sebagai berikut dibawah ini. 1. Bahwa salah satu asas yang melandasi HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA yaitu vermoeden van rechtmatigheid-praesumptio iustae causa yang mempunyai makna bahwa setiap tindakan pemerintahan selalu harus dianggap sah (rechtmatig) sampai ada pembatalannya. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara tercermin dalam ketentuan Pasal 67 ayat (1) yang menyatakan: Halaman 20 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

21 Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat. 2. Bahwa dalam Ketentuan Pasal 67 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara tersebut dipertegas dengan Surat Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan Lingkungan Peradilan Tata UsahaNegaraNomor 32/Td.TUN/XII/2005tanggal 7 Desember 2005 Perihal Petunjuk Pelaksanaan Nomor 1 Tahun 2005 tentang Penundaan Pelaksanaan Surat Keputusan Tata Usaha Negara tanggal7 Desember 2005, mengenai tindakan penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara butir A dan B halaman 2 yang menegaskan bahwa: a. Daya berlakunya suatu Surat Keputusan TUN tunduk pada asaspraduga rechtmatig (asas praesumptio iustae causa), yaitu bahwa Surat Keputusan TUN dianggap sah sampai dapat dibuktikan sebaliknya; b. Asas tersebut membawa konsekuensi hukum, bahwa gugatantidakmenundaataumenghalangidilaksanakannya Surat Keputusan TUN yang digugat (vide Pasal 67 ayat 1). 3. Bahwa dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat harus selalu dianggap sah sampai ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu dinyatakan batal atau tidak sah; 4. Bahwa Konsekuensi logis terhadap adanya asas praduga rechtmatig, maka setiap Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Badan atau Pejabat Halaman 21 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

22 Tata Usaha Negara secara langsung dapat dilaksanakan meskipun ada yang merasa kepentingannya dirugikan sehubungan dengan diterbitkan Keputusan Tata Usaha Negara tersebut; 5. Bahwa dapat diajukan permohonan penundaan terhadap pelaksanaan Keputusan tata usaha Negara sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 67 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, namun dengan tegas Pasal 67 ayat (4) huruf a memberikan syarat untuk permohonan penundaan dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan, sedangkan pada huruf b disebutkan permohonan penundaaan tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya keputusan tersebut. Bahwa permohonan penundaan yang Penggugat sampaikan didalam gugatannya pada halaman ke 5 angka ke 15 tidak menjelaskan alasan yang mendesak itu apa, Penggugat pada intinya hanya menyebutkan apabila obyek dalam perkara a quo tetap dijalankan akan terjadi kesewenang-wenangan mengingat secara materiil penggugat sudah mengeluarkan biaya baik untuk pendaftaran dan juga pembentukan tim sukses dan secara non materiil nama baik penggugat sangat dirugikan karena tidak bisa ikut sebagai Calon Kades dalam pemilihan Kepala Desa Teratak. Tentunya alasan yang demikian tidak cukup bila dijadikan pertimbangan untuk mengabulkan permohonan penundaan yang di ajukan oleh Penggugat, mengingat pelaksanaan tes tulis dan wawancara yang dilaksanakan oleh Tergugat telah diikuti dengan sadar dan tanpa paksaan oleh Penggugat pada tanggal 4 Agustus 2016 dimana Halaman 22 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

23 pelaksanaan tes tersebut dijalankan dengan berpedoman pada suatu bentuk peraturan perundang-undangan berupa Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa sehingga penerbitan objek sengketa dalam perkara a quo yang diterbitkan oleh Tergugat BUKAN suatu bentuk kesewenang-wenangan sebagaimana yang didalilkan oleh Penggugat. Bahwa terkait dengan dalil penggugat bahwa biaya pendaftaran yang telah dikeluarkan oleh Penggugat adalah suatu bentuk kerugian dikarenakan Penggugat tidak bisa ikut sebagai Calon Kades tentunya hal ini sangat mengada-ada dan menunjukkan ketidaksportifan Penggugat didalam mengikuti sebuah proses kompetisi pemilihan untuk menghasilkan seorang pemimpin yang dapat diandalkan di Desa Teratak, hal ini dikarenakan Biaya Pendaftaran yang dikeluarkan oleh Penggugat tidak hanya dibebankan kepada Penggugat saja namun juga kepada setiap orang yang mendaftarkan diri sebagai peserta pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak dan seharusnya Penggugat juga menyadari dalam sebuah kompetisi tentunya ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah, bukan malah menunjukkan sikap siap menang namun tidak siap kalah sepanjang proses yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya pada Penjelasan Pasal 67 UU Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara disebutkan Pengadilan akan mengabulkan permohonan penundaan pelaksanaan Keputusan tata Usaha Negara hanya apabila: a. Terdapat keadaan yang sangat mendesak, yaitu jika kerugian yang akan diderita penggugat akan sangat tidak seimbang dibanding dengan manfaat Halaman 23 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

24 bagi kepentingan yang akan dilindungi oleh Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara tersebut atau; b. Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan umum dalam rangka pembangunan. Bila meninjau penjelasan Pasal 67 tersebut, maka permohonan penundaan yang telah dikabulkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara agar dilakukan pencabutan mengingat hal tersebut akan mengganggu pelaksanaan Pilkades yang telah melewati berbagai macam persiapan dan tahapan sebagaimana diamanatkan didalam peraturan perundang-undangan terkait dengan Pemilihan Kepala Desa dan mengingat kerugian yang didalilkan oleh Penggugat tidak sebanding dengan manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat Desa Teratak untuk segera merasakan suasana yang kondusif didalam menjalankan Pemerintahan Desa mengingat dalam2(dua) tahun terakhir roda Pemerintahan Desa di Desa Teratak hanya dijalankan oleh penjabat Kepala Desa bukan oleh Kepala Desa yang memang dipilih secara langsung oleh masyarakat sebagaimana karena sejak Tahun 2014 masa Jabatan Kepala Desa sebelumnya telah berakhir dan ditunjuk Penjabat Kepala Desa dari unsur Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 191/SK- BUP/HK/2014 tentang Pengesahan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman dan telah diperpanjang dengan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 231/SK-BUP/HK/2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman. Selain daripada itu, apabila Permohonan Penundaan yang diajukan oleh Penggugat yang telah dikabulkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara tidak dicabut akan menimbulkan dampak sosial di tengah Masyarakat Desa Teratak, mengingat 5 (lima) pasang Bakal Calon Kepala Desa Teratak yang telah Halaman 24 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

25 ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa masing-masing mempunyai massa/pendukung yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal dan permasalahan hukum yang lain. Bahwa sebagaimana telah disebutkan diatas, pelaksanaan Pilkades serentak di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya proses pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak merupakan amanah dari beberapa peraturan perundang-undangan khususnya yang terkait dengan Desa, yakni: 1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa; 4) Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa; 5) Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa. Dalam konsideran menimbang pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa huruf b disebutkan bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuksehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, kemudian didalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada konsideran menimbangnya disebutkan bahwa untuk Halaman 25 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

26 melaksanakan ketentuan Pasal 31 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), Pasal 47 ayat (6), Pasal 50 ayat (2), Pasal 53 ayat (4), Pasal 66 ayat (5), Pasal 75 ayat (3), Pasal 77 ayat (3), dan Pasal 118 ayat (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa, perlu menetapkan... Bahwa dari konsideran menimbang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tersebut terlihat bahwa para pembuat peraturan perundang-undangan tersebut telah mendesain sedemikian rupa agar penyelenggaraan pemerintahan disetiap desa dapat diselenggarakan secara optimal sehingga pembangunan Desa juga dapat dioptimalkan yang salah satu cara pencapaiannya adalah dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara serentak sehingga pembangunan antara satu desa dengan desa yang lain dapat berjalan bersama-sama, berdasarkan hal tersebut apabila permohonan penundaan yang diajukan oleh Penggugat yang telah dikabulkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara tidak dicabut, maka dipastikan kepentingan masyarakat Desa Teratak untuk dapat mengoptimalkan roda pemerintahan guna mengoptimalkan pembangunan di Desa Teratak akan tertunda selama 2 (dua) tahun yang tentunya akan membuat menghambat pelayananan dan proses pembangunan di Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman, hal ini dikarenakan pemilihan Kepala Desa serentak gelombang berikutnya diagendakan baru akan dilaksanakan 2 (dua) tahun setelah Pilkades serentak pada tanggal 15 September 2016 sesuai perintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desajo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, tentunya hal tersebut sangat merugikan kepentingan masyarakat Desa Teratak secara umum mengingat sebagaimana telah disebutkan diatas Pemerintahan Desa di Desa Halaman 26 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

27 Teratak dalam 2 (dua) tahun terakhir bukan dipimpin oleh Kepala Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat melainkan dipimpin oleh seorang Penjabat Kepala Desa. Bahwa Penggugat dalam mengajukan permohonan penundaan pelaksanaan Obyek Sengketa salah satu dalilnya adalah proses pemungutan suara akan dilaksanakan pada tanggal 15 September 2016, tanpa menyebutkan hal mendesak apa yang dirasa oleh Penggugat terkait dengan tanggal pemungutan suara tersebut, apakah Penggugat merasa waktu yang ada antara pengajuan gugatan dan pelaksanaan pemungutan suara dirasakan cukup singkat ataukah ada alasan-alasan lain terkait tanggal pemungutan suara tersebut? Hal tersebut tentunya tidak bisa dijadikan pertimbangan mengingat apabila memang Penggugat merasa waktu yang ada dirasakan cukup singkat maka seharusnya Penggugat dalam mengajukan gugatan juga mengajukan permohonan agar Pemeriksaan Perkara ini dilakukan dengan Acara Cepat sebagaimana telah difasilitasi oleh Pemerintah yang telah diatur dalam Pasal 98 dan Pasal 99 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan tidak diajukannya permohonan pemeriksaan perkara dengan pemeriksaan acara cepat oleh Penggugat, dimana apabila Penggugat mengajukan permohonan tersebut maka Perkara ini akan segera mendapatkan keputusan dalam waktu relatif singkat tanpa mengganggu jalannya proses pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak untuk dapat secara serentak dilaksanakan pada tanggal yang telah ditetapkan oleh Bupati Kutai Kartanegara, sehingga Tergugat beranggapan bahwa permohonan penundaan obyek sengketa yang diajukan oleh Penggugat terindikasi semata-mata hanya ingin mengganggu pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa Teratak dan menciptakan situasi kondisi yang Halaman 27 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

28 tidak kondusif di masyarakat Desa Teratak Kecamatan Muara Kaman dikarenakan ketidakpuasaan atas hasil tes yang telah diikuti oleh Penggugat. 6. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Tergugat memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk meninjau ulang dan mencabut penetapan terhadap Permohonan Penundaan Obyek Perkara A quoyang diajukan Penggugatserta menyatakan Keputusan Tergugat berupa Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang hasil tes ujian penyaringan Balon Kades Teratak No /007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 5 Agustus 2016harus tetap dinyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat untuk tetap dilaksanakan sebelum dinyatakan batal atau tidak sah oleh putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah berkekuatan hukum tetap; DALAM POKOK PERKARA: 1. Bahwa Tergugat menolak semua dalil-dalil Penggugat kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diakui oleh Tergugat; 2. Bahwa dalil-dalil yang terurai dalam Eksepsi di muka merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil-dalil Dalam Pokok Perkara ini, dan dianggap dalil-dalil yang diulang kembali, mutatis mutandis; 3. Bahwa Penggugat telah mendaftarkan Gugatannya di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara pada tanggal 16 Agustus 2016 dan diperbaiki tanggal 7 September 2016 dengan Register Perkara No. 27/G/2016/PTUN-SMD; 4. Bahwa memang benar Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 yang dijadikan Objek Sengketa oleh Penggugat diterbitkan oleh Tergugat; Halaman 28 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

29 5. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 telah benar dan sesuai prosedur sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan, antara lain: a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa; d. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa; e. Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa. 6. Bahwa Tidak Benar dalil Penggugat didalam Gugatannya pada halaman 3 angka 10 yang menyebutkan didalam Obyek Sengketa terdapat pernyataan bahwa Penggugat tidak lulus menjadi Calon Kepala Desa, karena yang berhak menyatakan bahwa seseorang menjadi Calon Kepala Desa atau tidak adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa di tingkat Desa dan hal tersebut telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak dalam suatu Keputusan yakni Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak Nomor:06/SK/Pan- Pilkades-TRK/VIII/2016 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Penetapan Calon Kepala Desa. Bahwa terkait metode penilaian yang digunakan oleh Tergugat untuk menerbitkan Objek Sengketa memang tidak disebutkan didalam Objek Halaman 29 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

30 Sengketa karena memang tidak ada aturan terkait proses pemilihan Kepala Desa yang mewajibkan hal tersebut, akan tetapi metode atau kriteria penilaian telah diatur dalam Lampiran Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a, huruf b dan huruf e yang menyebutkan: a. Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa. b. Pelaksanaan seleksi tambahan sebagaimana huruf a dilakukan melalui ujian secara tertulis dan wawancara. e. Materi seleksi tambahan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa meliputi : Visi dan Misi Calon Kepala Desa, Pancasila, UUD 1945, Peraturan dan Pengetahuan tentang Pemerintahan Desa, Pengetahuan Umum serta Pengetahuan tentang Daerah dan Desa yang bersangkutan. 7. Bahwa Tidak Benar dalil Penggugat didalam Gugatannya pada halaman 3-4 angka 11 dan angka 12 yang menyatakan Tergugat tidak mempunyai kewenangan melaksanakan Tes baik tertulis ataupun wawancara juga mengeluarkan Surat Keputusan, karena Tergugat dalam melaksanakan Tes Tertulis ataupun Wawancara serta menetapkan hasil tes didalam suatu surat keputusan telah sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati Kutai Kartanegara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) huruf h jo Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Halaman 30 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD

P U T U S A N. Nomor : 17/G/2015/PTUN-SMD

P U T U S A N. Nomor : 17/G/2015/PTUN-SMD P U T U S A N Nomor : 17/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 02/G/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 02/G/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 02/G/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Informasi Publik

Lebih terperinci

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, MASA JABATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2015

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN No. 11 Tahun 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 33/G/2016/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa,

P U T U S A N NOMOR: 33/G/2016/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, P U T U S A N NOMOR: 33/G/2016/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

P E N E T A P A N NOMOR: 24/G/2017/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N NOMOR: 24/G/2017/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N NOMOR: 24/G/2017/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang: a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 28

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 28 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 28 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Mahasiswa yang memeriksa dan mengadili perkara Pengujian Peraturan Perundang-undangan IKM UI terhadap

Lebih terperinci

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PAMONG DESA DENGAN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 35/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa,

P U T U S A N NOMOR : 35/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, P U T U S A N NOMOR : 35/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 34/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 34/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 34/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PELANTIKAN KEPALA LEMBANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN, PEMBERHENTIAN, DAN MASA JABATAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah]

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah] RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah] I. PEMOHON Prof. Dr. drg. I Gede Winasa (Bupati Jembrana,

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DAN BADAN

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI BY : ANNEKA SALDIAN MARDHIAH Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA 1 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 12/G/2017/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 12/G/2017/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 12/G/2017/PTUN.SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006 RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006 I. PARA PIHAK PEMOHON/KUASA Drs. H.M Saleh Manaf (Bupati Bekasi) Drs. Solihin Sari (Wakil Bupati Bekasi) KUASA HUKUM Adnan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.05,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA.PAMONG DESA. ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 06/G/2015/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 06/G/2015/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 06/G/2015/PTUN-SMD. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA SERENTAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN,

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk-produk Peraturan Perundangundangan

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk-produk Peraturan Perundangundangan BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PROVKABUPAT BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PENGANGKATAN PERANGKAT

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. sesuai

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada I. PEMOHON Dani Muhammad Nursalam bin Abdul Hakim Side Kuasa Hukum: Effendi Saman,

Lebih terperinci

PENETAPAN. Nomor : 12/PEN-CB/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa,

PENETAPAN. Nomor : 12/PEN-CB/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, PENETAPAN Nomor : 12/PEN-CB/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015. RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 42/PUU-XIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Karena Melakukan Tindak Pidana Yang Diancam Dengan Pidana Penjara 5 (Lima) Tahun Atau Lebih Bagi Seseorang Yang Akan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,

Lebih terperinci

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO SELATAN,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada I. PEMOHON 1. Imran, SH. (Pemohon I); 2. H. Muklisin, S.Pd. (Pemohon II); Secara bersama-sama disebut

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 37/G/016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 37/G/016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 37/G/016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementer

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementer No.1223, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN KEPALA DESA NGLANGGERAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA TERTIB PENJARINGAN DAN PENYARINGAN ATAU SELEKSI CALON DUKUH NGLANGGERAN WETAN

Lebih terperinci

TERBANDING, semula PENGGUGAT;

TERBANDING, semula PENGGUGAT; PUTUSAN Nomor 432/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------ Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P E N E T A P A N NOMOR: 03/G/2017/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N NOMOR: 03/G/2017/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N NOMOR: 03/G/2017/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa badan permusyawaratan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal) RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal) I. PEMOHON 1. Whisnu Sakti Buana, S.T. -------------------------------------- sebagai Pemohon

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 38/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 38/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 38/G/2016/PTUN.SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional

Lebih terperinci