BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya berada dalam kondisi yang
|
|
- Irwan Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya berada dalam kondisi yang mengancam jiwa, tidak menyadari tingkat keparahan kondisinya, atau mereka tidak ingat bahwa mereka sedang dirawat di ICU (Aro et al, 2012), dan juga pasien ICU terpasang alat/mesin untuk tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital seperti Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain yang dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif (Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2011). Karena kondisinya tersebut, pasien memiliki kebutuhan-kebutuhan selama dirawat di ICU, diantaranya: 1) kebutuhan kenyaamanan fisik; 2) kebutuhan merasa aman; 3) kebutuhan untuk dihargai sebagai individu yang unik; 4) kebutuhan dukungan emosional; 5) kebutuhan informasi; 6) kebutuhan privacy; 7) kebutuhan melibatkan keluarga dan teman-teman; 8) kebutuhan terlibat dalam pengambilan keputusan, sehingga agar kebutuhan pasien tetap terpenuhi maka pasien memerlukan dukungan orang lain selama proses pemulihannya (Aro et al, 2012). Orang lain yang dapat memberikan peran pendukung agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi adalah keluarga pasien karena keluarga memiliki kedekatan emosional dengan pasien, telah hidup bersama atau berhubungan erat dengan pasien, keluarga yang memberikan perhatian dan bimbingan untuk pasien (Wong, 2001; Friedman, 2010), serta dari aspek legal, orang yang dapat menggantikan 1
2 pasien dalam membuat keputusan adalah keluarga terdekat pasien (Permenkes RI, 2008). Peran pendukung yang dapat dilakukan keluarga meliputi pengambilan keputusan, terlibat dalam proses terapi, kehadiran yang aktif, sebagai pelindung pasien, fasilitator, penyedia informasi bagi tenaga kesehatan, pembimbing, dan caregiver (Doherty, 1992 dalam Friedman, 2010; McAdam, 2008). Peran yang dapat dilakukan oleh keluarga berbeda-beda pada setiap tahapnya, bergantung pada kesehatan individu, tipe masalah kesehatan yang dialami (misalnya, apakah masalahnya akut, kronik, berat), dan tingkat perhatian serta keterlibatan keluarga. Misalnya pada pasien yang tidak kompeten untuk membuat keputusan maka keluarga yang akan membuat keputusan untuk pasien (Permenkes, 2008). Hampir seperempat dari 164 pasien ICU (24,4%) tidak mampu membuat keputusan tentang pengobatan dan perawatannya selama mereka dirawat di ICU. Semakin buruk kondisi pasien di ICU maka semakin berkurang kemampuan pasien untuk membuat keputusan (p=0,030) (Aro et al, 2012). Peran yang dilakukan keluarga ini dapat memberikan manfaat untuk keluarga, pasien, dan tenaga kesehatan. Manfaat tersebut meliputi: 1) kedekatan keluarga pada pasien memberikan dukungan emosional, kenyamanan, kepastian atau jaminan, dan informasi; 2) meningkatkan keamanan pasien jika keluarga merupakan spokesperson dengan memberikan informasi mengenai data riwayat pasien dan mencari alasan untuk pengobatan; 3) memberikan keintiman antara keluarga dan pasien selama perawatan rutin, seperti memandikan, memberikan sentuhan, dan pemijatan; 4) keluarga merasa lebih memiliki kontrol terhadap 2
3 lingkungan yang sering di luar kendali; 5) meningkatkan kepuasan keluarga terhadap perawatan; 6) memberikan kenangan dalam membantu pasien, khususnya kepada keluarga dengan pasien yang meninggal di ICU; 7) kehadiran keluarga dapat menurunkan tekanan intrakranial pasien apabila pasien berisiko mengalami komplikasi karena peningkatan tekanan intrakranial (McAdam, 2008; Hardin, 2012; Young-Seon dan Sheila, 2013). Penelitian Azoulay et al (2003) menunjukkan bahwa keluarga pasien belum sepenuhnya melakukan perannya. Pada penelitian tersebut staf ICU bersedia mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasien, namun kebanyakan anggota keluarga menolak untuk berpartisipasi (66,6%). Alasan keluarga menolak untuk berpartisipasi adalah karena tenaga kesehatan ICU melakukan pekerjaannya secara sempurna (85,4%), sedangkan alasan keluarga pasien yang ingin berpartisipasi dalam perawatan pasien: 1) perasaan yang berhubungan dengan pasien membuat perawatan lebih terkesan alami (70,2%); 2) perasaan ingin membantu pasien (84%); 3) perasaan ingin membantu tenaga kesehatan ICU (58,3%). Pendapat keluarga mengenai keterlibatannya tersebut kontras dengan pendapat dari staf ICU. Dari 88,2% staf ICU yang merasa bahwa anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan pasien, hanya 60,7% staf ICU yang telah melibatkan keluarga dalam perawatan pasien. Perawatan pasien yang telah melibatkan anggota keluarga meliputi membantu pasien makan, memandikan, dan suction trakea. Staf ICU merasa anggota keluarga tidak seharusnya terlibat dalam perawatan karena partisipasi anggota keluarga dapat menambah penderitaan keluarga, dapat menyebabkan kecelakaan ekstubasi, dapat 3
4 berpengaruh negatif terhadap kualitas pelayanan, atau menyebabkan anggota keluarga berada posisi yang lebih dominan daripada tenaga kesehatan yang merawat pasien. Keluarga dapat melakukan perannya apabila pihak rumah sakit (RS) memberikan jam kunjung yang memadai bagi keluarga (Garrouste-Orgeas et al, 2010). Adanya jam kunjung yang memadai kehadiran keluarga di samping pasien dapat memberikan efek yang baik untuk pasien, seperti mengurangi tekanan intrakranial, mengurangi kecemasan pasien dan keluarga (Hudak et al, 1998; William, 2005), meningkatkan dukungan sosial, meningkatkan kontrol pasien (Hudak et al, 1998), dan memberikan efek yang positif pada psikologis pasien (William, 2005). Dukungan dan apresiasi yang lebih dari keluarga dapat meningkatkan kesempatan untuk keintiman dan rasa memiliki dalam lingkungan ruang ICU yang sangat teknis. Kebijakan jam kunjung ruang ICU menjadi perdebatan para ahli selama lebih dari 25 tahun dan masih kontroversi, jam kunjung terbatas atau jam kunjung yang fleksibel/terbuka (Olsen et al, 2009). Selama ini pembatasan jam kunjung sudah jelas pada area perawatan kritis dan hal ini berdasarkan tradisi dan pilihan perawat daripada berdasarkan hasil penelitian (Hudak et al, 1998; Olsen et al, 2009). Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dan kemarahan pada anggota keluarga pasien sehingga keluarga mungkin akan memperebutkan siapa yang seharusnya mengunjungi pasien (Shoemaker, 1995) sedangkan jam kunjung ICU yang fleksibel/terbuka memberikan keluarga kontak yang maksimum dengan pasien dan meningkatkan suasana yang lebih terbuka dan transparan (Bersten dan Nail, 4
5 2009) sehingga perawat dapat memberikan waktu kepada keluarga untuk mengunjungi pasien setelah mempertimbangkan kebutuhan keluarga untuk berada di dekat pasien, kebutuhan pasien untuk beristirahat, dan kebutuhan perawat untuk memberikan perawatan yang aman untuk pasien (Olsen et al, 2009). Setiap rumah sakit memiliki kebijakan jam kunjung ruang ICU yang berbedabeda. Misalnya, rumah sakit di Perancis, jam kunjungan bervariasi di 263 ruangan ICU dengan 34 ICU tidak ada jam kunjung, 218 ICU memiliki jam kunjung terbatas (<4 jam sehari) dan hanya 11 ICU yang memiliki jam kunjung tidak terbatas (Soury-Lavergne et al, 2011). Pada penelitian Berti et al (2007) menunjukkan bahwa 16 dari 17 rumah sakit di Flanders menggunakan kebijakan jam kunjung yang terbatas, yaitu kunjungan hanya dapat dilakukan 2-3 kali dan setiap kunjungan dibatasi waktu maksimal menit. Perawat ICU juga membatasi orang yang mengunjungi pasien yaitu 2-3 orang setiap kunjungan. Perawat IRI mengubah kebijakan jam kunjung ketika kondisi pasien memburuk (96,7%), ketika keluarga komplain pada jam kunjung yang terbatas (93,3%), dan ketika pasien memiliki kebutuhan emosional (76,7%). Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling berperan penting dalam memfasilitasi hubungan keluarga dengan pasien dalam unit perawatan kritis (Daley dan Molter, 1979 dalam Al-Mutair et al, 2013). Perawat dapat melibatkan keluarga dalam melakukan intervensi karena keluarga memiliki peran dalam menuntukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit (Efendi dan Makhfudli, 2009) dan keluarga bertindak sebagai penyangga kecemasan pasien. Jika tingkat kecemasan keluarga tinggi maka mereka tidak 5
6 akan mampu untuk mendukung anggota keluarga yang sakit dan secara tidak sengaja kecemasan dapat berpindah kepada pasien. Ketika keluarga terlibat dalam perawatan pasien maka kecemasan dapat dikurangi melalui dukungan yang diberikan kepada anggota keluarganya yang sakit (Al-Mutair et al, 2013). Including and embracing the family as an integral part of the multiprofessional ICU team is essential for timely restoration of health or optimization of the dying process for critically ill patients, pernyataan dari Charles Durbin, Jr, MD, president of the Society of Critical Care Medicine (SCCM) (MacDougall, 2007). Berdasarkan penelusuran literatur menggunakan website scholar.google.com dengan kata kunci peran keluarga dalam perawatan pasien ICU, dari 336 artikel ditemukan tiga penelitian berbahasa Indonesia yang terkait, yaitu: 1) Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (Rasmita, 2009); 2) Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan (Kamaliah, 2014); 3) Gambaran Kebutuhan Keluarga Pasien Yang Menunggu Keluarganya Di Ruang Rawat ICU RSUP Haji Adam Malik Medan (Pane, 2012). Penelitian-penelitian tersebut belum meggambarkan peran keluarga secara keseluruhan, hanya sebagian dari peran keluarga yang diteliti oleh peneliti-peneliti tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 Juli 2014 di Instalasi Rawat Intensif (IRI) RSUP Dr. Sardjito, keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien berupa dukungan mental, psikologis, spiritual, dan administrasi. Keluarga pasien hanya dapat mengunjungi pasien IRI pada saat jam kunjung yang telah ditentukan rumah sakit (pukul pada hari Senin-Jumat dan pukul 6
7 dan pada hari Sabtu-Minggu serta hari libur) dan saat keluarga ingin mendoakan pasien maka staf IRI akan memberikan izin keluarga untuk berada di sisi pasien. Adanya jam kunjung yang terbatas, pertimbangan perawat mengenai kunjungan keluarga, dampak hospitalisasi pasien di ICU terhadap keluarga pasien, kontribusi keluarga dalam perawatan pasien yang sering dilalaikan dalam dokumentasi perawat (Hardin, 2012), serta tindakan aktual dan kontribusi penting yang dilakukan keluarga sering hilang dari literatur (McAdam, 2008), maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran keluarga dalam perawatan pasien kritis di ICU agar perawat dapat memfasilitasi hubungan keluarga dan pasien dengan mempertimbangkan situasi dari keluarga, kondisi pasien, dan kebutuhan perawatan pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran keluarga selama pasien dirawat di IRI RSUP Dr. Sardjito? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi peran keluarga dalam perawatan pasien kritis di IRI RSUP Dr. Sardjito. 7
8 2. Tujuan Khusus a. Megetahui kehadiran keluarga selama perawatan pasien di IRI RSUP Dr. Sardjito. b. Mengetahui peran keluarga pasien IRI RSUP Dr. Sardjito sebagai pelindung, fasilitator dan penyedia informasi, pemberi dukungan spiritual, dan pembuat keputusan. c. Mengetahui urutan peran keluarga berdasarkan peran yang paling sering dilakukan oleh keluarga pasien IRI RSUP Dr. Sardjito. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian dapat sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien ICU dengan mempertimbangkan keadaan pasien, keinginan keluarga dan peraturan yang ada. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk masyarakat bahwa peran keluarga dapat meningkatkan hasil yang optimal dalam proses perawatan pasien. 3. Bagi Instansi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan rumah sakit terkait dengan jam kunjung yang diberikan kepada keluarga dan menentukan batas keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien di IRI. 8
9 E. Keaslian Penelitian Peneliti menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan peran keluarga dalam perawatan pasien di ICU yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini, yaitu : 1) Penelitian McAdam (2008) dengan judul Unrecognized contributions of families in the intensive care unit. Tujuan dari penelitian McAdam adalah untuk menggambarkan kontribusi perawatan yang dilakukan oleh keluarga pasien ketika salah satu anggota keluarganya berisiko tinggi mengalami kematian di ICU. Penelitian ini memperolah data 6 peran yang dilakukan oleh keluarga pasien ICU di rumah sakit United States, peran tersebut adalah: 1) kehadiran yang aktif; 2) pelindung pasien; 3) fasilitator; 4) historian; 5) coach; 6) voluntary caregiver. Persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian McAdam adalah terdapat pada metode penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian McAdam adalah pada cara pengambilan data dan sampel penelitian. Cara pengambilan data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner. Sampel penelitian pada penelitian ini adalah anggota keluarga pasien IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2) Penelitian Kamaliah, A (2014) dengan judul Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan. Tujuan dari penelitian Kamaliah adalah untuk mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. 9
10 Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dukungan keluarga dilakukan dengan baik oleh 26 responden (81,25%), berdasarkan dukungan emosional, dukungan nyata, dan dukungan pengharapan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Kamaliah adalah metode peneltian yang digunakan, yaitu deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kamaliah terdapat pada teknik sampling, sampel penelitian, dan variabel penelitian. Teknik sampling yang digunakan oleh Kamaliah adalah probability sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel penelitian yang dilakukan oleh Kamaliah adalah keluarga dari pasien ICU RSUP H. Adam Malik Medan, sedangkan penelitian ini adalah keluarga pasien IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Variabel penelitian yang telah dilakukan oleh Kamaliah adalah dukungan keluarga yang meliputi dukungan emosional dukungan informasi, dukungan nyata, dan dukungan pengharapan, sedangkan variabel penelitian yang akan diakukan adalah peran keluarga dalam perawatan pasien di IRI. 3) Rasmita, D (2009) dengan judul penelitian Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tujuan dari penelitian Rasmita adalah untuk mengetahui gambaran penemuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ruang ICU yang dilakukan oleh perawat dan keluarga pasien. Hasil penelitian Rasmita menunjukkan bahwa 66,7% perawat dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ICU dengan baik, sedangkan 53,1% keluarga pasien kurang baik dalam 10
11 melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ruang ICU. Persamaan penelitian Rasmita dengan penelitian ini terdapat pada metode penelitian dan teknik sampling yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Perbedaan penelitian terdapat pada: 1) tempat dan sampel penelitian ini adalah di IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; 2) variabel penelitian adalah peran keluarga dalam perawatan pasien IRI; 3) teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan cara observasi dan memberikan kuesioner pada anggota keluarga pasien. 4) Williams, C. MA (2005) dengan penelitian berjudul The identification of family members contribution to patients care in the intensive care unit : a naturalistic inquiry. Tujuan dari penelitian Williams adalah untuk mengetahui kontribusi anggota keluarga terhadap perawatan dan pemulihan pasien saat di ICU dan memeriksa peran perawat dalam mendukung pasien selama proses perawatan dan pemulihan pasien. Hasil penelitian Williams dikelompokkan dalam tiga tema: 1) mengetahui pasien melalui keluarga; 2) kontribusi keluarga terhadap perawatan pasien; 3) peran perawat dalam memberikan dukungan kepada keluarga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Williams terdapat pada metode penelitian, sampel penelitian, dan metode pengumpulan data. Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan hanya melibatkan keluarga. Metode pengumpulan 11
12 data pada penelitian ini menggunakan observasi dan pengisian kuesioner oleh keluarga pasien. 5) Azoulay et al (2003) dengan penelitian berjudul Family participation in care to the critically ill: opinions of families and staff. Tujuan penelitian Azoulay et al adalah: 1) mengetahui opini dan pengalaman partisipasi keluarga dalam perawatan kritis; 2) mengetahui pemahaman keluarga terhadap diagnosis, prognosis, dan treatment; 3) mengetahui skor kepuasan untuk mengkaji efektifitas informasi terhadap keluarga menggunakan Critical Care Family Needs Inventory dan skor Hospital Anxiety and Depression untuk keluarga. Penelitian Azoulay et al mendapatkan hasil bahwa: 1) 88,2% caregiver merasa bahwa partisipasi keluarga dalam perawatan harus ditawarkan; 2) hanya 33,4% anggota keluarga yang ingin berpartisipasi dalam perawatan yang prediktor keinginan ini dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: a) prediktor yang terkait dengan pasien; b) prediktor yang terkait dengan keluarga; c) faktor yang berhubungan dengan beban emosional dan efektifitas informasi. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian Azoulay et al (2003) terdapat pada metode penelitian, sampel penelitian, dan metode pengumpulan data. Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif observasional, sampel penelitian ini adalah anggota keluarga pasien, dan metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner yang akan diisi oleh keluarga pasien. 12
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, keberadaan institusi rumah sakit semakin dituntut untuk memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. Kebutuhan ini sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien kritis dengan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) memiliki morbilitas dan mortalitas yang tinggi. Mengenali ciri-ciri cepat dan penatalaksanan dini yang sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronis mempunyai prevalensi yang terus meningkat di seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis diperkirakan mengakibatkan sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu
Lebih terperinciGAMBARAN KEBUTUHAN KELUARGA PASIEN YANG MENUNGGU KELUARGANYA DI RUANG RAWAT ICU RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
GAMBARAN KEBUTUHAN KELUARGA PASIEN YANG MENUNGGU KELUARGANYA DI RUANG RAWAT ICU RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TETI HARIANI PANE SKRIPSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2012 PRAKATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. observasi, perawatan dan terapi pasien gawat karena penyakit, trauma atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit pelayanan sentral di rumah sakit dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi, perawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional, dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu dengan hubungan hukum, genetik dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan kebutuhan ekonomi dan melindungi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan fisik suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan, penataan ruang, insfrakstruktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Bagi pasien kritis yang memerlukan perawatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang dirancang dan digunakan untuk memberikan standar perawatan gawat darurat untuk pasien yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan mengerikan bagi anak-anak, hal ini akan lebih menakutkan bagi anak-anak yang dirawat di Pediatric
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric intensive care unit (PICU) merupakan ruangan khusus yang ditujukan untuk anak yang menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan kondisi yang positif dalam tubuh manusia. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari penyakit mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat ditakuti oleh kebanyakan orang.
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia lobular
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem pelayanan kesehatan saat ini, patient-centered care menjadi konsep pelayanan dari hampir seluruh pemberi layanan kesehatan. Pelayanan dengan model
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciTanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan Oleh : Teti Hariani Pane Saya adalah mahasiswi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bersten, A. D. dan Neil S Oh s Intensive Care Manual. 6 th ed. Elsevier. China.
DAFTAR PUSTAKA Almoosa, K. F., L. M. Goldenhar, dan R. J. Panos. 2009. Characteristic of discussions on cardiopulmonary resuscitation between physicians and surrogates of critically ill patients. Journal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini juga menjadi faktor peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit (ICU) merupakan suatu unit yang telah dirancang untuk memberikan perawatan pada pasien dengan
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari hari merupakan sarana yang penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapai dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut Marquis dan Houston
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis beserta pengobatannya mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). LLA merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
47 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : Alamat : Telp/Hp : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN
PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN I. DEFINISI Pelayanan pasien adalah penyediaan jasa oleh Rumah Sakit kepada orang sakit yang dirawat di Rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan cermat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat
Lebih terperinciJUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014
JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.
TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global Action Againts Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat
Lebih terperinciKarakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Dina Rasmita Skripsi Fakultas Keperawatan Medan, 2009 Judul : Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Spiritualitas merupakan sesuatu yang di percayai oleh seseorang dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Spiritualitas merupakan sesuatu yang di percayai oleh seseorang dalam hubungan nya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah lain dari gangguan jiwa adalah psikosis. Salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan fisiologis
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak 458.000 mortalitas per
Lebih terperinciNo. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANG KELAS III INSTALASI RAWAT INAP TERPADU A DAN RAWAT INAP TERPADU B RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:
Lebih terperincimeningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenagatenaga khusus, terbatasnya sarana pasarana dan mahalnya peralatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciL A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara
L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Penggunaannya diindikasikan untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan
Lebih terperinciBAB I. tertentu akan tetapi keperawatan adalah profesi (Potter & Perry, 2007). sejak tahun 1984 diakui sebagai suatu profesi (Nursalam, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan bukanlah sekumpulan keterampilan-keterampilan spesifik, juga bukan seorang yang dilatih hanya untuk melakukan tugas-tugas tertentu akan tetapi keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine (ACEM) adalah unit klinis inti dalam rumah sakit yang menangani keadaan pasien di instalasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau dirasakan oleh pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak atau tanpa rencana begitu mulai masuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep ICU 1. Definisi ICU Intensive Care Unit (ICU) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah adalah kelompok usia yang sangat rentan terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan, kebersihan, gizi yang buruk ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam. Perawatan diruang ICU
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) mengalami keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICU 1.1 Definisi ICU ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciKOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Sekretariat : Kantor Dekanat FK Undip Lt.3 Telp. 024-8311523/ Fax. 024-8446905 1. Nama Penelitian
Lebih terperinci