BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Widya Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian terdahulu 1. Ni Putu Wiranti (2015) Judul yang diteliti oleh Ni Putu Wiranti yaitu Pengaruh peer education terhadap perilaku merokok pada remaja di SMAN X Denpasar. Tujuan penelitian ini untuk mencegah perilaku merokok pada remaja, salah satunya dengan metode peer ducation. Metode penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas 2 SMAN X Denpasar berjumlah 155 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan non equivalent control group, populasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 950 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, dan menggunakan metode peer education. 2. Eka Perwatiningsih (2015) Judul yang diteliti oleh Eka Purwatiningsih yaitu Hubugan antara kelompok teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja (keas 10) di SMK YPT 1 Purbalingga. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMK YPT 1 Purbalingga dengan jumlah 266 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan menggunakan skala Gutman yang sebelumnya kuesioner diuji vaiditas dan reabilitasnya dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. 4
2 Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan non equivalent control group, populasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 950 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, dan menggunakan metode peer education. B. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012, hal. 138) 1. Tingkat pengetahuan Tingkatan pengetahuan di dalam kognitif, mencangkup 6 tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2012, hal ): a. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan. 5
3 c. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip. d. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ukuran kemampuan seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokan. e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk meletakan atau menghubungan bagian-bagian di dalam suatu bentu keseluruhan yang baru. Ukuran kemampuan adalah ia dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan dan menyesuaikan. f. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau diatur sendiri. C. Perilaku Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2012, hal. 131). 1. Bentuk perilaku Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012, hal 132), dengan memperhatikan bentuk respon terhadap stimulus, membedakan perilaku manusia menjadi dua bentuk, yaitu: a. Perilaku tertutup (covert behavior), hal ini ditunjukan dalam bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan/esadaran dan reaksi lainnya yang tidak tampak. b. Perilaku terbuka (vert behavior), merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau 6
4 praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 2. Proses adopsi perilaku Proses adopsi perilaku menurut Notoatmodjo (2012, hal. 145) sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yang artinya: a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus c. Evaluation (menimbang-imbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru e. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. D. Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut. Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, yang secara farmakologis terbukti aktif beracun, dapat menyebabkan mutasi (mutagenetic), dan kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida (Wardani et al, 2015; Sugito, 2007). 1. Sebab musabab seseorang merokok Dokter Daniel Horn, Direktur dari National Clearing House for Smoking and Healt, mengatakan bahwa secara umum, seorang dewasa mengisap rokok disebabkan salah satu factor berikut (Nainggolan, 2006, hal. 17): a. Untuk merangsang perasaan, terutama pagi hari b. Karena sudah kecanduan c. Untuk mengurangi perasaan-perasaan negative d. Karena sudah menjadi kebiasaan 7
5 e. Untuk kepuasan dimulut, dan f. Untuk santai Berbeda dengan kaum remaja. Menurut penyelidik Charls Gilbert Wernn dan Shirley Schwarzrock, remaja-remaja itu mulai merokok karena: a. Ikut-ikutan dengan teman b. Untuk iseng c. Agar lebih tenang apalagi waktu berpacaran d. Berani ambil resiko e. Karena bosan dan tidak ada yang sedang dilakukan, dan f. Supaya kelihatan seperti orang dewasa 2. Perilaku merokok Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly (dalam Rochayati, 2015) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu: a. Tahap Preparatory, seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbukan minat untuk merokok. b. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok. c. Tahap becoming a smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. d. Tahap maintenance of smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating) Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. 3. Tipe-tipe perokok Menurut Smet (1994, dalam Ikhsan) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah: a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok sehari. b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari 8
6 4. Kandungan rokok Menurut Terry dan Horn dalam Nainggolan (2006), di dalam sebatang rokok yang diisap terdapatlah kurang lebih sebanyak tiga ribu macam bahan kimia. Sampai saat ini belum diketahui dengan persis berapa banyak diantaranya yang berbahaya terhadap kesehatan (Naiggolan, 2006, hal. 27). a. Nikotin Nikotin pertama kali diisolasi dari tanaman tembakau Nicotana tabacum oleh Posselt dan Reiman pada tahun Kadar nikotin dalam tembakau hanya berkisar 1-2%, memiliki sifat toksik dan sangat menimbulkan ketergantungan psikis (Tanuwihardja dan Susanto, 2012). b. Karbon Monoksida Adalah sejenis gas yang tidak mempunyai bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. (Nainggolan, 2006, hal. 28). c. Nitrous oxide Adalah sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila mana dihisap dapat menyebaban hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai anastesia (zat pembius) waktu diadakan operasi (Nainggolan, 2006, hal. 29). d. Acrolein Merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini diperoleh dengan mengambil cairan dari gllyceril atau dengan mengeringkannya. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alcohol. Dengan kata lain, acrolein itu adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat menganggu kesehatan (Nainggolan, 2006, hal. 28). e. Ammonia Adalah gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Ammonia ini sangat gampang memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya racun yang terdapat pada ammonia itu, sehingga kalau disuntikkan 9
7 sedikitpun kepada peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Nainggolan, 2006, hal. 28). f. Formic Acid Adalah sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. Bertambahnya jenis acid apapun di peredaran darah akan menambah cepatnya pernafasan seseorang (Nainggolan, 2006, hal. 29). g. Hydrogen Cyanide Adalah jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan serta gampang terbakar. Dapat membahayakan seperti yang terdapat di dalam bom hydrogen. Zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Nainggolan, 2006, hal. 29). h. Formaldehyde Adalah sejenis gas yang tidak berwara dengan bau yang tajam. Gas ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Salah satu jenis dari formaldehyde ini adalah formalin. Formaldehyde ini banyak digunakan sebagai pengawet di laboraturium. Ini disebabkan formaldehyde itu sangat beracun keras terhadap semua organismeorganisme hidup (Nainggolan, 2006, hal. 29). i. Phenol Adalah campuran yang terdiri dari Kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, dan juga diperoleh dari ter arang. Bahan ini adalah zat racun yang sangat membahayakan. Phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktifitas enzim (Nainggolan, 2006, hal. 29). 10
8 j. Acetol Adalah dari hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol (Nainggolan, 2006, hal. 30). k. Hydrogen sulfide Adalah sejenis gas beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen) (Nainggolan, 2006, hal. 30). l. Pyridine Adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Diperoleh dari penyulingan minyak tulang-tulang, ter arang, serta dari pembusukan dari sejenis alcohol tertentu (sejenis alkalin dari tumbuhtumbuhan). Pyridine ini juga terdapat pada tembakau. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut, pembunuh hama yang juga pernah dipakai sebagai obat untuk penyakit asma (Nainggolan, 2006, hal. 30). m. Methyl Chlorida Adalah sesuatu campuran dari zat-zat bervalensa satu atas mana hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Gas hydrogen gampang terbakar. Zat ini merupakan compound organis yang sangat beracun. Upaya dapat berperan seperti anestesi (Nainggolan, 2006, hal. 30). n. Methanol Adalah sejenis cairan ringan yang gampag menguap, dan mudah terbakar. Cairan ini dapat diperoleh dengan penyulingan bahan kayu atau dari sintesis karbon monoksida dan hydrogen. Meminum atau mengiap menthanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian (Nainggolan, 2006, hal. 30). o. Tar Bahasa Indonesianya disebut ter. Zat ini sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi dari kayu atau arang (Nainggolan, 2006, hal. 30). 11
9 5. Bahaya Rokok Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang diderita seseorang. Jenis-jenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah sebagai berikut (Nainggolan, 2006, hal. 43): a. Kanker Paru-paru Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai kali lebih sering. (Hasan, 2014). b. Kanker Mulut, Bibir, Kerongkongan dan Usus Ada beberapa jenis kanker yang dapat diderita seseorang perokok. Kanker mulut dan kanker bibir lebih banyak diderita perokok dibanding dengan mereka yang tidak merokok. Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau perokok itu menggunakan pipa. Faktor lain yang menyebabkan adanya kanker di bibir dan di mulut itu adalah karena adanya ter pada asap rokok tersebut yang merupakan zat penyebab kanker. Ter ini, kalau disapukan ke kulit tikus, lama kelamaan akan menimbulkan kanker. Ini merupakan salah satu pertanda antara hubungan merokok dengan kanker mulut dan bibir (Nainggolan, 2006, hal. 45). Perok juga dapat menderita penyakit kanker kerongkongan dan usus sampai sepuluh kali lebih cenderung dari yang bukan perokok. Factor utama penyebab hal ini adalah karena unsur kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker, diisap dalam-dalam oleh perokok (Nainggolan, 2006, hal. 45). 12
10 c. Penyakit jantung Rokok yang mengeluarkan nikotin dan karbon moniksida, mengakibatkan endapan pada pembuluh-pembuluh darah. Karbon monoksida di dalam darah mengubah dinding pembuluh-pembuluh darah itu agar lebih gampang dimasuki kolesterol dan lemak. Maka pembuluh- pembuluh darah itu menyempit dan tidak sanggup lagi membekali otot- otot dengan oksigen. Sudah tentu penyebab utama menyempit pembuluh- pembuluh darah itu adalah jenis makanan berlemak, tetapi merook mempercepat proses penyempitan tersebut. Bertambah banyak seseorang merokok, bertambah besarlah kemungkinan mendapat serangan jantung (Nainggolan, 2006, hal. 50). d. Asma Asma merupakan penyakit saluran napas kronis yang dapat bersifat ringan, akan tetapi dapat menetap serta mengganggu aktivitas seharihari. Meskipun jarang menimbulkan kematian, penyakit ini sering menimbulkan masalah dalam beraktifitas. Asma dapat menimbulkan gangguan emosi seperti cemas dan depresi, menurunkan produktivitas seseorang akibat tidak masuk kerja atau sekolah, serta dapat menimbulkan kecacatan sehingga menurunkan kualitas hidup (Putra et al, 2012). e. ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor penjamu. (Wardani et al, 2015; WHO, 2007). f. Stroke Mungkin tidak terlalu banyak perokok yang mengetahui bahwa rokok itu sangat membahayakan urat-urat nasi pada tubuh, lengan dan kaki. Urat-urat nadi ini dipersempit oleh zat-zat kimia dari tembakau dengan cara yang sama seperti urat-urat nadi jantung. Dan bila mana 13
11 urat-urat nadi ini menyempit maka perbekalan darah kepada lengan dan kakipun dibatasi, yang mengakibatkan apabila berjalan maka akan terasa sakit. Keadaan seperti ini disebut lumpuh sementara yang menghambat si penderita berjalan jauh (Nainggolan, 2006, hal. 52). g. Hipertensi Rahajeng dan Tuminah (2009) menyatakan bahwa zat kimia beracun, misalnya nikotin dan karbon monoksida yang dihisap akan masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi (Nurwidayanti, 2013). E. Promosi Kesehatan 1. Konsep Promosi Kesehatan Menurut World Healt Organization (WHO) promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkakan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempura baik fisik, mental, dan social, maka masyarakat harus dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2012, hal.35). 2. Peran promosi kesehatan dalam perubahan perilaku Hasil (ouput) yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif (Notoatmodjo, 2012, hal. 21). a. Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau dari perilaku negative ke perilaku yang positif. b. Pembinaan perilaku ditunjukan kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar tetap dipertahankan kesehatannya. c. Pengembangan perilaku, perilaku sehat bagi anak sebaiknya dimulai sedini mungkin, karena kebiasaan perawatan terhadap anak, termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua, akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat anak selanjutnya. 14
12 F. Peer Education 1. Pengertian Peer Education Secara umum peer education didefinisikan sebagai suatu pendekatan dimana seseorang yang terlatih dan memiliki motivasi melakukan kegiatan pendidikan informal dan terorganisir dengan rekanrekan mereka yang memiliki kesamaan dengan diri mereka (Qomariah, 2013; Youth Peer Education Network, 2005). Peer adalah individu dalam kelompok sosial yang sama. Kelompok dapat didasarkan pada karakteristik umum termasuk usia, jenis kelamin, preferensi seksual, pekerjaan, sosial-ekonomi atau status kesehatan. Pendidikan sebaya dapat dilakukan di berbagai tempat yang berbeda di mana orang-orang muda nongkrong termasuk sekolah, universitas, klub, tempat kerja, jalan-jalan (Bilgic, 2014). 2. Harapan Peer Educator Peer educator diharapkan lebih bermanfaat karena alih pengetahuan dilakukan antar kelompok sebaya yang mempunyai hubungan lebih akrab, Bahasa yang digunakan sama, dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dengan penyampaian yang santai, sehingga sasaran lebih nyaman berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi termasuk masalah yang sensitive (Murti et al, 2006). 3. Kelebihan dan kekurangan peer education Kelebihan metode ini diantaranya, memungkinkan partisipasi aktif dari anak-anak dan remaja, dapat membahas masalah yang mereka tingkat sendiri, pembelajaran lebih aktif, madiri, dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak dan remaja yang terpinggirkan, dapat mempromosikan pesan yang mencerminkan realitas kehidupan anakanak dan remaja (UNICEF, Save the Children, 2004) Kekurangan dari metode ini diantaranya, cenderung untuk fokus pada peningkatan kesadaran bukannya membantu anak-anak dan remaja untuk mengubah perilaku mereka, melibatkan banyak sumber daya termasuk waktu, keterampilan dan uang yang dibutuhkan untuk mengelola pendidik, sulit untuk memantau dalam hal menilai dampak pada sikap dan perilaku (UNICEF ROSA, 2005) 15
13 G. Kerangka Konsep Promosi kesehatan Peer education Tingkat pengetahuan perubahan perilaku H. Hipotesis Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku mengurangi konsumsi rokok pada mahasiswa setelah diberikan promosi kesehatan dengan metode peer education. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kandungan Rokok Rokok dan asap rokok mengandung berbagai racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok maupun orang-orang disekitarnya. Setiap kali seseorang menghirup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok Perilaku merokok merupakan salah satu salah satu kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan. Seperti yang dikatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian
Lebih terperinciBAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak adalah ciri kehidupan tiada hidup tanpa gerak apa guna hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak
Lebih terperinciPengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia
Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita
Lebih terperinciPENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,
Lebih terperinciPAKET PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDERITA GANGGUAN JIWA Di Ruang 23 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
PAKET PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDERITA GANGGUAN JIWA Di Ruang 23 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Disusun Oleh: Avief Destian P Happy Pilas Vieocta Apsari P JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciPENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktifitas nyata dan bisa dilihat dari setiap orang. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. Rokok pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciPROPOSAL PENYULUHAN BAHAYA ROKOK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
PROPOSAL PENYULUHAN BAHAYA ROKOK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, remaja sekarang seringkali menganggap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Kandungan rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waktu tidur yang dibutuhkan manusia di setiap tahapan umur berbedabeda. Pada mulanya, bayi yang baru lahir akan menghabiskan waktunya untuk tidur dan hanya akan terbangun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia. nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Definisi Rokok Rokok adalah gulungan tembakau (kira kira sebesar jari kelingking) yang dibungkus daun nipah atau kertas (KBBI, 2016). Menurut PP. RI. No. 109, 2012)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai akibat dari perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok Merokok adalah kebiasaan yang sering ditemui dalam kehidupan seharihari. Konsumsi rokok dapat kita temui pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rokok merupakan masalah kesehatan dunia. World health organization (WHO) memperkirakan jumlah perokok di dunia sebanyak 2,5 milyar orang dengan dua pertiganya berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah
Lebih terperinciberbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :
A. Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok a. Pengertian Rokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus daun nipah atau kertas (KBBI, 2016). Rokok adalah tembakau yang cara penggunaannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi mycobacterium tuberculosis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mycobacterium tuberculosis 1. Taksonomi mycobacterium tuberculosis Kingdom : Plant Phylum Klas Ordo Family Genus Spesies : Scizophyta : Scizomycetes : Actinomycetales : Mycobacteriaceae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PERILAKU 1. Teori Lawrence Green Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERILAKU 1. Pengertian Perilaku Manusia atau individu yang termasuk diantaranya perawat dan paramedis diseluruh dunia ini, perilakunya dapat dirumuskan dalam suatu pola perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari mulai dari usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai lansia. Ketika
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK SATUAN ACARA PENYULUHAN I. Pokok Bahasan : Bahaya Merokok II. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian rokok 2. Kandungan rokok 3. Bahaya merokok 4. Penyakit akibat merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA Prastiwi Putri Basuki 1, Heni Febriani 2. tiwibasuki19@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang
Lebih terperinciPANDUAN LARANGAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
PANDUAN LARANGAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT A. PENDAHULUAN Kebiasaan merokok bagi sebagian masyarakat sangat sulit ditinggalkan, utamanya yang sudah kecanduan, tanpa rokok serasa hampa. Sebagai
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini merokok menjadi gaya hidup seseorang tidak hanya di perkotaan tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktifitas nyata dan bisa dilihat dari setiap orang. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. Rokok pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012
KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Anak Ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah hasil produksi terbanyak dari manufaktur tembakau. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm atau bervariasi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh : MEICA AINUN CHASANAH F
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Periodontal Jaringan periodontal adalah suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi. Struktur jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamen periodontal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015 A. Kuisioner Data Demografi Hari/tanggal : No. Respoden : Umur :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang. agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya merusak cukup besar terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:255-256) teori Stimulus-organismresponses (S-O-R) adalah stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan. Stimulus dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena dapat menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Gizi Zat gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fugsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara). Diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah di kenal sejak lama oleh hampir seluruh masyarakat di dunia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN ( Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 81 Tahun 1999 tanggal 5 Oktober 1999 ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Setiap harinya, terdapat 1 1.176 orang di seluruh dunia meninggal diakibatkan rokok (Ono, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dalam perkembangannya sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Salah satu perilaku tidak sehat oleh remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan adalah merokok.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tembakau diperkirakan sudah digunakan sejak 100 tahun sebelum masehi oleh suku Aborigin di Amerika (Geiss 2007). Kemudian ketika, Columbus mendarat di benua Amerika,
Lebih terperinciDiajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di setiap tempat dapat kita jumpai di berbagai aktivitas, kantor, pusat perbelanjaan, jalan-jalan,
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH : TRIA FEBRIANI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK
Lebih terperinciYang Terhormat (orang tua / pengasuh)
Efek rokok bagi tubuh Yang Terhormat (orang tua / pengasuh) Aktivitas di bawah ini dapat digunakan untuk membantu Anda berdiskusi tentang masalah yang berkaitan dengan merokok dengan putra putri Anda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Pencemaran udara saat ini telah mencapai tingkat yang meresahkan. Pencemaran udara diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari beberapa sudut pandang perilaku merokok sangatlah negatif karena perilaku tersebut merugikan, baik untuk diri individu itu sendiri maupun bagi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang ditemui dalam kehidupan di masyarakat dan dapat dijumpai di berbagai tempat seperti di tempat keramaian, jalanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan dengan kejantanan, kesegaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) tahun 2010 menunjukan rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti saling membutuhkan satu sama lain atau tidak dapat hidup sendiri, serta makhluk hidup yang memiliki segala macam hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok kemudian menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya
Lebih terperinci