BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional yang kini berubah menjadi belanja secara online serta
|
|
- Leony Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kata kunci : Social Commerce (S-commerce), Theory of Reasoned Action (TRA), Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, Keamanan Bertransaksi, Reputasi Persepsian, Kepercayaan, Norma Subyektif, Niat Berbelanja, electronic word-ofmouth (ewom), Structural Equation Model (SEM). xviii
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi informasi serta komunikasi seperti internet telah menyebabkan terjadinya perubahan kultur, gaya hidup serta perilaku sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah perilaku berbelanja secara konvensional yang kini berubah menjadi belanja secara online serta menjadi trend dan gaya hidup manusia modern. Hal tersebut terjadi karena teknologi informasi mengubah cara orang untuk bekerja dan mengubah cara berkompetisi dalam bisnis (Martin, 2005). Meningkatnya pengguna internet di dunia memudahkan para pebisnis untuk memasarkan dan mengembangkan lahan bisnisnya (Al-Kasasbeh et al., 2011; Zarrella, 2010 dalam Supradono dan Harun, 2011). Pengguna internet merupakan konsumen pontensial untuk bisnis online. Konsumen yang bertransaksi secara online mengandalkan informasi yang didapat dari website yang menjual produk dan jasa tersebut (Zhang et al., 2009). Oleh karena itu, web menjadi salah satu bagian yang penting dari internet yang mendapatkan perhatian dari konsumen dan penjual. Web merupakan layanan internet berbasis multimedia, yang memungkinkan penggunanya untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan di internet melalui browser-sebuah perangkat antarmuka (interface) yang memungkinkan adanya pengambilan maupun pengiriman dari dan ke internet 1
3 (Ainscough dan Luckett, 1996 dalam Sigit, 2012). Web telah mendukung aktivitas transaksi bisnis online atau yang lebih dikenal dengan istilah electronic commerce (e-commerce). E-commerce merupakan penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk melakukan kegiatan bisnis antara dua atau lebih organisasi, atau antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih pelanggan akhir (end-constomer), melalui satu atau lebih jaringan komputer (Martin et al., 1999 dalam Hartono, 2005). E-commerce berkembang dan terjadi antara organisasi bisnis serta konsumen seperti: business to business (B2B), business to consumer (B2C), consumer to consumer (C2C). Selain aktivitas pengambilan dan pengiriman informasi, dalam aktivitas e-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis (Rhenald Kasali, 2000 dalam Sigit, 2012). Dengan e-commerce perusahaan dapat menjangkau maupun berkomunikasi secara aktif dengan para pelanggannya di seluruh dunia, e- commerce juga mendukung penawaran serta penjualan produk yang dapat dilakukan lintas negara secara real time tanpa mengenal batasan geografis. Hal ini sangat sulit dilakukan oleh media pemasaran konvensional karena selain berbiaya rendah, e-commerce juga mempercepat proses segmentasi pasar dan perluasan pasar produk secara efektif. akhirnya hubungan antara konsumen dengan perusahaan lebih mudah untuk bertemu dalam melakukan transaksi. Penggunaan teknologi web 2.0 yang merupakan salah satu pendukung interaksi secara online dan menjadi wadah untuk konsumen berkontribusi dalam akusisi produk dan jasa. Konsumen dapat pula berkonsultasi dengan 2
4 komunitas sosial mereka untuk mencari nasihat serta masukan-masukan berupa informasi yang membantu mereka dalam membuat keputusan membeli. Komunitas-komunitas online sudah menjadi tempat yang populer untuk pengguna online mencari dan mengumpulkan informasi mengenai pengalaman-pengamalan berbelanja, penilaian-penilaian, dan pendapat-pendapat konsumen-konsumen lain (Kozinets, 2002; Park dan Lee, 2009). Komunitas online tidak saja meningkatkan kecepatan di mana informasi dikirimkan, tetapi juga menurunkan asimetri informasi. Fenomena ini disebut sebagai pengaruh electronic word of mouth (e- WOM) (Tseng dan Hsu, 2010). Sedangkan menurut Sun et al., (2006) electronic word of mouth adalah pengalaman dan pandangan konsumen yang disampaikan melalui kata-kata tertulis berdasarkan teknologi internet. Komunikasi e-wom dari komunitas online terutama menyediakan informasi yang berorientasi pengguna yang menggambarkan produk dalam hal penggunaannya, dan juga mengukur kinerja produk dari perspektif pengguna (Bickart dan Schindler, 2001; Chang dan Liu, 2009). Menurut Katz, Lazarsfeld, & Roper (1955) dan Bickart (2002) Komunikasi e-wom mempunyai pengaruh persuasi yang lebih tinggi dan lebih efektif dibanding alat-alat pemasaran tradisional, sebagian besar konsumen-konsumen memiliki kecenderungan untuk membaca semua informasi yang tersedia dan lengkap dan secara khusus dalam kasus produk-produk inovatif terbaru. Oleh karena itu, perusahan-perusahaan seharusnya memperhatikan penggunaan sistem dan informasi yang akan mempunyai pengaruh pada pemakainya dan pada sistemnya (Hartono, 2007b) serta memahami perilaku konsumen karena semakin baik memahami faktor 3
5 yang mendasari perilaku konsumen, semakin memungkinkan untuk mengembangkan strategi pemasaran agar kebutuhan konsumen terpenuhi (Assael, 1998). Peningkatan popularitas situs jejaring sosial telah membuka peluang baru model bisnis dari electronic commerce (e-commerce) yang disebut sebagai social commerce (s-commerce). Kini situs jejaring sosial sebagai pasar atau tempat bertemunya pembeli dan penjual, dalam mana perusahaan-perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan konsumen dan pada akhirnya dapat memperluas pangsa pasarnya. Menurut Marsden (2010) s-commerce merupakan bagian dari e- commerce yang menggabungkan media sosial dengan electonic commerce (ecommerce) untuk memfasilitasi pembelian dan penjualan dari barang dan jasa dengan menggunakan berbagai teknologi internet. Sedangkan bagi Stephen dan Toubia (2010) s-commerce adalah bagian dari e-commerce dan sebuah grup dan hubungan berbasis pasar terbuka online. Kini media sosial dapat menjadi salah satu strategi pemasaran yang lebih baik karena dapat memberikan manfaat berupa dukungan interaksi sosial dan sumbangan pengguna untuk membantu dalam jual beli online produk dan jasa. Dalam Perkembangannya s-commerce di negara lain, di wilayah Asia seperti di Korea memiliki 300 perusahaan s-commerce yang terdaftar pada tahun 2011 dan menghasilkan $ juta dalam penjualan (Kim, 2011 dalam Kim & Park, 2013). Namun, kebanyakan perusahaan s-commerce di Korea cenderung berskala kecil dan memiliki sumber daya yang terbatas karena adanya kendala di pasar s-commerce Korea yang memiliki dampak negatif (misalnya, rendahnya 4
6 pelayanan pelanggan, penipuan, pengembalian dana yang terlambat, dan informasi yang tidak akurat) terhadap konsumen dan potensi pertumbuhan pasar s- commerce secara keseluruhan. Akibatnya, semakin banyak konsumen yang menjadi korban perusahaan s-commerce yang tidak bermoral dan dengan demikian menumbuhkan ketidakpercayaan konsumen. Kondisi yang terjadi di Korea tentunya saja terjadi di Indonesia yang mana berdasarkan informasi yang ditulis Norma Gesita didalam kolom yang mengambil judul tentang kasus Penipuan Dominasi Kejahatan Cyber dimana Indonesia didominasi oleh kasus penipuan baik penipuan lewat internet maupun telpon. Dari hasil perlaporan yang diungkapkan oleh Kepala Subdirektorat IV Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Audie Latuheru mengatakan, jumlah laporan penipuan itu mencapai 40 persen dari seluruh kasus cyber crime. "Dilanjutkan dengan kasus pencemaran nama baik sekitar 30 persen dan sisanya adalah kejahatan pencurian data (hacking) dan kejahatan cyberlainnya. Namun menurut Audie kasus pencemaran nama baik banyak terjadi karena maraknya penggunaan situs jejaring sosial. Namun, jumlahnya belum bisa menyaigi kasus penipuan yang marak terjadi. Gambar1.1. Laporan Kejahatan Cyber Crime di Indonesia. (Sumber data: 5
7 Berdasarkan dari jumlah pengguna media sosial, Indonesia menjadi negara ke empat terbesar di dunia memiliki jumlah atau 17,18% berdasarkan data dari tertanggal 28 desember Hal tersebut sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2012), juga memberikan kejelasan yang sama bahwa tujuan dari pengunaan internet yaitu sebesar 87,8% mengakses jejaring sosial, 68,9% mengakses untuk mencari informasi atau melakukan searching, 68,3% mencari berita terkini, 62,1% melakukan download/upload video, 57,9% membuka , dan 22,4% melakukan chatting, sedangkan yang lain-lainnya seperti: game online, video call, blog di bawah 20%. Menurut Pavlou, (2003) adanya jarak jauh yang memisahkan konsumen, dan situs belanja dan infrastruktur internet, menghasilkan ketidakpastian dalam bertransaksi dengan electronic vendor (e-vendor) sehingga pelanggan memiliki risiko kehilangan uang dan privasinya. Ketidakpastian sosial dan risiko dengan e-vendor dimonitor menjadi lebih meningkat karena perilaku e-vendor tidak dapat (Reichheld dan Schefter, 2000 dalam Gefen et al., 2003). Ketika melakukan transaksi-transaksi online, konsumen tidak bisa secara fisik memeriksa kualitas produk sebelum membuat keputusan membeli atau memonitor keselamatan dan keamanan dari informasi personalnya atau nomor kartu kreditnya (Lee danturban, 2001). Hal ini karena media sosial sebagai platform yang mampu menfasilitasi berbagai kegiatan seperti mengintegrasikan situs web, interaksi sosial, dan pembuatan konten berbasis komunitas yang dapat juga 6
8 berpengaruh terhadap ketidakamanan informasi privasi dari konsumen sehingga berdampak kepada ketidakpuasan dan kepercayaannya ( O Reilly, 2005). Beberapa alasan kejahatan di media internet dapat terjadi antara lain: pertama, menurut Jarvenpaa dan Grazioli (1999) identitas individu atau organisasi dalam dunia internet mudah untuk dipalsukan tetapi sulit untuk dibuktikan secara hukum. Kedua, menurut Jarvenpaa dan Wang (2001) dalam Satria dan Radhi (2004) tidak diperlukan sumber daya ekonomi yang besar untuk melakukan kejahatan dalam dunia maya. Ketiga, menurut Jarvenpaa danwang (2001) dalam Satria dan Radhi (2004) internet menyediakan akses yang luas kepada pengguna yang potensial menjadi korban. Keempat menurut Morris - Cotteril (1999) dalam Satria dan Radhi (2004), kejahatan dalam dunia maya ini menunjukkan bahwa identitas pelaku tidak dikenal dan secara yuridis mengejar pelaku juga sangat sulit atau dengan kata lain kejahatan dalam dunia maya lebih mudah terjadi dan sulit dideteksi pelakunya. Konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya, dan perilaku di masa akan datang diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Ketika pengalaman masa lalunya menyenangkan pada suatu merek tertentu, maka konsumen mungkin akan lebih menunjukkan perilaku yang konsisten sepanjang waktu terhadap merek tersebut. Perilaku konsisten sepanjang waktu menggambarkan loyalitas terhadap suatu objek tertentu. Sekitar 74% dari pengguna-pengguna online di Taiwan menunjukkan bahwa penilaian-penilaian dari komunitas-komunitas online atau blog-blog memungkinkan untuk mempengaruhi niat membeli mereka (MIC, 2008 dalam Tseng dan Hsu, 2010). 7
9 Menurut Zhang et al. (2009) bahwa melakukan transaksi secara online termasuk cara yang mudah dan canggih, akan tetapi kepercayaan konsumen kepada perusahaan sangat rentan dan susah untuk didapatkan. Sedangkan dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Jarvenpaa, Tractinsky dan Saarinen (1999); dan Reichheld dan Schefter (2000) menunjukkan kurangnya kepercayaan konsumen online adalah kendala utama dari partisipasi konsumen dalam e- commerce. Konsumen yang ragu dengan online shopping serta reputasi toko online yang belum jelas ukurannya dan risiko penipuan secara online, memerlukan suatu upaya membangun hubungan yang baik antara toko online dengan konsumen lewat kepercayaan. Mayer et al. (1995) menyatakan kepercayaan dibangun atas tiga dimensi, yaitu: kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity). Dalam lingkungan bisnis online, keberhasilan suatu hubungan antara dua belah pihak yang tidak saling kenal atau pun kenal juga ditentukan oleh kepercayaan, karena adanya perbedaan yang fundamental antara toko konvensional dan toko online yang dipisahkan oleh jarak ruang dan waktu. Menurut Gefen et al. (2003) kepercayaan adalah hal pokok dalam kegiatan jual-beli atau perdagangan, dan semakin penting ketika kegiatan jual beli tersebut beralih dari konvensional ke online. Mc-Knight et al. (1998) menjelaskan mengenai disposisi kepercayaan (trusting disposition) yang mana kecenderungan dan persepsi menjadi dasar calon konsumen dan konsumen yang belum pernah bertransaksi akan lebih banyak dipengaruhi oleh kepercayaan yang dipegang oleh individu tersebut terhadap lingkungannya, baik lingkungan sosial atau lingkungan teknologi informasi. 8
10 Namun hal ini tidak dapat menjadi faktor yang dapat membentuk kepercayaan pada individu yang pernah bertransaksi karena mereka lebih berpengalaman dan memiliki pengalaman yang mempengaruhi kepercayaan mereka serta situasi atau kondisi transaksi itu sendiri yang lebih mempengaruhi. Sedangkan menurut Ganesan (1994) Kepercayaan juga berperan dalam memfasilitasi hubungan jangka panjang dengan pelanggan karena berkembang melalui serangkaian transaksi, dan jika pengalaman pengguna-akhir adalah kepercayaan positif, kemungkinan menstabilkan dan menumbuhkan, serta mendorong pengguna-akhir untuk menggunakan layanan online yang lebih luas. McKnight et al. (2002) berpendapat bahwa alasan mengapa kepercayaan memiliki suatu dampak signifikan pada keinginan pengguna-akhir untuk berdagang dalam lingkungan online adalah karena kepercayaan dapat menolong mereka berhadapan dengan ketidakpastian. Kepercayaan juga berpengaruh terhadap intensi seseorang untuk berbelanja kembali pada suatu toko online (Jia dan Shen, 2008). Selain masalah kepercayaan, Jarvenpaa et al. (1999) menemukan bahwa perceived reputation suatu situs belanja berpengaruh terhadap kepercayaan di e-commerce. Reputasi menjadi faktor penting yang memberi kontribusi bagi kepercayaan konsumen terhadap organsasi penjualan (Anderson dan Weitz, 1989; Donney dan Cannon, 1997; Ganesan, 1994). Karena ketika pelanggan mempersepsikan opini orang lain bahwa perusahaan dikenal adil dan jujur, maka pelanggan akan merasa lebih aman dalam memperoleh dan menggunakan merek perusahaan dan ketika perusahaan dinilai memiliki reputasi yang baik, maka 9
11 pelanggan kemungkinan besar akan percaya pada pengecer dan vendor (Anderson dan Weitz, 1992). Reputasi mungkin lebih kritis dalam lingkungan online daripada lingkungan tradisional. Reputasi juga memberikan indikasi apa yang konsumen lakukan yang dapat menjadi prediktor yang kuat dalam perilaku pembelian (Resnick, Zeckhanser, Friedman dan Kouwabara, 2000; Li, Browne dan Chau 2006, McDonald dan Slawson, 2002; Standifird, 2001). Penelitian Armida dan Park (2006) menemukan hubungan kausal antara kualitas website persepsian, reputasi persepsian dan risiko persepsian sebagai determinant untuk 3 dimensi kepercayaan, kemampuan (ability), kebajikan (benevonce) dan Integritas (integrity), tergantung pada tingkat pengalaman online. Website dengan kualitas tinggi akan meningkatkan kepercayaan pengguna e- tailers sementara reputasi akan mengurangi ketidakpastian, dan meningkatkan kepercayaan. Selain reputasi yang dapat mengurangi ketidakpastian, dan meningkatkan kepercayaan, referensi e-wom mempengaruhi kepercayaan sehingga mampu mengurangi ketidakpastian maupun waktu penelusuran dan evaluasi merek. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Kuan dan Bock (2007) yang menunjukkan bahwa dalam lingkungan SNS lebih mungkin menanamkan kepercayaan konsumen dalam lingkungan online dari pada dalam lingkungan offline. Menurut Bloom (2006) dalam Jayadewi (2012) mengatakan bahwa survei di Amerika serikat membuktikan bahwa lebih dari 90% konsumen mempercayai rekomendasi dari orang yang pernah mengkonsumsi sebuah produk, sementara kepercayaan terhadap iklan hanya paling tinggi sekitar 40%. 10
12 Kini orang-orang akan cenderung lebih percaya pada referensi dari teman, keluarga atau rekomendasi dari suatu komunitas di sebuah media sosial. Dengan meningkatnya dan berkembangnya s-commerce di Indonesia, seperti informasi yang ditulis oleh Meisia Chandra dalam kolom detiknet.com Tanggal 3 April 2012 dengan judul social commerce, penggerak e-commerce Indonesia, serta di dukung oleh beberapa penelitian seperti penelitian dari Bansal dan Chen (2011) yang menemukan bahwa konsumen lebih cenderung mempercayai situs e-commerce dibandingkan situs s-commerce; kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Park (2013) yang menemukan bahwa karekteristik dari s-commerce berpengaruh terhadap kinerja kepercayaan konsumen (niat berbelanja dan niat WOM) dan penelitian yang dilakukan oleh Liang dan Chen (2009) yang menemukan bahwa kualitas website mempengaruhi evaluasi konsumen dan mendorong niat membeli konsumen, serta penelitian lain seperti oleh Jarvenpaa et al. (1999); Sichtmann (2007); dan Walsh et al. (2009), maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Niat membeli dan electroni wordof-mouth (e-wom) di situs jejaring sosial: Pengujian terhadap kualitas situs web, Keamanan bertransaksi, reputasi persepsian, norma subyektif, dan kepercayaan di Indonesia Pertanyaan Penelitian Terkait dengan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas situs web berpengaruh terhadap reputasi persepsian? 11
13 2. Apakah kualitas situs web, keamanan bertransaksi, reputasi persepsian, dan norma subyektif berpengaruh terhadap kepercayaan? 3. Apakah kualitas situs web berpengaruh terhadap kepercayaan dengan dimediasi oleh reputasi persepsian? 4. Apakah kualitas situs web berpengaruh terhadap niat berbelanja dan electronic word-of-mouth dengan dimediasi oleh reputasi persepsian? 5. Apakah kualitas situs web, Keamanan bertransaksi, dan norma subyektif berpengaruh terhadap niat berbelanja dan electronic word-of-mouth dengan dimediasi oleh kepercayaan? 6. Apakah reputasi persepsian berpengaruh terhadap niat berbelanja dan electronic word-of-mouth? 7. Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap niat berbelanja dan electronic word-of-mouth? 8. Apakah norma subyektif berpengaruh terhadap niat berbelanja? 9. Apakah Niat berbelanja berpengaruh terhadap Perilaku electronic word-ofmouth? 1.3. Batasan Masalah Batasan penelitian dimaksudkan agar penelitian lebih berfokus pada tujuan penelitian yang telah dirumuskan yaitu aspek kualitas situs web, keamanan bertransaksi, norma subyektif, reputasi persepsian, kepercayaan, niat berbelanja dan electronic word-of-mouth dari konsumen online di lingkungan Social Networking Site. Oleh karena itu, penelitian ini hanya melihat perilaku konsumen online pada tahap niat berbelanja online dan perilaku e-wom dengan 12
14 mengunakan dua konstruk utama dari kualitas web yaitu: kualitas informasi dan kualitas sistem Motivasi Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa motivasi selain mengusulkan model: Pertama, peneliti menemukan fakta adanya perbedaan kepercayaan konsumen online terhadap situs jejaring sosial dalam penelitian yang dilakukan oleh Bansal dan Chen (2011) dalam mana hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa konsumen lebih cenderung mempercayai situs electronic commerce (ecommerce) dibanding situs social commerce (s-commerce). Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Park (2013) justru karakteristik yang dimiliki oleh s-commerce mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan, bahkan niat membeli dan niat WOM. Padahal untuk fakta rillnya, perkembangan e- commerce tidak sepesat perkembangan s-commerce di Indonesia. Bahkah kolom tertanggal 3 April 2012 yang ditulis oleh Meisia Chandra memuat judul tentang s-commerce merupakan penggerak dari e-commerce Indonesia. Kedua, penelitian tentang kualitas website selama ini hanya mengarah kepada perilaku konsumen yaitu niat berbelanja dan belum ada yang menghubungkan ke perilaku konsumen terutama e-wom konsumen. Padahal berdasarkan hasil survei yang dilakukan APJII (2012) memberikan petunjuk bahwa tujuan dari pengunaan internet: sebesar 87,8% mengakses jejaring sosial dan 68,9 % mengakses untuk mencari informasi. Ketiga, penelitian tentang s- commerce di Indonesia masih jarang dilakukan serta pengunaan istilah s- commerce yang masih jarang digunakan. 13
15 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan membangun model yang menunjukkan pengaruh dari kualitas situs web, keamanan bertransaksi dan norma subyektif terhadap niat berbelanja dan perilaku e-wom, dengan adanya peran mediasi dari reputasi persepsian dan kepercayaan. Adapun beberapa tujuan yang mengarah pada model yang dibangun yaitu dengan menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kualitas web terhadap reputasi persepsian konsumen online di lingkungan situs jejaring sosial. 2. Menguji pengaruh kualitas web, keamanan bertransaksi dan norma subyektif terhadap kepercayaan konsumen online di lingkungan situs jejaring sosial. 3. Menguji pengaruh kualitas situs web, keamanan bertransaksi dan norma subyektif terhadap niat berbelanja online dengan kepercayaan dan reputasi persepsian sebagai mediasi di lingkungan situs jejaring sosial. 4. Menguji pengaruh kualitas situs web, keamanan bertransaksi dan norma subyektif terhadap perilaku electronic word of mouth (ewom) dengan kepercayaan, reputasi persepsian dan niat berbelanja sebagai mediasi di lingkungan situs jejaring sosial Kontribusi Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Dalam ilmu akuntansi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi lewat pemahaman yang berkaitan mengenai sistem informasi akuntansi berbasis internet. Dalam mana sistem e-commerce dapat melibatkan transfer dana 14
16 elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis (Rhenald Kasali, 2000 dalam Sigit, 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa e-commerce sebagai sistem informasi akuntansi yang real time dan berbasis internet online (Murthy, 2004). Selain itu, menurut Marsden (2010). s-commerce merupakan bagian dari e-commerce yang menggabungkan media sosial dengan electronic commerce. 2. Untuk kontribusi teoritis, diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai perilaku konsumen dalam bertransaksi online di Indonesia. Terutama diharapkan dapat mengisi kekurangan yang terdapat dalam riset s-commerce yang masih jarang diteliti di Indonesia. 3. Untuk kontribusi praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk memberikan perspektif yang baru mengenai perilaku konsumen di lingkungan s-commerce terutama mengenai niat berbelanja dan perilaku electronic word of mouth (e-wom) konsumen. 4. Untuk menambah referensi di bidang sistem informasi teknologi terutama mengenai s-commerce di Indonesia. 1.7.Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi latar belakang yang mendasari munculnya masalah dalam penelitian, pertanyaan penelitian, batasan masalah, motivasi penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 15
17 Bab ini mengkaji berbagai tinjauan pustaka yang membahas mengenai teori-teori yang melandasi penelitian, penelitian-penelitian sebelumnya, dan yang menjadi acuan teori untuk menganalisis dalam penelitian serta untuk mengembangkan hipotesis. Terdiri dari landasan teori, penelitian terdahulu, model penelitian, dan pengembangan hipotesis. BAB III. METODA PENELITIAN Bab metoda penelitian berisi tentang ruang lingkup penelitian, populasi serta sampel, jenis dengan sumber data, teknik pengambilan sampel, definisi operasionalisasi serta pengukuran variabel, instrument penelitian, pengujian instrument pengukuran, alat analisis dan uji kesesuaian model. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil dan analisis penelitian, seperti gambaran demografi subjek penelitian, interpretasi data, uraian hasil penelitian, dan pembahasan penelitian. BAB V KESIMPULAN, TEMUAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN Bab penutup menguraikan tentang kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil riset, keterbatasan penelitian dan saran untuk perbaikan penelitian. 16
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat sejak dahulu hingga saat ini. Pada awal mulanya berbelanja dilakukan dengan sistem barter atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Internet World Statst (2016), jumlah orang yang menggunakan internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi melambat dari pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada individual, organisasi, dan negara, dalam bentuk produktivitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hartono (2008a) menjelaskan bahwa internet atau disebut juga dengan nama information superhighway, dikenal sebagai sesuatu yang strategik untuk membangun suatu ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi internet dan handphone terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan internet sudah hampir diperlakukan sebagai salah satu kebutuhan sehari hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat. Electronic commerce menawarkan peluang baru untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjualan secara online mulai meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Electronic commerce menawarkan peluang baru untuk memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Web 2.0 telah mengubah cara pengguna dan organisasi saling berinteraksi dan berkolaborasi. Meningkatnya popularitas interaksi sosial dalam situs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat bagi para penggunanya. Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan pabrik, peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood, 2003:1 ). Di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih menuntut manusia untuk terus belajar, berkarya, dan berinovasi. Salah satunya adalah internet, hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak akan lepas dari transaksi jual beli sehingga pasar-pasar semakin lama menjadi lebih besar. Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet pada saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat familiar bagi semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi, komunikasi, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dimana perkembangan teknologi yang semakin canggih dan didukungnya infrastruktur yang memadai, koneksi internet bukanlah hal yang sulit untuk di dapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
BAB II LANDASAN TEORI II. A. KEPERCAYAAN II. A. 1. Pengertian Kepercayaan Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
Lebih terperinciPENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE
PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE (Survei Pada Pelanggan E-Commerce Di Wilayah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pengguna dan Indonesia kini berada di urutan ke empat dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah menjadi suatu kebutuhan dalam menjalankan bisnis modern (Turban, Leidner, McLean, Wetherbe, 2008). Jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah adanya internet. Perkembangan teknologi memberikan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat segala sesuatu dapat dikerjakan dengan lebih mudah. Salah satu dari perkembangan teknologi tersebut adalah adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan cepat. Beragam inovasi muncul seiring dengan majunya teknologi masa kini. Teknologi informasi memungkinkan kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan membeli. Kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. 1. Minat beli. Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Minat beli Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran pemasaran (Cho dan Park, 2001). Menganalisis evaluasi pelanggan online belanja sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya berfungsi sebagai media informasi dan media komunikasi saja namun juga sebagai tempat jual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern pada saat ini teknologi mengalami perkembangan yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern pada saat ini teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin bertambah.teknologi memegang
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis secara online di Indonesia sekarang sangat pesat, salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e- commerce merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sedang maraknya perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia dan telah menciptakan banyak inovasi dan keahlian baru disegala bidang informasi tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang serba modern seperti saat ini, perkembangan bisnis menjadi sangat ketat sehingga konsumen menjadi semakin selektif dalam memilih informasi-informasi pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju membawa beberapa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang menjadi serba
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin pesat telah banyak membuat bisnis baru bermunculan dalam berbagai bidang yang menarik perhatian masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan internet sudah hampir diperlakukan sebagai salah satu kebutuhan sehari-hari. Beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan
BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan kemudahanpada berbagai aspek kegiatan bisnis (Mc.Leod, 1997). Teknologi informasi merupakanbagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Teknologi internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau istilah lain disebut online. Menurut situs Harian Bisnis Indonesia (2013),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Penggunaan internet di seluruh dunia semakin lama semakin meluas. Hal ini juga berdampak pada berbagai kegiatan yang dilakukan melalui internet atau istilah lain disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini internet sudah menjadi gaya hidup. Internet merupakan kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala macam informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan perkembangan teknologi (Susanti 2013). Terbukti dalam 2 tahun terakhir,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era global ini internet merupakan salah satu yang menjadi jawaban dari tantangan perkembangan teknologi (Susanti 2013). Terbukti dalam 2 tahun terakhir, pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lingkungan Toko Lingkungan toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat seiring kemajuan teknologi. 3,42 3,25 3,07 2,89 2,69. Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Later Belakang Internet diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat dan sampai saat ini jumlah penggunanya terus meningkat. Internet dapat digunakan sebagai alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyartakat. Perkembangan pengguna internet serta adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet pada saat ini sudah menjadi suatu yang sangat familiar bagi semua kalangan masyartakat. Perkembangan pengguna internet serta adanya kepercayaan terhadap
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI KEPERCAYAAN (TRUSH) TERHADAP PARTISIPASI PELANGGAN E-COMMERCE. Disusun Oleh : Nurcahyaningrum Oktaviyanti S1.SI.
PENGARUH DIMENSI KEPERCAYAAN (TRUSH) TERHADAP PARTISIPASI PELANGGAN E-COMMERCE Disusun Oleh : Nurcahyaningrum Oktaviyanti 09.12.4112 S1.SI.4K STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Internet merupakan sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan teknologi internet yang begitu pesat memunculkan inovasiinovasi dalam kehidupan masyarakat. Salah satu inovasi yang lahir dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi memberikan pengaruh yang begitu besar bagi kehidupan. Di era modern ini, manusia tidak terlepas dari teknologi informasi yang menggiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan fenomena penelitian beserta variabel-variabel yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan fenomena penelitian beserta variabel-variabel yang diteliti, dan alasan pemilihan topik. Penjelasan tentang rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia bisnis penjualan dan pemasaran merupakan bagian yang sangat penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan. Sehingga
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN
1 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual Secara teoritis, kajian ini diambil dari konsep SERVQUAL, yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Internet telah menjadi kebutuhan bagi setiap individu ataupun ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan pergeseran dramatis dalam cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi perkembangan dunia bisnis dan perkembangan teknologi, hal tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Marketing Group (2015), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tanggal 30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah pengguna internet di dunia semakin berkembang dengan pesat. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Menurut Miniwatts Marketing Group (2015), jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memegang
Lebih terperinciJURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.
Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perekonomian dari perekonomian tradisonal ke perekonomian baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan konsumen dan pelaku bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi dari hari ke hari berkembang semakin pesat. Perkembangan teknologi memberikan banyak dampak terhadap kehidupan manusia, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet saat ini sudah menjadi sesuatu yang familiar bagi semua kalangan masyarakat. Perkembangan dalam bidang tekhnologi informasi menjadikan internet tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan kajian pustaka yang digunakan sebagai landasan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan kajian pustaka yang digunakan sebagai landasan penelitian ini diajukan. Teori yang digunakan adalah teori tentang kualitas website hotel, kepercayaan awal konsumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, maka manusia di tuntut untuk mengikuti perkembangan dari dunia itu sendiri, kadang manusia pun tidak memandang waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia teknologi semakin berkembang dan jauh lebih canggih dibanding dengan beberapa tahun yang lalu. Kecanggihan teknologi ini, dapat dirasakan mulai dari
Lebih terperinciBAB Latar Belakang
BAB 1 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada saat ini, perkembangan informasi dan teknologi sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan informasi yang sangat mudah di dapat membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion telah membawa pengaruh besar terhadap globalisasi dan gaya hidup. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai usaha bisnis untuk memasarkan produknya melalui internet. Facebook sangat memungkinkan penggunanya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet semakin pesat terlebih dengan adanya teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan fungsinya. Selain untuk koneksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat saat ini. Internet sudah dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh negara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia sekarang sudah tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu. Segala bentuk informasi yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat dibuktikan banyaknya inovasi yang ada, dari yang sederhana sampai yang menghebohkan dunia.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, TEMUAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN. melakukan analisa atas konstruk kualitas website, keamanan
BAB V KESIMPULAN, TEMUAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisa atas konstruk kualitas website, keamanan bertransaksi, reputasi persepsian, kepercayaan, norma subyektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan merupakan hal yang wajar antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan pabrik, peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood. 2003:1). Di era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan menggunakan internet sebagai cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin pesat membawa manfaat yang sangat besar bagi peradaban manusia. Banyak kegiatan yang sebelumnya menggunakan
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Memasuki Bab II maka akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang terdiri dari landasan teori, hasil penelitian terdahulu, hipotesis, dan model penelitian. 1.1 Landasan Teori 1.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab menariknya pengembangan dalam e-commerce (Fang et al. 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pasar perbelanjaan online yang cepat menjadi salah satu penyebab menariknya pengembangan dalam e-commerce (Fang et al. 2011). Dengan semakin terjangkaunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online (karakteristik website), kepuasan dan kepercayaan yang mendukung penelitian ini. Selain teori tentang belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa pengguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan internet yang semakin pesat di era globalisasi ini mendorong terjadinya perubahan kultur dalam kehidupan manusia. Saat ini media
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengalaman Membeli Secara Online Pengalaman adalah kejadian yang terjadi dan dirasakan oleh masingmasing individu secara personal yang dapat memberikan kesan tersendiri bagi individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Berikut data statistiknya: Statistik Pengguna dan Populasi Internet di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Sejak diperkenalkan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. strategi atas metode untuk mengenalkan konsumen/publik dengan brand,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Pemasaran online dengan bahasa yang sering diucapkan adalah strategi atas metode untuk mengenalkan konsumen/publik dengan brand, produk atau jasa sebuah perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal meningkatkan bisnis, penjualan dan pembelian produk adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong perubahan sistem, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sistem perdagangan, cara bertransaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
9 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teknologi Informasi Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum
Lebih terperinciPengguna Internet di Indonesia (juta jiwa)
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama teknologi di bidang komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat di seluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Industri fesyen merupakan salah satu industri yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Kebutuhan dasar manusia akan pakaian merupakan alasan utama mengapa industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini internet sudah menjadi sesuatu yang biasa. Berbeda pada era tahun 2000-an dimana pada masa itu pengguna internet hanya mencapai 2 juta jiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Popularitas situs jejaring sosial yang semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social commerce.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenggara. Menurut data We are Social, dengan penetrasi 34%, saat ini pengguna
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia Tenggara. Menurut data We are Social, dengan penetrasi 34%, saat ini pengguna internet di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi
Lebih terperinciTUGAS E-COMMERCE MASALAH YANG TIMBUL DALAM E-COMMERCE DI SUSUN OLEH NAMA : RIDWAN M. YUSUF KELAS : S1 SI 4I NIM : JURUSAN SISTEM INFORMASI
TUGAS E-COMMERCE MASALAH YANG TIMBUL DALAM E-COMMERCE DI SUSUN OLEH NAMA : RIDWAN M. YUSUF KELAS : S1 SI 4I NIM : 09.12.4188 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinci10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciE-COMMERCE. Oleh: Nama : Ana Udayana NIM : Kelas : E-COMMERCE5(SI054)
E-COMMERCE Oleh: Nama : Ana Udayana NIM : 09.12.4207 Kelas : E-COMMERCE5(SI054) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 ABSTRAK Karya ilmiah E-commerce ini berisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan antara kepercayaan, kualitas informasi, dan pengetahuan teknologi internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila
Lebih terperinci