RE-DESIGN RUMAH SAKIT KANKER ANAK DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI JAKARTA BARAT
|
|
- Fanny Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RE-DESIGN RUMAH SAKIT KANKER ANAK DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI JAKARTA BARAT Belinda Kurniasari, Augustina Ika, Gatot Suharjanto Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Kampus Syahdan Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) , ABSTRACT This study aims to assess aspects of the approach to Healing Environment on children's Cancer Hospital in Jakarta. Methods of research that has been done is qualitative and quantitative. The analysis was conducted using descriptive analysis. Once researchers find the data availability of the therapeutic environment variable on the object comparison hospitals, the data are then analyzed and presented in the form of descriptive theory is used as a reference is the theory of Huisman and Morales Healing Environment with several factors that affect the healing of patients, namely enhancing controls, privacy, comfort, and family support. The results of the study are the factors that most influence is the comfort factor but it is most needed is a factor family support. It was concluded that not all aspects of the theory is really necessary and affect the healing of patients that need to be done sorting aspects in the design.(bk) Penelitian ini bertujuan untuk menilai aspek-aspek pada pendekatan Healing Environment pada Rumah Sakit Kanker anak di Jakarta. Metode penelitian yang telah di lakukan adalah kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang dilakukan dengan metode deskriptif analisis. Setelah peneliti menemukan data-data ketersediaan variabel lingkungan terapetik tersebut pada objek perbandingan rumah sakit, data-data tersebut kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk deskriptif teori yang digunakan sebagai acuan adalah teori Healing Environment Huisman dan Morales dengan beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan pasien yaitu enhancing controls, privacy, comfort, dan family support. Hasil yang didapat dari penelitian adalah faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor comfort tetapi yang paling dibutuhkan adalah faktor family support. Disimpulkan bahwa tidak semua aspek dari teori tersebut benar-benar dibutuhkan dan mempengaruhi penyembuhan pasien sehingga perlu dilakukan pemilahan aspek dalam perancangan. (BK) Kata Kunci : Rumah Sakit, Kanker, Healing Environment 1
2 PENDAHULUAN Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian ( 2011). Saat ini diperkirakan 2-4% dari keseluruhan penyakit kanker di Indonesia menyerang anakanak. Bahkan, penyakit kanker menyumbang sekitar 10% kematian pada anak-anak. Menurut data kesehatan pada tahun 2007, di Indonesia setiap tahun ditemukan pasien baru kanker anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah anak penderita penyakit kanker terus bertambah setiap tahun nya dan Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding orang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030 dengan jumlah kematian akibat kanker mencapai 13.1 juta jiwa ( 2012). Jumlah tersebut 70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia. Seiring bertambahnya jumlah anak penderita kanker setiap tahun, hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas penunjang pengobatan kanker di Jakarta. Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia NO. KAB/KOTA 0-14 Tahun Tahun >65 Tahun Jumlah Penduduk Angka Beban Tanggungan 1 JAKARTA PUSAT ,07 2 JAKARTA UTARA ,63 3 JAKARTA BARAT ,22 4 JAKARTA ,36 SELATAN 5 JAKARTA TIMUR ,08 6 KEP. SERIBU ,51 DKI JAKARTA ,44 Sumber: BPS Provinsi Jakarta 2012 Berdasarkan data jumlah Penduduk pada tahun 2012 (BPS Provinsi DKI Jakarta) Jumlah penduduk golongan anak dengan range usia 0-14 tahun adalah jiwa dari total penduduk di DKI Jakarta dengan jumlah anak yang cukup banyak, maka fasilitas kesehatan khusus anak perlu ditingkatkan. Namun fasilitas kesehatan seperti rumah sakit anak khususnya Rumah Sakit Kanker belum sepenuhnya tersedia, saat ini rumah sakit yang menyediakan fasilits pengobatan kanker hanya ada beberapa namun Rumah Sakit khusus kanker hanya terdapat di Jakarta Barat yaitu RS. Dharmais. Rumah sakit Dharmais yang merupakan rumah sakit kanker nasional merupakan satusatunya Rumah sakit khusus kanker di Jakarta. Rumah sakit ini menjadi rujukan bagi pasien-pasien kanker dari daerah sekitar DKI Jakarta, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah ruang rawat inap dan ruang khusus kemoterapi sehingga proses kemoterapi dilakukan di dalam ruang inap. Karena keterbatasan tersebut, muncul banyak rumah singgah bagi para pasien kanker yang sedang menunggu jadwal pengobatan kemoterapi di RS.Dharmais, tetapi pasien kanker sebaiknya dirawat pada ligkungan yang layak karena mereka memiliki beberapa kemungkinan terburuk apabila 2
3 mereka tinggal dilingkungan yang tidak layak dan tidak sehat. Penyediaan fasilitas pengobatan kanker untuk anak perlu di khususkan karena selama ini anak-anak penderita kanker memiliki tekanan yang lebih dibandingkan dengan pasien kanker dari golongan dewasa. Para pasien kanker merasa takut bila berhadapan dengan penanganan kesehatan seperti kemoterapi, tindakan operasi, dan sebagainya. Kesan rumah sakit begitu menakutkan bagi mereka karena dokter, suntikan dan lainnya. Kondisi psikologis inilah yang menyebabkan anak-anak takut untuk datang dan di rawat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. Dengan tekanan-tekanan yang anak hadapi, pasien anak membutuhkan suatu lingkungan terapetik dengan pendekatan Healing Environment. Lingkungan yang terapetik bagi anak bukan hanya sekedar penataan interior ruang yang menarik, namun juga harus mementingkan adanya hubungan sosial seperti komunikasi dengan orangtua, perawat, dokter, dan para staff lainnya, hubungan mereka dengan alam dengan berupa penyediaan taman dan fasilitas bermain lainnya. Rumah sakit Dharmais mulai menerapkan lingkungan yang terapetik, seperti pengaplikasian warna dan gambar menarik pada dinding, penanda ruang dengan gambar pada pintu, penggunaan sprei bergambar, area bermain, dan lain-lain tetapi belum termasuk dalam konsep Healing Environment yang mengutamakan konsep alam dalam menstimuli proses penyembuhan anak. Teori Robert M. Kaplan, James F. Sallis. Jr, Thomas L. Patterson dalam bukunya Health and Human Behavior (1993) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam proses kesembuhan, yakni : Faktor Lingkungan (40%), Faktor Medis (10%), Faktor Genetis (20%), dan Faktor Lainnya (10%). Dapat dilihat dari teori diatas bahwa faktor lingkungan, yang akan berdampak pada psikologis manusia, merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam proses penyembuhan dibandingkan dengan faktor medis. Maka dari itu, diperlukan suatu pendekatan yang tepat dalam perancangan rumah singgah ini. Pendekatan Healing Environment adalah suatu konsep tentang keadaan lingkungan yang dapat mengurangi tingkat stress, tingkat kekhawatiran pasien terhadap kondisi yang sedang mereka alami. Menurut Dijkstra dalam jurnal Understanding Healing Environments: Effects of Physical Environmental Stimuli on Patiens Effects of Health and Well- Being, Healing Environment adalah lingkungan fisik fasilitas kesehatan yang dapat mempercepat waktu pemulihan kesehatan pasien atau mempercepat proses adaptasi pasien dari kondisi kronis serta akut dengan melibatkan efek psikologis pasien di dalamnya. Penerapan konsep Healing Environment pada lingkungan perawatan akan tampak pada kondisi akhir kesehatan pasien, yaitu pengurangan waktu rawat, pengurangan biaya pengobatan, pengurangan rasa sakit, pengurangan stres atau perasaan tertekan, memberikan suasana hati yang positif, membangkitkan semangat, serta meningkatkan pengharapan pasien akan lingkungan. Hal tersebut dapat diterapkan di Rumah Sakit Kanker Anak yang merupakan suatu sarana penunjang dalam pengobatan penyakit kanker pada Anak-anak. Rumah Sakit kanker anak dengan pendekatan Healing Environment dirasa akan dapat membantu dalam proses penyembuhan atau pengobatan bagi anak-anak penderita kanker baik secara lingkungan fisik maupun psikis. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif ini menggunakan studi kasus pada Rumah Sakit Kanker Dharmais dan studi perbandingan dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai healing environment pada rumah 3
4 sakit kanker anak. Objek yang menjadi studi banding adalah Children s Hospital of Philadephia dan MD Anderson Children s Cancer Hospital. Variabel kualitatif yang dianalisa pada setaip rumah sakit, adalah aspek Safety and security, Control, Privacy, Family Support dan Comfort Masing-masing Faktor Healing Environment tesebut memiliki aspek yang kemudian dijadikan variabel pada penelitian ini. Setiap variabel Healing Environment ini di analisa dengan penjelasan kualitatif dekripstif yang kemudian data-data ketersediaan aspek Healing environment ini disajikan dengan prosentase yang menjadi kuantitatif. Penelitian dengan melakukan perbandingan ini, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Kehadiran peneliti sebagai observan mengaharuskan peneliti berkutat dengan objek penelitian dan menganalisa dengan berdasarkan tema yang telah ditentukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Studi Pustaka dan Studi Literatur, Penelitian ini dilakukan dengan membaca, mempelajari, dan mencatat dari textbook atau berupa jurnal dan artikel mengenai teori Healing environment pada rumah sakit. Data-data tersebut kemudian dipilah dan digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini. b. Wawancara, Dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini narasumber dari wawancara ini merupakan pegawai medis, dan orang tua pada rumah sakit anak. Hal yang diajukan dalam wawancara merupakan variabel-variabel yang menjadi kriteria desain lingkungan terapetik. c. Observasi, Observasi yang dilakukan peneliti adalah peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian yaitu rumah sakit kanker. Dalam kegiatan pengamatan ini, peneliti dapat melihat langsung kegiatan yang dilakukan pelaku dalam rumah sakit dan bagaimana fasilitas kesehatan yang disediakan pada rumah sakit tesebut yang dijadikan bahan perbandingan. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, Prinsip desain Healing Environment berdasarkan aspek empat faktor kunci yang mempengaruhi menurut Huisman dan Morales (2012) dalam jurnal Building and Environment belum sepenuhnya diterapkan pada Rumah sakit kanker Dharmais. Beberapa aspek yang sudah atau belum terpenuhi dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan data-datanya dipaparkan secara analisa kualitatif deskriptif. Tabel 2 Ketersediaan Aspek Healing Environment pada RS. Dharmais FAKTOR ASPEK Enhancing Control Kontrol terhadap pencahayaan V Kontrol terhadap elektronik V Privacy Privasi pasien dan keluarga X Comfort Seni dan estetika V View & visual comfort X Acoustic comfort X Lighting V Colors V Family Support Ketersediaan Fasilitas X 4
5 Pada Rumah sakit Dharmais, aspek yang paling dibutuhkan adalah Family Support. Anakanak merupakan pribadi yang masih labil dan sangat bergantung kepada orang tua dan keluarga sehingga anak-anak membutuhkan perhatian selama 24 jam sedangkan fasilitas bagi keluarga sangat tidak mendukung pada rumah sakit ini. Faktor yang lain seperti controls dan comfort sudah tersedia di rumah sakit ini meskipun belum terlalu maksimal. Pada analisa Studi banding, terdapat 3 objek rumah sakit yang dibandingkan aspek Healing Environment yang sudah di terapkan pada masing-masing rumah sakit. Rumah sakit tersebut adalah RS.Dharmais, MD Anderson Children s cancer hospital dan Children Hospital of Philadelphia. FAKTOR Tabel 3 Perbandingan Aspek Healing Environment ASPEK RS. Dharmais MD Anderson CHOP Enhancing Kontrol terhadap V V V Control pencahayaan Kontrol terhadap V V V elektronik Privacy Privasi pasien dan X V V keluarga Comfort Seni dan estetika V V V View & visual comfort X V V Acoustic comfort X X V Lighting V V V Colors V V V Family Support Ketersediaan Fasilitas X V V Adapun perbandingan ketersediaan aspek-aspek yang meliputi faktor Healing Environment diuraikan dalam diagram berikut. Gambar 1 Diagram Perbandingan Ketersediaan Aspek Healing Environment Untuk mengetahui penilaian aspek-aspek Healing Environment tersebut dan bagaimana pengaruhnya pada penyembuhan pasien anak, penulis melakukan wawancara kepada orang tua pasien yang sedang menjaga anaknya dalam menjalani masa pengobatan penyakit kanker. Didapatkan faktor Healing Environment mana yang paling berpengaruh pada penyembuhan pasien. Adapun diagramnya adalah sebagai berikut. 5
6 Gambar 2 Diagram Perbandingan Faktor Healing Environment Dari hasil wawancara terhadap 10 orang narasumber tersebut didapatkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi penyembuhan anak adalah faktor Comfort (40%), faktor Family support (35%), faktor Privacy (20%), dan faktor Enhancing Controls (5%). Untuk mengetahui aspek lain yang dibutuhkan oleh pasien dan pendamping ketika sedang menjalani masa pengobatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais, maka penulis menggali data dengan melakukan wawancara dengan narasumber orang tua pasien anak. Adapun permasalahan yang terjadi di Rumah sakit Dharmais ini adalah : 1. Keterbatasan Kapasitas ruang Rawat Inap. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua, mereka mengeluhkan keterbatasan jumlah ruang untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit ini. Sehingga, para pasien yang hendak melakukan pengobatan kemoterapi harus melakukan reservasi terlebih dahulu kurang lebih 2 minggu sebelumnya. 2. Fasilitas bagi pendamping. Adapun yang dimaksud dalam hal ini adalah : kurangnya fasilitas yang disediakan bagi para orang tua atau pendamping anak ketika menjalani rawat inap. Pada Rumah sakit ini, fasilitas yang disediakan bagi pendamping hanya sebuah kursi disamping bed pasien. Dan para pendamping tidak diperkenankan membawa peralatan untuk tidur di dalam ruang seperti tikar atau kasur lipat. Hal tersebut menjadi kendala yang sangat berarti karena pasien masih tergolong usia dini sehingga membutuhkan pengawasan dan dampingan lebih dari orang tua. Dengan adanya persyaratan di dalam ruang inap, fasilitas ruang tunggu bagi keluarga juga tidak ditemukan pada sekitar area kamar rawat inap sehingga para orang tua atau keluarga yang mendampingi memiliki keterbatasan ketika menunggu. 3. Ketidaktersediaan area Outdoor di sekitar Rumah Sakit. Pada rumah sakit Dharmais, tidak ditemukan area taman atau area outdoor pada bangunan. Sedangkan anak-anak yang merupakan pribadi aktif membutuhkan sarana untuk refreshing sejenak selama menjalani pengobatan di Rumah sakit. Anak-anak cenderung merasakan bosan ketika menjalani rawat inap, terutama para pasien yang melakukan pengobatan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga pasien anakanak di rumah sakit ini seringkali berkeliaran di koridor untuk mengurangi rasa bosan. Dari hasil penelitian mengenai penerapan aspek Healing Environment pada Rumah Sakit Kanker Dharmais, maka didapatkan aspek-aspek apa saja yang harus dipenuhi untuk mengoptimalisasi efek penyembuhan pada lingkungan rumah sakit. Pada ruang rawat inap, kebutuhan ruang adalah sebagai berikut : 6
7 Gambar 3 Zoning Ruang Rawat Inap a. Faktor Privacy Penerapan Faktor Privacy pada Kamar rawat inap dilakukan dengan penggunaan kamar tipe single room sehingga para pasien dan keluarga mendapatkan privasi yang mereka butuhkan. Pada kamar rawat inap Kelas II dengan jumlah 2 tempat tidur pasien, maka penggunaan sekat pemisah pada ruang menjadi salah satu solusi dari faktor privacy b. Faktor Comfort Penerapan faktor Comfort pada kamar rawat inap rumah sakit kanke Dharmais dapat dilakukan dengan penerapan suatu konsep warna dalam ruang. Dinding mendapat treatment berupa cat dengan warna gradasi hijau dengan kombinasi warna krem. Warna hijau memberikan efek meneduhkan dan menyeimbangkan. Dengan penggunaan warna hijau, dapat menenangkan pasien sehingga pasien dapat beristirahat dan cepat sembuh dari sakitnya (Wandira & Pribadi; 2011). Selain treatment warna pada dinding, juga digunakan wallpaper/mural bergambar menarik. Menurut Eisen (2008) preferensi seni bagi anak di lingkungan rumah sakit adalah jenis seni bertema alam. Penggunaan seni ini juga untuk menghilangkan kesan monoton sehingga anak tidak cepat merasa bosan. c. Faktor Family Support Family Support merupakan suatu aspek penunjang proses pemulihan pasien dalam menjalani pengobatan kanker. Hal tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas bagi keluarga atau pendamping. Fasilitas yang perlu di penuhi adalah ruang tunggu bagi keluarga baik di dalam ruang ataupun di area blok kamar rawat inap. Pada kamar rawat inap, fasilitas bagi keluarga dapat diwujudkan dengan menyediakan Sofabed sehingga keluarga atau pendamping pasien dapat menemani selama 24 jam tanpa harus mencari tempat untuk beristirahat diluar rumah sakit. Pada ruang bermain anak, faktor yang diutamakan adalah faktor comfort. Dengan mengutamakan kenyamanan anak-anak dalam penggunaan ruang, maka keamanan dan kesehatan furniture didalam ruang bermain indoor perlu di perhatikan. Pemilihan material harus disesuaikan dengan pengguna, dengan menghindari material yang berat dan tajam. Untuk penghawaan dan sinar matahari alami, maka dibutuhkan bukaan atau jendela untuk memperbaiki sirkulasi udara di dalam ruang sehingga anak-anak menjadi lebih sehat dengan udara segar. Pada ruang bermain, Warna yang dominan digunakan adalah oranye. Warna oranye dapat memberikan efek semangat dan aktif pada 7
8 anak-anak. Warna oranye yang terlalu dominan akan menimbulkan efek agresif, maka perlu di seimbangkan dengan penggunaan warna kuning, hijau, dan biru sebagai aksen.. Sedangkan pada ruang tunggu merupakan salah satu fasilitas penunjang pada faktor Family support yang harus dipenuhi dalam pendekatan Healing Environment. Ruang ini digunakan oleh pendamping dan keluarga saat melakukan pendampingan kepada pasien rawat inap. Peletakkan ruang tunggu pada area kamar rawat inap diusahakan memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari kamar rawat inap itu sendiri. Gambar 4 Zoning Ruang Tunggu Pada ruang tunggu, aspek yang di perhatikan adalah comfort dan family support sehingga para pendamping pasien ataupun keluarga dapat merasakan kenyamanan saat berada di ruang tunggu. Sedangkan aspek controls dan privacy tidak terlalu dipertimbangkan karena ruang ini bersifat publik dan digunakan bersama-sama dengan pendamping pasien lainnya. Warna dominan pada ruang ini adalah gradasi biru dan hijau. Menurut Wandira dan Pribadi (2011), warna hijau dan biru dapat memberikan efek psikologis menenangkan syaraf dan membantu penyakit-penyakit fisik dan emosional. Sedangkan untuk lantai didesain warna putih yang dipercaya dapat memperbaiki keseimbangan. Pada ruang tunggu ini banyak digunakan untuk pelayanan rawat jalan, dimana pasien menunggu untuk mendapatkan pemeriksaan. Penyediaan area bermain untuk anak mencegah merasa bosan. Lobby adalah ruang yang mewadahi aktivitas penerimaan daripada perawatan, akan lebih baik apabila diterapkan warna cokelat/gradasinya sehingga tercipta ruangan yang terkesan hangat dan nyaman bagi pengunjung (Wandira & Pribadi; 2011). Lobby merupakan salah satu ruang utama yang memberikan kesan pertama pada sebuah Rumah sakit. Anak-anak akan menilai bagaimana kesan mereka saat pertama kali masuk ke dalam bangunan. Oleh sebab itu diperlukan kesan yang nyaman dan bersahabat bagi para pengunjung yang didominasi oleh anak-anak. Menurut Wandira dan Pribadi (2011) dalam buku Terapi Warna untuk Kesehatan, warna yang cocok dan ideal diterapkan pada ruang foyer atau pintu masuk adalah wara cokelat karena memiliki kesan hangat dan welcoming karena memberikan rasa komitmen dan kepercayaan. Warnawarna cokelat ini diterjemahkan dengan pemilihan material kayu. Pada area koridor, Berdasarkan peraturan standardisasi yang diterapkan oleh American National Standards yang terkait dengan persyaratan umum untuk interior yang aksesibel (General Requirements for Accesible Interior) dalam Reznikoff (1979:206)) ditetapkan bahwa kriteria umum lantai untuk area publik dengan intensitas pemakaian tinggi meliputi persyaratan: kesehatan dan keselamatan /health and safety, konstruksi/ construction, kekuatan fisik /physical strength, dan penampilan /appearance. Kriteria health and safety/kesehatan dan keselamatan meliputi kriteria: tahan api (flammability), mampu meredam pantulan cahaya (light reflectance), tidak licin (slipperiness), dan kerataan permukaan. 8
9 Kecenderungan bentuk koridor adalah berbentuk lorong, sehingga penggunaan warna dominan yang digunakan untuk koridor sebaiknya warna yang tidak menimbulkan rasa takut. Warna hijau dan krem dapat menimbulkan efek kenyamanan dan ketenangan. Berikut adalah hasil desain skematik masing-masing ruangan. Gambar 5 Skematik Desain Ruang Rawat Inap Gambar 6 Skematik Desain Lobby Gambar 7 Kualitas Ruang Bermain Anak Gambar 8 Skematik Desain Ruang Tunggu SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan Children Hospital of Philadelphia didapatkan hasil perbandingan aspek healing environment sebagai berikut : Gambar 10 Diagram perbandingan aspek healing environment pada rumah sakit kanker anak 9
10 Berdasarkan hasil diagram tersebut, terlihat bahwa Children Hospital of Philadelphia menggungguli semua aspek dibanding Rumah sakit Kanker Dharmais dan MD Anderson Children Cancer Center, sehingga Children Hospital of Philadelphia dapat dijadikan acuan untuk Perancangan Rumah Sakit Kanker Anak. Rumah sakit Dharmais merupakan Rumah sakit yang paling rendah menerapkah prinsip healing environment sehingga diperlukan proses redesign untuk memperbaiki hal-hal yang belum diterapkan. Untuk mengetahui aspek mana yang paling mempengaruhi proses pemulihan pasien, dapat dilihat pada diagram berikut. Gambar 11 Diagram perbandingan aspek healing environment Aspek yang paling mempengaruhi adalah adalah Comfort baru kemudian Family Support, Privacy, dan Enhancing Control. Tetapi pada Rumah sakit kanker Dharmais, aspek yang paling dibutuhkan untuk menjawab permasalahan di Rumah sakit kanker Dharmais adalah aspek comfort dan Family Support. Kedua aspek tersebut sangat perlu diperhatikan untuk menciptakan healing environment di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kriteria desain Healing Environment oleh Huisman dan Morales (2012) dalam jurnal Building and Environment, telah dianalisa terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan Children Hospital of Philadelphia. Namun hasil penelitian belum mencakup aspek anak di dalam kriteria desain tersebut. Kriteria Healing Environment yang dimaksud oleh Huisman dan Morales (2012) adalah prinsip desain pada rumah sakit umum, belum mengarah pada pengguna khusus, yaitu pasien anak yang berusia 0-14 tahun. Peneliti melakukan beberapa wawancara terhadap 10 narasumber yang merupakan orang tua dari pasien anak pada rumah sakit kanker Dharmais. Responden yang berjumlah 10 orang tersebut diberi pilihan faktor-faktor yang dapat mengoptimalkan penyembuhan pasien dan kebutuhan ruang berdasarkan dengan faktor healing environment. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut. Gambar 12 Diagram Kebutuhan Ruang 10
11 Aspek diatas seluruhnya ditambahkan dalam kriteria desain perancangan rumah sakit anak. Aspek-aspek tersebut bisa menjadi faktor healing environment berdasarkan sudut pandang orang tua pasien anak. Gambar 13 Perbandingan Faktor Healing Environment Menurut Preferensi Orang Tua Pasien Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat aspek dalam faktor tersebut yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pemulihan pasien anak, aspek tersebut adalah aspek Enhancing Control. Kontrol pasien terhadap kondisi di dalam ruang tidak terlalu mempengaruhi kondisi pasien. yang dirancang. Kriteria-kriteria seperti inilah yang harus dipilah hingga diaplikasian pada desain rumah sakit Tabel 5.1 Penerapan Aspek Healing Environment pada Karakter Ruang No. Nama Ruang Persyaratan Ruang Warna Efek 1. Ruang Rawat Inap - Jendela mengarah pada view positif - unsur seni dan estetika Kombinasi hijau muda, krem, putih. Memberikan rasa ketenangan - fasilitas bagi pendamping -Mengutamakan privasi (sekat pemisah) 2. Ruang Tunggu - Jendela mengarah pada view positif - unsur seni dan estetika - fasilitas bagi pendamping - lokasi berdekatan dengan ruang rawat inap Gradasi cokelat mudah dan putih Memberikan kesan tidak monoton, tenang, dan bersih Menyatu dengan alam 3. Ruang Bermain - bukaan / jendela mengarah view positif - Material yang aman bagi anak-anak - Berada dekat ruang rawat inap Gradasi biru muda dan krem Memberikan rasa nyaman dan efek aktif dan ceria pada anak-anak 4. Lobby Menggunakan aspek seni dan estetika Gradasi cokelat muda dan hijau muda Memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan 11
12 5. Koridor - material yang sehat. -Koridor tidak berbelok-belok dan sirkulasi yang mudah Gradasi biru dan putih Memberikan kesan tidak monoton, tenang, dan bersih Penelitian ini baru membahas ketersediaan kriteria desain Healing Environment menurut Huisman dan Morales (2012) terhadap 3 objek rumah sakit kanker yang kemudian didapatkan rumah sakit mana yang paling banyak memenuhi aspek desain tersebut dan kemudian dijadikan acuan desain dalam perancangan. Karena penulis ingin mengetahui fasilitas apa yang belum diterapkan dalam rumah sakit dari objek pengamatan dan didapatkan hasil aspek anak yang merupakan hasil dari sudut pandang orang tua. Untuk selanjutnya karena penelitian ini terkait dengan preferensi anak, seharusnya suatu aspek baru yang muncul didapatkan dari hasil wawancara atau kuisioner terhadap anak. Sehingga data-data yang didapatkan lebih tepat sasaran. REFERENSI Schaller, Brian. (2012). Architectural Healing Environments. Syracuse University. New York Lidayana, Vidra. (2013). Konsep dan Aplikasi Healing Environrnent dalam fasilitas Rumah Sakit. Jurnal Teknik Sipil Untan l3(2), Ferary, Sonia. (2013). Studi Perancangan Ruang Pusat Penyembuhan Kanker melalui Pendekatan Psikologi Pengguna. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain(1), 1-8. Djikstra, K. (2009). Understanding Healing Environments : Effects of Physical Environmental Stimuli on Patiens' Effects of Health and WeII- Being, Netherlands: University of Twente Schweitzer, Marc. (2014). Healing Spaces: Elements of Environmental Design That Matre an Impact on Health, Mary Liebert,Inc RIWAYAT HIDUP Belinda Kurniasari lahir di kota Surabaya pada tanggal 23 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Arsitektur pada tahun Karena ketertarikan dalam bidang interior, penulis mengambil peminatan Arsitektur Interior. 12
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan dalam perkembangannya, selsel kanker ini dapat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan penelitian terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pengamatan Penulis melakukan pengamatan terhadap 2 objek rumah sakit, yaitu dan RSUD Pasar Rebo. Sedangkan objek lain adalah yang data-datanya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).
Lebih terperinciKAJIAN APLIKASI WARNA INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PADA PSIKOLOGI PASIEN ANAK (STUDI KASUS : RSIA HERMINA PANDANARAN)
Abstrak KAJIAN APLIKASI WARNA INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PADA PSIKOLOGI PASIEN ANAK (STUDI KASUS : RSIA HERMINA PANDANARAN) Ayu Wandira, Septana B Pribadi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciJalan Ganesa No.10, Bandung 40132, Indonesia 2 KK Ilmu Desain dan Budaya Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut
108 ITB J. Vis. Art & Des, Vol. 5, No. 2, 2013, 108-120 Relasi Penerapan Elemen Interior Healing Environment Pada Ruang Rawat Inap dalam Mereduksi Stress Psikis Pasien (Studi Kasus: RSUD. Kanjuruhan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a) Kelayakan Proyek Pengertian rumah sakit yaitu rumah tempat merawat orang sakit; tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial
Lebih terperinci2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama
Lebih terperincimempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit
BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisa konsep hemat energi pada bangunan tinggi rumah sakit kanker di Surabaya dalam usaha untuk menghemat energi, yang diperoleh melalui kajian literatur, preseden, analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit Rumah sakit seharusnya menjadi tempat penyembuhan penyakit, namun sayangnya rumah sakit seringkali mengingatkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia adalah Indonesia. Urutan tertinggi penderita kanker serviks ada
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN RUANG PUSAT PENYEMBUHAN KANKER DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENGGUNA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain STUDI PERANCANGAN RUANG PUSAT PENYEMBUHAN KANKER DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENGGUNA Nama Mahasiswa: Sonia Ferary Nama Pembimbing: Drs. Andriyanto Wibisono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih optimal dalam segala aspek termasuk dalam dunia kesehatan. Pada zaman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perancangan Konsep Perancangan Health Care for Mother adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan kesesuaian
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Esensi Proyek Rumah sakit khusus jantung memberikan pelayanan dan perhatian penuh kepada pasien secara fisiologi dan psikologis dengan meningkatkan mutu pelayanan
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Environmentally sustainable, healthy, and livable human settlements merupakan topik yang membahas tentang menciptakan suatu lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan
Lebih terperinciBAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/
BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC
PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT
BAB III TINJAUAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT III.1. Pengertian Healing Environment Menurut Jones (2003) dalam bukunya Health and Human Behaviour (Kurniawati, 2011), faktor lingkungan memegang peran besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung merupakan rumah sakit khusus yang diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe B menurut ketetapan mentri kesehatan no 340
Lebih terperinciPenerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G-11 Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit Asma, Arinal Haq, dan Erwin Sudarma Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1443
ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1443 RE-DESAIN LOBI, UGD, INSTALASI REHAB MEDIK, INSTALASI KEMOTERAPI DAN INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
Lebih terperincipasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi pendahuluan yang akan memaparkan penjelasan pengadaan proyek hingga permasalahannya. Selain itu, bab I juga berisi rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup studi, metode
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
31 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang akan direncanakan dan dirancang adalah Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A yang akan menampung pasien rujukan dari
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciPenanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku
G254 Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Satriani Dian Pertiwi dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB I. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I Klinik Pratama Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar (KPRIPMD) adalah salah satu bentuk amal Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang disebut Pembina Kesehatan Umat. Klinik Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun
Lebih terperinci03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN
03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN AKSESIBILITAS 31 Pada bab pembahasan ini akan memaparkan kritik desain yang dikaji bedasarkan hasil dari pendekatan masalah yang dikaji dengan teori mengenai aspek psikologi
Lebih terperinciDesain Interior Nahdlatul Ulama Jombang dengan Konsep Therapeutic Environment
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) F-7 Desain Interior Nahdlatul Ulama Jombang dengan Konsep Therapeutic Environment Miftah A. Rahmati, Anggra Ayu Rucitra, dan Thomas
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar
5.1 Konsep Ide dasar BAB V Konsep Konsep ide dasar rancangan Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya meliputi poin-poin arsitektur perilaku, nilai-nilai keislaman, dan objek rancangan sendiri. Hal ini
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat
Lebih terperinciABSTRAK. berkapasitas 32 tempat tidur, poliklinik, unit bedah dan persalinan, unit gawat
ABSTRAK Rumah Sakit Bersalin ini dirancang di jalan Pajajaran Bandung dengan luas lahan 1890 m2 dan luas bangunan 7666 m2. Rumah sakit ini setara dengan rumah sakit kelas E. Fasilitas yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG
BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tempat berobat untuk masyarakat umum khususnya di daerah DKI Jakarta semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya jumlah masyarakat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. I.1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek Pembangunan pada era globalisasi saat ini berkembang sangat pesat, didorong dari peningkatan pertumbuhan masyarakat tentunya. pembangunan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciREDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA
REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks rumah sakit saat ini sangat tinggi. Studi oleh Busch-Vishniac (2005) mengungkapkan tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks
Lebih terperinci2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Kota Bandung merupakan kota pendukung dari Ibu Kota Indonesia yaitu Kota Jakarta. Selayaknya, Kota Bandung memiliki wajah kota yang harus dapat mengangkat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Topik Environmentally sustainable, healthy and livable human settlement bergantung pada penciptaan lingkungan yang lebih baik bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia,
Lebih terperinciSurvey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)
LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciPendekatan Psikologi pada Rancangan Rumah Sakit Onkologi Anak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Pendekatan Psikologi pada Rancangan Rumah Sakit Onkologi Anak Aulivio Hariananda, Wahyu Setyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN FASILITAS PELAYANAN ANAK KANKER DI YOGYAKARTA
BAB II TINJAUAN FASILITAS PELAYANAN ANAK KANKER DI YOGYAKARTA Bab II Tinjauan Fasilitas Pelayanan Anak Kanker di Yogyakarta merupakan bab yang berisi penjelasan terkait tipologi proyek fasilitas kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana kesehatan memiliki pengertian sebagai suatu lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA
Lebih terperinciPersepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)
Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang) Astried Kusumaningrum dan Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
158 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Diagram 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Rumah Sakit Jantung ini merujuk pada tema Healing Environment yang mengedepankan aspek
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Kualitatif Penelitian untuk perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, saat ini pembangunan gedung-gedung untuk berbagai kepentingan masyarakat tumbuh dengan sangat pesat. Berbagai gedung baru seperti gedung perkantoran,
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi seharihari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA
BAB III TINJAUAN 3.1. Interpretasi Tema Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti mengembalikan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Home, Hijau pastel, bentuk
ABSTRAK Berbicara kesehatan, tidaklah hanya kesehatan fisik saja melainkan kesehatan jiwa juga harus diperhatikan. Pada umumnya masyarakat tidak begitu memperhatikan keadaan kejiwaan dari masih normal
Lebih terperinciDesain Interior Malang Eye Center sebagai Pusat Kesehatan yang Bersahabat
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-36 Desain Interior Malang Eye Center sebagai Pusat Kesehatan yang Bersahabat Huwaida Labibah dan Thomas Ari Kristianto Jurusan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebuah bangunan baru dapat berfungsi apabila bangunan tersebut dapat mengakomodir aktifitas dari fungsi yang terdapat di dalamnya. Pemakai bangunan adalah setiap orang
Lebih terperinciBAB I REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA
BAB I REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA I.. Pengertian Judul Redesain : Kegiatan perencanaan dan perancangan kembali suatu bangunan sehingga terjai perubahan fisik tanpa merubah fungsinya
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Environmental Graphic Design. Environmental Graphic Design (EGD) merupakan bidang tanpa batas yang
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Environmental Graphic Design Environmental Graphic Design (EGD) merupakan bidang tanpa batas yang mencakup banyak disiplin ilmu desain, termasuk desain grafis,
Lebih terperinciPenanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 279 Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyakit yang banyak dikatakan orang sulit untuk disembuhkan yaitu penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja dan imunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih
Lebih terperinciRUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : DESSY ARSIANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP DAN FASILITAS PENUNJANG RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
SKRIPSI PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP DAN FASILITAS PENUNJANG RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang olahraga. Dewasa ini semakin banyak event olahraga yang di selenggarakan di Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengandung, melahirkan dan mempunyai anak adalah fase yang paling penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah indikator bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota metropolitan, dimana hampir seluruh aktifitas masyarakat Indonesia berpusat di kota tersebut. Masyarakat urban yang tinggal di Jakarta menghabiskan
Lebih terperinciHEALING ARCHITECTURE: DESAIN WARNA PADA KLINIK KANKER SURABAYA
Healing Architecture: Desain Warna pada Klinik Kanker Surabaya (Rahma Purisari) HEALING ARCHITECTURE: DESAIN WARNA PADA KLINIK KANKER SURABAYA Rahma Purisari Universitas Pembangunan Jaya rahma.purisari@upj.ac.id
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciTugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan penduduk di indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan tahun 2000-2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. Keadaan persalinan adalah keadaan di mana masa hamil, melahirkan dan penanganan pada
Lebih terperinciDesain Interior Instalasi Gawat Darurat (Igd) Dengan Konsep Modern
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 401 Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (Igd) Dengan Konsep Modern Galuh Rizki Fakniawanti, Anggra Ayu Rucitra Departemen
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan mulai bergesernya nilai-nilai gaya hidup masyarakat, bekerja adalah suatu kewajiban bagi hampir setiap golongan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperincicross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada
Lebih terperinci2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA
PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA Patricia Mellisa Christie Hp 085714994157, Email Mellisa_Christie@hotmail.com ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat
Lebih terperinci