BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Signaling Theory Menurut Jama an (2008), teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya, karena tidak semua informasi tentang perusahaan diketahui oleh pihak luar perusahaan, terutama investor. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Sawir (2004:118) lebih spesifik menyatakan sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi. Salah satu jenis informasi yang dapat diungkapkan oleh perusahaan adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di dalam laporan tahunan perusahaan ataupun laporan keberlanjutan. Pengungkapan laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan harus transparan dan akuntabilitas sehingga mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, dengan harapan perusahaan mampu mengkomunikasikan sinyal positif kepada investor sebagai pihak yang memerlukan informasi. Pada penelitian ini apabila sinyal yang diberikan oleh perusahaan berkualitas baik maka akan dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan jika sinyal yang diberikan oleh perusahaan berkualitas buruk maka dianggap sebagai berita buruk (bad 9

2 news) yang dapat mempengaruhi keputusan investor serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (Nezz dkk dalam Ghozali dan Chariri, 2007). II.1.2. Event Study Event study adalah suatu pengamatan terhadap pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah terdapat tingkat pengembalian abnormal yang diperoleh investor akibat dari suatu peristiwa (event) tertentu (Peterson,1989:68). Jadi event study dapat dikatakan suatu studi yang mempelajari tentang dampak atau pengaruh suatu peristiwa terhadap harga pasar saham yang ditunjukan dengan perubahan harga saham dan abnormal return. Dalam event study, prediksi teoritis terhadap konsekuensi harus ditentukan, kemudian pengujian akan dilakukan untuk memastikan apakah data konsisten dengan prediksi teoritis sebelumnya. Menurut Tandelilin (2010:569) bahwa event study berusaha mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Pengujian respon pasar terkait dengan hipotesis efisiensi informasi (kecepatan respon pasar) dan hipotesis efisiensi keputusan (ketepatan respon pasar). Prosedur studi peristiwa menurut Tandelilin (2010: 572) adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasikan bentuk, efek, dan waktu peristiwa (i) peristiwa apa yang memiliki nilai kandungan informasi; (ii) apakah nilai informasi peristiwa memiliki efek negatif atau positif terhadap abnormal return; dan (iii) bilamana peristiwa terjadi atau dipublikasikan. 2. Menentukan rentang waktu studi peristiwa termasuk periode estimasi dan periode peristiwa. Periode estimasi (T -n-e hingga T- n ) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa ( T-n hingga 10

3 T +n ) sedangkan periode peristiwa (T o ) adalah periode di seputar peristiwa yang digunakan untuk menguji perubahan abnormal return. T -n-e T -n T o T +n 3. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung abnormal return. 4. Menghitung abnormal return di sekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan beberapa waktu sesudah pengumuman peristiwa) 5. Menghitung rata-rata abnormal return. 6. Menguji apakah abnormal return rata-rata yang telah dihitung pada langkah sebelumnya berbeda dari 0, atau apakah return sebelum peristiwa berbeda dari return sesudah peristiwa. Pengujian dapat dilakukan dengan uji parametik seperti uji t dan uji Z. 7. Simpulan hasil studi didasarkan pada probabilitas signifikansi kurang dari probabalitas yang disyaratkan (misalnya 0,01 ; 0,05 atau 0,10). Berdasarkan latar belakang masalah, penulisan ini bertujuan untuk melihat apakah perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham di seputar tanggal pengumuman pemenang. Untuk mengetahui hal tersebut akan dilakukan pengujian dengan menggunakan metodologi event study. II.1.3. Sustainability Reporting Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative (GRI) terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi (economic), lingkungan (environmental), dan sosial (social). Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple 11

4 Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif pada kinerja yaitu antara corporate social responsibility dan Corporate Financial Performance (CFP) (Budiman dan Supatmi,2005). Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1, maka laporan keberlanjutan diposisikan sebagai laporan tambahan atas laporan keuangan. Perusahaan harus mengungkapkan secara transparan dari mulai visi, misi, kebijakan, strategi, program kerja serta kinerja lingkungan sosial dan ekonominya. Pengungkapan tersebut disampaikan dalam laporan keberlanjutan yang dapat diakses oleh publik termasuk investor. Pada dasarnya kewajiban dan kesadaran untuk membuat laporan keberlanjutan utamanya adalah untuk meningkatkan level akuntabilitas dan transparansi yang sangat dibutuhkan oleh pihak stakeholder dalam rangka membangun dan memperkuat komunikasi dengan pihak terkait, disamping itu berguna untuk meminimalisir resiko korporat, melindungi citra baik perusahaan dan sebagai alat analisis bagi investor dan kreditor. Sedangkan secara internal laporan keberlanjutan diperlukan untuk memicu adanya perbaikan terus menerus dalam operasi perusahaan sehingga pada akhirnya keberlanjutan (sustainability) perusahaan dapat terjamin. Jika penyusunan laporan keuangan diwajibkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas sementara bagi laporan keberlanjutan belum ada ketentuan mengenai perundang-undangan yang mewajibkan pembuatan laporan tersebut. Menurut Wibisono (2007:35) komponen-komponen di dalam sustainability reporting di bagi menjadi tiga komponen yaitu: 1. Profit: Kinerja ekonomi (economic performance) 12

5 Melaporkan pengukuran-pengukuran tradisional mengenai kinerja keuangan, dan mungkin tambahan statistik yang berhubungan dengan kinerja ekonomi seperti pangsa pasar produk atau informasi tentang pengembangan produk baru. 2. People : Kinerja sosial (social performance) Melaporkan pengukuran-pengukuran kinerja yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan, seperti tingkat kecelakaan karyawan, program-program kepelatihan, dan statistik mengenai penerimaan karyawan. Kategori ini juga melaporkan pengukuran kinerja sosial lainnya seperti kontribusi amal dan aktivitas-aktivitas perusahaan dalam membentuk kebijakan publik lokal, nasional, dan internasional. 3. Planet : Kinerja lingkungan (environmental performance) Melaporkan dampak dari produk, jasa, dan proses perusahaan terhadap lingkungan, komponen dari triple bottom line ini dapat melaporkan utilisasi sumber daya alam yang dapat di perbaharui (renewable) dan tidak dapat diperbaharui, dan pengelolaan sumber daya alam oleh perusahaan. II Prinsip-prinsip Sustainability Reporting Prinsip-prinsip sustainability reporting menurut Sitohang (2007) lebih luas dibandingkan dengan financial reporting. Prinsip transparansi menjadi landasan dari prinsip yang lain, prinsip ini akan menentukan pengembalian keputusan dalam pelaporan yakni: 1. Informasi apa yang akan dilaporkan (terkait dengan prinsip completeness, relevance, sustainability context) 2. Kualitas atau keterandalan informasi yang dilaporkan (terkait dengan accuracy, neutrality, dan comparability) 13

6 3. Aksebilitas informasi yang dilaporkan (terkait dengan clarity, time lines) prinsip yang terakhir adalah auditability yang mensyaratkan bahwa agar sustainability report harus diuji kebenaran dan keandalannya melalui proses auditing seperti pada financial reporting. II Perkembangan Sustainability Reporting di Indonesia Perkembangan laporan keberlanjutan di Indonesia dilihat dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meskipun belum adanya regulasi yang mengatur tentang pengungkapan laporan sustainability serta dibutuhkan kesiapan dalam sistem pendukung seperti ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten untuk menyusun laporan tersebut. Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan di Indonesia yang juga telah melakukan berbagai kegiatan sosial dan lingkungan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut meliput pelestarian lingkungan, bantuan bencana, kemitraan kecil dan menengah, membangun fasilitas umum, program beasiswa, dan sumbangan untuk sekolah. Kegiatan tersebut lalu dipublikasikan dalam bentuk sebuah laporan sehingga informasi itu cukup untuk memenuhi keinginan para pemangku kepentingan. Pada bulan Mei tahun 2006 PT Astra Internasional, Tbk meluncurkan laporan keberlanjutan (sustainsibility reporting) pertamanya periode tahun 2005 pada rapat umum pemegang saham tahunan umum mereka. Laporan ini dimaksudkan untuk menggantikan Astra Green laporan tahunan perusahaan yang terbit secara berkala. Setelah inisiatif Astra, praktek pelaporan keberlanjutan mulai mendapat perhatian dari investor, manager keuangan, organisasi profesi, serta akademisi. NCSR telah aktif mempromosikan pelaporan keberlanjutan selama bertahun-tahun dan melihat bahwa munculnya pemahaman perusahaan pada sustainability reporting akan terus 14

7 meningkat. Berikut ini merupakan gambar perkembangan sustainability reporting di Indonesia dari tahun 2005 hingga 2011 : Gambar II.1 Perkembangan Sustainability Reporting di Indonesia. Sumber : Dapat dilihat perkembangan jumlah pelaporan sustainability reporting tiap tahunnya mengalami peningkatan, diharapkan peningkatan jumlah pelaporan tersebut juga disertai dengan kualitas pelaporan yang semakin baik. Sebagai contoh di Inggris investor yang tergabung dalam socially responsible investor (SRI) merupakan investor yang mulai mempertimbangkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, yang tidak hanya menyajikan laporan keuangannya namun juga laporan keberlanjutan dan SRI mengutamakan untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kepedulian perusahaan dalam hal lingkungan sosial dan mengungkapkan aktivitas tersebut dalam laporan keberlanjutan di perlukan adanya tuntutan dari berbagai pihak, tuntutan yang berpengaruh adalah dari pemerintah dengan dibuatnya undang-undang yang jelas mengenai kewajiban perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Dan perlu adanya tuntutan dari investor serta masyarakat, misalnya investor cenderung lebih memilih perusahaan yang mempublikasikan laporan keberlanjutannya serta lembaga sosial masyarakat 15

8 (LSM) yang lebih mengkritisi perusahaan yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan sosial. II.1.4 Corporate Social Responsibility (CSR) II Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility menurut Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 yang menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Persero sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa CSR merupakan tanggung jawab perusahaan untuk berkontribusi kepada lingkungan dan sosial sekitar atas dampak dari kegiatan atau aktivitas operasi perusahaan disertai dengan tujuan mencapai pembangunan yang berkelanjutan. II Pengungkapan Corporate Social Responsibility Praktik CSR dapat di ketahui oleh para stakeholder jika perusahaan mempublikasikan aktivitas-aktivitas CSR yang dijalankan. Di Indonesia perusahaan yang mempublikasikan kegiatan CSR terbilang masih sedikit karena implementasi CSR yang masih bersifat sukerela (voluntary) dan peraturan No.40 tahun 2007 yang hanya mewajibkan perusahaan-perusahaan yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam yang wajib menjalankan tanggung jawab sosialnya. Cara pengungkapan CSR untuk perusahaan terbuka (go public) dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia atau website perusahaan. Pelaporan tanggung jawab sosial ini dapat dilaporkankan secara terpisah atau pun digabung dalam laporan tahunan perusahaan (Felicia, 2011). Laporan tahunan dan laporan sustainability dapat menjadi 16

9 media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder yang membutuhkan informasi guna melihat aktivitas usaha perusahaan. Pengungkapan kegiatan lingkungan dan sosial pada dasarnya dapat dilihat sebagai usaha perusahaan untuk mengirimkan pesan kepada stakeholder tentang tindakantindakan yang dilakukan untuk kepentingan sosial. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) terdapat tiga konsep pengungkapan yang umum diusulkan, yaitu : 1. Pengungkapan yang cukup (adequate), yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor. 2. Pengungkapan wajar (fair) yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial. 3. Pengungkapan lengkap (full) menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang diungkapkan dengan relevan dan memberi kesan penyajian yang melimpah. II Global Reporting Initiative (GRI) Pada umumnya perusahaan menggunakan standar Global Reporting Initiative (GRI) dalam penyusunan laporan sustainability. GRI yang berdiri sejak tahun 1987 yang merupakan inisiatif antara Coalition for Environmentally Responaible Economic (CERES) dengan United Nation Environment Progamme (UNEP). G3 guidelines memberikan petunjuk yang universal mengenai laporan yang berkelanjutan. GRI Guidelines versi 3 menyebutkan bahwa perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures. Konsep pelaporan yang digagas oleh GRI 3 adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development dalam 17

10 sustainability report digunakan metode triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi, sosial, dan lingkungan (Falichin, 2011). Dengan demikian pengungkapan laporan sustainability adalah pengkomunikasian yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan penyajian informasi di dalam laporan tahunan perusahaan yang di sampaikan kepada publik sebagai bukti tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan sosial akan kegiatan aktivitas operasi yang dijalankan perusahaan. II.1.5 Indonesia Sustainsibility Reporting Award (ISRA) Penghargaan tahunan ISRA ini diselenggarakan oleh National Center Sustainsibility Reporting (NCSR) yang dibentuk dari berbagai organisasi yakni Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Indonesian Netherlands Association (INA), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dengan tujuan mensosialisasikan pedoman dan penyusunan laporan berkelanjutan serta menyelenggarakan berbagai pelatihan mengenai sustainsibility reporting. Kegiatan yang dilakukan oleh NCSR antara lain seminar, pelatihan sertifikasi, konferensi NCSR, dan acara tahunan ISRA. ISRA merupakan sebuah apresiasi bagi perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keberlanjutannya secara transparan dari mulai visi, misi, kebijakan, strategi dan program kerja serta kinerja lingkungan sosial dan ekonominya. Kriteria penilaian untuk laporan keberlanjutan yang digunakan dalam ISRA mengacu kepada Global Reporting Initiative (GRI) versi 3.0 mempunyai 3 fokus aspek pengungkapan yaitu : 1. Ekonomi 18

11 Dimensi ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi berdampak pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan tingkat global. Indikator ekonomi menggambarkan: a. Arus modal di antara berbagai pemangku kepentingan; dan b. Dampak ekonomi utama dari organisasi seluruh masyarakat. Kinerja keuangan merupakan hal yang mendasar untuk memahami organisasi dan keberlanjutannya. Akan tetapi, informasi ini biasanya sudah dilaporkan dalam laporan keuangan. 2. Lingkungan Dimensi lingkungan menyangkut keberlanjutan organisasi berdampak pada kehidupan di dalam sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator kinerja lingkungan terkait dengan input (bahan, energi, air) dan output (emisi / gas, limbah sungai, limbah kering / sampah). 3. Sosial Dimensi sosial menyangkut keberlanjutan sebuah organisasi telah berdampak di dalam sistem sosial yang beroperasi. Indikator kinerja sosial GRI mengidentifikasi kunci aspek kinerja yang meliputi praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat/sosial, dan tanggung jawab produk. II Indonesia Sustainsibility Reporting Award (ISRA) Tahun 2010 Penghargaan ISRA tahun 2010 diadakan pada tanggal 15 Desember 2010 di Ritz Carlton Hotel. Untuk tahun ini, ISRA berlangsung pada tanggal 1 September 2010 hingga pada saat pengumuman pemenang 15 Desember Kriteria penilaian yang digunakan dalam ISRA 2010 mengacu kepada Global Reporting Intiative (GRI) kategori pemenang ISRA dibagi menjadi: 19

12 1) Best Sustainability Report 2009 Kelompok A (meliputi perusahaan-perusahaan dalam industry : Pertanian, pertambangan, serta Industri dasar dan kimia). 2) Best Sustainability Report 2009 Kelompok B ( meliputi perusahaan-perusahaan dalam industry: Property and real estate, aneka industri, serta Industri barang konsumsi). 3) Best Sustainability Report 2009 Kelompok C (meliputi perusahaan-perusahaan dalam industri jasa keuangan, infrastruktur, utilitas dan transportasi, serta perdagangan jasa investasi dan telekomunikasi). 4) Best CSR Reporting in Annual Report ) Best Sustainability Report on Website Dengan proses penilaian yang dilakukan oleh dewan juri kompeten yakni Institut Akuntan Manajemen Indonesia, Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan RI, Bursa Efek Indonesia, Perguruan Tinggi, National Committee on Governance, Press Media, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, maka terpilih perusahaan yang berhak mendapatkan penghargaan serta dinobatkan sebagai perusahaan terbaik dalam setiap kategorinya yaitu: 1. Best Sustainability Report Group A (Agriculture, Plantation, Mining and Basic Industry and Chemicals Companies); a. Winner : PT. Aneka Tambang, Tbk. b. Runner Up One : PT. Kaltim Prima Coal. c. Runner Up Two : PT. Timah, Tbk.Best 2. Sustainability Report Group B (Various industry, Consumer Goods, Property and Real Estate Companies Commendation =for most consistent and committed in Sustainability Reporting : PT. Astra Internasional, Tbk. 20

13 3. Best Sustainability Report Group C (Financial services, infrastructure, utilities, transportation, telecommunication, trading and investment); a. Winner : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. b. Runner Up One : Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd. c. Runner Up Two : PT. Petrosea, Tbk. 4. Best CSR Reporting in Annual Report 2009; a. Winner : PT. United Tractors, Tbk. b. Runner Up : PT. Bank Mandiri, Tbk. 5. Winner-Best Sustainability Reporting on Website 2010; a. Winner : PT. Timah, Tbk. b. Runner Up One : PT. Aneka Tambang, Tbk. II Indonesia Sustainsibility Reporting Award (ISRA) Tahun 2011 Penghargaan ISRA tahun 2011 dimulai pada tanggal 1 Agustus untuk proses registrasi pendaftar dan pada saat pengumuman pemenang pada tanggal 21 Desember 2011 yang berlangsung di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta. Dengan partisipasi peserta yaitu : 1. PT Kaltim Prima Coal 2. PT Timah (persero), Tbk 3. Aneka Tambang (persero), Tbk 4. Tambang Batubara Bukit Asam (persero), Tbk 5. Medco Energy International, Tbk 6. Unilever Indonesia, Tbk 7. Astra International, Tbk 8. Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk 21

14 9. Indosat, Tbk 10. Bank Mandiri (persero),tbk 11. Jasa Marga (persero), Tbk 12. International Nickel Indonesia, Tbk 13. United Tractors, Tbk 14. Bakrieland Development,Tbk 15. Bakrieland Development,Tbk 16. Astra Otoparts 17. PT Telekomunikasi Seluler 18. PT Adaro Indonesia 19. PT Petrosea, Tbk 20. PT. Indika Energy, Tbk 21. PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk 22. PT. CIMB Niaga, Tbk 23. PT. Perusahaan Gas Negara,Tbk 24. PT. Indika Energy, Tbk 25. PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk 26. PT. CIMB Niaga, Tbk 27. PT. Perusahaan Gas Negara,Tbk 28. PT. Semen Gresik, Tbk 29. PT. HM Sampoerna, Tbk 30. PT. Express Transindo Utama 31. PT. Semen Gresik, Tbk 32. PT. Pertamina (Persero) 22

15 33. PT. Adhi Karya, Tbk 34. PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk 35. PT. Wijaya Karya, Tbk 36. PT. Badak NGL 37. Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd 38. PT. Astra Agro Lestari, Tbk 39. PT. Indonesia Power, Tbk Dengan proses penjurian yang berpedoman pada Global Reporting Initiative (GRI) maka terpilih pemenang dengan laporan sustainability terbaik. Kategori pemenang yang ditetapkan oleh ISRA yaitu: 1. Kategori Best Overall PT Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk (Sustainability Report Sustainaing Your Future) 2. Category Natural Resources a. Winner : PT Kaltim Prima Coal b. Runner Up 1 : PT International Nickel Indonesia, Tbk c. Runner Up Two : PT Aneka Tambang (persero), Tbk Category Industries a. Winner : PT Astra International, Tbk b. Runner up 1 : PT Nestle Indonesia c. Runner up two : PT Semen Gresik, Tbk (Sustainability Report 2010) Category Services a. Winner: PT Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk b. Runner up 1 : PT Perusahaan Gas Negara, Tbk c. Runner Up 2 PT Wijaya Karya, Tbk 23

16 3. Best CSR Reporting in Annual Report 2010 a. Winner : PT Pertamina (Persero) b. Runner Up 1: PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk c. Runner Up 2 : PT Bank Mandiri, Tbk 4. Winner-Best Sustainability Reporting on Website 2011 a. PT Aneka Tambang (persero), Tbk b. Runner Up 1: PT Indosat, Tbk c. Runner Up 2 : PT Pertamina (Persero) 5. Best First Time Sustainability Reporting PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk II.1.6 Abnormal Return Abnormal return menurut Jogiyanto (2003) adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya terjadi (return realisasi) dengan return ekspektasi (expected return) atau return yang diharapkan oleh investor. Selain itu untuk suatu studi tentang harga, return pasar bisa juga dianggap sebagai return normal, serhinga merupakan pengurang bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return. Secara matematis abnormal return di rumuskan sebagai berikut : RTNi.t = Ri.t - E(Ri.t) Dimana : RTN i.t R i.t : abnormal return sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t E(R i.t ) : expected return sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke t 24

17 Return sesungguhnya (return realisasi) merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : R i,t = (P i,t P i,t -1) Pi,t-1 Keterangan : R i,t P i,t : Return saham harian sekuritas i pada periode t : Harga saham harian sekuritas i pada periode t Pi,t-1 : Harga saham harian sekuritas i pada periode t-1 Menurut Brown dan Warner (dalam Jogiyanto, 2003:434) terdapat tiga model estimasi dari expected return yaitu: a. Mean-adjusted model Model ini menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period). Dengan model rata-rata yang disesuaikan, return yang diharapkan dihitung dengan cara membagi return realisasi suatu perusahaan pada periode estimasi dengan lamanya periode estimasi. Dimana periode estimasi merupakan periode sebelum periode peristiwa (event periode) yang disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). Mean-adjusted model dapat dihitung menggunakan rumus: Dimana: 25

18 E[Ri,t] = return ekspetasi sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t. R i,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j T = Lama periode estimasi yaitu t -1 sampai t -2 b. Market model Market model dilakukan dengan dua tahap antara lain : (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan realisasi selama periode estimasi (2) menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi expected return di periode jendela. Model ekspektasi dihitung dengan menjumlahkan nilai expected return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Perhitungan expected return dengan market model dilakukan dengan menggunakan beta. Beta di pasar modal Indonesia sudah terbukti bias dikarenakan perdagangan yang tipis, karena Bursa Efek Indonesia merupakan pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi (Jogiyanto, 2003). Ri,j = αi + βi.rmj + ei,j Dimana: Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j αi = intercept untuk sekuritas ke-i βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j ei,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j c. Market adjusted model Market adjusted model mengganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengentimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan metode ini tidak diperlukan periode estimasi untuk membentuk 26

19 model estimasi. Oleh karena itu, return yang diharapkan adalah return indeks pasar pada periode peristiwa tertentu, dan return yang diharapkan untuk semua sekuritas pada periode peristiwa tertentu besarnya sama. II.1.7 Efisiensi pasar Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh abnormal return dalam jangka waktu yang lama dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada (Zaqi, 2006).Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada (stock prices reflect all available information). Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Menurut Tandelilin ( 2010: ) terdapat tiga bentuk efisiensi pasar yaitu : a. Efesiensi bentuk lemah (weak form efficiency) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua infomasi dimasa lalu akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan saham) tidak bisa lagi di gunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham yang akan datang menggunakan data historis. b. Efesiensi bentuk setengah kuat (semi strong efficiency) Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis di tambah semua informasi yang dipublikasikan. Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, 27

20 abnormal return hanya terjadi diseputar tanggal pengumuman suatu peristiwa sebagai representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. c. Efesiensi bentuk kuat (strong form efficiency) Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis di tambah semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak di publikasikan. Pada pasar efisien bentuk kuat tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh abnormal return. II.1.8 Volume perdagangan saham Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume Perdagangan Saham dapat dihitung dengan rumus: TVA = Σ saham perusahaan j yang diperdagangkan pada waktu t Σ saham perusahaan j yang beredar pada waktu t Setelah TVA dari masing- masing saham diketahui kemudian dihitung rata-rata TVA selama periode pengamatan dengan rumus: XTVAt = TVAi n Keterangan: XTVAt : Rata-rata TVA pada waktu ke-t 28

21 ΣTVAi : Jumlah TVA pada waktu ke-t n II.1.9 : Jumlah sampel Hubungan Pengumuman Peraih ISRA terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Para investor mengalami perubahan pandangan investasi dengan mulai mempertimbangkan unsur kepedulian perusahaan terhadap lingkungan (Supatmi dan Budiman,2007). Dengan terpilihnya perusahan-perusahan yang menjadi pemenang ISRA, akan timbul reaksi investor yang dilihat dari perubahan abnormal return dan volume perdagangan saham. Adanya ISRA diharapkan akan dapat meningkatkan reputasi perusahaan-perusahaan pemenang award, karena perusahaan-perusahaan tersebut terbukti telah melaksanakan pelaporan keuangan yang memperhatikan aspek social, ethical, environmental (SEE) dengan baik. Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Teori efisiensi pasar modal menyatakan bahwa harga sekuritas akan bereaksi cepat terhadap informasi baru. Reaksi harga saham di pasar dapat dihitung menggunakan abnormal return saham sebagai nilai perubahaan harga. Reaksi harga saham atas informasi publik merupakan suatu kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan adanya informasi tersebut. Dalam hal tersebut, perubahan harga atau volume saham yang diamati memberikan bukti adanya manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam ISRA. Jadi dapat disimpulkan, sebuah informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang ditunjukkan adanya asosiasi antara peristiwa (event) dengan return, harga atau volume saham di pasar modal (Suwardjono dalam Listyanti, 2011). 29

22 Selain menggunakan abnormal return reaksi investor juga dapat dilihat dari volume perdagangan saham, yang dimana pada saat informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar yang ditunjukan dengan perubahan harga serta volume perdagangan saham. Investor dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan uangnya di pasar modal pasti memerlukan informasi yang lengkap. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian yang mungkin terjadi. Perusahaan-perusahaan yang telah mengungkapkan lebih banyak informasi yang dibutuhkan oleh investor akan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat. Dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap perusahaan-perusahaan peraih ISRA diharapkan dapat menjadi pendorong naiknya harga saham serta peningkatan volume penjualan saham. II.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan pengumuman ISRA terhadap reaksi investor telah banyak dilakukan. Berikut ini adalah penelitian terdahulu : Tabel II.1 Penelitian Terdahulu 1. Nama Supatmi dan Budiman (2009) Judul Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham periode Hasil Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah 30

23 2. Nama Armin (2011) pengumuman, namun tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham disekitar pengumuman. Judul Pengaruh penghargaan Indonesia sustainability reporting awards (ISRA) terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham (Studi empiris pada perusahaan peraih ISRA ) Hasil Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah 3. Nama Saputro (2005) pengumuman ISRA 2009 dan Judul Analisis perbedaan harga dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman Indonesia sustainability reporting award Hasil Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham 4. Nama AKIS (2012) sebelum dan setelah pengumuman ISRA. Judul Pengaruh pengumuman Indonesia sustainability reporting Award (ISRA) terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham (studi empiris pada perusahaan peraih ISRA ) Hasil Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan Trading volume activity sebelum dan sesudah ISRA 2010 dan

24 II.3 Pengembangan Hipotesis Berkaitan dengan prinsip The Triple Bottom Line saat ini investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal tidak hanya terpaku pada laporan keuangan yang berorientasikan laba atau profit oriented. Dalam hal ini stakeholder khususnya investor menginginkan perusahaan yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial karena hal tersebut telah menjadi isu penting dalam dunia usaha. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah membangkitkan kesadaran perusahaan dan rasa memiliki terhadap lingkungan dan komunitas sekitar. Investor mengapresiasi praktik dan laporan sustainability dan menggunakan informasi laporan tersebut sebagai suatu indikator untuk melihat potensi keberlanjutaan suatu perusahaan. Apresiasi tentang laporan sustainability ditunjukan oleh NCSR dalam ISRA penghargaan ini bertujuan untuk mendorong tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial dan perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keberlanjutanya dan mengintegrasikan laporan tahunan serta untuk meningkatkan awareness terhadap transparansi dan akuntabilitas. Pengumuman pemenang ISRA merupakan peristiwa (event) bagi investor. Teori efisiensi pasar modal menyatakan bahwa harga sekuritas akan beraksi cepat terhadap informasi baru. Dari pengumuman tersebut mungkin timbul adanya reaksi investor atas terpilihnya perusahaan-perusahaan peraih ISRA. Reaksi investor dalam penelitian ini dicerminkan oleh harga saham melalui abnormal return. Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi (return realisasi) dengan return ekspetasi (expected return). Reaksi investor juga dapat di ukur dengan adanya perubahan volume perdagangan dalam pasar. Apabila investor mengartikan informasi tersebut positif, maka tingkat perdagangan saham akan lebih tinggi dari 32

25 penawaran saham yang ada sehingga volume perdagangan saham diperkirakan akan meningkat, namun jika informasi pengumuman ISRA tidak cukup berpengaruh bagi investor, maka tingkat volume perdagangan saham yang terjadi tidak terlalu signifikan dengan tingkat penawaran saham yang ada. Hubungan antar variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum pengumuman ISRA Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award 2010 (Perusahaan Peraih ISRA ) Uji Paired Sample t-test Abnormal return dan volume perdagangan saham setelah pengumuman ISRA Ada Perbedaan Gambar II.1 Model Penelitian Tidak ada Perbedaan Berdasarkan uraian di atas maka, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu : H o : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman pemenang perusahaan peraih ISRA tahun H a : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman pemenang perusahaan peraih ISRA tahun

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris dan melakukan uji hipotesis atas perbedaan abnormal return dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desember Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Desember Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi perusahaan, pelaporan berkelanjutan bisa dijadikan sebagai alat untuk meyakinkan pemegang saham (investor) dan calon investor. Hal ini diakibatkan mulai berkurangnya

Lebih terperinci

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume. Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah. Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting.

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume. Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah. Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting. Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) Rahmadella Sri Mulyani Herlin Tundjung Setijaningsih Jl. Kemanggisan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL). Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu Negara. Hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan. 1. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan. 1. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini. Antara lain : 1. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) Vindy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Event Study Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN INDONESIAN CSR AWARD

ANALISIS PERBEDAAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN INDONESIAN CSR AWARD ANALISIS PERBEDAAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN INDONESIAN CSR AWARD Robert Jao Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Atma Jaya Makassar jao_robert@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

Muhammad Isra Armin A

Muhammad Isra Armin A PENGARUH PENGHARGAAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARDS (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Peraih Penghargaan ISRA 2009-2010) Muhammad Isra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia usaha. Agar perusahaan dapat lebih bersaing, maka harus lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Indonesia

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Indonesia BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Indonesia Sustainability Reporting Award dengan objek penelitiannya pada pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Untuk mengurangi kondisi lingkungan yang keadaannya semakin menurun

BAB I PENDAHULUAN. global. Untuk mengurangi kondisi lingkungan yang keadaannya semakin menurun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini didasari karena adanya berbagai isu mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan pada dewasa ini makin banyak diperhatikan oleh masyarakat global.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberlangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari lingkungannya. Setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan berdampak nyata bagi kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu Good Corporate Governance (GCG) dengan pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, sosial, maupun ekonomi.dampak negatif yang ditimbulkan. dampak atas keseimbangan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, sosial, maupun ekonomi.dampak negatif yang ditimbulkan. dampak atas keseimbangan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa bagi masyarakat mempunyai peran penting dalam perekonomian.dalam menjalankan fungsinya, tentunya perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak tahun 2005 oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR). ISRA adalah penghargaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN

PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM ABSTRACT This research studies the impact of Indonesia Sustainability Reporting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak dikenal luas oleh masyarakat. Investasi dalam saham melalui pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha semakin kompetitif. Bisnis tidak hanya bagaimana cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha semakin kompetitif. Bisnis tidak hanya bagaimana cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dan adanya globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin kompetitif. Bisnis tidak hanya bagaimana cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sustainability Reporting (Sakina, 2014). Meskipun telah didukung oleh peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Sustainability Reporting (Sakina, 2014). Meskipun telah didukung oleh peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya waktu dan semakin beragamnya kebutuhan akan informasi, stakeholder menginginkan tranparansi perusahaan yang lebih baik lagi, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan menginformasikan posisi keuangan perusahaan kepada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan. Hal ini tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan. Hal ini tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2012 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya jumlah perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal di era globalisasi seperti sekarang ini memberikan dampak terhadap permintaan atas audit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate 68 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum National Center for Sustainability Reporting (NCSR) adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2005 oleh lima organisasi terkemuka, yaitu Ikatan

Lebih terperinci

I Gst Ngr Bgs Pt Dhirgayusa Suardi, 1 Gede Adi Yuniarta, 2 Ni Kadek Sinarwati

I Gst Ngr Bgs Pt Dhirgayusa Suardi, 1 Gede Adi Yuniarta, 2 Ni Kadek Sinarwati PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Pemenang Indonesia Sustainability Reporting Award

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan tentunya berfokus pada laba yang dihasilkan. Tetapi dengan berkembangnya dunia usaha, perusahaan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) dan laba Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan yang terkait dengan hubungan atau kontrak diantara

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir seluruh perusahaan yang ada di setiap negara berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman membuat berbagai macam perubahan yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Perubahan yang saat ini dapat dirasakan adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik kinerja sosial terhadap stakeholders menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik kinerja sosial terhadap stakeholders menjadi topik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini topik kinerja sosial terhadap stakeholders menjadi topik yang sangat menarik dan semakin banyak dibahas di dunia maupun Indonesia, baik di media cetak dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk memenuhi kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Pemenang ISRA Periode 2005-2008) Ferry Budiman 1 Supatmi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Event Study Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Keputusan Investasi (Study Pada Perusahaan Pertambangan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

JENIS STUDI PERISTIWA

JENIS STUDI PERISTIWA 1 OVERVIEW 1/3 Jenis-jenis studi peristiwa. Tujuan studi peristiwa. Metodologi studi peristiwa. Teknik teknik perhitungan return tak normal dan kumulatif return tak normal. Cara menerapkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mempunyai berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan perusahaan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi akan menjadi semakin kompleks dan diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan jelas membutuhkan sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia (human resource),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Wacana ini digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Wacana ini digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditor, dan pemerintah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Tedahulu Penelitian mengenai pasar modal akibat adanya suatu peristiwa non-ekonomi telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Wardani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi setiap orang dapat berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari annual report dan sustainability report. Tabel 4.1. Pemilihan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari annual report dan sustainability report. Tabel 4.1. Pemilihan Sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Populasi dalam perusahaan ini adalah semua perusahaan di Indonesia tahun 2013. Dari semua perusahaan tersebut yang memenuhi kriteria sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengembangkan usaha ternyata banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat banyaknya perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, pasar modal menjadi salah satu primadona bagi perekonomian karena pasar modal merupakan sumber alternatif bagi perusahaan yang ingin

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan laba dan pertumbuhan usaha. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, perusahaan dituntut untuk memerhatikan dua aspek

Lebih terperinci

BAB 1. membiayai dan mengembangkan proyek-proyeknya sehingga meningkatkan. dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan

BAB 1. membiayai dan mengembangkan proyek-proyeknya sehingga meningkatkan. dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan BAB 1 PENDAHULUAN xviii 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modalmerupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas (Tandelilin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci