LAPORAN EVALUASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016

Transkripsi

1 LAPORAN EVALUASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun J l. U d a y a n a N o. 1 4 M a t a r a m 1

2 Kata Pengantar Bismillahirrohmanirrohim Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh Syukur kepada Allah Swt. kami persembahkan, karena berkat zatnya yang maha pemurah dan maha mengetahui, kami berhasil menyusun laporan hasil evaluasi keterbukaan informasi publik tahun 2016 ini. Bukan suatu kebetulan, evaluasi atau disebut juga dengan pemeringkatan, pada tahun ini, sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terkait dengan terbitnya Peraturan Komisi Informasi (PerKI) Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Tehnik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik. Karenanya, seluruh proses, tahapan, metode, dan tehnik pemeringkatan tahun 2016 ini harus berpedoman pada peraturan tersebut. Secara khusus peraturan ini mewajibkan penggunaan standar yang lebih ketat dan instrumen yang lebih metodologis. Pelaksanaan pemeringkatan tahun ini dilaksanakan selama 3 bulan, yakni dari bulan Oktober-Desember Idealnya, jika berpedoman pada PerKI No. 5 Tahun 2016, diperlukan 2 tahapan, yakni tahapan pra evaluasi dan evaluasi yang memakan waktu sebanyak 6 bulan. Namun, karena masa kerja Komisi Informasi Provinsi Nusa Tenggara Barat periode baru dimulai pada bulan Juni 2016, sangat tidak mungkin melakukan evaluasi dalam dua tahapan tersebut. Sehingga dengan pertimbangan efektivitas pelaksanaan evaluasi, maka tahapan pra evaluasi tidak dilakukan. Meskipun demikian, hal ini tidak menghilangkan substansi dari proses dan hasil evaluasi itu sendiri. Sebab secara metodologi dan tehnis, seluruh tahapan dan proses evaluasi tetap berpedoman pada PerKI No 5 Tahun Setelah proses tersebut dilakukan, tim penilai melakukan input data, pembahasan, penetapan nilai, peringkat, dan penentuan kualifikasi masing-masing badan publik. Hasil dari seluruh proses dan tahapan tersebut, kami susun dalam laporan hasil evaluasi yang memuat latar belakang, tujuan, sasaran, metode dan temuan, kesimpulan dan rekomendasi kebijakan. Laporan hasil evaluasi ini, diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan peta jalan bagi seluruh badan publik untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan UU KIP. Laporan ini adalah cermin bagi Badan Publik, khususnya PPID untuk memperbaiki tehnis pelayanan, pengelolaan, dan pendokumentasian informasi publik yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan demikian, jika perbaikan dilakukan sesuai dengan laporan dan rekomendasi kebijakan yang tertuang dalam laporan ini, maka dapat dipastikan implementasi UU KIP di masa datang akan lebih baik dan berkualitas. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur NTB beserta seluruh jajarannya, pimpinan SKPD, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pimpinan Partai Politik dan Pimpinan Instansi vertikal atas partisipasi dan dukungannya sehingga proses evaluasi ini berjalan lancar. Kepada tim penilai, kami menyampaikan terima kasih atas kerja kerasnya sehingga seluruh proses evaluasi berjalan dengan baik. Semoga amal baik kita semua mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Mataram, 23 Desember 2016 Ketua, Ajeng Roslinda Motimori, S. Pt. 2

3 Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii 1. Latar Belakang Tehnik dan Metode Tujuan Sasaran Jangka Waktu dan Tahapan Hasil dan Temuan Kesimpulan Rekomendasi Lampiran- lampiran

4 LAPORAN HASIL EVALUASI (PEMERINGKATAN) KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA BADAN PUBLIK DI PROVINSI NTB TAHUN Latar Belakang Implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) merupakan kewajiban bagi setiap badan publik. Konsekuensi dari kewajiban tersebut, setiap badan publik dituntut untuk mengumumkan informasi yang dikuasai, menyediakan informasi yang diminta, memberikan pelayanan informasi secara maksimal dan melakukan pengelolaan dan pendokumentasian informasi publik secara baik. Karenanya, sesuai dengan ketentuan UU KIP pasal 26 ayat (1) huruf b, Komisi Informasi bertugas menetapkan kebijakan umum pelayanan informasi publik. Sebagai wujud dari pelaksanaan tugas tersebut, Komisi Informasi telah mengeluarkan peraturan Komisi Informasi (PerKI) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (SLIP). Berkaitan dengan kewenangan yang tertuang dalam Pasal 37 ayat (1) PerKI SLIP, yang menyatakan bahwa, Komisi Informasi dapat melakukan evaluasi pelaksanaan layanan informasi publik oleh badan publik 1 (satu) kali dalam setahun, maka Komisi Informasi sejak tahun 2013 telah melakukan evaluasi keterbukaan informasi publik setiap tahun. Di Provinsi NTB, pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Komisi Informasi Provinsi NTB. Proses evaluasi yang dilakukan nantinya menghasilkan nilai, peringkat, dan kualifikasi keterbukaan informasi publik. Hasil evaluasi ini, dapat memberikan gambaran yang utuh tentang bagaimana PPID di badan publik masing-masing, melaksanakan kewajibannya. Hasil evaluasi juga menjadi potret kondisi kekinian dari keterbukaan informasi di masing-masing SKPD, Kabupaten/Kota, Instansi Vertikal dan Partai Politik. Hasil evaluasi ini, tentunya diharapkan dapat 4

5 menjadi peta jalan bagi badan publik untuk memperbaiki layanan informasi publiknya di masa yang akan datang. 2. Tehnik dan Metode Peraturan Komisi Informasi (PerKI) Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Tehnik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik menjadi rujukan utama dalam hal pelaksanaan evaluasi. PerKI ini mensyaratkan, bahwa indikator utama yang dievaluasi di level badan publik adalah meliputi empat indikator keterbukaan informasi publik. Adapun empat indikator tersebut adalah yakni : a. Mengumumkan informasi publik (bobot nilai 25 %) b. Penyediaan informasi publik (bobot nilai 20 %) c. Pelayanan permohonan informasi publik (bobot nilai 25 %) d. Pengelolaan dan pendokumentasian informasi publik (bobot nilai 30 %) Selain empat indikator diatas, penilaian juga dilakukan dengan melihat sejauhmana lima K (komitmen, koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan konsistensi) dalam implementasi UU KIP. Tahapan utama dari evaluasi terdiri dari dua tahap yakni tahap pra evaluasi dan tahap evaluasi. Namun, mengingat keterbatasan waktu, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan hanya satu tahapan saja. Tahapan pra evaluasi tidak dapat dilakukan mengingat harus dilaksanakan pada enam bulan sebelum tahapan evaluasi. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam evaluasi ini adalah SAQ (Self Assesment Questionnaire), VW (Verifikasi Website), dan Visitasi (Kunjungan Lapangan). Setiap instrumen dan tahapan ditetapkan bobot nilainya terlebih dahulu. Sehingga nantinya, hasil akhir yang diperoleh adalah nilai, peringkat dan kualifikasi informasi. Adapun bobot nilai untuk instrumen dan tahapan evaluasi ini adalah sbb: a. Pengisian SAQ (bobot nilai sebesar 25 %) dan VW (bobot nilai sebesar 75 %) dengan bobot kumulatif sebesar 60 % b. Visitasi Lapangan dengan bobot kumulatif sebesar 40 % 5

6 Dengan perhitungan tersebut diatas, seluruh tahapan dari pengisian instrumen (SAQ+VW+Visitasi) memiliki total bobot sebesar 100 %. Secara keseluruhan tahapan, proses dan instrumen yang digunakan tersebut diatas akan menghasilkan nilai dan kualifikasi peringkat sebagai berikut : a. Informatif dengan nilai , b. Menuju Informatif dengan nilai 80-96, c. Cukup Informatif dengan nilai 60-79, d. Kurang informatif dengan nilai 40-59, dan e. Tidak informatif dengan nilai kurang dari atau sama dengan 39. f. Kualifikasi khusus, tidak kooperatif bagi PPID yang tidak berpartisipasi. 3. Tujuan Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik ditujukan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan UU KIP oleh badan publik berdasarkan capaian yang diperoleh pada masing-masing indikator KIP. 4. Sasaran Evaluasi dilakukan terhadap seluruh entitas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai badan publik. Di Provinsi NTB, evaluasi dilakukan pada 86 badan publik yang terdiri dari 45 SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi NTB, 19 Instansi Vertikal, 12 Partai politik dan 10 Kabupaten/Kota. 5. Jangka Waktu dan Tahapan Proses evaluasi dilakukan selama 3 (tiga) bulan yakni dari bulan Oktober s/d Desember 2016 dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pengiriman Quisoner Penilaian Mandiri 2. Pengisian Quisoner Penilain Mandiri oleh badan publik 3. Pengembalian Quisoner Penilaian Mandiri dan data pendukung 4. Verifikasi Website dan Visitasi/Kunjungan Lapangan 5. Pembahasan dan Penetapan Hasil Evaluasi 6

7 6. Hasil dan temuan Hasil akhir dari evaluasi ini adalah berupa temuan-temuan yang diperoleh dari seluruh tahapan evaluasi. Temuan-temuan ini akan menjadi penentu berapa besar nilai, kualifikasi, dan peringkat yang akan diperoleh oleh masing-masing badan publik Temuan terkait nilai dan kualifikasi a. Rata-rata nilai tingkat keterbukaan informasi publik pada badan publik tahun 2016 mengalami penurunan Rata-rata nilai Badan Publik SKPD tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 66,56, turun menjadi 57,6427 pada tahun Nilai ini diperoleh dari membagi rata-rata nilai badan publik yang mengirim SAQ dan dinilai hingga tahapan Visitasi (5-10 besar). Di level SKPD, nilai tertinggi diperoleh oleh Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB dengan nilai 82,9268. Sementara BPBD mendapat nilai terendah dengan nilai sebesar 0,8382. Namun demikian, nilai BPBD bukan yang terendah secara keseluruhan, karena masih ada 37 badan publik tidak mendapat nilai karena tidak mengirimkan kembali SAQnya. Kecuali di level Badan Publik Kabupaten Kota tahun 2016, rata-rata nilai mencapai 65,5738, lebih tinggi dari tahun 2015 yang mencapai 60,4992. Nilai tertinggi diperoleh Kota Mataram sebesar 75,7149 dan terendah dicapai oleh Kabupaten Lombok Tengah sebesar 18,9285. Hanya Kabupaten Lombok Timur tidak mendapat nilai karena terlambat mengembalikan SAQ. Sementara untuk instansi vertikal pada tahun 2016 ini, capaian nilainya rata-rata sebesar 61,7999. Nilai tertinggi dicapai KPU dengan jumlah nilai 79,2254 dan terendah adalah Kejaksaan Tinggi dengan nilai 11,9200. Untuk Partai politik, hanya PKS yang konsisten mengikuti proses evaluasi sampai dengan tahap akhir dengan nilai 61,6709. Partai Demokrat, meskipun mengirimkan SAQ tepat waktu, tidak dapat dinilai lebih lanjut karena tidak memiliki website yang bisa diverifikasi. PAN juga tidak dapat dinilai karena terlambat mengirimkan SAQ. 7

8 b. Secara keseluruhan, kualifikasi keterbukaaan informasi publik di NTB masih kurang informatif. karena rata rata nilai keseluruhan masih dibawah 59,0000. Dari 86 badan publik yang menjadi unit evaluasi tingkat kualifikasi terdistribusi sebagai berikut: 2 badan publik masuk kualifikasi menuju informatif, 10 badan publik masuk kualifikasi cukup informatif, 7 badan publik kurang informatif, 30 badan publik tidak informatif, dan 37 badan publik yang masuk kategori tidak kooperatif (karena tidak berpartisipasi) 6.2. Temuan terkait Indikator Pengumuman Informasi Publik a. Komitmen mengumumkan informasi belum optimal Hal ini terlihat dari minimnya konten informasi yang ditampilkan di website sejumlah badan publik. Misalnya, informasi terkait profil badan publik dan pimpinannya, informasi tentang kegiatan dan kinerja badan publik, regulasi, laporan pengaduan dan informasi pengadaan barang dan jasa. Jikapun ada, informasi yang ditampilkan terkesan hanya seadanya saja atau kurang dari indikator lengkap sebagaimana dimaksud dalam lampiran PerKI Nomor 5 Tahun Khususnya terkait dengan instrumen monev. Dengan kata lain, meskipun menu dalam laman website lengkap, konten informasi yang ditampilkan tidak lengkap, berbeda dan bahkan ada yang kosong sama sekali. b. 22 Badan Publik belum memiliki website Hasil evaluasi juga menunjukkan adanya sejumlah badan publik yang tidak memiliki website. Pengumuman informasi sebenarnya bisa saja menggunakan sarana lain yang mudah, murah dan sederhana. Namun sarana tehnologi informasi seperti website ternyata lebih mudah, murah dan dapat memuat konten informasi lebih banyak dan sesuai dengan SLIP. Karena itu Komisi Informasi memandang dalam rangka mempermudah akses informasi publik, penggunaan website sebagai 8

9 sarana pengumuman informasi publik adalah yang paling aman, efisien, efektif dan dapat dijangkau secara luas. Tabel 1. Badan Publik yang belum memiliki website /masih menggunakan website badan publik pusat Tahun 2016 Dari 86 Badan Publik yang dievaluasi, tercatat 22 badan publik yang tidak memiliki website, jikapun ada, websitenya masih menggunakan website kantor pusat. c. 2 Badan Publik websitenya tidak aktif atau tidak dapat diakses Penelusuran website yang dilakukan oleh tim penilai menemukan bahwa ada sejumlah badan publik yang websitenya tidak aktif. Terlepas dari kendala tehnis dan pembiayaan, penting bagi badan publik untuk memiliki website yang mudah diakses dan selalu aktif. Hasil evaluasi menunjukkan dari 86 Badan Publik yang dievaluasi, terdapat 2 badan publik yang websitenya tidak dapat diakses/suspended. Tabel 2: Website Badan Publik yang tidak aktif/suspended Tahun 2016 No Nama 1 Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB 2 Biro Pemerintahan d. Pengumuman informasi keuangan masih rendah Informasi tentang kegiatan, anggaran, dan laporan keuangan menjadi informasi publik yang paling minim ditampilkan di website badan publik. Sebagai contoh, dari 45 badan publik SKPD Provinsi NTB yang menjadi unit evaluasi, 38 SKPD tidak mengumumkan informasi keuangannya di website. Demikian juga dengan badan publik partai politik, dari 12 partai 9

10 politik yang menjadi unit evaluasi, 11 diantaranya tidak mengumumkan informasi keuangannya. Kondisi lebih baik terjadi di kabupaten/kota, dari 10 kab/kota, 8 diantaranya mengumumkan informasi keuangan. Sementara instansi vertikal meskipun mengumumkan, sebagian besarnya mengumumkan pada website induk/pusat karena belum memiliki website sendiri Penyediaan Informasi Publik a. Penyediaan informasi publik belum dilakukan di satu tempat Selama proses visitasi lapangan, tim penilai menemukan banyak badan publik tidak menyediakan informasi di ruang pelayanan informasi. Sebagian besar dokumen yang harus disediakan berada dibawah penguasaan bidang/kantor atau lembaga lain. Sehingga pada saat diminta untuk menunjukkan dokumen terkait, petugas PPID harus mencari di tempat lain (dalam hal ini tim penilai memposisikan diri sebagai pemohon informasi). PPID membuang cukup banyak waktu untuk mencari dan menunjukkan dokumen/ informasi tersebut kepada tim penilai. b. Penyediaan informasi belum terlaksana dengan baik Informasi yang tersedia di PPID masih belum memadai. Hal ini beririsan dengan temuan pada huruf a. Sebagian informasi yang seharusnya disediakan oleh PPID ternyata belum tersedia. Selain itu, informasi/dokumen yang disediakan tidak sesuai dengan istrumen. Misalnya, ketika PPID diminta menunjukkan informasi tentang pedoman pengelolaan keuangan, informasi tersebut tidak dapat ditunjukkan karena sedang dibawah penguasaan bagian keuangan, bahkan ada yang menunjukkan draf anggaran Pelayanan Informasi Publik Secara umum pelayanan informasi belum berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan temuan-temuan sebagai berikut : 10

11 a. Masih adanya PPID yang belum memiliki ruang/meja pelayanan, belum menyediakan form-form terkait pelayanan informasi dan belum menyediakan informasi prosedur pelayanan informasi publik. b. Sebagian besar PPID belum membuat laporan kegiatan pelayanan informasi yang terkait dengan jumlah pemohon yang dilayani, anggaran, sarana dan prasarana, dan kegiatan PPID lainnya. c. Sebagian besar PPID belum mengembangkan sistem layanan informasi yang memudahkan masyarakat mengakses informasi publik. Sistem layanan yang dikembangkan masih umum, belum secara khusus terkait dengan pelayanan informasi. Dalam hal ini, sistem yang dimaksud adalah sistem yang mampu mempermudah pemohon informasi untuk memperoleh informasi yang diinginkan/diminta misalnya melalui atau fax atau berupa aplikasi online Pengelolaan dan pendokumentasian informasi publik a. Pengelolaan informasi dan dokumentasi masih dilakukan oleh staff yang bukan ahlinya. Dalam melaksanakan tugasnya, sebagian PPID belum dibantu oleh pejabat fungsional seperti arsiparis, pranata humas, pranata komputer atau petugas yang secara khusus menangani pengelolaan informasi dan dokumentasi. Hal ini berdampak pada tidak tertatanya informasi di PPID secara baik. Selain itu pemajangan, penyusunan dan pengarsipan dokumen terkesan seadanya. Hal ini tentunya akan menyulitkan PPID dalam mencari dokumen yang harus diberikan kepada pemohon informasi. b. Pengelolaan Informasi masih dilakukan secara manual Informasi yang dikuasai masih dikelola secara manual. Informasi yang disajikan juga terkadang sulit dicerna oleh pemohon informasi. Identitas dokumen seringkali tidak jelas sehingga tampilan dengan isi dokumen seringkali berbeda. 11

12 c. Sebagian besar pendokumentasian Informasi belum tertata dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya daftar register dokumen, pengkodean, labeling dan sistem katalog informasi/dokumen. Disamping itu, penyimpanan dokumen masih dilakukan secara manual dalam bentuk hard file sehingga membutuhkan banyak ruangan untuk menyimpannya. Sebagian besar PPID belum menerapkan konsep papperless dan digitalisasi dokumen. d. Komunikasi dan Koordinasi antara PPID belum dilakukan secara rutin dan terencana dengan baik. Hal ini terlihat dari minimnya bukti foto, notulensi, daftar hadir yang mencerminkan adanya pertemuan koordinasi PPID. Dalam hal ini proses koordinasi baru berjalan manakala ada proses evaluasi/penilaian. Akses komunikasi masih dilakukan melalui sms, telepon atau aplikasi whatsapp. Masalah ego sektoral juga jadi penghambat proses koordinasi dan komunikasi khususnya dalam hal sinkronisasi dan pengumpulan data dan informasi Temuan lainnya a. Tingkat partisipasi dalam mengikuti evaluasi hanya 56,97 % Tingkat partisipasi hanya mencapai 56,97 persen. Dengan kata lain dari 86 badan publik yang harus dinilai, hanya 49 yang mengikuti proses evaluasi. Tingkat partisipasi ini lebih rendah 20 persen dari tahun Pada tahun 2015, tingkat keikutsertaan SKPD dalam proses evaluasi mencapai 86 persen. 12

13 Tabel. 3 Badan Publik yang tidak berpartisipasi/tidak Kooperatif No INSTANSI VERTIKAL TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 BNN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 2 KANWIL DJPN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 3 KANWIL KEMENAG NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 4 PENGADILAN TINGGI MATARAM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 5 KEPOLISIAN DAERAH NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 6 PT AGAMA NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 7 BPKP PERWAKILAN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 8 PTUN MATARAM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 9 BAWASLU NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 10 OJK PERWAKILAN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 11 BPN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ No KABUPATEN/KOTA TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 Kab. Lombok Timur 0, tidak kooperatif terlambat mengembalikan SAQ No PARTAI POLITIK TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 PAN 0, Tidak Kooperatif terlambat mengembalikan SAQ 2 PARTAI HANURA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 3 PARTAI GERINDRA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 4 PARTAI GOLONGAN KARYA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 5 PDIP 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 6 PKB 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 7 NASDEM 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 8 PBB 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 9 PKPI 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 10 PPP 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan No SKPD TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 2 DINAS NAKERTRANS 0, Tidak Kooperatif Terlambat Mengembalikan SAQ 3 BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP 0, Tidak Kooperatif Terlambat Mengembalikan SAQ 4 DINAS PERTANIAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 5 BKPM & PT 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 6 BPKAD 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 7 BIRO UMUM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 8 BP3AKB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 9 BAKESBANGPOLDAGRI 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 10 BIRO ADMINISTRASI KESRA 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 11 DINAS KEHUTANAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 12 BIRO KERJASAMA & SDA 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 13 BIRO HUMAS & PROTOKOL 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 14 BIRO ADM. PEMERINTAHAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 15 KANTOR PENGHUBUNG PROVINSI NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ Total Badan Publik yang tidak berpartisipasi adalah 37 badan publik b. Minimnya Konten Informasi Publik dalam Website Salah satu peran penting website adalah sebagai media penyampai informasi publik. Konten informasi yang disampaikan (diumumkan) melalui website ini sebagian besar masih berupa berita dan publikasi agenda rutin SKPD. Misalnya, Dari 9 kategori informasi yang wajib diumumkan oleh SKPD, rata-rata kurang dari 50 persen saja yang 13

14 mengumumkan informasi publik yang dikuasai. Secara khusus, informasi terkait anggaran/keuangan masih sangat minim di website. c. Terbatasnya anggaran dan Sarana-Prasarana PPID Salah satu kendala dalam implementasi UU KIP, khususnya dalam hal pelayanan informasi oleh PPID adalah minimnya anggaran. Terbatasnya anggaran ini mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan informasi, seperti ketersediaan ruang pelayanan, ruang tunggu, meja informasi, tempat penyimpanan dokumen/lemari arsip, dan sarana tehnologi informasi. Alokasi anggaran di Badan Publik sebenarnya cukup besar, namun sebagian besarnya tidak menganggarkan untuk pengadaan sarana-prasarana dan operasional PPID. d. Koordinasi Belum Intensif. Mutasi SDM semestinya bukanlah alasan yang tepat sebagai penyebab lemahnya koordinasi dan sinergi PPID dengan satuan kerja lainya. Lemahnya koordinasi di Internal PPID dan sinergi dengan satuan kerja lainya menjadi kendala pelaksanaan kerja-kerja PPID tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya jika terjadi perpindahan staff atau pimpinan yang membidangi pelayanan, maka kinerja PPID selanjutnya cenderung menurun. Belum ada upaya transisi dan pertukaran informasi antara PPID baru dengan PPID sebelumnya, juga menjadi sebab lainnya. e. Pembaharuan konten informasi belum dilakukan dengan baik oleh PPID. Hal ini terlihat dari masih banyaknya informasi yang belum di upload ke dalam website dan belum disediakan di ruang layanan PPID. f. Tingkat pemahaman PPID terhadap UU KIP dan instrumen monev masih lemah. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya PPID yang di monev belum mengisi secara lengkap, sebagian lainnya salah dalam mengisi, dan hasil isiannya tidak sesuai dengan data dukung yang ditampilkan. 14

15 g. Penyampaian Laporan PPID ke Komisi Informasi Sesuai ketentuan Pasal 36 Peraturan Komisi Informasi (PerKI) Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi Publik dalam ayat (1), dinyatakan bahwa Badan Publik wajib membuat dan menyediakan laporan layanan Informasi Publik paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun pelaksanaan anggaran berakhir, dan ayat (2) Salinan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Komisi Informasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan laporan yang diterima Komisi Informasi, tercatat dari 86 badan publik yang menjadi unit evaluasi, hanya 6 yang menyampaikan laporan layanan informasi publik tahun 2015 ke Komisi Informasi Provinsi NTB. Tabel 5. Daftar Laporan Layanan Informasi yang disampaikan ke KI Prov NTB No PPID Tahun Laporan Tanggal Terima 1 KPU Provinsi NTB April KPU Kota Bima April Kabupaten Lombok Barat April Kota Mataram Agustus Kabupaten Bima November Kabupaten Dompu November Kesimpulan Pemeringkatan adalah model evaluasi atas pelaksanaan UU KIP yang menjadi kewajiban setiap badan publik. Metode dan Tehnik Evaluasi mengacu pada ketentuan Peraturan Komisi Informasi Nomor 5 Tahun Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui sejauhmana capaian pelaksanaan UU KIP dengan melihat pada indikator mengumumkan informasi, penyediaan informasi, pelayanan informasi dan pengelolaan dan pendokumentasian informasi publik oleh Badan Publik. Evaluasi dilakukan pada 86 badan publik. Hasil evaluasi menemukan bahwa pengumuman informasi publik, penyediaan Informasi Publik, pelayanan Informasi Publik, pengelolaan dan pedokumentasian informasi publik belum dilakukan secara optimal oleh badan publik. Masalah 15

16 ketersediaan anggaran, kapasitas sumber daya, komitmen, dan koordinasi menjadi kendala utama belum berjalannya implementasi UU KIP secara optimal. Inovasi dan terobosan dalam pelayanan informasi belum banyak diaplikasikan oleh badan publik. Konsistensi dalam implementasi UU KIP juga perlu ditingkatkan. 8. Rekomendasi a. Peningkatan pertemuan koordinasi antar PPID di internal SKPD, PPID Kab/Kota dan PPID Provinsi NTB. b. Peningkatan intensitas bimbingan tehnis dan supervisi kepada PPID dalam implementasi UU KIP dan secara khusus terkait dengan pemahaman pada instrumen monev c. Perlunya diselenggarakan forum evaluasi secara mendalam kepada pimpinan SKPD terkait komitmen implementasi UU KIP d. Perlunya peningkatan alokasi anggaran dan pengadaan sarana dan prasarana PPID di masing-masing SKPD e. Perbaikan sistem pelayanan pengelolaan dan pendokumentasian informasi antara lain menggunakan tehnologi informasi dan pendekatan papperless. 16

17 Lampiran 1: Hasil Evaluasi/Pemeringkatan SKPD Tabel 1. Peringkat SKPD Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2015 No SKPD TOTAL NILAI PERINGKAT KETERANGAN 1 BAPPEDA 90, Mengembalikan tepat waktu 2 RSJ MUTIARA SUKMA 83, Mengembalikan tepat waktu 3 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 78, Mengembalikan tepat waktu 4 DISNAKERTRANS 66, Mengembalikan tepat waktu 5 BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP 64, Mengembalikan tepat waktu 6 DISHUBKOMINFO 62, Mengembalikan tepat waktu 7 DINAS PERTANIAN 61, Mengembalikan tepat waktu 8 BKPM & PT 59, Mengembalikan tepat waktu 9 BPKAD 51, Mengembalikan tepat waktu 10 BIRO UMUM SETDA PROV. NTB 47, Mengembalikan tepat waktu 11 DINAS PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN 46, Mengembalikan tepat waktu 12 DIKPORA 39, Mengembalikan tepat waktu 13 DINAS KESEHATAN 39, Mengembalikan tepat waktu 14 BKD & DIKLAT 38, Mengembalikan tepat waktu 15 BP3AKB 38, Mengembalikan tepat waktu 16 RUMAH SAKIT UMUM 36, Mengembalikan tepat waktu 17 SEKRETARIAT DPRD 34, Mengembalikan tepat waktu 18 BPBD 34, Mengembalikan tepat waktu 19 BADAN PROMOSI PARIWISATA DAERAH 32, Mengembalikan tepat waktu 20 BIRO HUKUM 32, Mengembalikan tepat waktu 21 BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN 0, Mengembalikan tepat waktu 22 SATPOL PP 30, Mengembalikan tepat waktu 23 DINAS KELAUTAN & PERIKANAN 28, Mengembalikan tepat waktu 24 SEKRETARIAT KPID 27, Mengembalikan tepat waktu 25 DINAS PERKEBUNAN 26, Mengembalikan tepat waktu 26 DINAS KEBUDAYAAN & PARIWISATA 25, Telat mengembalikan Form SAQ 27 BIRO ADM. PEREKONOMIAN 23, Mengembalikan tepat waktu 28 DINAS KOPERASI & UMKM 21, Telat mengembalikan Form SAQ 29 BIRO HUMAS & PROTOKOL 20, Mengembalikan tepat waktu 30 DINAS PENDAPATAN DAERAH 18, Website Tidak Aktif 31 BIRO ADM. PEMERINTAHAN 17, Website Tidak Aktif 32 BADAN KETAHANAN PANGAN 17, Telat mengembalikan Form SAQ 33 BAKESBANGPOLDAGRI 16, Telat mengembalikan Form SAQ 34 DINAS PETERNAKAN & KESWAN 15, Website Tidak Aktif 35 DINAS PEKERJAAN UMUM 15, Website Tidak Aktif 36 DINAS SOSNAKERTRANS 14, Telat mengembalikan Form SAQ 37 BIRO ADM. KESRA 12, Website Tidak Aktif 38 BIRO ORGANISASI 11, Website Tidak Aktif 39 KORPRI 7, Tidak Memiliki Website 40 BLHP 7, Tidak Mengembalikan Form SAQ 41 DINAS KEHUTANAN 0, Tidak Mengembalikan Form SAQ 42 INSPEKTORAT 0, Tidak Mengembalikan Form SAQ 43 BPM & PEMDES 0, Tidak Mengembalikan Form SAQ 44 BIRO KERJASAMA & SDA 0, Tidak Mengembalikan Form SAQ 45 BAKORLUH 0, Tidak Mengembalikan Form SAQ 17

18 No Tabel 2. Peringkat Keterbukaan Informasi Publik SKPD Tahun 2016 SKPD TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 RSJ MUTIARA SUKMA 82, Menuju Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 2 BAPPEDA 81, Menuju Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 3 DISHUBKOMINFO 71, Cukup Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 4 DISPERINDAG 64, Cukup Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 5 BADAN KETAHANAN PANGAN 52, Kurang Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 6 INSPEKTORAT 51, Kurang Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 7 DINAS KOPERASI UMKM 49, Kurang Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 8 RSUD PROVINSI 48, Kurang Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 9 DINAS PENDAPATAN DAERAH 46, Kurang Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 10 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 27, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 11 BIRO HUKUM 22, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 12 DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN 21, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 13 BLHP 21, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 14 BKD DAN DIKLAT 20, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 15 DINAS DIKPORA 20, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 16 BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN 20, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 17 BIRO ORGANISASI 15, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 18 BAKORLUH 14, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 19 DINAS PEKERJAAN UMUM 14, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 20 SEKRETARIAT DEWAN 14, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 21 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 13, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 22 BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN 13, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 23 DINAS SOSIAL DUKCAPIL 9, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 24 BPMPD 8, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 25 SEKRETARIAT KPID 6, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 26 KORPRI 6, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 27 DINAS KESEHATAN 4, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 28 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 2, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 29 DINAS PERKEBUNAN 2, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 30 BPBD 0, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 31 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 32 DINAS NAKERTRANS 0, Tidak Kooperatif Terlambat Mengembalikan SAQ 33 BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP 0, Tidak Kooperatif Terlambat Mengembalikan SAQ 34 DINAS PERTANIAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 35 BKPM & PT 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 36 BPKAD 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 37 BIRO UMUM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 38 BP3AKB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 39 BAKESBANGPOLDAGRI 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 40 BIRO ADMINISTRASI KESRA 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 41 DINAS KEHUTANAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 42 BIRO KERJASAMA & SDA 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 43 BIRO HUMAS & PROTOKOL 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 44 BIRO ADM. PEMERINTAHAN 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 45 KANTOR PENGHUBUNG PROVINSI NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 18

19 Lampiran 2 : Hasil Evaluasi/Pemeringkatan Badan Publik Kabupaten/Kota Tabel 3. Peringkat Keterbukaan Informasi Kabupaten/Kota Tahun 2015 NO SKPD TOTAL NILAI PERINGKAT KETERANGAN 1 KABUPATEN BIMA 97,000 1 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 2 KOTA MATARAM 92,600 2 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 3 KAB. LOMBOK BARAT 92,000 3 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 4 KAB. LOMBOK UTARA 86,550 4 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 5 KAB. SUMBAWA BARAT 83,650 5 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 6 KAB. SUMBAWA 48,300 6 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 7 KOTA BIMA 47,715 7 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 8 KAB. LOMBOK TENGAH 23,323 8 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 9 KAB. LOMBOK TIMUR 8,855 9 Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 10 KABUPATEN DOMPU 25, Terlambat Mengembalikan SAQ Tabel 4. Peringkat Keterbukaan Informasi Kabupaten/Kota Tahun Tahun 2016 NO NAMA BADAN PUBLIK JUMLAH PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 Kota Mataram 75, cukup informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 2 Kab. Sumbawa Barat 68, cukup informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 3 Kabupaten Bima 64, cukup informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 4 Kab Lombok Utara 63, cukup informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 5 Kab. Sumbawa 56, kurang informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 6 Kab. Lombok Barat 30, tidak informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 7 Kabupaten Dompu 24, tidak informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 8 Kota Bima 21, tidak informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 9 Kab Lombok Tengah 18, tidak informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 10 Kab. Lombok Timur 0, tidak kooperatif terlambat mengembalikan SAQ 19

20 Lampiran 3 : Hasil Evaluasi/Pemeringkatan Badan Publik Partai Politik NO Tabel 5. Peringkat Keterbukaan Informasi Publik Badan Publik Partai Politik Tahun 2015 NAMA TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI 1 PKS 98, Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 2 PARTAI DEMOKRAT 41, Cukup Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 3 PARTAI HANURA 15, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 4 PARTAI GERINDRA 15, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 5 PARTAI GOLONGAN KARYA 15, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 6 PDIP 6, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 7 PAN 0, Tidak Informatif Mengembalikan SAQ Tepat Waktu 8 PKB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 9 NASDEM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 10 PBB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 11 PKPI 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 12 PPP 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ Tabel 6. Peringkat Keterbukaan Informasi Publik Badan Publik Partai Politik Tahun 2016 KETERANGAN NO PARTAI POLITIK JUMLAH PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 61, Cukup Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 2 PARTAI DEMOKRAT 11, Tidak Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 3 PAN 0, Tidak Kooperatif terlambat mengembalikan SAQ 4 PARTAI HANURA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 5 PARTAI GERINDRA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 6 PARTAI GOLONGAN KARYA 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 7 PDIP 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 8 PKB 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 9 NASDEM 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 10 PBB 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 11 PKPI 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 12 PPP 0, Tidak Kooperatif tidak mengembalikan 20

21 Lampiran 4 : Hasil Evaluasi/Pemeringkatan Badan Publik Tabel 7. Peringkat Keterbukaan Informasi Publik Badan Publik Instansi Vertikal Tahun 2016* No NAMA BADAN PUBLIK TOTAL NILAI PERINGKAT KUALIFIKASI KETERANGAN 1 KPU NTB 79, Cukup Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 2 BPK PERWAKILAN NTB 66, Cukup Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 3 KANWIL DITJEN PAJAK NTB 61, Cukup Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 4 KANWIL KEMENKUMHAM NTB 40, Kurang Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 5 BANK INDONESIA NTB 25, Tidak Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 6 BPOM NTB 15, Tidak Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 7 BKKBN NTB 14, Tidak Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 8 KEJAKSAAN TINGGI NTB 11, Tidak Informatif mengembalikan SAQ tepat waktu 9 BNN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 10 KANWIL DJPN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 11 KANWIL KEMENAG NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 12 PENGADILAN TINGGI MATARAM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 13 KEPOLISIAN DAERAH NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 14 PT AGAMA NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 15 BPKP PERWAKILAN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 16 PTUN MATARAM 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 17 BAWASLU NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 18 OJK PERWAKILAN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ 19 BPN NTB 0, Tidak Kooperatif Tidak Mengembalikan SAQ * Tahun 2015 belum dilakukan pemeringkatan untuk instansi vertikal 21

22 Lampiran 5. Badan Publik yang belum memiliki Website Tabel 8. Daftar Badan Publik yang belum memiliki Website Resmi Sendiri (termasuk juga yang masih menginduk ke pusatnya) No SKPD Instansi Vertikal Partai Politik 1 Sekretariat KORPRI OJK-NTB Demokrat 2 Kantor Penghubung NTB BPKP NTB Gerindra 3 Dinas Pertanian, Tanaman dan Hortikultura Polda NTB Golkar 4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah BNN Hanura 5 Dinas Perkebunan BPOM PDIP 6 Dinas Kesehatan Bank Indonesia PKB 7 Nasdem 8 PBB 9 PKPI 10 PPP 22

23 Lampiran 6. Badan Publik yang Websitenya Tidak aktif/suspended Tabel 9. Daftar Badan Publik yang Websitenya Tidak aktif/suspended No Nama 1 Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB 2 Biro Pemerintahan 23

24 Lampiran 7. PPID yang menyampaikan laporan ke Komisi Informasi Tabel 10. PPID yang menyampaikan laporan ke Komisi Informasi No PPID Tahun Laporan Tanggal Terima 1 KPU Provinsi NTB April KPU Kota Bima April Kabupaten Lombok Barat April Kota Mataram Agustus Kabupaten Bima November Kabupaten Dompu November