BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan kondisi siklus produk yang pendek. Waralaba merupakan salah satu sektor bisnis yang dinilai memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan kondisi siklus produk yang pendek. Waralaba merupakan salah satu sektor bisnis yang dinilai memiliki"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak dapat dihindari lagi. Waralaba merupakan strategi yang efektif untuk mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan. Pelaku usaha harus memiliki strategi untuk tetap berdaya saing dalam lingkungan persaingan bisnis yang semakin ketat dan kondisi siklus produk yang pendek. Waralaba merupakan salah satu sektor bisnis yang dinilai memiliki prospek sangat menjanjikan untuk terus berkembang di Indonesia. Hal tersebut dimulai sejak awal tahun 1980, sistem franchise digunakan oleh beberapa perusahaan mulai dari perusahaan makanan, fotografi, properti dan pendidikan. Paling tidak terdapat enam perusahaan besar di Indonesia yang menggunakan sistem franchise sebagai strategi bisnisnya. Perusahaan tersebut diantaranya CFC, Es Teler 77, Ny. Tanzil Fried Chicken, Oxford Course, SS Photo dan Home 21 Realty. (sumber : diakses 4 Oktober 2016, 23:15). Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag), Oke Nurwan, mengatakan, ada banyak kelebihan bisnis waralaba yaitu menumbuhkan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja dan bisa mempromosikan merek lokal di pasar dunia. "Hingga saat ini, Kemdag sudah

2 2 menerbitkan 360 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang terdiri dari 52 STPW waralaba lokal dan 308 waralaba asing," kata Oke Nurwan di Jakarta, Senin (5/9). Oke Nurwan mengatakan, jumlah waralaba asing masih mendominasi pasar dalam negeri. Namun, lanjut dia, prospek waralaba lokal untuk berkembang masih cukup besar. "Kemdag terus mendorong bisnis waralaba agar tumbuh di Indonesia," kata Oke Nurwan. Menurut data World Franchise Council Meeting 2013, di Indonesia terdapat gerai waralaba dengan nilai omzet mencapai Rp 172 triliun. "Nilai omzet waralaba untuk tahun ini juga tumbuh positif seiring dengan meningkatnya daya beli konsumen," kata Oke Nurwan. (sumber : diakses 4 Oktober 2016, 23:12). Direktur Bina Usaha Kementerian Perdagangan RI, Fetnayeti menargetkan di tahun 2015 pertumbuhan bisnis waralaba naik persen. Saat ini ada bisnis waralaba dengan jumlah gerai mencapai Target 2015 untuk waralaba, dimana sekarang ada pelaku, dengan gerai, bisa tumbuh persen, kata Fetnayeti, Rabu (21/1/2015). Berdasarkan data AFI, pada tahun 2014 omzet bisnis waralaba mencapai Rp. 127 triliun, jelas Fetnayeti. (sumber: aralaba.diproyeksikan.naik persen.tahun.ini diakses 4 Oktober 2016, 23:20) JAKARTA, kini.co.id Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia ratarata persen per tahun. General Manager Reed Panorama Exhibitions, James Boey mengatakan dengan angka populasi dan tingkat konsumen yang tinggi telah

3 3 menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi para pelaku usaha waralaba (Franchise). (sumber: diakses 4 Oktober 2016, 23:23) Bisnis waralaba sangat berkembang pesat di Indonesia, keadaan ini didukung oleh penduduk Indonesia yang berjumlah cukup besar yaitu sebanyak 252,2 juta jiwa (Badan Pusat Statistik). Tabel 1.1. Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun Indonesia 225,60 juta 231,60 juta 235 juta 238,50 juta 242 juta 245,4 juta 248,8 juta 252,2 juta Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) (diakses pada 29 September 2016, 15.04) Pada saat ini, restoran Fast Food (makanan siap saji) merupakan pilihan yang tepat di tengah situasi perekenomian dan perkembangan penduduk Indonesia. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa restoran fast food memiliki potensi untuk terus berkembang khususnya di Indonesia. Semakin baiknya prospek yang terus menjanjikan dalam usaha restoran Fast Food, maka semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dan bergerak dalam industri yang sama, hal tersebut dikarenakan adanya permintaan pasar yang menjanjikan. Sebagaimana tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri Fast Food di Indonesia yang didirikan dengan sistem waralaba (franchise), yaitu sebagai berikut :

4 4 Tabel 1.2. Daftar Top Perusahaan Fast Food Restaurant di Indonesia Tahun 2014 No. Nama Restoran Nama Perusahaan Jumlah Gerai 1. Kentucky Fried PT. Fast Food Indonesia 400 Chicken 2. Pizza Hut PT. Sriboga Ratujaya A&W Restoran PT. Biru Fast Food Nusantara California Fried Chicken PT. Pionerindo Gourmet Internasional Tbk Hoka-Hoka Bento PT. Eka Boga Inti Texas Chicken PT. Cipta Selera Murni Mc Donald s PT. Rekso Nasional Food Papa Ron s Pizza PT. Setiamandiri Mitratama Tbk Burger King PT. Sari Burger Indonesia Izzi Pizza PT. Sri Agung Cahaya Sakti Avenue Pizza PT. Soho Musik 3 Sumber : Majalah SWA Edisi: XXVII 8-12 September 2014 Berdasarkan tabel 1.2, maka dapat diketahui persaingan yang terjadi antar restoran cepat saji di Indonesia cukup kompetitif. Data diatas menunjukkan tingginya perkembangan perusahaan restoran fast food di Indonesia, peringkat pertama adalah ditempati oleh Kentucky Fried Chicken dengan jumlah gerai paling banyak yaitu mencapai 400 gerai, peringkat kedua dimiliki oleh Pizza Hut dan A&W Restoran dengan jumlah gerai masing-masing sebanyak 200. Tabloid Sinartani dalam artikelnya menyampaikan, Konsumsi daging ayam terus meningkat, mencapai 15 persen per tahun. Salah satu pendorong peningkatan konsumsi ayam tersebut adalah tumbuhnya restoran waralaba cepat saji yang berkembang pesat dengan menjajakan olahan daging ayam."minimum peningkatan konsumsi daging ayam sekitar 10-15% per tahunnya," papar Direktur Utama PT Charoen Pokphand Indonesia, Hadi Gunawan ketika ditemui Sinar Tani di Kelompok Peternak Ayam Mitra di Kampung Pabuaran, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Rabu (1/6). Peningkatan konsumsi daging ayam tersebut tak

5 5 hanya untuk ayam segar tetapi juga produk ayam olahan. Jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar menyukai daging ayam merupakan potensi sangat besar bagi industri hilir seperti makanan olahan. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh perubahan tren atau gaya hidup. Saat ini, di era globalisasi dan emansipasi, di mana sebagian besar Ibu Rumah Tangga juga bekerja, membuat waktu mereka untuk memasak menjadi sangat terbatas, sehingga mereka membutuhkan bahan pangan yang bisa disiapkan dengan cepat tanpa proses memasak yang lama dan rumit. (sumber : diakses pada 22 September 2016 pukul 22:26) Perubahan tren dan gaya hidup masyarakat hari ini berupa mengkonsumsi fast food sebagai pilihan menu makanan yang praktis juga dibuktikan dengan hasil survey dari Nusaresearch, W&S Group (2014). Berdasarkan survey yang dilakukan Nusaresearch (2014), terkait perubahan tren dalam mengkonsumsi fast food, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Frekuensi waktu dalam mengkonsumsi fast food terbanyak adalah 2-3 kali perbulan (33,0%), diikuti 3-6 kali perminggu (27,6%), dan sekali seminggu (25,9%).

6 6 Frequencing of consuming fast food (unit : %) ,6 25, ,7 3-6 times/weeks 2-3 times/month Once a time/2-3 months Everyday Once a week Once a time/month 7,4 4,4 Gambar 1.1. Frekuensi Mengkonsumsi Fast Food Sumber : Nusaresearch (2014) 2. Moment ketika konsumen mengkonsumsi fast food adalah ketika mereka membutuhkan makanan yang praktis (simple) (55,9%), diikuti dengan jawaban di hari weekend (55,2%), dan ketika ada seseorang yang mengajak (46,8%). How often do you consume fast food? (based n = 29

7 7 Moments while consuming fast food (unit : %) Others In the occasion/big celebration There's no another choice After get the salary There's no much time to eat When crave When someone invites In the weekend Need simple food 0,7 25,6 30, ,4 42,4 46,8 55,2 55,9 What moment you usually eat fast food? (based n = 297) Gambar 1.2. Moment Ketika Mengkonsumsi Fast Food Sumber : Nusaresearch (2014) Terkait dengan fenomena tingginya perkembangan fast food di Indonesia dan perubahan gaya hidup masa kini, untuk objek penelitian ini adalah salah satu Restoran cepat saji yaitu A&W Restoran. A&W Restoran merupakan restoran cepat saji terkenal asal Amerika, dan telah membuka cabang di berbagai Negara termasuk di Indonesia. A&W Restoran telah berdiri di Indonesia sejak 1985, dan saat ini telah memiliki +/- 200 outlet yang tersebar di 30 Kota besar di Indonesia. Seperti yang diketahui bersama KFC dan Mc Donald s merupakan kompetitor utama dari A&W Restoran itu sendiri Jika dibandingkan dengan KFC, A&W Restoran hanya memiliki 200 gerai di seluruh Indonesia, menunjukkan pangsa pasar A&W Restoran tidak lebih besar dari pesaingnya tersebut. Selain itu dapat dikatakan, minat konsumen untuk mengunjungi sebuah restoran Fast Food dapat mempengaruhi pertumbuhan geraigerai restoran cepat saji tersebut. Dengan banyaknya jumlah gerai turut mempengaruhi Brand Awareness konsumen terhadap merek produk tersebut serta

8 8 membuat konsumen akan lebih mudah mengenali dan mengingat restoran tersebut. Banyaknya jumlah gerai yang dimiliki KFC menjadikan KFC sebagai salah satu pilihan utama restoran Fast Food dibandingkan dengan A&W Restoran, karena jumlah gerai A&W Restoran terbatas dan cukup sulit untuk dijangkau atau dikunjungi konsumen. Adapun berbagai perusahaan Fast Food yang telah berhasil masuk dalam Top Brand Index dalam 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 1.3. Top Brand Index Merek Top Brand Index Top Brand Index Top Brand Index KFC 63,9% 59,3% 60,9% Mc Donald s 18,6% 17,5% 17,5% A&W Restoran 2,6% 7,1% 6,7% Hoka-Hoka Bento 2,5% 4,1% 5,1% CFC 2,0% - 2,1% Sumber : (diakses pada Jumat 30 September 2016, 14:59) Berdasarkan hasil survey dari Top Brand Award, hasil riset konsumen Indonesia, dengan melihat 3 (tiga) parameter yakni top of mind share, top of market share dan top of commitment share. Kriteria merek yang terpilih adalah merek yang memperoleh Top Brand Index minimum sebesar 10,0%. Dapat dilihat dari tabel diatas, KFC berada di posisi pertama dari tahun ke 2014 sampai dengan tahun 2016, dengan persentase 60,9% di tahun 2014, 59,3% di tahun 2015, dan terjadi peningkatan lagi menjadi 63,9% di tahun Dari data Top Brand Index, diketahui Top Brand Index A&W masih dibawah kriteria minimum 10% dan berada pada urutan ketiga setelah KFC dan Mc Donald's, baik pada tahun 2014, 2015, dan Terjadi juga penurunan Top Brand Index pada tahun 2016

9 9 dibandingkan dengan tahun 2015 lalu. Hal ini mengindikasikan tingkat loyalitas merek A&W masih lebih rendah jika dibandingkan dengan 2 (dua) kompetitor utamanya, dan terjadi penurunan loyalitas merek pada tahun Dari data Top Brand Index juga dapat diketahui bahwa saat ini KFC dan Mc Donald s telah menguasai pangsa pasar makanan cepat saji di Indonesia, baru kemudian A&W Restoran, artinya A&W Restoran belum mampu mengalahkan pangsa pasar KFC dan Mc Donald s. Citra yang positif dari KFC dan Mc Donald s telah membuktikan pada khalayak dengan memenangkan penghargaan sebagai top brand dalam kategori Fast Food Top Brand Award, sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen untuk memilih merek tersebut. Hasil survey dari Top Brand Award (hasil riset konsumen Indonesia), didukung juga oleh survey yang dilakukan Nusaresearch, W&S Group (2014) dalam study Report on Fast Food in Major Cities, terkait dengan Brand Fast Food di Indonesia, dan dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Awareness of Fast Food KFC adalah market leader fast food nomor satu di Indonesia dengan Total Awareness 99,3%, Top of Mind 60,3% dan Spontanious 97%. McDonald s berada di urutan kedua dengan Total awareness 97,3%, Top of Mind 23,6% dan Spontanious 82,8%. Pizza Hut berada di urutan ketiga dengan Total Awareness 98%, Top of Mind 6,4% dan Spontanious 55,6%. Hoka Hoka Bento berada di urutan ketiga dengan Total Awareness 88,6%, Top of Mind 4,4% dan Spontanious 46,5%. Dan urutan kelima adalah A&W Restoran

10 10 dengan Total Awareness 90,9%, Top of Mind 2,0% dan Spontanious 36,7% dan diikuti oleh Brand Fast Food lainnya. Gambar 1.3. Awareness of Fast Food Sumber : Nusaresearch, W&S Group (2014) 2. Latest Brand Brought & Brand Most Often Consumed Dengan kategori sebagai Brand yang terakhir dibeli (38,7%) dan Brand yang paling sering dikonsumsi (51,5%), KFC memperoleh urutan pertama dengan persentase yang tertinggi dibandingkan dengan Brand lainnya. Diurutan kedua diikuti oleh Pizza Hut (17,8% dan 9,8%). Diurutan ketiga diikuti oleh McDonald s (15,2% dan 17,2%). Diurutan keempat diikuti oleh Hoka Hoka Bento (6,4% dan 7,7%). Dan A&W Restoran memperoleh urutan kelima (4,7% dan 2,7%).

11 11 Tabel 1.4. Latest Brand Brought & Brand Most Often Consumed No. Brand Name Latest Brand Brought Brand Most Often Consume (in recent 3 months) 1 KFC 38,70% 51,50% 2 Pizza Hut 17,80% 9,80% 3 Mc Donald's 15,20% 17,20% 4 Hoka-Hoka Bento 6,40% 7,70% 5 A&W 4,70% 2,70% 6 Domino's Pizza 3,70% 1,30% 7 Dunkin' Donuts 3,40% 2,00% 8 Burger King 2,70% 1,30% 9 Texas Chicken 2,00% 2,40% 10 CFC 1,30% 0,70% 11 Lotteria 1,00% 0,30% 12 Yoshinoya 1,00% 1,30% 13 Wendy's 1,00% 0,30% 14 Blenger Burger 0,70% 0,30% 15 Doner Kebab 0,30% 0,30% 16 Richeese Factory 0,00% 0,00% 17 Omo! Chicken 0,00% 0,00% 18 Carl's Jr. 0,00% 0,30% 19 Fatburger 0,00% 0,30% 20 De Crunch Factory 0,00% 0,00% 21 4Fingers Crispy Chicken 0,00% 0,00% 22 Others 0,00% 0,00% Sumber : Nusaresearch, W&S Group (2014) Terkait dengan Brand Fast Food di Indonesia didukung juga dengan hasil survey dari W&S Market Research (2015) dalam study Comparative Report on Fast Food Study in Thailand, Indonesia, and Vietnam in 2015 (n = 400), dan dapat dikategorikan sebagai berikut :

12 12 1. Brand Awareness (Top of Mind) KFC tetap mendapatkan level tertinggi dalam share of mind yakni sebesar 55,5%, Mc Donald s memegang peringkat nomor 2 (dua) dengan persentase 27,0%, diikuti Brand lainnya dan A&W Restoran memegang peringkat nomor 6 (enam) dengan persentase 1,3%. Dari hasil survey tersebut (n = 400), di dapatkan detail data sebagai berikut : Tabel 1.5. Brand Awareness (Top of Mind) No. Brand Name Share Of Mind (%) 1. KFC 55,5% 2. Mc Donald s 27,0% 3. Hoka-Hoka Bento 5,8% 4. Pizza Hut 4,8% 5. Others 2,3% 6. A&W Restoran 1,3% 7. Burger King 0,8% 8. CFC (California Fried Chicken 0,3% 9. Lotteria 0,3% 10. Domino s Pizza 0,3% 11. Yoshinoya 0,3% Sumber : W&S Market Research (2015) Comparative report on Fast Food Study in Thailand, Indonesia, and Vietnam in 2015 (diakses 24 Oktober 2016) 2. Total Brand Awareness, di dapatkan data sebagai berikut : Tabel 1.6. Total Brand Awareness (Which Brand That Comes First to Your Mind?) No. Brand Name Unaided Awareness Aided Awareness Total Awareness 1 KFC 95,80% 4,20% 100,00% 2 Pizza Hut 39,80% 60,20% 100,00% 3 Mc Donald's 79,50% 20,50% 100,00% 4 Hoka-Hoka Bento 42,30% 57,50% 99,80% 5 Domino's Pizza 4,80% 87,00% 91,80% 6 A&W 30,80% 56,20% 87,00%

13 13 7 Burger King 20,80% 57,50% 78,30% 8 CFC 19,80% 51,50% 71,30% 9 Texas Chicken 4,50% 57,00% 61,50% 10 Wendy's 7,30% 53,70% 61,00% 11 Lotteria 4,00% 38,00% 42,00% 12 Yoshinoya 4,00% 38,00% 40,50% 13 Popeyes Chicken & Seafood 0,30% 29,00% 29,30% 14 Carls' Jr. Hamburger 0,80% 18,70% 19,50% 15 Bonchon Chicken 0,80% 17,50% 18,30% Sumber : W&S Market Research (2015) Comparative report on Fast Food Study in Thailand, Indonesia, and Vietnam in 2015 (diakses 24 Oktober 2016) Dalam hal kesadaran merek tanpa bantuan (Unaided Awareness), KFC mendapatkan kesan dalam pikiran/benak konsumen hingga 95,8%, diikuti oleh Mc Donald s dengan persentase 79,5%, dan A&W Restoran dengan persentase 30,8%. 3. Fast Food Brands Often Used, di dapatkan data sebagai berikut : Tabel 1.7. Fast Food Brands Often Used No. Brand % 1. KFC 82,5% 2. Mc Donald s 61,0% 3. Hoka-Hoka Bento 53,8% 4. Pizza Hut 53,0% 5. A&W Restoran 30,8% 6. Burger King 24,5% 7. Domino s Pizza 15,5% 8. Yoshinoya 11,8% 9. CFC (California Fried Chicken) 10,5% 10. Lotteria 8,0% 11. Texas Chicken 5,5% 12. Others 13,3% Sumber : W&S Market Research (2015) Comparative report on Fast Food Study in Thailand, Indonesia, and Vietnam in 2015 (diakses 24 Oktober 2016)

14 14 Konsisten dalam hal Top of Mind, Fast Food Brand yang sering dikonsumsi oleh konsumen adalah KFC. Peringkat kedua diikuti oleh Mc Donald s, peringkat ketiga oleh Hoka-Hoka Bento, peringkat keempat oleh Pizza Hut, sedangkan A&W Restoran berada di peringkat kelima, dan diikuti oleh Brand lainnya. 4. The Most Frequently Visited/Used Fast Food Restaurant, di dapatkan data sebagai berikut : Tabel 1.8. The Most Frequently Visited/Used Fast Food Restaurant No. Brand % 1. KFC 46,3% 2. Mc Donald s 20,5% 3. Hoka-Hoka Bento 10,0% 4. Pizza Hut 10,0% 5. A&W Restoran 4,0% 6. Burger King 2,3% 7. Domino s Pizza 2,0% 8. Yoshinoya 1,8% 9. Lotteria 1,3% 10. CFC (California Fried Chicken) 0,8% 11. Others 13,3% Sumber : W&S Market Research (2015) Comparative report on Fast Food Study in Thailand, Indonesia, and Vietnam in 2015 (diakses 24 Oktober 2016) Hasil dalam The Most Frequently Visited/Used Fast Food Restaurant sama dengan hasil kategori Fast Food Brand Often Used, yakni KFC, Mc Donalds, Hoka-Hoka Bento, Pizza Hut, kemudian A&W Restoran. Market share Fast Food Brand 66,8% (46,3% + 20,5%) didominasi oleh KFC dan Mc Donald s. Dari uraian diatas, saat ini Industri Fast Food Restaurant di Indonesia semakin berkembang pesat dan semakin memiliki persaingan yang ketat, yang menawarkan produk yang serupa dengan A&W Restoran. Sehingga dengan kondisi persaingan ini semakin mendorong A&W Restoran untuk memperkuat

15 15 citra mereknya untuk dapat meraih posisi tertinggi dalam benak consumen (Top of Mind). Perusahaan perlu meningkatkan upaya untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan akan produk diantara ketatnya persaingan dengan perusahaan lain yang memiliki pangsa pasar yang sama. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemasar, dapat mendorong terciptanya Brand Awareness yang kuat terhadap merek A&W Restoran, sehingga ketika konsumen memiliki kebutuhan akan produk ayam atau makanan cepat saji, maka akan teringat pada sebuah merek, yakni A&W Restoran. Pemberian merek menjadi masalah penting dalam strategi pemasaran. Nama merek yang kuat memiliki kesetiaan konsumen yang kuat. Asset yang paling penting bagi kebanyakan bisnis restoran adalah nama merek dan apa yang mempresentasikan merek tersebut. Merek sangat penting bagi perusahaan untuk menunjukkan nilai produk yang ditawarkan ke pasar, namun merek tidak berarti jika tidak memiliki ekuitas yang kuat bagi pasar. Untuk mengalahkan pesaing di bidang fast food, A&W Restoran harus memperkuat ekuitas merek atau dengan mempertahankan merek yang kuat. Merek yang kuat memiliki ekuitas merek (brand equity) yang kuat dan akan menjadi daya tarik bagi konsumen. Ekuitas merek berdasarkan persepsi pelanggan (Customer-Based Brand Equity) dinilai berdasarkan keempat elemen yaitu Brand Loyalty (Kesetiaan Merek), Perceived Quality (Persepsi Kualitas), Brand Image (Citra Merek), dan Brand Awareness (Kesadaran Merek). Kesimpulannya, merek (Brand) yang kuat berarti Konsumen memiliki kesadaran nama merek yang tinggi, mempertahankan citra merek yang

16 16 baik, dan memiliki persepsi merek (Brand) dengan kualitas tinggi, dan kesetiaan merek (Kim dan Kim, 2004). Untuk memperkuat hasil survey yang dilakukan oleh Nusaresearch, W&S Group (2014) dan W&S Market Research (2015), dilakukan juga survey pendahuluan dengan total responden sebanyak 50 responden, dengan rekapitulasi hasil, sebagai berikut : Tabel 1.9. Rekapitulasi Hasil Survey Pendahuluan Pertanyaan KFC A&W McD BK Wen dy's Lainlain Ketika menyebutkan tentang fast food restaurant (restoran cepat saji), merek manakah yang muncul dalam benak atau pikiran Anda pertama kali? 31 (62%) 8 (16%) 5 (10%) 5 (10%) 0 (0%) 1 (2%) Fast food restaurant (restoran cepat saji) manakah yang menurut Anda sudah memiliki citra merek yang baik? 17 (34%) 16 (32%) 12 (24%) 4 (8%) 1 (2%) 0 (0%) Fast food restaurant (restoran cepat saji) manakah yang telah Anda rasakan sudah memiliki kualitas keseluruhan yang baik? 16 (32%) 16 (32%) 11 (22%) 6 (12%) 0 (0%) 1 (2%) Fast food restaurant (restoran cepat saji) manakah yang paling sering anda konsumsi/kunjungi? 26 (52%) 10 (20%) 4 (8%) 4 (8%) 0 (0%) 6 (12%) Berapakah frekuensi kunjungan Anda ke fast food restaurant (restoran cepat saji yang sering Anda kunjungi tersebut)? 1 kali dalam 2 sampai 3 bulan 14 28% 2 sampai 3 kali setiap bulan 17 34% 1 kali setiap bulan 12 24% 1 kali setiap minggu 3 6% 3 sampai 6 kali setiap minggu 4 8% Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Dari tabel diatas, dapat ditarik kesimpulan beberapa hal sebagai berikut : 1. Ketika menyebutkan merek fast food restaurant (restoran cepat saji), merek yang pertama kali muncul dalam benak atau pikiran responden adalah KFC.

17 17 Responden yang menjawab KFC ada 31 orang (62%). Sedangkan responden yang menjawab A&W hanya 8 orang (16%) dan sisanya diikuti oleh brand lainnya. Hasil ini menunjukkan tingkat kesadaran merek KFC adalah yang paling tertinggi, jika dibandingkan dengan A&W. Terindikasi A&W belum memiliki tingkat kesadaran merek (awareness of fast food) yang tinggi, jika dibandingkan dengan brand kompetitornya. Hasil survey pendahuluan ini juga memperkuat hasil survey Nusaresearch W&S Group dan W&S Market Research, bahwa merek fastfood yang melekat di benak konsumen, merek fastfood yang secara spontan di ingat konsumen, dan merek fastfood yang mendapatkan kesan dalam pikiran konsumen ketika dengan atau tanpa mendapatkan bantuan atau stimulus adalah KFC, sehingga dapat disimpulkan tingkat kesadaran merek A&W masih berada dibawah brand kompetitornya tersebut. 2. Ketika menanyakan merek fast food restaurant (restoran cepat saji) yang sudah memiliki citra merek yang baik, KFC tetap memegang peringkat pertama dan A&W memegang peringkat kedua. Responden yang menjawab KFC ada 17 orang (34%), sedangkan A&W ada 16 orang (32%) dan sisanya diikuti oleh brand lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa KFC selama ini telah memiliki citra merek yang positif jika dibandingkan dengan A&W dan brand lainnya. Citra merek A&W belum membuktikan pada khalayak, atau belum dapat menarik lebih banyak banyak konsumen untuk memilih merek tersebut.

18 18 3. Ketika menanyakan merek fast food restaurant (restoran cepat saji) yang telah di rasakan sudah memiliki kualitas keseluruhan yang baik, KFC dan A&W sama-sama memiliki peringkat yang sama. Hal ini bertolak belakang dengan informasi dari Manajemen A&W, bahwa kualitas A&W sudah terbukti melalui sertifikasi halal yang telah didapat selama 3 (tiga) kali berturut-turut dan sertifikasi jaminan kualitas (jaminan mutu) adalah lebih utama dan unggul jika dibandingkan merek fast food restaurant lainnya, seperti yang diuraikan juga dalam misi A&W bahwa kualitas adalah yang utama dan kualitas adalah memenuhi persyaratan halal, mutu yang baik dan sehat. 4. Ketika menanyakan merek fast food restaurant (restoran cepat saji) yang paling sering di konsumsi/kunjungi, responden yang menjawab KFC ada 26 orang (52%) dan yang menjawab A&W ada 10 orang (20%). Hasil ini menunjukkan KFC memiliki konsumen yang lebih loyal terhadap brand mereka jika dibandingkan dengan A&W. Dan frekuensi kunjungan responden ke KFC adalah 2 sampai dengan 3 kali setiap bulan. Terindikasi A&W belum memiliki tingkat loyalitas merek yang tinggi, jika dibandingkan dengan brand kompetitornya. Hasil survey pendahuluan ini juga memperkuat hasil survey Nusaresearch W&S Group dan W&S Market Research bahwa fast food restaurant yang paling sering di kunjungi adalah KFC, sehingga dapat disimpulkan A&W belum memiliki tingkat loyalitas merek yang tinggi jika dibandingkan dengan brand kompetitornya.

19 19 Menurut hasil wawancara singkat dengan Manajemen dari Head Office A&W, terdapat fenomena berupa penurunan sales yang signifikan secara keseluruhan untuk outlet A&W di Indonesia pada beberapa tahun terakhir, terutama pada tahun 2015 lalu dan tahun 2016 ini. Akan tetapi berdasarkan informasi yang diperoleh dari Manajemen A&W, Pihak A&W telah melaksanakan program loyalty customer seperti membership card maupun program A&W Rooty Club. Berdasarkan teori juga, brand yang kuat harus memiliki kesadaran merek yang tinggi, mempertahankan citra merek yang baik, persepsi merek dengan kualitas yang tinggi, dan kesetiaan merek. Karena merek (brand) yang kuat akan memiliki loyalitas yang tinggi dan menjadi daya tarik konsumen. Akan tetapi berdasarkan realita A&W Restoran belum memiliki merek (brand) yang kuat saat ini, jika dibandingkan brand kompetitornya. Berdasarkan isu yang berkembang saat ini di dunia Marketing, terkait dengan merek (Brand) serta beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alhaddad (2015) dan beberapa penelitian terdahulu lainnya mengenai citra merek yang memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas merek. Penelitian yang dilakukan oleh Dib dan Alhaddad (2014) dan beberapa penelitian terdahulu lainnya, bahwa persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap loyalitas merek dan penelitian terdahulu oleh Tan et al. (2015) dan beberapa penelitian terdahulu lainnya, terkait dengan kesadaran merek dan asosiasi merek adalah faktor yang menentukan loyalitas merek. Oleh karena uraian diatas maka penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Loyalitas Merek.

20 Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah Identifikasi Masalah Berdasarkan dari data, dapat diidentifikasi masalah penelitiannya sebagai berikut : 1. A&W belum memiliki Citra Merek yang positif jika dibandingkan dengan brand kompetitornya dan Citra Merek A&W belum dapat menarik konsumen untuk selalu memilih mereknya. 2. Persepsi Kualitas yang dirasakan konsumen terhadap A&W adalah sama dengan Persepsi Kualitas yang dirasakan konsumen terhadap brand kompetitornya, hal ini bertolak belakang dengan informasi Manajemen A&W bahwa kualitas A&W adalah yang paling unggul dan sudah terbukti melalui sertifikasi jaminan halal dan sertifikasi jaminan kualitas. 3. Tingkat Kesadaran Merek A&W masih rendah atau dapat dikatakan A&W belum memiliki tingkat Kesadaran Merek yang tinggi jika dibandingkan brand kompetitornya. 4. Tingkat Loyalitas Merek A&W masih rendah atau dapat dikatakan A&W belum memiliki tingkat Loyalitas Merek yang tinggi jika dibandingkan brand kompetitornya Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap loyalitas merek?

21 21 2. Apakah persepsi kualitas berpengaruh terhadap loyalitas merek? 3. Apakah kesadaran merek berpengaruh terhadap loyalitas merek? 4. Apakah citra merek, persepsi kualitas, dan kesadaran merek berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas merek? Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini hanya berfokus untuk mengkaji dan membatasi pada masalah, sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini, hanya diteliti pengaruh antara citra merek, persepsi kualitas, dan kesadaran merek secara parsial terhadap loyalitas merek sesuai dengan kerangka berpikir penelitian terdahulu. 2. Pada penelitian ini, tidak dilakukan Uji F (uji hipotesis secara simultan) karena hipotesis yang diajukan adalah pengaruh secara parsial, sesuai dengan kerangka berpikir penelitian (conceptual framework). 3. Karena keterbatasan waktu penelitian, obyek yang diteliti adalah lokasi outlet A&W Restoran yang berada di Kotamadya Jakarta Utara. Selain itu, berdasarkan informasi Manajemen, lokasi outlet A&W Restoran yang berada di Kotamadya Jakarta Utara adalah yang paling signifikan mengalami penurunan sales jika dibandingkan dengan Kotamadya- Kotamadya lainnya di DKI Jakarta. 4. Data yang diteliti, didapatkan dari penyebaran kuesioner.

22 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh citra merek, persepsi kualitas, dan kesadaran merek terhadap loyalitas merek Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Menguji secara empiris pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek. 2. Menguji secara empiris pengaruh persepsi kualitas terhadap loyalitas merek. 3. Menguji secara empiris pengaruh kesadaran merek terhadap loyalitas merek. 4. Menguji secara empiris pengaruh simultan antara citra merek, persepsi kualitas dan kesadaran merek terhadap loyalitas merek Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi serta sumbangan pemikiran bagi dunia akademis dalam bidang Marketing khususnya dalam membangun sebuah loyalitas merek dan memberikan implikasi penting untuk Strategic Brand Management. Sedangkan bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi, ilmu pengetahuan, wawasan dalam bidang Manajemen pemasaran dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

23 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi serta memberikan referensi bagi perusahaan yang diteliti untuk bagaimana membangun sebuah loyalitas merek dan memberikan implikasi penting untuk Strategic Brand Management.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju membuat para konsumen lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan produk makanan dan minuman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan dalam usahanya agar dapat bertahan dalam ruang lingkup usaha yang dirintisnya dalam kurun waktu yang lama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan KFC dimiliki oleh PT Fast Food Indonesia Tbk yang dimiliki oleh keluarga Gelael. PT Fast Food Indonesia Tbk sendiri didirikan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto, 2006:13). Berbagai outlet yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam penyajian makanan. Pada sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang semakin tinggi akan memaksa perusahaan untuk berupaya mempertahakan, bahkan meningkatkan usaha pelayanan. Proses pelayanan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin dihindari lagi. Waralaba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta globalisasi yang hampir terjadi di setiap bidang kehidupan mengakibatkan persaingan dunia usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood berkembang di Indonesia. Gaya hidup manusia yang semakin modern menyebabkan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Perkembangan restoran cepat saji saat ini semakin pesat dengan laju arus globalisasi yang terus berjalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di dunia baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen begitu ketat. Untuk memenangkan persaingan setiap perusahaan harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam penyajian makanan. Pada sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Populasi penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Keadaan ini juga terjadi di Kota Bandung yang mencapai 2.390.120 jiwa berdasarkan hasil Sensus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi mendorong persaingan dalam dunia bisnis. Pebisnis pun dituntut untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang makin meningkat setiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis restoran di Indonesia selalu di dominasi oleh pangsa pasar asing. Tanpa melihat jauh, pusat-pusat keramaian seperti mall misalnya, saat ini dipadati oleh restoran-restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Restoran-restoran cepat saji yang membuka cabangnya di negara lain selain negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk karena populasinya yang sangat besar dan beragam. Mulai dari pemasaran produk elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tidak ada batasnya lagi, sehingga masyarakat akan semakin kritis dalam memilih dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Fastfood Indonesia, Tbk PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini untuk mendukung kemajuan perusahaan dalam memperkenalkan produk baru maupun brand baru tentunya tidak luput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian banyak bidang bisnis yang ada, bisnis waralaba merupakan bisnis yang menjanjikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan bisnis yang baru bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita rasa. Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produk sejenis,

BAB I PENDAHULUAN. cita rasa. Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produk sejenis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis di era globalisasi ini semakin pesat ditandai tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Persaingan bisnis ini telah membuat berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 PROFIL PT FASTFOOD INDONESIA TBK PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan restoran Kentucky Fried Chicken ( KFC ) pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan restoran Kentucky Fried Chicken ( KFC ) pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Profil PT Fastfood Indonesia Tbk PT. Fastfood Indonesia, Tbk. didirikan oleh kelompok usaha Galael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini melibatkan industri di bidang makanan dipicu oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ketat pada saat ini, membuat pemasar atau penyedia jasa menginginkan bahwa pelanggan mempunyai sikap positif terhadap jasa yang ditawarkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. PT Fastfood Indonesia Tbk adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak suku bangsa, tentu saja mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis makanan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi serta keadaan ekonomi yang semakin membaik dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan dan Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan dan Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Perusahaan dan Objek Observasi Kentucky Fried Chicken (KFC) adalah perusahaan waralaba yang berpusat di Kentucky, Amerika Serikat, didirikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP KESADARAN MEREK RESTORAN FAST FOOD DI JAKARTA. Megah Wijaya dan Yenli Megawati

ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP KESADARAN MEREK RESTORAN FAST FOOD DI JAKARTA. Megah Wijaya dan Yenli Megawati ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP KESADARAN MEREK RESTORAN FAST FOOD DI JAKARTA Megah Wijaya dan Yenli Megawati Email: ymegawati@bundamulia.ac.id Penulis Megah Wijaya adalah alumnus Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Komunikasi pemasaran yang terus berkembang membuat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Komunikasi pemasaran yang terus berkembang membuat kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1.L atar Belakang Masalah Dunia Komunikasi pemasaran yang terus berkembang membuat kebutuhan utama masyarakat meningkat terutama kebutuhan primer manusia seperti makanan dan minuman,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang. menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang. menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyatakan bahwa omset industri makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah,

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan makan merupakan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, namun seiring pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis saat ini yang sangat cepat mendorong perusahaan untuk berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba serta mampu bertahan dalam dunia bisnis. Tujuan ini hanya dapat dicapai dengan memiliki strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan yang cukup pesat ini ditandai dengan banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis retail saat ini semakin pesat, diantaranya adalah bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran cepat saji terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya industri makanan. (indonesianconsume.blogspot.com)

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya industri makanan. (indonesianconsume.blogspot.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan menjadi salah satu industri yang perkembangannya cukup pesat saat ini. Bahkan Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri makanan dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan kegiatan Pemasaran adalah membangun merek dikonsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pembelian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah kegiatan mutlak yang dilakukan oleh perusahaan untuk terus dapat mengikuti kebutuhan konsumen. Perusahaan di dunia ini wajib melakukan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan pangan selalu menjadi suatu kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru dalam berbagai sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang berkembang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen.

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri yang cukup pesat dewasa ini membawa perubahan kepada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kentucky Fried Chicken

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kentucky Fried Chicken BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Kentucky Fried Chicken Kentucky Fried Chicken Indonesia merupakan restoran cepat saji franchise manajemen PT. Fast Food Indonesia Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar bagi produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para pengusaha ataupun para individu yang ingin memulai bisnis karena diyakini memiliki prospek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya.

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya. BAB 1 PENDAHUALAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan di era modern saat ini menuntut masyarakat harus sedikit lebih keras dalam melakukan pekerjaan mereka, hal itu berdampak pada kesibukan yang padat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu persaingan yang ketat dan sengit diantara perusahaan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin sengit. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak yang memiliki rutinitas padat. Wanita atau istri yang juga bekerja, jalan-jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak yang memiliki rutinitas padat. Wanita atau istri yang juga bekerja, jalan-jalan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kota Padang menuju ibu kota provinsi yang lebih baik, telah banyak memberikan efek kepada pola kehidupan masyarakatnya. Sebagian besar masyarakatnya saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing. BAB I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Strategi untuk dapat memenangi pasar salah satunya adalah dengan menggunakan strategi merek. Merek merupakan salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan informasi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan individu baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan akan berhasil memperoleh konsumen dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap produsen atau pelaku usaha pastilah membutuhkan sebuah pemikiran yang tersusun, terorganisasi dan terarah dalam usaha memasarkan produknya. Promosi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini semakin ketat dengan munculnya berbagai produk baru yang unik dan menarik untuk menarik minat konsumen. Selain menciptakan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Mie Instan merupakan salah satu kategori produk makanan kering cepat saji dengan tingkat persaingan yang sangat ketat dan penetrasi produk yang hampir mendekati titik jenuh yaitu: (84%). Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, tidak luput juga diikuti dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk perusahaan serta membedakan produk dan jasa perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk perusahaan serta membedakan produk dan jasa perusahaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek (brand) merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran yang dapat memperkenalkan dan menawarkan produk kepada konsumen. Dengan adanya merek, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kebutuhan masyarakat akan sepeda motor terus meningkat. Banyak masyarakat yang menjadikan sepeda motor sebagai kendaraan utama. Besarnya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya era pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian, ilmu, dan teknologi yang terjadi di Indonesia, membawa dampak persaingan bagi kehidupan manusia di bidang usaha, baik transportasi,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang usaha yang menjanjikan untuk digeluti salah satunya adalah usaha bisnis kedai kopi. Bisnis kedai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dalam dunia bisnis saat ini mengalami perubahan inovasi produk yang begitu cepat, di mana konsumen sadar akan memahami merek produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar harga yang berlaku pada 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9). Artinya, terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumen, menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rambut merupakan mahkota yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Hal ini senada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis kini berkembang mengikuti arus perubahan global, sehingga mendorong kompetisi perdagangan yang semakin pesat. Perusahaan berupaya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Management http://repository.ekuitas.ac.id Marketing Management 2017-02-04 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melinda, Mey Mey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat berbagai macam perusahaan berlomba-lomba untuk membuat produk pemenuhan kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN 80 BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1. Kesimpulan bahwa : Berdasarkan pemaparan dan analisis terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan 1. Berdasarkan data gabungan untuk semua restoran cepat saji yang dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan pangan selalu menjadi salah satu kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, termasuk dalam bidang industri. Perkembangan industri menyebabkan persaingan dalam memasarkan produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia saling bersaing untuk menciptakan hidup yang lebih baik, persaingan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai kecenderungan terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Faktanya didasarkan pada kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia sekarang ini banyak bermunculan restoran (tempat makan), baik yang berasal dari dalam negeri maupun restoran franchise (waralaba) dari luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melakukan sebuah usaha demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci