JELAJAH ARSITEKTUR KLASIK PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JELAJAH ARSITEKTUR KLASIK PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sejarah merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ilmu sejarah merupakan media komunikasi dengan masa lalu, dimana kebudayaan mulai berkembang. Melalui proses pembelajaran sejarah, kehidupan dan budaya masa lampau dapat diketahui, baik proses maupun dampaknya. Didalam arsitektur, sejarah juga memegang peranan penting dalam menentukan bentukan atau langgam, disamping budaya masyarakatnya. Karena arsitektur adalah suatu hal yang berkembang dan kadangkala mengalami suatu siklus, maka sejarah arsitektur perlu dipelajari. Dalam hal ini, peradaban manusia yang tercatat dalam sejarah, terutama didaratan Eropa dan sekitarnya mengalami kemajuan luar biasa, dimana seni bangunan dan ilmu struktur berkembang secara menakjubkan. Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang menarik disini adalah arsitektur Byzantine, karena merupakan simbiosis dari beragam kebudayaan, merupakan perpaduan seni Eropa (barat) dan Timur (Asia), dan kebudayaan Mediterania, serta pengaruh-pengaruh lain, baik karena letak maupun kondisi sosial politik pada masa itu. 1.2 Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diindentifikasikan masalah yang ditemui adalah sebagai berikut: 1) Arsitektur sebagai bidang yang paling memiliki andil dan berpengaruh dalam proses pembangunan, terutama dalam arsitektur modern, untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri arsitektur modern Byzantine. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

2 2) Peran arsitek dalam meneliti kajian arsitektur modern, yang berpengaruh terhadap arsitektur luar Bali, yang suatu saat nanti diperlukan atau dirancang di luar daerah maupun didalam daerah, maka dari itu adalah untuk mengetahui bagaimana karakter/ciri-ciri arsitektur modern dengan jelajah arsitektur klasik Eropa Byzantine dan budaya-budayanya yang berkaitan dengan arsitekturnya. 1.3 Rumusan Masalah. 1. Bagaimanakah wujud/ciri khas arsitektur klasik Byzantine di negara Eropa?, terkait dalam aspek non fisik dan fisik arsitekturnya? 1.4 Tujuan. Tujuan dari diadakannya penyusunan tugas ini adalah untuk mengetahui bagaimana wujud arsitektur klasik Byzantine di Eropa secara keseluruhan bangunan, dengan kebudayaan dan konsep filosofi Byzantine di negara Eropa. 1.5 Manfaat Penelitian. Manfaat yang didapatkan oleh berbagai pihak dengan penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Pemerintah Provinsi Bali, akan mendapatkan data mengenai keadaan dan kondisi umum arsitektur klasik Byzantine. 2) Bagi praktisi di bidang arsitektur, akan mendapatkan data mengenai prinsip-prinsip dalam proses pengembangan pembangunan arsitektur klasik Byzantine di negara Eropa. 3) Bagi akademisi di bidang arsitektur, akan mendapatkan bahan penelitian dan sumber referensi dan sumber lapangan, guna dilakukannya penelitian serupa di masa akan datang, maupun dilakukannya kajian lebih lanjut terhadap hal terkait. 4) Bagi masyarakat, akan mendapatkan pengetahuan mengenai wujud mikro dan makro arsitektur modern Byzantine,yang berkaitan terhadap lingkungan, masyarakat, sosial dan Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

3 budaya, sehingga dapat diketahui bagaimana wujud arsitektur klasik Byzantine di negara Eropa. 5) Bagi mahasiswa, akan dapat membantu memahami teori-teori yang diberikan dalam mata kuliah Arsitektur Modern untuk dipraktekkan langsung dalam suatu kasus. 6) Bagi dosen pengajar, akan membantu didalam mengetahui kemampuan mahasiswa menyerap dan memahami teori yang diberikan untuk kemudian dipraktekkan dalam penyelesaian tugas. 1.6 Batasan Batasan. Batasan yang digunakan dalam penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut: 1) Kajian hanya didasarkan atas pembagian tugas yang didapat yaitu Jelajah Arsitektur Klasik Byzantine dalam mata kuliah Arsitektur Modern. 2) Kajian hanya didasarkan atas prinsip arsitektur terhadap aspek arsitektur klasik Byzantine. 3) Ruang lingkup penyusunan tugas hanya sebatas kajian terhadap prinsip mikro dan makro arsitektur klasik Byzantine. 1.7 Metode Metode. A. Metode Pengumpulan Data. Dalam penyusunan tugas ini digunakan beberapa metode penyumpulan data yaitu sebagai berikut: 1) Studi literatur, yaitu pencarian data di internet berdasarkan literatur yang berhubungan dengan penelitian. B. Metode Penyusunan Data. Dalam penyusunan tugas ini digunakan beberapa metode penyusunan data, yaitu sebagai berikut: Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

4 1) Kompilasi data, yaitu memilih dan memilah data-data yang diperoleh berdasarkan keperluan. 2) Klasifikasi data, yaitu mengumpukan data yang sesuai dengan spesifikasi dan kegunaannya. C. Metode Pembahasan Data. Dalam penyusunan tugas ini digunakan beberapa metode pembahasan data, yaitu sebagai berikut: 1) Deduktif, yaitu pola pikir dari hal yang bersifat makro menjadi hal yang bersifat mikro. 2) Analisis data, yaitu menguraikan data yang bersesuaian menjadi beberapa alternatif terhadap pemecahan permasalahan. 1.8 Sistimatika Penulisan. BAB I Pendahuluan. 1. Latar Belakang. 2. Identifikasi Masalah. 3. Rumusan Masalah. 4. Tujuan. 5. Manfaat Penelitian. 6. Batasan Batasan. 7. Metode Metode. 8. Sistimatika Penulisan. BAB II Gambaran Umum Wilayah. 1. Letak Geografis Kekaisaran Byzantine. 2. Keadaan Geografi Byzantine. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

5 3. Keadaan Alam Byzantine. BAB III Aspek Non Fisik Arsitektur Byzantine. 1. Sejarah Arsitektur Byzantine. 2. Sosial Budaya Masyarakat Byzantine. 3. Kepercayaan Masyarakat Byzantine. 4. Karakteristik Arsitektur Byzantine. 5. Pengaruh Arsitektur Byzantine Dengan Romawi. BAB IV Aspek Fisik Arsitektur Byzantine. 1. Wujud Makro Arsitektur. 2. Wujud Mikro Arsitektur. BAB V Kesimpulan. Daftar Pustaka Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

6 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Letak Geografis Kekaisaran Byzantine. Kekuasaan Byzantine berpusat di Constantinople (Istanbul-Turki) merupakan Kekuasaan dibawah Roma di Eropa hingga ke Timur atau sering disebut Roma kedua, yang menguasai jalur perdagangan laut yang menghubungkan benua Eropa dan Afrika hingga ke Asia, merupakan wilayah otonom dengan perdaban menuju millenium dibandingkan kekaisaran Roma sendiri. Daerah ini merupakan perpanjangan Roma di bagian timur, atau sering disebut kerajaan Roma timur. Gambar 1: Peta Umum Wilayah Byzantine Wilayah yang sekarang masuk dalam negara Itali sekarang di mana kekuasaan Romawi berasal dan berkembang berupa semenanjung, menjorok ke selatan-timur di Laut Mediterania. Keadaan geografis tersebut bertolak belakang dengan Yunani, yang berupa kepulauan dan sebagian besar wilayah daratannya berupa pantai, dari Laut Aegean. Roma sebagai pusat kekuasaan dan kebudayaan Romawi, berada di bagian selatan-tengah semenanjung, tidak jauh dari pantai laut Mediterania. Budaya Romawi berkembang melalui kekuasaan didapat dari Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

7 penaklukan, berbeda dengan penyebaran budaya Yunani yang melalui kolonisasi. Budaya Romawi termasuk arsitektur berkembang dari kekuasan perebutan kekuasaan dan penaklukan tidak hanya berkembang di wilayah Itali, namun hingga sebagian besar Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat. v Gambar 2 : Peta Spesifik Wilayah Byzantine 2.2 Keadaan Geografi Byzantine. Konstantinopel dan wilayah sekitarnya tidak mempunyai batu-batuan yang baik untuk Konstruksi. Bahan-bahan penting seperti marmer didatangkan dari pulau-pulau di Laut Mediterania bagian timur. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

8 2.3 Keadaan Alam Byzantine. Berupa bukit-bukit. Terdapat Golden Horn (perairan). Gambar 3 : Keadaan Daratan Constantinople Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

9 BAB III ASPEK NON FISIK ARSITEKTUR 3.1 Sejarah Arsitektur Byzantine. Byzantine merupakan salah satu koloni Yunani sejak tahun 600 SM dan dijadikan pusat pemerintahan Kekaisaran Romawi pada tahun 330. Selama jaman pertengahan (middle ages), kota ini menjadi benteng pertahanan orang-orang Kristen dari serangan bangsa Barbar dari Barat. Honorius, imperior pertama dari Barat setelah wilayah dan pemerintahan Kekaisaran Roma dibagi menjadi dua, memindahkan kediaman dan pusat pemerintahan Kekaisaran Barat di Ravenna, sebuah kota di pantai Mediterania bagian timur-utara dari Italia. Sedangkan Konstantinopel tetap menjadi pusat pemerintahan Kekaisaran Timur. Pengaruh Bizantine menjadi dominan dalam arsitektur. Kekuasaan Byzantium berpusat di Constantinople (Istanbul-Turki) merupakan Kekuasaan dibawah Roma di Eropa hingga ke Timur atau sering disebut Roma kedua, yang menguasai jalur perdagangan laut yang menghubungkan benua Eropa dan Afrika hingga ke Asia,merupakan wilayah otonom dengan perdaban menuju millenium dibandingkan kekaisaran Roma sendiri. dareah ini merupakan perpanjangan Roma di bagian timur, atau sering disebut kerajaan Roma timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan Byzantine antara lain: Pengaruh kebudayaan Romawi. Pengaruh agama Kristen. Beberapa pengaruh kebudayaan yang berasal dari Timur. Kota Ravenna dan Konstantinopel menjadi poros pemerintahan Byzantine dan pusat perkembangan budaya serta arsitektur. Kekaisaran Byzantine berlangsung lebih dari 1000 tahun, mulai abad ke-4 M sampai tahun Selama berdirinya, merupakan satu kekuatan penting di bidang ekonomi, budaya dan militer di Eropa. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

10 3.2 Sosial Budaya Masyarakat Byzantine. Byzantine adalah pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa Kristen yang pertama. Orang Byzantine mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh kaum Biara dan mencari nasehat dibidang politik pada kaum Mistikus. Tiga aspek kehidupan orang Byzantine yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap). Kehidupan kota dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan Gereja Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini mewakili 3 unsur dunia Byzantine yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan agama. Ketiga gedung ini terletak serasi berdekatan serta dihubungkan oleh Mese atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yang selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protokol menuju ke bangunan penting). Gambar 4 : Lukisan Masyarakat Byzantine 3.3 Kepercayaan Masyarakat Byzantine. Byzantine merupakan salah satu koloni Yunani sejak tahun 600 SM dan dijadikan pusat pemerintahan Kekaisaran Romawi pada tahun 330. Selama jaman pertengahan (middle ages), kota ini menjadi benteng pertahanan orang-orang Kristen dari serangan bangsa Barbar dari Barat. Konstitusi Yunani menjamin kebebasan mutlak dalam beragama. Byzantine juga menyatakan bahwa setiap orang yang tinggal di wilayah Yunani akan menikmati perlindungan penuh akan kepercayaan mereka. Walaupun demikian, tidak ada rumah ibadah non-kristen yang dapat ditemukan di Athena karena pendirian tempat ibadah agama lain ditentang oleh kalangan Kristen fundamentalis. Sebagai Gambar 5 : Kepercayaan tambahan, setiap aktivitas yang berhubungan dengan Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

11 pembangunan rumah ibadah resmi harus disetujui terlebih dahulu oleh Gereja Ortodoks. Nyatanya, agama mayoritas di Yunani adalah Gereja Ortodoks Timur (94%). 3.4 Karakteristik Arsitektur Byzantine. Penggunaan sistem kubah untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan gaya Kristiani kuno berupa penopang-penopang kayu dan juga gaya lengkung batu Romawi. Citacita arsitektur Byzantine adalah mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah, karena kubah dianggap simbol dari kekuasaan yang Maha Esa. Gambar 6 : Penggunaan Atap Kubah Sebagai Simbol Kekuasaan Yang Maha Esa Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantine yang merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi. Karena dominan bentuk dari seluruh bangunan menggunakan bentuk lingkaran dan lengkung dengan bentang lebih lebar. Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecilkecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang sementara Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

12 (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat, sebagai screen of picture tirai. Gambar 7 : Struktur Pendetive interiornya. Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk 3.5 Pengaruh Arsitektur Byzantine Dengan Romawi. Gaya bangunan dan style Byzantine pertama kali mengikuti arsitektur Romawi, Mosaik dengan karakter ukiran/pahatan dekorasi dan ornamen, atap lengkung, Kubah besar (dengan material batu dan beton), material batu/batu bata. Namun kemudian Arsitektur Byzantine membawa pengaruh terhadap Eropa dan Asia dan juga Masa Renaissance dan Dinasti Ottoman setelahnya. Bangunan Bergaya Arsitektur Byzantine memiliki bentuk geometri yang komplek, dengan material batu sebagai material utama dan bata dan plester sebagai material tambahan, unsur dekorasi menjadi penting dan elemen utama dalam bangunan publik, seperti Gereja. Byzantine adalah perwujudan dari konsep atap lengkung dan kubah yang menggantikan rangka atap kayu. Sistem konstruksi perletakan batu bata, yang diperkenalkan oleh bangsa Romawi Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

13 berkembang menjadi semacam pembuatan dinding bata secara umum, dan hal ini diadopsi untuk membentuk arsitektur Byzantine. Rangka dinding batu bata terlebih dahulu diselesaikan dan dibiarkan mapan sebelum lapisan permukaan interior dan lantai marmer dipasang, bagian komponen bangunan yang berdiri sendiri ini menjadi karakterisik dari konstruksi Byzantine. Penggunaan batu bata yang sama dengan bata Romawi, sekitar 15 inchi tebalnya, dan diletakkan pada lapisan tebal mortar. Mortar sebagai perekat antara batu bata berupa campuran antara kapur dan pasir, dengan pecahan tanah liat, keramik atau bata, yang hasilnya sama kerasnya dengan bangunan terbaik di Roma. Karakter dekoratif permukaan luar sangat tergantung pada penyusunan batu bata, yang tidak selalu dipasang secara horisontal, tapi juga terkadang dipasang miring, terkadang juga dalam bentuk berliku-liku, berkelok-kelok, berbentuk chevron atau pola tulang ikan Herring dan banyak macam desain sejenisnya lainnya, memberikan variasi pada fasade. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

14 Gambar 8 : Denah dan Potongan Bangunan Arsitektur kristen awal berkembang pada tahun AD. Merupakan perkembangan lebih lanjut dari arsitektur Romania. Contoh bangunan yang memiliki unsur arsitektur kristen awal adalah Pantheon, Roma Italy oleh arsitek Marcus Agrippa. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

15 BAB IV ASPEK FISIK ARSITEKTUR Gereja Hagia Sophia (Church of the Holy Wisdom). 4.1 Wujud Makro Arsitektur Sejarah Perkembangan. Gambar 9 : Sebuah karya terkenal pada awal masa Byzantine karena kemegahannya Terletak di Istanbul, Turkey. Dibangun pada masa kaisar pertama Constantin dan diperbaiki kembali setelah terbakar dan hancur oleh Kaisar Yustinianus pada tahun 517 AD. Bangunan ini merupakan masterpiece dari masa Byzantium, terbesar dan tertinggi diantara gereja lain di Konstantinopel. Gereja ini menjadi pusat pemerintahan dunia Kristen Orthodoks. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

16 Berkali-kali bangunan Hagia Sophia mengalami perbaikan dan renovasi, kebanyakan disebabkan oleh gempa bumi, ketidakstabilan struktur, dan kerusakan akibat perang. Sampai pada masa Pemerintahan Kaisar Justinianus ( ), Hagia Sophia menjadi lebih besar dan megah, namun tidak mengubah konsep awal dari arsitektur Byzantine pada denah dan tampilan bangunannya. 4.2 Wujud Mikro Arsitektur Fungsi. Hagia Sophia yang mengalami perubahan dari gereja ke masjid selama hampir lima abad, sekarang akhirnya berfungsi sebagai museum. Pencetus fungsi museum ini oleh penguasa Turki yang Muslim nasionalis, Mustafa Kemal Atatürk. Pada 1923, museum Hagia Sophia diawasi oleh pemerintah sebagai cagar budaya peninggalan masa lalu. Ini adalah satu-satunya tempat di dunia ini dimana kita bisa melihat simbol-simbol agama Kristen dan Islam berdampingan pada satu tempat. Gambar 10 : Ruang Dalam Hagia Sophia Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

17 4.2.2 Bentuk. Denah utama Hagia Sophia adalah ruang tengah berbentuk bujur sangkar yang berukuran 32,6 x 32,6 m 2. Di sudut-sudutnya terdapat kolom struktural yang sangat masif dan besar. Kolom ini menyangga pelengkung setengah lingkaran yang menyangga kubah utama. Kubah Utama Gambar 11 : Denah Hagia Sophia Gambar 12 : Kolom Struktural Utama Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

18 Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi ± 548 meter, bentuk dasar bangunan segi empat dengan luas M 2, dengan sekeliling dinding yang dihias mosaic warna warni serta cemerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah Isodorus dari Miletus dan Anthemius dari Tralles. Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki oleh bangsa Turki dan diubah menjadi Masjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian yang berhias gambar makhluk hidup. Gambar 13 : Perspektif Eksterior Hagia Sophia Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

19 Gambar 14 : Fasade Hagia Sophia Gaya arsitektur fasade Hagia Sophia dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantine (abad ke-6) yang ada sebelum Konstantinopel berdiri. Gaya Byzantine didasari oleh karya bangunan Kristen awal yang menempatkan area pembaptisan dan kapel makam sebagai area yang terpusat. Sehingga ruang-ruang atau relung yang mendampingi ruang utama berformasi radial dengan pusatnya yaitu makam atau meja altar di tengah. Karena formasinya yang terpusat, denahnya pun tidak lepas dari bentuk-bentuk simetris seperti bujur sangkar atau segi delapan/segi banyak dengan ukuran sisi-sisinya yang sama, bahkan berbentuk lingkaran. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

20 55m Gambar 15 : Potongan Gambar 16 : Sketsa Ruang Dalam Hagia Sophia Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

21 Kubah merupakan ciri khas arsitektur Byzantine, yang kemudian ditopang dengan struktur pendentive. Pendentive adalah struktur yang menopang kubah, berbentuk A terbalik dengan kolom dibawahnya. Gambar 17 : Skema Struktur Atap Kubah Pendetive Perbedaan Kubah Pendetive dan Kubah Pada Umumnya Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

22 Gambar 18 : Bentuk Atap Kubah Dome Sistem Strukur Dan Kontruksi. Pada bangunan Hagia Sophia sistem struktur yang digunakan adalah Dinding Pemikul (Bearing Wall). Pada dinding, penggunanaan batu bata terlebih dahulu diselesaikan dan dibiarkan mapan sebelum lapisan permukaan interior dan lantai marmer dipasang, bagian komponen bangunan yang berdiri sendiri ini menjadi karakterisik dari konstruksi Byzantium. Penggunaan batu bata yang sama dengan bata Romawi, sekitar 15 inchi tebalnya, dan diletakkan pada lapisan tebal mortar. Mortar sebagai perekat antara batu bata berupa campuran antara kapur dan pasir, dengan pecahan tanah liat, keramik atau bata, yang hasilnya sama kerasnya dengan bangunan terbaik di Roma. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

23 Gambar 19 : Skema Pembebanan Bearing Wall Ketebalan Dinding 15 Inchi Gambar 20 : Perspektif Dinding Hagia Sophia Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

24 4.2.4 Estetika & Material. Pondasi & Lantai : Gambar 21 : Material Lantai Secara keseluruhan lantai bangunan Hagia Sophia, material yang digunakan rata-rata adalah marmer, yang didatangkan dari pulau-pulau di Laut Mediterania bagian timur. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

25 Elemen Dinding : Gambar 22 : Ornamen Dinding Hagia Sophia Memakai bahan bata, dan dibagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaik yang terbuat dari pualam warna-warni yang menggambarkan ajarannya. Busur ½ lingkaran dipakai untuk menunjang galery dan bukaan pada pintu dan jendela. Jendela-jendela kecil ½ lingkaran mengelilingi dasar kubah (pendetive). Gambar 23 : Ornamen Pintu dan Pilar Gambar 24 : Bukaan Dinding Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

26 Gambar 25 : Kolom Struktur dengan Ornamen Ukiran Kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya Korintia dan Komposit. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

27 Gambar 26 : Sky Line/Langit-Langit Ruangan Secara keseluruhan pandang, gereja Hagia Sophia merupakan kelompok banyak kubah yang mengelilingi kubah utama secara simetris, sehingga berkesan vertikal. Atap/Kepala : Kubah tersebut, menjadi ciri khas tradisional bangsa Timur, menjadi motif umum asitektur Byzantine, yang merupakan gabungan dari konstruksi kubah dengan gaya kolumnar klasik. Kubah dengan bermacam-macam variasi dipakai untuk menutupi denah persegi dengan teknik Pendetives. Kubah dan lengkung Byzantine diperkirakan dibuat tanpa menggunakan penyokong sementara atau perancahan atau centering dengan penggunaan batu bata datar yang besar, hal ini merupakan sistem yang cukup nyata yang kemungkinan didapat dari metode Timur. Jendela jendela disusun pada bagian bawah kubah, yang pada periode berikutnya dinaikkan letaknya pada drum yang tinggi. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

28 Gambar 27 : Atap Kubah Hagia Sophia Gambar 28 : Skema Atap Kubah (Pendetive) Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

29 Gambar 29 : Urutan Kontruksi Atap Kubah (Pendetive) Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

30 BAB V KESIMPULAN Terkait dengan pembahasan tentang wujud/ciri khas arsitektur bangunan Byzantine dalam aspek fisik dan non fisik, terutama objek yang berkaitan dengan karakteristik Byzantine adalah Hagia Sophia yang terletak di negara Turki (Constantinople). Penggunaan sistem kubah untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan gaya Kristiani kuno berupa penopangpenopang kayu dan juga gaya lengkung batu Romawi. Cita-cita arsitektur Byzantine adalah mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah dengan struktur dan kontruksi yang diterapkan pada bangunan Hagia Sophia adalah menggunakan sistem Bearing Wall dan Pendetive (Dome), karena kubah dianggap simbol dari kekuasaan yang Maha Esa menurut ajarannya. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

31 DAFTAR PUSTAKA - Dave ; Arsitektur Byzantine : Jembatan Kristen Dan Islam ; Sabtu, Oktober 13, De, Jav ; Arsitektur Byzantine ; Selasa, 15 Januari Godfrey ; Arsitektur Eropa ; Jumat, 23 Maret Imoet, Vinny ; Ciri-Ciri Arsitektur Byzantine ; Minggu, 27 Juni Aryatata, Media ; Byzantium Arsitektur ; PT. Arya Tata Nusantara ; 23 Juli Jeffreys, Elizabeth dan Michael, dan Moffatt, Ann ; Byzantine Papers: Proceedings of the First Australian Byzantine Studies Conference, Canberra ; May 1978 ; Australian National University, Canberra Boedijono, M.A. Endang. ; Sejarah Arsitektur I ; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Kurniawan, Irwan ; Arsitektur Islam Di Barat ; Selasa, 12 Maret Nama Kelompok : Byzantine DESAK KOMANG FEBRIANITA I MADE ADI PALGUNA KADEK DWIDYANTARA I WAYAN MURDIANA I N YUDHI APRIMANDANA. Mata Kuliah ARSITEKTUR MODERN

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR BIZANTIUM PADA DOME OF THE ROCK

ARSITEKTUR BIZANTIUM PADA DOME OF THE ROCK ARSITEKTUR BIZANTIUM PADA DOME OF THE ROCK Abstraksi Triarso *) Peradaban manusia dimulai sewaktu manusia menginginkan suatu ruang untuk perlindungan dirinya terhadap alam. Manusia purba mulanya tinggal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008 Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA M. Sahid Indraswara ABSTRAKSI Gaya Arsitektur mediterania

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC SEJARAH ARSITEKTUR KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan arsitektur di dunia maupun di Indonesia sendiri. Indonesia

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik arsitektur bangunan kuno maupun arsitektur bangunan modern. Arsitektur bangunan dapat berupa

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO (

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO ( MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE (300 1500) ROMANESQUE (1050 1200) GOTHIC (1200 1550) RENAISSANCE (1400 1600) BAROQUE (1600 1750) ROCOCO ( Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dalam kurun 200 tahun sejak

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI Putu Lirishati Soethama 0890161027 SCHOOL OF POSTGRADUATE STUDIES TRANSLATION PROGRAM UNIVERSITY OF UDAYANA 2015 1 1. Latar Belakang Bangunan megah,

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota Solo menggunakan langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE (300 1500) ROMANESQUE (1050 1200) GOTHIC (1200 1550) RENAISSANCE (1400 1600) BAROQUE (1600 1750) ROCOCO Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dalam kurun 200 tahun sejak

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KRISTEN AWAL

ARSITEKTUR KRISTEN AWAL ARSITEKTUR KRISTEN AWAL KRISTEN AWAL (ABAD 3-7) Seni pada masa ini merupakan kelanjutan dari senirupa kuno, romawi dan byzantium. Pada awalnya, Kristen menolak adanya penggambaran pola-pola dekoratif yang

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

EFESUS KOTA YANG HILANG

EFESUS KOTA YANG HILANG EFESUS KOTA YANG HILANG Anggota Kelompok : Neviana Gusti Kalpikandani (36236) Lini Ocvenety (36321) Okta Liefiani (36415) Anastasia Afa Viananda (36556) Wahyuni Pratiwi (37239) Devina Cinthya Pratiwi (37245)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG Anisa Riyanto¹, Antariksa², Noviani Suryasari ² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Ranggih Semeru 20308032 Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Bangunan masjid muncul sebagai bangunan religi yang merupakan perpaduan dari fungsi bangunan sebagai unsur arsitektur islam

Lebih terperinci

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Karakter Visual Fasade Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun (Pipiet Gayatri Sukarno, Antariksa, Noviani Suryasari) KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL

Lebih terperinci

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta Firdha Ruqmana firdha.ruqmana30@gmail.com Mahasisw a Sarjana Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perkembangan di bidang ekonomi, industri dan pariwisata yang sangat pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN: TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI GURU NO UTAMA KOMPETENSI MATA KOMPETENSI INTI GURU INDIKATOR ESENSIAL/ IPK PELAJARAN a b c d e 1

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding bata sering digunakan sebagai partisi pemisah di bagian dalam atau penutup luar bangunan pada struktur portal beton bertulang maupun struktur portal baja,

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP Faridatus Saadah, Antariksa, dan Chairil Budiarto Amiuza Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341)

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG Moedjiono 1, Indriastjario 2 1,2 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Sentral wisata kerajinan rakyat merupakan rancangan objek arsitektur dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi utamanya menyediakan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli

BAB I PENDAHULUAN. bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila berbicara mengenai sejarah kota Medan, tentunya tidak lepas dari bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli adalah kerajaan yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan arsitektur

Lebih terperinci

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya

Lebih terperinci

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur PERADABAN PALMYRA Kelompok: 1. Muanisya Sanjaya (37368) 2. Rifan Ridwana (36867) 3. Fauzi Abdul Aziz (37062) 4. Candra Bayu P. (36448) 5. M. Cakra buana (36147) 6. Andhi Ardianto (36625) 7. Wisnu Rizky

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna House Of Sampoerna Nama Objek : Museum House Of Sampoerna Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya Kepemilikan : Sampoerna Filosofi logo: Bentuk logo berawal dari kepercayaan pemilik pbahwa angka 9 dapat

Lebih terperinci

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Alifah Laily Kurniati 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri. Struktur Plat Lipat 2.4.a Pengertian Plat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Struktur plat

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR :

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR : STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR : STADION NASIONAL BEIJING Nama : Stadion Nasional Lokasi : Area Olimpiade Hijau, Beijing, China Mulai pembangunan : 24 Desember 2003 Pembukaan : 28 Juni 2008 Permukaan

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci