PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)"

Transkripsi

1 No PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) 1. KEBIJAKAN K3 Dengan ini saya bertindak atas nama PT. MALIKINDO PERKASA akan melaksanakan dan menerapkan Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Melaksanakan Kegiatan Konstruksi. 2. PERENCANAAN i) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya JENIS/TYPE PEKERJAAN IDENTITAS JENIS BAHAYA & RESIKO K3 PENGENDALIAN RESIKO K3 (1) (2) (3) (4) DIVISI 1. UMUM Mobilisasi dan Demobilisasi DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH Galian Biasa * Tertabrak alat berat * Dibuat pagar keliling * Tertimbun lonsoran tanah * Pasang turap penahan tanah * Terjatuh kedalam galian * Terluka Galian Perkerasan Berbutir * Jarak antara penggali harus aman Timbunan Biasa dari selain galian sumber bahan Penyiapan Badan Jalan * Kecelakaan terkena alat gali (cangkul, balencong dll.) akibat jarak antar penggali terlalu dekat * Terluka karena terkena pecahanbatu hasil galian * Penggalian harus dilakukan oleh orang yang ahli dengan metode yang benar * Operasional alat berat harus dilakukan sesuai dengan standar * Kecelakaan akibat operasional alat berat * Tertimbun lonsoran tanah * Dibuat pagar keliling * Pasang turap penahan * Terjatuh kedalam galian tanah * Terluka * Tertabrak alat berat * Dibuat pagar keliling * Pasang turap penahan * Tertimbun lonsoran tanah tanah DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR * Tertabrak alat berat * Dibuat pagar keliling Lapis Pondasi Bawah Onderlaagh * Tertimbun lonsoran tanah * Terjatuh kedalam galian * Pasang turap penahan tanah

2 * Terluka DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL * Terluka oleh percikan aspal Lapis Perekat panas * Terjadi gangguan lalu lintas * Terjadi iritasi terhadap mata, kulit dan paru-paru akibat uap dan panas dari aspal Laston Lapis Antara (AC - BC) Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) * Terluka oleh percikan aspal panas * Terjadi gangguan lalu lintas * Terjadi iritasi terhadap mata, kulit dan paru-paru akibat uap dan panas dari aspal * Terluka oleh percikan aspal panas * Terjadi gangguan lalu lintas * Terjadi iritasi terhadap mata, kulit dan paru-paru akibat uap dan panas dari aspal DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR Penetrasi * Terluka oleh percikan aspal Macadam untuk panas Pekerjaan Minor * Terjadi gangguan lalu lintas * Terjadi iritasi terhadap mata, kulit dan paru-paru akibat uap dan panas dari aspal * Mengenakan pakaian dan perlengkapan (sepatu boot, sarung tangan dan masker) yang sesuai dengan standar * Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu lintas agar tetap berjalan dengan lancar * Menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah iritasi mata dan paru-paru akibat asap dan panas dari aspal * Mengenakan pakaian dan perlengkapan (sepatu boot, sarung tangan dan masker) yang sesuai dengan standar * Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu lintas agar tetap berjalan dengan lancar * Menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah iritasi mata dan paru-paru akibat asap dan panas dari aspal * Mengenakan pakaian dan perlengkapan (sepatu boot, sarung tangan dan masker) yang sesuai dengan standar * Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu lintas agar tetap berjalan dengan lancar * Menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah iritasi mata dan paru-paru akibat asap dan panas dari aspal * Mengenakan pakaian dan perlengkapan (sepatu boot, sarung tangan dan masker) yang sesuai dengan standar * Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu

3 DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN Pemeliharaan rutin dari bahu jalan Pemeliharaan rutin dari selokan, saluran air, pemotongan dan urugan * Terkena cipratan / semburan campuran aspal panas * Luka tangan/kaki karena adukan lintas agar tetap berjalan * Menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah iritasi mata dan paru-paru akibat asap dan panas dari aspal * Diusahakan sedemikian rupa menghindari kontak langsung antara tangan/kulit terhadap adukan campuran aspal panas * Menggunakan peralatan tambahan untuk perlindungan seperti sepatu boots, sarung tangan, dll * Terkena cipratan / semburan * Diusahakan sedemikian campuran aspal panas rupa * Luka tangan/kaki karena menghindari kontak adukan langsung antara tangan/kulit terhadap adukan campuran aspal panas * Menggunakan peralatan tambahan untuk perlindungan seperti sepatu boots, sarung tangan, dll Penanggulangan dan Pencegahan K3 Secara Umum : Untuk karyawan / tenaga kerja baru dan tamu diberikan brifing atau induction tentang penerapan SM-K3, Potensi Bahaya yang ada dan peraturan yang berlaku diarea proyek serta diberikan alat pelindung diri yang harus digunakan. Setiap karyawan / tenaga keraja dan tamu dibuatkan Kartu Identitas yang harus dipakai waktu melaksaan kegiatan, tugas dan atau pekerjaan didaerah/lokasi proyek. Kartu Identitas ini harus dikelola pendataan, pembuatan dan pengarsipannya oleh Pelaksana K3 proyek. A. Ijin Kerja pada Pekerjaan yang Berbahaya Untuk memastikan perlindungan tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi dan atau pekerjaan yang berbahaya atau pekerjaan dalam ketinggian dan kedalaman baik diair maupun ditanah, maka pekerja wajib mendapatakan Ijin Kerja dari Pelaksana K3 / OH&S Manager dan disetujui oleh Kepala Proyek agar dapat dipastikan siapa personil yang mengerjakan termasuk

4 kompetensinya, kondisi dan tempat/daerah bekerja, jenis kerjaannya dan tindakan-tindakan yang perlu untuk pencegahan terjadinya kecelakaan serta alat pelindung diri yang harus digunakan. Dengan demikian form Surat Ijin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FM-SIK3) B. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Awal Kerja Dalam rangka memastikan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan personil proyek, maka perlu setiap tenaga kerja / personil khususnya di Proyek diwajibkan diperiksa kesehatannya oleh Dokter Periksa pada awal tugas/setiap pekerjaan baru, untuk sebagai dasar diagnosa tinjauan pemeriksaaan berkala bagi perkembangan kesehatan seorang pekerja apakah ada dampak Penyakit akibat kerja dalam rangka melaksanakan tugas di unit kerjanya. C. Pelaksanaan secara teknik dapat dilaksanakan sebagai berikut : Untuk tenaga kerja harian lepas / tidak tetap / pekerja mandor borong atau pemasok / subkontraktor dapat diperiksakan kepada Dokter Klinik / Puskesmas yang terdekat dengan menyerahkan tanda bukti surat keterangan dokter yang bersangkutan kepada Bagian Personalia Proyek. Untuk pegawai / personil inti proyek diwajibkan untuk diperiksa oleh Dokter Periksa yang ditunjuk oleh pperusahaan atau Kepala Divisi / Wilayah / Proyek dan dapat pula diperiksa oleh Dokter Klinik Perusahaan di Kantor Pusat Pemeriksaan awal dan berkala serta pengawasan yang menyeluruh akan membuktikan apakah program kesehatan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta sarana fisik yang ada sudah memenuhi standar. Pemeriksaan dan pengawasan kesehatan ini mengukur kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan dan Proyek yang bersangkutan. D. Pemeriksaan dan pengawasan dilaksanakan : Berdasarkan petunjuk standar yang jelas dan pasti Dengan memakai observasi, wawancara, contoh, pengawasan fisik dan tinjauan data-data dokumentasi Oleh kelompok yang tidak memiliki kepentingan pribadi atau mendapatkan tekanan dari luar yang dapat memberikan pendapat yang objektif dan tak berprasangka Program pemeriksaan akan disusun setiap tahun Hal-hal yang tidak sesuai akan diperhatikan dan diperbaiki E. Keselamatan dan kesehatan kerja Pemasok atau Subkontraktor Para subkontraktor yang bekerja di Lapangan Fabrikasi harus memahami dan mengikuti peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti yang belaku bagi para tenga kerja/karyawan PT. MALIKINDO PERKASA dan pernyataannya ditulis didalam bagian isi kontrak yang telah disepakati bersama.

5 PT. MALIKINDO PERKASA bertanggung jawab untuk menangani dan mengontrol aktivitas subkontraktor. Memenuhi pelaksanaan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan ditentukan sebagai persyaratan semua tender dan kontrak. Bangunan pabrik, peraalatan perlengkapan, perkakas dan personil PT. MALIKINDO PERKASA tidak boleh digunakan oleh subkontraktor, kecuali disebutkan langsung khusus atau disetujui sesuai kontrak. Para Superintendent / Manager / Pelaksana Lapangan yang terlibat dengan pekerjaan subkontraktor harus memantau standar pekerjaan mereka dan memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilakukannya memenuhi persyaratan. Para subkontraktor harus menghadiri Rapat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Tool Box Safety Meeting) mingguan dan mengirim wakil yang tepat pada Rapat Komite Keselamatan. Para Subkontraktor harus mengikuti Kursus Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebelum mulai bekerja dilapangan. F. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipergunakan setelah melakukan rekayasa dan cara kerja yang aman telah dilaksanakan dengan baik dan benar (maksimum). (a) Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Pelindung Diri Setiap karyawan / tenaga kerja akan diberi alat-alat pelindung diri yang menjadi tanggung jawab perusahaan dan atau pemasok / subkontraktor sesuai dengan kontrak kerjanya. Setiap karyawan / tenaga kerja bertanggung jawab untuk memakainya, merawat dan melaporkan segala kerusakan atau kesalahan yang terdapat pada alat-alat tersebut. Setiap Supervisor / Pengawas bertanggung jawab atas pemakaian alat pelindung diri sesuai persyaratan, memperagakan cara pemakaian yang benar dan mendorong bawahan untuk memakainya. (b) Para Manajer dan Pelaksana K3 Proyek bertanggung jawab untuk memberitahu para Subkontraktor, Pemasok Barang dan Klien untuk mengikuti perarturan penggunaan Alat Pelindung Diru, tanpa pengecualian. (c) Alat Pelindung Diri merupakan : Persyaratan karyawan / tenaga kerja proyek untuk memakai dan menjaga alat-alat pelindung diri dan meminta perlengkapan baru jika alat-alat yang ada tidak memenuhi syarat Tanggung jawab supervisor/pengawas untuk memastikan alatalat pelindung diri telah dipakai sesuai tingkatnya, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh karyawan/tenaga kerjanya dan

6 harus mempromosikan praktek keselamatan dan kesehatan kerja dengan memberikan contoh yang baik. (d) Syarat-syarat APD : Enak dipakai Tidak mengganggu kerja Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya ditempat kerja (e) Pengadaan atau Pembelian Alat Pelindung Diri dilaksanakan oleh Manager Logistik Proyek sesuai permintaan tersebut diatas. (f) Manager Logistik dan Pelaksana K3 menyerahkan / membagikan / mendistribusikan Alat-alat Pelindung Diri kepada setiap karyawan/tenaga kerja dengan form Daftar Distribusi APD (FM- DDA) dengan tanpa dipungut biaya, didalam formulir tersebut tercantum catatan yang benar tentang : Nomor karyawan / tenaga kerja Nama karyawan / tenaga kerja Jenis peralatan APD yang diterima Tanda Terima dan persetujuan atas ketentuan yang berlaku Tanggal didistribusikan (g) Alat-alat Pelindung Diri pada umumnya antara lain yaitu : Pelindung Kepala, Safety Helmet/Topi Pengaman, penjelasan : o Semua karyawan harus memakai topi pengaman selama berada dilapangan fabrikasi, kecuali saat berada didalam kendaraan, kantor atau daerah bebas alat pelindung. o Topi yang sudah penyok, topi yang terbuat dari alumunium dan topi yang tidak dapat diperbaiki lagi, tidak diperkenankan dipakai dilapangan fabrikasi. Pelindung Mata, Spectacle goggles/kacamata biasa dan goggles/kacamata khusus. Penjelasan : o Karyawan / tenaga kerja harus memakai kacamata anti debu dan pelindung wajah saat menggunakan sabun pembersih yang berbahaya cairan korosif atau bahan lain yang berbahaya. o Pelindung mana yang resmi untuk proses pemotongan harus digunakan saat melakukan proses memotong menggunakan oksigen (oxy-cutting) Pelindung Kaki, Sepatu Kerja Aman, penjelasan : Pelindung kaki yang dilengkapi dengan penutup jari dari baja harus selalu dipakai dilapangan, kecuali saat berada dikendaraan, kantor atau daerah bebas Alat Pelindung Diri.

7 Pelindung kaki yang sudah tidak layak pakai harus diganti. Sepatu atau boot bertali harus digunakan dalam keadaan tali sepatu terikat sebagaimana mestinya, untuk keamanan kaki. Pelindung Tangan, Sarung Tangan Sarung tangan (biasa) atau yang panjang (menutupi lengan bawah) harus dipakai mana ada resiko terluka. Sarung tangan bahan kimia harus dipakai apabila menangani produk-produk dari minyak, solar, zat asam, bahan kimia dan bahan cairan-cairan berbahaya yang lainnya. Sarung tangan dari kulit atau yang panjang harus dipakai untuk melindungi tang dari panas, barang-barang yang dapat terperangkap atau terjepit di antara putaran Pelindung Pernapasan dari Debu, Asap, Gas, Kimia dan Udara Menyengat Respirator/Masker, Penejelasan : Pelindung pernapsan yang sudah disetujui harus dipakai bilamana terdapat benda-benda di udara yang berbahaya untuk kesehatan. Topeng debu harus harus dipakai ditempat-tempat yang berdebu. Alat pernapasan organic harus dipakai ketika melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan cat, Larutan dan bahan kimia lainnya. Alat pernapasan udara terpisah harus dipakai ketika masuk ketempat yang kurang oksigen. Alat pernapasan dengan pemasukan udara tersendiri atau tameng harus di capai ketika melakukan penyemprotan atau pengecatan di daerah tertutup. Alat pernapasan harus dipakai hanya oleh personil yang terlatih. Karyawan / tenaga kerja tertentu harus dilatih untuk memilih dan memakai, pelindung pernapasan sesuai dengan persyaratan pabrik, cat atau produk lain yang akan dipakai. Pelindung alat Pendengaran/ Telinga Ear Plug/Sumbat Telinga Ear Muff/Tutup Telinga, Penjelasan : Pelindung pendengaran/ Telinga harus dipakai oleh semua karyawan yang terpapar kebisingan 85 db(a) atau lebih dari 8 jam penuh. Penutup telinga harus dipakai dipembangkit tenaga listrik dan tempat-tempat yang bising karena mesin. o Penyumbat teling (yang sekali pakai saja atau yang dapat berulang) harus dipakai bila menggerinda, menghaluskan/memoles, memukul dengan palu

8 o o besar, perkakas yang bising, dan Gouging denga tekanan dara yang tinggi. Didalam bengkel-bengkel yang bising dimana telah dipasang tanda untuk maksud itu dan bila instruksikan oleh para pengawas. Sumbat telinga yang dapat dipakai berulang kembali harus dibersihkan. Pelindung ditempat ketinggian. Safety Belt atau sabuk pengaman, tali pengaman (ada 3 jenis yang berbeda yaitu jaring Angkat, Sabuk Penunjag atau sabuk pengikat) dan perlengkapan khusus lainya sesuai keperluan, penjelasan : o Safety Belt, Sabuk pengaman Tali Pelindung tubuh dan tali pengaman yang disetujui harus dipakai dan terikat sebagaimana seharusnya jika ada resiko jatuh pada ketinggian dua meter atau lebih. o Safety Belt /Sabuk Pengaman harus digunakan dan terikat dengan pengamanan dengan tepat bila bekerja dan tidak dipagari dengan pengangan tangga. o Safety Belt/Sabuk pengaman (atau tipe Parasut) harus dipakai oleh semua karyawan yang bekerja pada jacket jacket yang tinggi. o Safety Belt /Sabuk Pengaman harus dipakai dan terikat ketika bekerja didalam keranjang Derek dan saat menggunakan alat pengangkat mekanis. o Safety Belt/Sabuk Pengaman harus terpasang ketat dipinggang dan tali pengaman panjangnya tidak boleh lebih dari 1,2 m. o Tali pengaman harus terikat untuk mengamankan pemakainya dan tidak boleh berada dibawah pinggang. o Safety Belt/Sabuk Pengaman penuh tipe parasut harus selalu dipakai searah dengan gerakan kumparan (Sala Block). Perlengkapan ini harus dipakai oleh mereka yang bekerja didaerah yang beresiko tinggi. o Sala Block atau gerak Kumparan harus penempel pada bagian yang kokoh dengan perisai diatas pemakai. o Alat-alat pelindung pencegah jatuh harus diperiksa sebelum digunakan. Perlengkapan yang tidak layak dipaki tidak boleh digunakan. o Safety Belt/Sabuk Pengaman. Sabuk tipe parasut dan tali pengaman harus disimpan dan dijaga jangan

9 o sampai kena minyak pelumas atau benda lain yang bias membuatnya kotor. Alat-alat Pencegah jatuh yang pernah terbentur beban yang keras harus segera dimusnahkan. Pelindung Badan, Pakaian Kerja Biasa dan Pakaian Kerja Khusus (Tahan Api/radiasi/zat kimia, dll) jika diperlukan. Penjelasan : o Pakaian pelindung yang sesuai harus dipakai setiap saat. o Tidak seorangpun karyawan diperkenankan bekerja tanpa kemeja o Celana pendek tidak diperkenankan dipakai saat melakukan pekerjaan apapun dan saat berada di daerah konstruksi. o Pakaian yang longgar atau robek tidak boleh dipakai saat bekerja dengan perlengkapan dan perkakas yang berputar. Pelindung di Daerah Bahaya Tenggelam/ di Daerah Perairan Dalam Baju Pelampung, Alat Penyelam, dll. Penjelasan : o Baju pelampung harus dipakai saat bekerja di pinggir tongkang, kapal atau tempat lain di atas air. Dan selama melakukan pemuatan (Deck, Jacket) Baju Pelampung tidak perlu dikenakan bila sudah tersedia peganggan tangga. o Semua pekerjaan pemuatan (deck, Jacket), semua orang ditongkang harus memakai baju pelampung meskipun pegangan tangga terpasang. ii) Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya UU No. 01/1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja UU No.13/2003 Ketenaga Kerjaan Permenaker No.1/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kegiatan Konstruksi Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kegiatan Konstruksi Permenaker No. 5/1996 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Permen PU No. 09/2008 Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi 3. SASARAN DAN PROGRAM K3 A. SASARAN K3

10 Kecelakaan Kerja = 0, baik dikantor maupun di proyek Compile perundangan = 75% Mengembangkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan meraih Sertifikat OHSAS 18001:2007 B. PROGRAM K3 Menetapkan Rencana Program K3 untuk mencapai tujuan dan sasaran K3 yang menjelaskan sistem pertanggung jawabannya Peninjauan secara berkala dan dikembangkan secara berkesinambungan yang berkaitan dengan kegiatan, produk, jasa dan kondisi operasional perusahaan Penyiapan sumber daya yang ditunjuk untuk mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan struktur dan penanggung jawaban K3 serta wewenang untuk bertindak. Menetapkan prosedur untuk identifikasi penyediaan sumber daya lainnya termasuk pendanaan dan teknologi yang sesuai kebutuhan operasi Melakukan konsultasi dan melibatkan tenaga kerja dalam penerapan, pengembangan dan pemeliharaan SMK3 Mendokumentasikan setiap kegiatan SMK3 Membuat prosedur pengendalian semua dokumen dan data SMK3 dalam bentuk tertulis maupun data elektronik Mengidentifikasi bahaya serta resiko dari setiap proses kerja untuk kemudian dilakukan dan ditetapkan prioritas tindakan pengendalian yang akan diambil Menetapkan prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang teridentifikasi (Tanggap Darurat) Menetapkan prosedur untuk inspeksi, pengujian, pemantauan dan pengukuran yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 secara teratur. Menetapkan prosedur untuk mengevaluasi penerapan SMK3 terhadap kebutuhan peraturan perundang-undangan secara berkala. Menetapkan prosedur audit internal SMK3 yang dilaksanakan secara sistematik, independen dan berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan SMK3 Bandar Lampung, 27 Januari 2016 PT. MALIKINDO PERKASA Hi. ADNAN MALIK SE, MM.

11 Direktur Utama

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R

Lebih terperinci

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3 3. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 Meter a) Pengukuran dan 1) Gangguan kesehatan akibat kondisi 1) Harus menggunakan perlengkapan kerja Pematokan kerja secara umum yang standar 2) Kecelakaan akibat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) 1. PENDAHULUAN Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim, melakukan penggalian dan lain-lain.

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI PT. PUALAM BANGUN CIPTA Paket an Lanjutan Pembangunan Bendung dan Jaringan

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah : Dalam setiap aktifitas diproyek tentunya kita akan dihadapkan dengan bermacam-macam resiko dan bahaya yang tidak seorangpun tahu kapan dan dimana bahaya, hampir kejadian, accident (kecelakaan) itu akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek

Lebih terperinci

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi KEBIJAKAN K3 Konstruksi VISI PERUSAHAAN MENJADI BADAN USAHA TERKEMUKA DIBIDANG KONSTRUKSI, yang mengandung arti Menduduki posisi 3 besar dalam pencapaian

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.selain itu,

Lebih terperinci

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN CONTOH... [Logo & Nama Perusahaan] RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) [digunakan untuk

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apa itu Keselamatan Konstruksi? Keselamatan Konstruksi adalah Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi pekerja dan orangorang yang ada di tempat kerja, masyarakat,

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT STRUKTUR ORGANISASI HSE PROJECT MANAGER Ir. P Tanudjaja HSE OFFICER Suharso HSE SUPERVISOR Widianto HSE SUPERVISOR Deni Santoso HSE STAFF Jauhari J HSE STAFF

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3

PENGELOLAAN OPERASI K3 PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK ( PRA RK3K )

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK ( PRA RK3K ) PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK ( PRA RK3K ) 1. PENDAHULUAN Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode Penilaian oleh

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja Pendahuluan Di dalam lingkungan kerja dan cara bekerja adalah awal yang penting untuk kelangsungan kesehatan dan keselamatan kita. Memahami keselamatan

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri. BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan

Lebih terperinci

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI SEBUAH PABRIK KIMIA DI TANGERANG.

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI SEBUAH PABRIK KIMIA DI TANGERANG. Lampiran - 1 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI SEBUAH PABRIK KIMIA DI TANGERANG. IDENTITAS Nama : Jenis Kelamin : L / P ( lingkari )

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Secara umum pengertian (maintenance) dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan

Lebih terperinci

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K) Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K) RENCANA K3 KONTRAK KEGIATAN : NOMOR :.. Lokasi Kegiatan :.. [Nama Perusahaan ] DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK hal LEMBAR PENGESAHAN 1 KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi : No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati, Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam

Lebih terperinci

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2

Lebih terperinci

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Penerapan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis PAINT REMOVER 40 05 Januari 2015 1. Pengantar PAINT REMOVER 40 adalah bahan kimia yang bersifat asam yang sangat efektif untuk menghilangkan cat 2. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun dari hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Dari data perbandingan lima proyek konstruksi gedung yang terbaik dalam melakukan

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu 1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA Disusun oleh: Muchamad Firdaus T 32411607 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL PETUNJUK PENGGUNAAN Chest freezer ID 7084 718-00 EFE EFI EFL Indonesia 0 1 2 1 3 0 4 1 -! & & $ & $ ' ' - $ ' 5 6 ' +! $ / " ' 7 / " # $ / # " 8 9 : ; < = : > : < :? > : < : = @ : A : B : C : : =? : :

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN 4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO 2. Kecelakaan dan P3K Pakaian

Lebih terperinci