PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Paulina Sartipa NIM: PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Paulina Sartipa NIM: PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

3

4

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada para Suster Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. iv

6 MOTTO Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. (Mat 12:20) v

7

8

9 ABSTRAK Para suster yunior Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus wilayah Daerah Istimewah Yogyakarta adalah generasi penerus kongregasi yang sedang berproses membina diri semakin masuk dalam tubuh kongregasi dengan segala keprihatinannya. Sebagai suster yunior yang sedang berproses membina diri belum memahami kecerdasan spiritual secara lebih mendalam, sehingga kesulitan dan tantangan yang dialami dalam menghayati hidup panggilan dan perutusannya, belum disikapi secara cerdas pula. Melihat keprihatinan ini maka, para suster yunior CB membutuhkan doa sebagai kekuatan yang menggerakkan dan mendayainya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dalam menghayati hidup panggilan dan perutusannya. Berdasarkan keprihatinan tersebut penulis tergerak memilih judul skripsi: PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DIY. Hidup doa ialah kebiasaan rutin menyediakan waktu untuk menjalin relasi dengan Tuhan melalui doa-doa harian, yang dilakukan dengan kesadaran dan kepercayaan yang mendalam akan belas kasih dan cinta Allah yang menjadi dasar, kekuatan, daya, spirit yang menggerakkan dan mengarahkan manusia pada kepenuhan hidup dalam Tuhan. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang menjadi bagian dari diri manusia yang paling dalam yaitu hati nurani yang memampukan manusia memaknai seluruh hidupnya dengan lebih baik. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif deskritif dengan wawancara, pengamatan dan pengumpulan data serta studi dokumen dengan mempelajari hasil pengumpulan data. Para suster yunior khususnya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwawancarai berjumlah 10 suster. Dari hasil wawancara dan pengumpulan data tersebut penulis menemukan bahwa para suster yunior CB masih mengalami jatuh bangun dalam membangun hidup doanya. Hal ini berdampak pada perkembangan kecerdasan spiritualnya yang masih membutuhkan bimbingan dan pendampingan. Dengan demikian hidup doa perlu diperhatikan kembali sehingga kecerdasan spiritual para suster yunior CB wilayah DIY semakin baik pula dalam menghayati hidup panggilan dan perutusannya. viii

10 ABSTRACT The junior sisters of CB in the region of DIY is the next generation of the congregation who are in the process of developing themselves into the body of the congregation with its concerns. As a junior sister who is developing they has not understood yet about spiritual intelligence deeply, so that the difficulties and challenges that are experienced in their vocation and mission, has not beer responded intelligently yet. Furthermore, seeing this concern the CB junior sisters need prayer as their strength that moves and empower them to improve the spiritual intelligence in living out their vocation and mission. Based on this concerns the writter chose the title of this writing: THE ROLE OF PRAYER LIFE TO INCREASE INTELLIGENCE SPIRITUAL OF THE JUNIOR SISTERS IN THE CONGREGATION OF SISTERS OF CHARITY OF SAINT CHARLES BORROMEO IN THE REGION OF DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Prayer life is a habit to have time to establish a relationship with God through daily prayers, which is performed with consciousness and a deep trust of the compassion and love of God which becomes the fundamental, strength, power, spirit that drives and directs people to the fullness of life in God. While spiritual intelligence is the intelligence of the soul as part of the inner selfs that is a human conscience that enables human to make the meaning of his life better. The method of research applied is descriptive qualitative research with interviews, observation and data collection, including the documents study by analyzing results of the data collectied. The writer interview 10 junior sisters specifically in the region of Daerah Istimewa Yogyakarta. From interviews and data collection, the writer found that the junior CB sisters still experiences ups and downs in building their prayer life. This issue brings impact in the development of spiritual intelligence which still needs guidance and mentoring. Thus a prayer life must be concerned again so that the CB junior sisters in the region of Daerah Istimewa Yogyakarta can have better spiritual intelligence in living out their vocation and mission. ix

11 KATA PENGANTAR Syukur dan terimakasih kepada Allah yang telah melimpahkan berkat-nya yang melimpah dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis juga bersyukur atas cinta dan perhatian dari berbagai pihak dalam bentuk dukungan, membimbing dengan penuh kerelaan dan kesabaran, masukan dan kritikan yang membangun dan dukungan doa-doa sehingga penulis dengan kesabaran dan ketekunan pula dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Penulis menyadari dan mengakui dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, namun berkat dukungan dari berbagai pihak maka penulis dengan penuh keyakinan mempersembahkan yang terbaik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Dr. J. Darminta, S.J., selaku dosen pembimbing utama, yang telah menyediakan diri dan meluangkan waktu untuk mendampingi, membimbing penulis dengan penuh pengertian, kesabaran dan kesetiaan, memberikan masukan dan kritikan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. x

12 2. Drs. M. Sumarno, Ds., S.J., M.A, selaku dosen penguji II dan sekaligus dosen wali, yang telah menyediakan diri dan waktu dengan penuh pengertian untuk membimbing dan memberikan masukan mengenai penulisan skripsi ini. 3. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji III, yang telah memberikan perhatian, bimbingan, dukungan dan semangat dalam mempertanggungjawab skripsi ini. 4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unuversitas Sanata Dharma yang telah membimbing, mendukung dan mendidik penulis selama belajar sampai selesai penulisan skripsi ini. 5. Sr. Carolina, CB beserta Staf Dewan Pimpinan Provinsi Kongregasi Sustersuster Cintakasih Santo Carolus Borromeus yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan perutusan studi sampai selesai penyusunan skripsi ini. 6. Sr. Yesina, CB selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta, pendamping suster studi dan pendamping suster yunior yang dengan kesabaran dan kesetiaan mendukung dan memfasilitasi penulis selama menjalani perutusan studi sampai selesai penyusunan skripsi ini. 7. Sr. Elsa Maryudah, CB, selaku Ketua Yayasan Tarakanita Pusat, yang telah memfasilitasi penulis selama menjalani perutusan studi. 8. Sr. Surani, CB selaku pemimpin komunitas Panti Rapih, yang telah memberikan perhatian, dukungan, motivasi kepada penulis selama menjalani perutusan studi sampai penyelesaian penulisan skripsi ini. xi

13

14 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ABSTRAK ABSTRACT... KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR SINGKATAN.. Halaman i ii iii iv v vi vii viii ix x BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah... 7 xvi xxi C. Tujuan Penulisan... 7 D. Manfaat Penulisan... 7 E. Metode Penulisan 8 F. Sistematika Penulisan.. 8 BAB II. HIDUP DOA PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Hidup Doa Pengertian Hidup doa Spiritualitas Doa Doa. 18 a. Pengertian Doa. 18 xiii

15 b. Berbagai Bentuk Doa c. Berbagai Cara Berdoa d. Berbagai Isi Doa B. Spiritualitas Doa dalam Kongregasi Konstitusi CB Kisah Pendiri Kongregasi Elisabet Gruyters (EG) Senantiasa Hati Kami Mendambakan Allah. 39 C. Keadaan Praksis Hidup Doa Para Suster CB Wilayah DIY. 42 D. Keadaan Praksis Hidup Doa Para Suster Yunior Wilayah DIY Aspek Rohani Pembinaan Terus-menerus. 55 E. Pentingnya Bimbingan Hidup Doa Masa Yunior 56 BAB III. KECERDASAN SPIRITUAL A. Macam-macam Kecerdasan Kecerdasan Spiritual (SQ) Kecerdasan Intelektual (IQ) Kecerdasan Sosial (SI) Kecerdasan Emosional (EQ) 69 B. Perkembangan dan Pertumbuhan Kecerdasan Spiritual.. 72 C. HubunganTimbal Balik Antara Doa dan Kecerdasan Spiritual D. Perkembangan Hidup Doa dan Kecerdasan Spiritual Pendiri.. 82 E. Penelitian Peranan Hidup Doa dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual para Yuster Yunior CB Wilayah DIY Pendahuluan a. Latar Belakang. 87 b. Permasalahan Penelitian.. 88 c. Tujuan Penelitian 89 d. Manfaat Penelitian xiv

16 2. Metodologi penelitian 90 a. Pendekatan Penelitian.. 90 b. Tempat dan Responden Penelitian c. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data d. Teknik Analisa Data. 92 e. Keabsahan Data Laporan Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian. 101 a. Kekuatan, Hal-hal Baik yang Ada dalam Diri Para Suster 101 b. Kelemahan / Kesulitan. 104 c. Peluang. 106 d. Harapan ke depan Kesimpulan Umum 110 BAB IV. PENCERMATAN KRITIS TERHADAP PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR CB WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Pencermatan Kritis Hal-hal yang Sudah Baik yang Perlu Dikembangkan Hal-hal yang Masih Kurang dan Perlu Dikritisi Kembali 119 B. Dampak Hidup Doa Penghayatan Hidup Sehari-hari Kecerdasan Spiritual C. Berhadapan dengan Warisan Spiritualitas Bunda Pendiri Keprihatinan Allah Salib Hati Tergerak dan Bergerak 129 xv

17 D. Pendampingan Hidup Doa Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Para Suster Yunior CB Wiayah DIY Pendampingan Masa Yuniorat Pendampingan yang Menjadi Kekhasan CB Pendampingan Meningkatkan Kecerdasan Spiritual a. Kemampuan Discernment Hati Berpikir 144 b. Pertumbuhan Intuisi Rohani Mata kekuatan c. Pertumbuhan Rasa Rohani Hukum Kehidupan. 148 d. Keningan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. 155 B. Saran 157 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian. (1) Lampiran 2: Pertanyaan Wawancara dengan Para Suster Yunior CB Wilayah DIY.. (8) Lampiran 3: Data Hasil Wawancara Para Suster Yunior CB Wilayah DIY.. (9) Lampiran 4: Data Pelaksanaan Hidup Doa komunitas Para Suster CB Wilayah DIY (39) Lampiran 5: Data Pelaksanaan Program Para Suster Yunior CB Wilayah DIY (44) xvi

18 DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8. B. Singkatan Lain CB : Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus. Direk : Direktorium Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dalam Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus (2004), Konstitusi beserta Direktorium, suatu manuskrip yang diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus di Maastricht, Februari 1989, hal DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta. Dkk : Dan kawan-kawan. EG : Elisabeth Gruyters. Dewan Pimpinan Umum. (1987). Elisabeth Gruyters: Pendiri Sebuah Tarekat. Yogyakarta: Kanisius. EQ : Emotional Quotient (Kecerdasan Emosional). IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. IQ : Intelligence Quotient (Kecerdasan Intelektual). xvii

19 KGK : Katekismus Gereja Katolik. Konst : Konstitusi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dalam Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus (2004). Konstitusi beserta Direktorium, suatu manuskrip yang diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus di Maastricht, Februari 1989, hal KP : Kapitel Provinsi 2011, kumpulan hasil-hasil kapitel dalam Kapitel Provinsi, suatu manuskrip yang diterbitkan oleh Pertemuan Kapitel Suster CB yang berlangsung tanggal 28 Februari 6 Maret 2011 dan 30 September 9 Oktober 2011 di Yogyakarta. KUKP : Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005, kumpulan hasil-hasil kapitel dalam Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi, suatu manuskrip yang diterbitkan oleh Pertemuan Kapitel Suster CB yang berlangsung tanggal 16 Juli 6 Agustus 2005 di Yogyakarta. KWI : Konferensi Waligereja Indonesia. No : Nomor. SI : Social Intelligence (Kecerdasan sosial). SQ : Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual). xviii

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman ini menjalani hidup sebagai seorang religius tidaklah mudah. Hidup religius adalah hidup yang dibaktikan untuk mengabdikan diri demi Kerajaan Allah dengan mengikrarkan nasihat-nasihat Injil. Seorang religius mengarahkan hidupnya pada Tuhan dengan menghayati nilai-nilai Injil dan disemangati oleh spiritualitas pendiri kongregasi, sehingga mampu memberi kesaksian hidup tentang Kerajaan Allah itu. Kesaksian hidup ini harus disadari terus-menerus, terlebih hidup di zaman ini yang sangat mengedepankan pandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup (hedonisme). Selain itu pandangan masyarakat modern yang menganggap barangbarang duniawi sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan (konsumerisme) yang disertai gaya hidup sekular yang merupakan tawaran yang sangat menarik (KUKP, 2005: 20). Gaya hidup dan pandangan-pandangan ini menggerus nilai-nilai moral dan agama sehingga mempengaruhi pola hidup dan perilaku masyarakat. Ada kecenderungan manusia untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan, bahkan mempunyai pandangan bahwa keberhasilan hidup seseorang diukur dari tingginya posisi jabatan dan banyaknya materi yang diperoleh. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para religius pun masuk dan terbawa dalam arus zaman 1

21 2 seperti yang digambarkan di atas, sehingga akan kehilangan identitas sebagai orang yang terpanggil untuk memiliki dan mencintai Tuhan seutuhnya. Para religius yang terjerumus dalam hidup duniawi akan kehilangan orientasi hidup yang menuntunnya ke dalam panggilan hidup sebagai religius yang lebih berkualitas hidupnya. Hal ini dapat menyebabkan melemahnya rasa religius yang tertanam dalam dirinya. Orang tidak lagi merasa berdosa terhadap Allah sehingga kesadaran dan usaha untuk pertobatan pun tidak nyata dalam kehidupannya. Dengan demikian diharapkan bahwa para religius memiliki kecakapan dan kepekaan hati untuk mengembangkan rasa religiositas sehingga dimampukan pula menemukan Allah yang menjadi sumber kekuatan dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dengan kepercayaan dan dengan harapan yang kuat pula akan Allah yang menyertai, Allah yang menyelamatkan (Darminta, 1981a: 14). Dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam mewujudkan cita-cita hidup religius, dibutuhkan rasa religius yang kuat sehingga kesadaran dalam usaha pertobatan terus-menerus sungguh diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertobatan ini akan memampukan para suster untuk senantiasa memiliki kecakapan hati dan dengan keberanian mau bertumbuh dan berkembang kecerdasan spiritualnya. Hal ini tampak dalam kecakapan dan keberanian mengakui dirinya dalam keadaan berdosa di hadapan Allah dan sesama, kecakapan dan keberanian untuk membawa pengampunan pada dirinya dan sesama serta kecakapan dan keberanian untuk berdoa terus-menerus. Selain itu memiliki kecakapan dan keberanian untuk berbuat amal serta kebaikan secara tulus kepada sesama dan memiliki kecakapan dan keberanian untuk menempatkan

22 3 diri secara benar di hadapan Allah dan sesama, karena manusia menyadari ketakberdayaan diri maka dengan segala kerendahan hati membutuhkan Tuhan dan sesama. Sikap hati inilah yang sungguh dibutuhkan untuk melihat mana yang sesuai atau tidak sesuai dengan hakikat hidup religius, nilai-nilai Injili dan spiritualitas Kongregasi. Proses penyadaran ini berlangsung terus-menerus dalam menjalani dan menghayati hidupnya. Para religius juga diharapkan untuk terusmenerus menyadari betapa pentingnya menjalin relasi yang akrab dengan Tuhan, sehingga pengalaman relasi yang mendalam dengan Tuhan tersebut menjadi penggerak seluruh pola pikir, pilihan dan tindakan serta segala konsekuensinya. Dengan demikian para religius mencapai kepenuhan hidup sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna dan berkualitas (KUKP, 2005: 73-75). Manusia memiliki tiga dimensi yaitu; akal budi, tubuh dan jiwa. Masingmasing dimensi tersebut memiliki kecerdasan yang bisa membantu manusia untuk menyelesaikan persoalan di dalam hidupnya. Akal budi merupakan wilayah kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang juga membantu manusia untuk berpikir secara rasional dan logis. Tubuh atau fisik menjadi basis kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) yang membantu manusia untuk lebih menyadari, mengenali, mengelola emosinya sehingga mampu mengolah emosinya secara lebih cerdas. Sedangkan dimensi jiwa memiliki wilayah kecerdasan yang disebut kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) yang membantu manusia untuk memaknai seluruh peristiwa hidup yang dialami untuk mencapai kepenuhan hidupnya. Dengan demikian kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan karena menjadi pedoman, arah dan tujuan dalam menjalani dan

23 4 menjadikan hidup ini menjadi lebih bermakna. Kecerdasan spiritual memampukan kita untuk lebih fleksibel dalam mengembangkan hidup karena mengerti secara mendalam dan luas dan memberikan kebahagiaan. Kecerdasan spiritual membantu seseorang untuk lebih konsisten dengan pilihan hidup, menjadi lebih dewasa dan juga menguatkan kemampuan berpikir. Dengan demikian seorang religius semakin dewasa dan bijak menghadapi tantangan dan pergumulan dalam mewujudkan nilai-nilai dan cita-cita hidup religius (Suparno, 2013: 25-28). Kongregasi CB memiliki tahap-tahap pembinaan yang meliputi; masa Postulat, masa Novisiat, masa Yunior dan masa bina lanjut. Penulisan ini, peneliti lebih fokus pada masa pembinaan Yunior yang diharapkan agar para suster yunior mampu mengembangkan aspek kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ), kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ), kecerdasan sosial atau Sosial Intelligence (SI) dan kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Berdasarkan pengalaman sebagai suster CB, programprogram pada tahap Yunior tampak jelas bahwa isi dari program Yunior tidak hanya mengembangkan intelektual saja tetapi juga mengembangkan kemampuan emosional dan spiritual. Namun dari pengalaman saya berpendapat bahwa meskipun ketiga kecerdasan tersebut diberi tempat untuk berkembang, namun aspek spiritual hendaknya diberi porsi yang lebih besar dalam program pembinaan. Ketika aspek kecerdasan spiritual diberi porsi yang lebih besar, diharapkan hal itu akan membawa dampak bagi para suster yunior CB, semakin mencintai panggilannya dan kongregasi, bersikap dewasa, bijaksana, penuh cinta,

24 5 memiliki hati yang berbelarasa, empati, merasa aman dan bahagia serta mampu memaknai seluruh pristiwa hidup baik yang menyenangkan maupun kegagalan yang dialaminya. Memiliki motivasi yang tinggi untuk merealisasikan nilai-nilai Spiritualitas Bunda Elisabeth sebagai Pendiri Kongregasi. Kenyataan yang dialami oleh para suster Yunior, tidaklah mudah untuk mencapai kebahagiaan dan kedalaman hidup dalam hidup panggilannya. Misalnya pengalaman yang penulis jumpai sebagai suster Yunior yang studi kurang memberi prioritas waktu untuk berdoa, berefleksi, merenung dan berkomunikasi dengan diri dan Tuhan karena sudah capek, lelah kuliah sampai sore, banyak tugas dari dosen dan kegiatan intern kongregasi dan komunitas yang banyak menyita waktu untuk mengerjakannya. Sebagai suster yunior yang sudah berkarya merasa overload dalam bekerja sehingga merasa capek, banyak tugas, lelah, ngantuk sehingga kurang maksimal memberi waktunya untuk berelasi dengan Tuhan dalam doa. Dengan melihat realitas ini, sangat penting dikembangkan kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) bagi perkembangan diri para suster Yunior CB yang sudah tentu dibangun atas dasar hidup doa yang kuat atau yang mendalam. Melihat realitas ini pula, para suster Yunior CB wilayah Yogyakarta sangat membutuhkan hidup doa yang merupakan jiwa serta dasar, faktor yang utama, yang menjadi fondasi untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya, sehingga mampu membuat pilihan mana yang baik, benar dan yang terbaik, menjadi bijak dalam menghadapi persoalan hidup, mampu memaknai seluruh

25 6 hidupnya dengan lebih sungguh di hadapan Allah, baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman kegagalan. Kesetiaan dan ketekunan menjalin relasi dengan Allah lewat hidup doa akan membuahkan sikap-sikap; bijaksana, penuh cinta, merasa aman dan bahagia. Hal ini tampak juga dalam sikap hidupnya yang membawa dan menghidupi nilainilai, kerendahan hati, selalu mempunyai semangat atau tidak lekas putus asa, mempunyai kemauan untuk maju dan mengembangkan diri, melihat sesama secara positif, mampu memberi makna pada penderitaan yang dialaminya. Mampu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan baik terhadap sesama baik dalam hidup bersama maupun dalam dunia kerja, memiliki emosi yang matang dan stabil sehingga bisa menghadapi konflik dengan bijaksana, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepadanya, memiliki kebebasan dan kemandirian dalam hidup. Sikap-sikap tersebut menunjukkan bahwa dengan hidup doa, seseorang dimampukan untuk mendengarkan sapaan Allah sehingga dimampukan pula untuk memilih dan melakukan kehendak Allah dalam hidupnya. Dengan demikian kecerdasan spiritual akan tumbuh dan berkembang aktif dalam diri seseorang kalau ia mampu mendengarkan suara dan kehendak Allah dalam keheningan batinnya. Setelah melihat dan menjumpai situasi di atas penulis terdorong untuk meneliti bagaimana peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior CB wilayah Yogyakarta. Dengan demikian penulis mengambil judul skripsi: Peranan Hidup Doa dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

26 7 Para Suster Yunior Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut dan pada akhirnya menjadi titik awal dari penulisan ini. Adapun masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan hidup doa? 2. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual? 3. Bagaimana peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster Yunior CB wilayah DIY? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: 1. Untuk menguraikan pengertian hidup doa. 2. Untuk menguraikan pengertian kecerdasan spiritual. 3. Untuk mengetahui peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster Yunior CB wilayah DIY.

27 8 D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Kongregasi CB Memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi bagi para suster Yunior dalam mengolah diri, agar menjadi pribadi suster CB yang memiliki kedalaman hidup doa dan kecerdasan spiritual dalam membangun hidup panggilan dan perutusannya. 2. Bagi para Formator dan pimpinan komunitas Memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi bagi para formator dan pimpinan komunitas, agar dalam pendampingan para suster yunior dapat dibantu semakin memahami dan memiliki semangat dan spiritualitas Bunda Pendiri yang menggerakan dan mendayai setiap pribadi dalam menghayati hidup panggilan yang lebih berkualitas. 3. Bagi Penulis Memperdalam pemahaman dan mengolah diri menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual yang dilandasi oleh hidup doa yang bersumber dari spiritualitas kongregasi.

28 9 E. Metode Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi dan studi dokumen untuk memperoleh gambaran mengenai peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior CB wilayah DIY. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini maka penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan sebagai berikut: Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisanan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II menguraikan tentang hidup doa yang meliputi: pengertian hidup doa, spiritualitas doa dan doa. Kedua menguraikan tentang spirtualitas doa dalam kongregasi yang meliputi: Konstitusi CB, Kisah pendiri kongregasi Elisabeth Gruyters (EG) dan Senantiasa hati kami mendambakan Allah. Ketiga menguraikan tentang Keadaan praksis hidup doa para suster CB wilayah DIY. Keempat menguraikan tentang Keadaan praksis hidup doa para suster yunior CB wilayah DIY yang meliputi: Aspek rohani dan Pembinaan terus menerus. Kelima menguraikan tentang pentingnya binbingan hidup doa masa yunior.

29 10 Bab III menguraikan tentang kecerdasan spiritual yang terdiri dari pertama, menguraikan tentang macam-macam kecerdasan yang meliputi: kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan kecerdasan emosi. Kedua menguraikan tentang perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan spiritual, ketiga menguraikan tentang hubungan timbal balik antara doa dan kecerdasan spiritual, keempat menguraikan tentang perkembangan hidup doa dan kecerdasan spiritual pendiri. Kelima menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Bab IV menguraikan tentang pencermatan kritis terhadap peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior wilayah DIY yang terdiri dari: pertama, Pencermatan kritis yang meliputi: hal-hal yang sudah baik yang perlu dikembangkan dan hal-hal yang masih kurang dan perlu dikritisi kembali. Kedua, dampak hidup doa yang meliputi: dampak hidup doa terhadap penghayatan hidup sehari-hari dan dampak hidup doa terhadap kecerdasan spiritual. Ketiga, menguraikan tentang hidup doa dan kecerdasan spiritual berhadapan dengan warisan spiritualitas bunda pendiri yang meliputi: Keprihatinan Allah, Salib dan Hati tergerak dan bergerak. Keempat menguraikan tentang pendampingan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior CB wilayah DIY yang meliputi: pendampingan masa yuniorat, pendampingan yang menjadi kekhasan CB, dan Pendampingan meningkatkan Kecerdasan Spiritual. Bab V berisikan kesimpulan dari penulis dan saran bagi para suster yunior CB wilayah DIY, para formator dan para pimpinan komunitas.

30 BAB II HIDUP DOA PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bab II ini berupa kajian pustaka, yang akan penulis uraikan dalam empat bagian. Pertama, mengenai Hidup Doa yang meliputi: Pengertian Hidup Doa, Spiritualitas Doa dan Doa. Kedua, mengenai Spiritualitas Doa dalam Kongregasi yang terdapat dalam Konstitusi Kongregasi, Kisah Pendiri Kongregasi dan beberapa buku sumber lainnya. Ketiga, mengenai gambaran umum Praksis Hidup Doa Para Suster CB. Keempat, tentang Keadaan Praksis Hidup Doa Para Suster Yunior CB Wilayah DIY dan kelima, Pentingnya Bimbingan Hidup Doa Masa Yunior. A. Hidup Doa 1. Pengertian Hidup Doa Konstitusi dan Direktorium Kongregasi CB menguraikan bahwa yang dimaksud dengan hidup doa ialah waktu yang dikhususkan setiap hari untuk menjalin relasi dengan Tuhan dalam menjaga keseimbangan hidup dan meneliti sejauh mana hidup kita telah menanggapi bimbingan Roh Kudus serta menimba kekuatan dari-nya (Konst, no. 43, 44). 11

31 12 Harjawiyata (1977: 15) menegaskan bahwa hidup doa ialah mengupayakan waktu dan kesempatan untuk terus menerus berdoa setiap hari, supaya hidup rohani terperhatikan dan terpelihara dengan baik. Jika hidup rohani kita baik, tentu saja hidup kita sepanjang hari juga baik. Tanpa doa seseorang tak dapat menemukan jalan menuju Allah, tidak dapat mengerti tentang kebenaran, tidak dapat menemukan Kristus yang hadir dalam hatinya dan tidak dapat mengalami persatuan yang membahagiakan bersama Allah. Philomena Agudo (1988: 177) mengatakan bahwa hidup doa berarti kebiasaan rutin berdoa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran karena percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan. Sedangkan Darminta (2006a: 92) mengatakan bahwa hidup dan hidup doa merupakan warna hidup jiwa atau batin seseorang yang akan terungkap dalam bahasa perbuatan (Yak 2:1-26). Ada hubungan antara hidup doa dan hidup iman, yang tidak hanya ditentukan oleh kekhusukkan dalam berdoa, tetapi tindakan konkrit apa yang dilakukan sebagai buah dari hidup doa, sebagaimana terdapat dalam Mat 25:34-36 apakah kita dengan keberanian mau memberi segelas air pada mereka yang haus, makanan kepada mereka yang lapar? Hal ini mau mengatakan bahwa, doa tidak hanya dalam sebuah rutinitas, formal di ruang doa, namun doa yang sungguh hidup dalam sikap dan tindakan konkrit. Doa sungguh berbuah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, hidup doa adalah waktu yang dikhususkan setiap hari untuk menjalin relasi dengan Tuhan dalam menjaga keseimbangan hidup dan meneliti sejauh mana hidup kita telah menanggapi

32 13 bimbingan Roh Kudus serta menimba kekuatan dari-nya. Hidup doa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran karena percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan merupakan warna hidup jiwa atau batin seseorang yang terungkap dalam bahasa perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari. 2. Spiritualitas Doa Hidup doa perlu dibangun secara terus menerus, karena dengan hidup doa manusia mampu membawa gerak perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Hidup yang dijiwai oleh doa, tentu saja berdampak pada sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki Allah. Dengan demikian hidupnya menjadi bagian dari doanya dan doa menjadi kekuatan dalam hidupnya, sehingga mampu melaksanakan kehendak Allah dalam hidup bersama dengan orang lain, maupun dalam karya atau pekerjaan yang dilakukannya (Darminta, 1997b: 22-28). Hidup doa atau hidup rohani menjadi pembangkit, penyemangat atau spirit, serta pemandu hidup manusia di dalam rahasia-rahasia Tuhan. Hidup doa atau hidup rohani berdampak pada pengangkatan kualitas hidup dari nilai-nilai dunia ke nilai-nilai surgawi. Dengan hidup doa manusia semakin digerakkan dan diarahkan pada kepenuhan hidup dalam Tuhan. Doa memiliki tiga ciri utama yaitu: mendengarkan, mengalami, mengambil sikap. Tiga ciri utama ini merupakan kegiatan yang memiliki kekuatan, untuk mengolah hidup di dalam Tuhan lewat doa (Darminta, 1997a: 31-43). Ketiga ciri tersebut dapat dijadikan spiritualitas doa seseorang yang meliputi mendengar, mengalami dan mengambil sikap.

33 14 a. Mendengarkan Bila seseorang hendak berdoa, terlebih dahulu mengusahakan dan membangun keheningan. Keheningan dapat diusahakan dengan cara penyadaran tubuh, nafas atau lingkungan. Penyadaran ini bertujuan untuk membangun kepekaan rohani, sehingga orang tidak hanya mampu mendengarkan dan menemui apa yang terjadi dalam dirinya, namun mampu mendengarkan suara batin terdalam yang datang dari Allah menyapa manusia. Kemampuan mendengarkan yang dimiliki manusia, memampukannya melihat arah hidup yang sebenarnya karena manusia juga memiliki hati mistik. Hal inilah yang menjadi kekuatan dasyat untuk mengarungi dan bergulat dalam hidup. Dengan demikian keheningan mempunyai peranan yang sangat penting, supaya hati kita mampu mendengarkan kehendak Allah, dan dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari (Darminta, 1997a: 31-32). b. Mengalami Dalam doa manusia diajak untuk mengalami kasih Allah yang menyembuhkan dan memberi kekuatan. Maka manusia yang memiliki daya dalam jiwa dan batinnya, diajak untuk menghadirkan dan menghidupkan segala pengalaman serta peristiwa hidup yang tersimpan dalam batinnya. Hal inilah yang disebut dengan fantasi. Dalam fantasi manusia mampu mengangan-angankan sesuatu yang akan datang, karena manusia sedang berjalan menuju masa depan. Fantasi ini sebagai daya kekuatan, untuk mengalami baik yang telah lalu maupun yang akan datang, untuk menyembuhkan luka-luka batin, menata hidup,

34 15 menghimpun kekuatan hidup, dan menawarkan pilihan-pilihan konkret dalam hidup. Fantasi berpijak pada kenyataan hidup, baik yang lalu, sekarang dan yang akan datang, dan dalam fantasi manusia, Allah berkarya (Darminta, 1997a: 35-39). Dengan demikian, fantasi menjadi sarana bagi manusia untuk sungguh mengalami kasih Allah, yang memberikan kekuatan hidup, memberikan kesembuhan, mengolah hidup dan menumbuhkan rasa religius sehingga melahirkan sikap hormat terhadap hidup. c. Mengambil sikap Sikap dasar hidup yang diperlukan ialah kepercayaan terhadap diri sendiri, lingkungan serta sesama. Dari sikap dasar ini manusia diajak mengadakan loncatan kepercayaan, yaitu percaya dan masuk untuk menyerahkan kepada realitas misterinya dalam Tuhan, atau realitas mistiknya yaitu hidup bersatu dengan Allah. Seperti yang telah kita lihat sebelumnya bahwa, dengan keheningan manusia menjadi sadar serta peka mendengarkan suara Tuhan, dan melalui fantasi menusia mengalami kasih Allah yang memberikan kekuatan. Kedua hal inilah yang membantu manusia, untuk mengambil serta membangun sikap yang lebih benar dan kuat dalam hidupnya. Lewat doa manusia diajak untuk membangun diri dan kepribadian dalam Tuhan. Dengan demikian maka, hidup doa yang membangkitkan, menumbuhkan dan mengembangkan sikap kita dalam bertindak, merupakan hal yang tak dapat diabaikan, karena ciri-ciri doa adalah berdimensi kebaktian. Berdoa mempunyai

35 16 kekuatan bagi kita untuk membuat sebuah pilihan, serta langkah yang semakin sesuai dengan kehendak Allah (Darminta, 1997a: 40-43). Doa menggerakan manusia untuk semakin terbuka akan anugerah Allah yang mengutuhkan, meningkatkan dan mengangkat hidup manusia. Dengan kata lain doa menggerakan dan mengarahkan manusia kepada kepenuhan hidup di dalam Tuhan. Hal ini dapat terjadi jika manusia senantiasa membangun kerinduan yang terus-menerus dalam relasi atau doanya kepada Allah, sehingga menjadi pembangkit, mengarahkan hidupnya kearah yang lebih luhur, utuh dan luas dalam rahasia Tuhan (Darminta, 1997a: 45). Berdoa dalam kesederhanaan hati juga menjadi inspirasi dalam membangun hidup doa para suster. Doa yang terlahir dari pengalaman salib hidup sehari-hari sungguh menjadi kekuatan yang luar biasa. Melalui doa jalan salib hidup, kita mengungkapkan iman yang sederhana kepada kehadiran kasih Allah dalam derita-derita manusia. Ada kekuatan yang luar biasa di balik salib yaitu, kekuatan kasih Allah yang tidak dapat dipadamkan. Maka dengan ketekunan dalam doa jalan salib, kita mampu meresapkankeagungan Tuhan yang tak terkatakan sehingga kita dapat mengalami kekuatan kasih salib tersebut. Bunda Maria juga memberi keteladanan berdoa dalam kesederhanaan hati melalui doa Rosario. Kesederhanaan hati Bunda Maria juga ditunjukkannya dalam kesetiaannya menyertai Yesus Putranya mulai dari inkarnasi bahkan sampai pada kebangkitan-nya. Dengan demikian kita diajak untuk menumbuhkan dalam diri kita, gambaran Bunda Maria yang sungguh menyatu dengan karya keselamatan Allah.

36 17 Belajar dari Maria dan Yoseph sebagai orang Yahudi yang sederhana, rajin membaca dan mendengarkan firman sehingga mampu pula untuk menyimpan dan melaksanakan firman tersebut. Kebiasan hidup rohani mereka, juga menjadi teladan bagi kita yang hidup di zaman ini, karena firman Allah memberi daya kegembiraan, keteguhan dan kreatifitas di dalam hidup sehari-hari (Darminta, 2012: 18-23). Doa menjadi kekuatan batin memampukan kita melewati padang gurun kehidupan. Doa menjadi kekuatan batin Yesus, nampak dalam pancaran hidup yang berkualitas yang memiliki hati yang sederhana yang ditandai oleh kerendahan hati-nya sehingga percaya dan penuh penyerahan diri kepada kekuatan kasih Allah Bapa. Memiliki sikap yang lepas bebas, sehingga menjadi terpusat kepada Allah dan tidak dikhawatirkan dengan hal-hal dunia. Memiliki keheningan batin yang ditandai dengan kesetiaan kepada Bapa, karena Allah Bapa adalah setia. Dalam ketaatan-nya Yesus terbuka dan siap sedia melaksanakan apa yang menjadi kehendak-nya, dan yang terahkir adalah hati yang baik yang selalu membawa berkat keselamatan bagi orang-orang yang sederhana hatinya (Darminta, 2012: 21-23). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, doa yang benar adalah memiliki tiga ciri utama yang sekaligus menjadi spirit dalam membangun relasi yang intim dengan Allah, yaitu: mendengarkan suara Tuhan dalam keheningan, berani masuk untuk mengalami kasih Allah melalui fantasi, yang menghadirkan dan menghidupkan segala pengalaman serta peristiwa hidup yang tersimpan dalam batin, supaya manusia mendapatkan kekuatan dalam hidupnya dan

37 18 manusia mampu mengambil sikap hidup yang benar dalam hidup bersama dengan sesama maupun makhluk ciptaan lainnya serta dalam pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Doa yang lahir dari pengalaman salib keseharian seseorang dan menjadi doa yang sungguh dihayati akan sungguh pula mengalami dan merasakan kekuatan kasih Allah yang luar biasa yang tak dapat dipadamkan. Selain doa yang lahir dari pengalaman keseharian juga doa dengan segala kerendahan hati sehingga hidupnya penuh penyerahan diri kepada kekuatan Allah. Selain itu doa juga menjadikan kita semakin terbuka akan rahmat Allah sehingga menggerakan dan mengarahkan hidup kita kepada kepenuhan hidup di dalam Tuhan. 3. Doa a. Pengertian Doa Doa merupakan kontak dan perjumpaan antara Allah dengan manusia. Perjumpaan antara Allah dengan manusia diwujudkan dengan kata-kata atau saling berbicara dan kehadiran keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu doa memiliki kekuatan untuk mengubah dan mengolah diri karena perjumpaan tersebut mengandung tawaran serta tuntutan (Darminta, 1997a: 7). Doa adalah anugerah Allah, karena doa berarti mengangkat jiwa kepada Tuhan dan memohonkan hal-hal yang baik dalam kerendahan hati. Kerendahan hati ialah dasar dari doa (KGK, no. 2559). Selain itu doa juga menuntut usaha dan membutuhkan jawaban yang tegas dari pihak kita atas tawaran kasih Allah. Kita telah diberi teladan oleh pendoa-pendoa dari Perjanjian Lama, para Kudus, Bunda

38 19 Allah dan Yesus bahwa, berdoa berarti berjuang melawan diri sendiri dan tipu muslihat setan atau penggoda yang melakukan segala cara untuk mencegah manusia bersatu dengan Allah (KGK, no. 2725). Bagi Santa Theresia dari kanak-kanak Yesus, doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana kearah surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan. Dengan demikian doa menjadi kekuatan manusia dalam menempuh kehidupan di dunia. Sedangkan Yohanes Indrakusuma (1981: 90-91) menguraikan bahwa doa ialah memasuki hubungan pribadi dengan Allah dalam iman dan cinta kasih. Hubungan antara manusia dengan Allah bukan buah pikiran manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang terlebih dahulu mencintai manusia, menginginkan supaya manusia dapat menjawab cinta-nya secara bebas. Allah ingin agar manusia dapat memasuki suatu hubungan yang benar-benar pribadi dengan Dia. Ia menghendaki supaya manusia dapat mengenal Dia dengan sungguh-sungguh sehingga hidupnya dipenuhi dengan Roh Allah. Lukasik (1991: 26) menyatakan bahwa doa dapat dirumuskan sebagai percakapan jiwa manusia dengan Allah. Namun doa dalam ungkapannya yang tertinggi atau yang paling masak adalah persatuan jiwa manusia dengan Allah, bukan hanya percakapan antara manusia dengan Allah saja. Dengan bersatunya jiwa manusia dengan Allah maka, manusia dalam hidupnya selalu melakukan kehendak Allah karena Roh Allah tinggal dan memenuhi dirinya. Dalam buku Iman Katolik (KWI, 1996: ) menjelaskan doa ialah suatu pernyataan iman di hadapan Allah. Doa tidak dilepaskan dari kehidupan

39 20 sehari-hari yaitu hidup bersama dengan keluarga, hidup bersama dengan masyarakat maupun hidup karya atau pekerjaan yang dilakukannya. Doa merupakan kata cinta seorang anak kepada Bapanya, maka doa dapat timbul dari hati yang susah juga dapat timbul dari jiwa yang gembira. Doa tidak membutuhkan banyak kata, tidak terikat pada waktu maupun tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang khusus, meskipun hal tersebut dapat menjadi pendukung dalam doa. Dikatakan juga dalam KWI bahwa hidup kristiani berarti hidup mengikuti Kristus yang hidupnya selalu dibimbing oleh Roh Kudus dan tekun dalam doa. Bagi orang Kristiani doa tidak mungkin tanpa Kitab Suci, sebab di dalamnya diwartakan arti yang mendalam dari doa, yaitu karya komunikasi Allah dengan manusia. Dengan demikian doa sebenarnya ialah menghayati dan menghidupi sabda Kitab Suci dalam hubungan pribadi dengan Allah, sehingga yang diwujudkan manusia adalah kehendak Allah. Sedangkan Martini (1987: 12-14) mengatakan bahwa doa adalah sesuatu yang sangat pribadi, sangat intim, sangat bersifat milik kita masing-masing sehingga sukar untuk membicarakannya bersama-sama jika Tuhan tidak menempatkan kita dalam suasana yang membantu.doa adalah sesuatu yang teramat sederhana, sesuatu yang memancar dari mulut dan hati yang penuh ketulusan dan kepolosan. Doa ialah jawaban yang langsung muncul atau keluar ketika kita berhadapan dengan keagungan ciptaan Tuhan. Dengan demikian tujuan dari doa ialah memuliakan Tuhan dalam seluruh hidup kita.

40 21 Philomena Agudo (1988: 176) menegaskan bahwa, doa adalah komunikasi dengan Tuhan penuh cinta, dalam komunikasi tersebut manusia mendengarkan dan menjawab sapaan Tuhan. Sedangkan Nouwen, dkk. (1987: 131) mengatakan bahwa, doa adalah usaha untuk berjumpa dengan Tuhan yang dilakukan secara disiplin untuk memperkuat dan memperdalam sikap hidup sebagai murid. Usaha yang diperlukan dalam doa adalah menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi roh Allah untuk berbicara kepada kita secara bebas. Beberapa penjelasan tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa, doa adalah perjumpaan pribadi antara Allah dengan manusia dan menjadi kekuatan bagi manusia dalam mengubah dan mengolah dirinya. Doa juga merupakan anugerah Allah yang memampukan manusia memuji dan memuliakan Tuhan dengan segala kerendahan hatinya. Doa adalah ayunan hati, satu seruan syukur dan cinta di tengah percobaan dan kegembiraan hati, sehingga semakin memasuki hubungan pribadi dengan Allah dalam iman dan cinta yang mendalam. Doa juga menjadi suatu komunikasi iman, pernyataan iman, percakapan jiwa manusia dengan Allah yang sangat pribadi, sangat intim sehingga dalam komunikasi tersebut manusia mampu mendengarkan dan menjawab sapaan Tuhan dalam tindakan konkrit setiap hari. Agar hidup doa menjadi lebih mendalam maka usaha untuk berjumpa dengan Tuhan dalam doa tersebut dilakukan secara disiplin.

41 22 b. Berbagai Bentuk Doa Bentuk-bentuk doa dapat dilihat dari subyek dan bagaimana cara mendoakannya. Bentuk doa yang dilihat dari caranya dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu: doa lisan, doa renung dan doa batin. Katekismus Gereja Katolik juga membagi cara doa menjadi tiga bentuk pokok yaitu: doa lisan, doa renung dan doa batin. 1). Doa lisan Yohanes Indrakusuma (1981: 92) mengatakan doa lisan adalah semua doa yang diucapkan atau dibaca dari teks yang sudah ada. Doa lisan biasa disebut juga dengan doa berumus. Yang dimaksud dengan doa lisan atau doa berumus adalah doa yang menggunakan kata-kata, namun bukan berarti dengan banyaknya kata-kata doa kita dikabulkan. Yang terpenting adalah kehadiran dan kesungguhan hati kita berbicara kepada Tuhan dalam doa (KGK, no. 2700). Doa lisan menjadi cara pertama doa batin karena melalui doa lisan kita menyadari apa yang kita doakan dan dengan siapa kita berbicara, sehingga doa lisan tidak hanya membaca rumusan namun sungguh menjadi doa batin (KGK, no. 2704). Sedangkan Hetu (2007: 23) mengatakan bahwa doa lisan atau berumus dapat didoakan dalam irama sedang, lembut, atau lambat sesuai dengan kesepakatan. Beberapa contoh bentuk doa lisan adalah doa Bapa Kami, doa mazmur, doa jalan salib, doa rosario dan doa spontan.

42 23 a) Doa Bapa Kami Katekismus Gereja Katolik no menjelaskan bahwa doa lisan merupakan unsur hakiki dalam kehidupan Kristen. Kristus telah mengajar muridmurid-nya doa lisan, yaitu doa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami, yang diawali dengan sebutan Bapa, kalau rumus ini dilihat dalam latar belakang doa dan hidup Yesus maka hal ini mengungkapkan intimitas dan hakekat kejiwaan Yesus berhadapan dengan Allah. Sebutan Bapa dalam doa Bapa Kami merupakan cara Yesus untuk memperkenalkan dan menyapa Allah sebagai Bapa supaya manusia mempunyai relasi yang intim dengan Allah. Dengan menyebut Allah sebagai Bapa, manusia dapat menggantungkan seluruh dirinya pada Allah dalam relasi yang merdeka.yesus mengajarkan sebutan Allah sebagai Bapa juga bertujuan untuk mengembalikan manusia kedalam hubungan yang intim dengan Allah yang telah dihilangkan oleh Adam pertama. Sedangkan Bapa Kami mengandung arti bahwa Allah sebagai Bapa Yesus juga Bapa kita, maka kita adalah saudara dan sahabat Yesus. Selanjutnya rumusan dimuliakanlah nama-mu mengandung arti bahwa inti dan tujuan dari hidup adalah memuliakan Allah dengan melakukan kehendak-nya yaitu taat pada hukum, ritus agama, orang tua, guru dan terlebih pada rasa panggilan yang tumbuh. Demikian juga dengan Hidup Yesus yang melakukan kehendak Bapa bahkan salibpun diterima-nya demi keselamatan manusia. Rumusan datanglah kerajaan-mu mempunyai makna hidup yang merdeka dan hanya mengandalkan Allah. Yesus juga mengajarkan kepada kita bahwa kata Datanglah Kerajaan-Mu merupakan penghidupan seruan manusia

43 24 yang terdalam yang keluar dari harapan terdalam manusia untuk hidup lebih baik dan bermartabat. Rumusan jadilah kehendak-mu mengandung arti bahwa atas dasar kuasa Allah manusia diundang untuk masuk terlibat didalam perjuangan menegakkan kerajaan Allah. Rumusan berilah kami rejeki secukupnya pada hari ini merupakan tanda solidaritas antar manusia. Hal ini berarti orang perlu makan secukupnya dan selebihnya untuk menyatakan solidaritas antara sesama manusia. Rumusan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami mengandung arti bahwa orang diajak untuk hidup dalam perdamaian, keadilan dan persaudaraan tanpa ada pengurangan hak-hak dan martabatnya. Rumusan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan mengajak manusia untuk memohon kepada Allah dengan penuh keyakinan dan tetap percaya kepada kuasa Allah yang membebaskan kita dari dosa. Dan pada akhir doa Bapa Kami ada rumusan kata Amin, artinya memiliki kepercayaan dan keyakinan bahwa segala sesuatu ada di tangan Bapa. Doa ini mempunyai nilai pengakuan iman, yang membawa orang kepada persembahan diri manusia kepada kuasa Allah karena manusia diajak untuk menerima dan mengakui kuasa Allah. Maka setiap kali orang mendoakan doa Bapa Kami, orang tersebut diajak untuk menghayati perjalanan rohani bersama Yesus, hidup dalam tahun kayros, tahun rahmat, tahun pembebasan (Darminta, 1992: 5-49).

44 25 b) Doa mazmur Doa Mazmur merupakan salah satu bentuk doa yang berharga karena doa ini mengungkapkan situasi manusia di hadapan Allah dan hubungannya dengan sesama. Maka di dalam Mazmur ada rumusan pujian, sembah sujud, penyesalan, peresapan sabda Allah, peristiwa keselamatan dan juga ungkapan hati manusia yang memberontak terhadap situasi tertentu yang tidak dapat dimengertinya. Kita dapat belajar berdoa dengan doa Mazmur kepada Tuhan dalam setiap situasi dan peristiwa hidup yang kita alami (Indrakusuma, 1981: 92). c) Doa Jalan Salib Doa Jalan Salib juga merupakan suatu bentuk devosi yang dikenal banyak orang dalam Gereja. Devosi adalah suatu bentuk ibadat pribadi yang bernilai relative dan tidak berlaku untuk semua orang. Rumusan doa Jalan Salib bertujuan mengajak manusia untuk masuk dan merasakan penderitaan yang ditanggung Kristus dalam setiap perhentian, sehingga kita mendapatkan kekuatan baru dalam menanggung penderitaan hidup. Dengan demikian ketika mendoakan jalan salib janganlah berhenti pada kesengsaraan Kristus, melainkan menyadari bahwa salib adalah jalan menuju kebangkitan (Indrakusuma, 1981: 93-94). d) Doa Rosario Doa Rosario merupakan suatu ungkapan kebaktian terhadap Bunda Maria. Doa Rosario merupakan suatu devosi, bersifat pribadi dan tidak mengikat semua orang. Dalam doa Rosario kita dapat merenungkan peristiwa-peristiwa

45 26 yang disajikan dengan kesadaran akan kehadiran Allah, sehingga kita semakin masuk ke dalam suatu doa yang lebih mendalam (Indrakusuma, 1981: 94). e) Doa Spontan Selain ketiga doa tersebut ada juga doa spontan. Doa spontan adalah doa yang diungkapkan secara spontan kepada Allah menurut dorongan hati masingmasing. Doa spontan kita dapat berbicara dan menyampaikan segala isi hati kita, persoalan, pengharapan, permohonan dan kerinduan hati kita kepada Allah. Hal yang perlu diperhatikan dalam doa spontan ini adalah nilai doa yang terletak pada besar kecilnya iman, harapan, cinta yang mendorong dan menjiwai doa-doa kita. Selain itu doa-doa kita hendaknya mengungkapkan situasi hidup serta kerinduan hati kita sehari-hari (Indrakusuma, 1981: 95). 2) Doa renung Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa dasar dari doa renung adalah pencarian terhadap kehendak Tuhan melalui meditasi, yang membutuhkan perhatian dan konsentrasi yang kadang sulit untuk dipertahankan. Sarana yang digunakan dalam doa renung adalah Kitab Suci terutama Injil, ikon, teks-teks liturgis untuk hari bersangkutan, tulisan-tulisan dari bapa-bapa rohani, kepustakaan rohani dan buku besar yakni ciptaan dan sejarah. Merenungkan apa yang kita baca berarti kita bertemu dengan kehendak Allah dan menjadikan kehendak Allah milik kita. Sikap kerendahan hati dan iman juga menjadi faktor yang penting dalam doa renung, sehingga kita terbantu untuk menemukan dan

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria Nemuin link bagus untuk Doa Novena 3 Salam Maria. Silahkan share http://www.bundasuci.net/ ==================================== Di bawah ini cara berdoa Novena 3 Salam

Lebih terperinci

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3)

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) PERTEMUAN IV : NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) Lagu & Doa Pembukaan : Lagu dipilih dari Puji Syukur atau lagu rohani lain. Doa pembukaan

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

Menemukan Rasa Aman Sejati

Menemukan Rasa Aman Sejati Modul 11: Menemukan Rasa Aman Sejati Menemukan Rasa Aman Sejati Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Semua

Lebih terperinci

MENDENGAR SUARA TUHAN

MENDENGAR SUARA TUHAN Minggu I; Bulan: Mei 2011 MENDENGAR SUARA TUHAN Apakah kamu punya pengalaman mendengar suara Tuhan? Seperti apakah itu? Bagaimana kamu meyakini bahwa yang kamu dengar adalah suara Tuhan? Sesungguhnya mendengar

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis-komersial, salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya, 1 Tahun C Hari Minggu Prapaskah I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 26 : 4-10 Pengakuan iman bangsa terpilih. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal

Lebih terperinci

BAHAN PENDALAMAN IMAN MASA PRAPASKAH 2018

BAHAN PENDALAMAN IMAN MASA PRAPASKAH 2018 BAHAN PENDALAMAN IMAN MASA PRAPASKAH 2018 HARI INI KURASA BAHAGIA (KASIH YANG MEMPERSATUKAN) Hari ini ku rasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus mempersatukan kita Tanpa memandang di

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tak dapat dilepaskan dari spiritualitas. Spiritualitas melekat dalam diri setiap manusia dan merupakan ekspresi iman kepada Sang Ilahi. Sisi spiritualitas

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para Suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Natal, 2013 Natal adalah saat penuh misteri dan

Lebih terperinci

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah: 1 PERAN PIMPINAN DALAM HIDUP MEMBIARA Musyawarah PRR, Lebao, Flores Timur, 18 Desember 2015 Paul Suparno, SJ Abstrak Peran pimpinan bagi perkembangan kongregasi sangat penting. Maju tidaknya kongregasi

Lebih terperinci

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela TATA IBADAH MINGGU, 09 JULI 2017 (MINGGU BIASA) TERBUKA PADA CARA KERJA ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Setelah Penayangan Warta Lisan, Penatua mengajak Jemaat bersaat teduh dan mendaraskan

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Frustrasia adalah seorang yang sangat pandai, nilai IPKnya waktu kuliah hampir 4.00. Waktu diserahi

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

Umat yang telah Kubentuk bagi-ku akan memberitakan kemasyhuran-ku."

Umat yang telah Kubentuk bagi-ku akan memberitakan kemasyhuran-ku. Tahun C Hari Minggu Prapaskah V (Penyelidikan Ketiga Calon Baptis) LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 43 : 16-21 Aku hendak membuat sesuatu yang baru, dan Aku akan memberi minum Umat Pilihan-Ku. Bacaan

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK

NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK 1 Pengantar Dalam suatu kesempatan Yesus pernah mengatakan "Mintalah,

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul TAHN B - Hari Minggu Paskah II 12 April 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos TAHN B - Hari Minggu Biasa XV 12 Juli 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos Sekali peristiwa berkatalah Amazia, imam di

Lebih terperinci

SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA

SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA PEMBUKAAN: Beberapa minggu ini kita sudah belajar tentang The Power of Spiritual Hunger atau Kuasa Kelaparan Roh. Alkitab

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI Latihan Lagu Pembacaan/Penayangan Warta Lisan Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

THE YEAR OF FAVOR #5 TAHUN PERKENANAN #5 GOD S PURPOSE FOR FAVOR TUJUAN TUHAN MEMBERIKAN FAVOR

THE YEAR OF FAVOR #5 TAHUN PERKENANAN #5 GOD S PURPOSE FOR FAVOR TUJUAN TUHAN MEMBERIKAN FAVOR THE YEAR OF FAVOR #5 TAHUN PERKENANAN #5 GOD S PURPOSE FOR FAVOR TUJUAN TUHAN MEMBERIKAN FAVOR PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin membagikan sebuah Firman Tuhan tentang God s Purpose for Favor atau Tujuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Oleh John Piper Desiring God. Website: www.desiringgod.org Apa yang harus kita doakan? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa merenungkan semua pokok yang didoakan oleh

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-31

Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-31 Perayaan Ekaristi HARI MINGGU BIASA KE-31 1. Lagu Pembukaan : TUHAN ENGKAU KUHORMATI (PS 670) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-670 1. Tuhan, Engkau kuhormati, Kau di tengah umat-mu. Karya-Mu aku

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM Komisi Kateketik KWI Jakarta 2011 Kurikulum PAK - PTU Kurikulum PAK - PTU 1 4. Iman yang memasyarakat Ajaran Sosial Gereja Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

Lesson 9 for May 27, 2017

Lesson 9 for May 27, 2017 Lesson 9 for May 27, 2017 Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua, dia menulis tentang iman sehingga kita supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (2 Pet 1:15). Dia

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

MANSIA SEBAGAI CITRA ALLAH MEMILIKI SUARA HATI

MANSIA SEBAGAI CITRA ALLAH MEMILIKI SUARA HATI MANSIA SEBAGAI CITRA ALLAH MEMILIKI SUARA HATI A. MANUSIA DAN MORAL. Moral Dari asal mores yang merarti aturan. Moral biasanya diterjemahkan sebagai kebiasaan-kebiasaan. Pengertian moral menyangkut soal

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

1) Hai mari sembah Yang Mahabesar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umat-nya Yang Maha Esa, mulia nama-nya, takhta-nya megah!

1) Hai mari sembah Yang Mahabesar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umat-nya Yang Maha Esa, mulia nama-nya, takhta-nya megah! TATA IBADAH MINGGU, 06 NOVEMBER 2016 (MINGGU BIASA) IBADAH PENGAJARAN DENGAN TEMA : KEMATIAN DAN KEBANGKITAN DALAM PERSPEKTIF GKI PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat

Lebih terperinci

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10 1 Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10 Tuhan sendiri datang menyelamatkan kamu. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Padang gurun dan padang kering akan bergirang,

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

Written by Pere Liagre Published Date Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14)

Written by Pere Liagre Published Date Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14) Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14) Ciri Teresia yang amat menonjol ialah: devosi dan keterangan dan ajaran tentang sifat seorang anak dalam 1 / 21 arti rohani. Jalan

Lebih terperinci

ARTI DOA SYAFAAT Kata Syafaat (Inggris : Intercession ) sendiri berasal dari bahasa Latin: Intercedere

ARTI DOA SYAFAAT Kata Syafaat (Inggris : Intercession ) sendiri berasal dari bahasa Latin: Intercedere DOA SYAFAAT ARTI DOA SYAFAAT Kamus Oxford : doa atau permohonan yang dibuat demi kepentingan orang lain. Definisi lain : doa yang kudus, penuh percaya dan yang terus menerus dimohonkan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A. Gal.6:1-5 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kitab Galatia dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia dengan tujuan agar mereka dapat berpegang pada Injil Kristus dan bukan pada hukum yang menyebabkan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA - 1075 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (6/10)

Seri Iman Kristen (6/10) Seri Iman Kristen (6/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Manusia Kedua dari Tuhan Kode Pelajaran : DIK-P06 Pelajaran 06 - MANUSIA KEDUA DARI TUHAN DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci

Lebih terperinci

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Definisi Karunia Penyembuhan Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Doa penyembuhan menekankan Iman yang Hidup Dalam

Lebih terperinci

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND MERESAPI SABDA TERLIBAT DI DALAM DUNIA Revitalisasi Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND Revitalisasi bagi Kongregasi Aktif Merasul berarti menggambarkan kembali

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN. Oleh: Sisilia Priyantiningsih

PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN. Oleh: Sisilia Priyantiningsih PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN Oleh: Sisilia Priyantiningsih 13.92.0001 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Awal September adalah awal para biarawan-biarawati yang bertugas untuk studi memulai perutusannya. Pada awal-awal

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

SAUDARA BELAJAR BERJALAN SAUDARA BELAJAR BERJALAN Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Letakkan Tangan Saudara di dalam Tangan Allah Sudahkah Iblis Berusaha untuk Menjatuhkan Saudara? Apakah Saudara Menderita karena Kristus?

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga Kamis, 10 Mei 2018 Tema : Melihat kasih Setia Tuhan (Mazmur 85 : 2 4 ) Persiapan Doa pribadi warga jemaat

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Adven III

Th A Hari Minggu Adven III 1 Th A Hari Minggu Adven Antifon Pembuka Flp. 4 : 4-5 Pengantar Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat.. Warta gembira akan tahun rahmat Tuhan

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Oktober 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXI SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Oktober 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXI SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XXI SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

Kalender Doa Oktober 2016

Kalender Doa Oktober 2016 Kalender Doa Oktober 2016 Berdoa Bagi Wanita Yang Merindukan Tuhan Pada Banyak budaya wanita dan anak anak gadis diberi tahu bahwa mereka tidak terlalu berharga dan merupakan beban bagi keluarga. Pada

Lebih terperinci