Pemeriksaan Postmortem

Transkripsi

1

2 Pemeriksaan Postmortem = Pemeriksaan pascamati = Pemeriksaan setelah pemotongan adalah pemeriksaan kesehatan pada organ dan karkas pada proses pemotongan hewan. Pemeriksaan ini dilaksanakan setelah organ (jeroan) dipisahkan dari karkas

3 Tujuan Mendeteksi dan mengeliminasi kelainankelainan pada daging daging tersebut aman dan layak dikonsumsi Menjamin pemotongan yang baik dan benar, halal serta higienis Meneguhkan diagnosa antemortem Memeriksa kualitas daging

4 Fasilitas Cahaya baik, 540 luks (50 foot candle) dapat dapat membedakan warna, dapat mendeteksi perubahan warna (icterus) Pakaian, apron, sepatu boot, dan penutup kepala (higiene personal dan keselamatan kerja Pisau tajam (2 buah)

5 Fasilitas Pengasah pisau Unit pencuci tangan Fasilitas untuk sterilisasi air panas (82 o C) dan desinfektan Penanda (alat untuk pembuat tanda pada jeroan atau karkas yang diafkir) Cap/Stempel

6 Cara Pemeriksaan Dilakukan dengan hati-hati, higienis dan sistematik Dilakukan segera setelah proses pemotongan Pemeriksa harus mengetahui hasil pemeriksaan antemortem Cara : Pengamatan Visual (inspeksi) Perabaan (palpasi) Sayatan (Insisi) jika sangat dipelukan Laboratorium Urutan : Kepala, organ, karkas, dan ginjal

7 Kepala Inspeksi seluruh permukaan kepala, mata, bagian mulut, hidung dan lidah Perhatikan: adanya lepuh-lepuh, abses Kelainan yang dapat ditemukan: stomatitis, aktinobasilosis, aktinomikosis, nekrosis, penyakit mulut dan kuku (PMK)

8 Lidah diturunkan: inspeksi dan palpasi Inspeksi dan insisi otot pengunyah Musculus massetericus (sejajar dengan tulang rahang bawah) Inspeksi dan palpasi (jika perlu insisi): Limfoglandula retropharyngealis Limfoglandula submaxillaris Limfoglandula parotideus

9 Paru Biasanya organ paru digantung bersamasama dengan: esofagus, trakea, paru, jantung, diafragma (sebagian) Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan paru Inspeksi trakea, insisi jika perlu untuk melihat bagian dalam Perhatikan: busa

10 Kelainan yang mungkin ditemukan pada paru: abses, bungkul-bungkul, TBC, pneumoni (radang paru) Inspeksi dan palpasi: Limfoglandula bifurcationis sinister, medius, dexter Limfoglandula mediastinalis cranialis, caudalis Limfoglandula tracheobronchialis cranialis Insisi lobus paru

11 Jantung Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan hati Perhatikan: abses, benjolanbenjolan, cacing Kelainan: aktinobasilosis, fasiolasis, abses

12 Esofagus Lihat-lihat bersama-sama pemeriksaan trakea, paru dan jantung Perut dan Usus Inspeksi (palpasi jika perlu) Insisi melihat isi Kelainan: parasit, enteritis (radang usus)

13 Limpa Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan (amati pembesaran) Jika perlu insisi Alat Kelamin Inspeksi dan palpasi

14 Ginjal Inspeksi dan insisi Karkas Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan karkas: otot, tulang, pleura, peritoneum, diafragma Kelainan: kondisi, perdarahan, perubahan warna, kebersihan, bau, abses

15 Inspeksi dan palpasi (insisi jika perlu): Limfoglandula cervicalis superficialis Limfoglandula axillaris propius Limfoglandula primae costae Limfoglandula cravialis Limfoglandula costocervicalis Limfoglandula popliteus Limfoglandula subiliacus Limfoglandula ischiadicus Limfoglandula iliacus lateralis Limfoglandula iliacus medialis Limfoglandula ileofemoralis Limfoglandula lumbales aortici Limfoglandula inguinalis superficialis

16 Kelainan-kelainan yang mungkin ditemukan pada sapi Kepala: o abses, tumor, aktinomikosis, PMK o Musculus massetericus Cysticercus bovis o Lidah: abrasi, erosi, aktinobasilosis, C. bovis o Limfoglandula: abses, TBC, tumor

17 Paru: abses, parasit, pneumoni, TBC Jantung : perikarditis, ada parasit, pembesaran, hemoragi, endokarditis Hati : pembesaran, abses, parasit, degenerasi, TBC Esofagus : Cysticercus bovis Limpa : pembesaran, tumor

18 Alat pencernaan : gastritis, enteritis, parasit Ginjal : tumor, nefritis Karkas : icterus, fraktura, artritis, blood splashing, bruising, parasit

19 Keputusan Pemeriksaan Postmortem pada Sapi Keputusan tergantung: 1. Hasil pemeriksaan keseluruhan: Kepala, jeroan dan karkas Pemeriksaan antemortem Pemeriksaan laboratorium (jika ada) 2. Kejadian penyakit di daerah tersebut

20 Keputusan pemeriksaan postmortem: 1. Dapat dikonsumsi (approved for human consumption) 2. Dimusnahkan seluruhnya (totally condemned for human consumption) 3. Dimusnahkan beberapa bagian (partially condemned for human consumption) 4. Bersyarat

21 Karkas yang dianggap baik untuk konsumsi adalah: 1. Antemortem sehat, postmortem tidak ada penyingkiran (sehat) 2. Antemortem nampak sakit, postmortem tidak menyingkir (misalnya penyakit kulit lokal, fraktura)

22 Karkas diafkir atau ditolak jika: 1. Daging banyak mengandung darah 2. Kurus sekali 3. Daging berwarna menyimpang, bau dan konsistensi menyingkir 4. Banyak parasit atau tumor 5. Menderita penyakit hewan menular atau zoonosis

23 Berdasarkan hasil pemeriksaan postmortem, petugas pemeriksa postmortem menyatakan bahwa daging yang bersangkutan: 1. Dapat diedarkan untuk konsumsi 2. Dapat diedarkan untuk konsumsi dengan syarat sebelum peredaran 3. Dapat diedarkan untuk konsumsi dengan syarat selama peredaran 4. Dilarang diedarkan dan dikonsumsi

24 Daging dapat diedarkan: 1. Daging dari hewan potong yang sehat dan tidak menderita suatu penyakit 2. Daging dari hewan potong yang menderita artritis, aktinomikosis, aktinobasilosis, mastitis, serta penyakit lain bersifat lokal setelah bagian-bagian yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia dibuang

25 Daging dapat diedarkan dengan syarat sebelum peredaran: Trichinellosis Lokal/infestasi ringan: pemanasan/pemasakan Infestasi yang sangat ringan: pemanasan/pemasakan; pelayuan +15 ºC, 3 minggu Cysticercosis Infestasi ringan/lokal: pemanasan/pemasakan Infestasi sangat ringan: pemanasan/pemasakan; pelayuan +15 ºC,3 minggu

26 Daging dapat diedarkan dengan syarat sebelum peredaran: Bruselosis: pelayuan >24 jam; organ dimusnahkan Tuberkulosis: organ pernafasan dan ambing dimusnahkan

27 Daging dapat diedarkan dengan syarat selama peredaran: Jika warna, konsistensi atau baunya tidak normal (septicemia, cachexia, odema): daging dijual di bawah pengawasan setelah bagian-bagian yang tidak layak dikonsumsi dibuang

28 Daging dilarang diedarkan : maleus, rabies, blue tongue akut, tetanus, anthrax, radang paha, PMK, toksoplasmosis akut, TBC yang ekstensif, salmonelosis, cysticercosis dengan infestasi merata/menyebar, trichinelosis dengan infestasi berat

29 PEMERIKSAAN POSTMORTEM PADA UNGGAS Posisi karkas dan jeroan digantung Penerangan yang cukup (540 luks) Sarana - pisau yang tajam - pakaian khusus (APD) - sterilisasi alat dan sering cuci tangan

30 Pemeriksaan karkas dan jeroan setelah disembelih karkas dan/atau jeroan: aman dan layak; trimming: tidak aman dan tidak layak Musnahkan: bangkai, salmonellosis, tubercullosis, avian influenza (keamanan dan kesehatan karyawan RPU) 30

31 PEMERIKSAAN POSTMORTEM Urutan Pemeriksaan : - Karkas - Hati - Limpa - Jantung - Proventriculus - Usus, Kepala Inspeksi : - perubahan bentuk - perubahan warna - perubahan aspek Palpasi : - perubahan konsistensi Insisi : - penyayatan untuk melihat perubahan karkas dan jeroan