Bab 5. Kewajiban Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 5. Kewajiban Hukum"

Transkripsi

1 Bab 5 Kewajiban Hukum Bab ini akan membahas kewajiban hukum dan menyajikan pandangan sekilas tentang pentingnya melindungi reputasi profesi yang mempunyai standar etika yang tinggi, dan konsekuensi yang mereka hadi jika gagal memenuhi standar etika tersebut dan dapat dituntut secara hukum menyangkut jasa profesional yang mereka berikan. 1 Lingkungan Hukum Akuntan Publik Para profesional selalu diminta untuk cermat ketika menjalankan tugas melayani klien. Menurut common law, para orofesional audit bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang telah dinyatakan dalam kontrak dengan klien. Apabi!a auditor gagal memberlkan jasa atau tidak cermat dalam pelaksanaannya, mereka secara hukum bertanggung jawab kepada klien atas kelalaian dan/atau pelanggaran kontrak, dan dalam situasi tertentu, kepada pihak selain klien mereka. Meskipun kriteria bagi tindakan hukum terhadap auditor oleh pihak ketiga bervarlasi di setiap negara bagnn, umumnya auditor berkewajiban memperhatikan pihak ketiga yang merupakan bagian dari kelompok orang yang terbatas yang bergantung pada "peramalan" auditor. Selain kewajiban menurut common law, auditor juga bertanggung jawab kepada pihak ketiga menurut undang-undang statuter. Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 berisi ketentuan yang berlaku sebagai dasar tindakan hukum terhadap auditor. Namun jarang sekali auditor dituntut atas tindakan kriminal. Tuntutan kriminal terhadap auditor dapat terjadi apabila pihak penggugat membuktikan bahwa auditor tersebut bermaksud menyakiti atau melukai pihak lain. Meskipun profesi telah melakukan berbagai upaya untuk membahas kewajiban hukum akuntan publik, jumlah tuntutan dan besar ganti-rugi bagi para penuntut tetap tinggi, termasuk tuntutan yang melibatkan pihak ketiga menurut common law Inaupun UU sekuritas federal. Tidak ada alasan sederhana yang menjelaskan tren ini, tetapi faktor-faktor berikut merupakan penyebab utamanya:

2 Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan tanggung jawab akuntan publik. Kesadaran yang meningkat di pihak SEC Kerumitan fungsi-fungsi akuntansi dan auditing yang disebabkan oleh meningkatnya ukuran bisnis, globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi bisnis. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan hukum dari pihak yang dirugikan terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang salah. Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus melawan akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum atas dasar fee kontinjen. Banyak kantor akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah hukum di luar pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang merugikan. Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta menginterpretasikan masalah teknis akuntansi dan auditing. 2 Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Resiko Audit Kegagalan bisnis, bisnis tidak mampu mengembalikan pinjaman atau memenuhi harapan para investor karena keadaan ekonomi atau bisnis. Kegagalan audit, auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak benar karena gagal memenuhi persyaratan standar audit. Resiko audit, kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar, sedangkan kenyataanya mengandung salah saji yang material. Mungkin saja auditor telah melaksanakan prosedur audit namun masih gagal mengungkapkan salah saji yang material akibat kecurangan. Contohnya adalah kantor yang menugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas audit di mana mereka gagal menemukan salah saji yang material dalam

3 catatan klien yang seharusnya dapat ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat. Risiko audit merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan, setelah melaksanakan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam kenyataannya mengandung salah saji yang material. Risiko audit tidak dapat dielakkan, karena auditor mengumpulkan bukti hanya atas dasar pengujian dan karena kecurangan yang disembunyikan dengan baik sangat sulit dideteksi. Seorang auditor mungkin saja menaati seluruh standar auditing namun masih gagal mengungkapkan salah saji yang material akibat kecurangan. Para profesional akuntansi cenderung setuju bahwa dalam kebanyakan kasus, ketika audit tidak dapat menemukan salah saji yang material dan pendapat audit yang salah sudah diterbitkan, maka layak untuk dipertanyakan apakah auditor menggunakan kemahirannya dalam melaksanakan audit. Dalam kasus kegagalan audit, UU yang berlaku sering memperbolehkan pihak yang dirugikan menuntut akuntan publik untuk membayar sebagian atau seluruh kerugian yang disebabkan oleh kegagalan audit. Dalam praktiknya, karena kerumitan auditing, sulit ditentukan apakah auditor gagal dalam menggunakan kemahirannya. Juga sulit untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh keuntungan dari audit. Meskipun demikian, kegagalan auditor dalam menggunakan kemahirannya sering kali menimbulkan kewajiban hukum, bahkan kerugian yang besar bagi kantor akuntan publik. Sebagai contoh, ketika perusahaan bangkrut dan tidak dapat membayar utang-utangnya, umumnya para pemakai laporan keuangan akan menyatakan bahwa telah terjadi kegagalan audit, terutama bila laporan auditor terbaru mengindikasikan bahwa laporan keuangan sudah dinyatakan secara wajar. Lebih buruk lagi, jika yang terjadi adalah kegagalan bisnis dan ternyata laporan keuangan tersebut mengandung salah saji, para pemakai laporan keuangan akan menganggap bahwa auditor ceroboh meskipun audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum. Konflik antara pemakai laporan keuangan dan auditor ini sering muncul karena ada "kesenjangan harapan" di antara keduanya. Kebanyakan auditor yakin bahwa pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar auditing adalah satu-satunya yang dapat diharapkan auditor- Akan tetapi, banyak pemakai yakin bahwa auditor dapat menjamin keakuratan laporan keuangan, dan beberapa pemakai bahkan yakin bahwa auditor menjamin viabilitas bisnis ltu. Untungnya bagi profesi ini, pengadilan terus mendukung pandangan auditor. Namun, kesenjangan harapan ini sering kali mengakibatkan tuntutan hukum yang tidak terjamin.

4 Mungkin di masa depan, profesi ini akan memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk mendidik para pemakai laporan keuangan tentang peran auditor dan perbedaan antara kegagalan bisnis, kegagalan audit, serta risiko audit. Akan tetapi, untuk saat ini auditor harus menerima bahwa tuntutan atas kegagalan audit sebagian mungkin juga disebabkan oleh harapan mereka yang mengalami kerugian usaha untuk memperoleh ganti rugi dari sumber mana pun, tanpa memperhatikan siapa yang salah. 3 Kewajiban Hukum Para Auditor Seorang akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek pekerjaan akuntansi publiknya, termasuk auditing, perpajakan, jasa bantuan manajemen, dan jasa akuntansi serta pembukuan. Jika seorang akuntan pubiik gagal menyiapkan dan mengisi SPT pajak klien dengan benar, akuntan publik itu dapat dituntut untuk membayar semua denda dan bunga yang harus dibayar oleh klien ditambah fee penyiapan SPT pajak. Pada beberapa negara bagian, pengadilan juga dapat menetapkan jumlah kerugian yang layak dibebankan. Sebagian besar tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik berkaitan dengan laporan keuangan yang sudah maupun yang belum diaudit. Pembahasan pada bab ini dibatasi terutama pada dua aspek dari akuntansi publik tersebut. Pertama, kita telaah beberapa konsep hukum yang berkenaan dengan tuntutan hukum terhadap akuntan publik. Ada kesepakatan antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan penjamin atau penerbit. laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan kemahiran, dan tidak diharapkan untuk benar 100 persen. Standar kemahiran (due care) ini sering disebut sebagai konsep orang yang bijak (prudent person concept). Hal ini dikemukakan dalam Cooley on Torts sebagai berikut: Setiap orang yang menawarkan jasa kepada orang lain dan yang dipekeryakan memiliki kewajiban untuk menggunakan keahlian yang dimilikinya dalam melakukan pekerjaan secara hati-hati dan tekun. Dalam semua pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus itu, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah memahami bahwa ia mengumumkan kepada publik bahwa ia memiliki keahlian yang umumnya dimiliki orang lain yang menangani pekerjaan tersebut, dan bila ia berpura-pura memiliki keahlian itu dan orang lain tahu, ia sudah melakukan penipuan terhadap setiap orang yang mempekerjakan ia menyangkut profesi publiknya. Tetapi tidak seorang pun, baik yang terlatih maupun

5 tidak, menjalankan tugas yang ia perkirakan bisa berhasil tanpa kesalahan sedikitpun. la bekerja dengan keyakinan dan integritas yang baik, tetapi bukannya tanpa kesalahan, dan ia bertanggung jawab kepada pemberi kerja atas kecerobohan, niat buruk, atau ketidakjujuran, tetapi bukan untuk konsekuensi kerugian yang semata - mata akibat kekeliruan penilaian. Biasanya, para partner, atau para pemegang saham korporasi profesional, memiliki tanggung jawab bersama untuk mengambil tindakan perdata (civil action) terhadap setiap pemilik. Akan tetapi, situasinya berbeda jika kantor ini beroperasl sebagai persekutuan dengan kewajiban terbatas (limited liability perseroan dengan kewajiban terbatas (limited liability company = LLC), korporasi umum, atau korporasi profeslonal dengan tanggung jawab terbatas. Menurut struktur perusahaan di atas, kewajiban yang timbuh dari tindakan salah satu pemilik tidak mempengaruhi aktiva pribadi pemilik lain, kecuali pemilik lain terlibat langsung dalam tindakan yang dilakukan pemilik yang menyebabkan kewajiban ini. Tentu saja, aktiva perusahaan menjadi jaminan atas kerugian yang mungkin timbul. Syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan. 1 Kelalaian biasa, tidak ada perhatian yang layak yang dapat diharapkan dari seseorang dalam suatu situasi 2 Kelalaian besar, tidak ada perhatian sama sekali, setara dengan perilaku ceroboh, yang dapat diperkirakan dari seseorang. 3 Penipuan konstruktif, adanya kelalaian ekstrem sekalipun tidak ada maksud untuk menipu atau merugikan 4 Penipuan, terjadi bila suatu salah saji telah dilakukan dan auditor sama-sama mengetahui adanya kesalahan itu dan juga adanya maksud untuk menipu Sumber kewajiban hukum auditor: 1 Kewajiban kepada klien 2 Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law 3 Kewajiban sipil menurut UU sekuritas federal 4 Kewajiban kriminal. 4 Tanggung Jawab kepada Klien

6 Sumber tuntutan hukum yang datang kepada akuntan publik umumnya datang dari klien.tuntutan ini dapat terjadi jika akuntan publik lalai dalam melaksanakan tugasnya dan yang menjadi masalah utama dari kelalaian adalah tingkat kemahiran yang dibutuhkan. Sekarang kantor akuntan publik dan klien harus menandatangani surat penugasan, yang disyaratkan untuk audit, untuk memformalkan kesepakatan tentang jasa yang diberikan, fee, dan waktu penyelesaian. Tetap ada perjanjian tertulis, tetapi surat penugasan dapat mendefinisikan kontrak lebih jelas. Kantor akuntan publik biasanya menggunakan empat kombinasi pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien : yaitu, tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, kelalaian kontribusi, dan ketiadaan hubungan timbal balik. Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, Bahwa kantor akuntan publik mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau yang dinyatakan secara jelas. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, Auditor dapat mengklaim bahwa ia telah melaksanakan prosedur atau standar auditing dengan benar. Kelalaian kontribusi, Auditor mengklaim bahwa klien campur tangan dalam kegiatan pelaksanaan audit yang mengakibatkan kerugian, sehingga auditor tidak dapat menemukan penyebab kerugian tersebut. Ketiadaan hubungan sebab-akibat, Agar klien dapat menuntut akuntan publik, klien harus memiliki dan menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat yang jelas antara kelalaian auditor dalam menaati standar auditing dengan kerugian yang di derita klien. 5 Kewajiban Terhadap Pihak ke-3 Pihak ketiga meliputi pemegang saham aktual dan calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lainnya, karyawan, serta pelanggan. Kasus Ultramares, pengadilan menekankan bahwa bila ada kecurangan atau kelalaian besar di pihak auditor, auditor dapat bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara lebih umum. Dari kasus Ultramares menghasilkan doktrin ultramares, mengizinkan pemulihan oleh pihak ketiga dalam banyak situasi dengan memperkenalkan konsep foreseen users, merupakan anggota dari

7 golongan pemakai terbatas yang mengandalkan laporan keuangan. Tiga pendekatan utama yang diberlakukan : Credit Alliance, Pemberi pinjaman menuntut auditor atas nama salah satu peminjam nya, karena pemberi pinjaman itu mengandalkan laporan keuangan peminjam dalam memberikan pinjaman, yang ternyata menyesatkan. Restatement of Torts, Pendekatan yang digunakan adalah menerapkan peraturan yang mengacu pada seperangkat prinsip hukum otoritatif. Foreseeable Users, Menurut konsep ini, para pemakai yang sudah harus dapat ditentukan sebelumnya oleh auditor sebagai pemakai laporan keuangan klien, memiliki hak yang sama seperti halnya pada privity of contract. Tiga pembelaan yang tersedia bagi auditor dalam menghadapi tuntutan hukum oleh pihak ke tiga yaitu : tidak ada kewajiban untuk melaksanakan jasa, pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, dan ketiadaan hubungan sebab-akibat. Pembelaan tidak ada kewajiban dalam menghadapi tuntutan pihak ketiga mencakup tidak hanya privity of contract. Jika auditor melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing, pembelaan lainnya tidak akan diperlukan. 6 Kewajiban Sipil Akuntan Menurut Sekuritas Federal Securitas Act tahun 1933, persyaratan bagi pelaporan bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas baru, termasuk informasi dalam laporan registrasi atau pendaftaran dan propektus.satusatunya pihak yang mendapat ganti rugi dari auditor menurut UU tahun 1933 adalah pembeli pertama sekuritas pada saat tuntutan diajukan. Menurut Securitas Exchange Act tahun 1934 sering kali berpusat pada laporan keuangan yang telah diaudit yang diterbitkan kepada publik dalam laporan tahunan, yang diserahkan kepada SEC sebagai bagian dari laporan tahunan Form-10K.

8 Peraturan 10b-5 dari Securitas Exchange Act tahun 1934, sering disebut sebagai anti kecurangan dari undang-undang 1934, karena menghalangi setiap aktivitas penipuan yang melibatkan pembelian atau penjualan setiap sekuritas. Undang-undang Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, melarang pemberian uang suap kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan memperoleh atau mempertahankan hubungan bisnis. Meskipun undang-undang ini berlaku, ketentuan yang berkaitan dengan catatan akuntansi dan pengendalian internal sebagian besar diganti oleh persyaratan yang lebih ketat dari Sarbanes-Oxley Act tahun 2002.Undang-undang ini mempertebal tanggung jawab perusahaan publik dan para auditornya. Undang-undang ini juga mensyaratkan CEO dan CFO untuk mengesahkan laporan keuangan tahunan serta kuartalan yang didaftarkan ke SEC. PCAOB juga mempunyai wewenang untuk menjatuhkan sanksi kepada kantor akuntan publik yang terdaftar atas setiap pelanggaran terhadap UU ini. 7 Kewajiban Kriminal Bagi Akuntan Kewajiban kriminal bagi akuntan, Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal menurut hukum federal atau hukum di setiap negara bagian masing-masing. Securitas Act tahun 1933 dan 1934 sera Federal Mail Fraud Statue dan Federal False Statement Statue, semua peraturan ini menetapkan bahwa menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu merupakan tindakan kriminal. Sarbanes-Oxley Act 2002 juga menetapkan bahwa merupakan kejahatan bila merusak atau membuat dokumen untuk menghambat atau menghalangi penyelidikan federal. 8 Respon Profesi Terhadap Kewajiban Hukum AICPA dan profesi secara keseluruhan. dapat melakukan sejumlah hal untuk mengurangi risiko para praktisi terkena tuntutan hukum:

9 I. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji. 2. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan lebih baik. 3. Mendidik para pemaka; mengenai batas-batas auditing. Mari kita bahas beberapa aktivitas khusus secara singkat: Riset dalam auditing. Riset yang berkesinambungan diperlukan untuk menemukan cara yang lebih baik guna mengungkapkan salah saji atau kecurangan yang tidak disengaja» mengomunikasikan hasil audit kepada pemakai laporan, dan memastikan bahwa auditor bersikap independen. Riset yang penting telah dilakukan oleh AICPA, kantor akuntan publik, dan universitas. Penetapan standar dan peraturan. AICPA dan PCAOB harus secara konstan menetapkan standar serta merevisinya untuk memenuhi kebutuhan audit yang terus berubah. Sebagai contoh, perubahan standar auditing menvangkut tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan telah diterbitkan guna memenuhi kebutuhan dan harapan pemakai atas kinerja auditor. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor. AICPA dapat membantu melindungi para anggotanya dengan menetapkan persyaratan tertentu yang telah sukses diikuti olelvpara praktisi, seperti persyaratan SAS 85 (AU 333) tentang surat representasi tertulis dari manajemen dalam semua audit. Tentu saja, persyaratan tersebut tidak boleh bertentangan dengan pemenuhan kebutuhan pemakai. Menetapkan persyaratan peer review. Dengan memeriksa secara periodik praktik dan prosedur kantor akuntan, AICPA dapat mendidik para praktisi serta mengidentifikasi kantor akuntan yang tidak memenuhi standar profesi. Melawan tuntutan hukum. Kantor akuntan publik harus terus melawan tuntutan yang tidak berdasar meskipun, dalam jangka pendek, biaya untuk memenangkan perkara itu lebih besar daripada biaya untuk berdamai. AICPA telah membantu para praktisinya dalam melawan ekspansi kewajiban hukum yang tidak berdasar bagi akuntan dengan

10 menyerahkan dokumen pengadilan yang dikenal sebagai amicus curiae ("teman pengadilan"). Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan. AICPA, pimpinan kantor akuntan publik, dan para pengajar harus mendidik investor serta pihak lain yang membaca laporan keuangan mengenai arti yang tepat dari pendapat auditor serta ruang lingkup dan sifat dari pekerjaan auditor. Selain itu, para pemakai laporan juga harus memahami bahwa auditor tidak menguji 100% semua catatan dan tidak menjamin keakuratan catatan keuangan atau keberhasilan perusahaan yang diaudit di masa depan. Orang-orang di luar profesi ini juga perlu memahami bahwa akuntansi dan auditing adalah seni, bukan ilmu pengetahuan. Kesempurnaan dan ketepatan tidak akan pernah tercapai. Memberi sanksi kepada anggota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas. Suatu profesi harus mengawasi anggotanya sendiri. AICPA telah mencatat kemajuan dalam manangani masalah kinerja akuntan publik yang kurang memadai, tetapi masih diperlukan review yang lebih keras terhadap kegagalan yang telah dituduhkan. Melobi perubahan UU. Sejak tahun 1990-an, beberapa perubahan pada UU negara bagian dan federal telah berdampak positif bagi lingkungan hukum profesi. Sebagian besar negara bagian telah merevisi UU yang mengizinkan kantor akuntan untuk berpraktik dalam bentuk organisasi yang lain, termasuk organisasi dengan kewajiban terbatas yang memberikan sejumlah perlindungan dari proses pengadilan. Diberlakukannya Private Securities Litigation Reform Act Tahun 1995 secara signifikan telah mengurangi kerugian potensial akibat proses pengadilan yang berhubungan dengan saham dengan menyediakar-i kewajiban yang proporsional pada sebagian besar contoh. Namum karena Reform Act hanya diterapkan pada pengadilan federal, para pengacara mulai memindahkan kasus mereka ke pengadilall negara bagian, di mana Reform Act tidak berlaku. Akan tetapi, lubang kecil ini ditutup oleh Securities Litigation Uniform Standars Act tahun 1998, yang mewajibkan bahwa tindakan class actions yang melibatkan sekuritas diajukan ke pengadilan distrik Federal. Profesi terus mengupayakan reformasi proses pengadilan pada tingkat negara bagian, termasuk penerapan standar privitas yang ketat untuk kewajiban terhadap nonklien dan kewajiban proporsional pada semua kasus yang tidak melibatkan kecurangan/penipuan.

11 Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban Hukum Seorang auditor yang berpraktik juga dapat pula mengambil tindakan tertentu untuk meminimalkan kewajibannya. Beberapa dari tindakan yang umum itu adalah sebagai berikut: Hanya berurusan dengan klien yang tnemiliki integritas. Ada kemungkinan yang semakin besar bahwa auditor akan menghadapi masalah hukum jika klien kurang memiliki integritas dalam berurusan dengan para pelanggan, karyawan, instansi pemerintah, dan pihak lainnya. Sebuah kantor akuntan publik membutuhkan prosedur untuk mengevaluasi integritas klien dan harus langsung menarlk diri apabila klien tersebut kurang memdiki integritas- Mempekerjakan personil yang kornpeten dan melatih serta mengawasi mereka secara layak. Bagian yang penting dari sebagian besar audit biasanya dikerjakan oleh profesionai muda yang belum begitu berpengalaman. Mengingat tingginya risiko yang dihadapi kantor akuntan publik dalam melakukan audit, profesional muda ini harus memenuhi syarat dan sangat teriatih. Supervisi atas pekerjaannya oleh profesional yang berpengalaman dan memenuhi kualifikasi juga sangat penting. Mengikuti standar profesi. Sebuah kantor akuntan harus mengimplementasikan prosedur untuk memastlkan bahwa semua anggota kantor itu memahami dan mengikuti standar auditing, pendapat FASB, peraturan perilaku, dan pedoman profesional iainnya. Mempertahankan independensi. Independensi mempunyai arti yang lebih luas darl sekadar masalah keuangan. Dalam kenyataannya, independensi membutuhkan sikap tanggung jawab yang terpisah dari kepentingan klien. Banyak proses pengadilan terjadi akibat mengalahnya auditor terhadap pernyataan atau tekanan klien. Auditor harus mempertahankan sikap skeptisme yang sehat. Memahami bisnis klien. Kurangnya pengetahuan terhadap praktik industri dan operasi klien telah menjadi faktor utama kegagalan auditor untuk mengungkapkan salah saji

12 daiam beberapa kasus. Tim audit harus dididik dalam bidang ini, yang sekarang sudah diwajibkan menurut standar pekerjaan lapangan yang kedua. Melaksanakan audit yang bermutu. Audit yang berrnutu menøharuskan auditor memperoleh bukti yang memadai dan membuat pertimbangan yang tepat atas bukti tersebut. Sebagai contoh, penting sekali bahwa auditor memahami pengendalian Internal klien dan memodifikasi bukti agar mencerminkan temuan-temuan tersebut. Audit yang baik akan mengurangi kemungkinan salah saji dan tuntutan hukum. Mendokumentasikon pekerjaan secara layak. Penyusunan dokumentasi audit yang baik akan membantu auditor mengorganisasl dan melaksanakan audit yang bermutu. Dokumentasi audit yang bermutu sangat penting ketlka auditor menghadapi perkara audit di pengadilan. Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi. Kedua surat ini sangat diperlukan dalam mendefinisikan kewajiban klien dan auditor. Kedua dokumen ini terutama bermanfaat dalam perkara hukum antara klien serta auditor, dan juga dalam tuntutan hukum pihak ketiga. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia. Auditor menurut standar etis, dan kadang-kadang kewajiban hukum, tidak boleh mengungkapkan masalah klien kepada orang luar. Mengadakan asuransi yang memadai. Sangat penting bagi kantor akuntan publik (KAP) untuk memiliki perlindungan asuransi yang memadai dalam peristiwa tuntutan hukum. Meskipun premi asuransi telah meningkat dalam jumlah besar akibat meningkatnya litigasi atau proses pengadilan, asuransi kewajiban profesional masih tersedia bagi semua akuntan publik. Mencari bantuan hukum. Jika terjadi masalah yang serius selama proses audit, akuntan publik sebaiknya menghubungi penasihat hukum yang ber- pengalaman. Jika timbul tuntutan hukum, auditor harus segera mendapatkan seorang pengacara yang berpengalaman.

13 Memilih bentuk organisasi dengan kewajiban terbatas. Banyak kantor akuntan publik sekarang beroperasi sebagai korporasi profesional, perusahaan dengan kewajiban terbatas, atau persekutuan dengan kewajiban terbatas dalam rangka memberikan perlindungan kewajiban pribadi kepada para pemilik. Mengungkapkan skeptisme profesional. Auditor sering dianggap bersalah ketika dihadapkan dengan informasi yang menunjukkan masalah yang tidak mereka sadari. Auditor perlu berusaha keras untuk mempertahankan tingkat skeptisme yang sehat, yang membuatnya waspada terhadap salah saji yang potensial, sehingga mereka dapat menemukan salah saji ketika hal itu terjadi.

Etik berarti sifat atau karakter atau moralitas adanya kode perilaku profesional atau etika bagi para

Etik berarti sifat atau karakter atau moralitas adanya kode perilaku profesional atau etika bagi para ETIKA PROFESIONAL Etika dan Moralitas Salah satu hal yang membedakan sifat setiap profesi adalah Etik berarti sifat atau karakter atau moralitas adanya kode perilaku profesional atau etika bagi para Moralitas

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02 Daftar Isi Standar Umum SA Seksi 200 STANDAR UMUM Sifat standar umum; pelatihan dan keahlian auditor; independensi; penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Chapter 5 KEWAJIBAN HUKUM (Legal Liability)

Chapter 5 KEWAJIBAN HUKUM (Legal Liability) Chapter 5 KEWAJIBAN HUKUM (Legal Liability) 1 Sumber Utama Timbulnya Kewajiban Hukum Klien. Contoh: klien menuntut auditor karena tidak dapat menemukan penyimpangan oleh karyawannya Pihak ketiga. Contoh:

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA IKATAN AKUNTANSI INDONESIA Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu peran auditor eksternal adalah untuk memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai standar yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan Publik merupakan profesi yang semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang mempunyai bisnis atau perusahaan, baik perusahaan perorangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh aktivitas perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public secara tidak langsung telah

Lebih terperinci

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan seiring dengan tumbuhnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun. Masyarakat menjadi bertanya-tanya mengenai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Pernyataan Etika Perusahaan (Statement of Corporate Ethics) Amcor Limited menetapkan kebijakannya terhadap pengungkapan fakta dan komitmennya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor harus berinteraksi dan menjalin hubungan profesional tidak hanya dengan manajemen tetapi juga dengan dewan komisaris

Lebih terperinci

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tinjauan Sekilas Pengendalian diperlukan untuk mengurangi exposures. Exposure terdiri dari pengaruh potensi kerugian

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan didalam dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan ditengah persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Risiko informasi yang dimaksud ialah kemungkinan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat cepat membutuhkan keakuratan informasi yang akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dinamika dunia bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan. Seorang auditor juga harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan. Seorang auditor juga harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Auditor menjadi profesi yang diharapkan banyak orang untuk dapat meletakkan kepercayaan sebagai pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan dan

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga merupakan profesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan perdagangan dunia saat ini banyak perusahaan melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya principal (pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga (Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup banyak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja sama antara negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian informasi keuangan oleh pihak manajemen berupa laporan keuangan sangat perlu dilakukan. Dimana informasi laporan keuangan tersebut dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga (Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar yang kita kenal sebagai Auditor Eksternal atau Akuntan Publik. usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. luar yang kita kenal sebagai Auditor Eksternal atau Akuntan Publik. usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Dalam setiap perusahaan harus menerbitkan/memberikan laporan keuangan kepada manajemen untuk menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai tolak ukur bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktek-praktek dalam dunia bisnis seringkali dianggap sudah menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangakan di

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Pengertian Akuntan Publik Menurut Halim (1997 :11) Akuntan publik atau biasa disebut Auditor Independen adalah para praktisi individual/ anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan profesi akuntan publik di Indonesia semakin berkembang ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau perusahaan. Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1998 menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan banyak pihak. Banyak berita yang mengungkap bahwa akuntan publik dianggap memiliki konstribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 RADILLA WIDYASTUTI RIZQA ANITA MEGA HERLINDA ADE KURNIATI NURUL BADRIYAH

KELOMPOK 1 RADILLA WIDYASTUTI RIZQA ANITA MEGA HERLINDA ADE KURNIATI NURUL BADRIYAH KASUS PHAR-MOR INC. KELOMPOK 1 RADILLA WIDYASTUTI RIZQA ANITA MEGA HERLINDA ADE KURNIATI NURUL BADRIYAH LANDASAN TEORI Profesi Akuntan Publik Pentingnya Profesi Akuntan Publik Expectations Gap Kegagalan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berisi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu, yang menampilkan hasil kinerja dari perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik ETIKA PROFESIONAL TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa kasus keuangan yang terjadi di perusahaan besar baik di dalam maupun diluar negeri manjadikan kualitas audit untuk tetap diperhatikan. Kasus Enron

Lebih terperinci