BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Sumber Stres 1. Individu - Kegagalan mencapai tujuan - Konflik - Perubahaan gaya hidup 2. Keluarga 3. Komunikasi dan Masyarakat - Stimuli lingkungan yang tidak menyenangkan Stres Tingkat Stres Ringan Sedang Berat Sangat berat Siklus Sirkardian Fungsi Tidur Restorasi Homeostatis Tidur Kualitas Tidur Kualitas tidur baik Kualitas tidur buruk Tahap-tahap Tidur Non-rapid Eye Movement (NREM) - NREM stadium 1 - NREM stadium 2 - NREM stadium 3 - NREM stadium 4 Rapid Eye Movement (REM) Faktor yang mempengaruhi tidur 1. Obat atau substansi 2. Gaya hidup 3. Lingkungan 4. Stres emosional 5. Pola tidur 6. Makanan dan asupan kalori 7. Aktivitas fisik Keterangan : : diteliti : variabel independen : tidak diteliti : variabel dependen 25

2 3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel independen : tingkat stres 2. Variable dependen : kualitas tidur Definisi Operasional Tingkat stres adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu Cara ukur : kuesioner skala stres yang terdiri atas 14 pertanyaan dengan rentan pilihan jawaban : 0. Tidak pernah 1. Kadang-kadang 2. Sering 3. Selalu Alat ukur : kuesioner Hasil ukur : o stres ringan jika nilai o stres sedang jika nilai o stres berat jika nilai o stres sangat berat jika nilai >34 Skala pengukuran : ordinal - Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur sehingga tidak merasa kekurangan tidur dan tidak ada gangguan tidur Cara ukur : kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan masing-masing pertanyaan diberikan skor 0 sampai 3, dengan kriteria tertentu. Alat ukur : kuesioner 26

3 Hasil ukur : o Skor 5 : kualitas tidur baik o Skor > 5 kualitas tidur buruk Skala pengukuran : ordinal 3.3. Hipotesis Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VII di Fakultas Kedokteran tahun

4 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik kategorik tidak berpasangan dengan desain cross sectional (potong lintang) yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur. Desain cross sectional dipilih karena pengumpulan data hanya dilakukan satu kali Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Pemilihan tempat dipilih karena diketahui bahwa mahasiswa semester VII di FK USU tahun 2016 sedang mengerjakan skripsi mengalami stres dan kualitas tidur buruk, juga dengan alasan memudahkan proses pengumpulan data yang diperlukan sehingga diharapkan dapat memenuhi besar sampel minimal penelitian. Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus sampai Oktober Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran tahun Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII di Fakultas Kedokteran tahun 2016, mahasiswa tersebut masih aktif kuliah dan tidak sedang cuti, dan bersedia menjadi responden peneliti. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan random sampling dimana responden secara acak yang memenuhi kriteria akan dijadikan sebagai sampel dengan besar sampel dihitung memakai rumus: 28

5 Zα 2PQ + Zβ P1Q1 + P2Q2 n1 = n2 = (PP1QQ1) 2 2 Keterangan : N = besar sampel Zα = deviat baku alfa, sebesar 10% dua arah (1,64) Zβ = deviat baku beta, sebesar 20% (0,84) P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5 Q2 = 1-P2 = 0,5 P1 P2 = 0,25 P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti = P2 + 0,25 = 0,75 Q1 = 1-P1 = 0,25 P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,625 Q = 1-P = 0,375 Apabila seluruh nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan diperoleh sebagai berikut : 1,64 2x0,625x0, ,84 0,75x0,25 + 0,5x0,5 n1 = n2 = (0,75xx0,25) 2 2 n = 45 Jadi, besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah 45 orang Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi - Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 yang masih aktif kuliah Kriteria Eksklusi - Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan riwayat gangguan psikiatri 29

6 - Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan riwayat penggunaan obat-obatan ( antikolinergik, antikejang, obat anoreksia, antidepresan, antihipertensi, antineoplastik, antiparkinson, bronkodilator, kortikosteroid), narkoba, dan alcohol - Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan penyakit medis obstructive sleep apnea, central sleep apnea, sleep-related asthma, angina nocturnal, gagal jantung kongestif, sleep-related gastroesofageal reflux, pruritus, dan osteoartritik. - Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian 4.4. Metode Pengumpulan Data Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunaka untuk menilai tingkat stress adalah kuesioner DASS42 (Depression Anxiety Stress Scales) dan kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas tidur adalah kuesioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index). DASS adalah satu set tiga skala laporan diri yang dirancang untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres.dass dibentuk tidak hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosi, tetapi untukproses yang lebih lanjut untuk pemahaman pengertian, dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari status emosional. DASS terdiri dari 42 pertanyaan, dimana setiap skalanya terdiri dari 14 pertanyaan. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi hidup, selfdeprecation, kurangnya minat / keterlibatan, anhedonia, dan inersia. Skala Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional, dan pengalaman subjektif dari pengaruh cemas. Skala Stres skala stres sensitif 30

7 terhadap tingkat terangsang non-spesifik kronis. Hal menilai kesulitan santai, rangsangan saraf, dan menjadi mudah marah / gelisah, pemarah / over-reaktif dan tidak sabar. Tingkat stres berdasarkan scoring dibagi menjadi 4 kategori yaitu: o Stres ringan stres ringan jika nilai skor o stres sedang jika nilai skor o stres berat jika nilai skor o stres sangat berat jika nilai skor >34 Reabilitas dan validitas penelitian dari DASS sudah teruji. Reliabilitas DASS sangat baik (α = 0,9483), karena 41 item memiliki korelasi item-total lebih dari 3 (Nunnaly, 1994) sehinggadapat disimpulkan bahwa DASS memiliki konsistensi internal yang memadai. 33 PSQI mengkaji 7 dimensi dalam kualitas tidur yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, masalah selama tidur. efisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur pada siang hari. Pengukuran setiap dimensi tersebar dalam beberapa pertanyaan dan penilaian sesuai dengan standar baku. Terdapat 10 pertanyaan dalam PSQI. Pertanyaan 1 dan 3 untuk dimensi efisiensi kebiasaan tidur, pertanyaan 2 dan 5a untuk dimensi sleep latensi, pertanyaan 4 untuk dimensi durasi tidur, pertanyaan 5b-5j untuk dimensi masalah selama tidur, pertanyaan 6 untuk dimensi penggunaan obat tidur, pertanyaan 7 dan 8 untuk dimensi disfungsi tidur pada siang hari, pertanyaan 9 untuk dimensi kualitas tidur subjektif, dan pertanyaan 10 untuk mengkaji apabila responden memiliki teman tidur. Dibagi atas tujuh komponen dengan tiap dimensi diberi skala nilai 0 (tidak ada masalah selama sebulan) hingga 3 (lebih dari tiga kali per minggu): Komponen 1 Skor no. 9 Komponen 2 Skor no. 2 (<15min (0) // 16-30min (1) // min (2) // >60min (3)) + Skor no. 5a Komponen 3 Skor no. 4 (>7(0), 6-7 (1), 5-6 (2), <5 (3) ) Komponen 4 >85%=0, 75%-84%=1, 65%-74%=2, <65%=3 31

8 Komponen 5 TTTTTTTTTT JJJJJJ TTTTTTTTTT SSSSSSSSSSSS MMMMMMMMMM TTTTTTTTTT DDDD AAAAAAAA TTTTTTTTTTTT TTTTTTTTTT SSSSSSSSSSSS MMMMMMMMMM Total skor no 5b hingga 5j (0=0; 1-9=1; 10-18=2; 19-27=3) xx 100%) Komponen 6 Skor no. 6 Komponen 7 Skor no. 7 + skor no. 8 (0=0; 1-2=1; 3-4=2; 5-6=3) Total ketujuh komponen, maka didapatkan skor global PSQI. Skor global > 5 dianggap memiliki kualitas tidur yang buruk, dan mungkin memiliki gangguan tidur yang signifikan. Dianjurkan untuk ke tenaga kesahatan. Validitas penelitian dari PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7 skor yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara Skor global > 5 dianggap kualitas tidur yang buruk. PSQI memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas (Cronbach s Alpha) 0,83 untuk tujuh komponen tersebut Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan Data Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tahap pengolahan data dilakukan agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar. Terdapat empat tahap dalam pengolahan data, yaitu editing, coding, processing, dan cleaning. Pertama, editing adalah tahap memeriksa kebenaran data yang telah terkumpul. Kedua, coding adalah tahap mengubah data yang berbentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah pada saat analisis data. Ketiga, processing adalah memasukkan data kuesioner yang telah terisi dan mengalami pengkodean ke program computer. Keempat, cleaning adalah hasil yang sudah dimasukkan ke dalam program computer diperiksa kembali ada kesalahan atau tidak Analisa Data 32

9 Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Jenis analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Tujuan dari univariat adalah untuk menjelaskan tentang tingkat stres dan kualitas tidur yang dialami responden, sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada responden. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang berskala ordinal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square, jika terdapat didalam sel nilai ekspektasi <5, maka akan dianalisis dengan Kolmogorov-smirnoff. Derajat signifikan apabila p<0,05. Uji korelasi menggunakan uji korelasi pearson (uji parametric) atau spearman (uji non-parametrik) dan mempunyai makna r sebagai berikut : - r = 0,00-<0,2 ( hubungan sangat lemah) - r = 0,2 - <0,4 (hubungan lemah) - r = 0,4 - <0,6 (hubungan sedang) - r = 0,6 0,8 (hubungan kuat) - r = 0,8 1 (hubungan sangat kuat) Jadwal dan Alur Kegiatan Penelitian Jadwal Kegiatan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan kegiatan bimbingan dan pembuatan proposal, sampai dengan persentasi hasil laporan penelitianpada setiap waktunya. Berikut merupakan rancangan kegiatan penelitian. 33

10 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 1 Bimbingan dan pembuatan proposal 2 Seminar proposal 3 Pengumpulan data 4 Bimbingan, pengolahan data, analisa data, dan penyusunan hasil penelitian 5 Persentasi hasil penelitian 34

11 Alur Kegiatan Penelitian MULAI PERUMUSAN SURVEI AWAL PENENTUAN PENGUMPULAN DATA KUALITAS TIDUR BAIK KUALITAS TIDUR BURUK TINGKAT STRES : - RINGAN - SEDANG - BERAT - SANGAT BERAT TINGKAT STRES : - RINGAN - SEDANG - BERAT - SANGAT BERAT PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA HASIL KESIMPULAN SELESAI Gambar Kerangka alur penelitian 35

12 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2016 di kampus Fakultas Kedokteran, Medan yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Medan, Sumatera Utara, Indonesia Deskripsi Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran semester VII tahun 2016 yang termasuk dalam kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada (tabel 5.1). Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden Variable Frekuensi (n=100) Persentase Umur tahun 83 83% >21 tahun 17 17% Jenis kelamin Laki-laki 37 37% Perempuan 63 63% Tempat tinggal Bersama orang tua 53 53% Tidak bersama orang tua 47 47% Berdasarkan tabel 5.1. di atas, diperoleh hasil analisis bahwa usia dari responden terbanyak adalah tahun sebanyak 83 orang (83%). Jenis kelamin perempuan lebih besar yaitu sebanyak 63 orang (63%). Untuk tempat tinggal, lebih banyak tinggal bersama orang tua yaitu sebanyak 53 orang (53%). 36

13 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Stres Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal pada penelitian ini dapat dilihat pada (gambar 5.1). Gambar 5.1 Distribusi persentase responden berdasarkan tingkat stres Berdasarkan Gambar 5.1 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor DASS42 dari 100 orang responden, didapati lebih banyak responden yang mengalami stres ringan yaitu sebesar 57 orang (57%). Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Stres Terhadap Data Demografi Variabel Tingkat stres (n=100) Stres ringan Stres sedang Stres berat Stres sangat berat n % n % n % n % Umur tahun 48 48,0% 26 26,0% 6 6,0% 3 3,0% >21 tahun 9 9,0% 5 5,0% 3 3,0% 0 0,0% Jenis Laki-laki 28 28,0% 6 6,0% 2 2,0% 1 1,0% kelamin Perempuan 29 29,0% 25 25,0% 7 7,0% 2 2,0% Tempat Bersama ortu 33 33,0% 14 14,0% 4 4,0% 2 2,0% tinggal Tidak bersama ortu 24 24,0% 17 17,0% 5 5,0% 1 1,0% 37

14 Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor DASS42 dari 100 orang responden, didapati responden dengan kelompok umur tahun sebagian besar mengalami stres ringan yaitu sebanyak 48 orang (48,0%) dan responden dengan kelompok umur >21 tahun mengalami stres ringan sebanyak 9 orang. Responden perempuan mengalami stres ringan sebanyak 29 orang dan responden laki-laki mengalami stres ringan sebanyak 28 orang. Sedangkan responden yang tinggal bersama orang tua mengalami stres ringan sebanyak 33 orang dan responden yang tidak tinggal bersama orang tua mengalami stres ringan sebanyak 24 orang Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Berdasarkan hasil pengisian kuesioner PSQI yang dilakukan oleh 100 orang responden, maka diperoleh hasil seperti gambar 5.2 dibawah ini. Gambar 5.2 Distribusi persentase responden berdasarkan Kualitas tidur Berdasarkan Gambar 5.2 di atas, diketahui berdasarkan hasil penilaian skor PSQI bahwa dari 100 orang responden tercatat responden lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk yaitu sbesar 53 orang (53%) Karakteristik kualitas tidur terhadap kebiasaan tidur Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan kualitas tidur terhadap kebiasaan tidur pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini. 38

15 Tabel 5.3 Distribusi dan Persentase Kebiasaan Tidur pada responden Variabel Frekuensi (n=100) Persentase Mulai ke sudah mengantuk % tempat lelah/capek siap ngerjakan tugas % tidur? Kebiasaan tidur % Agar bangun cepat % Menanti Main handphone % sebelum Mencoba untuk tidur % tidur? Berbaring di tempat tidur % Langsung tertidur % Bangun Kuliah % tidur? Ngerjain tugas % Kebiasaan bangun % Berdasarkan Table 5.3 di atas, menunjukkan bahwa 40 orang (40%) responden akan memulai ke tempat tidur karena kebiasaan tidur, 52 orang (52%) responden mengungkapkan bahwa yang mereka lakukan diwaktu menanti sebelum tertidur digunakan untuk bermain handphone, dan 63 orang (63%) responden dapat bangun di pagi hari karena adanya kewajiban kuliah Karakteristik kualitas tidur terhadap data demografi Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan kualitas tidur terhadap data demografi pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini. 39

16 Tabel 5.4 Karakteristik Kualitas Tidur Terhadap Data Demografi Variabel Kualitas Tidur (n=100) Baik Buruk n % n % Umur tahun 41 41,0% 42 42,0% >21 tahun 6 6,0% 11 11,0% Jenis Laki-laki 24 24,0% 13 13,0% kelamin Perempuan 23 23,0% 40 40,0% Tempat Bersama ortu 25 25,0% 28 28,0% tinggal Tidak bersama ortu 22 22,0% 25 25,0% Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor PSQI dari 100 orang responden, didapati responden dengan kelompok umur tahun memiliki kualitas tidur buruk sebesar 42 orang dan responden dengan kelompok umur >21 tahun didapati memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 11 orang. Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebesar 40 orang dan reponden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kualitas tidur baik yaitu sebanyak 24 orang. Sedangkan responden yang tinggal bersama orang tua memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 28 orang dan responden yang tidak tinggal bersama orag tua 25 orang mengalami kualitas tidur buruk Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur Hubungan antara tingkat stress dengankualitas tidur pada responden dapat dilihat dalam tabel

17 Tabel 5.5 Hasil Tabulasi Silang Antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur Kualitas tidur Tingkat stres Baik Buruk p-value PR CI 95% n (%) n (%) Ringan 44 (93,6%) 13 (24,5%) Sedang berat 3 (6,4%) 40 (75,5%) 0, ,064 3,683-33,255 Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat stres ringan memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 44 orang (93,6%), dibandingkan responden dengan tingkat stres sedang-berat memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 40 orang (75,5%). Hasil uji statistic chi square dari penelitian ini menunjukkan hasil p-value 0,0001 (CI 95%=3,683-33,255), hasil menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kualitas tidur dan dari nilai PR=11,064 maka dapat dikatakan tingkat stres merupakan faktor resiko terhadap kualitas tidur buruk. Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur Variabel r P Total skor PSQI 0,595 0,0001 Dari Tabel 5.6 diatas,berdasarkan uji korelasi spearman dapat dilihat bahwa nilai r untuk kualits tidur adalah 0,595 yang berarti semakin tinggu total skor PSQI maka semakin meningkat tingkat stresnya dan secara statistik bermakna karena nilai p adalah 0,0001 (<0,05) Pembahasan Analisis Univariat Tingkat Stres Pada penelitian ini dari 100 responden didapatkan bahwa hampir seluruh responden memiliki tingkat stres ringan, yaitu sebanyak 64 orang, stres sedang sebanyak 24 orang, stres berat sebanyak 9 orang, dan stres sangat berat sebanyak 41

18 3 orang. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Issabel, 2015 pada sebagian besar mahasiswa kedokteran di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya memiliki tingkat stres ringan sebanyak 25 orang (37,9%), stres sedang sebanyak 21 orang (31,8%), stres berat sebanyak 15 orang (22,7%), dan stres sangat berat sebanyak 5 orang (7,6%). Dari hasil penelitian diapati stres ringat paling banyak di temukan pada kelompok usia tahun. Stres juga dapat terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal usia dan kapan saja tergantung bagaimana cara individu itu sendiri menangani stresor tersebut Dari penelitian ini didapati bahwa tingkat stres lebih banyak pada responden perempuan daripada responden laki-laki, dimana perempuan untuk segala hal lebih menggunakan perasaan dibandingkan akal sehingga lebih mudah menjadi stres, sedangkan laki-laki lebih menggunakan akal daripada perasaan sehngga kemungkinan terjadinya stres lebih kecil. Berkaitan dengan tingkat stres terhadap jenis kelamin, dimana perempuan lebih sensitif dalam menanggapi masalah yang kecil sehingga akan menambah beban pikiran yang akhirnya mengakibatkan perempuan lebih mudah ansietas, stres, bahkan sampai depresi. Sedangkan untuk laki-laki sendiri kebanyakan berpikir secara rasional sehingga tidak terlalu menanggapi masalah yang kecil yang akan menambah beban pikiran. Akan tetapi, wanita lebih mudah merasakan perasaan bersalah, cemas, peningkatan bahkan penurunan nafsu makan, gangguan tidur, serta gangguan makan. 1 Sesuai dengan American Institute of Stress bahwa perempuan 2-3 kali lebih rentan terhadap stres dibandingkan laki-laki. 18 Didukung juga dengan penelitian oleh Abdulghani,dkk, 2011 bahwa tingkat stres lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. 5 Berdasarkan tempat tinggal, stres lebih banyak ditemukan pada responden yang tinggal bersama orang tua dibandingkan responden yang tidak tinggal bersama orng tua. Hal ini bisa saja dikarenakan adanya masalah keluarga yang timbul seperti pertengkaran antar keluarga serta lingkungan yang tidak mendukung mengakibatkan stres menjadi meningkat, dimana responden yang tidak tinggal bersama orang tua memiliki tingkat stres yang lebih rendah ini bisa 42

19 saja dikarenakan adanya teman sebaya yang dapat membantu dan lebih memahami. Hal ini juga didukung dengan penelitian Putri, 2012 bahwa tingkat stres lebih tinggi pada responden yang tinggal bersama keluarga dibandingkan yang tidak bersama keluarga. Tetapi tidak menutup kemungkinan responden yang kost memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan yang tinggal bersama keluarga. 4 Penyebab stres pada mahasiswa berbeda antara satu individu dengan yang lain. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres dapat dibagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri individu mahasiswa sendiri misalnya kondisi fisik, motivasi, dan tipe kepribadian dari mahasiswa itu sendiri. Faktor eksternal biasanya berasal dari luar individu seperti keluarga, pekerjaan, fasilitas, lingkungan, dosen dan lain-lain Kualitas Tidur Dari hasil penelitian ini didapati bahwa prevalensi dari 100 responden mahasiswa Fakultas Kedokteran semester VII tahun 2016 lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk sejumlah 53% dibandingkan kualitas tidur baik sejumlah 47%. Hasil dalam penelitian dini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lemma dkk, 2012 pada Universitas di Ethiopia didapati mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk sebesar 55,8%. 36 Sementara itu berdasarkan hasil penelitian Brick, dkk, 2010 pada mahasiswa kedokteran di Amerika memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 50,9%. 9 Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Fridayana, dkk, 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak didapati mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk sebesar 72,2%. 12 Dari penelitian ini kualitas tidur berdasarkan umur tidak didapati perbedaaan yang signifikan antara kelompok umur tahun dan >21 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pola tidur seseorang, dimana remaja memiliki rata-rata tidur sekitar 7,5 jam sedangkan dewasa muda memiliki rata-rata tidur 6 8,5 jam

20 Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa kualitas tidur buruk lebih banyak pada responden perempuan daripada responden laki-laki. Banyaknya kualitas tidur buruk pada perempuan dapat disebabkan oleh karena turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi. 37 Penurunan kadar progesteron selama masa premenstruasi berhubungan dengan kesulitan tidur dan meningkatkan frekuensi bangun. Hormon estrogen dapat menurunkan latensi tidur dan frekuensi bangun serta meningkatkan jumlah total jam tidur. Terapi estrogen pada perempuan dapat meningkatkan jumlah tidur gelombang lambat dan tidur REM sehingga kualitas tidur yang dialami akan lebih baik. Berdasarkan kualitas tidur terhadap tempat tinggal responden ditemukan bahwa kualitas tidur buruk banyak ditemukan pada responden yang tinggal bersama orang tua dibandingkan responden yang tidak tinggal bersama orng tua. Penelitian ini didukung dengan penelitian Viona, 2013 dimana kualitas tidur buruk lebih banyak pada responden yang tinggal bersama orang tua, dimana juga didapati adanya faktor lingkungan seperti suhu yang terlalu panas, kebisingan, cahaya, suhu yang terlalu dingin, dan faktor lain Analisa Bivariat Hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur Dari hasil analisis bivariat penelitian dengan metode chi square dimana didapati nilai p-value sebesar 0,0001. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak, sehingga terdapat adanya suatu hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur. Berdasarkan uji korelasi spearman didapatkan hasil hubungan sedang dan bermakna (r= 0,595, p=0,0001) yang berarti semakin meningkat tingkat stresnya maka 0,595 kali mengakibatkan kualitas tidur semakin buruk dan dikarenakan penelitian ini signifikan maka dapat beralaku secara umum. Didukung juga dengan penelitian Wichaksono, 2012 di Universitas Airlangga didapati nilai p- value sebesar 0,024 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur dan nilai r = 0,318 yang dapat diartinya hubungan lemah antar tingkat stres dengan kualitas tidur. 7 44

21 Pada penelitian Mesquita, dkk, 2009 didapati nilai p-value sebesar 0,0596 (>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat stres denga kualitas tidur, tetapi mereka menyatakan stres merupakan prediktor terkuat terjadinya kualitas tidur yang buruk. 14 Kecendrungan stres sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir dimana ia diberikan tugas akhir kuliah berusa skripsi, yang mana dalam mengerjakannya sering sekali mahasiswa menghadapi berbagai macam kendala yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas tidurnya, sehingga mengakibatkan mahasiswa tersebut memiliki kualitas tidur yang buruk. Dimana mahasiswa yang mengalami stres akan terus berfikir terhadap stresor yang dihadapinya sehingga dapat mengakibatkan dia tidak bias tidur dengan tenang. 45

22 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran semester VII pada tahun 2016 mengalami stres ringan sebesar 57%, stres sedang sebesar 31%, stres berat sebesar 9%, dan stres sangat berat sebesar 3%. 2. Mahasiswa Fakultas Kedokteran semester VII pada tahun 2016 memiliki 53% mengalami kualitas tidur buruk dan sebanyak 47% mengalami kualitas tidur baik. 3. Tingkat stress pada mahasiswa memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas tidur dengan nilai p = 0, Semakin meningkat tingkat stresnya maka semakin buruk kualitas tidurnya dan secara korelasi sedang dan hasilnya bermakna (r=0,595, p=0,0001) Saran 1. Bagi mahasiswa, disarankan perlunya dilakukan gaya hidup sehat seperti tidur yang cukup, makan makanan yang sehat dan seimbang, dan lain-lain. Mahasiswa juga hendaknya mengatur jadwal kegiatan sehari-hari sehingga jadwal tidurnya teratur. 2. Bagi fakultas, untuk dapat melakukan upaya pencegahan dan manajemen stres bagi mahasiswa berupa konseling. 3. Bagi penelitian, penelitian ini diharapkan dapat sebagai pedoman dalam penelitian terkait tentang tingkat stres terhadap kualitas tidur. Penelitian ini tidak melihat adanya faktor-faktor interpersonal, coping style, ciri kepribadian pada tingkat stres dan kualitas tidur untuk itu dapat diteliti lebih lanjut pada penelitian selanjutnya. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode rancangan cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. BAB IV METODE PENILITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Klinik VCT RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Juni2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional (belah lintang), yaitu penilitian dengan cara mengobservasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik, dengan desain cross-sectional. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan rancangan survei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional (studi potong lintang) yaitu penelitian yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan desain potong lintang (Cross sectional) yang dilakukan secara satu waktu atau mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dimana pengukuran variabel-variabelnya dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002). Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan atau pengukuran data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan ini merupakan bentuk desain eksperimen yang lebih baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian ini dilakukan selama bulan September 2012 sampai selesai di Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di Panti Sosial Tresna Wedha (PSTW) Budi Pertiwi Bandung yaitu di Jalan Sancang No.2 Kelurahan Burangrang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang digunakan untuk mengukur hubungan (korelasi) tingkat pengetahuan vulva hygiene dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian survei observational potong lintang (cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian survei observational potong lintang (cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian survei observational potong lintang (cross sectional) untuk mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi dengan prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian di SMA Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan variabel terikat yang diobservasi sekali pada saat yang sama

BAB III METODE PENELITIAN. dan variabel terikat yang diobservasi sekali pada saat yang sama BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian observasional analitik, peneliti mengamati dan mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis Penelitian ini adalah Observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk mempelajari pengaruh dari variabel bebas (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Desain yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yaitu dengan Quasy-Experiment dengan menggunakan rancangan pretest

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yaitu dengan Quasy-Experiment dengan menggunakan rancangan pretest BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yaitu dengan Quasy-Experiment dengan menggunakan rancangan pretest posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010). 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah ilmu kedokteran, khususnya Ilmu Psikiatri dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Individu : a. Umur b. Jenis Kelamin c. Semester d. Fakultas e. Latar belakang pekerjaan orang tua f. Skala Sosial g. Uang saku h. Pekerjaan sampingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Matraman Jakarta Timur Dilaksanakan pada bulan Mei 2013 s/d Juni 2013 B. Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non eksperimental dengan pendekatan cohort prospektif. Setelah itu data yang sudah ada akan dilakukan uji chisquare. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu 29 BAB III METODA PENELITIAN 1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi antara kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya di Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci