BAB 4 HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4. Hasil Penelitian 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Profil Perusahaan Dikutip dari Buku Paduan Klinik Konsultasi HKI IKM, pada tahun 1998 Ditjen IKM Kementerian Perindustrian mendirikan Klinik HKI IKM untuk memberikan layanan pendaftaran dan konsultasi subjek-subjek HKI kepada pelaku industri kecil dan menengah. Yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang HKI dan meningkatkan pelayanan terhadap dunia usaha dengan melalui berbagai program dan kegiatan seperti pembinaan, sosialisasi, konsultasi, bimbingan layanan, promosi, dan pelatihan teknis HKI untuk dunia usaha IKM. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perindustrian yang mempunyai tugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang industri kecil dan menengah. Yang beralamatkan di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav Lt. 15, Jakarta Selatan. Klinik Konsultasi HKI IKM memberikan Layanan Sosialisasi dan Promosi. Layanan sosialisasi klinik konsultasi HKI - IKM memberikan berbagai informasi di bidang HKI berupa penyebarluasan seperti sosialisasi tentang HKI, buku panduan HKI, dan informasi lainnya tentang HKI. Sedangkan layanan promosi yang diberikan di Klinik Konsultasi HKI IKM seperti melalui partisipasi dalam berbagai event pameran di dalam negeri termasuk memberikan fasilitas ruang pamer di stand Klinik HKI bagi produk yang telah terdaftar HKI-nya. Adapaun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pada Klinik Konsultasi HKI IKM antara lain : a. mengingkatnya pemahaman dan kesadaran serta motivasi aparat Pembina dan Pengusaha IKM terhadap manfaat perlindungan HKI b. Meningkatnya pendaftaran hak-hak karya intelektual para pengusaha IKM bidang Merek, Paten, Hak Cipta, dan Desain Industri. c. Berkurangnya pelanggaran HKI pada Industri Kecil dan Menengah 47

2 48 Visi dan misi dari Klinik Konsultasi HKI IKM adalah antara lain yaitu : A. Visi dan Misi Visi: Menjadikan klinik HKI-IKM -sebagai lembaga layanan kekayaan intelektual yang profesional, dinamis, dan bersinergi. Misi: 1. Mengembangkan IKM melalui pembinaan, bimbingan, konsultasi fasilitasi dan promosi serta meningkatkan kerjasama kelembagaan. 2. Meningkatkan kemampuan SDM di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI). B. Tujuan Meningkatkan pelayanan terhadap dunia usaha melalui pembinaan, bimbingan, konsultasi, promosi bagi Industri Kecil Menengah dan memberikan arahan di dalam memperoleh layanan HKI melalui Klinik Konsultasi HKI-IKM. C. Sasaran 1. Meningkatnya jumlah para pengusaha industri kecil dan menengah untuk memperoleh pelayanan prima dari Klinik Konsultasi HKI-IKM. 2. Meningkatnya kesadaran para pengusaha industri kecil menengah untuk dapat memperoleh layanan pendaftaran subyek-subyek HKI. 3. Terciptanya kesamaan tindak antara para pengusaha industri kecil menengah sebagai variabel yang dilayani dan aparat pembina sebagai variabel yang melayani. Gambar 4.1 Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

3 49 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal IKM Gambar 4.3 Struktur Organisasi Klinik HKI IKM

4 Profil Program/ Unit Kerja Tugas dan Fungsi 1. Pengarah: Memberikan pengarahan kepada unit kerja yang terlibat dalam program pengembangan HKI dilingkungan Direktorat Jenderal IKM, utamanya kepada KKH-IKM. 2. Pembina Harian: Membantu pengarah memberikan arahan teknis operasional kepada berbagai unit kerja yang terlibat dalam program pengembangan HKI, utamanya kepada KKH-IKM. 3. Tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Menyidik pelanggaran-pelanggaran HKI. 4. Pengurus Harian a. Ketua: Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang HKI di lingkungan Ditjen IKM dan terhadap industri kecil menengah dalam upaya perlindungan HKI baik dalam bentuk program dan kerjasama, sosialisasi dan promosi, advokasi dan bimbingan dan Pendaftaran. b. Sekretaris/Manager Pengelola: 1. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan/ operasional Klinik Konsultasi HKI-IKM 2. Melaksanakan tugas kesekretariatan dan layanan administrasi. 3. Mengkoordinasikan kerjasama kegiatan HKI bagi IKM dengan instansi terkait. 4. Melakukan layanan administarsi pendafataran cipta, merek dan indikasi geografis, paten, desain industri, rahasia dagang dan desain tata letak sirkuit terpadu. c. Bidang-Bidang: 1. Bidang Program dan Kerjasama; Mengembangkan program kerjasama pelayanan HKI dengan Instansi terkait. 2. Bidang Sosialisasi dan Promosi; Memberikan layanan promosi, penyebarluasan informasi, sosialiasasi dan konsultasi pelayanan HKI.

5 51 3. Bidang Advokasi; Memberikan layanan penyelesaian kasus terkait HKI. 4. Bidang Bimbingan dan Pendaftaran; Memberikan bimbingan, layanan pendaftaran HKI, dan menyiapkan SDM (Fasilitator) dm fasilitasi tenaga ahli Layanan Klinik Konsultasi HKI IKM A. Program dan Kerjasama KKH-IKM mengembangkan kerjasama dengan instansi terkait di bidang HKI dan merumuskan program dan kegiatan pembinaan pelayanan HKI bagi IKM. Layanan kerjasama meliputi: a. Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM. b. Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek). c. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). d. Yayasan Karya Cipta Indoensia (YKCI). e. Penegak Hukum (Kepolisian dan Kejaksaan). f. Perguruan Tinggi. g. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. h. Instansi terkait lainnya. B. Sosialisasi dan Promosi 1. Layanan Sosialisasi Gambar 4.4 Layanan Sosialisasi & Fasilitasi HKI

6 52 KKH-IKM memberikan berbagai informasi di bidang HKI berupa penyebarluasan: a. Sosialisasi tentang HKI bagi aparat pembina, dunia usaha dan masyarakat luas. b. Buku panduan HKI. c. Brosur /leaflet. d. Informasi lainnya tentang HKI. Perolehan layanan informasi diberikan secara langsung di kantor sekretariat KKH-IKM dengan membawa identitas diri dan tidak dikenakan biaya sepanjang jenis informasi yang dibutuhkan tersedia di KKH-IKM. 2. Layanan Promosi Gambar 4.5 Layanan Promosi Stand Pameran Klinik Konsultasi HKI IKM KKH-IKM memberikan layanan promosi melalui partisipasi dalam berbagai event pameran di dalam negeri termasuk memberikan fasilitas ruang pamer di stand Klinik HKI bagi produk telah terdaftar HKI-nya. C. Advokasi KKH-IKM memberikan fasilitasi layanan konsultasi advokasi kepada IKM dalam rangka membantu penyelesaian kasus atau permasalahan di bidang HKI, menyangkut: a. Kasus Pemalsuan b. Kasus Pembajakan c. Kasus Peniruan d. Kasus Penolakan e. Kasus Lainnya terkait dengan HKI.

7 53 D. Bimbingan dan Pendaftaran KKH-IKM melakukan fasilitasi bimbingan dan pendaftaran untuk perlindungan HKI bagi produk IKM. Fasilitasi Bimbingan dan Pendaftaran dapat dilakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka perlindungan terhadap subtansi HKI. 1. KKH-IKM memberikan kesempatan kepada aparat, pengusaha IKM dan masyarakat luas untuk mendapatkan pelayanan bimbingan dan pendaftaran baik secara langsung maupun tidak langsung melalui telepon, dan surat menyurat dengan Tim KKH-IKM, menyangkut: a. Teknis pemecahan masalah penerapan substansi HKI. b. Teknis pemecahan masalah perlindungan terhadap HKI. c. Persiapan penerapan HKI. d. Proses penyelesaian administrasi HKI. e. Proses penyelesaian kelengkapan dokumen dalam rangka pendaftaran HKI. Untuk mendapatkan layanan bimbingan dan pendaftaran, dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menghubungi kantor sekretariat KKH-IKM melalui telepon, surat menyurat dan pada setiap hari kerja. b. Langsung mendatangi kantor sekretariat KKH-IKM untuk melakukan konsultasi langsung dengan Tim KKH-IKM. c. Untuk memperlancar jalannya konsultasi, pengusaha IKM atau masyarakat lainnya terlebih dahulu agar mempersiapkan pokok-pokok materi HKI yang akan dikonsultasikan. d. Pelaksanaan konsultasi dilakukan pada setiap hari kerja, yakni Hari Senin s/d Jum'at mulai pukul s/d WIB. 2. KKH-IKM menyediakan bantuan fasilitator dan tenaga ahli untuk memberikan bimbingan dan konsultasi bagi IKM dan masyarakat lain yang membutuhkan, menyangkut: a. Pengembangan unsur HKI. b. Penerapan HKI meliputi pembuatan deskripsi & pendaftaran HKI.

8 54 3. KKH-IKM menyediakan layanan penyelenggaraan bimbingan di bidang HKI meliputi: Sosialisasi, dan Pelatihan Fasilitator HKI. Untuk mendapatkan layanan tersebut, dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menyampaikan permohonan secara tertulis kepada KKH-IKM dengan mencantumkan identitas, alamat dan telepon/ faximile ybs. b. Pelaksanaan pelatihan akan diselenggarakan apabila jumlah peserta pelatihan minimal 15 orang dan maksimal 25 orang dan tersedianya ruangan yang cukup layak untuk kebutuhan proses belajar. Gambar 4.6 Prosedur Tata Cara Pendaftaran Merek Profil Informan No. Nama Jabatan Lama Bekerja 1. Dra. Euis Saedah Dirjen IKM 3,5 tahun 2. Drs. Dulles Sihombing, M.Si Ketua Klinik Konsultasi HKI 4 bulan 3. Angga Walesa Yudha Pengelola Klinik Konsultasi HKI 3,5 tahun 4. Siti Megawati Admin Klinik Konsultasi HKI 4 bulan Tabel 4.1 Profil Informan Internal Perusahaan No. Nama Pekerjaan Usia 1. Bernard Wiraswasta, Pemilik Motoplas 32 tahun 2. Frans Pegawai Swasta 26 tahun Tabel 4.2 Profil Informan Publik

9 Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengumpulan Data Tanggal Narasumber Tempat Durasi Keterangan Dra. Euis Saedah Dirjen IKM Drs. Dulles Sihombing, M.Si Ketua Klinik Konsultasi HKI Angga Walesa Yudha Pengelola Klinik Konsultasi HKI Siti Megawati Admin Klinik Konsultasi HKI Frans Visitor Klinik Konsultasi HKI Angga Walesa Yudha Pengelola Klinik Konsultasi HKI Bernard Visitor Klinik Konsultasi HKI Bernard Visitor Klinik Konsultasi HKI Ruang Dirjen Rekaman jelas, IKM hanya waktu Kementerian 0:09:49 wawancara Perindustrian sangat terbatas Lt. 15 Klinik Jawaban yang Konsultasi 0:19:30 diberikan sangat HKI, Lt. 15 detail Klinik Suasana pada Konsultasi 0:10:15 HKI, Lt. 15 Klinik Konsultasi 0:11:16 HKI, Lt. 15 Pameran Produk Kreatif 0:05:10 Indonesia, PRJ, Jakarta Klinik Konsultasi 0:07:06 HKI, Lt. 15 Klinik Konsultasi 0:04:06 HKI, Lt. 15 Klinik Konsultasi 0:04:06 HKI, Lt. 15 saat wawancara berisik Jawaban sangat singkat, perlu dilakukan wawancara ulang Hasil rekaman wawancara hilang Via telp karena beliau sedang di luar kota Jawaban tidak sesuai pertanyaan Via telepon agar efisien waktu

10 Siti Megawati Admin Klinik Konsultasi HKI Klinik Konsultasi HKI, Lt. 15 0:09:06 Wawancara pertama belum lengkap Dra. Euis Saedah Waktu sangat Ditjen IKM 0:04:06 Dirjen IKM terburu-buru Tabel 4.3 Data Wawancara Informan Internal Perusahaan dan Publik Keabsahan Data Dra. Euis Saedah (A) Untuk dapat dipercaya oleh pelaku IKM dalam menjalankan strategi untuk membangun brand awareness melalui Klinik Konsultasi HKI IKM, A mengatakan langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan program-program kegiatan seperti memberikan fasilitasi pendaftaran HKI yang terdiri dari pendaftaran merek, hak cipta, hak paten, dan desain industri. Yang kedua yaitu mengadakan sosialisasi HKI ke daerah-daerah di Indonesia. Selanjutnya memberikan pelatihan fasilitator tentang HKI tingkat pemula kepada aparat pembina pusat dan daerah. Fungsi dari keberadaan Klinik ini sendiri menurut A yang terutama adalah untuk membantu IKM untuk melindungi Hak kita menjualnya, salah satu dari Hak ini adalah merek atau branding maka dari itu, sehingga kita mencoba melakukan semacam penyuluhan dan pemberian pengertian kepada para pelaku IKM, dimana kita peduli dengan produk/ merek mereka dan juga dalam menunjukkan merek itu kita juga memberikan bimbingan merek seperti apa yang cocok untuk berbagai tipe produk. Lalu setelah mereka mempunyai merek yang kita coba tuntun dengan berbagai macam pengertian-pengertian tadi kita juga memfasilitasi mereka untuk mendaftarkan mereknya ke Direktorat Hak Kekayaan Intelektual dengan harapan mereka mempunyai hak atas merek yang diciptakan tadi. Namun hal ini dirasa belum cukup untuk meningkatan brand awareness tentang kesadaran pendaftaran merek, karena menurut A strategi yang terpenting dalam strategi pemasaran adalah dengan memberikan pelayanan terbaik terhadap IKM dengan selalu memberikan informasi dan melakukan sosialisasi-sosialisasi ke daerah tanpa saling menunggu-nunggu karena dari pihak nya yang masih keterbatasan anggaran. Tentu saja memang dalam melakukan suatu hal, pasti ada saja hambatannya seperti penjelasan dari A karena balik lagi melihat kurangnya antusias IKM tentang pentingnya pendaftaran merek

11 57 sehingga harus lebih bekerja keras untuk melakukan strategi agar tidak ada lagi hambatan-hambatan dalam melakukan sosialisasi prosedur pendaftaran merek. Tantangan yang dihadapi IKM komponen agar dapat bersaing ialah berupa peningkatan kualitas dan ketersediaan bahan baku dalam negeri, kompetensi SDM, peningkatan teknologi dan standarisasi, serta perluasan akses pasar. Pernyataan ini telah dikonfirmasi oleh Narasumber B dalam bentuk konfirmasi pernyataan melalui membercheck yang diberikan tanggal 15 Mei Drs. Dulles Sihombing, M.si (B) Menurut B, Publikasi HKI yang dilakukan oleh Klinik Konsultasi HKI IKM itu ada 2 (dua) hal, yang pertama yang bersifat indoor dan yang dan bersifat outdoor (diluar gedung), yang bersifat indoor itu tentunya publikasinya melalui yang sosialisasi-sosialisasi, sementara yang diluar itu bisa kita lakukan melalui media, media itu-media elektronik yang pernah di sounding di TV. Contoh publikasi HKI yang sudah pernah ada di TV itu menjelaskan bagaimana pentingnya melindungi Hak nya web, karena Hak Merek, karena merek ini sangat penting bagi keberlangsungan perusahannya. Sebagai contoh misalnya IKM itu masih banyak yang belum memahami informasi HKI, dimana subjek dari HKI itu sendiri salah satunya adalah merek. Dijelaskan oleh B, di dalam peraturan perundang-undangan sistem HKI, ketika pelaku IKM kita mau eksport pada umumnya melalui pihak ketiga yaitu melalui eksportir sehingga ketika sampai di negara tujuan, tidak tertutup kemungkinan nanti didaftarkan di negara tujuan eksport. Oleh karena itu kami selalu menghimbau, baik melalui media TV agar setiap pelaku IKM yang akan melakukan eksport yang sebelumnya didaftarkan dulu mereknya di dalam negeri, kemudian dia mendaftarkan merek itu ke negara tujuan eksport. Seperti itu penjelasan singkatnya, jadi itu beberapa hal yang telah kita lakukan baik pertemuan-pertemuan dengan pihak IKM yang memang sudah memulai usaha eksport. Dalam Perlindungannya melalui pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, yang terbanyak adalah Perlindungan Hak Merek. Memang yang terbanyak itu adalah perlindungan Hak Merek, hak itu ketika dia perorangan karena memang itu yang kita berikan fasilitas kepada perusahaan atau industri kecil maka persyaratannya mudah hanya memberikan Surat Pernyataan bahwa itu mereknya sendiri, lalu prosedur dalam pendaftarann merek selanjutnya yaitu kemudian melengkapi syarat-syaratnya KTP dan fotokopi nya, kemudian etiket merek yang akan didaftarkan itu sebanyak

12 Kemudian ada lagi formulir yang harus diisi sampai formulir pendaftaran selesai. Tetapi ketika badan usaha, maka akte pendiriannya harus dilegalisasi dari notaris yang membuatnya dan NPWP. Kalau perorangan sangat sederhana sekali untuk pendaftarannya. Pernyataan ini telah dikonfirmasi oleh Narasumber B dalam bentuk konfirmasi pernyataan melalui membercheck yang diberikan tanggal 15 Mei Angga Walesa Yudha (C) Klinik ini didirikan untuk membantu pelaku IKM. Bentuk kegiatannya adalah bimbingan dan konsultasi, bisa langsung dan tidak langsung, bimbingan langsung itu dari IKM biasanya kita mensosialisasikan ke daerah-daerah. Jadi tidak semua kegiatan dipusatkan di klinik kita ini, tetapi di klinik kita lebih banyak menjadi narasumber pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan diadakan oleh Dinas Provinsi atau Kabupaten Kota. Selain bimbingan konsultasi disini juga memberikan layanan advokasi, artinya advokasi disini permasalahan sengketa. Sebagai Pembina Klinik Konsultasi HKI IKM yang memiliki tugas pokok untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang HKI di lingkungan Ditjen IKM dan terhadap industri kecil menengah dalam upaya perlindungan HKI baik dalam bentuk program dan kerjasama, sosialisasi dan promosi, advokasi dan bimbingan dan pendaftaran. C mengatakan pemasyarakatan HKI di kalangan pengusaha IKM dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh para pengusaha industri yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing industri. Oleh karena itu karya temuan orang lain yang didaftarkan untuk dilindungi harus dihormati dan dihargai. Di samping itu kesadaran dan wawasan mengenai HKI diharapkan akan dapat menimbulkan motivasi dan dorongan agar pengusaha IKM terdorong untuk berkreasi dan berinovasi di bidang produk dan teknologi produksi, serta manajemen. Saat ini ia sedang fokus di bidang advokasi perlindungan HKI, C melakukan pendampingan kepada IKM yang sedang bermasalah, masalah yang sedang diurus yaitu Sengketa Hak Cipta Motif Batik antara pedagang Tanah Abang yaitu Bapak Edo pemilik Toko Eka Jaya yang telah menjadi tersangka karena telah memperdagangkan tekstil motif batik yang telah terdaftar milik Ibu Lie Wan Joeng

13 59 (Pelapor), dan Direktur PT. Cipta Lestari Ideanusa/ Exatex Bapak Santo juga tersangka yang digugat sebagai pihak yang telah memperbanyak motif batik Batu Raden 8111 dan motif batik Batu Raden 8114 milik Pelapor. Sebagai Pembina Klinik HKI ia melakukan strategi pendekatan tanggung jawab sosial kepada pihak Ibu Lie Wan Joeng dalam menyelesaikan masalah ini dengan cara menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai bukan ditujukan untuk mengambil keputusan sepihak dari publik sasarannya (keuntungan intern bagi pihak Klinik HKI) namun justru tujuannya untuk terlebih untuk pihak pelapor. Karena Klinik HKI sendiri merupakan sub bagian organisasi yang bersifat non-profit. Pernyataan ini telah dikonfirmasi oleh Narasumber C dalam bentuk konfirmasi pernyataan melalui membercheck yang diberikan tanggal 5 Mei Siti Megawati (D) Sebagai admin yang merangkap sebagai Humas di Klinik ini, D mengatakan tugas utamanya dalam strategi komunikasi dalam mempublikasikan Klinik Konsultasi HKI IKM adalah untuk turut berperan serta dalam memberikan sosialisasi yang berupa kunjungan kedaerah-daerah kepada industri kecil dan menengah mengenai pentingnya perlindungan HKI, membuat pelatihan HKI, menangani konsultasi seputar Klinik HKI baik di dalam klinik sendiri maupun di luar klinik seperti dalam kegiatan pameran-pameran, dan juga memberikan advokasi hki bagi pihak yang bersengketa. Langkah-langkah yang ia lakukan untuk mendapat kepercayaan dari media dan visitor yang datang langsung ke Klinik untuk berkonsultasi seputar HKI adalah dengan cara pendekatan persuasif dan edukatif, karena sesuai fungsinya sebagai humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari Klinik HKI kepada pihak publiknya yaitu pelaku IKM yang sifatnya dengan cara mendidik dan memberikan penerangan maupun dengan melakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai pemahaman toleransi dan lain sebagainya, apalagi pengenalan sistem kekayaan intelektual di Indonesia masih minim. Strategi pemasaran lainnya yaitu dengan mengikuti banyak pameran. D menyadari masih terdapat kendala dalam melakukan strategi untuk sosialisasi HKI, kendalanya yaitu pelaku IKM sendiri. Hambatan prinsip tetap ada, namun sejauh ini masih dapat diatasi terutama dalam memberikan pelayanan kepada

14 60 tamu. Beberapa fasilitas yang ada difungsikan secara optimal, sehingga semua yang menjadi kebutuhan tamu dapat terpenuhi. Penilaian dilakukan terhadap keberhasilan kegiatan eksternal dan internal dalam mencapai target kerja yang telah ditetapkan, begitu ucapannya. Maka peran D sebagai humas untuk meningkatkan awareness Klinik Konsultasi HKI IKM ia bertanggung jawab untuk publikasi tentang subyeksubyek HKI, peran HKI dalam perdagangan bebas. Ini menjadi bekal baginya sebagai Humas Klinik HKI dalam rangka untuk menyebarluaskan HKI bagi masyarakat khususnya para pelaku IKM. Gunanya adalah untuk mencegah persaingan usaha yang tidak sehat dan sebagai peningkat daya saing dan untuk pembentukan image, karena suatu produk yang dilindungi HKI akan mudah dikenal dan digemari masyarakat atau konsumen, selanjutnya penggunaan Hak Kekayaan Intelektual secara terus menerus akan membentuk image terhadap produk terkait. Pernyataan ini telah dikonfirmasi oleh Narasumber D dalam bentuk konfirmasi pernyataan melalui membercheck yang diberikan tanggal 9 Mei Analisis Data a. Reduksi Data Berikut adalah Penyajian Data Wawancara dengan Informan narasumber Internal Perusahaan yaitu Dirjen HKI, Dra. Euis Saedah. No. Pertanyaan Jawaban 1. Dalam menjalankan strategi untuk membangun brand awareness melalui Klinik Konsultasi HKI- IKM, apa saja yang dilakukan untuk dapat dipercaya oleh pelaku IKM? Langkah-langkah yang dilakukan adalan dengan melakukan program program kegiatan seperti memberikan fasilitas pendaftaran HKI yang terdiri dari pendaftarak merek, hak cipta, hak paten dan desain industry. 2. Selain melakukan kegiatan Fasilits Pendaftaran, apa saja rencana kegiatan Diluar kegiatan/program pkok yang telah disusun, menurut pandangan kami

15 61 untuk tahun 2014? 3. Apa fungsi dari keberadaan Klinik Konsultasi HKI ini sendiri? 4. Apakah tujuan utaman dari kegiatan sosialisasi HKI? 5. Sampai dengan saat ini, sejauh mana tingkat kesadaran pelaku IKM untuk melindungi pendaftaran merek? perlu dilakukan beberapa kegiatan lainnya yang lebih luas dan lebih fokus yaitu antara lain promosi merek melalui website pameran dan lain-lain Keberadaan Klinik ini ada beberapa fungsi, terutama yang dilakukan untuk membantu IKM untuk melindungi Hak kita menjualnya, salah satu dari Hak ini adalah merek atau branding Tujuan utamanya yaitu selain untuk pemerataan informasi akan arti penting apa pentingnya HKI juga bertujuan dengan mengikis image Indonesia yang masih sering disudutkan sebagai Negara Priority Watch List didalam pelanggaran HKI Masih banyak pelaku IKM yang menjiplak secara khususnya, jadi kesadaran yang kita maksud adalah mendaftarkan merek atas produk dari IKM tetapi jangan sampai menjiplak kekayaan intelektual orang lain.

16 62 6. Publikasi tentang HKI apa saja yang sudah dilakukan oleh Ditjen IKM untuk Klinik Konsultasi HKI - IKM? 7. Apakah publikasi di Klinik Konsultasi HKI mempengaruhi munculnya tingkah laku agresif dari pelaku IKM? 8. Apa manfaat HKI dari segi keuntungan bagi perusahaan / pelaku IKM? 9. Apa pendapat Ibu pribadi, selaku Ketua Tim Ada 2(dua) hal dalam mempublikasikan hak kekayaan intelektual, yang pertama publikasi dan pengertian kepada Klinik kita juga mempromosikan keberadaan Klinik ini supaya makin banyak iklan yang tahu, Kedua Klinik sendiri melakukan semacam promosi kepada Dunia Usaha untuk menyadarkan pengertian pada IKM yang terutama mereka peduli dengan sasaran mereka mau mendaftarkan hak merek mereka, Ya, tetapi efeknya memang belum begitu besar.pelaku IKM sendiri masih kesulitan dalam mengartikan sebuah konsepnya sendiri Ada banyak manfaat HKI bagi IKM tetapi menurut saya yang terpenting adalah untuk mencegah persaingan usaha yang tidak sehat dan sebagai peningkat daya saing. Hidup itu kan dinamis, mungkin sekarang kita

17 63 Penyidik dalam pembuatan informasi di brosur dan Buku Paduan Klinik Konsultasi HKI IKM yang sekarang apakah sudah lengkap atau belum? Mengingat brosur dan buku paduan tersebut terus direvisi hampir setiap tahunnya. 10. Tanggal 26 April 2014 lalu Hari HKI Sedunia, Apakah ada acara khusus? 11. Pihak HKI hanya menunggu untuk melakukan sosialisasi panggilan dari atau ke daerah. Hal ini dilakukan karena permasalahan melihat sama hal nya kita membuat brosur tahun lalu waktu itu sudah baik begitu berjalan banyak masukan, saran, bukan tidak mungkin setelah dijalankan diadakan adalagi revisi, masukan, kritik kita dapat informasi tentang teknologi, tentang ilmu pembuatan desain yang mungkin dapat diubah-ubah. Dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian sendiri untuk secara khusus tidak ada,kemenperin tidak membuat acara dalam rangka Hari HKI Sedunia.Tetapi kita berpartisipasi acara yang diselenggarakan oleh Kemenhumham, artinya secara khusus tidak mengadakan acara untuk merayakan Hari HKI Iya kita mengakui hal ini, kita memang melaksanakannya menunggu undangan dari daerah saja.anggaran yang ada memang tidak cukup,

18 64 utamanya yaitu keterbatasan anggaran, bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan ini? 12. Apakah pernah ada negosiasi yang dilakukan klinik HKI dengan pelaku IKM? Negosiasi yang seperti apa contohnya? 13. Bagaimana tanggapan/ keadaan dari pihak pelapor selaku pihak yang dirugikan? sangat terbatas.tetapi kita mengoptimalkan dan kita justru ingin memberikan sosialisasi pada mereka yang membutuhkan.maka sekarang kita coba tawarkan pada daerah, kalau daerah menganggap bahwa perlu informasi tentang pentingnya HKI silahkan mereka yang mengundang atau memprakasai untuk diberikan layanan sosialisasi HKI Ada, contohnya kasus sengketa kain tekstil motif batik milik Ibu Lie Wan Joeng yang diperjualkan di Toko Eka Jaya, Pasar Tanah Abang.Beberapa hari yang lalu pihak dari API datang kesini (Klinik Konsultasi) untuk melakukan negosiasi kasus sengketa kain nya.sampai saat ini kasusnya sudah ditangani oleh DItjen IKM dan pihak kepolisian Pihak pelapor sangat merasa dirugikan oleh pihak tersangka yaitu Bapak Edo pemilik Toko

19 65 Eka Jaya dan Direktur PT. Cipta Lestari Ideanusa Bapak Santo karena telah menurunkan Brand Image kain motif batik miliknya 14. Dari Ditjen IKM sendiri apakah pernah mengadakan program CSR? Balik lagi ke permasalahan utama yaitu minimnya anggaran dana, dan memang tidak ada dana khusus untuk program CSR (Coorporate Social Responsibility). Tetapi kita pernah dimanfaatkan oleh perusahaan yang memang memiliki CSR untuk membantu para binaannya Tabel 4.4 Penyajian Data Wawancara dengan narasumber Internal Dirjen HKI Berikut adalah Penyajian Data Wawancara kedua dengan Informan sebagai Narasumber Internal Perusahaan : Pertanyaan Kata Kunci Jawaban Kata Kunci Jawaban Angga (C) Mega (D) a. Segmenting 1. Bagaimana segmentasi Teori Segmentasi PR dapat diterapkan di Klinik HKI-IKM dengan mengelompokkan Segmenting dari Klinik Konsultasi HKI IKM adalah pelaku IKM sendiri, karena Klinik HKI PR melalui Klinik pengunjung yang datang ini didirikan untuk Konsultasi HKI berdasarkan komoditi. membantu memfasilitasi IKM? Karena tiap-tiap komoditi memiliki kebutuhan akan IKM dalam kesadaran mengenai HKI. brand positioning yang berbeda. b. Targeting

20 66 1. Upaya apa yang dilakukan oleh PR pada Klinik Konsultasi HKI IKM agar mencapai tujuan yang telah ditetap kan? Melakukan Sosialisasi di berbagai daerah di Indonesia (2014: Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalteng, Kalsel, Bengkulu, Jabar, Jatim, Sulteng, Maluku, NTT, Papua Barat), berpartisipasi pada berbagai pameran berskala nasional, aktif pada berbagai forum koordinasi HKI, serta memberikan fasilitas pendaftaran HKI secara gratis bagi pengusaha IKM Memberikan pelatihanpelatihan kepada disperindag, sekolahsekolah, dan instansi terkait di daerah-daerah Ikut serta dalam pameran-pameran di indonesia, dengan turut serta dalam kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat keberadaan klinik hki Mengikuti kegiatankegiatan yang berhubungan dengan HKI 2 Tingkat kedatangan visitor pada Klinik Konsultasi HKI IKM dari awal hingga sekarang meningkat atau tidak? c. Positioning 1. Seperti apa perencanaan yang dibuat oleh Klinik Setiap tahun, jumlah pengunjung Klinik IKM mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pengusaha IKM akan pentingnya HKI dalam mendukung pengembangan usaha mereka semakin tinggi. Kementerian/Lembaga dalam merencanakan kegiatan tahun anggaran hingga sekarang meningkat atau tidak? Dengan banyaknya kegiatan sosalisasi tentu saja meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke Klinik HKI. Menambah anggaran APBN untuk tahun depan agar publikasi sosialisasi

21 67 Konsultasi HKI IKM dalam membangun PR di perusahaan? berikutnya dibatasi oleh ketersediaan anggaran. Oleh karena itu, harus dibuat strategi prioritas pengembangan HKI berdasarkan anggaran yang tersedia. ke daerah-daerah tidak terjadi seperti sikap yang saling tunggu menunggu 2. Seperti apa positioning PR pada Klinik Konsultasi HKI IKM? Memberikan pemahaman akan pentingnya HKI kepada pengusaha IKM Klinik hki memposisikan dirinya sebagai pelayanan informasi publik khususnya dalam bidang kekayaan intelektual. 3. Apakah peran PR sebagai controlling atau pengawas dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan demi meningkatnya kesadaran merek pada masyarakat? Dengan terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi di berbagai daerah dan menganalisa trend tingkat kesadaran pengusaha IKM di daerah, khususnya di luar Jawa serta memberikan bantuan fasilitasi pendaftaran HKI bagi pengusaha IKM Peran PR sebagai pengawas adalah membantu memastikan berjalannya kegiatankegiatan seperti dalam hal sosialisasi agar dapat berjalan dengan baik. d. Promotion 1. Strategi promosi apa yang diterapkan oleh PR untuk meningkatkan kesadaran merek agar masyarakat semakin mengenal Klinik Dengan mencetak buku panduan HKI dan brosur/leaflet mengenai HKI, melakukan sosialisasi HKI di berbagai daerah, berpartisipasi pada pameran berskala Memberikan pelatihanpelatihan kepada disperindag, sekolahsekolah, dan instansi terkait di daerah-daerah dengan tujuan agar setelah pelatihan selesai mereka

22 68 Konsultasi HKI IKM? nasional, menyebarluaskan informasi dan kebijakan melalui media internal dan eksternal, serta memberikan fasilitas pendaftaran HKI bagi pengusaha industri kecil. dapat turut mensosialisasikan pengetahuannya di daerah tersebut. 2. Sejak kapan Klinik Konsultasi HKI IKMmenjalankan strategi ini? Apakah strategi promosi ini sangat bermanfaat? Sejak awal berdirinya Klinik HKI-IKM, yaitu pada tahun Namun pada saat awal Klinik HKI-IKM berdiri, sumberdaya dan anggaran yang tersedia masih sangat terbatas, jadi wilayah sasaran pengembangan HKI masih terpusat di Jakarta dan pulau Jawa. Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1998 sosialisasi ini sudah di perkenalkan, terbukti sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran pelaku IKM khususnya dalam hal pendaftaran hak merek. 3. Apakah strategi ini tetap dipakai sampai saat ini? Dan apakah strategi tersebut masih efektif? Ya. Strategi ini masih tetap dipakai sampai saat ini karena terbukti efektif dengan selalu meningkatnya pendaftaran form merek bagi IKM. e. Product 1. Apakah melalui Klinik Konsultasi HKI IKM ini dapat meningkatkan popularitas keberadaan Iya, di tahap Brand Recall ini kami makin berusaha untuk menyadarkan para pelaku IKM ntuk Dengan adanya berbagai kunjungan ke bebagai daerah dapat meningkatkan popularitas

23 69 klinik ini? mengetahui betapa pentingnya HKI klinik hki, karena selain membahas mengenai pentingnya hki, juga membahas mengenai peran dan fungsi hki di masyarakat. 2. Apakah ancaman yang dimiliki PR pada Klinik Konsultasi HKI IKM? Masih kurangnya kesadaran pengusaha IKM tentang pentingnya HKI dalam meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan, terutama bagi para pengusaha IKM yang di luar Jawa. f. Place 1. Bagaimana posisi Klinik Konsultasi HKI IKMditinjau dari segi kemudahan mengakses dan kemudahan melakukan publikasi? Sangat baik. Klinik HKI- IKM dapat dikunjungi setiap hari kerja, Senin- Jumat, jam Klinik HKI-IKM juga memiliki line telp yang bisa dihubungi pada setiap hari kerja. Klinik HKI IKM terletak di LT 15 kementerian perindustrian, sangat mudah di akses karena bertempat di Jl. Gatot Subroto Jakarta Selatan yang merupakan kawasan yang strategis. 1. Bagaimana peran PR di Klinik HKI? Turut serta pada berbagai kegiatan Sosialisasi HKI, aktif pada kegiatan Forum Koordinasi terkait HKI, berpartisipasi pada Ikut mensosialisasikan klinik hki kepada masyarakat khususnya bagi Industri kecil dan menengah.

24 70 2. Apa saja pekerjaan PR di Klinik Konsultasi HKI IKM? (job descriptions) berbagai pameran produk berskala nasional, Menerima IKM dan aparat pembina IKM yang melakukan konsultasi dan pendaftaran HKI serta memberikan informasi terkait subjek HKI. Memberikan dan mengumpulkan kuisioner kepuasan layanan publik kepada pengunjung Klinik Konsultasi HKI. Menyebarkan informasi melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh Klinik HKI-IKM Turut berperan serta dalam memberikan sosialisasi berupa kunjungan kedaerah-daerah kepada industri kecil dan menengah mengenai pentingnya perlindungan HKI,membuat pelatihan HKI, menangani konsultasi seputar klinik hki baik didalam klinik sendiri maupun dalam kegiatan pameranpameran, memberikan advokasi hki bagi pihak yang bersengketa. 3. Apakah peran PR sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran merek pada masyarakat melalui Klinik Konsultasi HKI IKM? Ya. Mayoritas pengusaha IKM khususnya yang berada di luar Jawa masih belum sadar akan pentingnya HKI, terlebih dalam menyambut Pasar Bebas ASEAN pada tahun Peran PR pada Klinik HKI-IKM, dalam hal ini untuk turut menyebarluaskan akan pentingnya HKI, serta Sangat membantu, melalui kegiatan konsultasi dalam Klinik HKI maupun pameran, PR memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai pentingnya pendaftaran merek bagi IKM.

25 71 menginformasikan keberadaan Klinik HKI- IKM kepada pengusaha IKM yang membantu pengusaha IKM dalam melindungi HKI-nya, menjadi krusial. Tabel 4.5 Penyajian Data Wawancara dengan narasumber Internal Tabel Penyajian Data Wawancara Informan sebagai Narasumber Eksternal : Keterangan : X = Bernard Y = Frans No. Pertanyaan Jawaban Jawaban Narasumber X Narasumber Y 1. Apa yang anda ketahui tentang Public Relations? Seorang yang pekerjaannya bertugas mengenai segala yg PR atau Humas adalah yg menciptakan dan menjaga citra perusahaan dari atau ke masyarakat berhubungan dgn aktivitas komunikasi, promosi 2. Sejauh mana anda tahu mengenai Klinik Konsultasi HKI IKM? Saya tahu tentang Klinik ini sejak 2tahun lalu, ketika Klinik HKI adalah bagian dr Ditjen IKM yang menangani hal-hal yg berkaitan dgn HKI saya memulai usaha 3. Bagaimana pendapat anda mengenai Klinik Konsultasi HKI IKM ini? Sangat membantu kalangan Dikenal masyarakat khususnya pengusaha IKM

26 72 4. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Klinik Konsultasi HKI IKM? 5. Sudah berapa kali anda datang ke Klinik Konsultasi HKI IKM? 6. Kegiatan apa yang anda lakukan ketika datang ke Klinik Konsultasi HKI IKM? 7. Apakah Humas disini sudah dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan kesadaran merek pada Klinik Konsultasi HKI IKM? 8. Menurut penilaian anda, dimana tingkat brand awareness Klinik HKI IKM? 9. Apakah ada kendala selama anda datang, berkonsultasi, dsb di Klinik Konsultasi HKI pengusaha IKM Dari segi Saya mendapatkan konsultasi pelayanan yg baik sangat baik, informatif. Semuanya ram 3 kali 1 kali Pertama-tama Konsultasi HKI konsultasi seputar HKI, lalu sekarang proses pendaftaran merek Sudah, karena Sudah, dgn seringnya saya tahu klinik melakukan sosialisasisosialisasi ke daerah di ini juga dari sendiri Indonesia Top of mind, Brand Recall, karena karena klinik menurut saya masih ini membantu banyak IKM di pelosok saya untuk Indonesia yang blm tau memberi hak keberadaan klinik ini merek& paten produk saya. Tidak ada, Tidak ada, bukan prosedurnya sekedar konsultasi tapi sudah jelas saya seperti diberi

27 73 IKM? apalagi saya pengaahan dijelaskan secara langsung 10. Apa saran anda untuk Humas kami dalam hal agar meningkatkan kesadaran merek pada Klinik Konsultasi HKI IKM? Kuota pendaftaran merek ditambah, jgn hanya 20merek/ bulan Publikasi media elektronik, agar mudah mengetahui info dan Tanya jawab via social media Tabel 4.6 Penyajian Data Wawancara dengan narasumber Eksternal b. Display Data Penelitian yang berjudul Sosialisasi Klinik Konsultasi HKI IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Untuk Meningkatkan Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014 sampai dengan 20 Mei 2014 di Klinik Konsultasi HKI IKM, Ditjen IKM Kementerian Perindustrian yang beralamatkan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav , Lt. 15. Maksud dari kajian penelitian untuk menganalisis strategi pemasaran yang telah dilakukan Klinik Konsultasi HKI IKM. Karena keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya diukur melalui pendapatan yang didapatkan tapi juga bagaimana perusahaan tersebut mampu untuk mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis jasa yang dijalani, apalagi Klinik Konsultasi HKI IKM ini merupakan bagian dari sub divisi dari Ditjen IKM yang merupakan non-profit, maksudnya dimana visitor yang rata-rata adalah pengusaha IKM tidak dipungut biaya dalam beronsultasi disini. Selain berkonsultasi mengenai seputar Hak Kekayaan Intelektual, ada juga kegiatan publikasi lainnya seperti pembinaan, sosialisasi, konsultasi, bimbingan layanan, promosi, dan pelatihan teknis HKI untuk dunia usaha IKM. Branding adalah masalah utama di sektor IKM, karena mayoritas IKM belum mengutamakan merek. Kondisi tersebut terjadi karena pelaku usaha IKM pada umumnya memiliki keterbatasan modal usaha dan kesadaran rendah akan pentingnya penggunaan merek pada hasil produksinya, IKM juga memiliki keterbatasan dalam hal promosi.

28 74 Menurut Indra Jaya Sihombing, Master Trainer Unlimited Media Training Jakarta pada koran Suara Merdeka tanggal 20 Maret 2010 pada kolom Advertensia mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dicermati agar suatu brand dapat terus bertahan bahkan menjadi pemenang, yaitu: 1. Upayakan brand berbeda dari pesaing Cara paling sederhana mengetahui perbedaan ini adalah mencermati perilaku pemasaran pesaing. Segala hal yang bisa diamati di antaranya desain kemasan, isi atau kandungan produk, aktivitas-aktivitas komunikasi, termasuk iklan dan public relations. Kalau suatu brand tidak memiliki perbedaan khas dan bernilai jual tinggi, maka kemungkinan untuk bertahan akan relatif sulit, sebab konsumen akan melihatnya sebagai brand yang biasabiasa saja. Maka dari itu, disini fungsi Klinik Konsultasi HKI IKM adalah untuk memberi saran dan masukan kepada pelaku IKM untuk memberi tahu syarat-syarat apa saja dalam menentukan merek dari suatu produk. 2. Pastikan brand memiliki janji bernilai dan benar-benar bisa terealisasi Tugas dari Klinik HKI adalah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada IKM untuk menentukan brand pada produknya. 3. Bertindaklah layaknya pemimpin sehingga suara didengar 4. Intregasikan segala jalur komunikasi yang tersedia dengan efektif Antarmedia yang digunakan harus terjalin kerja sama saling mendukung dalam kesamaan pesan, atau eksekusi yang tidak berbeda-beda. Brand pemenang biasanya melakukan komunikasi luas dan massal untuk memantapkan citranya sebagai pemimpin. Untuk meningkatkan pemasaran seiring dengan makin ketatnya persaingan, dengan adanya eksistensi keberadaan Klinik HKI maka pelaku IKM akan terbantu tentang HKI. Masih minimnya perhatian IKM pada bidang pemasaran mengakibatkan sebagian bisnis mereka tersendat dan kurang maju. Meskipun memiliki produk yang bagus dan unik, namun tidak akan berarti jika gagal mengkomunikasikan pada orang lain karena bukan hal yang mudah untuk bisa mem-branding-kan produk pada sektor IKM. Ini pekerjaan rumah yang luar biasa bagi Ditjen HKI, Pemerintah akan membantu pelaku usaha disektor IKM agar mempunyai 'branding' dan memudahkan masyarakat mengenali produknya sehingga lebih dikenal di pasaran. Dalam wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 14

29 75 April, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah mengatakan bahwa pemerintah akan membantu penguatan merek di sektor IKM. Beliau berharap pelaku IKM dapat memanfaatkan fasilitas Klinik ini degan baik. Untuk itu kepada IKM yang ingin melakukan konsultasi dalam perbaikan kemasan, merek, label, maupun penciptaan desain silahkan datang ke Klinik Konsultasi HKI IKM yang berada di lantai 15 Gedung Kementerian Perindustrian, karena program-program yang ada disini adalah tanpa dipungut biaya. Jika pelaku IKM benar-benar berniat serius menggeluti sebuah usaha dan bermimpi untuk menjadi besar, berikut ini trik dari Dirjen IKM yang harus diperhatikan untuk mewujudkan menjadi pengusaha IKM yang sukses : 1. Buat organisasi bisnis yang sesuai untuk bisnis Anda 2. Belajarlah agar wawasan makin terbuka 3. Percaya diri namun jangan sekehendak hatinya 4. Jangan sekedar mengikuti pasar, jadilah pendikte pasar 5. Jangan pelit untuk berinvestasi jangka panjang 6. Jangan cepat merasa puas 7. Perlakukan SDM/ pekerja Anda sebagai aset, bukan sebagai budak 8. Bisnis Anda harus terbuka agar cepat berkembang. Strategi Humas yang dilakukan Klinik Konsultasi HKI IKM dalam melakukan terobosan untuk meningkatkan brand awareness Hak Kekayaan Intelektual yaitu dengan cara memperbanyak brosur, buku paduan, dan cetakan sebagainya yang berisikan tentang subjek HKI. Dan juga melalui media Majalah GEMA. Majalah GEMA merupakan media cetak Ditjen IKM Kementerian Perindustrian yang berisikan berita-berita industri, diproduksi dan dicetak oleh Ditjen IKM, lalu disebarkan/ didistribusikan melalui Dinas Perindag Kabupaten/ Kota dan juga disebarkan ke instansi-instansi pemerintah lainnya yang terkait. Di dalam buku Peni R. Pramono yang berjudul Brand atau Merek Kunci Sukses Usaha, terdapat 4 (empat) tingkat dalam piramida brand awareness yaitu sebagai berikut (2012:52) : a. Unaware of brand Tahapan ini telah dilalui oleh Klinik HKI saat pertama kali didirikan di Ditjen IKM Kementerian Perindustrian. Pada tahap itu, masyarakat

30 76 masih belum mengenal dan mengetahui Klinik Konsultasi HKI IKM dan masih awam terhadap klinik ini. b. Brand recognition Pada tahapan ini, masyarakat sudah mampu mengidentifikasi, memahami, mengetahui tentang keberadaan Klinik Konsultasi HKI IKM. c. Brand recall Pada tahapan ini, para pelaku IKM datang ke Klinik HKI untuk melakukan konsultasi, ataupun pendaftaran HKI, advokasi, dsb. Disini visitor/ pelaku IKM mampu datang dengan sendirinya tanpa diberikan stimulus. d. Top of mind Pada tahapan ini, pelaku IKM mengingat merek (Klinik HKI) sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai tata cara prosedur pendaftaran HKI khususnya Hak Merek. Dari keempat tingkatan brand awareness yang dijabarkan diatas dan hasil wawancara yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Klinik Konsultasi HKI IKM telah menempatkan posisinya sebagai Brand Recall di kalangan masyarakat/ pelaku IKM. Hal ini dibuktikan dengan pelaku IKM/ visitor yang menganggap jasa yang diberikan oleh Klinik HKI dalam hal ini sudah sesuai dengan harapan tim Public Relations. Para pelaku IKM/ visitor Klinik HKI juga telah menyadari akan keberadaan klinik ini melalui brosur dan buku paduan, baik cetak maupun online di website resmi Kementerian Perindustrian. Meskipun begitu, tim Humas Klinik HKI masih ingin menambah jenis publisitas melalui media massa cetak agar tingkat kesadaran masyarakat dapat terus bertahan yaitu dengan melalui media Majalah GEMA. Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya Klinik Konsultasi HKI IKM, humas dari kinik ini memiliki ruang lingkup pekerjaan. Indikator dari strategi sederhana pekerjaan yang dilakukan humas disingkat menjadi PENCILS yaitu antara lain Publikasi, Media Identitas, Sponsorship, Pidato, Berita, Kegiatan Layanan Publik, dan kegiatan perusahaan lainnya. Di Klinik Konsultasi HKI IKM sendiri, lebih fokus atau lebih menitikberatkan kepada strategi publikasi. Publikasi yang dilakukan Klinik Konsultasi HKI IKM melalui publikasi dengan cara sosialisasisosialisasi. Berikut beberapa sosialisasi-sosialisasi yang telah dilakukan Klinik

31 77 Konsultasi HKI IKM pada tahun 2013 yang telah dikutip dari Buku Laporan Akhir Kegiatan HKI IKM Tahun 2013 dalam rangka meningkatkan brand awareness kepada pelaku IKM antara lain : 1. Sosialisasi dan Diskusi Interaktif HKI bagi anggota HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) dengan peserta sebanyak 100 orang, yang bertema KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI ASSET MASA DEPAN BANGSA. Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan oleh DPP HIPPI bekerja sama dengan Ditjen IKM pada tanggal 23 April 2013 lalu di Ruang Garuda, Gedung Kementerian Perindustrian. Yang bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah : a. Dr. Suryani S. Motik : Ketua Umum DPP HIPPI b. Andrew Bethlen : Konsultan HKI c. Ita Supit : Ketua Asosiasi Franchise Indonesia 2. Sosialisasi HKI bagi IKM dan Aparat dinas Perindustrian Kabupaten/ Kota dan Provinsi Bengkulu dengan peserta sebanyak 50 orang. Sosialisasi ini diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Ditjen IKM pada tanggal 18 Juni 2013 di Hotel Panorama Bengkulu. Yang bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah : a. Ir. Lukman Hakim Lubis : Ketua Klinik Konsultasi HKI IKM b. Asrin Naholo SMI. : Fasilitator Klinik Konsultasi HKI IKM Gambar 4.7 Sosialisasi HKI bagi aparat Dinas Provinsi Bengkulu

32 78 3. Sosialisasi Prosedur dan Tata Cara Pendaftaran Merek bagi 60 perusahaan diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Ditjen IKM pada tanggal 27 Juni 2013 di Hotel Bumi Asih Kota Palembang. Yang bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini yaitu Syamsir Zein, SH, Fasilitator Klinik Konsultasi HKI IKM. Gambar 4.8 Sosialisasi Prosedur dan Tata Cara Pendaftaran Merek 4. Sosialisasi Prosedur Pendaftaran Merek Dagang bagi 50 IKM anggota Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh APRISINDO Jawa Timur bekerjasama Ditjen IKM pada tanggal 18 September 2013 yang bertempat di kantor APRISINDO, Ruko Permata Juanda Super Blok A No , Juanda, Sidoarjo. Yang bertindak sebagai narasumber pada acara ini adalah : a. DR. David Sukardi Kodrat : Ketua Pasca Sarjana Univ. Ciputra Surabaya b. Ir. Lukman Hakim Lubis : Ketua Klinik Konsultasi HKI IKM Gambar 4.9 Sosialisasi Prosedur Pendaftaran Merek bagi anggota APRISINDO

33 79 5. Sosialsasi HKI dan SNI dengan peserta sebanyak 120 IKM yang merupakan anggota Dekranasda Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dekranasda Provinsi DKI pada tanggal 29 Oktober 2013, bertempat di UPT. Balai Tekstil Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Jl. Letjen. Soeprapto Kav. 3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Yang bertindak sebagai narasumber pada acara ini adalah : a. Ir. Lukman Hakim Lubis : Ketua Klinik Konsultasi HKI IKM b. Radison Silalahi : Pustan Kementerian Perindustrian Gambar 4.10 Sosialisasi HKI dan SNI dengan Dekranasda Jakarta Kenyataan yang ada, sadar HKI yang belum dari pelaku-pelaku IKM adalah kendala utamanya, jadi sebenarnya walau kita sudah banyak melakukan sosialsiasi dibarengi dengan fasiltasi pendaftaran. Fasilitasi kan terbatas dari pemerintah itu hanya untuk mendorong mereka agar mau mendaftarkan, tetapi kesadaran pelaku IKM untuk bisa melindungi usahanya dengan HKI memang masih terbatas. Untuk mempertahankan tingkat kesadaran masyarakat akan Klinik HKI, tim Public Relations seharusnya sudah melakukan kegiatan publikasi melalui jenis media massa cetak lainnya yaitu Majalah GEMA atau media internet seperti twitter. Walaupun sudah memiliki target untuk dapat meningkatkan brand awareness HKI, namun bentuk publikasi ini masih belum terlaksana. c. Interpretasi Data Jika dilihat dari testimoni dari visitor sendiri/ pelaku IKM, rata-rata mengatakan bahwa pelayanan dari Klinik Konsultasi HKI IKM sudah baik. Hasil data penelitian juga mengambarkan bahwa strategi marketing public relations yang dilakukan oleh Klinik Konsultasi HKI IKM sudah cukup efektif namun belum

34 80 optimal. Kekurangannya terletak pada anggaran dana untuk sosialisasi-sosialisasi HKI ke daerah dan juga kurang diliput oleh media sehingga tidak banyak orang yang tahu mengenai Hak Kekayaan Intelektual khususnya pada prosedur pendaftaran merek. Penempatan material publikasi seperti banner dan spanduk juga jarang dilihat, biasanya hanya dilihat jika ada pameran saja. Proses kegiatan marketing public relations dititik pusatkan di Klinik HKI sendiri. Klinik Konsultasi HKI IKM merupakan lembaga khusus yang didirikan oleh Departemen Perindustrian yang khusus untuk menangani HKI di sektor industri, khususnya sektor Industri Kecil dan Menengah yang berfungsi untuk memberikan layanan bagi IKM agar dapat lebih cepat memahami dan mengetahui yang berkaitan tentang Hak Kekayaan Intelektualdan mengimplementasikannya melalui berbagai kegiatan, seperti: konsultasi, sosialisasi, bimbingan dan penerapan HKI, pelatihan dan advokasi guna meminimalisir pelanggaran-pelanggaran HKI di sektor IKM. Namun begitu, Klinik Konsultasi HKI IKM masih membutuhkan banyak strategi untuk menempatkan produk di masyarakat serta mempertahankan tingkat brand awareness karena belum maksimal. Masih banyak masyarakat Indonesia khususnya pelaku IKM yang tidak mengetahui subyek HKI. Untuk membangun brand awareness, Klinik Konsultasi HKI IKM memanfaatkan kegiatan publikasi melalui media massa cetak, yaitu Majalah GEMA. Permasalahan yang timbul adalah penggunaan media massa cetak sebagai sarana publikasi yang masih belum maksimal. Hal ini menjadikan jangkauan publikasi Klinik Konsultasi HKI IKM belum optimal dan dapat menyebabkan brand awareness masyarakat akan Klinik Konsultasi HKI IKM akan berkurang bahkan hilang jika memang tidak ada strategi lainnya.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH. Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, April 2017

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH. Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, April 2017 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, 27 28 April 2017 Peraturan Menteri Perindustrian No 64/M-PER/IND/7/2016 Tentang Besaran Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini terus meningkat dan berkembang pesat, Kemampuan IKM dalam persaingan di dunia industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI HKI DAN PENDAFTARAN MERK, BATIK LABEL BAGI PENINGKATAN DAYA SAING UKM DI ERA PASAR GLOBAL

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI HKI DAN PENDAFTARAN MERK, BATIK LABEL BAGI PENINGKATAN DAYA SAING UKM DI ERA PASAR GLOBAL LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI HKI DAN PENDAFTARAN MERK, BATIK LABEL BAGI PENINGKATAN DAYA SAING UKM DI ERA PASAR GLOBAL DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN 2016

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor (Kantor HKI-IPB) Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri.

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri. 1 I. PENGANTAR Di era globalisasi saat ini kebutuhan dan keterbukaan akan informasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dalam mengembangkan wawasan serta ilmu baik secara pribadi maupun golongan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Oleh: EUIS SAEDAH Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian B A H A N

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG KLINIK KONSULTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG KLINIK KONSULTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG KLINIK KONSULTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si.

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. Pertemuan 3 MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. POKOK BAHASAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EVENT DESKRIPSI Pertemuan pertama ini membahas mengenai komunikasi pemasaran dengan event. Elemen

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal Investor relations merupakan salah satu kegiatan bagian hubungan masyarakat. Dalam praktek yang dijalankan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan intelektual merupakan istilah yang semakin sering digunakan, walaupun bagi sebagian orang masih tetap kurang dipahami dengan baik. Belum banyak yang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia terutama di Indonesia itu sendiri. Persaingan untuk menjadi media yang paling diminati di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Pada umumnya hasil-hasil dari suatu kegiatan public relation tidak bisa diukur secara statistik, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan : I Rapat ke : 8 Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke-2 Sifat Rapat : Terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada publik mengenai kebijakan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada publik mengenai kebijakan Pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan Humas di lingkungan pemerintahan sangat penting dalam membangun citra positif bangsa dan negara. Apalagi saat ini pemerintah tengah menghadapi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu instansi tentu sangat membutuhkan peran humas untuk menjembatani arus informasi. Humas sebagai salah satu wahana komunikasi ke dalam dan ke luar yang

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Ne

2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Ne No.2122, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Klasifikasi Arsip. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. wisatawan pasca konflik ini pihak Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa

BAB IV ANALISIS DATA. wisatawan pasca konflik ini pihak Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian Upaya humas Dinas Pariwisata dalam menarik minat wisatawan pasca konflik ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa

Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa Hasil Wawancara Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa baru, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang telah disebutkan diatas, dan hasilnya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dianalis. Bab ini juga memberikan saran terkait dengan masalah yang diteliti untuk pengembangan selanjutnya

Lebih terperinci

Pertanyaan Wawancara Untuk Public Relations Manager. pendapat anda menanggapi hal tersebut?

Pertanyaan Wawancara Untuk Public Relations Manager. pendapat anda menanggapi hal tersebut? L1 Pertanyaan Wawancara Untuk Public Relations Manager P1 : Pada zaman globalisasi seperti sekrang ini, apalagi dengan perkembangan bisnis yang persaiangannya semakin ketat khususnya dalam dunia perhotelan

Lebih terperinci

PELATIHAN VOCATIONAL BAGI KELOMPOK STRATEGIS

PELATIHAN VOCATIONAL BAGI KELOMPOK STRATEGIS PELATIHAN VOCATIONAL BAGI KELOMPOK STRATEGIS Yogyakarta, 08 09 Maret 2018 DASAR PEMASARAN DAN KOMUNIKASI PEMASARAN? 1. Menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen 2. Menetapkan

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MUNAS IWAPI KE - VIII JAKARTA, 16 SEPTEMBER 2015

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MUNAS IWAPI KE - VIII JAKARTA, 16 SEPTEMBER 2015 PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MUNAS IWAPI KE - VIII JAKARTA, 16 SEPTEMBER 2015 Yth. : 1. Bapak Wakil Presiden RI; 2. Ketua Umum IWAPI beserta Pengurus Pusat IWAPI; 3. Para Peserta MUNAS IWAPI

Lebih terperinci

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/1998, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL *35684 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebaran informasi menjadi penting bagi suatu organisasi, perusahaan maupun lembaga dalam menginformasikan kebijakan serta acara acara yang dilakukan oleh organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses menuju dunia global, setiap perusahaan memerlukan aktualisasi visi dan misi demi memperoleh keberlanjutan bisnis di masa depan. Pada dasarnya, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, suatu persaingan antara perusahaan sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dihindari. Tetapi perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh industri kecil, yaitu pabrik jamu Bisma Sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di sektor jasa pendidikan di kalangan perguruan tinggi swasta (PTS) dalam memperebutkan pasar mahasiswa dewasa ini sangat ketat. Saat ini jumlah

Lebih terperinci

Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional dan WIPO Awards

Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional dan WIPO Awards Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional dan WIPO Awards 2016 DITJEN KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM R.I. ANUGERAH KEKAYAAN INTELEKTUAL 2016 Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA A. Analisis Strategi Pengembangan Produk Pembiayaan Dana Talangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi semakin berkembang. Salah satu teknologi yang berkembang paling pesat adalah internet. Seperti yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat dan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat dan setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat dan setiap perusahaan besar maupun kecil akan cenderung mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Kasubbag Humas dan Kepala Seksi Sosialisasi dan menganalisis data yang diperoleh tentang upaya humas dan subbagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta saat ini, bermunculan pula berbagai jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Beragamnya penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa sangat pesat telah memberikan perubahan dalam segala sendi kehidupan masyarakat. Di Indonesia perkembangan industri media cetak termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : TRANSKRIP WAWANCARA. Jabatan : President Director, Prominent Public Relations

LAMPIRAN 1 : TRANSKRIP WAWANCARA. Jabatan : President Director, Prominent Public Relations L1 LAMPIRAN 1 : TRANSKRIP WAWANCARA Transkrip Wawancara 1 : Nama : Ibu Ika Sastrosoebroto Jabatan : President Director, Prominent Public Relations Mengenai : Latar Belakang Strategi Kegiatan MICE di Manado

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran seorang Public Relations (PR) dalam sebuah organisasi atau perusahaan menjadi semakin penting. Menurut Cutlip (2009:6), PR adalah fungsi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. memeberikan informasi kepada Publik Internal. Hubungan Masyarakat (Wawancara, selasa, 11 Februari 2014), Humas

BAB III PENYAJIAN DATA. memeberikan informasi kepada Publik Internal. Hubungan Masyarakat (Wawancara, selasa, 11 Februari 2014), Humas BAB III PENYAJIAN DATA A.Peran humas pemerintah Kota Pekanbaru dalam memeberikan informasi kepada Publik Internal. Bapak Azhar,S.sos.M.PA sebagai Kepala Sub bagian Penerangan Hubungan Masyarakat (Wawancara,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MINAT NASABAH NON MUSLIM TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN MUSYA>RAKAH DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG DARMO

BAB IV ANALISIS MINAT NASABAH NON MUSLIM TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN MUSYA>RAKAH DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG DARMO BAB IV ANALISIS MINAT NASABAH NON MUSLIM TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN MUSYA>RAKAH DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG DARMO A. Analisis Strategi yang Dilakukan Bank Syariah Bukopin Cabang Darmo Surabaya dalam

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH SOSIALISASI / PENYULUHAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2012

LANGKAH-LANGKAH SOSIALISASI / PENYULUHAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2012 LAMPIRAN I LANGKAH-LANGKAH SOSIALISASI / PENYULUHAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHUN 2012 I. Umum Salah satu target yang ingin dicapai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selain

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Daftar Isi Kata Pengantar Pembentukan struktur organisasi baru Kementerian Perindustrian yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor 105/M-IND/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era sekarang, media massa sangat berkembang pesat di Indonesia. Media massa merupakan suatu informasi dalam kehidupan modern, media massa biasa dianggap sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah. masih banyak usaha yamg memandang sempit peran aktif dari public relations itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah. masih banyak usaha yamg memandang sempit peran aktif dari public relations itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Saat ini tugas Public Relations (PR) dihadapkan dengan fakta bahwa masih banyak usaha yamg memandang sempit peran aktif dari public relations

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populer, 2004). Hal WIB) Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Populer, 2004). Hal WIB) Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem bisnis, konsumen adalah hal yang paling berarti dalam sebuah perusahaan, termasuk dunia perbankan. Motivasi dan pendekatan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha semakin hari terasa semakin kuat, kondisi ini berdampak kepada prinsip-prinsip yang dilakukan oleh kalangan pengusaha khususnya strategi

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganut sistem demokrasi, salah satunya adalah Indonesia. 2. komersial maupun organisasi non komersial,

BAB I PENDAHULUAN. menganut sistem demokrasi, salah satunya adalah Indonesia. 2. komersial maupun organisasi non komersial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari sejarahnya, ilmu dan praktek PR ( public relations atau hubungan masyarakat) modern berkembang paling pesat di negara yang menganut sistem demokrasi, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications Event Organizer Design & Publishing Multimedia

PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications Event Organizer Design & Publishing Multimedia PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications Event Organizer Design & Publishing Multimedia Company Profile PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN INFORMASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN INFORMASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN INFORMASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 A. KEBIJAKAN PELAYANAN INFORMASI UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah PEDOMAN PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA DI KAWASAN BARAT INDONESIA Surabaya, 13 Maret 2008 pkl. 09.00 21.00 WIB 1. Latar

Lebih terperinci

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA Sekretariat Pusat : Kampus B Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl.Cempaka Putih Tengah No.27.Jakarta Pusat.10510. Telp : 021-4256024.Faxs : 021-4256023

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka di Indonesia terdapat dua kategori universitas atau. perguruan tinggi, yaitu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka di Indonesia terdapat dua kategori universitas atau. perguruan tinggi, yaitu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman dan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, maka di Indonesia terdapat dua kategori universitas atau perguruan tinggi, yaitu PTN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness. 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Teknik Validitas Data Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness. Artinya adalah menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas

Lebih terperinci

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu?

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu? E R E M K Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Apakah Merek itu? Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mencapai persamaan makna melalui pesan dari komunikator ke komunikan, adapun penyampaian pesan tersebut disampaikan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru

BAB III PENYAJIAN DATA. Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru BAB III PENYAJIAN DATA Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaiamana kontribusi Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru dalam meningkatkan penjualan hasil produksi.

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2016 TENTANG PELAYANAN ADVOKASI HUKUM DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Analisis data merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian kualitatif, analisis

Lebih terperinci

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian Organisasi struktur Kementerian Perindustrian 2 3 Daftar Isi Kata Pengantar 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kata Pengantar Struktur Organisasi Kementrian Perindustrian Arah Kebijakan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Suatu rangsangan atau stimulus yang didapat pada diri seseorang akan menghasilkan suatu efek dari rangsangan atau stimulus tersebut. Pada teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci