PENGEMBANGAN BUDIDAYA BUAH SAWO SUKATALI ST.I (Acrhras Zapota L) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BUDIDAYA BUAH SAWO SUKATALI ST.I (Acrhras Zapota L) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG"

Transkripsi

1 1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 PENGEMBANGAN BUDIDAYA BUAH SAWO SUKATALI ST.I (Acrhras Zapota L) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG Oleh : D.Mulyani, Darsiharjo *), D.Sugandi *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia dinnii.mulyani@gmail.com, darsiharjo@yahoo.com, dsugandi58@yahoo.com, ABSTRAK Kecamatan Situraja merupakan penghasil buah sawo unggulan hortikultura jenis Sukatali ST.I terbesar dan terluas di Kabupaten Sumedang. Melihat potensi yang dimiliki sangat besar dalam budidaya buah sawo Sukatali ST.I, seharusnya masyarakat di Kecamatan Situraja hidupnya sejahtera. Namun kenyataannya, penghasil utama buah sawo Sukatali ST.I ini penduduknya banyak yang tergolong miskin. Berdasarkan hal itu, diperlukan solusi dalam pengembangan budidaya buah tersebut dan melihat seberapa besar kontribusinya terhadap pendapatan petani. Tujuannya untuk menganalisis faktor fisik dan sosial yang mempengaruhi budidaya sawo, menganalisis kontribusi hasil budidaya buah sawo terhadap pendapatan, dan menganalisis upaya pengembangan budidaya buah sawo. Metode yang digunakan yaitu deskriptif. Untuk mengetahui upaya pengembangan budidaya digunakan strategi analisis SWOT dan untuk menganalis usahatani menggunakan analisis revenue cost of ratio, benefit cost of ratio, dan fungsi keuntungan yang bertujuan untuk mengetahui keuntungan, kelayakan, dan mencari solusi permasalahan dalam budidaya. Diperoleh bahwa usaha budidaya ini menguntungkan, layak diusahakan, dan dikembangkan. Faktor fisik dan sosial budidaya sangat berpengaruh pada kesejahteraan petani buah sawo termasuk kepemilikan lahan, jumlah penduduk, dan lain-lain. Kata Kunci: Kesejahteraan, Budidaya Buah Sawo, Analisis Usahatani, Kontribusi Budidaya ABSTRACT Situraja is the biggest producer of sapodilla and other featured horticulture fruits that can surpass other variety of sapodilla in Sumedang. Having excellent potential as the best type of sapodilla, people in Situraja are supposed to live prosperously. Unfortunately, they are still classified as poor. Regarding that reason, this study aims to find the benefits and feasibility of cultivation, and to find a solution in developing the cultivation to know the contribution of this cultivation in farmers income. A descriptive method is used in analyzing the data. A SWOT analysis strategy is conducted to find the cultivation

2 2 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 development efforts, and an revenue cost of ratio, benefit cost ratio analysis strategy and gain function are used to find the farm cultivation. The findings reveal that the cultivation of this type of sapodilla is beneficial and feasible to be developed. The physic and social factors are support the farmers prosperity, including the ownership of land, the population of civilians, and the others. Keywords: Prosperity, Development Of Sapodilla, Farm Analysis, Contribution of Cultivation *) Penulis Penanggung Jawab

3 3 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2016 PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan hal yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, karena sektor ini sangatlah berperan penting bagi pembangunan ekonomi suatu bangsa baik dalam jangka panjang maupun jangka menengah. Menurut Mubyarto (1986, hlm. 1) pertanian memang memegang peranan yang sangat penting dari seluruh perekonomian nasional. Ditunjukan dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang bekerja atau hidup pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari sektor pertanian. Berdasarkan data serapan tenaga kerja pada sektor pertanian tahun 1995, 1996, 1997, 1998, dan 1999, dalam Ashari, S (2006, hlm. 7) menyatakan bahwa sub sektor tanaman pangan dan hortikultura paling banyak menyerap tenaga kerja dan selebihnya ada pada sub sektor peternakan dan perikanan. Hortikultura merupakan salah satu mata pencaharian yang memberikan sumbangan yang berarti untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, selain itu jumlah rumah tangga yang mengandalkan penghasilan dari hortikultura tidak sedikit, serta jenis hortikultura juga menyerap tenaga kerja yang banyak, dan banyak membantu meningkatkan pendapatan masyarakat serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Menurut Badan Pusat Statistik dalam angka 2008, 2010, dan 2011, Kecamatan Situraja merupakan salah satu pemasok pertanian jenis hortikultura terbesar dan terluas di Kabupaten Sumedang. Serta merupakan penghasil buah sawo unggulan yang mampu mengalahkan varietas buah sawo lain di Kabupaten Sumedang, hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 414/Kpts/TP.240/7/2001 tentang pelepasan sawo sukatali sebagai varietas unggul. Buah ini terakhir diubah namanya menjadi sawo sukatali ST.I biasa disebut Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 oleh Dinas Petanian Sumedang, itu dilakukan setelah penyerahan sertifikat yang dilakukan oleh Menteri Pertanian pada era Bungaran Saragih pada tahun Sawo ini merupakan jenis Sukatali ST.I yang sebelumnya dikenal dengan buah sawo jenis apel kapas yang menjadi primadona dari berbagai jenis sawo yang lain. Hal ini sesuai dengan analisis Laboratorium Kimi Pangan UNPAD tahun 2001, bahwa sawo Sukatali ST 1 memiliki banyak keunggulan di antaranya rasanya yang sangat manis, tidak cepat busuk, jika ditekan dagingnya tidak terasa lembek, masa pembuahan

4 4 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 buah yang tidak mengenal musim, konsisten berbuah sepanjang tahun, daging buah terasa halus dan tidak berserat, daya simpan buah lebih lama, bentuk pohon yang rindang, serta kandungan gizi yang dimiliki buah sawo yang tinggi. Selain itu, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, dan vit C buah sawo Sukatali ST.I lebih tinggi dibandingkan buah apel, sehingga menyebabkan harga buah sawo Sukatali ST.I jauh lebih mahal dibandingkan yang lain. Jika dilihat dari produksi yang dihasilkan oleh buah sawo dan potensi yang dimiliki Kecamatan Situraja sangat besar dalam budidaya buah sawo Sukatali ST.I seharusnya masyarakat di Kecamatan Situraja hidupnya sejahtera. Namun pada kenyataannya, menurut Unit Pelaksana Teknis Dinas Keluarga Berencana Kecamatan Situraja yang dilihat dari kondisi penduduk pada tahun 2013, desa-desa penghasil utama buah sawo Sukatali ST.I ini penduduknya masih banyak yang tergolong miskin. Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan cara untuk mengetahui seberapa besar kontribusi budidaya buah sawo Sukatali ST.I terhadap pendapatan petani buah sawo, kemudian diperlukan adanya solusi atau cara-cara dalam upaya pengembangan budidaya buah sawo Sukatali ST.I tersebut sehingga dengan upaya-upaya tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan penduduk khususnya petani budidaya buah sawo di Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. METODE Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor fisik dan juga faktor sosial yang mempengaruhi budidaya buah sawo Sukatali ST.I, menganalisis seberapa besar kontribusi hasil budidaya terhadap penghasilan petani budidaya buah Sawo Sukatali ST.I, kemudian menganalisis apa saja upaya yang dilakukan dalam pengembangan budidaya buah sawo Sukatali ST.I. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen fisik dengan menggunakan cara observasi dan instrument sosial yang dilakukan dengan teknik wawancara. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu berada di Kecamatan Situraja dengan jumlah populasi sebanyak 14 desa, dan tiga desa diantaranya yaitu Desa Sukatali yang merupakan penghasil buah sawo terbesar, Desa Ambit yang merupakan desa dengan wilayah sawo sedikit walaupun berada dekat dengan desa penghasil buah sawo terbesar, dan Desa Kaduwulung

5 5 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2016 yang lokasinya jauh dari desa penghasil buah sawo terbesar, dijadikan sebagai sampel penelitian. Sasaran dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayakan buah sawo Sukatali ST.I sebagai mata pencahariannya. Teknik dalam pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, teknis observasi, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana didalamnya ada upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan juga menginterpretasikan kondisi-kondisi saat ini. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam budidaya ini adalah pendekatan lingkungan dimana didalamnya ada interaksi antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Adapun variabel yang diteliti diantaranya upaya pengembangan budidaya dengan indikator yaitu faktor fisik yang didalamnya memuat iklim, ketinggian tempat, ketersediaan air, dan sifat tanah. Faktor sosialnya adalah kebijakan pemerintah, modal, tenaga kerja diantaranya pendidikan nonformal, pengalaman bertani, keterampilan bertani, dan teknologi pertanian. Variabel kedua yaitu kontribusi terhadap pendapatan dengan indikator berupa luas lahan dan status lahan, tingkat produksi, dan pemasaran. Analisis yang digunakan untuk mengetahui cara-cara dalam upaya pengembangan budidaya menggunakan analisis swot sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ikhsan S dan Aid A (2011, hlm. 4) analisis SWOT yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan dalam mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang berkenaan dengan kegiatan proyek atau usaha yang dispesifikasi dari tujuan dari kegitan suatu proyek dan usaha yang dimaksud. Adapun analisis yang digunakan untuk menganalisis kontribusi budidaya terhadap petani menurut Feriady A (2013, hlm. 1) menggunakan analisis usahatani berupa analisis keuntungan dengan rumus I = TR TC, analisis kelayakan dengan B/C, dan mengukur efisiensi dengan R/C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Situraja merupakan wilayah yang memiliki curah hujan mm/tahun, dengan suhu C. Ini menyebabkan Kecamatan Situraja termasuk ke dalam tipe curah hujan B yaitu daerah yang beriklim basah.

6 6 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 Kondisi ini membuat buah sawo Sukatali ST 1 dapat berkembang dengan sangat baik karena kondisi iklim Kecamatan Situraja sangat sesuai dengan syarat tumbuh buah sawo yang akan tumbuh dengan baik apabila daerah yang dijadikan tempat budidaya yaitu beriklim basah sampai kering, dan hampir semua desa di Kecamatan Situraja memiliki suhu yang sama. Topografi Kecamatan Situraja sangat beragam mulai dari datar sampai curam, namun wilayah yang mendominasi berada pada kemiringan lereng 3 8% dan 25-40% yaitu pada Klas I dan IV, dengan kondisi tanah yang dimiliki kelas 1 yaitu datar sampai landai, lahan yang ditanami oleh perkebunan sawo tidak harus menggunakan sistem teras, sedangkan untuk tanah yang kemiringannya pada 25 40% yang memiliki kemiringan curam atau bergelombang harus menggunakan sistem teras pada lahan yang ditanami oleh pohon sawo sehingga akan meminimalisir erosi yang terjadi. Ketinggian wilayah ini berada pada rata-rata mdpl dengan memiliki banyak mata air dan dilalui oleh banyak aliran sungai yang dapat menguntungkan bagi pengembangan budidaya buah sawo Sukatali ST 1. Selain itu, Kecamatan Situraja memiliki tanah yang beragam. Adapun jenis tanah yang dimiliki oleh desa-desa di Kecamatan Situraja diantaranya asosiasi alluvial dan regosol, asosiasi alluvial dan latosol, kompleks latosol dan andosol, dan aluvial dengan dominan tanah berjenis latosol. Kondisi seperti ini sangat mendukung proses budidaya buah sawo Sukatali ST 1 karena buah sawo bisa tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun jenis tanah yang paling baik untuk tanaman sawo adalah tanah lempung berpasir (latosol). Jadi Kecamatan Situraja sangat cocok jika lahannya dijadikan sebagai tempat budidaya buah sawo menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumedang Tahun 2009, dengan begitu buah yang dihasilkan di Kecamatan Situraja akan tumbuh dengan mempunyai kualitas yang bagus. Tabel 1. Kondisi Fisik Penelitian No. Faktor Sayarat Kondisi Fisik Tumbuh Lapangan 1. Iklim Basah Basah sampai kering 2. Ketinggian Rendah- Tempat Ketersediaan Pengairan Banyak Air Cukup aliran 4. Jenis Tanah Beragam, paling dominan latosol Sumber: Hasil Penelitian, 2015 sungai Semua Jenis tanah, paling baik latosol Keterangan Cocok Cocok Cocok Cocok

7 7 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2016 Selain itu, Faktor sosial di Kecamatan Situraja dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar kedalam 14 desa dengan jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Dengan adanya proporsi jumlah laki-laki lebih banyak, ini akan menguntungkan untuk perkembangan budidaya buah sawo karena dominan yang bekerja sebagai petani pada lahan pertanian adalah laki-laki dan tenaga yang dihasilkannyapun akan lebih besar dibandingkan dengan perempuan sehingga akan mempengaruhi besarnya produksi buah yang dihasilkan oleh budidaya buah sawo. Lain halnya dengan perawatan buah yang dilakukan pasca panen, tenaga kerja perempuan lebih diutamakan. Faktor lain yang dilihat yaitu dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, pendidikan penduduk di Kecamatan Situraja masih tergolong sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari angka yang paling besar berada pada posisi tingkat pendidikannya sampai tamat SD. Pengaruh tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang berpengaruh pada tekhnologi yang akan digunakan untuk mengolah budidaya pertanian. Semakin tinggi pendidikannya dan semakin banyak ilmu yang didapat, maka kemungkinan untuk memperluas pengetahuan dalam pengembangan budidayapun akan semakin maju sehingga tingkat produksi budidayapun akan semakin bertambah sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mubyarto (1986, hlm 58) bahwa masalah yang berhubungan dengan penyuluhan yaitu pendidikan untuk membangun pertanian, sebab sekolah dapat menambah pelajaran khusus pertanian. Jika dilihat, rata-rata penduduk yang bekerja diluar bertani merupakan penduduk yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi, kondisi semakin banyaknya penduduk yang perpendidikan tinggi akan menyebabkan semakin sedikitnya masyarakat yang bersedia untuk menjadi buruh tani/petani. Selain itu, dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, penduduk Kecamatan Situraja sebagian besar bekerja sebagai petani. Petani buah sawo sangatlah penting untuk memiliki mata pencaharian lain selain bertani dan tidak selalu mengandalkan buah sawo sebagai mata pencaharian yang utama karena budidaya buah sawo tidak terlalu sukar dalam perlakuannya, pohonnya akan tetap tumbuh walaupun tidak dirawat sepanjang waktu sehingga banyak waktu luang yang tersisa.

8 8 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 Petani yang memiliki mata pencaharian lain selain menjadi petani cenderung lebih sejahtera dibandingkan dengan petani yang hanya mengandalkan hasil dari budidaya buah sawo Sukatali ST 1 saja, karena pendapatan yang diterima jauh lebih besar dibandingkan hanya mengandalkan satu mata pencaharian saja. Hal lainnya yaitu jumlah penduduk yang terus bertambah, akan semakin besar juga peluang dalam memperluas lahan pemukiman yang menyebabkan menyempitnya lahan pertanian khususnya budidaya buah sawo Sukatali ST 1 di Kecamatan Situraja. Penyempitan lahan pertanian budidaya buah sawo Sukatali ST 1 dari waktu ke waktu dihawatirkan akan berdampak pada produksi yang dihasilkan, karena lahan sawo yang sedikit membuat penanaman bibit dikurangi bahkan pohon sawo yang sudah ada akan ditebang sehingga produksi yang sedikit membuat pendapatan yang diterima oleh petani berkurang. Tidak hanya itu, kebutuhan sehari-hari masyarakat akan bertambah dari waktu ke waktu, harga terus melambung naik, dan anggota keluarga bertambah dari tahun ke tahun, keadaan yang tidak sesuai antara pengeluaran dan pendapatan akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sehingga jumlah penduduk yang miskin akan bertambah semakin banyak. Faktor sosial petani di Kecamatan Situraja dapat dilihat pada tingkat pendidikan petani budidaya. Di Kecamatan Situraja, petani buah sawo Sukatali ST 1 paling banyak menempuh pendidikan hanya sampai SD, itu membuktikan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang. Hal lainnya yaitu pengalaman petani dalam budidaya, paling banyak didapat dari pelatihan dan penyuluhan yang didapatkan dari kerjasama antara petani dengan pemerintah maupun lembagalembaga lainnya, tetapi paling lama petani Kecamatan Situraja mendapatkan pengetahuan bertani hasil dari turun temurun sesuai dengan yang diungkapkan oleh Andrianto T (2014, hlm.32) bahwa umumnya para petani melakukan caracara yang biasanya dilakukan orang tua mereka karena hal itu memang ia dapat dari orang tua mereka. Kemudian dilihat dari jumlah tanggungan keluarga, dari jumlah 100 petani, petani yang paling banyak adalah menanggung 3 6 anggota keluarga, ini akan mempengaruhi kesejahteraan dari petani buah sawo Sukatali ST 1, khususnya petani yang mempunyai lahan kurang dari 1 Ha karena pendapatan yang didapat dari hasil budidaya tergantung

9 9 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2016 pada luas lahan dan banyaknya pohon, semakin sedikit lahan yang dimiliki maka pendapatan akan semakin sedikit dan semakin luas lahan sawo yang dimiliki pendapatanpun akan semakin tinggi, dan jika semakin banyak tanggungan yang ada pada keluarga petani akan semakin banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Keadaan yang tidak sesuai antara pengeluaran dan pendapatan seperti itu akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sehingga jumlah penduduk yang miskin akan bertambah semakin banyak. Lamanya bertani buah sawo rata-rata cukup lama yaitu sepuluh tahun hingga lebih. Semakin lama pengalaman yang dimiliki oleh petani akan semakin bagus bagi perkembangan budidaya buah Sawo Sukatali ST 1 karena akan semakan luas pengetahuan yang dimiliki, sedangkan jika semakin sedikit pengalaman yang dimiliki, pengetahuan yang dimilikipun akan semakin sedikit. Paling banyak petani berada pada lapisan bawah atau gurem, yang menyebabkan penghasilan yang diterimapun sedikit dan menyebabkan banyaknya petani yang kurang sejahtera. Kecamatan Situraja merupakan kecamatan yang membudidayakan lima jenis buah sawo yaitu Sukatali ST 1, diantaranya manila, waleri, lilin, dan dempok. Namun, dari kelima buah tersebut, buah sawo Sukatali merupakan buah yang lebih mahal dibanding yang lainnya, perbedaan harganya mencapai Rp.1.000,- sampai Rp ,-/kg. Pada setiap 1 Ha lahan budidaya, produktifnya menghasilkan kurang lebih kg setiap tahunnya dengan harga buah sawo yang dijual rata-rata Rp.5.000/kg, sehingga untuk petani lapisan atas yang mempunyai luas lahan 1 Ha atau lebih mendapat keuntungan lebih dari Rp ,- dan untuk petani pada lapisan sedang yang mempunyai luas lahan 0,5-1 Ha mendapat keuntungan sebesar Rp ,- sampai Rp ,- setiap tahunnya, dan petani yang berada pada lapian bawah atau disebut petani gurem yang memiliki luas lahan budidaya kurang dari 0,5 Ha, hanya akan mendapatkan keuntungan kurang dari Rp ,- setiap tahunnya. Itu merupakan pendapatan kotor yang belum dikurangi dengan modal, pajak, penyusutan, dan lain-lain. Keuntungan usahatani buah sawo Sukatali ST 1 dengan perhitungan satu kali tanam empat kali musim panen dengan luas tanah 1 Ha, bersih mendapatkan keuntungan sebesar Rp.

10 10 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang ,- per tahun atau setara dengan keuntungan Rp ,- per bulan. Untuk mengukur tingkat efisiensi usahatani menurut Feriady A (2013, hlm. 1) menggunakan nilai R/C ratio, didapatkan nilai R/C ratio budidaya buah sawo Sukatali ST 1 di Kecamatan Situraja lebih dari 1 yaitu 2,8. Maka dapat dikatakan bahwa usahatani buah sawo Sukatali ST 1 sudah efisien dan menguntungkan. Sedangkan untuk menghitung kelayakan dan manfaat usahatani menggunakan nilai B/C Ratio. Didapatkan nilai B/C ratio usahatani budidaya buah sawo Sukatali ST 1 lebih dari 1 yaitu sebesar 1,10 yang artinya usahatani dari budidaya ini layak untuk diusahakan atau dikembangkan. Upaya pengembangan budidaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu usaha atau ikhtiar yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud dan memecahkan persoalan yang sedang dialami. Upaya ini dilakukan pada buah sawo Sukatali ST 1 di Kecamatan situraja dengan cara mencari strategi dalam pengembangannya. Untuk memperoleh cara dalam upaya mengembangkan budidaya tersebut maka dibutuhkan langkah-langkah yang strategis yang lebih mendalam mengenai budidaya buah sawo Sukatali ST 1 di Kecamatan Situraja. Strategi ini dirumuskan dengan menggunakan analisis swot. Alternatif strategi yang pertama yang dilakukan untuk pengembangan budidaya buah sawo Sukatali ST 1 yaitu dengan mengoptimalkan kekuatan dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada, kemudian mengatasi kelemahan yang mencegah adanya keuntungan dari peluang yang ada, serta menghadapi segala kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman yang baru. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh petani untuk mengembangkan budidaya buah sawo Sukatali ST 1 diantarnya: meningkatkan pemasaran dengan wilayah yang lebih luas dari biasanya sampai mencapai luar negeri dengan menggunakan pengemasan yang bagus sehingga daya tahan buah akan lama, meningkatkan manajemen pemeliharaan buah sawo agar produksi yang dihasilkan meningkat dari tahun ke tahun, menjaga kondisi fisik budidaya buah sawo agar tetap menghasilkan kualitas dan kuantitas yang maksimal, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, pemerintah, dan lembagalembaga lainnya. Beberapa alternatif yang lain yaitu mengembangkan dan mengoptimalkan

11 11 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2016 keterampilan petani buah sawo dengan memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan dari pemerintah maupun lembagalembaga lainnya, kerjasama dengan pemerintah untuk membuat peraturan terkait proses budidaya yang efisien dan efektif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, dan peneliti untuk membuat produk lain dari buah sawo untuk meminimalisir hasil panen yang terbuang. Selain itu, petani harus menjaga dan mengembangkan infrastruktur yang mendukung guna membantu pengembangan budidaya, serta mengadakan penyuluhan dan pelatihan yang berkala bekerjasama dengan pemerintah maupun masyarakat setempat. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor fisik di tempat penelitian hampir semuanya sesuai dan cocok untuk ditanami budidaya buah sawo yang disesuaikan dengan syarat tumbuh Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Sumedang tahun Namun untuk ph tanah tidak semua ph tanah Kecamatan Situraja sesuai tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh pada budidaya karena banyak faktor pendukung yang lainnya. Faktor yang mendukung berkembangnya budidaya diantaranya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dalam penerapan teknologi, ketersediaan jumlah petani yang banyak, dan lain-lain. Langkah untuk mengembangkan budidaya diantarnya: meningkatkan manajemen pemeliharaan, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah, membuat peraturan terkait proses budidaya yang efisien dan efektif, membuat produk lain dari buah sawo, menjaga dan mengembangkan infrastruktur serta mengadakan penyuluhan dan pelatihan yang berkala. Didapatkan nilai R/C ratio budidaya buah sawo Sukatali ST 1 di Kecamatan Situraja lebih dari 1 yaitu 2,8. Maka dapat dikatakan bahwa usahatani buah sawo Sukatali ST 1 sudah efisien dan menguntungkan. Kemudian didapatkan nilai B/C ratio usahatani budidaya buah sawo Sukatali ST 1 lebih dari 1 yaitu sebesar 1,10 yang artinya usahatani dari budidaya ini layak untuk diusahakan atau dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, T (2014) Pengantar Ilmu Pertanian. Global Pustaka Utama: Yogyakarta Ashari, S. (2006) Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Andi Offset: Yogyakarta

12 12 Mulyani.D Pengembangan Budidaya Buah Sawo Sukatali Sumedang Tandang 1 Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang. (2009). Kecamatan Situraja Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang. (2011). Kecamatan Situraja Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang. (2012). Kecamatan Situraja Dinas Pertanian Tanaman Pangans dan Holtikultura Kabupaten Sumedang (2009) Panduan Pengelolaan Usahatani Sawo Feriady, A (2013) Analisis Usahatani Padi Sawah Sistem Satu kali Tanam Dua Kali Panen Di Desa Talang Leak Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. (Tesis) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu Ikhsan S dan Aid (2011) Analisis Swot Untuk Merumuskan Strategi Pengembangan Komoditas Karet di Kabupaten Pisau, Kalimantan Tengah. Karya Tulis Kelompok Tani Sugih (2013) Budidaya Sawo Sukatali ST.I Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia: Keputusan Menteri Pertanian Keputusan Menteri Pertanian No.414/Kpts/TP.240/7/2002 tentang Pelepasan Sawo Sukatali sebagai Varietas Unggul. < id/admin/file/sk pdf> Mubyarto (1986) Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3S: Jakarta [Online] Tersedia: faperta.unlam.ac.id/web/wpcontent/uploads/.../ 013_1Sadik-SWOT.pdf Tjakrawiralaksana, A (1983) Usahatani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Keluarga Berencana Kecamatan Situraja Tahun Arti Penting Holtikultura. [Online] Tersedia: hortikultura.wordpress.com/artipenting hortikultura/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, karena sektor ini sangatlah berperan penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis

Lebih terperinci

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan, karena

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi hortikultura. Prioritas dari komoditas holtikultura tersebut adalah tanaman buah. Subsektor

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan prioritas pada pembangunan sektor pertanian, karena sektor pertanian di Indonesia sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan pokok nasional. Disamping produk pangan, produk pertanian lainnya seperti produk komoditas sayuran, sayuran, perikanan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan agraris, dimana terdiri dari banyak pulau dan sebagian besar mata pencaharian penduduknya bercocok tanam atau petani. Pertanian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Kabupaten Temanggung secara geografis terletak antara garis 110 0 23-110 0 00 30 Bujur Timur dan antara garis 07 0 10-07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penggunaan Lahan Sawah dan Tegalan di Kabupaten Bogor Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 1990, 2001, 2004, dan 2008 masih didominasi oleh lahan pertanian yaitu

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor Penyebab Penurunan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor Penyebab Penurunan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor Penyebab Penurunan Produktsi Budidaya Akarwangi di Kecamatan Leles Kabupaten Garut dan cara Menanggulanginya maka sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Topografi Desa Banyuroto terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan 181 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberadaan budidaya rosella yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumber daya yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tanah menjadi media utama manusia mendapatkan pangan, sandang, papan, tambang, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04 Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Disamping peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan yaitu: tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ. La p o r a nha s i l Se n s u spe r t a n i a n2 0 1 3Pr o v i n s i Be n g k u l u Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian di Pulau Jawa dihadapkan pada masalah konversi lahan untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh karena itu, tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas lahan pertanian yang cukup besar, sebagian besar penduduk Indonesia hidup bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sebagai sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan dan peningkatan ketahanan

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat

DAFTAR ISI Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR PETA... xx DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil evaluasi komoditas pertanian pangan di kawasan budiddaya di Kecamatan Pasirjambu, analisis evaluasi RTRW Kabupaten Bandung terhadap sebaran jenis pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS Agros Vol. 18 No.2, Juli 216: 149-157 ISSN 1411-172 ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS COMPARATIVE ANALYSIS BETWEEN CASSAVA MONOCULTURE AND INTERCROPPING

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang memiliki potensi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA JURNAL KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA OLEH : FINAYAH AKHIRUL NIM. G2B114011 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis terutama dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa negara,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Tipe Penggunaan Lahan (Land Utilization Type) Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci tipe penggunaan lahan. Berdasarkan

Lebih terperinci