BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Pengurangan Dalam pengembangan kognitif menurut Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga (2004: 6) kognitif merupakan kemampuan berfikir untuk membantu anak mengembangkan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokan serta mempersiapkan pengembangan secara teliti. Sedangkan menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 2.14) dalam pengembangan kognitif ada beberapa kemampuan yang akan dikembangkan, salah satunya adalah kemampuan aritmatika. Matematika menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991: 637), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Pengurangan merupakan bagian dari kemampuan aritmatika yang dikembangkan. 1. Pengertian pengurangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 637) menyebutkan pengurangan merupakan proses, cara, perbuatan mengurangi (mengambil sebagian). Sedangkan menurut Ken Adams (2006: 93) pengurangan adalah pengambilan/pemindahan sebuah benda.

2 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman pengurangan merupakan kemapuan diri sendiri dalam memahami proses,cara mengurangi dengan memindahkan benda. Tabel 2.1 Indikator pemahaman pengurangan Indikator Mengenal pengurangan 1-10 dengan menggunakan benda-benda Mengurangkan lambang bilangan 1-10 Menghitung pengurangan banyak benda dari 1-10 Menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda Tujuan kemampuan berhitung Secara khusus kemampuan berhitung pengurangan sederhana di Taman Kanak-kanak mempunyai tujuan yaitu : a. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak. b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan berhitung. c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang tinggi. d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa disekitarnya. e. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

3 3. Cara menanamkan pemahaman pengurangan Cara menanamkan pemahaman pengurangan menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 8.36): a. Guruu menempelkan 5 buah benda (kartu gambar) di papan flanel, guru bertanya ada berapa buah? anak menjawab lima. b. Guruu melepas salah satu benda dari 5 buah benda-benda yang ada di papan flanel, sambil guru berkata Ibu ambil satu buah, sekarang tinggal berapa? anak disuruh membilang sisa pengurangan. c. Guruu menepelkan benda yang telah diambil tadi, sehingga jumlahnya menjadi lima, guru bertanya pada anak ada berapa jumlah benda yang ada di papan flanel? anak menjawab lima.

4 d. Kemudian guru mengambil 2 buah benda, lalu ibu guru berkata ibu mengambil dua sekarang tinggal berapa?. Anak menyebutkan dan membilang sisanya. Begitu seterusnya sampai anak memahami konsep pengurangan (mengurang). Menurut Depdikbud (1986: 31), cara menanamkan pemahaman pengurangan pada anak adalah: a. Guruu menyusun kelompok benda di pohon hitung, lalu menanyakann membilang) ). berapa jumlahnya kepada anak. (anak disuruh b.

5 Didepan anak guru melepaskan satu benda dari pohon hitung, sambil berkata Ibu mengambil satu, ada berapa sekarang? (anak disuruh menyebut dan membilang sisa pengurangan itu) 5-1 = 4. c. Guru kembali menyusun lima benda di pohon hitung dan menanyakan berapa jumlahnya. d. Di depan anak guru melepaskan dua benda dari pohon hitung, sambil berkata Ibu ambil dua, sekarang tinggal berapa?. Anak menyebut dan membilang sisanya.

6 Menurut Depdikbud (1997: 229) cara mengenalkan konsep pengurangan pada anak : 1. Guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan. 2. Guru membicarakan tentang konsep pengurangan dengan menggunakan alat peraga. 3. Guru menyuruh 1 anak untuk meletakkan 5 pensil di atas mejanya. Guru bertanya ada berapa pensil di atas meja?. Untuk mendapatkan jawaban berapa pensil yang tinggal yaitu dengan jalan anak disuruh menghitung/ membilang. 4. Apabila jawaban anak sudah benar, maka guru dapat memberikan latihan bentuk pengurangan lainnya, misalnya 5 benda diambil 2 benda, 5 benda diambil 3 benda dan seterusnya. 5. Menanamkan konsep pengurangan dapat juga dilakukan dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan bentuk permainan, nyanyian, syair dan lain sebagainya. Jika pengetahuan dan kecakapan dalam pengurangan dengan bilangan-bilangan 1-5 sudah dikuasai dengan baik, maka pengurangan dilanjutkan dengan bilangan-bilangan sampai 10. Pemahaman pengurangan merupakan variabel masalah/variabel terikat dalam penelitian ini. Dengan adanya variabel masalah dalam penelitian ini maka peneliti akan melakukan tindakan pemecahan masalah yang disebut dengan variabel tindakan.

7 Pembelajaran pengurangan di Taman Kanak-kanak bukanlah suatu hal yang mudah bagi anak TK. Ketika membelajarkan anak TK belajar pengurangan, muncul pertanyaan besar dan pesimis apakah mereka bisa? dan sebagai guru TK seringkali dianggap sebagai perpanjangan tangan guru SD yang mengharuskan anak untuk dapat menyelesaikan tugas matematika, salah satunya pengurangan dengan media yang menyenangkan, menarik bagi anak. Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 5.20) cara mengembangkan logika matematika pada anak dengan mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri. Menurut Hildayani (2008: 5.20) kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan logika matematika adalah kegiatan menghitung jumlah mainan, menebak jumlah pengurangan melalui lagu yang berkaitan dengan bilangan. Sedangkan menurut Rose Mini (2007) kegiatan mengenalkan angka dan berhitung tidak hanya dilakukan di rumah saja, kegiatan berhitung salah satunya berhitung pengurangan dapat dilakukan di sekolah dengan menggunakan lagu. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pemahaman pengurangan dapat dilakukan melalui media yang menyenangkan, yaitu media lagu.

8 4. Pelaksanaan pengurangan melalui lagu Pelaksanaan kemampuan berhitung pengurangan pada penelitian ini menurut Masitoh (2009: 11.19), prosedur pelaksanaan melalui bernyanyi : Prosedur pelaksanaan bernyanyi dibagi menjadi 3 tahap, yang pertama tahap perencanaan, tahap ini merupakan tahap dimana guru mengembangkan rencana pembelajaran melalui lagu, adapun langkah pembelajarannya meliputi tujuan, materi pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Tahap yang kedua adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini guru melaksanakan seluruh kegiatan yang sudah disusun dalam rencana pembelajaran sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan terdapat 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan pembukaan dimana guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama-sama, kegiatan tambahan anak diajak mendramatisir lagu, kegiatan pengembangan, guru membantu anak mengenal pengurangan. Tahap yang ketiga adalah tahap penilaian, pada tahap ini adalah tahap untuk mengetahui sejauhmana tingkat perkembangan anak yang sudah dicapai. B. Lagu Matematika di TK sebagai Media Pembelajaran Pengurangan Anak Usia Dini 1. Fungsi lagu pada anak Menurut Rachmi (2008: 1.13), fungsi lagu selain untuk memperkenalkan juga merangsang ketertarikannya pada materi terhadap ilmu yang lainnya. Selain itu menurut Rachmi (2008: 1.14), lagu dapat berfungsi sebagai alat yang membantu mengingatkan informasi-informasi

9 yang terpendam dalam ingatan anak. Syair lagu akan membuka kotak ingatannya. Menurut Depdikbud (1995: 1), nyanyian memiliki fungsi sosial selama nyanyian itu dikomunikasikan. Melalui nyanyian kita berupaya membantu diri anak menuju kedewasaaan dalam hal menumbuhkembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi, dan rasa sosial anak. 2. Hakekat Musik dan Lagu bagi Perkembangan Anak Lagu merupakan gubahan seni, nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal. Menurut Depdikbud (1994: 3), hakikat nyanyian adalah bahasa emosi anak yang dapat mengungkapkan perasaan. Nyanyian atau lagu adalah bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan. Nyanyian atau lagu adalah bahasa gerak. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 550), lagu adalah ragam suara yang berirama. Ragam suara inilah yang sangat berperan penting dalam menstimulus kecerdasan otak anak. Lagu anak-anak adalah lagu yang dirancang sedemikian rupa, baik lirik maupun melodinya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Melodi lagu anak umumnya bertempo sedang dan kaya pengulangan. Sementara liriknya disusun dengan bahasa yang sederhana, mudah diucapkan dan kaya pengulangan. Sesuai kebutuhan anak untuk bermain, lagu untuk anak harus dapat digunakan untuk mengiringi anak bermain.

10 3. Pembelajaran Pengurangan Menurut Sujiono dkk (2009: 6.15) cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak, dangan mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian anak-anak atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri. Menurut Hildayani dkk (2008: 5.20) kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan logika-matematika anak. Bermain tebak-tebakan dengan menghitung jumlah mainan, menebak penjumlahan dan pengurangan sederhana, serta menyanyikan lagu-lagu yang berkaitan dengan bilangan akan membantu anak mengenal bilangan. Bisa juga belajar menghitung saat berbaris atau membentuk kelompok, atau mengajak anak membantu membaca tanggal pada kalender. Dalam keseharian anda dapat memberikan contoh lain. Menurut Rose Mini (2007), kegiatan untuk mengenal angka dan hitungan tidak hanya dilakukan di rumah, kegiatan ini juga dapat dilakukan di sekolah dengan menggunakan lagu ataupun dari instruksi yang diberikan guru. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsep matematika sederhana, dalam hal ini pengurangan dapat dilakukan melalui lagu.

11 4. Jenis Musik dan Lagu yang dapat Mencerdaskan Logika Matematika Menurut Rachmi (2008: 2.22), lagu matematika yang mampu menambahkan pembelajaran pengurangan : Anak ayam Tek kotek kotek kotek Anak ayam lahir 8 Mati satu Tinggal berapa? Guru bisa menggunakan alat atau benda yang ada di sekitar sejumlah yang akan disebutkan, kemudian guru mengambil, menyiapkan sejumlah yang disebutkan, lalu guru menyebutkan hasilnya. Menurut John M. Ortiz (2002: 48), menu musik untuk belajar matematika : a (board book and casset) a b. Adition, c. Bethies Really Silly Song About Number d. Number Hant With Pooh e. Number Lagu-lagu yang disebut di atas adalah lagu-lagu yang bisa untuk memperkenalkan angka dan urutan hitungan. Menurut Depdikbud (1997: 30), beberapa lagu matematika yang bisa membantu proses pembelajaran pengurangan :

12 a. Lagu Petik Buah Syair: Di pohon ada mangga Sepuluh buah banyaknya Tiga di makan monyet Sekarang tinggal berapa? b. Ikan kesayangan Syair: Lihatlah didalam kolam kumasukan ikan kesayangan Delapan ekor berenang renang di dalam kolam bersenang-senang Tiba-tibalah dipancing tiga ekor ikan kesayangan Kasihan oi oi sungguh kasihan ikan delapan tinggal berapa? Dari isi syair lagu di atas guru dapat mengajarkan pembelajaran pengurangan sederhana dengan menggunakan papan planel dan kartu gambar atau pohon hitung dan maket buah maupun binatang. Guru menempelkan kartu atau maket sejumlah yang disebutkan dalam lagu. Guru mengambil sebagian, lalu anak menyebutkan sisanya. 5. Manfaat Musik bagi Perkembangan Anak Lagu adalah bagian dari musik. Musik selain sebagai salah satu jenis hiburan ternyata mempunyai manfaat lain untuk anak-anak. Mendengarkan musik tidak hanya untuk kesehatan fisiknya, tapi juga untuk kesehatan mental dan perkembangan otak atau kognitifnya.

13 Berbasis penelitian, sejumlah ahli menyebutkan bukti-bukti manfaat mendengar musik untuk anak salah satunya meningkatkan kemampuan matematika. Menurut hasil penelitian psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University California-Irvine, Amerika Serikat, ada kaitan erat antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi juga ketrampilan dibidang sains, ketika kelak anak sudah bersekolah. Musik juga mampu meningkatkan inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebanyak 46 persen dibanding anak-anak yang tidak terekspos musik, ( Menurut Rachmi dkk (2008: ) beberapa konsep matematika atau bidang ilmu eksata yang lain dapat dipahami oleh anak lebih baik ketika dijelaskan melaluai musik dan pemanfaatan musik. Bagaimana nyanyian dapat memperluas proses belajar anak? Kita belajar akan lebih efektif jika kita tahu apa yang akan kita pelajari. Sekecil apapun pengetahuan subjek yang akan kita pilih akan memudahkan kita memperoleh dan menggali informasi baru dengan informasi lama yang dimilikinya, anak akan lebih tertarik pada subjek tersebut. Dengan demikian anak akan dapat belajar dengan tujuan yang jelas. Melalui musik anak akan menemukan cara belajar yang menyenangkan. Guru dapat memperkenalkan dan merangsang ketertarikanya pada materi bidang ilmu yang lainya, seperti

14 berhitung/aritmatika, sosial, science, dan sebagainya. Dengan demikian proses belajar akan lebih mudah dan guru dapat membangun sebuah jaring-jaring ketertarikan belajar yang positif pada anak usia muda tersebut. C. Alat Peraga Sumad dalam buku Nelvira (2011: 15-16) alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Jadi alat peraga termasuk media pembelajaran yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Menurut Depdiknas (2011: 115), prinsip-prinsip pembuatan alat peraga adalah multiguna, bahan yang digunakan mudah diperoleh dan tidak menggunakan bahan berbahaya. Alat peraga dibuat disesuaikan dengan tujuan, fungsi dan tingkat perkembangan anak sehingga dapat menimbulkan kreatifitas anak dan dapat dimainkan sehingga menimbulkan kesenangan bagi anak. Menurut Depdiknas (2011: 16), syarat pembuatan alat peraga adalah memiliki segi edukatif yaitu kesesuaian dengan proses belajar mengajar dan kesesuaian dengan dikdatik metodik. Selain itu pembuatan alat peraga memiliki syarat segi tekhnik yang meliputi kebenaran ditinjau dari konsep ilmu, ketelitian, keawetan, ketahanan, kemudahan dalam pemakaian,

15 keamanan tidak membahayakan pemakai, ketetapan ukuran dan kompabilitas/ keluwesan dari bagian-bagian suatu alat peraga dapat digunakan dengan alat lain (bukan pasangannya). (Depdiknas: 2007: 11) Guru menyediakan alat peraga kartu gambar dan kartu angka, anak mencoba bermain mencari kartu angka yang sesuai dengan kartu gambar. Anak langsung praktek dengan pengurangan. Alat peraga kartu angka dan alat peraga kartu gambar merupakan alat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran pengurangan yang nyata. Kartu gambar digunakan untuk menghitung pengurangan secara bersama dengan menyanyikan lagu matematika. D. Hubungan antara Lagu dan Kartu Gambar dengan pengurangan Menurut Rachmi (2008: 2.18), ada enam hal yang harus diperhatikan dalam memilih lagu, diantaranya adalah nyanyian sebaiknya mengulang informasi dan ketrampilan praktis yang dapat dilakukan anak-anak. Dengan menyanyikan lagu tersebut, guru kembali mengajarkan dan mengulang apaapa yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh guru telah mengajarkan pengurangan. Nyanyikan bersama-sama dengan anak sambil menempelkan kartu gambar. Informasi atau pesan yang terkandung dalam syair lagu petik buah adalah informasi tentang pengambilan benda dari sekelompok benda. Sekelompok benda tersebut berupa kartu gambar yang ditempelkan pada papan panel. Kegiatan menempelkan pada kartu gambar merupakan kegiatan

16 ketrampilan praktis yang dilakukan anak. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa lagu dan kartu gambar mempunyai hubungan dengan proses pembelajaran pengurangan. E. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian Menurut Nana Sudjana (2009: 3), penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian menurut Ralph Tyler (1950), merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai, sedangkan Brewer (1992) dalam Soemiarti (2000), menyatakan penilaian adalah penggunaan sistem evaluasi yang bersifat komperhensif (menyeluruh) untuk menentukan kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak. Dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu melalui pengamatan. Untuk melakukan evaluasi penelitian saya menggunakan alat penilaian observasi.

17 Menurut Depdiknas (dalam Pedoman Penilaian TK, 2006: 6-7) dalam prosedur di TK, yaitu : a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan (indikator) semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH). b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : 1) Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH). 2) Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan ( ). 3) Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat/cepat/lengkap/benar, maka anak pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan ( ).

18 4) Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan nama semua anak dengan tanda cek ( ). Pedoman penilaian Taman Kanak-kanak (2010: 11), catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom RKH. Pergantian lambang atau simbolik yaitu dengan lambang atau simbol bintang yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan penilaian. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti: dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ). Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( ). Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapat tiga bintang ( ). Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( ). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pedoman penilaian menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK/SD Tahun 2010 dan pedoman evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah 80% dari jumlah anak tuntas belajar (Nana Sudjana, 2004: 133). Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran adalah :

19 a. Proses pembelajaran siswa individual dinyatakan berhasil jika 80% dari materi yang diajarkan guru dapat dikuasai oleh siswa. = Belum Berkembang (BB) = Mulai Berkembang (MB) = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) = Berkembang Sangat Baik (BSB) b. Proses perbaikan pembelajaran secara klasikal dan pemberian tugas dengan metode yang tepat dan efektif dinyatakan apabila 80% dari jumlah siswa didalam kelas itu menguasai dan memahami kemampuan materi pembelajaran. 2. Indikator Keberhasilan Menurut kurikulum (2004: 17), kemampuan pengurangan permulaan anak usia 4-6 tahun meliputi : Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Tindakan Hasil belajar Anak mampu memahami konsep matematika sederhana Indikator Mengenal pengurangan 1-10 dengan menggunakan benda-benda Mengurangkan lambang bilangan 1-10 Menghitung pengurangan banyak benda dari 1-10 Menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda 1-10 Sesuai dengan ketentuan dari Depdiknas, peneliti akan menggunakan simbol dalam penilaian sebagai berikut : Simbol : artinya Belum Berkembang (BB) Simbol : artinya Mulai Berkembang (MB)

20 Simbol : artinya Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Simbol : artinya Berkembang Sangat Baik (BSB) Dalam penelitian ini peneliti membuat kriteria sebagai berikut : = Anak belum berkembang sesuai indikator yang diinginkan = Anak mulai berkembang menghitung pengurangan 1 sampai dengan 5 = Anak mulai berkembang menghitung pengurangan 1 sampai dengan 10 dengan bantuan guru = Anak sudah berkembang sesuai indikator yang diinginkan F. Kerangka Berpikir Kondisi awal 1. Kemampuan pengurangan masih rendah. 2. Siswa tidak aktif. 3. Hasil belajar rendah. Dilakukan upaya perbaikan Kondisi sudah meningkat. Prosentase kemampuan pemahaman pengurangan bilangan. Siklus I Siklus II Prosentase kemampuan pemahaman pengurangan bilangan. Jika dalam siklus II perbaikan pembelajaran belum optimal, maka akan dilanjutkan ke siklus III

21 Pada kondisi awal penelitian, kemampuan pengurangan siswa kelompok B TK Pertiwi Handayani Karanganyar Kabupaten Purbalingga masih rendah. Dilakukan upaya perbaikan siklus I dan siklus II dengan kegiatan mengenalkan pemahaman pengurangan dengan menyanyikan lagu matematika, pada siklus II melakukan kegiatan menghitung dan menyebutkan hasil pengurangan dengan menggunakan alat peraga kartu gambar. Jika pada kondisi akhir belum mencapai hasil yang optimal, maka perbaikan dilanjutkan pada siklus ke III. G. Hipotesis Tindakan Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode lagu matematika dengan alat peraga kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam pengurangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat, diasuh, dan dididik oleh orang tua. Kewajiban merawat, mengasuh dan mendidik bukanlah tugas yang mudah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK Aisyiyah 16 Ngringo

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena disamping

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA DADU PINTAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KB AL-AMANAH KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia nol sampai dengan enam tahun, yang memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini. Kerjasama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Semakin modern seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Angka 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada anak usia dini. Pada usia tersebut anak mengalami masa peka untuk menerima suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM K A R M I L A ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B1 di TK Aisyiyah Kubang Agam masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga disebut PTK.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta

Lebih terperinci

Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan

Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Teknik Mencari Pasangan Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sofychimil@ymail.com

Lebih terperinci

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 PENINGKATAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN CONGKLAK WADAH TELUR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH VII KOTA PADANG RUSFITA MEDIA Abstrak Masalah penelitian ini adalah banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : SRI MULYANI NIM: A 53H111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN Nuraina 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN Noni Marlina 1) dan Faqih Hakim Hasibuan 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG 83 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG Nova Oktriyani 1) 1 Universitas Negeri Padang email: novaoktriyani@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH Pendahuluan Betti Erlina Abstrak Abstrak. Kurangnya pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan perkembangan dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Undang-Undang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik halus Menurut Bambang Sujiono dkk, 2005: 1.11) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program studi PG PAUD FKIP UNP Kediri. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN PERMAINAN KARTU ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA ANAK KELOMPOK B TK KUSUMA MULIA DESA SEKETI KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MOJOREJO 2 TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU Rosi Meri Irawati Abstrak Kemampuan berhitung anak di Taman kanak-kanak Sangrina

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO 1 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Pendidikan

Lebih terperinci

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 SAMPAI 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU REMI PADA ANAK KELOMPOK A TK SI KUNCUNG DAMBALO KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa Kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Bilangan 2.1.1 Pengertian Bilangan Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini. PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM Puji Hartini Pendahuluan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Anita Roslina Simanjuntak Dewi Komalasari PG-PAUD fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG Eva Mirmiyanti ABSTRAK Perkembangan kemampuan membaca anak dengan kartu kata bergambar di TK Aisyiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

OLEH : NURUL WULANDARI NPM :

OLEH : NURUL WULANDARI NPM : MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR 1 5 KELOMPOK A TK PERTIWI PACEKULON KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam permainan maze anak-anak harus menemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam permainan maze anak-anak harus menemukan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Maze Maze merupakan game sederhana yang bertujuan menentukan jalur yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. PENINGKATAN PENGEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE BERMAIN KOTAK-KOTAK ANGKA PADA ANAK KELAS A TAMAN KANAK-KANAK TIARA NUSA KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. 1 JURNAL SKRIPSI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI JELOBO II WONOSARI KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TK B PAUD CAHAYA CEMERLANG AISYIYAH PUNTUKREJO KARANGANYAR TAHUN 2014

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TK B PAUD CAHAYA CEMERLANG AISYIYAH PUNTUKREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TK B PAUD CAHAYA CEMERLANG AISYIYAH PUNTUKREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK SUSUN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 (PTK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG) Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika/pengenalan konsep bilangan wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai dari usia PAUD, untuk membekali peserta didik dengan hasil belajar

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : TRI RETNOWATI NPM: P

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : TRI RETNOWATI NPM: P MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG 1-10 MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A TK PGRI KARANGTALUN KECAMATAN KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebenarnya tidak dikenal. Sementara itu Chaplin (dalam Rachmawati, 2005: 15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebenarnya tidak dikenal. Sementara itu Chaplin (dalam Rachmawati, 2005: 15) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kreativitas Menggambar Anak Usia Dini 1. Pengertian Kreativitas Hurlock (1978: 4) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL TERJADINYA SIANG DAN MALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN KOTAK LAMPU AJAIB PADA ANAK KELOMPOK A TK KUSUMA MULYA I KALIOMBO KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan

Lebih terperinci

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan Abstrak

Lebih terperinci

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BINATANG PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA PRANGGANG KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI SKIRPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR Isnanizar Tanjung Guru TK Al-Kausar Surel : tanjung.isnanizar@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELOMPOK B DI TK JASA IBU SALASA PADANG TAROK KEC.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELOMPOK B DI TK JASA IBU SALASA PADANG TAROK KEC. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELOMPOK B DI TK JASA IBU SALASA PADANG TAROK KEC. BASO KAB AGAM NAMA : MILANA ZURELI NIM : 821649307 Email : bukmilana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh : MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Mengapa

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 Standar Kompetensi : 7. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG Ramaini ABSTRAK Kemampuan mengenal konsep bilangan anak di Taman Kanakkanak Negeri Pembina

Lebih terperinci

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD "TUNAS HARAPAN BANGSA"TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD TUNAS HARAPAN BANGSATAHUN PELAJARAN 2014/2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD "TUNAS HARAPAN BANGSA"TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI Mahdalena Abstrak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

Meningkatkan penguasaan keaksaraan anak usia dini melalui media flashcard di TK Para Bintang Kota Jambi Kelompok B3

Meningkatkan penguasaan keaksaraan anak usia dini melalui media flashcard di TK Para Bintang Kota Jambi Kelompok B3 Meningkatkan penguasaan keaksaraan anak usia dini melalui media flashcard di TK Para Bintang Kota Jambi Kelompok B3 MENINGKATKAN PENGUASAAN KEAKSARAAN ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA FLASHCARD DI TK PARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pendidikan usia dini telah diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK Dian Anggraeni Yunikowati (11260167) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian

Lebih terperinci