BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan
|
|
- Ari Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Angka Pengertian Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Sedangkan menurut Smeth (1994:150) istilah kemampuan di definisikan dalam arti apa yang diharapkan di tempat kerja, dan merujuk pada pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dalam penerapannya harus konsisten dan sesuai standard kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan. Ada tiga komponen penting yang tidak tampak dalam kemampuan diri manusia yaitu: keterampilannya, kemampuannya dan etos kerjanya. (Gomes, 1995:6) mengatakan bahwa tanpa ketiganya, semua sumber daya tetap terpendam, tidak dapat dimanfaatkan, dan tetap merupakan potensi belaka. Dari ketiga komponen yang tidak kelihatan tersebut memang berada dalam diri manusia, tersimpan dalam bentuk kemampuan insani operasional atau operational human abilities. Sebagaimana digambarkan sebagai berikut: Lowler dan Proter (dalam Hasibuan, 2001:61) mendefinisikan kemampuan atau ability sebagai karakteristik individual seperti intelegensia, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang untuk berbuat dan sifatnya stabil. Selain itu kemampuan dinyatakan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan 8
2 9 tertentu (Mendiknas, 045/U/2002 dalam Indrayanto, 2004:127). Kemampuan pada individu tersebut paling tidak ditentukan ole tiga aspek kondisi dasar yaitu: kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan tentang cara respon yang benar, dan kemampuan melaksanakan respon tersebut. Jadi kemampuan (ability) merupakan suatu potensi untuk melakukan sesuatu. Atau dengan kata lain kemampuan (ability) adalah what one can do dan bukanlah what he does do (Hersey, 1992:60 dalam Indriyanto 2004:128). Kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat memperlajari pelajaran baru pada jenjang selanjutnya. (Nashar, 2004:64) Kemampuan awal mempelajari suatu materi pelajaran berarti adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari perbuatan belajar sebelumnya. Dengan demikian, kesuksesan belajar pada suatu jenjang adalah bagaimana kemampuan awal yang dimiliki siswa dari jenjang sebelumnya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa pada jenjang tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah daya untuk melakukan sesuatu yang dinilai dari kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan untuk merespon dan kemampuan melaksanakan respon tersebut Pengertian Angka
3 10 Arti kata angka lebih mendekati arti kata digit dalam bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia belum ditemukannya pengertian kata angka. Dalam hal ini angka tidak lain adalah symbol yang digunakan untuk melambangkan suatu bilangan. (Erfan, 2008:1) Menurut Copley (2002:47) angka atau lambang bilangan atau symbol yang merupakan suatu obyek yang terdiri dari angka-angka. sebagai contoh bilangan 10 dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0. Sebuah angka digunakan untuk melambangkan bilangan, suatu entitas abstrak dalam ilmu matematika. Tetapi bagi orang-orang awam, angka dan bilangan seringkali dianggap dua entitas yang sama. Mereka pun umumnya menganggap angka dan bilangan sebagai bagian dari matematika. Memang bahasa Indonesia belum cukup baku sebagai alat komunikasi dalam ilmu dan sains, sehingga belum ada konsesus resmi bahwa angka dan bilangan melambangkan dua hal yang sangat berbeda. Demikian pula, kedua kata angka dan bilangan masih sering dipertukarkan dengan kata nomor. Kata nomor biasanya menunjuk satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yg berurutan. Misalnya kata nomor 3 menunjuk salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4,,. Jadi kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian urutan. Dalam mengenalkan angka pada anak, diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep angka, transisi, dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk angka Pengertian Kemampuan Mengenal angka untuk anak Usia Dini
4 11 Pada usia dini anak harus bisa dikenalkan angka, dalam mengenalkan agar pada anak sejak dini agar anak mampu mengetahui dasar-dasar matematika dan berguna untuk kehidupan anak dimasa yang akan datang, karena itu orang tua maupun guru harus bisa menstimulus kecerdasan-kecerdasan lainnya. Menurut Depdiknas (2007:2) bahwa pentingnya kemampuan mengenal angka pada anak adalah sebagai berikut: 1) Anak dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengmatan terhadap benda-benda kongkrit, gambargambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak, 2) Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, 3) Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, 4) Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya, 5) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu spontan. Dalam mengenalkan angka pada anak orang tua maupun guru harus memperhatikan beberapa hal agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Hal tersebut setara dengan pendapat Nurani (2005:11.8) bahwa hal-hal yang perlu diingat dalam mengenalkan angka adalah sebagai berikut: 1) Mendapatkan angka adalah proses yang berjalan perlahan-lahan, anak mengenal benda dengan menggunakan bahasa untuk menjelaskan pikiran mereka sehingga mulai membangun arti angka, 2) Belajar dengan trial and error dalam mengembangkan kemampuan menghitung dan menjumlahkan, 3) Menggunakan sajak, permainan tangan, dan beberaapa lagu yang sesuai untuk memperkuat hubungan dengan mengenal angka.
5 12 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal angka untuk anak usia dini merupakan proses awal anak untuk mengenal bentuk-bentuk angka yang ada dalam mata pelajaran Matemetika Teknik Mencari Pasangan Teknik mencari pasangan adalah teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak TK, seperti yang telah dikemukakan oleh Curran (dalam Saputra dan Rudyanto, 2005:69) bahwa teknik mencari pasangan menjadi salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru TK dalam mengembangkan kemampuan anak didiknya. Teknik belajar mengajar mencari pasangan ini pada tahun 1994 dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Khusus untuk anak TK, teknik belajar mengajar mencari pasangan dapat dirancang dala suasana bermain sambil anak itu belajar sesuatu. Dijelaskan pula oleh Saputra dan Rudyanto (2005:81) bahwa langkahlangkah yang harus guru TK lakukan dalam menerapkan teknik pembelajaran mencari pasangan adalah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa Lambang bilangan.
6 13 b. Masing-masing anak didik mendapat satu buah kartu yang telah guru sediakan. c. Setiap anak didik mencari pasangan yang mempunyai kartu cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan Lambang angka 1. Berpasangan dengan pemegang kartu yang bertuliskan lambang angka 1. d. Anak didik dapat juga bergabung dengan dua atau tiga anak didik lain, yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu dengan Lambang angka 4 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 4. Langkah-langkah ini dimaksudkan agar anak mengenali konsep komunikasi dengan kalimat sederhana dan juga mengenal gambar bilangan dengan benda-benda serta menghubungkan gambar bilangan dengan Lambang bilangan. Guru secara tidak langsung sudah mengajarkan konsep sederhana mengenai komunikasi dan matematika, sehingga pada akhir pembelajaran anak diharapkan akan meningkatkan dan berkembang kemampuan dalam hal bahasa dan kognitif. Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan, maka penanaman gambar bilangan melalui teknik pengajaran berhitung di TK Menurut Saputra dan Rudyanto (2005:82) dapat dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut: a. Penguasaan konsep. Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
7 14 b. Masa transisi dan konsep ke lambang. Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambangnya yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan dalam bentuk lambangnya. c. Lambang bilangan. Merupakan visualisasi dari berbagai konsep, misalnya lambang 7 untuk menggambarkan gambar lambing bilangan tujuh, merah melambangkan warna dan sebagainya. Dari berbagai konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengenalan angka 1-10 pada anak TK seharusnya menggunakan teknik pembelajaran mencari pasangan lambing bilangan juga dibantu oleh media/alat yang konkrit dan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan gambar bilangan pada anak TK, adalah sebagai berikut : a. Dalam menanamkan gambar bilangan, alat peraga/permainan tidak selalu berupa benda tiruan tetapi dapat juga benda asli. Contoh, pada penanaman gambar bilangan,anak dapat menggunakan alat yang ada di sekitarnya berupa anggota tubuh, buku, pensil, kelereng. b. Alat permainan (alat peraga) yang digunakan hendaknya tidak mudah diperoleh dilingkungan anak. c. Alat peraga/alat permainan hendaknya tidak monoton, akan tetapi hendaknya menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan sehingga dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan daya pikir anak.
8 15 d. Dalam menanamkan gambar bilangan tidak sekaligus, tetapi tahap demi tahap sesuai dengan kemampuan anak. Terkadang guru merasa bahwa anak mampu melaksanakan tugas yang diberikan tanpa melalui tiga tahapan penguasaan matematika, yakini : penguasaan konsep, masa transisi dan konsep ke lambang dan lambang bilangan. e. Anak dalam memahami gambar bilangan hendaknya diawali dengan memahami gambar bilangan dengan benda yan sejenis dan selanjutnya dapat dengan menggunakan macam-macam jenis benda. Cintoh : dari konkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang sederhana ke yang kompleks. f. Hendaklah di dalam penyajian, alat peraga/alat permainan yang digunakan sedapat mungkin disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan. (Saputra dan Rudyanto, 2005:82) Adapun langkah-langkah pembelajarannya (Sugiyanto, 2008: 47) sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik (tulisan atau gambar); 2) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; 3) Setiap peserta didik mencari pasangannya masing-masing (sesuai dengan isi kartunya); 4) Peserta didik bergabung dengan pemegang kartu yang memiliki topik sama dengan dirinya (menjadi satu kelompok); 5) Setiap kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersama-sama; dan 6) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dimuka kelas Kelebihan dan Kelemahan Teknik Mencari Pasangan
9 16 Kelebihan teknik mencari pasangan menurut Dwitantra (2011:21) antara lain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi dan efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Dwitantra (2011:21) juga menyatakan kelemahan teknik mencari pasangan antara lain jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang, pada awal penerapan teknik ini, banyak siswa bisa yang malu berpasangan dengan lawan jenisnya, jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan, guru harus hatihati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan karena mereka bisa malu, dan penggunaan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. Menurut Lie (2002:30) suatu teknik pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari teknik mencari pasangan adalah sebagai berikut: 1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu. 2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa. 3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
10 17 5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. Sedangkan kekurangan teknik ini adalah: 1. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai. 2. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan 3. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran sehingga Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran 4. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. 5. Pada kelas yang gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. (Lie, 2002:31) Pada penerapan teknik mencari pasangan, dapat diketahui bahwa teknik teknik mencari pasangan dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan para peserta didik, proses pembelajaran lebih menarik dan anak dapat lebih antusias mengikuti proses pembelajaran Penerapan Teknik Mencari Pasangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Pada Anak TK Anak TK adalah subyek didik yang memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Mengenal konsep angka 1-10 temasuk dalam pengembangan matematika permulaan yang perlu dikembangkan untuk anak Tk usia 3-4 tahun. Dengan adanya kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan bermain, Teknik mencari pasangan lambang bilangan akan lebih
11 18 memotivasi anak dalam mengikuti kegiatan mengenal konsep angka, menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret, dan realistis. Kegiatan mencari pasangan lambang bilangan angka dapat digunakan untuk mengenal konsep angka pada anak TK melalui permainan sederhana, karena dalam pembelajaran teknik mencari pasangan bilangan yang dilakukan terdapat angka-angka 1-10 yang dapat digunakan untuk belajar, sehingga pembelajaran tidak membosankan lebih bervariatif dan menyenangkan. Khusus penggunaan dan pemanfaatan teknik pembelajaran, dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konvergen, guru dapat menggunakan kartu acak untuk pengajaran menghitung angka dari Pada kegiatan awal menenangkan anak dan membagi dua kelompok Guru mengajak anak-anak untu berhitung Guru mengadakan Tanya jawab tentang angka 1-10 serta Guru memperkerkenalkan lagu baru Ayo Berhitung. Secara operasional, guru memberikan kartu kepada seluruh anak yang berisikan angka dan gambar-gambar yang berbeda-beda jumlah. Selanjutnya, setiap anak akan mencocokkan kartu yang dipegangnya tersebut kepada anak yang lain. Misalnya, bagi anak yang memegang kartu angka 2, maka ia akan mencari pasangan lambang bilangan angka 2. Demikian pula dengan anak yang memegang kartu lambang bilangan angka 3. Maka ia akan mencari pasangan kartunya, yaitu kartu angka 3. Guru pula pada awalnya menunjukkan kartu-kartu angka 1-10 yang dibawanya sambil menanyakan kepada siswa angka pada masing-masing kartu serta memberikan penjelasan bentuk angka. Kemudian kartu tersebut dibagikan
12 19 kepada siswa secara acak. Setiap siswa mendapatkan kartu yang dibagikan. Siswa memikirkan jawaban angka dengan mencari pasangan angka 1-10 pada masingmasing temannya. Dan guru memberikan nilai kepada siswa sesuai siapa yang paling cepat mendapatkan pasangan Kajian Penelitian yang relevan Nurlaily, Zaroh Dengan judul upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan benda konkret pada anak kelompok A di TK Aba Pampang II Gunungkidul. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan mengenal angka 1-10 anak kelompok A di TK ABA Pampang II Gunungkidul. Melalui benda konkret anak dapat menggunakan seluruh inderanya dengan cara melihat, menyentuh, memegang, dan memindahkannya secara langsung. Terlebih dahulu anak menghitung banyaknya benda, setelah itu benda dihubungkan dengan angka yang sesuai. Upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada penelitian ini melalui penggunaan benda konkret yang menarik untuk anak yaitu berupa makanan. Dengan benda konkret tersebut kemampuan anak mengenal angka dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, kemampuan anak mengenal angka pra tindakan hanya ada 3 anak atau 23,07% dengan kriteria baik. Setelah adanya tindakan siklus I kemampuan mengenal angka kriteria baik menjadi 7 anak atau 53,85%. Pada tindakan siklus II kemampuan anak mengenal angka kriteria baik meningkat menjadi 11 anak atau 84,62%. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa benda konkret memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran
13 20 mengenal angka, karena melalui penggunaan benda konkret kemampuan anak dalam mengenal angka dapat meningkat. Titik Purwanti, Skripsi dengan judul peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar di RA Babussalam Prembulan Galur Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, yaitu peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pra tindakan pada indikator pertama sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 65% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Hasil pra tindakanpada indikator kedua sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Selanjutnya phasil pra tindakan pada indikator ketiga sebesar 45% meningkat pada siklus I menjadi 70% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan, karena dengan permainan kartu angka dan kartu bergambar kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak meningkat. 2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan pemecahan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut Jika melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan maka kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo Akan meningkat.
14 Indikator Indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti tetap mengacu pada kurikulum yang berlaku di TK yakni pelaksanaan tindakan kelas dikatakan berhasil apabila 75% dari anak kelompok A mampu mengenal angka 1-10 dengan kriteria baik.
Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Teknik Mencari Pasangan Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sofychimil@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Bilangan 2.1.1 Pengertian Bilangan Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan
Lebih terperinciAnisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 SAMPAI 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU REMI PADA ANAK KELOMPOK A TK SI KUNCUNG DAMBALO KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA DADU PINTAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KB AL-AMANAH KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan Sumberdadi membosankan, rumit dan siswa sering tidak mengetahui materi yang dipelajarinya untuk apa. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan sangat membosankan. Belajarnya
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pendidikan usia dini telah diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan dirinya tergolong manusia yang cerdas, di kalangan masyarakat menilai tingkatan sekolah dianggap sebagai tolak ukur kecerdasan, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudatul Athfal (RA)/Bustanul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu dasar ilmu yang dipelajari di setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu dasar ilmu yang dipelajari di setiap jenjang sekolah mulai SD, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Salah satu ciri khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran mengenal konsep pengurangan bagi anak usia dini sangat penting diajarkan. Kemampuan mengenal konsep pengurangan merupakan dasar bagi anak untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang diperoleh karena pengalaman (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA POKOK BAHASAN RUANG DIMENSI TIGA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA MATEMATIKA DI KELAS X SEMESTER II SMA
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN BIJI-BIJIAN DI KELOMPOK B PAUD AMANAH DESA BOHULO KECAMATAN BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA OLEH : HESTI IBRAHIM
Lebih terperinciTri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
Lebih terperinciOLEH : NURUL WULANDARI NPM :
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR 1 5 KELOMPOK A TK PERTIWI PACEKULON KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan masa Golden Age adalah masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang paling tepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat, diasuh, dan dididik oleh orang tua. Kewajiban merawat, mengasuh dan mendidik bukanlah tugas yang mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam permainan maze anak-anak harus menemukan
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Maze Maze merupakan game sederhana yang bertujuan menentukan jalur yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subyek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan, sehingga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
Lebih terperinciEti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar (Susanto dalam Siti Aisyah, 2011) Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kognitif 2.1.1 Pengertian Kognitif Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinci2014 APLIKASI MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA GAMBAR PROYEKSI PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMKN 2 GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,
Lebih terperinciilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. dapat, berada, kaya, dan adanya kekuatan melakukan sesuatu (Bakir & Suryanto, 2006:36).
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Kemampuan Membilang Angka 1 Sampai 10 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa, sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan yang selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan diri anak. Dengan pendidikan yang berkualitas akan menjadikan bangsa indonesia bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah sarana yang dapat mempermudah interaksi antar manusia di seluruh dunia. Sekarang ini komunikasi dan pendidikan merupakan bagian yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris,
7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Perkembangan Kognitif Perkembangan merupakan suatu perubahan yang dialami setiap individu atau siap anak baik perkembangan fisik ataupun psikis anak. Penelitian ini menjelaskan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbedabeda. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari sejak lahir. Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A Mistin Qomariah Nurhenti Dorlina S. Program Studi PG-PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014
PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan O leh: NAHARTRI YENI K. A54B 111 029
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 6 tahun yang sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyempurnakan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana telah ditetapkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Melalui pendidikan yang baik, manusia dapat membuka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk menunjang hidupnya. Melalui pendidikan yang baik, manusia dapat membuka wawasannya dan hidup lebih baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciMaryam Saban Samsiar Rivai, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-10 MELALUI PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK MAWAR DESA DULUKAPA KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA Maryam Saban Samsiar Rivai, Irvin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pedagang, petani, tukang, penjaga toko,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia inilah anak mengalami masa perkembangan yang pesat baik perkembangan secara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kondisi pembelajaran saat ini memberikan peran lebih banyak pada para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pembelajaran saat ini memberikan peran lebih banyak pada para peserta didik untuk mengembangkan potensi yangada pada dirinya, untuk membentuk kekuatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, mempercepat proses alih teknologi demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi dan keunikan tersendiri. Pengembangan potensi anak harus diperhatikan, agar potensi anak dapat berlangsung secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa yang berkaitan erat dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Rendahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian upaya untuk mengubah pengetahuan, kemampuan serta sikap kearah yang positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan yakni mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan ditujukan pada anak berusia antara 0-6 tahun sesuai yang
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL.
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh : STEVI GOBEL NIM : 153 410 023 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu anak berada pada posisi keemasan (golden age). Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia harus mampu untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi semua pihak dan semua kalangan secara merata. Pemerataan pendidikan tentunya juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika merupakan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap pembelajaran awal agar siswa dapat belajar memecahkan masalah. Bantuan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini berperan penting dalam membentuk kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Keberadaan seseorang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Bangun Datar Dan Bangun Ruang
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Bangun Datar Dan Bangun Ruang 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Siswa
Lebih terperinci