Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan"

Transkripsi

1

2 Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Teknik Mencari Pasangan Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sofychimil@ymail.com Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Lisma Muda, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Teknik Mencari Pasangan Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni apakah kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo dapat ditingkatkan melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka 1-10 melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Hasil penelitian siklus I diperoleh dari 24 anak hanya 14 orang anak atau 58.33% yang mampu mengenal angka, kurang mampu 6 orang anak atau 25%, tidak mampu 4 orang anak atau 16.67%, sehingga dilakukan siklus ke II. Pada penelitian siklus II diperoleh dari 24 anak hanya 19 orang anak atau 79.16% yang mampu mengenal angka, kurang mampu 4 orang anak atau 16.67%, tidak mampu 1 orang anak atau 4.16%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan, kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan Lisma Muda, Mahasiswa pada Jurusan PAUD Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Martianty Nalole,M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Samsiar Rivai, M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo.

3 Dari hasil pengamatan diketahui pula bahwa penyebab lain rendahnya kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantaoro 14 di Kelurahan Ipilo Kota Timur karena guru kurang tepat menggunakan teknik pembelajaran sehingga anak-anak kurang tertarik untuk belajar mengenal angka. Upaya yang pernah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal angka yakni melalui permainan engklek ternyata belum bisa memberikan hasil yang efektif karena ada anak-anak yang kurang suka permainan fisik ini. Berdasarkan pengalaman saya sebagai pendidik di TK Kihajar Dewantoro 14 diketahui bahwa terdapat 24 anak kelompok A, anak yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika dalam bentuk mengenal angka 1-10 berjumlah 19 orang atau 70.17% sedangkan yang mampu hanya berjumlah 5 orang atau 20.83%. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak yakni sulitnya untuk mengenal angka 1-10, anak dapat menyebutkan angka tetapi ketika dihadapkan kepada permasalahan benda konkret anak tidak dapat mengasosiasikan antara angka yang disebut dengan jumlah benda yang ditunjukkan anak. Selain itu terdapat beberapa anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep menghitung benda yang jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, dan sama banyak dimana anak hanya mampu menyebutkan angka dari 1 sampai 10 bahkan lebih, tetapi tidak tahu simbol angkanya padahal kemam puan berhitung merupakan kemampuan dasar yang diperlukan untuk tahapan berhitung selanjutnya. Teknik mencari pasangan adalah cara mendidik anak untuk mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana bermain yang menyenangkan (Saputra dan Ruyanto, 2005:79). Penerapan teknik mencari pasangan pada proses pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak mengenali konsep komunikasi dengan kalimat sederhana dan juga mengenalkan gambar angka dengan benda-benda serta menghubungkan gambar lambang angka. Melalui teknik mencari pasangan, secara tidak langsung guru telah mengajarkan konsep sederhana mengenai komunikasi dan matematika. Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka 1-10 melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. 1. Bagi Anak Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kota Gorontalo. 2. Bagi Guru

4 Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengenal masalah yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan mengenal angka Bagi Sekolah Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan pikiran yang baik dalam rangka meningkatkan mutu proses pengajaran dan pengembangan kurikulum yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti melaksanakan penelitian ilmiah serta dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan perbandingan. Pengertian Angka Arti kata angka lebih mendekati arti kata digit dalam bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia belum ditemukannya pengertian kata angka. Dalam hal ini angka tidak lain adalah symbol yang digunakan untuk melambangkan suatu bilangan. (Erfan, 2008:1) Menurut Copley (2002:47) angka atau lambang bilangan atau symbol yang merupakan suatu obyek yang terdiri dari angka-angka. sebagai contoh bilangan 10 dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0. Gessel dan Amatruda (dalam Sujiono, 2008: 2.8) menjelaskan bahwa anak usia 3-4 tahun mulai berbicara dengan jelas dan berarti, masa ini disebut masa perkembangan fungsi bicara. Pada masa usia 4-5 tahun merupakan masa belajar matematika/berhitung, anak sudah mulai belajar berhitung sederhana, misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan bilangan 1-10, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda. Pengertian Kemampuan Mengenal Angka untuk Anak Usia Dini Menurut Depdiknas (2007:2) bahwa pentingnya kemampuan mengenal angka pada anak adalah sebagai berikut: 1) Anak dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengmatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak, 2) Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, 3) Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, 4) Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya, 5) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu spontan. Teknik Mencari Pasangan

5 Teknik mencari pasangan adalah teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak TK, seperti yang telah dikemukakan oleh Curran (dalam Saputra dan Rudyanto, 2005:69) bahwa teknik mencari pasangan menjadi salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru TK dalam mengembangkan kemampuan anak didiknya. Teknik belajar mengajar mencari pasangan ini pada tahun 1994 dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Khusus untuk anak TK, teknik belajar mengajar mencari pasangan dapat dirancang dala suasana bermain sambil anak itu belajar sesuatu. Dijelaskan pula oleh Saputra dan Rudyanto (2005:81) bahwa langkah-langkah yang harus guru TK lakukan dalam menerapkan teknik pembelajaran mencari pasangan adalah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa Lambang bilangan. b. Masing-masing anak didik mendapat satu buah kartu yang telah guru sediakan. c. Setiap anak didik mencari pasangan yang mempunyai kartu cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan Lambang angka 1. Berpasangan dengan pemegang kartu yang bertuliskan lambang angka 1. d. Anak didik dapat juga bergabung dengan dua atau tiga anak didik lain, yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu dengan Lambang angka 4 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 4. Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan, maka penanaman gambar bilangan melalui teknik pengajaran berhitung di TK Menurut Saputra dan Rudyanto (2005:82) dapat dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut: a. Penguasaan konsep. Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan. b. Masa transisi dan konsep ke lambang. Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambangnya yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan dalam bentuk lambangnya. c. Lambang bilangan. Merupakan visualisasi dari berbagai konsep, misalnya lambang 7 untuk menggambarkan gambar lambang bilangan tujuh, merah melambangkan warna dan sebagainya.

6 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Mencari Pasangan Kelebihan teknik mencari pasangan menurut Dwitantra (2011:21) antara lain dapat meningkatkan aktivitas belajar anak, baik secara kognitif maupun fisik, metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan, meningkatkan pemahaman anak terhadap materi yang dipelajari, dapat meningkatkan motivasi belajar anak, efektif sebagai sarana melatih keberanian anak untuk tampil presentasi dan efektif melatih kedisiplinan anak menghargai waktu untuk belajar. Dwitantra (2011:21) juga menyatakan kelemahan teknik mencari pasangan antara lain jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang, pada awal penerapan teknik ini, banyak anak bisa yang malu berpasangan dengan lawan jenisnya, jika guru tidak mengarahkan anak dengan baik, saat presentasi banyak anak yang kurang memperhatikan, guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada anak yang tidak mendapat pasangan karena mereka bisa malu, dan penggunaan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. Penerapan Teknik Mencari Pasangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Pada Anak TK Anak TK adalah subyek didik yang memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Mengenal konsep angka 1-10 temasuk dalam pengembangan matematika permulaan yang perlu dikembangkan untuk anak Tk usia 3-4 tahun. Dengan adanya kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan bermain, Teknik mencari pasangan lambang bilangan akan lebih memotivasi anak dalam mengikuti kegiatan mengenal konsep angka, menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret, dan realistis. Kegiatan mencari pasangan lambang bilangan angka dapat digunakan untuk mengenal konsep angka pada anak TK melalui permainan sederhana, karena dalam pembelajaran teknik mencari pasangan bilangan yang dilakukan terdapat angka-angka 1-10 yang dapat digunakan untuk belajar, sehingga pembelajaran tidak membosankan lebih bervariatif dan menyenangkan. Khusus penggunaan dan pemanfaatan teknik pembelajaran, dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konvergen, guru dapat menggunakan kartu acak untuk pengajaran menghitung angka dari Pada kegiatan awal menenangkan anak dan membagi dua kelompok Guru mengajak anak-anak untu berhitung Guru mengadakan Tanya jawab tentang angka 1-10 serta Guru memperkerkenalkan lagu baru Ayo Berhitung.

7 Secara operasional, guru memberikan kartu kepada seluruh anak yang berisikan angka dan gambar-gambar yang berbeda-beda jumlah. Selanjutnya, setiap anak akan mencocokkan kartu yang dipegangnya tersebut kepada anak yang lain. Misalnya, bagi anak yang memegang kartu angka 2, maka ia akan mencari pasangan lambang bilangan angka 2. Demikian pula dengan anak yang memegang kartu lambang bilangan angka 3. Maka ia akan mencari pasangan kartunya, yaitu kartu angka 3. Guru pula pada awalnya menunjukkan kartu-kartu angka 1-10 yang dibawanya sambil menanyakan kepada anak angka pada masing-masing kartu serta memberikan penjelasan bentuk angka. Kemudian kartu tersebut dibagikan kepada anak secara acak. Setiap anak mendapatkan kartu yang dibagikan. Anak memikirkan jawaban angka dengan mencari pasangan angka 1-10 pada masing-masing temannya. Dan guru memberikan nilai kepada anak sesuai siapa yang paling cepat mendapatkan pasangan. Kajian Penelitian yang Relevan Nurlaily, Zaroh Dengan judul upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan benda konkret pada anak kelompok A di TK Aba Pampang II Gunungkidul. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan mengenal angka 1-10 anak kelompok A di TK ABA Pampang II Gunungkidul. Melalui benda konkret anak dapat menggunakan seluruh inderanya dengan cara melihat, menyentuh, memegang, dan memindahkannya secara langsung. Terlebih dahulu anak menghitung banyaknya benda, setelah itu benda dihubungkan dengan angka yang sesuai. Upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada penelitian ini melalui penggunaan benda konkret yang menarik untuk anak yaitu berupa makanan. Dengan benda konkret tersebut kemampuan anak mengenal angka dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, kemampuan anak mengenal angka pra tindakan hanya ada 3 anak atau 23,07% dengan kriteria baik. Setelah adanya tindakan siklus I kemampuan mengenal angka kriteria baik menjadi 7 anak atau 53,85%. Pada tindakan siklus II kemampuan anak mengenal angka kriteria baik meningkat menjadi 11 anak atau 84,62%. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa benda konkret memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran mengenal angka, karena melalui penggunaan benda konkret kemampuan anak dalam mengenal angka dapat meningkat. Titik Purwanti, Skripsi dengan judul peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar di RA Babussalam Prembulan Galur Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, yaitu peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal

8 ini dibuktikan dengan hasil pra tindakan pada indikator pertama sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 65% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Hasil pra tindakanpada indikator kedua sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Selanjutnya phasil pra tindakan pada indikator ketiga sebesar 45% meningkat pada siklus I menjadi 70% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan, karena dengan permainan kartu angka dan kartu bergambar kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak meningkat. METODE PENELITIAN Metode Tindakan Kelas dengan menggunakan analisis data secara kulitataif yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1 1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kegiatan guru diamati dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Pengamatan kegiatan guru berpedoman pada format penilaian yang tersedia meliputi 10 (Sepuluh) aspek. Berdasarkan penilaian pengamat terhadap kegiatan guru dalam proses belajar mengajar siklus 1, diperoleh data sebagaimana terlampir pada lampiran 4 halaman 65. Data pada lampiran 4 tersebut menunjukkan hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus 1 dari penilaian kolaborator yang mencakup 10 (Sepuluh) aspek penilaian sebagaimana terlampir, dapat dijelaskan bahwa Guru belum menyajikan materi sesuai urutan dan Pelaksanaan pengenalan pembelajaran melebihi waktu yang telah ditetapkan Dari perolehan keberhasilan kegiatan guru pada kegiatan siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan kolaborator, dapat dikatakan belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini. Sehingga dilihat dari 10 aspek kegiatan guru yang diamati perlu untuk direfleksi kekurangan dan kelemahannya, agar dapat ditingkatkan lagi ke arah yang lebih baik melalui penelitian tindakan kelas siklus berikutnya. 2) Hasil Pengamatan Kegiatan Anak Untuk pengamatan aktivitas belajar anak dalam pengenalan pembelajaran di taman kanak-kanak maka diuraikan dalam lampiran 5 sebagaimana terlampir.

9 Berdasarkan lampiran tersebut untuk memastikan apakah semua kelompok sudah mendapatkan bagian, guru memeriksa satu persatu. Setelah yakin semua kelompok mendapat bagian kartu angka, Tentu saja ada yang keliru dan sebagian sudah mendekati benar. Hasil pekerjaan itu diperiksa satu persatu oleh guru dan dicatat oleh guru mitra dengan memberikan tanda centang pada kolom-kolom penilaian sesuai nama anak. Untuk memberikan gambaran yang lengkap, berikut ini adalah tabel hasil pengamatan kegiatan anak dalam proses mengenal angka 1-10 siklus 1 yang dicapai pada setiap aspek yang diamati: Tabel 4.1: Hasil Siklus I ASPEK PENILAIAN No Nama Siswa Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah/ Nilai Rata-rata Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan Pengamatan Siklus 1, 2013 Dari hasil kegiatan siklus I yang digambarkan dalam tabel 4.1 tersebut, dapat dijelaskan aspek-aspek yang dinilai dalam pelaksanaan tindakan tersebut yaitu sebagai berikut : 3) Hasil Evaluasi Kemampuan Mengenal Angka 1. Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut Bagi anak-anak seumuran TK, menghitung seharusnya sudah dapat dilakukan. Meski demikian, belum semua anak bisa menghitung dengan baik dan lancar. Biasanya anak-anak hanya mahir berhitung dari 1 sampai dengan 5. Setelah itu ada yang bisa sedikit yang mampu menyebutkan angka 1-10, ada yang kewalahan dan ada yang tidak bisa sama sekali. Pada bagian lain, ada anak yang menghitungnya tidak sistematis, melompat-lompat dan ada pula yang menyebutkan angka 1-10 dengan angka-angka tertukar. Setelah anak didik selesai mengikuti proses pembelajaran mengenal angka 1-10 melalui teknik mencari pasanganan lambang bilangan, maka diharapkan anak dapat menyebutkan angka 1-10, pada siklus I ini terdapat 15 anak atau 62.5 % yang mampu

10 menyebutkan angka Sedangkan 7 anak atau % kurang mampu bahkan masih terdapat 2 anak atau 8.3% yang tidak mampu menyebutkan angka Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak Setelah semua anak selesai menyebutkan angka 1-10, guru meminta anak-anak berdasarkan kelompoknya untuk menunjukkan angka 1-10 secara acak. Proses ini sangat seru karena anak-anak sangat bersemangat melakukannya. Sebagian sudah bisa menunjukkan angka tersebut, namun terdapat pula anak-anak hanya diam saja tanpa menunjukkan kartu angka yang dimilikinya. Dari hasil kegiatan siklus I berkaitan dengan aspek penilaian kemampuan menunjukkan angka 1-10 diperoleh data bahwa ada 13 anak atau % yang mampu menunjukkan angka Sedangkan 6 anak atau 25 % kurang mampu bahkan masih terdapat 2 anak atau 8.3% yang tidak mampu menunjukkan angka Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 Ketika guru meminta anak-anak untuk mencari pasangan angka 1-10 pada kelompok lain, terlihat bahwa sebagian besar sangat sulit melakukannya. Apalagi ada anak-anak yang melempar-lemparkan kartu atau merampas kartu temannya, lalu guru segera mendekat dan berusaha melerai anak-anak yang mulai bertikai. Pada aspek penilaian yang berkaitan dengan kemampuan mencari pasangan angka 1-10, pada kegiatan siklus I diperoleh data bahwa terdapat 14 anak atau 58.33% yang mampu mencari pasangan angka Sedangkan 6 anak atau 25% kurang mampu, disisi lain terdapat 2 anak atau 8.3% yang tidak mampu mencari pasangan angka Guru membantu anak mengingat pembelajaran yang telah dilakukan serta memberi pesan angka 1-10 diciptaan agar dapat dan bersyukur kepada Tuhan yang esa (satu) Bernyanyi sayonara. Dengan demikian, sebagian anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kota Gorontalo yaitu masih terdapat anak yang perlu dibimbing dalam kegiatan pembelajaran mengenal angka Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas siklus 1. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan untuk memecahkan permasalahan kesulitan yang dihadapi anak dalam mengenal angka 1-10 melalui teknik mencari pasangan bilangan. Berdasarkan pengamatan selama penelitian tindakan, dapat diterangkan hal-hal sebagai berikut:

11 Untuk hasil pengamatan kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, dalam penguasaan materi cukup baik. Demikian juga dalam penyampaian materi oleh guru dalam pembelajaran cukup baik, jelas, mudah dipahami, dan tidak terlalu cepat. Dari perolehan keberhasilan kegiatan guru pada kegiatan siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan kolaborator, dapat dikatakan belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini. Sehingga dilihat dari 10 aspek kegiatan guru yang diamati perlu untuk direfleksi kekurangan dan kelemahannya yaitu: Kelemahan-kelemahan tersebut dibuktikan dengan instrument berupa lulus dan tidak lulus untuk melihat apakah indikator yang diharapkan sudah tercapai, sehingga dirasa perlu untuk mengulang kembali ke siklus kedua. Pada kegiatan pembelajaran dengan Tepuk angka sesuai irama sambil Bernyanyi 1,2,3,4, guru kurang maksimal, Karena sebagian anak belum mampu berhitung. Begitu pula guru melakukan kegiatan bermain dengan menghitung angka dengan jari tangan 1-10 dan anak juga kurang maksimal mengikuti kegiatan. Bahkan ada yang malu untuk menggunakan jarinya untuk berhitung. Sementara untuk hasil pengamatan kegiatan anak dalam mnegikuti pembelajaran di kelas, dapat dijelaskan bahwa kesiapan anak cukup baik, karena guru selalu berupaya memulai pelajaran setelah anak benar-benar siap. Hal ini disebabkan oleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut : 1. Guru belum sepenuhnya menguasai pengelolaan kelas 2. Pemberian motivasi pad awal pembelajaran masih kurang 3. Pelaksanaan proses pembelajaran belum optimal 4. Masih banyak anak yang tidak aktif 5. Guru belum menyajikan materi sesuai urutan 6. Pelaksanaan pengenalan pembelajaran melebihi waktu yang telah ditetapkan Penerapan teknik mencari pasangan lambang bilangan telah dikerjakan dengan baik, akan tetapi kemampuan menyebut bilangan 1-10 yang belum memenuhi indikator kinerja mempengaruhi kemampuan anak. Sehingga dilanjutkan pada siklus II. Hasil Penelitian Siklus II 1) Hasil pengamatan kegiatan guru Penilaian aspek yang diamati pada kegiatan guru dalam proses pembelajaran melalui kegiatan siklus II, sama halnya dengan aspek yang diamati pada siklus 1. Siklus 2 juga mengamati 10 (Sepuluh) aspek kegiatan guru sebagaimana terlampir. Aspek tersebut juga diamati dengan menggunakan lembar observasi yang disusun untuk memantau

12 perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap teknik pembelajaran yang dipakai, serta penguasaan dalam menerapkan dalam kegiatan. Berdasarkan penilaian oleh kolaborator, maka data tentang hasil pengamatan kegiatan guru pada lampiran 7 halaman 67. Data pada lampiran tersebut menunjukkan hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II dari penilaian pengamat yang mencakup 10 (sepuluh) aspek penilaian, mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu memperoleh nilai rata-rata 90% atau masuk berada pada kategori baik. Akan tetapi dalam Pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu belum sesuai dengan yang diharapkan. 2) Hasil pengamatan Aktivitas kegiatan anak Pengamatan kegiatan anak pada siklus II sama dengan tahapan pengamatan pada siklus 1, yaitu dilaksanakan pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran berakhir. Pengamat mengamati dan mencatat kegiatan guru, dalam hal ini kolaborator untuk melihat perkembangan dari setiap aspek yang diamati sesuai dengan lembar observasi yang ada. Demikian juga dengan aspek yang diamati dari kegiatan anak pada siklus II sama dengan aspek yang diamati pada siklus 1. Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada lampiran 8. Data lampiran tersebut menunjukkan bahwa dari aktivitas belajar anak telah berjalan dengan baik, dari seluruh indikator yang dinilai 85.71% menunjukkan aktivitas belajar anak telah sesuai dengan yang diharapkan. Semua proses dan aktivitas anak tak luput dari rekaman guru mitra dengan mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Tidak ada kesulitan bagi guru mitra karena lembar observasi diisi dengan cara mencontreng kolom aspek yang dinilai menurut nama anak yang diamati. Setiap aspek terdiri dari 3 indikator penilaian dan setiap kolom hanya ada satu kali contrengan. Adapun hasil kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut:

13 Tabel 4.2: Hasil Siklus II ASPEK PENILAIAN No Nama Siswa Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah/ Nilai Rata-rata % Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan Pengamatan Siklus 2, 2013 Dari tabel 4.2 tersebut, dapat dijelaskan perubahan dan peningkatan yang terjadi dari pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan aspek yang dinilai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 3) Hasil Evaluasi Kemampuan Mengenal Angka 1. Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut Dalam kegiatan pembelajaran siklus II dapat dikemukakan keberhasilan yang dicapai berkaitan dengan kemampuan menyebutkan angka 1-10, terdapat 20 anak atau % yang mampu menyebutkan angka 1-10 secara urut, 3 atau 12.15% orang kurang mampu menyebutkan dan 1 atau 4.16% orang anak tidak mampu menyebutkan angka 1-10 secara urut. 2. Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak Dalam pembelajaran siklus II dengan meminimalisir kekurangan pada siklus I, diperoleh peningkatan yang cukup signifikan, di mana terdapat 19 anak atau 79.16% yang mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak, 4 atau 16.66% orang anak kurang mampu menyebutkan dan 1 atau 4.16% orang anak tidak mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak. 3. Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 Setelah anak kelompok kelompok A TK Kihajar Dewantaoro 14 di Kelurahan Ipilo Kota Timur mengikuti proses kegiatan meningkatkan pemahaman melalui kegiatan bermain kartu, diharapkan anak dapat mengetahui kartu angka yang dimiliki anak. terdapat 18 anak atau 75% yang mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak, 4 atau 16.66% orang anak kurang mampu mencari pasangan angka dan 2 atau 8.33% orang anak tidak mampu mencari pasangan angka 1-10.

14 Dengan demikian dari seluruh aspek penilaian yang dilakukan pada siklus II ini, terjadi peningkatan kemampuan mengenal angka 1-10 melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan, yang dapat dinilai dari Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut, Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak, Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II, dengan demikian, kegiatan tindakan cukup sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan lagi pada siklus III. Tahap Refleksi dan Analisis Kegiatan pada siklus II ini sangat berhasil karena bantuan beberapa guru untuk memberikan bimbingan kepada anak yang bermasalah serta langsung memberikan pujian kepada anak yang berhasil melakukan apa yang diperintahkan guru dengan baik. Kegaduhan dan kekacauan pada saat proses pembelajaran dapat dikurangi. Pada siklus II ini, semua anak yang berhasil mendapat pujian, jumlah anak yang sudah bisa melakukan kegiatan ini dengan baik jumlahnya meningkat. HASISIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Terlihat bahwa kemampuan anak mengenal angka 1-10 dari hasil observasi awal, kemudian meningkat pada akhir siklus I, demikian seterusnya pada akhir siklus II. Secara utuh, tindakan refleksi atau analisis dan evaluasi kegiatan observasi awal, siklus I, dan siklus II dari tindakan kelas dapat dilihat dalam tabel berikut : ASPEK PENILAIAN Kegiatan Kemampuan menyebut angka 1-10 secara urut Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM Observasi Awal Siklus I Siklus % Sumber Data: Olahan Data Primer dari Hasil Penelitian, 2013

15 Sumber Data: Olahan Data Primer dari Hasil Penelitian, 2013 Keterangan : M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Berdasarkan hasil observasi awal maka dapat diketahui secara keseluruhan nilai rata dari tiga aspek yang diamati menunjukkan bahwa kemampuan anak mengenal angka 1-10 masih sangat rendah bahwa pada kategori menyebut angka 1-10 hanya terdapat 5 orang atau 20.83% yang mampu, 7 orang atau 29.16% yang kurang mampu dan 12 orang atau 50% yang tidak mampu. Adapun pada kategori Kemampuan menunjukkan angka 1-10 secara acak menunjukkan 1 orang atau 4.16% yang mampu, 11 orang atau 45.83% yang kurang mampu dan 12 orang atau 50% yang tidak mampu. Adapun pada kategori Kemampuan mencari pasangan angka 1-10 menunjukkan 1 orang atau 4.16% yang mampu 8 orang atau 33.33% yang kurang mampu dan 15 orang atau 62.5% yang tidak mampu mencari pasangan Kegiatan siklus I ini terdapat 15 anak atau 62.5 % yang mampu menyebutkan angka Sedangkan 7 anak atau % kurang mampu bahkan masih terdapat 2 anak atau 8.3% yang tidak mampu menyebutkan angka Adapun kemampuan menunjukkan angka 1-10 diperoleh data bahwa ada 13 anak atau % yang mampu menunjukkan angka Sedangkan 6 anak atau 25 % kurang mampu bahkan masih terdapat 2 anak atau 8.3% yang tidak mampu menunjukkan angka Adapun kemampuan anak menyebutkan angka 1-10, terdapat 20 anak atau % yang mampu menyebutkan angka 1-10 secara urut, 3 atau 12.15% orang kurang mampu menyebutkan dan 1 atau 4.16% orang anak tidak mampu menyebutkan angka 1-10 secara urut. Dalam pembelajaran siklus II dengan meminimalisir kekurangan pada siklus I, diperoleh peningkatan yang cukup signifikan, di mana terdapat 19 anak atau 79.16% yang mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak, 4 atau 16.66% orang anak kurang mampu menyebutkan dan 1 atau 4.16% orang anak tidak mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak. Adapun kemampuan mencari pasangan angka 1-10 terdapat 18 anak atau 75% yang mampu menunjukkan angka 1-10 secara acak, 4 atau 16.66% orang anak kurang mampu mencari pasangan angka dan 2 atau 8.33% orang anak tidak mampu mencari pasangan angka Secara khusus kemampuan tersebut berkaitan dengan menyebutkan angka 1-10 secara urut, menunjukkan angka 1-10 secara acak.

16 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan, kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo meningkat. 1. Bagi anak hendaknya melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan anak lebih mengenal angka Bagi guru lebih aktif dalam menggunakan teknik pembelajaran terutama pada setiap rencana kegiatan harian agar anak tidak menjadi bosan dalam belajar. 3. Bagi sekolah hendaknya menyediakan fasilitas bermain yang lebih beragam dan menarik perhatian anak sehingga meningkatkan kepahaman motorik halus anak. 4. Bagi peneliti hendaknya hasil penelitian ini menjadi tolak ukur implementasi dalam pembelajaran tentang penggunaan teknik pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Copley, Juanita V The Young Child and Matematics. National Association for the Education of Young Children. Depdiknas Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Dwitantra, Prawindra Metode Pembelajaran. (Online) diakses 28 September 2013 Erfan, Perbedaan Angka Dan Bilangan, (Artikel Online) Yogyakarta: BPPT Darul Sholah. Saputra, Yudha M., dan Rudyanto Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas Sujiono Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Angka 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika/pengenalan konsep bilangan wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai dari usia PAUD, untuk membekali peserta didik dengan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Bilangan 2.1.1 Pengertian Bilangan Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN BIJI-BIJIAN DI KELOMPOK B PAUD AMANAH DESA BOHULO KECAMATAN BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA OLEH : HESTI IBRAHIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,

Lebih terperinci

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A RA DARUL ULUM REJOTANGAN KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO 1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A Yustiyana Arum Habsari Nurhenti Dorlina Simatupang Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA DADU PINTAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KB AL-AMANAH KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia inilah anak mengalami masa perkembangan yang pesat baik perkembangan secara fisik

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh: TH. ERI RETNO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A JPAUDI: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol.1 No.1 April 2015 PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A Arumi S Fatimaningrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bagian ketujuh pasal 28 memuat tentang Pendidikan Anak Usia Dini antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : MARLINDA SEPTIANGGRAENI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : MARLINDA SEPTIANGGRAENI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH MENGGUNAKAN KARTU KATA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA I BATANGSAREN KABUPATEN TULUNGAGUNG ARTIKEL

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN MENIRUKAN GERAKAN BINATANG PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA GAMBYOK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Juriyati Ahmad Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini berperan penting dalam membentuk kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Keberadaan seseorang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A Mistin Qomariah Nurhenti Dorlina S. Program Studi PG-PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pendidikan usia dini telah diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

Lebih terperinci

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL Oleh YARLI WIDYA NIM. 95686/2009 JURUSAN PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang mengalami suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Masa ini proses

Lebih terperinci

Maryam Saban Samsiar Rivai, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Maryam Saban Samsiar Rivai, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-10 MELALUI PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK MAWAR DESA DULUKAPA KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA Maryam Saban Samsiar Rivai, Irvin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

Lebih terperinci

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014 1 PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbedabeda. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari sejak lahir. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL.

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL. PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh : STEVI GOBEL NIM : 153 410 023 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Tina_gobel@ymail.com Tina Gobel, Samsiar RivaI, Samsiah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 DISUSUN OLEH SUTARJIANI NIM. A53B090001 Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN Nuraina 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : WAHYUNINSIH A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : WAHYUNINSIH A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK DESA BUGEL KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan yang selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan yang selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan diri anak. Dengan pendidikan yang berkualitas akan menjadikan bangsa indonesia bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM:

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-10 MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK USIA DINI PAUD NGUDI KAWERUH DESA NGREJO KECAMATAN TANGGUNGGUNUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL PENELITIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL OLEH ELSAWATI NIM. 153 410 073 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A PAUD PKK KANDAT KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Dengan Media Kartu Angka Di TK Pertiwi Rejosari

Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Dengan Media Kartu Angka Di TK Pertiwi Rejosari Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Dengan Media Kartu Angka Di TK Pertiwi Rejosari Kustini (10262058) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia nol sampai dengan enam tahun, yang memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak pada rentang usia 0-8 tahun. Pada usia tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensinya. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013 PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013 DI SUSUN OLEH SRI MARYANI A53B090046 Tahun 2012 PENINGKATAN KREATIVTAS

Lebih terperinci

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 PENINGKATAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN CONGKLAK WADAH TELUR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH VII KOTA PADANG RUSFITA MEDIA Abstrak Masalah penelitian ini adalah banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Karena pada

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat, diasuh, dan dididik oleh orang tua. Kewajiban merawat, mengasuh dan mendidik bukanlah tugas yang mudah

Lebih terperinci

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 SAMPAI 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU REMI PADA ANAK KELOMPOK A TK SI KUNCUNG DAMBALO KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEKA TEKI SILANG PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HIDAYAH FATHUL HUDA SEDURI KECAMATAN WONODADI KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG 83 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG Nova Oktriyani 1) 1 Universitas Negeri Padang email: novaoktriyani@yahoo.com

Lebih terperinci

RINANGGA KURNIA RIANTI

RINANGGA KURNIA RIANTI 1 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN BOWLING PADA ANAK-ANAK KELOMPOK A PAUD AL IKHLAS SUMBEREJO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 RINANGGA KURNIA RIANTI Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini. PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM Puji Hartini Pendahuluan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum berkembangnya

Lebih terperinci

N : Jumlah seluruh anak(depdiknas, 2003:12) apabila kemampuan anak dalam permainan tebak angka dapat

N : Jumlah seluruh anak(depdiknas, 2003:12) apabila kemampuan anak dalam permainan tebak angka dapat 36 erangan : X Y : Persentase : Jumlah anak yang berhasil N : Jumlah seluruh anak(depdiknas, 2003:12) H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan PTK didasarkan kepada ketentuan sebagai apabila kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Afri Maiyuli ABSTRAK Kemampuan Berhitung Anak Di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam masih rendah.tujuannya

Lebih terperinci

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK SUSUN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 (PTK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG) Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK. i KATA PENGANTAR.. ii UCAPAN TERIMA KASIH...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR DIAGRAM..ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. atau biasa disebut dengan angka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. atau biasa disebut dengan angka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Konsep Bilangan 2.1.1.1 Pengertian Bilangan Salah satu unsur yang ada di dalam matematika adalah kemampuan membilang.bilangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Kanak-kanak Sakura Bulota Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu

Lebih terperinci

JURNAL. KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Kasus di Lembaga Bimbingan Belajar Bu Lilik Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung)

JURNAL. KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Kasus di Lembaga Bimbingan Belajar Bu Lilik Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung) JURNAL KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Kasus di Lembaga Bimbingan Belajar Bu Lilik Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung) NUMERACY SKILL IN CHILDREN AGED 5-6 YEARS (In The Case

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran mengenal konsep pengurangan bagi anak usia dini sangat penting diajarkan. Kemampuan mengenal konsep pengurangan merupakan dasar bagi anak untuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Purwakarta. Adapun subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Purwakarta. Adapun subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B 33 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina yang terletak di Jln. Veteran Gang Beringin No. 1 Kelurahan Nagri Kaler Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK Aisyiyah 16 Ngringo

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudatul Athfal (RA)/Bustanul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra tindakan Penelitian dilakukan di TK Merpati Pos yang tepatnya berada di Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten Surakarta. TK Merpati Pos berdiri

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh : MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak dalam Kegiatan Berhitung dengan Permainan Dadu TK Mutiara Pekanbaru

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak dalam Kegiatan Berhitung dengan Permainan Dadu TK Mutiara Pekanbaru Jurnal PAUD STKIP PTT Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016 Halaman 1 10 JURNAL PAUD TAMBUSAI Research & Learning in Early Childhood Education http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi Peningkatan Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan kunci utama sukses sebuah program pendidikan nasional suatu bangsa. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung. Alasan peneliti memilih kelas 3B MIN Tunggangri

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung. Alasan peneliti memilih kelas 3B MIN Tunggangri 54 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MIN Tunggangri Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Alasan peneliti memilih kelas 3B MIN Tunggangri Kalidawir

Lebih terperinci