The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist"

Transkripsi

1 ANALISA KADAR KAFEIN PADA KOPI HITAM YANG DISAJIKAN BERDASARKAN LAMA PENYEDUHANNYA Siti Mardiyah, S.Si., M.Kes. Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya Abstract Coffee drinking is a favorite of many that can be enjoyed at home, at the office, at home, eat and shop - food stalls. Black coffee is one of the popular types of coffee community. Coffee consumption can cause addiction. Case is due to the caffeine content of alkaloid compounds xantin. Caffeine content of its size accepted by the body hanging from the means of treatment before drinking coffee. The longer time submertion Coffee will make the caffeine content in the drink gets higher. Therefore, the problem formulation in this study is will the old submertion of caffeine in black coffee? The purpose of this study is to find out the influence of long penyeduhan of caffeine in black coffee. This type of research is experimental. The sample in this study is that black coffee is often consumed by people who sold at the Market Prohibition of Sidoarjo. With black coffee sample criteria are branded or not branded. Variable in this study is the independent variable while the dependent variable brewing long the caffeine content. Data collection techniques of caffeine in black coffee served by long submertion by indirect observation using a set of laboratory experiments. Inspection rate this caffeine use spectrophotometry method. And data analysis techniques used ANOVA test to find out the influence of long submertion of caffeine in black coffee with α = Once the proceeds of caffeine in black coffee in a statistical analysis shows the value of P = (<0.05), the obtained conclusions that received behold Ha long submertion influence on the rate of caffeine in black coffee. Was proven that there was an increase in the rate of caffeine every submertion long time has been determined. Keyword : kafein, coffee, 1. PENDAHULUAN Di Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan. Produksi kopi di Indonesia menjadi yang terbesar ke-4 didunia dengan produktifitas kopi sebesar 792 kg biji kering per hektar per tahun. Kopi hitam merupakan salah satu jenis kopi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, selain kopi instan atau kopi bubuk karena kopi hitam memberikan citrarasa yang khas. Selain itu juga, kopi hitam merupakan hasil ekstraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perasa apapun (Anonim a, 2011). Konsumsi kopi dapat menimbulkan kecanduan. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan senyawa kafein dari golongan alkaloid xantin. Secara ilmiah, belum ditemukan efek langsung dari kafein terhadap kesehatan. 10

2 Meski demikian kafein secara tidak langsung dapat menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia) (Anonim c, 2010). Tetapi tidak hanya efek negatif, kopi juga memiliki efek positif selama konsumsi dilakukan dengan dosis yang tidak berlebih. Minum sekitar setengah cangkir atau lebih kopi atau teh per hari dikaitkan dengan penurunan 34% risiko untuk glioma, jenis tumor otak. Selain itu juga, minum kopi juga telah dikaitkan dengan pelindung terhadap jenis kanker lainnya dan gangguan otak, termasuk penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan kanker hati (Martin, 2010). Meski belum ada keputusan mutlak tentang bahaya konsumsi kafein bagi kesehatan orang dewasa di kalangan ahli, kecanduan kopi dapat terjadi jika kafein dikonsumsi sabanyak 600 mg (sekira 5-6 cangkir kopi 150 ml) selama hari berturut-turut. Dosis fatalnya sendiri berkisar mg (sekira cangkir kopi/hari) pada konsumsi oral untuk berat badan rata-rata (Harsa, 2008). Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan kafein yang boleh dikonsumsi sebagai ambang batas normal adalah 50 mg per hari. Besar kecilnya kandungan kafein yang diterima oleh tubuh tergantung dari cara pengolahan kopi sebelum diminum. Secangkir kopi biasa, yang ampasnya diendapkan, mengandung 25 miligram 30 miligram kafein. Adapun kopi instan setiap cangkirnya mengandung kafein lebih tinggi, yaitu 60 miligram-80 miligram. Kandungan kafein paling tinggi ditemukan pada kopi biasa yang tidak diendapkan, yakni 120 miligram per cangkirnya (Anonim a, 2008). Selain itu juga, lama penyeduhan dan cara penyangrai kopi juga mempengaruhi kafein dalam biji kopi itu sendiri. Dari BBCHealth, 2010 dalam Vera Farah Bararah, kopi waktu penyeduhannya lebih lama akan membuat kandungan kafein dalam minuman tersebut semakin tinggi. Hal ini karena kopi yang lebih lama diseduh akan menyebabkan semakin banyaknya kafein yang keluar dari serbuk kopi yang lalu berpindah ke dalam cangkir. Proses pengeluaran kafein itu akan semakian banyak dalam minuman akhir yang terlalu lama diseduh. Proses pemanggangan biji kopi turut mempengaruhi kadar kafein yang tersisa. Karena memanggang biji kopi akan menghancurkan beberapa kafein sehingga kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan biji kopi yang tidak dipanggang atau waktunya sebentar saja. 11

3 Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam. Tujuan Penelitiannya adalah Untuk mengetahui adanya pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam. Manfaat Penelitian Bagi masyarakat adalah dapat dijadikan informasi tambahan bahwa didalam kopi mengadung seyawa kimia yang berbahaya yang dapat menyebabkan ketergantungan dan gangguan pada kesehatan. Selain itu juga, memberikan informasi tentang kadar kafein pada kopi hitam yang diseduhkan berdasarkan waktu yang telah ditentukan. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhannya. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah kopi hitam yang dijual di Pasar Larangan Sidoarjo. pel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kopi hitam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat yang dijual oleh pedagang kaki lima di daerah Perum Taman Pinang Indah Sidoarjo, dengan data diambil secara kuisioner. Dengan kriteria sampel adalah kopi hitam yang bermerk dan tidak bermerk. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 5. Lokasi Pengambilan pel dilakukan di Pasar Larangan Sidoarjo dan Pedagang kaki lima daerah Perum Taman Pinang Indah Sidoarjo. Lokasi pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya - Jawa timur. Lokasi pengolahan data dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surabaya dan sekitarnya. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juli Waktu Pemeriksaan : Pemeriksaan ini dilaksanakan pada bulan April-Mei Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama penyeduhan (rentang waktu yang dibutuhkan, selama proses penyeduhan hingga terlihat endapan kopi pada dinding cangkir. Proses tersebut berlangsung pada kopi yang diseduh dari penyeduhan awal kopi dengan suhu air mendidih (100 o C) hingga waktu yang telah ditentukan. Lama penyeduhannya dibedakan dengan waktu 0 saat air mendidih, 5 setelah kopi seduhan didiamkan, 10 setelah kopi seduhan didiamkan, 15 setelah kopi seduhan didiamkan, dan 20 setelah kopi seduhan didiamkan).variebel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kafein kafein yang terdapat pada kopi yang dinyatakan dalam persen (%) dan 12

4 ditentukan dengan metode Spektrofotometri. 2.1 Metode Pengumpulan Data Data kadar kafein yang diperoleh dengan cara observasi tidak langsung menggunakan seperangkat uji laboratorium. Pemeriksaan kadar kafein ini menggunakan metode Spektrofotometri. Langkah pemeriksaan kadar kafein sebagai berikut : a. Prinsip Pemeriksaan, Senyawa organik yang dilarutkan dalam pelarut tidak berwarna dapat diukur nilai absorbansinya dengan alat UV-VIS Spektrofotometer, semakin banyak yang larut maka nilai absorbansinya akan semakin tinggi. Alat-alat yg digunakan Timbangan analitik, Corong pemisah, Shaker, Kertas saring whatman 40, Labu ukur 100 ml, Spektrofotometer UV λ 276 nm. b. Reagen Pemeriksaan, Aseton, Aquadest, Kafein, Erlenmeyer c. Prosedur Pemeriksaan I. Perlakuan sampel, pel yang akan diperiksa dalam bentuk bubuk. Sebelum ditimbang sampel dihaluskan terlebih dahulu dan saring. Selanjutnya timbang sampel msing-masing 10 g dan larutkan dengan 100 ml aquadest. Kemudian panaskan pada suhu 100 o C, untuk perlakuan pertama langsung dilakukan pemeriksaan dan untuk perlakuan selanjutnya larutan sampel berikutnya didiamkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. II. Prosedur pemeriksaan a) Pembuatan larutan standart, Larutan standart dengan konsentrasi 0 % Hanya menggunakan aseton dengan volume 100 ml. Larutan standart dengan konsentrasi 0,25 %, Timbang 0,25 gram kafein murni kemudian larutkan dengan pelarut aseton. Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100ml dengan aseton hingga tepat batas miniskus. Larutan standart dengan konsentrasi 0,50 %, Timbang 0,5 gram kafein murni kemudian larutkan dengan pelarut aseton. Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100ml dengan aseton hingga tepat batas miniskus. Larutan standart dengan konsentrasi 0,75 %, Timbang 0,75 gram kafein murni kemudian larutkan dengan pelarut aseton. Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100ml dengan aseton hingga tepat batas miniskus. Larutan standart dengan konsentrasi 1,0 %, Timbang 1 gram kafein murni kemudian larutkan dengan pelarut aseton. Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100ml dengan aseton hingga tepat batas miniskus. 13

5 b) Prosedur pemeriksaan sampel, Larutan sampel yang sudah jadi masukkan kedalam corong pisah kemudian tambahkan 100 ml aseton. Selanjutnya kocok dalam shaker ± 4 jam, setelah cairan terlihat terpisah keluarkan lapisan bagian bawah (residu) dengan membuka kran corong pemisah. Saring residu tersebut hingga jernih dengan menggunakan kertas saring whatman 40. Residu yang jernih tersebut dipindahkan ke labu ukur 1 L dan tambahkan aseton sampai tanda batas. Ukur absorbansi larutan standart dan sampel dengan Spektrofotometer UV-VIS dengan λ 276 nm. III. Perhitungan Perhitungan kadar kafein dengan menggunakan Spektrofotometer UV dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : 1. Perhitungan kadar kafein dengan nilai absorbansi sampel diplotkan pada kurva kalibrasi atau persamaan garis kurva kalibrasi sehingga didapatkan kadar kafein tersebut. Y = ax + b Y = 0,83828 x 0,00378 Keterangan : Y = Absorban sampel. X = Konsentrasi sampel. a = Slope yang diperoleh dari standart kafein. b = Intersept yang diperoleh dari standart kafein. 3. Hasil Penelitian Setelah di uji laboratorium tentang kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhan berikut : diperoleh hasil sebagai Tabel 4.1 : Hasil kadar kafein pada kopi hitamterhadap lama penyeduhan. No. pel Kadar Kafein ( % ) ,0535 0,3504 0,4557 0,5048 0, ,0241 0,2791 0,4361 0,495 0, ,0436 0,3183 0,4655 0,4851 0, ,0241 0,2105 0,4263 0,4753 0, ,0339 0,2988 0,4066 0,5146 0,5243 Total 0,1792 1,4571 2,1902 2,4748 2,6501 Rata Rata 0, , , , ,53002 SD 0, , , , , Dari hasil perhitungan statistik melalui metode SPSS, diperoleh rata rata kadar kefein pada kopi dengan lama penyeduhan 0 sebesar 0,0358 %, 5 sebesar 0,2914 %, 10 sebesar 0,4380 %, 15 sebesar 0,4949 % dan 20 sebesar 0,53 %. Dengan demikian dapat diketahui kadar kafein pada kopi hitam yang lebih tinggi pada lama penyeduhan adalah pada lama penyeduhan 20 dengan kadar kafein sebesar 0,53 %. 14

6 Kadar Kafein dalam % Kadar Kafein dalam % The JaMMiLT ISSN Gambar 3.1 : Grafik kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhannya Waktu Lama Penyeduhan Waktu Lama Penyeduhan 20 Gambar 3.2 : Grafik rata-rata kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhannya. Setelah diperoleh data hasil pemeriksaan kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhannya dan kemudian data tersebut di analisa dengan menggunakan uji Anova α 0,05 melelui program SPSS versi 13 untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan ketentuan sebagai berikut : Ho diterima dan Ha ditolak memilki arti bahwa tidak ada pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam jika nilai signifikansi > 0,05 (5 %). Ho ditolak dan Rata - Rata Ka Kafein Ha diterima memiliki arti ada pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam jika nilai signifikansi < 0,05 (5 %). 4. Pembahasan Dari hasil uji laboratorium menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang ( λ ) 276 nm didapat hasil rata-rata kadar kafein untuk 10 gram sampel kopi hitam dalam 100 ml pelarut dengan lama penyeduhan 0, 5, 10, 15 dan 20 secara berturut-turut adalah 0,0358 %, 0,2914 %, 0,4380 %, 0,4949 % dan 0,53 %. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh National Coffe Association of the USA, dalam secangkir kopi seduhan terkandung mg kafein. Sedang dalam secangkir kopi instant terdapat mg kafein. Dengan demikian dalam tubuh seseorang yang biasa minum kopi seduhan minimal 3 cangkir sehari, terdapat sekitar mg kafein (Hidayat, 2011). Kafein dalam tubuh memiliki batas ambang bagi kesehatan. Bagi masyarakat umum, Mayo Clinic merekomendasikan bahwa mg kafein setiap hari aman untuk dikonsumsi, tetapi konsumsi sebanyak mg per hari dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan (Anonim f, 15

7 2009). Bagi remaja, batas konsumsi kafein tidak boleh lebih dari 100 miligram kafein dalam sehari. Sedang bagi anakanak, harus jauh lebih sedikit mengkonsumsinya (Siswono, 2007). Dari hasil analisa kadar kafein pada kopi hitam berdasarkan lama penyeduhannya, untuk lama penyeduhan pada ke-20 diperoleh kadar kafein 0,53 gram dalam 100 ml pelarut setara dengan 530 mg dalam 100 ml pelarut. Jadi untuk ke 20 apabila dikonsumsi secara berlebihan pada tiap harinya dapat menyebabkan ketergantungan serta masalah kesehatan. Konsumsi kafein bagi tubuh tidak dibatasi oleh seberapa banyak pelarut yang digunakan, melainkan seberapa banyak kafein yang terkandung didalamnya. Bila dikonsumsi 6 cangkir per hari selama dua minggu berturut-turut, kafein dalam kopi dapat menimbulkan ketagihan. Kafein dapat menjadi racun dan berakibat fatal kalau tingkat konsumsinya mencapai 150 mg per kg berat badan. Misalnya seorang yang memiliki berat badan 70 kg, akan mengalami keracunan yang mematikan (LD50) bila mengkonsumsi kafein mg (150 mg/kg x 70 kg ) atau setara dengan cangkir kopi seduhan (Hidayat, 2011). Setelah diuji secara statistik dengan menggunakan SPSS versi 13 diperoleh hasil bahwa data dan hasil kadar kafein berdistribusi normal dengan nilai P = 0,187 lebih besar dari 0,05. Dan juga pada uji anova diperoleh hasil signifikan sebesar 0,000 lebik kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam. Adanya pengaruh lama penyeduhan dibuktikan dari hasil peningkatan rata-rata kadar kafein pada kopi hitam pada setiap waktu yang telah ditentukan. Peningkatan kadar kafein tersebut dipengaruhi oleh waktu lama penyeduhan. Karena kopi yang lama diseduh akan menyebabkan semakin banyaknya kafein yang keluar dari serbuk kopi dan berpindah kedalam cangkir. Proses pengeluaran kafein tersebut akan semakin banyak dalam minuman akhir yang terlalu lama diseduh (Bararah, 2010). Selain itu, pengaruh kadar kafein pada kopi hitam dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kacang atau jenis biji kopi yang digunakan, metode memanggang atau proses roasting atau juga proses penyangraian. 5. Kesimpulan 16

8 Dari hasil penelitian tentang kadar kafein pada kopi hitam yang disajikan berdasarkan lama penyeduhannya diatas, dengan waktu lama penyeduhan 0, 5, 10, 15, dan 20 menunjukkan peningkatan kadar kafein pada setiap nya. Setelah data diuji statistik menggunakan uji Anova. Diperoleh hasil yang signifikan antar variabel, dimana hasil uji Anova menunjukkan nilai signifikan p = 0,000 (< 0,05). Dari hasil tersebut, maka Ha diterima dan H0 ditolak sehingga ada pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi hitam. Bagi masyarakat khususnya pecinta atau peminat kopi agar lebih memperhatikan kesehatan daripada hobi meminum kopi. Apalagi kopi yang tidak langsung diminum melainkan ditangguhkan terlebih dahulu dapat memberikan efek kafein pada seduhan kopi menjadi lebih tinggi. Selain itu juga, harus mempertimbangkan volume kafein yang masuk kedalam tubuh dengan adanya takaran sekitar 2-3 cangkir perhari masih dalam tahap normal. Apabila diatas itu ataupun melebihi batas normal akan berakibat kecanduan terhadap kopi terutama kafein yang terkandung didalamnya. Diharapkan peneliti selanjutnya lebih mendapatkan informasi tentang pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar kafein pada kopi, serta memberikan lebih banyak informasi tentang efek baik dan buruk bila mengkonsumsi kopi terutama kafeinnya. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonim Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999. Tentang Bahan Tambahan Makanan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Anonim Lemak Susu. /10/09/info-sehat-tahukah-kamuapa-itu-lemak-susu/. Diakses pada tanggal 10 april Anonim Dunia Es Krim. m/2008/07/05/dunia-es-krim/. Diakses pada tanggal 16 Maret Anonim a Bahaya Es Krim. dex.php/topic, html. Diakses pada tanggal 16 Maret

9 Anonim b Es Krim. 06/es-krim-2/. Diakses pada tanggal 10 Maret Anonim c Ea Krim. es-krim-html. diakses pada tanggal 16 Maret

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi (Coffea sp) merupakan salah satu contoh minuman yang paling terkenal dikalangan masyarakat. Kopi digemari karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh(Camellia sinensis)merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi Jum at, 30 Mei 2014 Disusun Oleh : Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 3 dan 4: Nur Hikmah Amelia Desiria Lilik Jalaludin PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS SERTA PENETAPAN KADAR TABLET FUROSEMIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS ABSTRAK

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS SERTA PENETAPAN KADAR TABLET FUROSEMIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS ABSTRAK PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS SERTA PENETAPAN KADAR TABLET FUROSEMIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS Rekanita Waney 1), Gayatricitraningtyas 1), Jemmy Abidjulu 2) 1) Program Studi Farmasi FMIPA

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1 Ferry Riyanto Harisman 1410 100 026 Dosen Pembimbing : Drs. R. Djarot Sugiarso K. S., MS Page 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Page 2 Latar Belakang Zat Besi Bahanbaku dalamproses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia

Lebih terperinci

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA Retno Putri Pamungkas, Vivin Nopiyanti INTISARI Analisis Rhodamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA. Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT

ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA. Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT i ANALISIS KADAR NIKOTIN ROKOK HERBAL INDONESIA Rahmat Nur Hidayat, Adam M. Ramadhan, Rolan Rusli ABSTRACT The phenomenon in society today is believing that herbal cigarettes do not have nicotine. To obtain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan melakukan observasi pada jajanan yang dicurigai mengandung Rhodamin B dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH

INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH Rina Fauziah 1 ; Siska Musiam 2 ; Ratih Pratiwi Sari 3 Salah satu makanan atau minuman

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA Patricia F.C. Halim Puteri,2010. Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF Latar belakang Kafein

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KAFEIN PADA KOPI DAN COKLAT TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PRIA DEWASA

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KAFEIN PADA KOPI DAN COKLAT TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PRIA DEWASA ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KAFEIN PADA KOPI DAN COKLAT TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PRIA DEWASA Penulis : Arkais Massah, 2010 Pembimbing : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF Latar Belakang: Saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut : Konsentrasi tawas dalam perendaman Variabel independen Kadar aluminium

Lebih terperinci

NASKAH MATERI TULISAN, SILAHKAN DIAMBIL DI OJS UNUD

NASKAH MATERI TULISAN, SILAHKAN DIAMBIL DI OJS UNUD NASKAH MATERI TULISAN, SILAHKAN DIAMBIL DI OJS UNUD JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 110-114 ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DI DESA SESAOT NARMADA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Aryanu Fahmi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu: Lama perendaman dalam larutan tawas Kadar aluminium Variabel Bebas Variabel Terikat B. Tabel Rancangan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Kopi bubuk ICS 67.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, 36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill (The Effect of Black Tea on VO 2 max and Heart Rate Recovery Time after Treadmill Exercise) Yedi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Abstrak Penyimpanan obat pada kondisi suhu udara

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI K E L O M P O K 4 PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI L/O/G/O www.themegallery.com Pend. Kimia Rombel 3 1 2 Vepy Iandasari 46 Gustiyani Eka. S 48 3 4 Anggun Dwi Astiningsih 49 Nurul Anggi Ayuningtias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL Lies R. Dhamayanthi, 2007, Pembimbing : Jo Suherman, dr., MS., AIF. Banyak orang merasa bahwa mereka tidak dapat memulai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN 26 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat alat 1. Spektrofotometer UV-Visibel La Motte 2. Hot Plate Nouva II 3. Neraca Analitis Ohauss 4. Kuvet 5. ph Meter Lovibond 6. Spatula 7. Labu Takar Pyrex 8. Termometer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist PENGARUH LAMA PENYEDUHAN TERHADAP KADAR TANIN PADA TEH CELUP Mala Hayati, STP, MKes Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya Abstract Tea is the most widely consumed beverages by all levels of society because

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUHU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN PADA TEH

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUHU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN PADA TEH KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUHU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN PADA TEH RICKY LUTFI NOVIANTO 2011.0662.032 PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. BAB III METDLGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN PENGARUH PEMANASAN TERHADAP KADAR VITAMIN E PADA KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Eka Prasetyo Agung Pambudi*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti* Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DI DESA SESAOT NARMADA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DI DESA SESAOT NARMADA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DI DESA SESAOT NARMADA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Aryanu Fahmi Arwangga*, Ida Ayu Raka Astiti Asih, dan I Wayan Sudiarta Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI Effect of the concentration of ginger and spices in the manufacture of coffee syrup OLEH: Dina Mardhatilah STp. MS.i Staf pengajar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk, pembuatan sherbet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium untuk memperoleh data.data yang dikumpulkan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia As-Syifaa Vol 06 (01) : Hal. 82-90, Juli 2014 ISSN : 2085-4714 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA KOSMETIK LIPSTIK YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan melakukan percobaan disolusi tablet floating metformin HCl dan tablet

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI Oleh : Arnoldus Yunanta Wisnu Nugraha L2C 005 237

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid Tanggal Praktikum : Kamis, 02 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan:

Lebih terperinci