lo/v- , kl : /r -?q Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Transkripsi

1 PIDATO PENGARAHAN KEPALA BIRO PENGAIRAN DAN IRIGASI. BAPPENAS PADA DESIMINASI HASIL STUDI PERENCANMN, PENGELOLAAN, KELEMBAGMN DAN KUALTTAS AIR DIWIIAYAH SUNGAI CITARUM Yang terhrmat Bapak Gubernur/ Kepala Daerah rk l. Jawa Barat Yang terhrmat Bapak Dirjen Pengairan serta, Saudara-Saudara peserta seminar yang saya hrmati. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah S.W.T, karena hanya dengan perkenan dan rahmat-nyarah pada pagi ini kita dapat berkumpul bersama mengikuti Deseminasi Hasit Studi ini. Saudara-saudara sekalian. Pada musim kemarau panjang ini, kita semua diingatkan bahwa masalah pengellaan sumber daya air sudah semakin memprihatinkan. Keprihatinan tersebut timbul antara lain melihat masih belum memadainya pengetlaan sumber daya air yang ada pada saat ini, serta menyadari besarnya tantangan serta permasalahan yang akan dihadapi dalam tahun-tahun mendatang. Tanpa langkahlangkah yang mantap dalam pengelfaan sumber daya air, tidak mustahil di masa mendatang kita akan mengalami krisis air yang selanjutnya akan berpengaruh negatif pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah kita capai. l/v- :...^., kl : /r -?q :/..

2 Sebagaimana pernah saya sampaikan di dalam pidat pengarahan saya untuk Studi ini pada Wrkshp tanggal 4 dan 5 September 1996 di Cisarua, bahwa semangat Pengembangan dan Pengellaan Sumber Daya Air telah kita mulai bersama-sama pada tahun 1992 melalui seminar internasinal tentang Pengembangan dan Pengellaan sumber Daya Air Jangka Panjang, yang hasilnya kemudian mewarnai penyusunan Repelita Vl. Sehingga sejak Repelita Vl pembbngunan pengairan ditetapkan sebagai sektr tersendiri dan ditujukan untuk menunjang semua sektr yang memerlukan air, di samping memelihara kelestarian sumber airnya. Selanjutnya dalam rangka melakukan langkah-langkah yang mantap dalam pengellaan Sumber Daya Air di masa mendatang, Bappenas telah dan akan menyelenggarakan Frum Diskusi Pengemhangan dan Pengellaan Sumber Daya Air yang Berkelanjufan. Seminar Pembukaan baru saja dilaksanakan pada tanggal 30 September 1997 di Htel Brbudur Intercntinental, Jakarta. Frum diskusi tersebut akan dilaksanakan secara berkala sampai dengan akhir tahun Hasil dari Frum Diskusi ini akan menjadi Kerangka Nasinal Pengembangan dan Pengellaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan di lndnesia Seminar Pembukaan Frum Diskusi telah menemu kenali Kndisi sumber day air pada saat ini; Tantangan dan peluang dalam menyngsng abad 21; danvisi pengellaan sumberdaya air menyngsng abad ks21. Kndisi sumber daya air saat ini diwarnai dengan permasalahan yang menyangkut ketersediaan dan kualitasumber day air, kebutuhan sumber daya air, serfa pengaturan dan kelembagaan. Masalah Ketersediaan dan kualitas air yaitu ketersediaan air beberapa pulau sudah masuk dalam kategri

3 kritis sementara tingkat efisiensi pemanfaatan/penggunaan air masih sangat rendah; pemaskan air di beberapa pulau sudah sampai pada batas kemampuan fisik alam; kndisi tingkat pengambilan air tanah di beberapa kawasan sudah melampaui kapasitas pengimbuhan atau daya dukungnya; pencemaran badanbadan air sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan, sehingga mengancam kelestarian sumberdaya air dan lingkungan. Permasalahan di dalam Kebutuhan sumber daya air adalah peningkatan kesejahteraan dan pertambahan penduduk menuntut peningkatan penyediaan air secara ekspnensial dari sisi kuantitas maupun kualitas; tuntutan penyediaan air untuk sektr-sektr nn-pertanian tumbuh sangat pesat. Sedangkan permasalahan di dalam Pengaturan dan kelemhagaan adalah mulai dirasakannya bahwair tidak saja memitiki fungsifungsi ssial tetapi juga memiliki fungsi-fungsi eknmi; perlunya penyediaan air dan sanitasi untuk penduduk berpendapatan rendah dan desa tertinggal; keterbatasan pemerintah dala menyediakan dana pembangunan serta kegiatan perasi dan pemeliharaan; biaya lingkungan (envirnmental cst) yang ditimbulkan dari pembangunan prasarana pengairan dan pemanfaatan air semakin besar sebagai akibat dari penurunan kemampuan akuifer dan kerusakan badanbadan air serta pencemaran; perangkat peraturan dalam pengembangan dan pengellaan sumberdaya air belum dapat memenuhi tuntutan/tantangan yang berkembang secara efektif dan efisien. Saudara-saudara peserta seminar yang saya hrmati, Frum Diskusi juga telah menuangkan tantangan dan peluang dalam rangka menyngsng ahad ke-21 yaitu keberadaan air tawar sangat terbatas, walaupun lndnesia memiliki curah hujan yang tinggi belum tentu dapat dimanfaatkan dengan ptimal mengingat karakteristik lndnesia sebagai negara kepulauan dengan sebagian pantainya yang curam, menunjukkan pengellaan

4 sumber dayar sudah sangat mendesak untuk ditangani secara terintegrasi. Selain penyediaan air dilakukan dari sisi suplai, perlu dilakukan penyediaan air dari sisi permintaan dalam bentuk pengellan permintaan air seperti penghematan pemakaian air, penglahan dan penggunaan kembali (reuse and recycle). Beberapa tantangan yang akan dihadapi pada abad ke-2l antara lain penyeidiaan air bersih yang cukup bagi permukiman khususnya bagi penduduk perktaan dan industri; terjaminnya ketersediaan air yang cukup untuk subsektr pertanian tanaman pangan, terhadap meningkatnya persaingan dalam alkasi air untuk memenuhi permintaan sektr industri, perktaan dan permukiman; penyediakan air yang cukup bagi penduduk berpendapatan rendah dan desa tertinggal; mengikutsertakan sektr swasta dan masyarakat dalam pengembangan dan pengellaan sumberdaya air; penyediaan air melalui pengellaan permintaan (demand management); pencemaran badan-badan air harus dapat diatasi baik melalui pengurangan prduksi limbah maupun penglahan limbah sebelum dibuang ke badan-badan air; Mengamankan sumbersumber air dari pencemaran, alih fungsi/peruntukan; meningkatkan efisiensi pemanfaatan air adalah melalui Gerakan Hemat Air yang telah dicanangkan leh Bapak Presiden tahun 1994; penerapan uu Nq. 11 tahun 1974 tentang pengairan, perlu diptimalkan perasinalisasinya ser.ta didukung dengan penegakan hukumnya (law enfrcement).. sedangkan visi pengellaan sumherdaya air menyngsng abad ke-21 yang dapat dirangkum dari penyajian dalam Frum Diskusi adalah mendesaknya dilakukan perubahan pendekatan serta cara pandang serta implementasinya. Dalam haf pengembangan, pemanfaatan, dan perlindungan, diperlukan perubahan alkasi air yang semula dititik beratkan untuk pertanian ke arah alkasi air yang lebih merata bagi sektr-sektr tainnya; perubahan pla pengembangan

5 dari pendekatan suplai (supply apprach) ke pendekatan pengeltaan permintaan (demand management); perubahan dari penanggulangan pencemaran ke pencegahan pencemaran. Dalam hal Pengellaan dan Kelemhagaan perubahan arah pengellaan yang bersifat parsial-fragmental ke pengellaan terpadu baik antar wilayah maupun antar sumberdaya (air permukaan, air tanah, dan penangkapan langsung air hujan); perubahan cara pandang dari air hanya sebagai public gds diperluas ke air juga merupakan sumberdaya eknmi; perubahan pendekatan dari pengaturan (regulatry apprach) ke insentifdisinsentif; pergeseran peran dari pemerintah ke swasta dan masyarakat; Pendekatan terpadu dalam pengellaan daerah aliran sungai akan meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumber day air sekaligus akan menekan biaya pengembangan dan pengellaannya; diperlukan bentu kelembagaan supra sektral dengan kejelasan tritas, serta mempertimbangkan aspek desentralisasi. Saudara-saudara peserta seminar yang saya hrmati, Diseminasi Hasil studi Perencanaan, pengellaan, Kelembagaan dan Kualitas Air di Wilayah Sungai Citarum ini diharapkan akan dapat memberikan warna yang lebih baik dari arah pengembangan dan pengellaan sumber daya air yang berkelanjutan. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari sistem pengellaan sumber daya air terpadu yang sedang kita frmulasikan melalui Frum Diskusi di Tingkat Nasinal. Oleh karenanya studi semacam ini perlu mempertimbangkan pula bentuk-bentuk institusi yang diperlukan dimasa mendatang baik di tingkat Nasinal, tingkat Prpinsi maupun tingkat Wilayah Sungai.

6 Mengingat bentuk pengellaan seperti yang kita inginkan belum terwujud maka rumusan kelembagaan dalam studi semacam ini harus memiliki sifat keluwesan dala mengadaptasi bentuk pengellaan sesuai dengan perubahan di masa mendatang. Berkaitan dengan keluwesan tersebut saya sangat mengharapkan para peserta seminar dapat merangkum apa yang saya kemukakan tadi untuk dapat digunakan sebagai kerangka pemikiran mengenai kelembagaan dalam pengellaan sumber daya air di Wilayah Sungai Citarum. Dengan pla pemikiran tersebut maka perumusan dari para peserta pada seminar ini, akan dapat di implementasikan dimasa mendatang. Akhirnya, kepada semua hadirin saya menyampaikan "selamat berseminar', semga kesempatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka mewujudkan Pengembangan dan Pengellaan Sumher Daya Air yang Berkelanjutan. Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bandung, 14 Okther 1997 L