BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dan skripsi yang dianggap relevan dengan judul pada skripsi ini, yaitu:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dan skripsi yang dianggap relevan dengan judul pada skripsi ini, yaitu:"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada skripsi ini, penulis ambil dari beberapa jurnal dan skripsi yang dianggap relevan dengan judul pada skripsi ini, yaitu: Jurnal PGSD oleh Khurnia Utanmi dan Julianto Volume 01 Nomor 2 Tahun dengan judul Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa di Sekolah Dasar. Studi kasus di SDN Panjunan No. 352 Sukodono, Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan hasil kesimpulan sebagai berikut: yang pertama pemahaman konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan media audio visual mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketuntasan hasil pemahaman konsep sebesar 11, 43%. Kedua, aktivitas guru saat pembelajaran dengan menggunakan media audio visual berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan sebesar 10,10%. Begitu pula aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 6,56%. Ketiga, respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual mengalami peningkatan sebesar 6,03%. Persamaan penelitian yaitu dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Penelitian di atas lebih berfokus

2 untuk meningkatkan konsep pembelajaran dengan mengetahui hasil di akhir penelitian yaitu ketuntasan belajar. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta oleh Mufti Mirandra tahun 2012 dengan judul Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III B MI Sananul Ula Piyungan Bantul. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian seluruh siswa di kelas III B MI Sanalul Ula yang berjumlah 18 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan observasi, wawancara tes dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data prestasi belajar diperoleh dari ratarata nilai tes evaluasi soal pilihan ganda pada pra tindakan, pre-test dan posttest dalam siklus I dan II. Kemudian hasil dari penelitian ini adalah nilai ratarata dari pra tindakan, siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan. Nilai rata-rata prestasi belajar pada kegiatan pra tindakan ialah mencapai 57,78. Nilai rata-rata prestasi pre-test pada siklus I mencapai 61,67 dan nilai rata-rata prestasi post-test pada siklus I menjadi 72,78 dengan effect size sebesar 11,11. Pada siklus II nilai rata-rata prestasi pre-test yaitu 74,44 dan nilai rata-rata prestasi post-test pada siklus II mengalami kenaikan yaitu 84,44 dan effect size sebesar 10,00. Persentase keberhasilan siswa dalam pra tindakan siswa yang tuntas sebesar 33,33% dalam siklus I meningkat menjadi 83,33% dan dalam siklus II kembali meningkat menjadi 94,74%.

3 Penelitian di atas memiliki persamaan yaitu penggunaan media audio visual, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) metode yang digunakan sama dan menggunakan dua siklus juga. Tetapi berbedaannya penelitian tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar. Uraian penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan memiliki kesamaan yaitu menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan menggunakan media berupa audio visual untuk meningkatkan minat belajar ataupun prestasi belajar sehingga pemikiran di atas berfungsi untuk menambah referensi terhadap pemikiran ini. Perbedaan penelitian di atas yaitu pada fokus penelitian masing-masing, yaitu pada subjek penelitian, dan mata pelajaran yang diterapkan untuk penggunaan media audio visual. Contoh penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penyempurnaan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. B. Kerangka Teori Kerangka terori yaitu kemampuan seorang peneliti dalam menyusun pola-pola berpikirnya secara sistematis. Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan kerangka teori yang berkaitan dengan penenlitian ini. Teori-teori yang digunakan adalah minat belajar dan audio visual, sebagaimana berikut: 1. Minat Belajar Siswa Minat belajar akan diurakan dari beberapa definisi dan akan dijabarkan sebagai berikut:

4 a. Pengertian Minat Belajar Minat sangat berpengaruh pada diri seseorang. Dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu hal yang kiranya akan menghasilkan sesuatu bagi seseorang tersebut atau bermanfaat bagi seseorang itu sendiri. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Slameto minat adalah kecendenrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010: 57). Pendapat yang diungkapkan Winkel Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984: 30). Adanya suatu ketertarikan yang bersifat tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga seseorang mendalaminya. Dalam buku psikologi pendidikan menyatakan minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2003: 3). Belajar menurut Sardiman adalah rangkaian kegiatan jiwa dan raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karya, karsa, kognitif, afektif dan psikomotor (Sardiman, 1994: 23). Definisi belajar yaitu belajar merupakan suatu proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mamupu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu

5 (Irwanto, 1990: 105). Sedangkan definisi lain menurut Mudzakir belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sebagainya (Mudzakir, 1997: 34). Definisi minat belajar salah satunya minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah atau kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Djamarah, 2002: 157). Minat yang tinggi terhadap sesuatu merupakan tekad yang besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh sesuatu atau tujuan yang diminati tersebut harus mempunyai sebuah minat terlebih dahulu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk memperoleh nilai yang memuaskan atau pekerjaan yang baik serta hidup senang dan bahagia. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sengaja di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan itu, maka semakin besar minat yang ditunjukkannya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. b. Indikator Minat Belajar

6 Minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaiatan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam suatu kegiatan tertentu. Masih tentang minat yaitu minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya seperti halnya pendapat yang diungkapkan (Agus Sujanto, 2004: 92). Senada dengan yang diungkapkan oleh Weitherington yang dialih bahasakan oleh Buchori mengatakan bahwa: Minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu objek, seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya. Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu objek (Buchori, 1991: 135). Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau meningkatnya perhatian terhadap sesuatu. Seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu, apabila ia mempunyai perasaan senang, perasaan tertarik dan penuh perhatian terhadap sesuatu hal tersebut. Hal ini akan muncul apabila didukung dengan sikap positif atau sikap menerima terhadap hal tersebut (WS. Winkel, 1989: 105).

7 Dari berbagai uraian dan pengertian di atas, maka dapat disebutkan berbagai indikator minat, yakni perasaan senang, perasaan tertarik, penuh perhatian, bersikap positif, adanya pemusatan perhatian, adanya aktivitas serta keterlibatan secara aktif pada kegiatan yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian terpenuhinya kebutuhan. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar anak didik menurut Slameto (1995) yang menggolongkan ke dalam dua golongan antara lain: 1) Faktor-faktor interen yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, yaitu: a) Faktor Jasmaniah Faktor jasmani dalam hal ini dijelaskan beberapa, yaitu: (1) Faktor kesehatan, yaitu faktor keadaan fisik baik segenap dalam beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. (2) Cacat tubuh, adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi proses belajar. b) Faktor Psikologis Faktor psikologis ini juga sangat penting, dalam hal ini akan diuraikan beberapa diantaranya, yaitu:

8 (1) Intelegensi yaitu kecakapan seseorang yang terdiri dari kecakapan menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui penggunaan konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. (2) Perhatian yaitu keaktifan jiwa yang dipertinggi kepada suatu objek atau sekumpulan objek, agar warga dapat belajar dengan baik dan selalu mengusahakan bahan pelajarannya selalu menarik perhatian siswanya. (3) Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. (4) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. (5) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. 2) Faktor-faktor eksternal yaitu faktor yang ada diluar individu yaitu: (a) Faktor keluarga, terdiri dari beberapa uraian, yaitu: (1) Cara Orang Tua Mendidik

9 Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap cara belajar anak. (2) Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan belajar. (3) Keadaan Ekonomi Keluarga Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya. 3) Faktor satuan pendidikan, terdiri dari beberapa uraian, yaitu: (a) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar siswa. (b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada anak didik kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran. (c) Pekerjaan Rumah Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh tutor kepada murid untuk dikerjakan dirumah.

10 2. Audio Visual a. Definisi Audio Visual Salah satu jenis media pengajaran adalah media audio visual. Pendapat lain media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara (Sanaky, 2009: 102). Alat-alat yang termasuk media audio visual contohnya televisi, Video-VCD, sound slide, dan film. Rinanto menyatakan tentang media audio visual: Media audio visual adalah yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar (Rinanto, 1982: 21). Lebih lanjut dijelaskan media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Contoh media audio visual adalah sound slide, televisi, film dan sebagainya. Rinanto menambahkan bahwa media audio visual terdiri dari: Software yaitu bahan-bahan informasi yang terdapat dalam sound slide, kaset televisi, film dan hardware yaitu segenap peralatan teknis yang memungkinkan software bisa dinikmati contohnya tape, proyektor, slide dan proyektor film (Rinanto, 1982: 21). Suleiman mengungkapkan bahwa media atau alat-alat audio visual adalah: Alat-alat audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible yang artinya dapat dilihat, agar cara berkomunikasi menjadi efektif. Contoh alat-alat audio visual adalah gambar, foto, slide, model, pita kaset, tipe-recorder, film bersuara dan televisi (Suleiman, 1985: 11).

11 Meguraikan media audio visual kedalam dua unsur pokok yaitu: 1) media visual contohnya gambar, foto, slide, cerita gambar, dan sebagainya; 2) media audio misalnya radio, kaset, tipe-recorder, piringan hitam dan sebagainya (Rinanto, 1982: 22-43). Adapun Suleiman mengklasifikasikan alat-alat audio visual sebagai berikut: Alat-alat audio contohnya kaset, tape-recorder, dan radio; alatalat visual yang terdiri dari alat-alat visual dua dimensi (pada bidang yang tidak transparan misalnya grafik, diagram, bagan poster, dan foto; dan pada bidang yang transparan misalnya slide, film strip, lembaran transparan untuk OHP dan sebagainya), dan alat-alat visual tiga dimensi contohnya benda asli, model, diorama, dan lain-lain; alat-alat audio visual contohnya film bersuara dan televisi (Suleiman, 1985: 26). Selanjutanya Rinanto menjabarkan kegunaan-kegunaan media audio visual, yaitu: 1) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa: pengalaman yang dimiliki setiap siswa berbeda, ditentukan oleh faktor keluarga dan masyarakat. Perbedaan tersebut merupakan hal yang tidak mudah untuk diatasi apabila di dalam pengajaran guru hanya menggunakan bahasa verbal saja sebab siswa sulit dibawa ke objek pelajaran. Dengan menghadirkan media audio visual dikelas, maka semua siswa diharapkan bisa menikmatinya. 2) Melampaui batasan ruang dan waktu. 3) Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya (Rinanto, 1982: 53). Rinanto juga menambahkan bahwa selain mempercepat proses belajar, dengan bantuan media audio visual mampu dengan cepat meningkatkan taraf kecerdasan dan mengubah sikap pasif dan statis ke

12 arah sikap aktif dan dinamis (Rinanto, 1982: 63). Adapun menurut Suleiman fungsi media audio visual yaitu: Mempermudah orang menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian, mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak; dan mengekalkan pengertian yang didapat (Suleiman, 1985:17). b. Jenis-Jenis Media Bretz (Hujair: 2009) mengidentifikasikan ciri utama dari media terbagi menjadi tiga unsur pokok, yaitu: Suara, visual dan gerak. Visual ini dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan atau mata. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat delapan klasifikasi media 1) media audio visual gerak, 2) media aufio visual diam, 3) media audio visual semi gerak, 4) media audio visual gerak, 5) media audio visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. Memanfaatkan media pada saat pembelajaran secara tepat dan bervariasi dengan pengalaman suara (audio), penglihatan (visual), dan pengalaman gerakan dapat diatasi sikap pasif peserta didik dalam pembelajaran. Contoh dari masing masing media tersebut tampak pada Tabel 1 sebagai berikut:

13 Suara Gambar Garis Simbol Gerak Tabel 1: Contoh-Contoh Media Media Transimi Media Rekaman Audio Visual Gerak X X X X X Film/suara Televisi X X X X X Pita Video Film Tv X X X X X Holografi Gambar/suara X X X X X Audio Visual Diam Show Scan X X X X TV Diam TV, Times hared TV X X X X Film rangkai/suara X X X X Film bingkai/suara X X X X Halaman/suara X X X X Buku dengan Audio Audio Visual Semi Gerak Tulisan jauh X X X Rekaman tulisan jauh X X X X Audio pointer Visual Gerak X X X X Film bisu Visual Diam Faksimile X X X Halaman cetak Film rangkai Seri gambar Microform Arsip video Visual Semi Gerak Teleautograph X X X Audio Telepon Radio X X X Cakram (piringan) audio Pita audio Cetak Teletip X Pita berlubang Sumber: (Arief S. Sadiman, 2006) Dari berbagai ragam dan bentuk dari media di atas, pengelompokkan atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari

14 jenisnya, yaitu media audio, media visual, media audio visual dan media serba neka. 1) Media audio contohnya yaitu: radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder dan telepon. 2) Media visual terbagi menjadi dua, yaitu: a) Media visual diam contohnya yaitu: foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi, dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai, film rangkai, transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram dan sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe. b) Media visual gerak contohnya adalah film bisu. 3) Media audio visual, terbagi menjadi dua, yaitu: a) Media audio visual diam, contonya adalah televisi diam, slide, suara, film rangkai dan suara, buku dan suara. b) Media audio visual gerak contohnya adalah video, CD, film rangkai dan suara, gambar dan suara. 4) Media serba neka, terbagi menjadi 6, yaitu: a) Papan dan display contohnya yaitu: papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding, papan magnetic, whiteboard, mesin pengganda. b) Media tiga dimensi contohnya yaitu: realia, sampel, artfact, model, diorama, display.

15 c) Media teknik dramatisasi contohnya yaitu: drama, pantonim, bermain peran, demontrasi, pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi. d) Sumber belajar pada masyarakat contohnya yaitu: kerja lapangan, studi wisata, perkemahan. e) Belajar terprogram. f) Komputer. c. Langkah-Langkah Menggunakan Media Audio Visual Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam penggunaannya seperti halnya media pembelajaran lainnya. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut: 1) Persiapan Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu 1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, 2) mempelajari buku petunjuk media, 3) menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan digunakan. 2) Pelaksanaan Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual, guru perlu mempertimbangkan hal-hal seperti; 1) memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap digunakan, 2) menjelaskan tujuan yang akan dicapai, 3) menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses

16 pembelajaran berlangsung, 4) mengindari kejadian-kejadian yang dapat menggangu konsentrasi siswa. 3) Tindak Lanjut Aktivitas ini dilakukan memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan menggunakan media audio visual. Di samping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya diskusi, observasi, eksperimen, latihan dan tes adaptasi dari Sumarno (2011). Gambar 1: Langkah-Langkah Menggunakan Audio Visual Persiapan media dan perangkat pembelajaran Pelaksanaan dalam proses pembelajaran Tindak lanjut diskusi, observasi, eksperimen, latihan 3. Sejarah Kebudayaan Islam a. Pengertian SKI Pengertian sejarah menurut Murodi di bukunya SKI kelas VII, dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: Menurut bahasa dan istilah. Apabila ditinjau dari aspek bahasa, maka kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarotun, yang artinya pohon. Sedang kata sejarah menurut istilah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang berkaitan dengan berbagai proses kehidupan manusia dan dipelajari di masa kini untuk diambil hikmahnya bagi perjalanan kehidupan di masamasa mendatang (Murodi, 2009: 4).

17 Pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa arti sejarah adalah peristiwa atau kejadian masa lampau pada diri individu dan masyarakat untuk mencapai kebenaran suatu penjelasan tentang sebab-sebab dan asal-usul segala sesuatu, suatu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Dari segala kejadian masa lampau tersebut kiranya dapat diambil suatu pelajran yang mengantarkan manusia memperluas ilmu pengetahuan guna menumbuh-kembangkan ketaqwaan kepada Allah swt. sebagai syarat mutlaq dalam mencapai kebahagian hidup duniawi sekaligus ukhrawi. Sedangkan kebudayaan berasal dari kata budi dan daya, kemudian digabungkan menjadi budidaya yang berarti sebuah upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar menjadi lebih baik dan memberikan sebuah manfaat bagi hidup serta kehidupan. ( Yang dimaksud dengan SKI adalah studi tentang riwayat hidup Rasulullah saw., sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Muhaimin mengatakan: Dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari ah dan berakhlak serta dalam

18 mengembangkan sistem kehidupan yang dilandasi oleh akidah (Muhaimin, 2005: 1-3). Mata pelajaran SKI dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati SKI, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. b. Urgensi Mempelajari SKI Beberapa ungkapan mungkin dapat menjelaskan hakikat ini. Sejarah adalah ingatan suatu bangsa. Maka jika suatu bangsa tidak ingat masa lalunya, ia ibarat orang gila yang tidak punya ingatan apaapa. Ungkapan lain mengatakan generasi akhir ummat ini tidak akan sukses kecuali bercermin pada generasi awalnya. Syaikh Abu Hasan Ali An Nadawi mengatakan suatu bangsa yang tidak mengetahui masa lalunya, masa depannya akan suram. c. Sasaran Belajar SKI di MTs Mata Pelajaran SKI di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

19 2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. 5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 4. Kompetensi Inti SKI Kelas VII Semester Ganjil 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

20 4) Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang semua dalam sudut pandang atau teori. 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas VII semester genap materi Khulafaurrasyidin, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin Kompetensi Dasar Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin Mengambil ibrah dari prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin untuk masa kini dan yang akan datang Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 6. Materi Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Khulafaurrasyidin Khulafaurrasyidin berasal dari kata khulafa dan ar-rasyidin. Kata khulafa merupakan jamak dari kata khalifah yang berarti pengganti. Adapun kata ar-rasyidin berarti mendapat petunjuk. Dengan demikian, Khulafaurrayidin memiliki arti Para Pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaurrasyidin terdiri dari empat sahabat utama Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar as-sidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali

21 bin Abi Thalib. Secara harfiah, kata halifah berarti pengganti atau wakil. Khalifah juga pemimpin tertinggi dalam bidang agama. Sebagai pemimpin dibidang pemerintahan dan agama, khalifah bertanggung jawab terhadap seluruh wilayah Islam di bawah kekuasaannya. Ia bertugas melindungi umat dan memberi mereka kebebasan menjalankan praktik agama dan aktivitas. Sebaliknya, kaum muslim wajib tunduk dan kepada khalifah dan memberikan baiat (sumpah setia). Setelah Nabi Muhammad saw. wafat, mereka menjadi contoh utama dalam menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Mereka melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan Islam dengan baik. Masa pemerintahan mereka merupakan gambaran yang paling tepat bagi pelaksanaan hukum dan pemerintahan Islam. Beberapa prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin diantaranya: 1) Masa Khalifah Abu Bakar as Siddiq Pada masa kepemimpinannya, Khalifah Abu Bakar as Siddiq melakukan beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi sebagai berikut: a) Memerangi Kaum Murtad Beberapa masalah yang muncul pada saat itu diantaranya suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang pada khalifah yang baru, menolak membayar zakat walaupun tidak menolak Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya, yakni

22 menyembah berhala, rasa kesukuan dan sifat paternalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinannya, juga menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad (riddah) ini. Para kepala suku yang masih iman tersebut kemudian memelopori gerakan riddah. Khalifah Abu Bakar memandang gerakan itu sangat berbahaya karena hampir diseluruh penjuru jazirah Arab muncul gerakan itu. Menghadapi gerakan tersebut, Khalifah Abu Bakar as Siddiq bersikap tegas. Ketegasannya itu tersirat dalam satu ucapannya, yaitu jika saja zakat itu hanya seutas tali unta dan mereka tidak mau menunaikannya, niscaya tetap aku perangi mereka. Khalifah Abu Bakar tetap berpesan kepada para panglimanya untuk mengadakan pendekatan secara persuasif atau damai. b) Kodifikasi Al Qur an Hasil karya masa Khalifah Abu Bakar as-siddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya mushaf Al- Qur an. Ketika itu Al-Qur an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan diberbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasihat utama Khalifah Abu Bakar as Siddiq. Khalifah Abu Bakar bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur an. Beliau menunjuk Zaid bin Sabit sebagai pemimpin proyek mulia tersebut. Zaid bin Sabit adalah sekretaris Rasulullah saw. semasa hidupnya. Jika ada

23 wahyu yang turun, Zaid bin Sabit menulisnya dengan bimbingan Rasulullah saw. wahyu tersebut kemudian dihafalkan oleh para sahabat. Selain itu, ada juga sahabat yang menyalinnya dipelepah kurma, bebatuan, atau tulang belulang. Mereka kemudian mengajarkannya kepada umat Islam di daerah lain. Setelah usaha pengumpulan ayat-ayat Al-Qur an selesai, mushaf disimpan Abu Bakar as Siddiq. Mushaf itulah yang menjadi pedoman pembelajaran Al-Qur an kepada segenap kaum muslimin pada saat itu. Setelah Abu Bakar wafat, mushaf tersebut kemudian disimpan oleh Hafsah binti Umar, putri Umar bin Khattab salah seorang istri Rasulullah saw. c) Perluasan Wilayah Islam Abu Bakar berupaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syria yang berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi Timur di bawah pimpinan Kaisar Heraclius, dengan menugaskan empat panglima perang, yaitu: (1) Zaid bin Abu Sofyan ke Damaskus. (2) Amru bin Ash ke Palestina (3) Syurahbil bin Hasanah ke Yordania (4) Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims Sebenarnya pengembangan Islam ke Syria ini sudah dimulai sejak Nabi akan wafat, di bawah pimpinan Usmah bin Zaid. Namun terhenti karena pasukan mendengar berita wafatnya

24 Nabi. Dimasa Abu Bakar dilanjutkan lagi. Usaha yang dipimpin empat orang panglima ini diperkuat lagi dengan datangnya pasukan Khalid bin Walid yang berjumlah lebih dari 1500 orang, dan juga mendapat bantuan dari Mutsanna ibn Haritsah. Khalid ibn Walid sebelumnya telah berhasil mengadakan perluasan ke beberapa daerah di Irak dan Persia. Karena didengar oleh Abu Bakar bahwa Abu Ubaidah kewalahan dalam menghadapi pasukan romawi timur di Syria, lalu Khalid diperintahkan untuk membantu pasukan Abu Ubaidah. 2) Masa Khalifah Umar bin Khattab Melanjutkan perluasan dan pengembangan Islam ke Persia yang telah memulai sejak masa khalifah Abu Bakar. Pasukan Islam yang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima Saad ibn Abi Waqqas. Dalam perkembangan berikutnya berturutturut dapat ditaklukkan beberapa kota, seperti Kadisia 18H/639M, kota Jalula tahun 17H/638M, Madain tahun 18H/639M, dan Nahawand tahun 21H/642M. a) Perluasan Wilayah Pengembangan dakwah Islam dan perluasan wilayah sudah dilakukan sejak masa khalifah Abu Bakar, para ahli sejarah menyatakan bahwa imperium Islam sesungguhnya berdiri pada masa khalifah Umar bin Khattab. Pada masa itu, perluasan Islam terjadi secara besar besaran dan dikenal

25 sebagai periode Futuhat Al Islamyyah. Secara berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir. Pada waktu itu, Suriah merupakan pusat perdagangan yang penting. Oleh karena itu, Umar bin Khattab berusaha merebutnya mati-matian. Wilayah Suriah memiliki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi Timur (Bizaitun) yang beragama Kristen. Beberapa kota tersebut adalah Damaskus, Yordania, Yerussalem, Hims, dan Antioka. Selama kekhalifahan Abu Bakar telah terjadi peperangan antara kaum muslimin dan tentara Persia. Ketika itu kekaisaran Persia merupakan kekuatan besar di dunia selain kekuatan Bizantium. Mereka juga dikenal dengan Dinasti Sasania. Kemenangan-kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia, dan sebagian wilayah Eropa Timur. Untuk memudahkan jalannya pemerintahan, Khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi beberapa provinsi menunjuk seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut. Misalnya, Sa ad bin Abi Waqqas memerintah di Kuffah, Amru bin Ash di Mesir, dan Mu awiyah bin Abu Sufyan di Damaskus. b) Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan

26 Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Khattab membentuk baitul mal dan dewan perang. Baitul mal bertugas mengurusi keuangan negera. Keluar masuknya keuangan, baik dipusat maupun di provinsi-provinsi diawasi dengan ketat. Adapun dewan perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan. Khlifah Umar bin Khattab memilih orang yang jujur untuk bertugas di baitul mal. Para pegawai pemerintahan dan tentara digaji dari baitul mal dangan disesuaikan kedudukannya. Boleh dikatakan Khalifah Umar bin Khattab adalah khalifah yang poertama kali memperkenalkan sistem penggajian bagi pegawai pemerintah. Selain itu, Khalifah Umar bin Khattab juga memberikan santunan dari baitul mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan dengan lamanya mereka memeluk agama Islam. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri. c) Penetapan Kalender Hijriah Sebelum kalender Hijriah ditetapkan, orang-orang menggunakan sistem kalender Masehi. Sebagian kaum muslimin mengusulkan agar kalender tahunan Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasul.

27 Sebagian lagi mengusulkan agar tahun Islam dimulai pada saat Nabi Muhammad saw. lahir. Khalifah Umar bin Khattab menetapkan permulaan tahun Islam adalah pada saat Nabi Muhammad saw. hijrah dari Mekah ke Madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik balik kemenangan Islam. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam. Periode dakwah sebelum Nabi hijrah disebut periode Mekah, sedangkan periode setelah beliau hijrah disebut periode Madinah. Demikian pula pembagian surat-surat Al-Qur an yang turun sebelum hijrah disebut surat-surat Makiyyah, sedangkan surat-surat yang turun setelah beliau hijrah disebut surat Madaniyah. 3) Masa Khalifah Usman bin Affan Menjelang wafatnya, Khalifah Umar bin Khattab membentuk dewan yang akan mencari penggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi tingkatannya. Keenam anggota dewan itu adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Sa ad bin Abi Waqqas. Dewan tersebut diberi tugas untuk memilih salah satu dari mereka untuk menjadi khalifah. Ketua dewan dipegang oleh

28 Abdurrahman bin Auf. Pemilihan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat dan mencari suara terbanyak. Jika terjadi keseimbangan suara maka keputusan diserahkan kepada Abdullah bin Umar sebagai hakimnya. Akhirnya mayoritas memilih Usman bin Affan sebagai Khalifah pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah, Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun. Selama pemerintahannya prestasi yang menonjol diantaranya: a) Kodifikasi Mushaf Al-Qur an Khalifah Usman bin Affan membentuk subuah panitia penyusunan Al-Qur an. Panitia ini diketuai oleh Zaid bin Sabit. Anggotanya adalah Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Tugas yang harus dilaksanakan oleh panitia tersebut adalah menyalin ulang ayat-ayat Al-Qur an ke dalam sebuah buku yang kemudian disebut mushaf. Mushaf tersebut diperbanyak menjadi empat buah. Sebuah berada di Madinah, sedangkan empat yang lainnya dikirimkan ke Mekah, Suriah, Basra, dan Kufah. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut Mushaf al Iman atau Mushaf Usmani. b) Renovasi Masjid Nabawi

29 Masjid Nabawi yang dimulai dibangun pada masa Khalifah Umar bin Khattab diperluas oleh Khalifah Usman bin Affan. Selain diperluas, bentuk dan coraknya juga diperindah. c) Pembentukan Angkatan Laut Pada masa Khalifah ini, wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus hingga Konstantinopel. Wilayah tersebut banyak diliputi lautan, Muawiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu menjabat Gubernur Suriah mengusulkan agar dibentuk angkatan laut. Angkatan laut tersebutlah yang kelak akan membawa misi dakwah Islam hingga kedaratan Eropa bahkan sampai Indonesia. d) Perluasan Wilayah Pada masa Khalifah Usman bin Affan, wilayah Islam makin luas. Wilayah Azerbaijan berhasil ditaklukan pasukan Islam di bawah pimpinan Sa ad bin Ash dan Huzaifah bin Yaman. Wilayah Armenia ditaklukan oleh Salman bin Rabi ah al-bahiy. 4) Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib Pada akhir masa kepemimpinan khalifah Usman bin Affan, terjadi fitnah besar dikalangan kaum muslimin dibeberapa daerah, terutama di Basrah, Mesir dan Kufah. Fitnah tersebut sengaja disebarkan kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin

30 Saba. Sepeninggal Khalifah Usman bin Affan dan dalam kondisi yang masih kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah. Akan tetapi, ada beberapa tokoh yang menolak usulan tersebut, diantaranya Mu awiyah bin Abu sufyan. Khalifah Ali bin Abi Talib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai. a) Mengganti Pejabat yang Kurang Mampu Khalifah Ali bin Abi Talib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau mengganti pejabat yang kurang mampu dalam bekerja. Akan tetapi, kebanyakan pejabat berasal dari keluarga Khalifah Usman bin Affan (Bani Umayah). Akibatnya banyak kalangan Bani Umayah yang tidak menyukai Khalifah Ali bin Abi Thalib. b) Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal) Setelah mengganti para pejabat yang kurang mampu, Khalifah Ali bin Abi Talib kemudian menyita harta para pejabat yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di baitul mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. c) Memajukan Bidang Ilmu Bahasa Pada saat Ali bin Abi Talib memegang pemerintahan, wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu, penulisan

31 huruf hijaiyyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dammah, syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur an dan hadist di daerah-daerah yang jauh dari jazirah Arab. Untuk menghindari kesalahan tersebut, Khalifah Ali bin Abi Talib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. d) Bidang Pembangunan Salah satu pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah pembangunan kota Kuffah. Pada awlnya, kota Kuffah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh Mu awiyah bin Abu Sofyan. Akan tetapi, kemudian kota Kuffah berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu nahwu, dan pengetahuan lainnya. C. Kerangka Pikir Tidak ada media pembelajaran yang lebih baik dari media yang lain. Tiap-tiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada yang tepat saat digunakan pada pembelajaran bidang studi tertentu, ada yang tepat digunakan saat di dalam maupun di luar kelas dan sebagainya. Guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat terkait dengan efektifitas pengajaran harus memperhatikan faktor-faktor dalam penetapan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut yaitu: tujuan yang hendak

32 dicapai, keadaan siswa, materi pembelajaran, situasi dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri. Mengkaji faktor-faktor tersebut yang dikaitkan dengan kondisi yang ada di kelas VII C MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta, maka penulis menetapkan media audio visual digunakan penulis untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam materi SKI. Dengan demikian diharapkan penggunaan media audio visual dalam materi SKI, dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran PAI. Gambar 2: Kerangka Pikir Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I SIKLUS I Refleksi I Pengamatan Data I Permasalahan Baru Hasil Refleksi I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II SIKLUS II Apabila permasalahan belum terselesaikan Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Pengamatan Data II D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah penelitian, kajian teori dan kerangka berpikir dari alur di atas maka penulis mengadakan hipotesis tindakan berupa penggunaan media berupa audio visual berpengaruh untuk meningkatkan

33 minat belajar siswa pada pelajaran PAI dengan pokok bahasan SKI kelas VII C MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL Sekolah : MAN KOTA SOLOK Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas / Semester : 1 (satu) / Ganjil Materi Pokok : Sejarah Perkembangan Islam

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Semester : Madrasah Tsanawiyah : Sejarah Kebudayaan Islam : VII : Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah soal : 50 Butir

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : 5 (Lima) Semester : I (Ganjil) Kompetensi Inti : KI-1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Madrasah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : MTs Negeri 6 Sleman : SKI : VII/Ganjil : Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW. : 2 X 40 Menit A. KOMPETENSI INTI 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1

DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1 DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iii. v BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1 1. SILSILAH KHALIFAH BANI UMAYYAH 1... 3 2. PROSES LAHIR DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH

Lebih terperinci

Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD

Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR DI PAUD ANDINI KELURAHAN BULOTADAA TIMUR KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD Abstrak

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN: S K I

SILABUS PEMBELAJARAN: S K I SILABUS PEMBELAJARAN: S K I SATUAN PENDIDIKAN : MADRASAH ALIYAH MATA PELAJARAN : SKI KELAS/PROGRAM : X (SEPULUH) / WAJIB KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN : MADRASAH ALIYAH MATA PELAJARAN : SKI KELAS/PROGRAM : X (SEPULUH) / KEAGAMAAN SILABUS PEMBELAJARAN KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal usul perkembangan, peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah meliputi al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah Kebudayaaan Islam. 1 Perbedaannya dengan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS/PEMINATAN SEMESTER : MADRASAH ALIYAH : AKHLAK : XII / ILMU-ILMU KEAGAMAAN : GANJIL KOMPETENSI INTI : KI -1 KI- 2 KI -3 KI- 4 : Menghayati dan

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Proses pengangkatan khalifah melalui kesepakatan kaum muhajirin dan anshar karena melihat kekosongan kursi kepemimpinan. Nabi tidak memberikan wasiat

Proses pengangkatan khalifah melalui kesepakatan kaum muhajirin dan anshar karena melihat kekosongan kursi kepemimpinan. Nabi tidak memberikan wasiat ENCEP SUPRIATNA Proses pengangkatan khalifah melalui kesepakatan kaum muhajirin dan anshar karena melihat kekosongan kursi kepemimpinan. Nabi tidak memberikan wasiat apapun tentang pengganti sesudahnya,

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW Oleh: M. Yakub Amin Muzakki bermakna orang-orang yang telah sampai ketentuan wajib zakat kepadanya sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat Islam yaitu terpenuhinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga faktor penting yang sangat menentukan bobot kajian sejarah, yaitu materi, metodologi dan interpretasi, karena ketiganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mengarah pada peningkatan prestasi belajar yang optimal, tak terkecuali pada proses pembelajaran Sejarah

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP 32. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Sumbangan Islam Dalam Menciptakan Peradaban Dunia Fakultas PSIKOLOGI Maukuf, M.Pd Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Ekonomi Pada Masa Awal Islam Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH KETELADANAN BAB 12 RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH MAIN MENU HOME KETELADANAN RASULULLAH DALAM MEMBINA UMAT (PERIODE MADINAH) IDENTITAS PETA KONSEP MATERI LATIHAN & SOAL IDENTITAS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

KELOMPOK 6 : NANDYA WANTIKE NUR LAILA PUTRI NABILA SEPTIANI

KELOMPOK 6 : NANDYA WANTIKE NUR LAILA PUTRI NABILA SEPTIANI KELOMPOK 6 : NANDYA WANTIKE NUR LAILA PUTRI NABILA SEPTIANI Khalifah Utsman bin Affan Siapakah Utsman Bin Affan? Pemerintahan Utsman bin Affan ALI BIN ABU THALIB S i a p a k a h U t s m a n B i n Affan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Sejarah Kebudayaan Islam : IV : 1 (Ganjil) Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam KISI-KISI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MATA PELAJARAN : SEJARAH KEBUDAYAAN IAM KELAS/SEMESTER : VII /GANJIL PENYUSUN : BAIQ KARTINI, S.Pd STANDAR KOMPETENSI/ NO KOMPETENSI DASAR 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. beberapa penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. beberapa penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi peneliti.

Lebih terperinci

Panduan Wawancara. Hari, tanggal/waktu :

Panduan Wawancara. Hari, tanggal/waktu : Panduan Wawancara Hari, tanggal/waktu : A. Untuk Kepala Sekolah: 1. Apa yang menjadi visi dan misi SD Muhammadiyah Ngadirejo? 2. Berapa jumlah seluruh siswa SD Muhammadiyah Ngadirejo? 3. Siapakah nama

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Madrasah Tsanawiyah : Sejarah Kebudayaan Islam : VIII : Ganjil : Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA - 1467 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal Kelompok 4 Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal MENU UTAMA F Perjalanan hijrah Nabi Muhamm. SAW Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam: Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. Syah (2009) berpendapat belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Ketika Rasulullah SAW wafat, seluruh Jazirah Arab telah berhasil disatukan dalam pangkuan Islam. Praktik paganisme yang ada di dalamnya pun berhasil

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

TAPI. BUKAN LAGI BAGAIMANA DOSEN MENGAJAR DENGAN BAIK ( TEACHER CENTER ),

TAPI. BUKAN LAGI BAGAIMANA DOSEN MENGAJAR DENGAN BAIK ( TEACHER CENTER ), KETE KET ERAMPILAN MEMILIH & MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN (Skills of Selecting and Using the Instructional Media Media)) By Asmuni Presented at the workshop on the teaching practices for the teacher's

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan : MA Mata Pelajaran : SKI Kelas / Semester : X/2 Materi Pokok : Pemilihan Khulafaur Rasyidin Sub Materi Pokok : - Pemilihan Abu Bakar as-sidiq

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aqidah Akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

Bagian 1 Petunjuk Umum

Bagian 1 Petunjuk Umum Bagian 1 Petunjuk Umum A. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak untuk Kelas VII madrasah tsanawiyah memiliki 4 (empat) (KI) yang dijabarkan dalam 39 (KD). Berikut kami tampilkan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA - 260 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU - 649 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Kegiatan Pembelajaran Pokok. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Membiasakan pentingnya kesadaran hikmah

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Kegiatan Pembelajaran Pokok. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Membiasakan pentingnya kesadaran hikmah SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Penan Mata Pelajaran Kelas/Peminatan Semester : Madrasah Tsanawiyah : Fikih : VIII (Delapan) : Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Akhlak. Penelitian tersebut diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Akhlak. Penelitian tersebut diantaranya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dalam kajian pustaka, Berdasarkan hasil survei kepustakaan yang penulis lakukan ada beberapa peneliti yang mengkaji tentang penerapan media

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

KELAS X SMAN 5 PADANG. Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini!

KELAS X SMAN 5 PADANG. Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini! Lampiran 4 SOAL TES PENDIDIKAN AGAM ISLAM KELAS X SMAN 5 PADANG Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini! Nama :... Kelas :... Mata Pelajaran :... Petunjuk: 1. Awali ujian dengan membaca

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN KEGIATAN ALOKASI PENILAIAN POKOK. WAKTU Meyakini adanya dan PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN KEGIATAN ALOKASI PENILAIAN POKOK. WAKTU Meyakini adanya dan PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Satuan pendidikan Kelas Semester Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Akhlak : Madrasah Tsanawiyah : VIII (delapan) : Ganjil : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU - 542 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : IV Semester : 1 (Ganjil) Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS - 1914 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs 31. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN : MADRASAH ALIYAH MATA PELAJARAN : AKIDAH AKHLAK KELAS/PEMINATAN : ILMU-ILMU KEAGAMAAN KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Madrasah Aliyah : Akidah Akhlak : XI (Sebelas) Program IPA-IPS-Bahasa-Kejuruan : I (Ganjil)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 9 Abstrak: Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

IDE DAN REALITAS KHULAFA UR RASYIDIN. Eka Putra Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonom Islam STAI Kerinci

IDE DAN REALITAS KHULAFA UR RASYIDIN. Eka Putra Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonom Islam STAI Kerinci Al-Qishthu Volume 14, Nomor 1 2016 83 IDE DAN REALITAS KHULAFA UR RASYIDIN Eka Putra Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonom Islam STAI Kerinci eka_putra@gmail.com Abstrak Meskipun hanya berusia 30 tahun, masa

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013 Nama Madrasah : Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas/SMT : X / Ganjil Materi Pokok : Kondisi Masyarakat Makkah sebelum Islam Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci