ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG Arum Lutfihanny, Priyadi Nugraha P., Besar Tirto Husodo Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT Sex education is transfer of knowledge and values about human organs, especially those related to the reproductive organs, the differences between male and female organs, and the tendency of humans to be attracted with another gender. Sex education should be given from an early age. The purpose of this study was to analyze some factors related to mothers behavior in introducing early child sex education at pre school students TK III Pertiwi Semarang. The population of the study is all the parents, especially the mothers of preschool students at TK III Pertiwi Semarang. The research used total sampling of 106 people. The data was analyzed by using Chi Square statistical analysis test (significance level = 0,05). The result showing the majority of the respondents were in early adult category aged of years (96,2%), the education level of the respondents were mostly high school graduates (51,95%), and housewife (73,6%) was the most popular profession. Some variables related to mothers behavior in giving early child sex education are level of education (P = 0,006), occupation (P = 0,029), knowledge (P = 0,002), attitude (P = 0,034), availability of facilities and infrastructure (P = 0,005), family support (P = 0,040), teacher support (P = 0,032), and peer support (P = 0,050). The conclusion of the study is the behavior of mother in introducing early child sex education is good. Keywords : sex education, early years, mothers behavior PENDAHULUAN Pendidikan seks adalah upaya transfer pengetahuan dan nilai mengenai organ-organ tubuh manusia terutama yang berkaitan dengan organ reproduksi, perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan kecenderungan manusia untuk tertarik pada lawan jenis. 1 Selama ini, pendidikan seks untuk anak usia dini masih dianggap tabu oleh masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak-anak. Pendidikan seks usia dini yang masih dianggap tabu tersebut tidak sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Apalagi di era digital yang saat ini semakin canggih. Kemajuan teknologi semakin memudahkan anak-anak untuk mengakses informasi, termasuk diantaranya informasi mengenai pornografi dan seksualitas. 2 Dari hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2016, 70% orangtua belum mampu mengasuh anak mereka dengan metode yang tepat dengan zaman sekarang. 3 Anak-anak yang 466

2 kurang diperhatikan oleh orangtua mereka cenderung melakukan perilaku seksual yang menyimpang dari norma serta mudah untuk menjadi korban pelecehan seksual. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, kekerasan seksual pada anak selalu meningkat setiap tahun. Tahun 2011 terjadi kasus, 2012 ada kasus, 2013 ada kasus, dan 2014 ada kasus. 4 Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah, pada tahun tahun 2014 terjadi 100 kasus pelecehan seksual pada anak di Jawa Tengah, tahun 2015 terjadi 667 kasus, dan tahun 2016 hingga bulan September terjadi kasus. Berdasarkan ciri korban dan pelau. Sebanyak 402 kasus kekerasan seksual pada anak terjadi pada usia 0-5 tahun. Kota Semarang termasuk Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).Namun, di Semarang masih banyak terjadi kasus kekerasan seksual pada anak.pada tahun 2015 terjadi 42 kasus. Hingga bulan September 2016 terjadi 40 kasus. Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kecamatan terluas di Kota Semarang dan memiliki kerentanan terhadap kasus kekerasan seksual pada anak. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Berbasis Gender Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, kasus kekerasan terhadap anak tahun tercatat sebanyak 7 kasus, dan 4 kasus merupakan kasus kekerasan seksual terhadap anak. Pendidikan seks usia dini sangatlah penting. Jika sejak dini sudah mendapatkan pendidikan seks yang benar, tentu akan dapat melindungi anak dari bahaya kekerasan seksual, perilaku seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, pemerkosaan, dan mencegah penularan berbagai penyakit kelamin. Selain itu, pendidikan seks yang ditanamkan sejak dini juga akan mempermudah anak dalam mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif. 5 Taman Kanak-kanak (TK) III Pertiwi merupakan salah satu institusi pendidikan yang dikhususkan bagi anak usia pra sekolah. TK III Pertiwi berlokasi di Jalan Tembalang Baru V Semarang.TK III Pertiwi mengadakan parenting class satu kali dalam sebulan bagi wali murid terutama ibu. Materi yang diajarkan salah satunya mengenai pendidikan seks Namun, 22 (73,3%) dari 30 ibu yang belum memberikan pendidikan seks usia dini pada anak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatancross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian menggunakan Total Sampling berjumlah 106ibu yang tercatat sebagai wali murid di TK III Pertiwi Semarang, bertempat tinggal di Semarang, dan bersedia menjadi responden. Penelitian menggunakan teori Lawrence Green dengan melibatkan 11 variabel meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan akses informasi, paparan sumber informasi, dukungan keluarga, dukungan guru, dan dukungan teman. Analisis data menggunakan 467

3 uji statistik univariat, dan bivariat dengan chi square test(α = 0,05). HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mengenai analisis faktor yang ber usia dini pada anak pra sekolah di TK III Pertiwi Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia dini Perilaku Jumlah Pemberian Pendidikan F % Seks Usia Dini Baik 61 57,5% 45 42,5% Total ,0 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Setiap Variabel Bebas Variabel Bebas Jumlah F % Usia Dewasa awal (18 40 tahun ,2 Dewasa lanjut ( tahun) 4 3,8 Tingkat Pendidikan Tamat SD 13 12,3 Tamat SMP 13 12,3 Tamat SMA 55 51,9 Tamat perguruan tinggi 25 23,6 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 78 73,6 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3 2,8 Karyawan Swasta 16 15,1 Wiraswasta 8 7,5 Lain-lain 1 0,9 Pengetahuan Baik 63 59, ,6 Sikap Positif 62 58,5 Negatif 44 41,5 Ketersediaan sarana dan prasarana Mendukung 56 52, ,2 Kemudahan akses informasi Mudah 60 58,5 Sulit 46 41,5 Paparan Sumber Informasi Paparan tinggi 60 56,6 Paparan rendah 46 43,4 Dukungan keluarga Mendukung 57 53, ,2 Dukungan guru Mendukung 71 67, ,0 Dukungan teman Mendukung 71 67, ,0 Tabel 3. Analisis Hubungan Setiap Variabel Bebas dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia Dini Variabel Bebas Perilaku Pemberian Pendidikan Seks Usia Dini Baik F % F % Usia Dewasa awal (18 40 tahun 59 57, ,2 Dewasa lanjut ( ,0 2 50,0 tahun) Tingkat Pendidikan Tamat SD SMA 42 50, ,4 Tamat perguruan tinggi 19 82,6 4 17,4 468

4 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 40 51, ,8 Ibu bekerja 21 75,0 7 25,0 Pengetahuan Baik 44 69, , , ,4 Sikap Positif 41 66, ,9 Negatif 20 45, ,6 Ketersediaan sarana dan prasarana Mendukung 41 69, , , ,5 Kemudahan akses informasi Mudah 39 62, ,1 Sulit 22 60, ,0 Paparan Sumber Informasi Paparan tinggi 39 65, ,0 Paparan rendah 22 47, ,2 Dukungan keluarga Mendukung 38 66, , , ,1 Dukungan guru Mendukung 46 64, , , ,2 Dukungan teman Mendukung 45 64, , , ,6 Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Faktor yang Ber dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak Pra Sekolah di TK III Pertiwi Semarang Variabel Bebas p- value Keterangan Usia Tidak ada 0,756 Tingkat 0,006 Pendidikan Pekerjaan 0,029 Pengetahuan Sikap Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kemudahan Akses Informasi Paparan Sumber Informasi Dukungan Keluarga Dukungan Guru Dukungan Teman 0,002 0,034 0,005 0,185 0,076 0,040 0,032 0,050 Tidak ada Tidak ada PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pada faktor predisposisi (predisposing factors) yang ber dengan perilaku ibu pendidikan seks usia yaitu karakteristik responden (meliputi usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan), pengetahuan, dan sikap karena memiliki p-value 0,05. Sedangkan variabel usia tidak ber usia dini karena memiliki p-value> 0,05. Faktor pemungkin (enabling factors) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan akses informasi, dan paparan sumber informasi. Variabel yang ber dengan perilaku ibu dalam usia dini adalah ketersediaan sarana dan prasarana karena memiliki p- value 0,05. Sedangkan variabel kemudahan akses informasi dan paparan sumber informasi tidak ber dengan perilaku ibu 469

5 dalam Faktor penguat (reinforcing factors) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dukungan keluarga, dukungan guru, dan dukungan teman. Semua variabel pada faktor penguat ber usia dini karena memiliki p-value 0,05. A. Variabel yang Ber dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia Dini 1. Tingkat Pendidikan menggunakan uji Chi Squarediperoleh nilai p-value 0,006 0,05 yang berarti ada antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu Berdasarkan teori Lawrence Green, salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah lembaga pendidikan dan agama.kedua lembaga ini mempengaruhi pembentukan sikap karena meletakkan dasar pengertian dan konsep moral pada individu. Karena sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga konsep ini ikut menentukan sikap individu Pekerjaan Test menunjukkan p-value 0,029 0,05 yang berarti ada antara pekerjaan Berdasarkan teori Lawrence Green, pekerjaan termasuk ke dalam salah satu faktor predisposisi karena berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi. Faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah Pengetahuan Testdiperoleh hasil p-value 0,002 0,05 yang berarti ada antara pengetahuan dengan Menurut teori Lawrence Green, komponen dalam aspek perilaku terdiri dari tiga ranah, yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik.pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Sikap Test menunjukkan nilai p- value 0,034 0,05 yang berarti ada antara sikap dengan perilaku ibu Berdasarkan Teori Lawrence Green, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai 470

6 suatu penghayatan terhadap objek Ketersediaan Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi Square Test diperoleh hasil p-value 0,005 0,05 yang berarti ada antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku ibu Berdasarkan Teori Lawrence Green, faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku tertentu. 7 Ketersediaan sarana dan prasarana termasuk dalam faktor pemungkin untuk terjadinya perilaku termasuk 6. Dukungan Keluarga Test diperoleh hasil p-value 0,04 0,05 yang berarti bahwa ada antara dukungan keluarga dengan Berdasarkan teori Lawrence Green, keluarga merupakan orang yang dianggap penting atau orang di sekitar kita dan merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi sikap Dukungan Guru Test diperoleh hasil p-value 0,032 0,05 yang berarti ada antara dukungan guru dengan perilaku ibu Berdasarkan teori Lawrence Green, dukungan guru merupakan faktor penguat untuk terjadinya perilaku. Faktor penguat ialah faktor yang memperkuat bahkan dapat memperlunak terjadinya perilaku termasuk 7 8. Dukungan Teman Hasil analisismenggunakan Chi Square Testdiperoleh hasil p- value 0,05 0,05 yang berarti ada antara dukungan teman dengan Berdasarkan teori Lawrence Green, orangorang sekitar sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap perilaku. 7 Dalam penelitian ini teman mempunyai peran untuk memperkuat perilaku responden dalam usia dini pada anak. B. Variabel yang Tidak Ber dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia Dini 1. Usia Test menunjukkan p-value 0,756 > 0,05 yang berarti tidak ada antara usia dengan perilaku ibu Berdasarkan Teori Lawrence Green, faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan 471

7 resultansi dari berbagai faktor, baik internal, maupun eksternal. 8 Usia merupakan faktor internal atau faktor dari dalam diri individu. Usia tidak menjamin 2. Kemudahan Akses Informasi Testmenunjukkan p-value 0,185 > 0,05 yang berarti tidak ada antara kemudahan akses informasi Berdasarkan teori Lawrence Green, kemudahan akses informasi termasuk ke dalam faktor pemungkin, yaitu faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Namun dalam penelitian ini kemudahan akses informasi tidak ber dengan perilaku responden dalam Hal inidapat dikarenakan beberapa faktor eksternal lain yang lebih dekat dengan ibu seperti ketersediaan sarana dan parasarana, dukungan keluarga, dukungan guru, dan dukungan teman. 3. Paparan Sumber Informasi Test menunjukkan p-value 0,076 > 0,05 yang artinya ada antara paparan sumber informasi Berdasarkan teori Lawrence Green, paparan sumber informasi termasuk ke dalam faktor pemungkin, atau faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku.informasi mempunyai pengaruh besar dalam membentuk opini atau kepercayaan meskipun tidak sebesar orang-orang di sekitar.informasi dari media akan membawa pesan sugestif yang jika cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga terbentuk arah sikap tertentu. 6 Dalam penelitian ini paparan sumber informasi tidak ber Hal ini dikarenakan terdapat faktor-faktor eksternal lain yang lebih dekat dengan ibu yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan keluarga, dukungan guru, dan dukungan teman yang memiliki peran signifikan untuk terjadinya perilaku pemberian pendidikan seks usia dini oleh ibu. KESIMPULAN 1. 57,7% ibu memiliki perilaku yang baik, sedangkan 42,5% ibu memiliki perilaku yang kurang pendidikan seks 2. Karakteristik responden: a. Mayoritas ibu termasuk dalam kategori dewasa awal yang berusia tahun (96,2%). b. Tingkat pendidikan ibu sebagian besar tamat SMA/sederajat (51,9%). c. Pekerjaan ibu sebagian besar adalah ibu rumah tangga (73,6%) ,4% ibu memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 40,6% ibu 472

8 memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pendidikan seks 4. 58,5% ibu memiliki sikap yang positif, sedangkan 41,5% ibu memiliki sikap negatif terhadap 5. 55,7% ibu, sedangkan 44,3% ibu memiliki ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang untuk memberikan 6. 58,5% ibu memiliki akses informasi yang mudah, sedangkan 41,5% ibu memiliki akses informasi yang sulit terhadap pendidikan seks usia dini ,6% ibu memiliki paparan yang tinggi,sedangkan 43,4% ibu memiliki paparan yang rendah terhadap informasi mengenai 8. 53,8% ibu mendapat dukungan dari keluarga,sedangkan 46,2% ibu kurang mendapat dukungan keluarga untuk memberikan 9. 67,0% ibu menyatakan mendapat dukungan guru,sedangkan 33,0% ibu menyatakan kurang mendapat dukungan guru untuk ,0% ibu mendapat dukungan teman,sedangkan 34,0% ibu kurang mendapat dukungan teman 11. Variabel yang ber usia dini adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan keluarga, dukungan guru, dan dukungan teman. 12. Variabel yang tidak ber usia dini adalah usia, kemudahan akses informasi, dan paparan sumber informasi. SARAN 1. Bagi Ibu a. Sebesar 40,6% ibu mempunyai pengetahuan yang kurang dalam usia dini terutama mengenai tujuan dan manfaat Untuk itu, ibu perlu meningkatkan pengetahuan terutama mengenai tujuan dan manfaat pendidikan seks b. Sebesar 44,3% ibu mempunyai sarana dan prasarana yang kurang Untuk itu, perlunya peningkatan sarana dan prasarana untuk penyampaian materi mengenai pendidikan seks usia dini, terutama buku terkait pendidikan seks usia dini. c. Dalam penelitian ini, terdapat antara dukungan keluarga, guru, dan teman Untuk itu, perlunya peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak seperti keluarga, guru, maupun teman dalam usia dini pada anak. 2. Bagi Sekolah a. Dalam penelitian ini, terdapat antara dukungan guru dengan perilaku ibu 473

9 Untuk itu, perlunya peningkatan kerjasama dengan wali murid dalam usia dini pada anak. b. Sebesar 33,0% ibu menyatakan kurang mendapat dukungan guru pendidikan seks usia dini, terutama dalam hal pemberian informasi mengenai pendidikan seks Untuk itu, perlunya dukungan kepada wali murid terutama ibu dengan memberikan informasi mengenai pendidikan seks 3. Bagi Dinas Kesehatan a. Sebesar 41,5% ibu mempunyai sikap negatif terhadap pendidikan seks Untuk itu, diperlukan sosialisasi berkelanjutan dari Dinas Kesehatan baik melalui parenting class maupun kegiatan PKK untuk meningkatkan kesadaran ibu 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Dalam penelitian ini belum terlihat peran ayah dalam usia dini, sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. 2. Zuhri, Syaifuddin dan Herlina. Model Pendidikan Seks (Sex Education) Orangtua Bagi Remaja Guna Mencegah Seks Pranikah Serta Model Tayangan Alternatif Seksualitas. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 8 No. 1 April KPAI. KPAI: Pelecehan Seksual Pada Anak Meningkat 100%. Diakses melalui: pada 8 September KPAI. KPAI: Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat. Diakses melalui: pada 8 September Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Definisi Kabupaten/Kota Layak Anak. Diakses melalui: pada 20 November Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, Green, L., dan M. Kreuter. Health Promotion Planning: An Educational and Ecological Approach (4 th Ed.). Mountain View, CA: Mayfield Publishers, DAFTAR PUSTAKA 1. Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif Di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS,