PERFORMANS ANTIBODI MONOKLONAL DARI ASCITES YANG DIPANEN SAAT HEWAN COBA MASIH HIDUP DAN SESAAT SESUDAH MATI
|
|
- Johan Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERFORMANS ANTIBODI MONOKLONAL DARI ASCITES YANG DIPANEN SAAT HEWAN COBA MASIH HIDUP DAN SESAAT SESUDAH MATI Sulaiman Ngongu Depamede dan Enny Yulianti Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Kelompok Pengajar Ilmu Dasar ABSTRAK Penetitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas ascites dari Balb/c yang dipanen ketika hewan coba masih hidup dan sesaat sesudah mati. Hal ini penting bagi keperluan operasional produksi antibodi monoklonal secara in vivo. Untuk itu digunakan 20 ekor Balb/c yang dibagi sama secara acak ke dalam dua kelompok perlakuan (A dan B). Setiap hewan coba diperlakukan sama, kecuali waktu pemanenan ascites yang berbeda yakni satu kelompok (10 ekor) pada saat hewan masih hidup (Kelompok A), sementara lainnya sesaat sesudah hewan mati (Kelompok B). Untuk menghasilkan ascites, digunakan sel-sel hibridoma K0436 yang menghasilkan antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg). Sel-sel tersebut diinokulasikan sebanyak 10 juta sel per ekor tikus. Pengamatan dan pemanenan ascites dilakukan 2-3 minggu pasca inokulasi, setiap hari pk , dan Parameter yang diukur adalah volume ascites dan titer antibodi (metode reverse pasive hemagglutination) yang dihasilkan dari setiap individu hewan pada masing-masing kelompok perlakuan. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan perhitungan statistik sederhana (Mean ± SD). Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antar perlakuan, dilakukan uji beda t (Student's t test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ascites yang dihasilkan dari kedua kelompok tidak berbeda secara berrnakna (p > 0,05) baik kualitas (titer antibodi) maupun kuantitas (volume) ascites. Hasil dari kelompok A dan B berturut-turut 17,83±0,29 dan 15,11±2,56 untuk titer antibodi, dan 6,31±4,56 dan 4,67±2,75 ml untuk volume ascites. Mengingat penelitian ini tidak sarnpai pada tingkat pernurrtian antibodi, maka penelitian lebih lanjut terhadap kualitas dan kuantitas antibodi pasca pemurnian masih diperlukan. ORYZA Volume I/Nomor 3, Oktober
2 Performans Antibodi Monoklonal PENDAHULUAN Antibodi monoklonal yang dihasilkan dari sel-sel hibrid hasil fusi sel limfosit dan mielorna, pemakaiannya sudah sangat luas (Tizard, 1995: Drew et al. 1995; Weiland et al. 2000), baik untuk kepentingan riset maupun terapan di bidang biomedis, peternakan, maupun industri berbasis bioteknologi, bahkan pada penanganan masalah-masalah kriminal. Hal ini disebabkan karena antibodi monoklonal memiliki spesifisitas dan afinitas pengikatan terhadap determinan antigen target yang tinggi (Mayer and Walker, 1987: Tizard, 1995). Spesifisitas dan afinitas yang tinggi ini dirnungkinkan karena sel-sel hibrid merupakan klonklon hibridoma yang homogen (Milstein, 1991). Karena luas dan intensnya pemakaian antibodi monoklonal ini, produksinya kini sudah pada skala industri. Produksinya dapat dilakukan dengan proses kultur jaringan (secara in vitro) atau dengan memanfaatkan hewan-hewan coba (in vivo) (Prabhakar et al. 1984; Zola, 1989; Milstein, 1991). Produksi secara in vivo dilakukan dengan menyuntikkan (menginokulasikan) sel-sel hibridoma hasil kultur ke dalam intra peritoneum (rongga perut) hewan-hewan coba (biasanya mencit putih Balb/c) yang sebelumnya sudah diperlakukan dengan menyuntikan bahan kimia Pristane (2,6,10,14-tetramethylpentadecane) satu kali seminggu, selama 2-3 minggu (Prabhakar et al. 1984). Urnumnya dua hingga empat rninggu setelah penginokuiasian, akan dihasilkan cairan ascites yakni cairan yang mengandung antibodi monoklonal yang disekresikan oleh sel-sel hibridoma yang diinokulasikan di dalam rongga perut hewan coba. Cairan ascites inilah yang diambil (dipanen) dan antibodi yang diperoleh kemudian dimurnikan untuk digunakan lebih lanjut baik untuk keperluan terapi atau untuk pembuatan kit diagnostik. Produksi secara in vivo ini dapat menghasilkan antibodi hingga 20 mg per milliner dibandingkan hasil secara in vitro yang hanya sekitar µg per mililiter. Pemanenan ascites ini dapat dilakukan satu kali yakni pada saat hewan coba hampir mati dengan ciri umum adalah perutnya membesar optimum, hewan sangat lemah dan tidak mampu bergerak lagi. Atau dilakukan beberapa kali pemanenan bergantung pada keadaan hewan coba tersebut (Zola, 1989). Untuk mengetahui apakah saat pemanenan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas antibodi, telah dilakukan penelitian tentang "Kualitas dan kuantitas antibodi monoklonal dari ascites yang dipanen saat mencit Balb/c masih hidup dan sesudah mati". 154
3 MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Imunobiologi Unram. Digunakan 20 ekor tikus Balb/c yang diambil secara acak dari kawanan 50 ekor tikus jantan dan betina dengan umur berkisar 8-10 minggu. Ke duapuluh ekor tikus tersebut dibagi menjadi dua kelompok secara acak masing-masing 10 ekor dan ditangkarkan pada penangkar tikus masing-masing berisi 5 ekor tikus. Setiap tikus diberi kode penomeran dengan cara membuat cukilan kecil pada daun telinga menggunakan gunting seksio, sementara kotak penangkar diberi kode kelompok pengamatan, yakni kelompok pengarnatan saat tikus masih hidup (Kelompok A) dan kelompok pengamatan sesaat sesudah tikus mati (Kelompok B). Seluruh hewan coba mendapat perlakuan yang sama, pakan dan air minum diberikan adlibitum, kandang dan penangkar dibersihkan dua kali seminggu. Tikus-tikus coba disuntik dengan Pristane: 2,6,10,14-Tetramethylpentadecane (Sigma) pada rongga intraperitoneumnya sebanyak 0,5 ml per ekor. Penyuntikan dilakukan sebanyak tiga kali dengan tenggang waktu satu minggu. Tiga hari setelah penyuntikan Pristane yang terakhir, dilakukan penginokulasian sel-sel hibridoma KO-436 yang mampu mensekresikan antibodi terhadap determinan a dari antigen permukaan virus penyebab hepatitis B (HBsAg). Penginokulasian ini dilakukan dengan metode standar yakni dengan cara menanam 10 juta sel hibridoma KO-436 ke dalam rongga intraperitoneum tikus Balb/c dalam 0,5 ml larutan garam fisiologis (Prabhakar et al: 1984; Zola 1989). Dalam waktu sekitar tiga hingga empat minggu sesudah penginokulasian, pemanenan ascites dimulai. Pada kelompok pengamatan hewan coba hidup, pemanenan ascites dilakukan ketika perut hewan coba mernbesar optimum berisi ascites dan tikus dalam keadaan lemah dan sulit bergerak. Sementara pada kelompok pengamatan tikus sesudah mati, hewan coba yang perutnya sudah membesar optimum dan tidak mampu bergerak lagi dibiarkan dalam kondisi demikian hingga mati alami, kemudian barulah dilakukan pemanenan ascites. Pengamatan untuk pemanenan ascites dilakukan setiap hari yakni pk , 12.00, dan
4 Performans Antibodi Monoklonal Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah volume ascites per ekor tikus per pemanenan, dan titer antibodi yang dihasilkan. Titer antibodi ditera dengan cara mengencerkan secara serial kelipatan dua (2 n ) dari 25 mikroliter sampel cairan ascites yang ditampung dari setiap individu mencit per pelakuan, menggunakan mettode reverse passive hemagglutination (RPHA). Reagensia yang digunakan adalah Kit-RPHA "Entebe" produksi Laboratorium Hepatika Bumi Gora NTB. Seluruh pengujian dilakukan sesuai standar pengujian yang tertera pada protokol Kit dan dilakukan duplikasi untuk tiap-tiap sampel. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan perhitungan statistik sederhana yakni perhitungan rata-rata (mean) dan simpangan baku (SD). Untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan yang bermakna secara statistik, dilakukan uji beda t (Student's t test). HASIL DAN PENTRATINSAN Dari hasil penelitian ini diperoleh total volume ascites dari kelompok hewan yang dipanen saat masih hidup dan sesaat sesudah mati masing-masing sebesar 63 dan 47 mililiter. Rataan volume yang diperoleh sebesar 6,31±4,56 ml pada kelompok hewan hidup dan 4,67±2,75 ml pada kelompok hewan yang dipanen sesaat setelah mati. Hasil ini masih dalam kisaran yang noimal, sebab menurut Harlow and Lane (1988), dan Zola (1989) volume ascites Balb/c sangat variatif mulai dari sekitar 1 ml hingga 10 ml per ekor. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain umur, ukuran tubuh dan sifat per individu hewan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa volume yang diperoleh antar ke dua kondisi percobaan tidak berbeda secara bermakna (p>0,05). Sungguhpun demikian secara kuantitatif volume yang diperoleh dari pemanenen ascites ketika hewan masih hidup mernberikan hasil yang cukup besar yakni sekitar 16 ml dibandingkan dengan pemairmenan di saat hewan telah mati. Hal ini dimungkinkan karena pada pemanenen saat hewan masih hidup masih dapat dilakukan dua hingga tiga kali untuk setiap ekor. Menurut Prabhakar et al. (1984) dan Zola (1989) pemanenan berulang sudah biasa dilakukan secara rutin selama etika kehewanan di lokasi tersebut masih mengijinkan untuk melakukan tindakan yang demikian (lihat juga Rowan, 1997). Pengamatan secara fisik menunjukkan bahwa ascites yang diperoleh dari hewanhewan hidup berwarna kuning bening seperti serum pada umumnya, sementara yang dipanen dari hewan-hewan mati tampak berwarna merah hingga merah gelap-kecoklatan. Ini 156
5 kemungkinan akibat adanya kontaminan dari lisisnya sel-sel darah merah disaat hewanhewan mengalami proses kematian, khususnya ketika rongga perut hewan coba dipenuhi cairan ascites dan adanya sel-sel tumor dan hibridoma. Hasil pengamatan secara kualitatif yakni dari pengujian terhadap titer antibodi asites dipaparkan pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Titer (2 n ) antibodi asites mencit Balb/c yang dipanen saat hewan masih hidup dan sesaat setelah mati (n = 10). Tampak jelas pada Gambar 1 bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) antara kualitas antibodi dari ascites yang dipanen saat hewan coba masih hidup (17,83±0,29) dan sesaat sesudah hewan coba mati (15,11±2,56). Akan tetapi jika diamati secara seksama tampak bahwa ascites yang diperoleh dari kelompok hewan-hewan yang mati memilik kualitas dengan kisaran titer vang cukup besar yakni antara 12,5 dan 17,6. Variasi yang besar ini kernungkinan sebagai akibat rusaknya antibodi pada beberapa hewan coba sehingga ada individu hewan yang titer antibodinya menjadi rendah. Kerusakan ini kemungkinan ditirnbulkan dari adanya beberapa protease yang muncul ketika hewan-hewan 157
6 Performans Antibodi Monoklonal tersebut mati. Protease yang merupakan enzim proteolitik terutama yang berasal dari beberapa bakteri saluran pencernaan diketahui dapat merusak imunoglobulin (Austyn and Wood, 1994). Untuk rnemastikan hal ini rnasih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut. Mengingat produksi antibodi monoklonal ini ditujukan untuk keperluan riset imunologis, terapi, maupun pengujian-pengujian biologis lainnya, maka produksi yang hanva sebatas pemanenan dan uji kualitas ascites masih belum cukup. Untuk tujuan yang lebih spesifik tersebut, antibodi pada cairan ascites yang diperoleh masih harus dimurnikan lebih lanjut. Ini berarti masih diperlukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas antibodi pasca pemurnian ascites yang diperoleh dari hewan coba saat masih hidup dan sesudah mati. Untuk keperluan ekonomi, pengamatan dari aspek ekonomis perlu juga dilakukan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ascites yang diperoleh dari pemanenan pada saat hewan masih hidup maupun sesaat sesudah mati memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak berbeda secara bermakna. Akan tetapi dari aspek teknis tampak bahwa pemanenan ascites dari hewan-hewan yang masih hidup tampaknya lebih baik dibandingkan dari hewan-hewan yang suclah mati. Untuk itu untuk keperluan produksi pertimbangan ini perlu diperhatikan. Sungguhpun demikian, secara operasional di lapangan jika ditemukan hewan ascites yang mati, selama kematiannya masih tidak terlalu lama, cairan ascitesnya masih memungkinkan untuk dipanen. Sungguhpun dernikian, untuk memastikan tingkat kualitas antibodinya penelitian lebih lanjut masih sangat diperlukan. Termasuk di sini antara lain pemurnian antibodi dan pengamatan terhadap kemungkinan adanya pengaruh kontaminan protease. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala UPT-MIPA dan Ketua Laboratorium Imunobiologi Unram yang telah menyediakan fasilitas laboratorium kultur sel hewan. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Laboratorium Hepatitis NTB yang telah menyediakan sel hybridoma anti-a K0436, reagensia dan kemikalia, serta hewan-hewan percobaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Khalid dan Murhaeni tehnisi pada Lab. Imunobiologi yang memelihara hewan coba dan membantu dalam proses pemanenan asites pada saat-saat yang kritis. 158
7 DAFTAR PUSTAKA Austyn J.M., and Wood K.J. (1994). Principles of Cellular and Molecular Immunology. Oxford University Press. Oxford, Drew T.W., Meulendberg J.J.M., Sands J.J., and Paton D.J. (1995). Production, characterization and reactivity of monoclonal antibodies to porcine reproductive and respiratory syndrome virus, Gen. Viral. 76: Harlow Ed and Lane D. (1988). Antibodies: A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory. USA. p 121. Mayer R.J., and Walker J.H. (1987). Immunological Methods in Cell and Molecular Biology Academic Press. London. Milstein C. (1991). Monoclonal Antibodies. In: immunology-recognition and Response_ Edited by Paul WE. Reading From Scientific American. WH Freeman and Co. New York. Pp Prabhakar B.S., Haspel M. V, and Notkins A.L. (1984). Monoclonal Antibody: Techniques Applied to Viruses. Methods in Virology. Vol. VII. Pp Rowan A.N. (1997). The Benefits and Ethics of Animal Research. Scientific American. February Vol Tizard I.R. (1995). Immunology: An. Introduction. Saunders College Publishing. Philadelphia. pp Weiland E., Bolz S., Weiland F., :Herbst W, Raamsman M.J.B., Rattier PJ.Ivl, and De Vries A. A.F. (2000). Monoclonal antibodies directed against conserved epi topes on the nucleocapsicl protein and the major envelope glycoprotein of equine arteritis virus. J. Clin. Microbiol. 38: Zola Heddy (1989). Monoclonal Antibodies: A Manual of Techniques. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida. 159
Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING
1 I Gst Ayu Agung Suartini(38) FKH - Universitas Udayana E-mail: gaa.suartini@gmail.com Tlf : 081282797188 Deskripsi IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Lebih terperinci] 2 (Steel dan Torrie, 1980)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. B. Tempat Penelitian Tempat pemeliharaan dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Serum dan Kuning Telur Hasil AGPT memperlihatkan pembentukan garis presipitasi yang berwarna putih pada pengujian serum dan kuning telur tiga dari sepuluh ekor ayam yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA
LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA DI SUSUN OLEH : Maulina (0801027) Kelompok III` Tanggal praktikum: 22 Desember 2011 Dosen: Adriani Susanty, M.Farm., Apt Asisten: Gusti Wahyu Ramadhani
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
17 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB, kandang hewan percobaan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober
Lebih terperinciMATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang
11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan
Lebih terperinciSISTEM PERTAHANAN TUBUH
SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
21 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Maret sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Mikrobiologi Medis, laboratorium Terpadu unit pelayanan mikrobiologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013. Pemeliharaan ayam penelitian, aplikasi ekstrak temulawak dan vaksinasi AI dilakukan di kandang
Lebih terperinciPRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto
PRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli Oleh: Wendry Setiyadi Putranto FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 Abstrak Telur ayam ras
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGI MOLEKULER
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGI MOLEKULER H. Sofjan Sudardjad D. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Jl.Harsono RM. No. 3 Gedung C Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian: a. Tempat pemeliharaan dan induksi hewan dilakukan di kandang hewan percobaan Laboratorium Histologis Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak
20 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober 2009. Pembuatan ekstrak rimpang rumput teki dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia,
Lebih terperinciIII. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba
17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,
29 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi, Farmakologi dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti virus dan bakteri sangat perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Salah satu penyakit yang sering dialami adalah diare. Penyakit diare merupakan masalah
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di Desa Kedu Temanggung dan pada bulan April 2016 di kandang unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium
24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. B. Desain Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 sampai 28 November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan organ khusus yang berbentuk cair yang berbeda dengan organ lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with
43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mayarakat secara umum harus lebih memberi perhatian dalam pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian
14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit peradangan hati akut atau menahun disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh seperti saliva, ASI, cairan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, karena terdapat manipulasi pada objek penelitian dan terdapat kelompok kontrol (Nazir, 2003).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bahan alam berkhasiat obat yang banyak diteliti manfaatnya adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. Tanaman kembang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciDIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Pendahuluan Berbagai metode telah dikembangkan untuk mendeteksi berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Aktivitas Enzim Alanin Amino Transferase Plasma a. Kurva kalibrasi Persamaan garis hasil pengukuran yaitu : Dengan nilai koefisien relasi (r) = 0,998.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan penelitian After Only With Control Design 35 yang digambarkan
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Immunologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kandang Terpadu, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciAPLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI
APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratoris dengan hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group design. Tikus
Lebih terperinciAGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017
175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fatia Indrianti,2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bioteknologi sebagai teknik manipulasi organisme atau komponen organisme untuk melakukan tugas-tugas praktis atau menghasilkan produk yang bermanfaat (Campbell
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak
8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.
19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. Penginduksian zat karsinogen dan pemberian taurin kepada hewan uji dilaksanakan di
Lebih terperincileukemia Kanker darah
leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian serius.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan antibodi sebagai respon terhadap vaksinasi dapat dideteksi melalui pengujian dengan teknik ELISA. Metode ELISA yang digunakan adalah metode tidak langsung. ELISA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Kelautan untuk membuat ekstrak daun sirih, Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
40 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan pretest - posttest control group design (Campbell & Stanly, 1996). Skema
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pemulian Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, sedangkan analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pada ilmu kedokteran bidang forensik dan patologi anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN
HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi
Lebih terperinciPengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.
Ika Puspita Dewi 1 Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy. Dapat dilakukan dengan : Menstimulasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)
Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Budi Setyono, SPi dan Suswahyuningtyas Balai Benih Ikan Punten Batu email:
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Sebanyak 173 dan 62 contoh serum sapi dan kambing potong sejumlah berasal dari di provinsi Jawa Timur, Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Barat, Jakarta dan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Unair
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan populasi kuda di Indonesia belum mencapai keadaan yang menggembirakan bahkan Di Jawa Timur pada tahun 2001 terjadi penurunan populasi ternak
Lebih terperinci