BAB IV PEMBAHASAN. pohon Menteng. Pohon Menteng adalah suatu jenis pohon yang tingginya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. pohon Menteng. Pohon Menteng adalah suatu jenis pohon yang tingginya"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah Museum Joang 45 Menteng, daerah ini sebelumnya merupakan hutan yang banyak ditumbuhi pohon Menteng. Pohon Menteng adalah suatu jenis pohon yang tingginya mencapai 25 meter, dengan buah berwarna hijau kekuningan dengan daging buah putih sampai merah jingga. Dahulu daerah ini merupakan milik orang Arab. Kemudian dibeli oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk dijadikan pemukiman orang-orang Belanda. Sedangkan Menteng Raya sekarang, saat itu hanyalah sebuah jalan penghubung ke Menteng (near Menteng ), Cikini atau Gondangdia dan Van Heutz Boulevard. Seiring dengan perkembangan pesatnya kota Batavia dan semakin meningkatnya ekspor hasil bumi kemancanegara, maka pada tahun 1938 di daerah Menteng Raya (sekarang No. 31) dibangun hotel, yang diberi nama Schomper 1, schomper ll (dekat Kwitang) oleh seorang Belanda yang bernama L.C Schomper l. Hotel ini dipergunakan terutama untuk pedagang asing, pejabat tinggi Belanda, dan para pejabat pribumi yang singgah di Batavia. Hotel Schomper 1 yang terletak di Menteng Raya merupakan hotel termewah saat itu. Di bagian tengah terdapat ruang tamu yang luas, dibelakang ada ruang makan, paviliun kanan terdapat 5 kamar, paviliun kiri 8 kamar yang besar dilengkapi kamar mandi. Bagian belakang terdapat 4 kamar yang lebih kecil dari kamar depan dengan pohon

2 pohon besar. Bersambungan dengan sebelah kanan terdapat gudang dan dapur besar serta tiga kamar untuk juru masak. Di pekarangan belakang terdapat lapangan yang luas. Di hotel ini sering pula di adakan dansa para tamu Belanda saat itu. Pada saat Jepang masuk ke Indonesia. hotel ini dibawah kekuasaan Sendenbu (barisan propaganda Jepang) yang pada tahun 1943 berubah menjadi jawatan propaganda Jepang. Sendenbu merupakan sebuah alat perang Jepang yang berkuasa pada saat itu. Tugas Sendenbu saat itu adalah sebagai alat untuk menyebarkan propaganda pemerintahan Jepang. Pada bulan Juli 1942, Gedung Menteng 31 diserahkan kepada pemuda Indonesia, dengan surat dari H. Shimizu (pimpinan Sendenbu) dan kebesaran hati pemilik gedung tersebut seorang Belanda, dengan kata-kata asal bukan Jepang yang menduduki hotel tersebut gedung ini dipilih oleh para pemuda sebagai asramanya dan tempat pendidikan mereka. Gedung ini dipilih karena letaknya yang strategis, bagus, besar, pekarangan luas, dibelakangnya terdapat kali ciliwung dan disampingnya terdapat kampong gang Tembok (karena kanan kirinya tembok), serta dilalui oleh trem jurusan Tanah Abang-Pal putih pp, selain itu juga ada pintu dibelakang yang menghubungkan dengan kampong, pintu ini dijadikan sebagai pintu untuk melarikan diri apabila terjadi hal-hal yang membahayakan para pemuda. Pendidikan bagi pemuda Indonesia tersebut merupakan prakarsa pemerintahan Jepang untuk membantu dan mendukung pemerintahan Jepang di Indonesia. 34

3 Walaupun pendidikan tersebut di prakarsai Jepang, namun fasilitas tersebut dimanfaatkan oleh pemuda Indonesia untuk penggemblengan Nasionalisme mereka, yang dipimpin oleh Sukarno (pencetus atas nama Bangsa Indonesia pada proklamasi) sebagai pimpinan asrama, Chaerul Saleh sebagai wakil ketua (yang kemudian menjadi Waperdam III, AM Hanafi yang kemudian menjadi menteri PETERA) sebagai sekretaris Umum dan Ismail Wijaya sebagai bagian perlengkapan. Hal ini dapat dilihat para pengajarnya yang kemudian menjadi pendiri bangsa, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Mohammad Tamin, Mr. Soenario, Mr. Ahmad Soebarjo, MZ Jambek, Mr. Dayoh, Dr. Muwardi, Sanusi Pane, Kihajar Dewantara dan Mr. Amir Syarifudin. Gedung ini dikenal sebagai asrama angkatan baru Indonesia, dengan anggota 50 orang tinggal di asrama dan 10 orang tinggal diluar asrama. Pada tanggal 9 Maret 1943, didirikan putera atau pusat tenaga rakyat merupakan badan pertahanan Jepang yang dibentuk atau mewadahi kaum nasionalis yang dirasakan dapat membahayakan, agar bisa tetap di kendalikan, sekaligus alat untuk memobilisasi massa, Putera ini merupakan gerakan dari IIIA. Jepang cahaya asia, Jepang pelindung asia yang saat itu dipimpin oleh Syamsudin yang gagal karena pimpinanya kurang popular di mata Rakyat Indonesia. Putera ini dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, KH Mas Mansyur, dan Kihajar Dewantara. Selain itu putera berdiri, empat serangkai meminta kepada angkatan baru Indonesia agar Menteng 31 dapat dijadikan kantor Putra Cabang Jakarta. Namun Sukarni, Cherul Saleh dan AM Hanafi meminta kepada 50 orang anggota mereka bisa tetap tinggal di dalam, sebagai pangkalan 35

4 kegiatan gerak cepat komando pemuda penghubung antara pusat dan daerah, terlebih AM Hanafi saat itu merupakan ketua Penerangan Putera Cabang Jakarta. Namun disetiap pidatonya Ir. Soekarno selalu menanamkan rasa nasionalisme di depan rakyat, maka pada bulan Maret 1944 putera dibubarkan. Setelah putera dibubarkan, putera diganti dengan organisasi lain dengan tugas sama, yaitu memobilisasi Rakyat Indonesia untuk kepentingan Jepang, dengan nama Jawa Hokokai atau kebaktian rakyat Jawa. Saat ini ditujukan untuk melawan sekutu perang asia timur raya. Jawa Hokokai dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944 oleh pemerintah militer Jepang. Di dalam organisasi ini Ir. Soekarno hanya sebagai penasihat, sedangkan pimpinan tertingginya adalah Gunseikan (kepala pemerintah militer). Sejak itu Jawa Hokokai menempati Gedung Menteng 31. Sejak itu angkatan baru Indonesia tidak punya kekuasaan di gedung tersebut. Sejak saat itu pemuda Menteng 31 bermain diluar Gedung Menteng. Pada tanggal 22 Agustus 1945 pukul diadakan rapat KNIP di Asrama Prapatan No. 10, namun rapat tersebut bubar tanpa hasil karena ketidak hadiran Bung Karno dan Bung Hatta, selain dengan ditambah perbedaan pendapat dengan pemuda Menteng 31 (Indonesia merdeka sekarang juga) dengan pemuda Prapatan 10 (menerima kedatangan NICA, mendirikan palang merah lalu memberontak). Pemuda Menteng 31 kemudian mencari markas sendiri untuk mencari komite aksi revolusi proklamasi, akhirnya untuk ditetapkan untuk kembali ke Gedung Menteng 31 tempat mereka dilahirkan yang saat ini masih dikuasai Jawa Hokokai (walaupun pada tanggal 28 Juli 1945 telah dilebur menjadi 36

5 beragam gerakan rakyat baru). Akhirnya pada tanggal 23 Agustus dinihari mereka telah berhasil merebut Gedung Menteng 31. Program-program yang pertama-tama dibuat oleh komite Van Aksi di Menteng 31 adalah mendesak supaya dibentuk komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) usul Chaerul Saleh, PETA dan Heiho dijadikan Tentara Rakyat Indonesia (TRI), Program ini kemudian diperbanyak dan disebarkan, dan terus menghubungi pimpinan PETA agar PETA memihak Republik. Oleh sebab itu Jepang buru-buru membubarkan PETA. Akhirnya komite Van Aksi merubah total, dengan menyusun kekuatan pemuda bersenjata yang dipelopori API di Menteng 31. Selanjutnya untuk membuktikan pada dunia bahwa Indonesia telah merdeka dan berdaulat, bebas dari pengaruh Jepang, Komite Van Aksi dari Menteng 31 mengadakan Rapat Raksasa di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (IKADA) pada tanggal 19 Agustus 1945, rapat yang dihadiri massa ini, belum dihadiri oleh Bung Karno dan Bung Hatta, karena mereka takut akan terjadi banjir darah, karena saat itu Jepang masih berkuasa. Namun setelah diadakan pendekatan oleh Adam Malik, walaupun dengan ancaman diplomasi atau banjir darah akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta muncul. Sejak saat itulah terasa sekali pengakuan Rakyat Indonesia terhadap Presiden dan Wakil Presidennya. Namun rapat raksasa di Lapangan IKADA ini berbuntut panjang, yaitu dengan ditangkapnya pemuda Menteng 31 pada tanggal 20 September 1945 siang hari, yaitu AM Hanafi, Darwis, DN Aidit, Manaf, Roni, Sidik, Kartapati, MH Lukman, Wahidin Nasution, dan Adam Malik. Namun akhirnya mereka bisa melarikan diri dari penjara, dengan memanfaatkan kelengahan dan hubungan dengan sipir 37

6 penjara. Pada Kongres Pemuda Indonesia 10 November 1945, di Yogyakarta. Pemuda API Menteng 31 kemudian melebur menjadi PESINDO (Pemuda Sosial Indonesia). Di Jakarta sendiri API meleburkan diri secara terang-terangan ke dalam organisasi bersenjata yaitu Laskar Rakyat Djakarta Raya, yang dibentuk di belakang Menteng 31. Pada 11 November 1945, perdana menteri Sultan Shahrir menyatakan bahwa Jakarta dijadikan sebagai kota diplomasi akhirnya pemuda Menteng 31 dan Laskar Rakyat Djakarta Raya terpaksa meninggalkan Menteng 31 dan menyingkir ke markas Leonilen di Jatinegara, kemudian Bekasi, Karawang dan Cikampek. Setelah 5 tahun ditinggalkan oleh pemuda Menteng 31 Asrama Menteng 31, asrama Menteng 31 dijadikan asrama para pekerja wanita. Kementerian pengerahan tenaga rakyat (PETERA) pada tahun1957, kabinet karya yang dipimpin oleh Ir. H. Djuanda memilih AM Hanafi sebagai menteri tenaga rakyat, yang bertugas dalam menyediakan tenaga rakyat atau memobilisasi massa dalam pembangunan dan gotong royong terutama lingkungannya. Saat itu gedung Menteng 31 hanyalah digunakan sebagai asrama pekerja wanita, yang kemudian dipindahkan oleh AM Hanafi ke Jalan Budi Kemulyaan, akhirnya dipilih menjadi kantor kementerian tersebut, hingga kementerian di bubarkan pada tahun Selain itu kantor pusat kementerian Petera, 2 tahun kemudian (1959) di dirikan pula kantor wilayah kementerian PETERA Jakarta Raya. Setelah PETERA bubar baik pusat maupun wilayah, Gedung Menteng 31 dijadikan sebagai kantor badan musyawarah angkatan 45 yang diketuai oleh Chaerul Saleh hingga tahun Pada tahun 1960 Menteng 31 dijadikan sebagai markas 38

7 sekretariat bersama golongan karya (sekber Golkar) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sulastomo. Pada tanggal 19 Agustus 1974, gedung ini diresmikan sebagai Museum Joang 45 oleh Presiden RI saat itu Soeharto, karena gedung ini dianggap besar peranannya pada masa mempertahankan kemerdekaan, sehingga tepat sekali bila dijadikan wahana pelestarian jiwa semangat Visi, Misi, dan Filosofi Logo Museum Joang 45 Untuk meningkatkan kinerja dan performancenya, Museum Joang 45 memiliki visi dan misi sebagai berikut, Visi Museum Joang 45 adalah Museum Joang 45 dan Museum M.H Thamrin sejajar dengan museum nasional atau Internasional dalam mengembangkan nilai-nilai kejuangan Negara Republik Indonesia serta menginformasikan Jakarta sebagai Kota Joang. Selain Visi Museum Joang 45 juga mempunyai beberapa misi sebagai berikut: - Menginformasikan Jakarta sebagai Kota Joang. - Menata berbagai aspek untuk peningkatan dan pengembangan Museum Joang Pengadaan koleksi dan sarananya. - Publikasi, pameran dan diskusi promosi dan pemasaran. - Membuat deskripsi, katalogisasi, dan registrasi dan koleksi. - Menyimpan, menata, memelihara atau perawatan museum dan koleksi. - Penelitian dan pemberian bimbingan edukatif, kultural kepada masyarakat. 39

8 - Mengelola perpustakaan dan melengkapi koleksi. - Mengembangkan persatuan, kesatuan, patriotisme, kerjasama, semangat perjuangan, kreasi, rekreasi dan edukasi. - Meningkatkan sumber daya manusia dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. - Membina dan mengembangkan lingkungan yang edukatif, informative, inovatif, dan kondusif. Sedangkan untuk Logo Museum Gedung Joang 45 dibuat sebagai identitas dari bangunan Museum Joang 45. Logo ini berbentuk lingkaran hijau yang terdapat gambar mobil republik 1 di tengah-tengah lingkaran dengan latar warna merah. dimana warna hijau melambangkan harapan dan terus bertumbuhnya semangat untuk tetap menjaga kelestarian bangunan bersejarah (Museum) dan mobil merupakan salah satu koleksi unggulan dari Museum Joang 45 yang merupakan bukti sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, dan warna merah yang melatari mobil dinas Presiden RI melambangkan adanya kobar semangat perjuangan 45 dan nasionalisme. 40

9 Gambar 1 Logo Fasilitas, Koleksi dan Program Museum Joang 45 Museum Joang 45 mempunyai fasilitas sebagai berikut: - Ruang Pameran Interaktif - Plasa untuk aktifitas outdoor - Bioskop Joang 45 - Perpustakaan - Souvenir shop - Free Wi-Fi (Hotspot area) Sedangkan untuk koleksi Museum Joang adalah : - Foto-foto - Lukisan 41

10 - Poster - Diorama - Memorabilia - Patung Tokoh Pejuang - Mobil Dinas Kepresidenan - Film Perjuangan Dokumenter Aktifitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat pada Museum Joang 45 adalah sebagai berikut: - Pameran keliling - Penyuluhan atau Sosialisasi Permuseuman - Pameran dan diskusi - Aneka lomba dan festival - Pemutaran film perjuangan - Pekan Museum Joang 45 - Napak Tilas Proklamasi Table 4.1.Waktu Buka Pelayanan Museum Joang 45 Jakarta No Hari Waktu 1 Selasa WIB 2 Rabu WIB 3 Kamis WIB 4 Jum at WIB 5 Sabtu WIB 6 Minggu WIB *Hari Senin atau hari besar tutup Sumber : Museum Joang

11 Tabel 4.2 Harga Tanda Masuk Museum Joang No Hari Waktu 1 Dewasa / Umum Rp / orang 2 Rombongan Dewasa / Umum Rp / orang 3 Mahasiswa Rp / orang 4 Rombongan Mahasiswa Rp / orang 5 Anak-anak / Pelajar Rp / orang 6 Rombongan anak-anak/pelajar Rp / orang Sumber : Museum Joang Struktur Organisasi Museum Joang 45 Dalam sebuah struktur organisasi semua tugas di distribusikan serta di koordinasikan dengan baik, diharapkan dapat menjamin lancarnya roda kegiatan organisasi tersebut. Pemahaman yang baik akan struktur organisasi, baik secara vertical maupun horizontal akan lebih mudah pula dalam menghayati perkembangan yang ada di museum. Struktur organisasi Museum Joang 45 adalah struktur yang dibentuk dalam gambar terdiri atas garis tugas dan kotak-kotak dengan tujuan untuk memberikan informasi yang jelas mengenai: a. Batas jalur dan wewenang b. Fungsi dan tugas maing-masing bagian c. Jalur-jalur informasi dan instruksi 43

12 Gambar 2 Struktur Organisasi 44

13 Berdasarkan SK Gubernur No. 199/2010 pada pasal 2 susunan organisasi Museum Joang 45 serta tugas dan fungsinya terdiri dari. 1. Kepala Unit Museum Seorang kepala unit mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengelolaan Museum Joang 45. Fungsi dari kepala unit adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) unit pengelola; b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) unit pengelola; c. Pengusulan pengadaan koleksi serta sarananya; d. Penyusunan standar dan prosedur pelayanan museum; e. Penyelenggaraan publikasi, pameran koleksi, dan pemasaran; f. Pelaksanaan pembuatan deskripsi, katalogisasi, dan registrasi koleksi; g. Penyimpanan, penataan, pemeliharaan dan perawatan koleksi; h. Penelitian koleksi; i. Pemberian bimbingan dan pelayanan edukatif kultural kepada masyarakat; j. Penyelenggaraan pengelolaan perpustakaan museum; k. Pelayanan informasi tentang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia dan perjuangan Muhammad Husni Thamrin; l. Pelaksanaan publikasi kegiatan unit pengelola; m. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang; n. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan; 45

14 o. Pelaksanaan upacara dan pengaturan acaara unit pengelola; p. Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengelola; q. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengelola. Tugas kepala Unit Museum adalah : a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengelolaan; b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian, seksi dan sub kelompok jabatan fungsional; c. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan atau instansi pemerintah atau swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengelola; dan d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola. 2. Sub bagian Tata Usaha Merupakan satuan kerja staf Unit Pengelola dalam pelaksanaan administrasi Unit Pengelola. Yang dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Unit, Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas: 46

15 a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pngelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggara (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola; d. Menghimpun bahan dan mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis Unit Pengelola; e. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola; f. Melaksanakan pemungutan, pencatatan, pembukuan, penyetoran, pelaporan dan pertanggung jawaban penerimaan retribusi Unit Pengelola; g. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang; h. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan seperti surat menyurat dan kearsipan Unit Pengelola; i. Melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan publikasi Unit Pengelolaan; j. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; k. Melaksanakan pengurusan ruang rapat, upacara dan pengaturan secara Unit Pengelola; 47

16 l. Melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan publikasi kegiatan Unit Pengelola; m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas Unit Pengelola; n. Memproses penerbitan sertifikasi koleksi museum; o. Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang terkait dengan tugas sub bagian Tata Usaha; p. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub bagian Tata Usaha. 3. Seksi Pameran dan Edukasi Merupakan satuan kerja Lini Unit Pengelola dalam pelaksanaan pameran dan edukasi Museum Joang 45. Seksi pameran dan edukasi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Unit. Seksi pameran dan Edukai mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) unit pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Menyelenggarakan pameran koleksi museum; d. Mengadakan kerja sama, baik dengan instansi pemerintah maupun badan swasta atau masyarakat untuk menyelenggarakan pameran; 48

17 e. Melaksanakan bimbingan edukatif kultural dan memberikan informasi ilmiah; f. Mengadakan pengelolaan perpustakaan museum dan bimbingan teknis di lembaga-lembaga pendidikan dan tempat lain dalam rangka menyebarluaskan arti dan fungsi museum; g. Melaksanakan kegiatan humas dan pemasaran museum; h. Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas seksi pameran dan edukasi; i. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi Pameran dan Edukasi. 4. Seksi Koleksi dan Perawatan Merupakan satuan kerja Lini Unit pengelola dalam pelaksanaan pengadaan, pemeliharaan, dan perawataan koleksi. Seksi koleksi dan keperawatan dipimpin oleh seseorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala unit. Seksi Koleksi dan Perawatan mempunyai tugas: a. Menyusun bahan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Unit pengelola sesuai dengan lingkup tugas; b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Mengadakan inventarisasi koleksi; d. Melaksanakan penelitian dan pengkajian koleksi dan etnografi; 49

18 e. Menyelenggarakan penyajian koleksi baik bersifat permanen maupun temporer; f. Membuat deskripsi dan catatan tentang identifikasi dan katalogisasi koleksi; g. Melakukan seleksi dan menentukan suatu benda untuk diusulkan menjadi koleksi museum; h. Melaksanakan pembuatan dokumentasi atas koleksi yang diterima baik proses pembuatanya maupun kegunaan dan fungsinya dalam lingkungan sosial budaya; i. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan koleksi; j. Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas seksi koleksi dan perawatan; dan k. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi koleksi dan perawatan. 4.2 Hasil Penelitian Guna memperoleh data penelitian yang mendalam penulis melakukan wawancara secara langsung atau tatap muka dengan informan dan key informan dan sekaligus melakukan observasi, yaitu pengamatan secara langsung. Pengumpulan data penulis lakukan dengan dua key informan dan tiga informan yang berlangsung pada bulan Juli 2014 di lokasi penelitian. 50

19 Deskripsi Penemuan Berbagai macam kegiatan dalam upaya menarik minat pengunjung Museum Joang 45 ini, penulis mengambil salah satu program unggulan dari museum yaitu program Napak Tilas Proklamasi, program napak tilas ini sendiri telah dijelaskan oleh Bapak Imron selaku kepala museum dalam pernyataannya sebagai berikut: ' Banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Cara yang paling umum adalah dengan menggelar lomba 17-an. Tapi, Museum Joang 45 punya cara berbeda dalam merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara yang diselenggarakan dinamakan Napak Tilas Proklamasi. Tujuan dari program Napak Tilas Proklamasi adalah untuk mengingat detik-detik perjuangan para pahlawan seperti yang telah dikemukakan oleh Bapak Imron sebagai berikut: Selain bertujuan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI, acara ini juga bertujuan untuk mengingat kembali akan sejarah perjuangan bangsa dan untuk menggelorakan kembali nilai-nilai semangat joang guna membangun bangsa Indonesia ke depan. Dalam pelaksanaanya program Napak Tilas Proklamasi ini terangkai dalam beberapa kegiatan seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Imron selaku Kepala Museum Joang 45: Napak Tilas Proklamasi ini merupakan sebuah perjalanan menyusuri sejarah tentang proklamasi dengan cara mendatangi tempat-tempat yang berkaitan dengan peristiwa menjelang kemerdekaan hingga detik-detik kemerdekaan tiba. Beliau pun menjelaskan rangkaian dari program Napak Tilas Proklamasi ini dengan antusias sebagai berikut: 51

20 Rangkaian acara Napak Tilas Proklamasi dimulai sejak tanggal 15 Agustus sampai 17 Agustus setiap tahunnya. Agenda per harinya pun berbeda. Tahun ini, tanggal 15 Agustus 2013 kegiatan yang dilakukan meliputi wilayah Jakarta dan Jawa Barat, yaitu ziarah ke Rengasdengklok. Kemudian Pada tanggal 16 Agustus 2013, di adakan acara Napak Tilas Proklamasi. Perjalanannya dimulai dari Museum Joang 45, kemudian ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan berakhir di Monumen Proklamator. Hari puncaknya, yaitu 17 Agustus, diadakan Upacara peringatan Kemerdekaan di dua tempat yang berbeda. Tempat pertama berada di Tugu Proklamasi yang bekerja sama dengan Generasi Penerus Tentara Pelajar dan tempat kedua berada di Plaza Gedung Joang 45. Selama berlangsungnya Program Napak Tilas Proklamasi mempunyai rute tertentu sesuai dengan pernyataan dari Bapak Imron pun: Rute napak tilas dimulai dari Museum Joang 45 kemudian menuju Tugu Proklamasi, lanjut ke Kemayoran, Rengasdengklok, lalu ke Museum Naskah Proklamasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi. dalam perjalanan ini sepanjang jalan diblok dan Rombongan melakukan perjalanan dengan bentuk barisan seperti pawai. Rute perjalanan sekitar 5 km ditempuh oleh peserta dengan berjalan kaki. Peneliti berpendapat bahwa kegiatan semacam ini mampu menarik minat pengunjung museum, hal ini diperkuat oleh pernyataan dari kepala Museum Joang 45 sebagai berikut: Acara ini diikuti oleh para sesepuh pejuang dan peserta lainnya. Dan diikuti oleh lebih dari orang yang terdiri dari komunitas, pelajar, pejuang veteran, dan masyarakat umum. dan tentunya dengan adanya serangkaian acara ini maka secara otomatis mampu menarik minat pengunjung untuk kedepannya. Sedangkan rute yang digunakan bukan tanpa alasan, sesuai penjelasan dari kepala museum, Museum Joang 45 di pilih menjadi titik start karena tempat ini merupakan asrama dan tempat pendidikan nasionalisme para pemuda Indonesia. Soekarno, Mohammad Hatta, Adam Malik 52

21 Chaerul Saleh, dan sejumlah tokoh Indonesia lainnya berkumpul di tempat ini yang dulu bernama Gedung Menteng 31. Maksud dan tujuan di adakan kegiatan ini, sebagai upaya penyebarluasan informasi museum dan sejarah kepada masyarakat, agar masyarakat lebih memahami dan menyadari fungsi dan peranan gedung bersejarah perjuangan bangsa. Tumbuhnya kesadaran menghargai dan meneladani tokoh-tokoh bangsa yang sangat besar jasanya bagi bangsa dan negara. Hal ini sekaligus juga menjadi pendidikan karakter bagi generasi muda, sehingga tumbuh pula jiwa semangat nasionalisme dan patriotisme. Selain itu juga untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat luas dalam suatu kegiatan yang diselenggarakan museum maupun masyarakat itu sendiri, dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya. Dalam sebuah pelaksanaan program besar seperti Napak Tilas Proklamasi ini pasti ada keunggulan yang notabene akan membuat acara ini bertahan selama kurun waktu yang lama, hal senada disampaikan pula oleh Kepala Museum Joang 45 sebagai berikut: Keunggulan dari program napak tilas sendiri adalah menjadi salah satu icon acara setiap momen kemerdekaan, selain mampu mengobarkan semangat juang pada generasi muda dimana semangat juang harus selalu ada dalam diri kita tidak hanya untuk merebut kemerdekaaan akan tetapi dalam mengisi kemerdekaan, contohnya dalam belajar juga harus ada semangat juang agar mendapat prestasi yang bagus, selain itu program ini menjadi salah satu kegiatan yang mampu mendatangkan animo masyarakat dalam memperingati kemerdekaan, sehingga hal ini secara otomatis juga mampu membuat masyarakat lebih mengenal Museum Joang 45, mungkin yang belum tahu adanya Museum Joang 45 dengan adanya acara ini akan menjadi tahu dan lebih tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang museum dan kegiatan-kegiatan yang lain. 53

22 Dengan adanya keunggulan dibalik suksesnya sebuah program tidak terlepas dari hambatan-hambatan di dalamnya, hambatan-hambatan yang ditemui dalam Napak Tilas Proklamasi ini pernah dituturkan oleh Bapak Imron dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut: Karena ini merupakan kegiatan unggulan Museum Joang 45 yang di adakan setiap tahun dan penyelenggaranya akan berbeda setiap tahunnya, karena kita menggunakan pihak ketiga sebagai penyelenggara, maka hambatan yang pasti adalah komunikasi antara pihak penyelenggara dan pihak konsultan. Program Napak Tilas Proklamasi tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa keterlibatan komunitas-komunitas yang selama ini menghidupkan Museum Joang 45, pernyataan ini telah dikemukakan juga oleh Kepala Museum Joang 45 sebagai berikut: Sebuah Museum akan hidup apabila ada komunitas maka dari itu di dalam program napak tilas ini ada sekitar 24 komunitas yang ikut berpartisipasi, yaitu sebagai berikut:pasukan merah putih (PASKIBRAKA), Marching Band, Pramuka atau Kwarcab Jakarta Pusat, Fkmb, Pemuda muhammadiyah, KNPI atau karang taruna, IWARDA, DHN atau DHC 45 atau DHD 45, Wirawati catur panca Pusat DKI, Historia, Gentrus TP, LKB, Munaspro, Up Monumen Nasional, BLK Jakarta Pusat, Komunitas senam otak, VOJ, Bank BTPN, Wiradatama Jaya Unit Disparbud, DKJ, Masyarakat umum, KOBA, Peserta lomba yel dan karnaval, Brigade mobil untuk pejuang. Suatu program dilaksanakan tentunya mempunyai sasaran yang akan dituju, begitu pun program Napak Tilas Proklamasi ini yang mempunyai sasaran seperti yang diungkapkan kepala museum Sasaran dari program Napak Tilas Proklamasi ini adalah seluruh masyarakat akan tetapi untuk tahun 2013 ini lebih berfokus pada para pemuda-pemuda, dimana para mahasiswa dan pelajar merupakan target utama selain komunitas yang sudah ada. 54

23 Pernyataan dari kepala museum juga disampaikan oleh humas dari museum yaitu Bapak Daniel selaku key informan kedua, sebagai berikut: Kita lebih berfokus pada pemuda karena untuk lebih membangun rasa patriotisme dalam diri mereka yang seiring dengan perkembangan zaman makin terkikis sehingga melalui program ini kita ingin pemuda-pemudi bisa lebih meningkatkan rasa mencintai negara ini dengan cara mengisi kemerdekaan. Pemuda dijadikan sasaran atau fokus bagi program Napak Tilas Proklamasi ini karena menurut analisa dari peneliti di zaman yang semakin canggih ini, tidak dibarengi dengan karakter yang kuat dan mental juang yang baik oleh para pemuda. Bahkan tidak sedikit dari kaum muda kita yang melupakan awal dari adanya kemerdekaan yang sekarang dinikmati. Maka dengan program Napak Tilas Proklamasi ini sangat membantu dalam membina mental juang yang tetap rendah hati dan menghargai jasa para pahlawan. Program Napak Tilas Proklamasi ini tidak berjalan mulus, akan tetapi ada faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan dari program Napak Tilas Proklamasi ini seperti ungkapan dari Bapak Imron sebagai berikut, Faktor yang menghambat dari pelaksanaan program ini adalah komunikasi yang kurang komunikatif sehingga hal itu mampu menghambat jalanya program ini, dan akan berpengaruh di segala aspek, tetapi sejauh ini faktor yang menghambat sangat minim. Dengan hambatan yang ada tentunya ada pula faktor yang mendukung program ini hingga dengan kendala apapun akhirnya dapat 55

24 terlaksana dengan cukup baik, faktor pendukungnya adalah seperti yang di jelaskan Beliau sebagai berikut, Faktor yang mendukung adalah anggaran, sarana dan prasarana, serta SDM, dan tentunya tim yang solid dari pihak museum maupun dari pihak ketiga. Proses dari pelaksanaan program Napak Tilas Proklamasi ini telah dijelaskan secara detail oleh kepala Museum Joang 45 pada saat wawancara dengan peneliti sebagai berikut, Sekitar seribu peserta turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mulai dari Pejuang pelaku sejarah, Veteran, Ormas, Organisasi Kepemudaan, LSM, Mahasiswa dan Pelajar SD, SMP, SMA/K, serta Komunitas Ontel, Komunitas Penggemar Mobil Kuno hingga Komunitas Kota Tua. Napak Tilas Proklamasi dimulai dari kunjungan ke Rengas Dengklok, Napak Tilas dari Gedung Juang 45 Menteng 31 menuju Museum Naskah Proklamasi dan dilanjutkan ke Tugu Proklamasi. Acara tersebut dilepas secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Dr Arie Budhiman. Kegiatan Napak Tilas yang di dahului dengan ziarah ke Rengas Dengklok adalah kegiatan rutin Museum Joang 45, dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dimana pada 17 Agustus 1945, Ir Soekarno- Bung Hatta telah memproklamirkan kemerdekaan RI, dalam program napak tilas ini Bank BTN adalah menjadi sponsor utama dalam pelaksanaan program. Untuk melengkapi data penelitian maka dilanjutkan wawancara antara peneliti dengan key informan kedua yaitu Bapak Daniel, peneliti kali ini ingin mengetahui mengenai akurasi dan kelengkapan informasi museum dalam pelaksanaan program Napak Tilas Proklamasi. Dan didapatkan pernyataan dari key informan sebagai berikut, Dalam kelengkapan informasi mengenai program napak tilas ini sudah cukup baik, karena program ini telah disosialisasikan dengan berbagai media sosial, selain itu museum membuat selebaran pada 56

25 saat akan mendekati acara dan buku acara pada saat acara berlangsung sehingga dapat menjadi salah satu dokumentasi juga ketika program sudah usai. Masyarakat dapat mengakses program Napak Tilas Proklamasi ini dari berbagai sumber, hal ini sesuai penjelasan dari Bapak Daniel selaku Humas dari Museum Joang 45, Masyarakat luas dapat mengakses informasi mengenai napak tilas ini dari berbagai sumber antara lain, melalui situs resmi Museum Joang 45 yaitu: youtube, selebaran, dan iklan yang ada di Radio RRI, Serta koran-koran ibukota. Program dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila ada pengawasan didalam pelaksanaannya, begitu pun dalam program Napak Tilas Proklamasi terdapat pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar (media dan lembaga non pemerintah). Hal ini telah disampaikan oleh Bapak Daniel: Pengawasan atau kontrol pemberitaan dilakukan oleh pihak Museum Joang 45 terhadap berbagai media cetak maupun elektronik yang telah meliput program Napak Tilas Proklamasi dengan tujuan supaya tidak ada pemberitaan yang justru akan merugikan berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam program Napak Tilas Proklamasi ini. Museum Joang 45 berdiri di bawah dinas pariwisata maka pasti ada keterlibatan secara langsung dalam pelaksanaan program Napak Tilas Proklamasi seperti penjelasan dari humas Museum Joang 45 sebagai berikut, Keterlibatan dinas pariwisata adalah mengadakan tender untuk pihak yang berhak untuk menjadi pihak ketiga yang akan menyelenggarakan program Napak Tilas Proklamasi, dimana 57

26 memilih konsultan humas dari luar untuk mengemas program Napak Tilas Proklamasi ini akan tetapi isi dari program dan kegiatan semua adalah wewenang dari Museum Joang 45. Keterlibatan masyarakat terhadap program Napak Tilas Proklamasi ini juga berperan dalam keberlangsungan acara ini, hal ini sesuai dengan pernyataan yang telah dikemukakan oleh Bapak Daniel selaku humas Museum Joang 45, Masyarakat sangat antusias dengan program Napak Tilas Proklamasi ini selain tujuan utamanya adalah sebagai peringatan tentang nilai juang dan perjuangan detik-detik kemerdekaan, program ini juga sebagai hiburan bagi masyarakat, dimana masyarakat terlibat langsung sebagai penonton dan peserta dari lomba-lomba yang dibuka untuk umum dan tentunya dengan hadiah yang menarik. Program Napak Tilas Proklamasi tidak akan lengkap tanpa kehadiran media-media, maka dari itu banyak sekali media yang telah datang untuk meliput dan berpartisipasi selama program acara berlangsung, hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Humas Museum Joang 45 sebagai berikut, Setiap tahun di tanggal Agustus Museum Joang 45 ini akan dibanjiri media baik dari cetak maupun elektronik, hampir semua stasiun TV pemerintah dan swasta hadir, contoh media yang meliput, antara lain Kompas, Media Indonesia, Tempo, selain itu media online juga ikut berburu berita seperti detik.com, kompas online, okezone, dan lain-lain, ini keuntungan kita karena tanpa kita undang semua media akan menuju kesini karena momen kemerdekaan dan ini salah satu program unggulan dan rutin diadakan, jadi ini semacam menjadi ikon acara setiap Agustus bagi media. Setiap tempat wisata pasti mempunyai pengunjung yang karakternya berbeda-beda begitu pun dengan karakteristik pengunjung 58

27 yang datang ke Museum Joang 45, hal ini sesuai dengan penjelasan dari kepala Museum: Karakter pengunjung museum ini kebanyakan adalah perempuan, dan biasanya berasal dari Jabodetabek, seperti pelajar dan mahasiswa, meskipun ada juga ibu rumah tangga yang ingin mengenalkan wisata sejarah kepada anaknya Analisis Data mengenai Peran Humas Museum dalam Menarik Minat Pengunjung Melalui Program Napak Tilas Proklamasi Peran Humas sebagai Tekniksi komunikasi (Technician Communications) Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Misalnya press release, spanduk, guide book, brosur, atau leaflet. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan pihak humas museum terkait peran yang mereka jalankan sebagai teknisi komunikasi sebagai berikut, Museum Joang 45 selama ini telah membuat brosur dengan tujuan untuk informasi bagi masyarakat luas pada umumnya dan untuk pengunjung pada khususnya, dimana brosur tersebut berisi tentang sekilas dari sejarah dan koleksi, serta kegiatan yang ada di Museum Joang 45, selain itu terdapat peta untuk menuju museum dan tarif masuk museum beserta jam operasional Museum Joang 45. Dari pernyataan Humas Museum peneliti berpendapat bahwa Pada brosur Museum Joang 45 sangat jelas dipaparkan gambaran yang ada di dalam museum yang merupakan tempat rekreasi sejarah yang bersifat edukasi, yang menyajikan fasilitas dan sarana untuk mengenal perjuangan 59

28 para pahlawan lengkap dengan pemutaran film bersejarah. Dan pada brosur dijelaskan juga peta lokasi Museum Joang 45 untuk memudahkan pengunjung menjangkau Museum Joang 45. Contoh dari brosur bisa di lihat pada lampiran. Museum Joang 45 membuat Brosur, leaflet, buku acara, dan guide book untuk menarik minat pengunjung sehingga dibuat semenarik mungkin guna menarik perhatian pengunjung dan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu masyarakat mengenai isi dari Museum Joang 45. Sebagaimana telah di ungkapkan oleh pihak Humas Museum Joang 45 mengenai hal ini, Untuk guide book Museum membuat selengkap mungkin karena kita ingin dengan adanya buku panduan ini pengunjung dapat lebih jelas mengetahui sejarah dari koleksi yang ada di Museum Joang 45, maka dari itu dari segi warna dan kertas yang digunakan untuk pembuatan buku paduan ini benar-benar diperhatikan. Dalam hal ini tugas dari seorang humas Museum Joang 45 yaitu membantu pihak museum dalam pembuatan materi guide book, buku acara brosur, dan leaflet. Kemasan brosur dan guide book dibuat full colour (berwarna), supaya masyarakat yang melihatnya merasa tertarik dan ingin datang untuk melihat langsung isi dari museum yang menjadi saksi dari detik-detik kemerdekaan Indonesia. Analisa peneliti ini diperkuat oleh pernyataan dari Humas Museum di bawah ini, Materi dari semua pembuatan brosur, press release dan guide book semua adalah ide dari Humas Museum Joang 45, karena hal ini memang sebagai tanggung jawab sepenuhnya dari divisi pameran dan edukasi selaku Humas Museum Joang

29 Selain brosur yang telah diuraikan dalam wawancara diatas, ada juga guide book yang dibuat semenarik mungkin dengan tampilan full colour sama halnya dengan brosur, namun bedanya guide book lebih banyak menjelaskan detail dari masing masing koleksi museum beserta sejarahnya. Dengan membaca guide book, dapat menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat dan bersifat edukatif atau mendidik. Secara tidak langsung masyarakat diberi pengetahuan secara singkat dan padat mengenai isi dari Museum Joang 45, yang kemudian masyarakat akan datang langsung ke museum karena penasaran ingin melihat secara langsung isi yang terdapat di dalam guide book tersebut. Untuk tampilan dari buku panduan atau guide book dapat dilihat pada gambar di bawah: 61

30 Gambar 3 Buku Petunjuk dan Panduan Koleksi Sejarah Museum Joang 45 Selain dari brosur dan buku panduan atau guide book, pihak museum juga telah menerbitkan buku acara. Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara peneliti mengenai buku acara yang dikeluarkan untuk program Napak Tilas Proklamasi. Dimana ini merupakan bentuk kegiatan 62

31 yang mendukung peran humas museum sebagai teknisi komunikasi yaitu, salah satunya adalah kegiatan Napak Tilas Proklamasi, dimana humas juga berperan dalam membuat buku acara dan press release untuk acara Napak Tilas Proklamasi ini. Dimana telah diungkapkan oleh Humas Museum sebagai berikut, Buku acara adalah salah satu media yang diterbitkan oleh humas Museum Joang 45 dan berisi informasi mengenai keseluruhan rangkaian acara yang telah dilakukan pada program Napak Tilas Proklamasi dari awal sampai akhir. Diterbitkan buku acara untuk Napak Tilas ini sebagai bahan laporan dari acara yang telah dijalankan dalam program Napak Tilas Proklamasi ini, dan dengan buku acara ini maka pihak internal dan eksternal Museum Joang 45 dapat mengetahui semua rangkaian kegiatan secara tertulis, dimana pernyataan peneliti telah diperkuat dengan penjelasan dari pihak Humas Museum Joang 45 sebagai berikut, Buku acara ini sebenarnya untuk kalangan internal dan eksternal, seperti untuk diberikan kepada kepala museum, perwakilan setiap divisi pengelola museum, dinas pariwisata DKI Jakarta, serta kepada pihak media yang telah hadir pada acara Napak Tilas Proklamasi. Contoh dari Buku Acara yang telah dibuat dan diterbitkan oleh Humas Museum Joang 45 dalam acara Napak Tilas Proklamasi tahun 2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 63

32 Gambar 4 Buku Acara Napak Tilas Proklamasi tahun

33 Waktu untuk penerbitan buku acara program Napak Tilas Proklamasi ini dijelaskan oleh Bapak Daniel dalam wawancara dengan peneliti, Buku acara Napak Tilas Proklamasi ini selalu dijadwalkan terbit satu hari setelah acara berlangsung. Setiap pembuatan dari brosur dan guide book selalu ada tujuan khususnya begitu pun dengan adanya pembuatan dari buku acara ini, dimana humas Museum Joang 45 mempunyai tujuan seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Daniel sebagai berikut, Alasan dibuatnya buku acara adalah sebagai bentuk dokumentasi internal dari pihak museum serta sebagai pelengkap report tertulis untuk berlangsungnya program Napak Tilas Proklamasi Penerbitan dari buku acara ini diharapkan mampu merepresentasikan program napak tilas yang telah berlangsung, maka buku acara ini harus dibuat menarik dari segi tampilan dan isi. Sehingga Museum menunjuk percetakan dalam pengerjaan dari segi pencetakannya. Pernyataan diatas diperkuat kembali oleh Bapak Daniel selaku Key Informan, Karena buku acara ini harus dicetak semaksimal mungkin maka pihak museum selalu menunjuk percetakan yang bagus untuk mencetaknya meskipun konsep dan desain semua dari pihak museum yang membuatnya. Selain untuk segi desain dan cetak, masalah sirkulasi juga tidak kalah penting, karena ini merupakan proses terakhir sebelum informasi 65

34 diterima oleh pihak yang bersangkutan, proses sirkulasi kepada pihakpihak yang dituju telah dijelaskan oleh pernyataan pihak humas Museum sebagai berikut, Pihak Museum Joang 45 menggunakan jasa tiki untuk melakukan pengiriman kepada pihak eksternal dan membagikan langsung untuk pihak internal. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap tiga pengunjung sebagai informan yang berkaitan dengan pendapat mereka mengenai brosur, selebaran dan guide book dari Museum Joang 45. Berikut adalah pernyataan dari Reni Nur Anggraini salah satu informan: Menurut saya brosur dari Museum Joang 45 sudah lumayan bagus dan informasi yang disampaikan juga mewakili semua yang memang seharusnya diketahui oleh pengunjung. Sedangkan pernyataan dari Imam mengenai selebaran adalah sebagai berikut, Saya pernah mendapatkan selebaran mengenai acara Napak Tilas Proklamasi yang berisi akan diadakan lomba yel-yel kemerdekaan,, menurut saya sudah bagus karena rumah saya lumayan jauh tapi terjangkau tentang acara di museum ini, sebenarnya kunjungan saya ini yang pertama dan saya tahu ada museum ini melalui selebaran yang pernah saya dapatkan, dan saya rasa museum ini bagus untuk wisata sejarah. Contoh dari tampilan brosur Museum Joang 45 dapat dilihat pada gambar di bawah. Museum Joang 45 mempunyai kriteria tersendiri dalam pembuatan brosur, mulai dari segi warna, desain, hingga konten. Hal ini telah diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Daniel selaku Humas Museum Joang 45, Museum Joang 45 ini memilih warna coklat yang cenderung terlihat agak gelap karena sesuai dengan kesan museum sebagai 66

35 tempat menyimpanya bukti-bukti sejarah, selain itu juga di imbangi dengan konten yang sarat informasi mengenai Museum Joang 45. Gambar 5 Brosur Museum Joang 45 Dari data wawancara terhadap Key Informan dan informan ini peneliti dapat menganalisa bahwa peran Public Relations sebagai teknisi 67

36 komunikasi telah dijalankan cukup baik oleh Museum Joang 45, meskipun masih banyak yang harus ditingkatkan dari segi konten dan dari segi sosialisasi penyebarannya karena semakin bagus humas Museum Joang 45 dalam menjalankan perannya sebagai teknisi komunikasi ini, maka hal itu akan sangat mempengaruhi minat pengunjung, seperti yang telah dikemukakan oleh informan di atas, tanpa adanya selebaran yang dia dapat mungkin dia tidak pernah tahu adanya Museum Joang 45. Maka dari itu sebaiknya Museum Joang 45 tidak hanya menyebarkan selebaran hanya bersifat insidentil Peran Humas sebagai Penasehat ahli (Expert prrescriber) Dengan program unggulan yaitu Napak Tilas Proklamasi yang bertujuan guna mengatasi kemungkinan akan adanya penurunan minat pengunjung dari Museum Joang 45. Program Napak Tilas Proklamasi ini dibuat dengan harapan mampu menarik minat pengunjung dan mempertahankan komunitas museum. Sampai saat ini program ini terus berlangsung setiap tahun, karena program Napak Tilas Proklamasi adalah program rutin maka humas dari Museum Joang 45 berusaha menampilkan sesuatu yang semakin inovatif di setiap tahunnya. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Daniel selaku Humas Museum Joang 45 terkait kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam program Napak Tilas Proklamasi ini, Saya sebagai kepala divisi pameran dan edukasi selaku humas Museum Joang 45 yang bertanggung jawab dalam pembuatan 68

37 seluruh program-program dan konsep acara pada Napak Tilas Proklamasi selalu membuat kegiatan yang berbeda untuk mengisi program Napak Tilas Proklamasi agar tidak bersifat membosankan. Dari uraian diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa program napak tilas ini mampu bertahan bertahun-tahun karena peran humas yang selalu inovatif dalam mengisi dan mengembangkan program Napak Tilas Proklamasi ini, dimana hal ini telah dikemukakan oleh humas Museum Joang 45, Dalam Napak Tilas Proklamasi ada acara-acara utama yang akan selalu diadakan sama setiap tahun seperti ziarah ke rengasdengklok dan upacara bendera, akan tetapi akan selalu ada pengembangan dalam acara-acara pendukung yang selalu dibuat sesuai dengan perkembangan zaman, contoh adalah lomba-lomba yang diadakan setiap tahun tidak pernah sama. Berbagai cara untuk melakukan pengembangan program, salah satunya adalah dengan melihat sasaran dari program tersebut, sehingga dapat ditemukan berbagai kegiatan yang mampu menarik perhatian dari sasaran yang dituju, dimana harus dilakukan pembaruan dalam konsep setiap tahunnya pada program Napak Tilas Proklamasi, hal serupa telah diperkuat dengan pernyataan Bapak Daniel, Karena program napak tilas selain sebagai peringatan detik-detik kemerdekaan juga bertujuan untuk menarik minat pengunjung maka dari itu pihak humas selalu bereksplorasi dalam konsep acara, seperti mengusung konsep musik yang lebih menarik minat pemuda-pemuda zaman sekarang. Peneliti menyimpulkan bahwa humas Museum Joang 45 berusaha melakukan perannya dengan cukup baik sebagai penasehat ahli, Karena humas Museum Joang 45 berada pada sub bidang pameran dan edukasi, 69

38 maka humas Museum Joang 45 hanya melakukan kegiatan-kegiatan promosi dan edukasi yang berhubungan dengan lingkungannya, khususnya pada pengenalan dan pelestarian museum bersejarah. Salah satunya adalah dengan cara mengembangkan program yang telah ada yaitu program Napak Tilas Proklamasi Peran Humas sebagai Fasilitator komunikasi (Communications Facilitator) Humas Museum Joang 45 sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak museum dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya sehingga tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. misalnya dalam proses penyelenggaraan program Napak Tilas Proklamasi, dimana humas museum menjadi perantara komunikasi antara pihak museum dengan pihak ketiga sebagai penyelenggara, hal ini tergambar dari penjelasan yang dikemukakan oleh Bapak Imron selaku Kepala Museum menjawab sebagai berikut, Dalam hal yang berkaitan dengan seluruh program Napak Tilas Proklamasi pihak humaslah yang melakukan komunikasi dengan pihak ketiga sebagai wakil dari museum. Jawaban beliau di perkuat oleh jawaban dari Bapak Daniel selaku humas Museum Joang 45 sebagai berikut, 70

39 Untuk mewakili museum dalam mengkomunikasikan keinginan dan pesan dari program Napak Tilas Proklamasi ini, saya selaku humas yang bertanggung jawab penuh untuk melakukan komunikasi dengan pihak ketiga, begitupun sebaliknya dalam menyampaikan konsep dari pihak ketiga kepada museum mengenai hal-hal yang akan digunakan pihak ketiga dalam mengemas program napak tilas. Untuk komunikasi yang biasanya dilakukan humas museum dalam menyampaikan pesan diantara museum dan pihak ketiga penyelenggara Napak Tilas Proklamasi adalah komunikasi dua arah, pernyataan ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Bapak Daniel, Saya akan melakukan bentuk komunikasi dua arah antara pihak museum dengan pihak ketiga, jadi saya berfungsi sebagai sumber informasi untuk kedua belah pihak demi berlangsungnya dan suksesnya program Napak Tilas Proklamasi. Selain sebagai jembatan antara pihak museum dengan pihak ketiga penyelenggara Napak Tilas Proklamasi, humas Museum Joang 45 juga berperan sebagai perantara anatara pihak museum dengan media, seperti dalam konferensi pers. Contoh ketika mengadakan konferensi pers mengenai tidak dikeluarkannya lagi koleksi mobil tua yang ada di museum selama acara Napak Tilas Proklamasi. Konferensi pers sangat dibutuhkan dalam menyampaikan informasi penting yang dialami oleh perusahaan. Dalam hal ini, pada saat akan digelarnya program tahunan museum yang biasanya salah satu bagian terpenting dari acara adalah adanya pawai yang menggunakan mobil sejarah yang ada di Museum Joang 45, hal ini merupakan bagian yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan peserta, akan tetapi kebijakan baru dari museum melarang koleksi mobil tua untuk dikeluarkan dengan alasan 71

40 mengingat usia dan demi menjaga kondisi dari koleksi berharga Museum Joang 45, maka peran humas dalam menyampaikan kepada wartawan haruslah tepat sehingga tidak melenceng dan menimbulkan salah pengertian di mata publik. Seperti pendapat yang telah dikemukakan oleh informan yang bernama Nadia setalah membaca hasil dari pers conference yang telah diadakan oleh pihak museum sebagai berikut: Saya mahasiswi dari perguruan tinggi di jakarta, saya sudah dua kali datang di acara Napak Tilas Proklamasi yang diadakan Museum Joang 45, saya adalah salah satu penonton setia mobil tua yang selalu dipamerkan setiap napak tilas akan tetapi tahun ini saya sedikit kecewa karena tidak dikeluarkanya mobil tua koleksi museum, tapi saya cukup bisa mengerti karena saya telah membaca alasan tidak adanya mobil tua, demi menjaga kelestarian dari koleksi museum. Dari pernyataan Key Informandan informan diatas penulis menyimpulkan bahwa humas museum telah bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak museum dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan. Pihak museum diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas ketika informasi tersebut dirasa perlu diketahui oleh pihak ketiga demi berlangsungnya program Napak Tilas Proklamasi, dalam hal ini humas museum dituntut untuk bersikap tenang dan bijaksana dalam menjawab pertanyaan dan memberikan informasi dari pihak ketiga kepada museum ataupun sebaliknya. 72

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia. Tidak sedikit Negara yang mengandalkan pendapatan dari sumber kepariwisataan ini. Dewasa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun Uraian dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun No 1 2 3 1 Sekretariat Melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas meliputi pengelolaan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah - 2-4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 111 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Pengunjung Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA B U PATI TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945 SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945 Oleh: Joko Widodo Gubernur Provlnsi DKI Jakarta PEMERINTAH PROVlNSI DAERAH KHUSUS lbukota JAKARTA Kamis, 19 September 2013 8SRIDMS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN A Kewenangan Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 626 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN A. Sejarah Singkat Perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen berdiri pada tahun 1980. Pada waktu itu, pengelolaan perpustakaan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL ORGANISASI

BAB IV PROFIL ORGANISASI 1 BAB IV PROFIL ORGANISASI IV.1. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga VISI KEMENPORA Terwujudnya kualitas sumber daya pemuda dan olahraga dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan yang

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : 75 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUBANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A 1. Latar belakang Jepang memberi janji kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah a. ingin membentuk Asia Timur Raya b. untuk mendewasakan bangsa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. sebagai kota pariwisata ini dilakukan di Jogja Gallery. Sebuah galeri seni yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. sebagai kota pariwisata ini dilakukan di Jogja Gallery. Sebuah galeri seni yang BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Penelitian manajemen Public Relations untuk membentuk citra Yogyakarta sebagai kota pariwisata ini dilakukan di Jogja Gallery. Sebuah galeri seni yang terletak di

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

Bagian Humas dan Protokol Pasal 87

Bagian Humas dan Protokol Pasal 87 Bagian Humas dan Protokol Pasal 87 (1) Kepala Bagian Humas dan Protokol dipimpin oleh seorang Kepala dan mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Asisten Pemerintahan, mempunyai tugas :

Asisten Pemerintahan, mempunyai tugas : Sekretaris Daerah mempunyai tugas : a. memimpin penyelenggaraan tugas fungsi Sekretariat Daerah sesuai ketentuan perung-ungan yang berlaku; b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL Menimbang : Mengingat : BUPATI BANTUL, bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN KECAMATAN GODONG DESA JATILOR Jl. Raya Purwodadi-Semarang Km. 13 Jatilor Kode Pos 58162 Website : www.desajatilor.grobogan.go.id Email : jatilor@grobogan.go.id SALINAN DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, seringkali kalangan anak remaja lupa betapa pentingnya untuk mengetahui dan mengenal sejarah dan budaya

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR SEKRETARIAT DAERAH Alamat : Jln. Lawu No.385.B Karanganyar Telp. (0271) 495039 Faks. (0271) 495590 Website : www.karanganyarkab.go.id E-mail : setda@karanganyarkab.go.id

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0157 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0157 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0157 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif.

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perwal Nomor 95 Tahun 2013 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR ORGANISASI TERENDAH PADA DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 46 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Dinas Perhubungan 1. Sejarah Dinas Perhubungan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan

Lebih terperinci

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi : DINAS KEBUDAYAAN Tugas Pokok dan Fungsi : KEPALA DINAS Kepala Dinas mempunyai tugas: 1. menyusun rencana dan program kerja Dinas; 2. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas; 3. merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN LAMANDAU TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN LAMANDAU DASAR HUKUM 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SEKRETARIS

KEPALA DINAS SEKRETARIS KEPALA DINAS Mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkondisikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian IV.1.1. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara Kementerian Sekretariat Negara (nama Sekretariat Negara berubah menjadi Kementerian

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Museum Nasional

Struktur Organisasi Museum Nasional Struktur Organisasi Museum Nasional Permendikbud No. 48 Tahun 2012 KEPALA MUSEUM Bagian Tata Usaha Subbagian Perencanaan dan Tata Laksana Subbagian Keuangan dan Kepegawaian Seksi Dokumentasi Seksi Perpustakaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU, WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sejarah merupakan hal penting yang harus dipelajari turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Lewat sejarah generasi muda belajar untuk mengenal

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 37/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR A. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) 5. Sejarah Dishubkominfo Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci