BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan adalah penyampaian laporan keuangan yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam ketentuan pengelolaan keuangan daerah ditetapkan bahwa Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas diantaranya menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan SKPD terdiri dari: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; dan c. catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan per 31 Desember 2014 ini disusun sebagai bentuk implementasi akuntabilitas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan perwujudan pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Maksud Penyusunan Laporan keuangan Maksud dari penyusunan laporan keuangan Per 31 Desember 2014 ini adalah : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung selama 1 (satu) periode anggaran; b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran maupun antar periode; Pendahuluan I.1

2 c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Per 31 Desember 2014 bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan : 1) Memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi; 2) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; 3) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya. 1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung yaitu : 1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 6) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Pendahuluan I.2

3 9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 10) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 11) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung; 12) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Peta; 13) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014; 14) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Kota Bandung; 15) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin gangguan; 16) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014; 17) Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung; 18) Peraturan Walikota Bandung Nomor 835 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung; 19) Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014; 20) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1224 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Pendahuluan I.3

4 1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Sistematika penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung per 31 Desember 2014 yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penyusunan catatan atas laporan keuangan BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Kebijakan keuangan 2.2. Indikator pencapaian target kinerja APBD BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA 3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja 3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan 3.3. Upaya dan solusi yang dilakukan BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah 4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. Rincian penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan BAB VI BAB VII PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN PENUTUP Pendahuluan I.4

5 BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG 2.1 KEBIJAKAN KEUANGAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka pendapatan, belanja dan pembiayaan. Hal tersebut menjadikan keuangan daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan keuangan di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan target penerimaan serta peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja. Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung diperoleh dari pendapatan retribusi pelayanan perijinan, dengan target sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 80,07 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun 2013 terdapat penurunan persentase realisasi sebesar 33,06% Belanja Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan proporsional. Belanja pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung yang dibiayai oleh Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.1

6 APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 65,79%. Terdapat peningkatan sebesar 8,1% dari persentase realisasi tahun INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BPPT Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan Renstra BPPT Kota Bandung Tahun Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : TABEL II.1 INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatkan dan menjamin kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan terpadu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3 (Baik) Meningkatkan akuntabilitas kinerja BPPT Nilai evaluasi AKIP Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Persentase tertib administrasi barang/asset daerah CC Tahun 2014 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal yang dijabarkan ke dalam 9 program dan 30 kegiatan sebagai berikut : Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.2

7 TABEL II.2 PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR DAN TARGET KINERJA PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Program pengembangan Data/informasi 2. Program Perencanaan pembangunan daerah 3. Pelayanan Administrasi Perkantoran Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan 2.1 Penyusunan Renstra dan Renja SKPD 3.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 3.2 Penyediaan jasa kebersihan kantor 3.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan Kerja 3.4 Penyediaan alat tulis kantor 3.5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 3.6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangperundangan Laporan bulanan dan triwulanan pelaksanaan program dan kegiatan Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Rencana kerja (Renja) tahun 2015 Rencana Strategis (Renstra) tahun Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Tersedianya Jasa Telepon, Listrik, paket/pengiriman dan jasa pemasangan iklan Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor BPPT rapi dan bersih Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Terpeliharanya Peralatan kerja Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Alat tulis kantor Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Barang cetakan dan penggandaan dokumen Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Surat kabar, majalah dan Buku Peraturan Perundangundangan 1 paket dokumen laporan 1 dokumen 1 dokumen 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.3

8 PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi 3.7 Penyediaan makanan dan Makanan dan minuman 1 tahun minuman rapat,tamu, harian pegawai dan kegiatan Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi 3.8 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 3.9 Penyediaan jasa tenaga pengamanan kantor 4.1 Pembangunan Gedung Kantor 4.2 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 4.3 Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur 4.4 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Laporan koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keamanan kantor BPPT Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi - Dokumen perencanaan pembangunan gedung penyimpanan arsip BPPT - Gedung penyimpanan arsip BPPT - Dokumen evaluasi/pengawasan pembangunan gedung penyimpanan arsip BPPT Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi - Kendaraan bermotor roda empat - Sepeda Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perlengkapan peralatan aparatur Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Terpeliharanya bangunan gedung kantor Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi 1 paket laporan 1 tahun - 1 dokumen - 1 unit - 1 dokumen - 1 unit - 10 unit 1 paket 1 tahun Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.4

9 PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 5. Peningkatan Disiplin Aparatur 6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Terpeliharanya kendaraan dinas/operasional : - Kendaraan roda empat 7. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4.6 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 5.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya 6.1 Pendidikan dan pelatihan Formal 6.2 Pembinaan Kinerja Aparatur 7.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 7.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran - Kendaraan roda dua Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi - Dokumen review perencanaan renovasi interior gedung - Dokumen perencanaan renovasi gedung Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi - Pakaian dinas harian warna khaki - Pakaian dinas harian warna bebas - Pakaian hansip - Pakaian adat daerah Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pegawai BPPT mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, seminar, kursus dan lain-lain Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pegawai BPPT mengikuti pembinaan kinerja aparatur/peningkatan motivasi kerja pegawai Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja BPPT Tahun 2013 Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Laporan Keuangan Semester I BPPT Tahun unit - 26 unit - 1 dokumen - 1 dokumen - 1 paket - 1 paket - 1 paket - 1 paket 1 tahun 1 kegiatan 1 dokumen 1 dokumen Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.5

10 PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT 8. Program Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraa n Pelayanan Perijinan Terpadu 7.3 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 8.1 Penyusunan/ Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum 8.2 Penyusunan/ Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi 8.3 Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan 8.4 Sosialisasi/Publikasi Pelayanan Perijinan 8.5 Penyelenggaraan Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu 8.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2013 Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT - Draft Raperwal tentang Izin Gangguan (HO) - Dokumen Standar Pelayanann Publik (SPP) Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan - Aplikasi Pelayanan Perizinan Terpadu yang dikembangkan - Aplikasi ODS (One Day Service) Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Laporan hasil pelayanan administrasi perijinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan - Terselenggaranya sosialisasi pelayanan perijinan - Terselenggaranya publikasi pelayanan perijinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Terselenggaranya pameran tentang pelayanan perizinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Laporan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan perizinan 1 dokumen - 1 dokumen - 1 dokumen - 1 aplikasi - 1 aplikasi 1 dokumen - 1 kegiatan - 1 kegiatan 1 tahun 1 dokumen Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.6

11 PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 9 Program perbaikan system administrasi kearsipan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan 9.1 Penataan Arsip SKPD Tertatanya arsip BPPT 1 tahun Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja II.7

12 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Catatan Atas Laporan Keuangan menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN BPPT KOTA BANDUNG Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 dari target sebesar Rp ,00 (80,07%) diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO URAIAN TARGET REALISASI % 1 Retribusi Izin Gangguan ,10% (IG)/(ITU) 2 Retribusi Izin Mendirikan ,30% Bangunan 3 Retribusi Izin Trayek ,43% 4 Denda Izin Tertentu Pendapatan Lain-lain JUMLAH ,07% Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target Pendapatan Tahun 2014 diantaranya : 1. Hilangnya potensi retribusi dari daftar ulang Izin Gangguan (Herregistrasi) sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Surat Edaran Walikota Bandung Nomor /6305-Bag.Huk.Ham Tanggal 24 Januari 2012 Tentang Sinkronisasi Produk Hukum dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor /529/SJ Tanggal 5 Februari 2013 Perihal Klarifikasi Peraturan Daerah. Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.1

13 2. Masih rendahnya Indeks Gangguan dalam perhitungan retribusi Izin Gangguan baru sebagaimana diatur pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan. 3. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara (KBU) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, dimana lokasi dimaksud sampai dengan saat ini masih menjadi tujuan investasi pembangunan. Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target Pendapatan antara lain : 1. Rasionalisasi target Pendapatan Tahun 2015; 2. Sosialisasi/publikasi pelayanan perijinan; 3. On-line system pelayanan perijinan. 3.2 IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET BELANJA BPPT KOTA BANDUNG Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pelaksanaan program dan kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % I Program pengembangan data/informasi I.1 Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan II II.1 III Program perencanaan pembangunan daerah Penyusunan Renstra dan Renja SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , , , , ,28 Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.2

14 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7 III.8 III.9 IV IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 IV.5 IV.6 V Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan jasa pengamanan kantor Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pembangunan Gedung Kantor Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Program peningkatan disiplin aparatur , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 V.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya ,00 Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.3

15 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % VI Program ,53 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur VI.1 Pendidikan dan ,37 pelatihan formal VI.2 Pembinaan Kinerja ,82 Aparatur VII Program ,96 peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan VII.1 Penyusunan laporan ,00 capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD VII.2 Penyusunan pelaporan ,87 keuangan semesteran VII.3 Penyusunan pelaporan ,00 keuangan akhir tahun VIII Program ,20 Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu VIII.1 Penyusunan/ ,03 Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum VIII.2 Penyusunan/ ,00 Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi VIII.3 Fasilitasi Pelayanan ,63 Administrasi Perijinan VIII.4 Sosialisasi/Publikasi ,00 Pelayanan Perijinan VIII.5 Penyelenggaraan ,79 Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu VIII.6 Monitoring, Evaluasi ,81 dan Pelaporan IX Program Perbaikan ,30 Sistem Administrasi Kearsipan IX.1 Penataan Arsip SKPD ,30 JUMLAH ,54 Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.4

16 Berdasarkan data di atas, terdapat efisiensi anggaran pada 26 kegiatan yang realisasi anggarannya tidak mencapai dan terdapat 2 kegiatan target kinerja keluaran tidak tercapai. Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian belanja pelaksanaan program dan kegiatan diantaranya : (1) Terlambatnya penetapan APBD dan APBD perubahan tahun 2014; (2) Kemampuan SDM pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan yang masih perlu ditingkatkan; (3) Penetapan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) pada tahun 2013 ditetapkan oleh Kepala SKPD baik mekanisme Lelang, Penunjukan Langsung maupun Pengadaan Langsung. Tetapi untuk tahun 2014 ada perubahan mekanisme dikarenakan adanya Peraturan Walikota Nomor 033 Tahun 2014 Tanggal 13 Januari 2014 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Layanan Pengadaan Kota Bandung, oleh karena itu untuk mekanisme pembentukan kelompok kerja kepanitiaan Lelang harus membuat Surat Permohonan kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bandung berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 027/Kep.089/BPSDA/2014 Tanggal 29 Januari 2014 tentang Penetapan Keanggotaan Kelompok Kerja Pengadaan Barang dan Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Kota Bandung untuk dibuatkan surat keputusan pembentukan Tim Kelompok Kerja (Pokja), sedangkan mekanisme Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung masih ditetapkan oleh Kepala SKPD; (4) Pekerjaan pembangunan gedung arsip pada kegiatan pembangunan gedung kantor yang semula direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 tidak dimungkinkan untuk terealisasi dengan pertimbangan dan penjelasan sebagai berikut : Memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung, maka kegiatan pembangunan gedung kantor baru dapat dilaksanakan apabila persyaratan administratif dan persyaratan teknis telah dipenuhi; Tahapan kegiatan pembangunan gedung kantor yang sedang dilaksanakan sampai dengan saat ini adalah penyusunan dokumen teknis kegiatan berupa Detail Engineering Design (DED) sebagai bahan acuan utama dalam proses pelelangan dan pelaksanaan pembangunan gedung; Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.5

17 Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan terbatasnya waktu pelaksanaan, sesuai dengan hasil rapat pembahasan yang dihadiri oleh unsur BPPT, Bappeda dan DPKAD Kota Bandung, pekerjaan fisik konstruksi pembangunan gedung tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan pada anggaran Tahun (5) Pekerjaan renovasi gedung dan interior built in/fix furniture pada kegiatan rehabilitasi sedang/berat gedung kantor yang semula direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 tidak dimungkinkan untuk terealisasi dengan pertimbangan sebagai berikut: Sehubungan dengan terjadinya bencana kebakaran pada tanggal 04 Oktober 2014 di kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung yang merupakan objek yang akan dikerjakan oleh kontraktor pemenang pemilihan langsung, maka proses Pelelangan Umum dibatalkan dengan alasan sebagai berikut : Rincian pekerjaan yang tercantum pada Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang dilelangkan adalah renovasi interior, sehingga dengan terjadinya bencana kebakaran menjadi tidak sesuai lagi dengan kondisi di lapangan; Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak mencukupi karena gedung sebagaimana dimaksud baru dapat diakses pada tanggal 3 november Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target Belanja pelaksanaan program dan kegiatan antara lain : (1) Mengikutsertakan pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan dalam pelatihan-pelatihan. 3.3 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PADA BPPT KOTA BANDUNG Ikhtisar pencapaian kinerja sasaran strategis pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.6

18 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Meningkatkan dan menjamin kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan terpadu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3 (Baik) 3,3 (Sangat Baik) Meningkatkan akuntabilitas kinerja BPPT Nilai evaluasi AKIP CC CC Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Persentase tertib administrasi barang/asset daerah Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis diantaranya : (1) Regulasi mengenai pelayanan perijinan yang sangat dinamis (sering berubah-ubah); (2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan perijinan. Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis antara lain : (1) Melakukan penyesuaian secara cepat terhadap berbagai perubahan akibat dari regulasi yang berubah melalui pengajuan usulan perubahan regulasi daerah yang terkait dengan pelayanan perijinan; (2) Melakukan sosialisasi mengenai penyelenggaraan pelayanan perijinan secara intensif melalui berbagai media, baik media cetak, media elektronik, papan informasi, sosialisasi dll. Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT III.7

19 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; dan c. catatan atas laporan keuangan. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung selaku pengguna anggaran/pengguna barang adalah entitas akuntansi sehingga wajib menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 ini adalah 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca. Kebijakan Akuntansi IV.1

20 Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi pendapatan dengan belanja. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. 4.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukan setiap pos dalam Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai rupiah. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah sebagai berikut : 1. PENDAPATAN Pendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 2. BELANJA Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan. 3. KAS Kas diukur dan dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Kebijakan Akuntansi IV.2

21 4. PIUTANG Piutang dinilai serta disajikan di neraca sebesar nilai nominal. 5. PERSEDIAAN 1) Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. 2) Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. 6. ASET TETAP 1) Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. 2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. 3) Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. 4) Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah : (a) biaya persiapan tempat; (b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost); (c) biaya pemasangan (installation cost); (d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; (e) biaya konstruksi; dan (f) biaya kepanitiaan. 7. KEWAJIBAN Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan Kebijakan Akuntansi IV.3

22 menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Pengguna nilai nominal dalam menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos. 8. EKUITAS DANA Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Dana telah dijabarkan berkaitan dengan akun investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya, dana cadangan, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, dan pengakuan kewajiban. 4.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 1) Tujuan kebijakan akuntansi pendapatan adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. 2) Pendapatan Pemerintah Daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Daerah. Penerimaan Rekening Kas artinya harus dalam bentuk kas atau setara kas yang menambah ekuitas dana lancar. 3) Pengakuan pendapatan dengan berbasis kas diakui dan dicatat pada saat kas atau setara kas diterima yang menambah ekuitas dana lancar. 4) Pengakuan pendapatan di SKPD dengan mempertimbangkan Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran DPA SKPD, yang secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya pada PPKD selaku BUD. 5) Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek. 6) Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan PAD adalah surat ketetapan retribusi daerah dan surat tanda bukti pembayaran. Kebijakan Akuntansi IV.4

23 7) Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen Pemerintah Daerah, baik yang dicatat oleh SKPD maupun PPKD. 8) Pendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran) KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA 1) Tujuan kebijakan akuntansi belanja adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi atas belanja dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. 2) Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah. 3) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD. 4) Pengeluaran dari rekening kas umum daerah ditandai dengan terbitnya SP2D-LS sebagai bukti kejadian yang paling penting (critical event) dari proses pengakuan belanja telah terjadi. 5) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh BUD/Kuasa BUD/pengguna anggaran. 6) Belanja diakui pada saat kas keluar yang ditandai dengan realisasi belanja di SKPD menggunakan pengesahan SPJ atas penggunaan dana UP/TU oleh PPK SKPD. 7) Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. 8) Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut. Kebijakan Akuntansi IV.5

24 9) Suatu pengeluaran belanja akan diakui sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : (a) manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan; (b) perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual, dihibahkan, disumbangkan, ataupun diserahkan kepada pihak ketiga; (c) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. 10) Khusus untuk tanah dan konstruksi dalam pengerjaan berapapun nilai perolehannya harus dikapitalisasi. 11) Penetapan nilai minimal materialitas pada saat proses penganggaran dengan dokumen DPA. 12) Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : (a) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara : a. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau b. bertambah umur ekonomis, dan/atau c. bertambah volume, dan/atau d. bertambah kapasitas produksi, dan/atau (b) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. 13) Untuk butir a manfaat ekonomi atas barang/aset tetap tersebut melampaui 1 tahun (jangka panjang). Bila ada pengeluaran bersifat rutin untuk memperbaiki/memelihara aset tetap meskipun jumlahnya material, tetap digolongkan sebagai revenue expenditure. Sedangkan revenue expenditure mempunyai makna pengeluaran untuk mempertahankan kapasitas yang ada saat ini pada periode tahun berjalan. Kebijakan Akuntansi IV.6

25 4.4.3 KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET 1) Tujuan kebijakan akuntansi aset adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan. 2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah daerah, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 3) Aset diklasifikasikan ke dalam : (a) aset lancar; (b) aset non lancar. 4) Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset non lancar. 5) Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Sedangkan aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah daerah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. 6) Aset diakui : a) Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal; b) Pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. 7) Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah/investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas Kebijakan Akuntansi IV.7

26 juga meliputi seluruh Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan, Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara kas yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo yang pendek, yaitu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. 8) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang dapat berupa tagihan hasil penjualan barang, kewajiban pihak ketiga yang belum dilunasi, seperti pajak/retribusi, lain-lain pendapatan daerah yang sah yang telah diterbitkan atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan. 9) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Piutang Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar retribusi yaitu Keputusan Retribusi Daerah (SKRD). 10) Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara piutang dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya saja yang berbeda. 11) Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. a. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. b. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname). 12) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum 13) Aset Tetap terdiri dari : a. Tanah; b. Peralatan dan Mesin; c. Gedung dan Bangunan; d. Jalan, Jaringan dan Instalasi; e. Aset Tetap Lainnya; f. Konstruksi Dalam Pengerjaan; Kebijakan Akuntansi IV.8

27 g. Akumulasi Penyusutan. 14) Pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian aset tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan aset tetap lainnya. 15) Pada dasarnya, pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan, dapat dikategorikan menjadi belanja modal (capital expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). 16) Belanja modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini, misalnya penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, merupakan belanja modal. 17) Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Contoh mengenai pengeluaranpengeluaran yang akan memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran. 18) Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria : (1) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; (2) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; (3) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan (4) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. 19) Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual. 20) Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Kebijakan Akuntansi IV.9

28 4.4.4 KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. 1) Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar (atau jatuh tempo) dalam waktu 12 bulan. Pendapatan Diterima Dimuka, terdiri dari : a) setoran kelebihan pembayaran kepada Pihak III; b) uang muka penjualan produk Pemerintah Daerah dari Pihak III; c) uang muka lelang penjualan Aset Daerah. 2) Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang biasanya muncul sebagai akibat dari pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menutup defisit anggarannya. Secara umum, kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang waktu jatuh temponya lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. 3) Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. 4) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS DANA Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas dana terdiri dari : 1) Ekuitas dana lancar Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset dan kewajiban jangka pendek. 2) Ekuitas dana investasi Kebijakan Akuntansi IV.10

29 Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. 3) Ekuitas dana cadangan Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kebijakan Akuntansi IV.11

30 BAB V PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2014, realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dari retribusi izin adalah sebesar Rp ,00 (80,07%) dari target pendapatan Tahun 2014 sebesar Rp ,00 dan realisasi belanja adalah sebesar Rp ,00 (65,79%) dari anggaran belanja Tahun 2014 sebesar Rp ,00. Dengan demikian terdapat surplus sebesar Rp ,00. Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp ,00. Nilai Aset sebesar Rp ,00 terdiri dari aset lancar sebesar Rp ,00 aset tetap sebesar Rp ,00 dan aset lainnya sebesar Rp ,00. Sedangkan nilai kewajiban dan ekuitas dana sebesar Rp ,00 terdiri dari kewajiban sebesar Rp ,00, ekuitas dana lancar sebesar Rp ,00 dan ekuitas dana investasi sebesar Rp , RINCIAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS PELAPORAN KEUANGAN Sampai dengan 31 Desember 2014, Realiasasi APBD Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yaitu realisasi pendapatan sebesar Rp ,00 atau 80,07% dari target yang telah ditetapkan Rp ,00 sedangkan realisasi belanja Rp ,00 atau 65,79% dari anggaran sebesar Rp ,00. Realisasi pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 (sampai dengan 31 Desember 2014) dapat diuraikan sebagai berikut : PENDAPATAN Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 dari target sebesar Rp ,00 (80,07%) Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.1

31 diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO URAIAN TARGET REALISASI % 1 Retribusi Izin Gangguan ,10% (IG)/(ITU) 2 Retribusi Izin Mendirikan ,30% Bangunan 3 Retribusi Izin Trayek ,43% 4 Denda Izin Tertentu Pendapatan Lain-lain JUMLAH ,07% BELANJA Realisasi Belanja periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau 65,79% dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp ,00. Realisasi belanja sebesar Rp ,00 tersebut terdiri dari : a. Belanja Operasi Rp ,00 b. Belanja Modal Rp ,00 Jumlah RP ,00 1) Belanja Operasi Realisasi Belanja Operasi periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau 87,35% dari anggaran sebesar Rp ,00. Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp ,00 terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung Rp ,00 b. Belanja Langsung Belanja Pegawai Rp ,00 Belanja Barang dan Jasa Rp ,00 Jumlah Rp ,00 2) Belanja Modal Realisasi Belanja Modal periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau 17,31 % dari anggaran sebesar Rp ,00. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.2

32 Realisasi Belanja Modal sebesar Rp ,00 terdiri dari : a. Peralatan dan Mesin Rp ,00 b. Gedung dan Bangunan Rp ,00 c. Aset Tetap Lainnya Rp ,00 Jumlah Rp , ASET 1) ASET LANCAR 1. Kas a. Kas di Bendahara Pengeluaran 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp ,00 Nilai saldo kas per 31 Desember 2014 telah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas. b. Kas di Bendahara Penerimaan 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Nilai saldo kas per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00 telah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas. 2. Piutang Retribusi 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Piutang per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 merupakan sisa tunggakan retribusi perijinan tertentu yang telah diterbitkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan perhitungan sebagai berikut: Saldo Piutang Per 31 Desember 2013 Rp ,00 Mutasi Penambahan Tahun 2014 Rp ,00 Pembayaran pada Tahun 2014 (Rp ,00) Penyelesaian Pendapatan Diterima Dimuka Tahun 2012 (Rp ,00) Double catat piutang Tahun 2013 (Rp ,00) Saldo Piutang Per 31 Desember 2014 Rp ,00 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.3

33 Piutang per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 terdiri atas : NO JENIS RETRIBUSI JUMLAH 1 Izin Mendirikan Bangunan Rp Izin Gangguan (HO) / ITU Rp Izin Trayek Rp Retribusi Perijinan Tertentu Lainnya Rp JUMLAH PIUTANG Rp Usaha yang dilakukan BPPT dalam mengelola piutang retribusi diantaranya : a. Usulan Perwal Penghapusan Piutang Retribusi Daerah sesuai Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. b. Mengirim surat pemberitahuan kepada wajib retribusi untuk melunasi pembayaran atas izin yang diterbitkan. c. Melakukan aging schedule umur piutang retribusi. d. Membentuk Tim Ad hoc penagihan piutang. e. Pengembangan System Online berbasis paperless. Progres nilai piutang retribusi 2013 per 31 desember 2014 sebagai berikut : NO. 1 2 URAIAN Izin Gangguan (HO) / ITU Izin Mendirikan Bangunan PIUTANG PER 31 DES 2013 PEMBAYARAN DI TAHUN 2014 SISA PIUTANG Izin Trayek Izin Lainnya JUMLAH PIUTANG (data terlampir). 3. Piutang Lainnya 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Piutang Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 merupakan piutang denda atas tunggakan retribusi perijinan Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.4

34 tertentu pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, dengan perhitungan sebagai berikut: Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2013 Rp ,00 Mutasi Penambahan Tahun 2014 Rp ,00 Pembayaran pada Tahun 2014 (Rp ,00) Koreksi a.n Meigi telah dibayar tahun 2011 (Rp ,00) Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2014 Rp ,00 Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2014 Rp ,00 terdiri atas : NO. JENIS RETRIBUSI JUMLAH 1 Denda IMB Rp Denda IPPT Rp JUMLAH PIUTANG LAINNYA Rp Persediaan 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Persediaan per 31 Desember 2014, adalah persediaan untuk digunakan yang dikuasakan pada Pemegang Barang/Pengelola Persediaan yang terdiri atas : a. Alat Tulis Kantor Rp ,00 b. Cetakan Rp ,00 c. Alat-alat Kebersihan Rp ,00 d. Alat Listrik dan Elektronik Rp ,00 Jumlah Persediaan Rp ,00 (data terlampir) Jumlah Aset Lancar Per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 2) Investasi Jangka Panjang 1) Investasi Non Permanen 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Investasi Non Permanen per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.5

35 2) Investasi Permanen 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Investasi Permanen per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00. 3) Aset Tetap 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 a. Saldo aset per 31 Desember 2013 Rp ,00 b. Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya (Rp ,00) (Aset Rusak Berat/Proses Penghapusan) c. Mutasi aset 2014 Rp ,00 Jumlah aset tetap Rp ,00 Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya Rp ,00 merupakan Aset Rusak Berat yang disebabkan oleh musibah kebakaran di Kantor BPPT Kota Bandung pada tanggal 4 Oktober 2014 (data terlampir). Mutasi aset 2014 sebesar Rp ,00 terdiri atas : Peralatan dan Mesin Rp ,00 Gedung dan Bangunan Rp ,00 Aktiva Tetap Lainnya Rp ,00 Jumlah mutasi aset 2014 Rp ,00 Terdapat perbedaan antara nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca dengan Realisasi Belanja Modal pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), sebagai berikut : Nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca Rp ,00 Nilai Belanja Modal pada LRA Rp ,00 Selisih Rp ,00 Selisih sebesar Rp ,00 merupakan Mutasi Aset Tetap atas Utang jangka pendek lainnya pada kegiatan Tahun 2014 yang belum terbayarkan kepada pihak ketiga pada tahun berjalan (data terlampir). Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.6

36 Sampai dengan 31 Desember 2014 Aset Tetap belum dilakukan penyusutan, Pemerintah Kota Bandung belum menetapkan kebijakan akuntansi mengenai penyusutan aset. 4) Dana Cadangan 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Dana Cadangan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00. 5) Aset Lainnya 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Aset Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 merupakan jumlah Aset Rusak Berat, dengan rincian sebagai berikut : a. Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2013 Rp ,00 b. Reklasifikasi Aset Tetap ke Aset Lainnya Rp ,00 Jumlah Aset Lainnya per 31 Desember 2014 Rp , KEWAJIBAN 1) Kewajiban Jangka Pendek 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 a. Kewajiban jangka pendek per 31 Des 2013 Rp ,00 b. Penyelesaian Pendapatan Diterima Dimuka (Rp ,00) c. Utang jangka pendek lainnya Rp ,00 Jumlah kewajiban jangka pendek per 31 Des 2014 Rp ,00 Kewajiban jangka pendek tahun 2014 sebesar Rp ,00 terdiri dari Rp ,00 merupakan utang jangka pendek lainnya atas kelebihan pembayaran retribusi perizinan tertentu, Rp merupakan utang kepada pihak ketiga pada tahun berjalan karena keterlambatan dokumen pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga, dan Pendapatan Diterima Dimuka sebesar Rp ,00 diselesaikan dengan terbitnya Izin Mendirikan Bangunan Nomor /1270/BPPT tanggal 16 April 2014 atas nama Pudjianto Gondo Sasmito untuk PT. Planet Properindo Jaya Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.7

37 dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) Nomor 1284/SKRD- IMB/BPPT/2014 sebesar Rp ,00, selisih SKRD dengan Pendapatan Dibayar Dimuka dibayarkan pada tanggal tersebut (data terlampir). 2) Kewajiban Jangka Panjang 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0, EKUITAS DANA 1) Ekuitas Dana Lancar 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Ekuitas dana lancar per 31 Desember 2014 adalah selisih antara Aset Lancar dengan Kewajiban Lancar dengan perhitungan sebagai berikut : (1) Piutang Rp ,00 (2) Persediaan Rp ,00 (3) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek Rp.( ,00) Ekuitas dana lancar Rp ,00 2) Ekuitas Dana Investasi 31 Desember Desember 2013 Rp ,00 Rp ,00 Ekuitas dana Investasi per 31 Desember 2014 adalah selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang dengan rincian sebagai berikut : (1) Investasi Jangka Panjang Rp. 0,00 (2) Aset Tetap Rp ,00 (3) Aset lainnya Rp ,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi Rp ,00 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.8

38 3) Ekuitas Dana Cadangan 31 Desember Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Ekuitas Dana Cadangan per 31 Desember 2014 sebesar 0,00. JUMLAH Ekuitas Dana adalah Jumlah Ekuitas Dana Lancar ditambah dengan Jumlah Ekuitas Dana Investasi dengan rincian sebagai berikut : (1) Ekuitas Dana Lancar Rp ,00 (2) Ekuitas Dana Investasi Rp ,00 Jumlah Ekuitas Dana Rp ,00 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan V.9

39 BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI INFORMASI NON KEUANGAN BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung merupakan lembaga teknis daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu Kota Bandung, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, tugas pokok Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan program; b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan; c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan; e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; f. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif badan; dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan VI.1

40 Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri atas : a. Kepala Badan b. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan dan Program; 3) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pengaduan. c. Bidang Perizinan I d. Bidang Perizinan II e. Bidang Perizinan III f. Bidang Perizinan IV g. Kelompok Jabatan Fungsional h. Tim Teknis BAGAN VI.1 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG KEPALA BADAN KABAG TU SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN & PROGRAM SUBBAG INFORMASI DAN PELAYANAN PENGADUAN BIDANG PERIZINAN I BIDANG PERIZINAN II BIDANG PERIZINAN III BIDANG PERIZINAN IV Pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah pelayanan administrasi, baik pelayanan pemberian perizinan baru, perubahan perizinan, perpanjangan/her-registrasi/daftar ulang perizinan, dan pemberian salinan perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, penataan ruang, bangunan, konstruksi, pertanahan, bina marga, sumber daya air, lingkungan hidup, komunikasi dan Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan VI.2

41 informasi serta perhubungan. Jenis pelayanan perizinan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari : a. Perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, meliputi : 1. Izin Gangguan (HO)/Izin Tempat Usaha; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 3. Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 4. Tanda Daftar Gudang (TDG); 5. Tanda Daftar Industri (TDI); 6. Izin Usaha Industri (IUI); 7. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). b. Perizinan yang berhubungan dengan bidang penataan ruang, bangunan, konstruksi, pertanahan, meliputi : 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB); 2. Izin Lokasi; c. Perizinan yang berhubungan dengan bidang bina marga, sumber daya air dan lingkungan hidup, meliputi : 1. Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan; 2. Izin Pembuatan Jalan Masuk di dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan dan sejenisnya; 3. Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran; 4. Izin Pematangan Lahan/Tanah; 5. Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah; 6. Izin Penggalian Ruang Milik Jalan (RUMIJA); 7. Izin Pengambilan Air Permukaan; 8. Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air; 9. Izin Perubahan Alur, Bentuk, Dimensi, dan Kemiringan Dasar Saluran/Sungai; 10. Izin Perubahan atau Pembuatan Bangunan dan Jaringan Pengairan serta Perkuatan Tanggul yang dibangun oleh masyarakat; 11. Izin Pembangunan Lintasan yang berada dibawah/diatasnya; 12. Izin Pemanfaatan Banguan Pengairan dan Lahan pada daerah Sempadan dan Saluran/Sungai; 13. Izin Pemanfataan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan lainnya. d. Perizinan yang berhubungan dengan bidang komunikasi dan informasi serta perhubungan, meliputi : Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan VI.3

42 1. Izin Trayek; 2. Izin Pengelolaan Tempat Parkir; 3. Izin Jasa Titipan; 4. Izin Usaha Angkutan; 5. Izin Penyelenggaraan Reklame; 6. Izin Pemancangan Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan sejenisnya. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung didukung oleh sumber daya manusia yaitu sebanyak 135 orang, terdiri dari : a. Pejabat struktural : 9 orang b. Staf / PNS : 126 orang Komposisi pegawai pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Pendidikan a) S 2 : 10 orang b) S 1 : 62 orang c) D 4 : 3 orang d) D 3 : 10 orang e) S L T A : 48 orang f) S L T P : 1 orang g) S D : 1 orang 2. Jenis Kepegawaian Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 135 orang. 3. Jenis Kelamin Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari 84 orang laki-laki dan 51 orang perempuan. 4. Golongan usia Mayoritas pegawai adalah pada kelompok usia 41 s/d 50 tahun sebanyak 57 orang, 31 s/d 40 tahun sebanyak 50 orang, 51 s/d 60 tahun 22 orang dan kelompok usia 21 s/d 30 tahun sebanyak 6 orang. 5. Pangkat/golongan Mayoritas pegawai yaitu 49 orang pada golongan III/b, 21 orang pada golongan III/a, 18 orang golongan II/b, 15 orang golongan III/c, 14 orang golongan III/d, 5 orang golongan II/d, 4 orang golongan II/c, 3 orang golongan IV/a, 2 Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan VI.4

43 orang golongan IV/b, 2 orang golongan II/a, 1 orang golongan IV/c dan 1 orang golongan I/b. 6. Masa kerja pegawai Mayoritas PNS yaitu sebanyak 45 orang memiliki masa kerja antara 6 s.d. 10 tahun, 29 orang memiliki masa kerja antara 0 s.d. 5 tahun, 18 orang memiliki masa kerja antara 16 s.d. 20 tahun, 18 orang memiliki masa kerja antara 21 s.d. 25 tahun, 14 orang memiliki masa kerja antara 26 s.d. 30 tahun, 7 orang memiliki masa kerja antara 11 s.d. 15 tahun, dan 4 orang memiliki masa kerja antara 31 s.d 35 tahun. Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan VI.5

44 BAB VII PENUTUP Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 yang disusun dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan. Semoga dengan tersusunnya CALK ini dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan khususnya di lingkup Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan umumnya di lingkup Pemerintah Kota Bandung. Bandung, Februari 2015 KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU, Drs. H. EMA SUMARNA, M.Si Pembina Utama Muda (IV/c) NIP Penutup VII.1

45 LAPORAN KEUANGAN BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan adalah penyampaian laporan keuangan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA Lampiran III.2 Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA I. PENDAHULUAN I.1. Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan Tanggung Jawab... 3 Laporan Realisasi Anggaran... 4 Neraca... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan... 6 - BAB I Pendahuluan... 6 - BAB II Ekonomi

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER BAB I PENDAHULUAN Untuk mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a.

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE : PER 31 DESEMBER 2014 BAB I. PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE : PER 31 DESEMBER 2014 BAB I. PENDAHULUAN 6 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE : PER 31 DESEMBER 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD Dinas Koperasi dan UMKM Kab Kulon Progo. Maksud penyusunan laporan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN A. Pendahuluan A.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2012

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( C A L K ) Tahun 2015 DAFTAR ISI I II III Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran Neraca Komparatif SKPD Laporan Realisasi Anggaran SKPD Catatan Atas Laporan Keuangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. LEBIH / URAIAN ANGGARAN REALISASI URUT (KURANG) 2 BELANJA 33,283,583,941 21,428,982,849

Lebih terperinci

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA AKUNTANSI DI SATUAN KERJA 37 37 Modul Akuntansi Pemerintah Daerah 38 38 BAB III AKUNTANSI DI SATUAN KERJA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari materi Akuntansi di SATUAN KERJA Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan Keuangan tahun anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Entitas pelaporan yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Purbalingga secara keseluruhan, Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JL. SETIA BUDI PSR II NO. 84 TANJUNG SARI, MEDAN Telepon (061) 821 3533, Facsimile (061)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN B1. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 01 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK INSPEKTORAT DAERAH Jalan Panglima Sudirman No. 284 Nganjuk Kode Pos 64412 Telp. (0358) 321196 & 321712 Fax (0358) 321196 Email : inspektorat@nganjukkab.go.id CATATAN ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Jalan. Caringin No. 103 Bandung Telp/Fax (022) 5410403 PEMERINTAH KOTA BANDUNG KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAGIAN I PENDAHULUAN

BAGIAN I PENDAHULUAN BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Lebih terperinci

Akuntansi Satuan Kerja

Akuntansi Satuan Kerja LAMPIRAN C.1 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Akuntansi Satuan Kerja Pihak Terkait 1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. KETENTUAN UMUM Dalam Bab ini yang dimaksud dengan: 1. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dalam aspek Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Lebih terperinci

. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN . CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan I-l 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 EKONOMI MAKRO Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN BI. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG LAMPIRAN III : PERATURAN NOMOR TANGGAL : : PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2014 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2014 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Dalam aspek pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah) LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 No. Uraian Ref. Tahun 2009 Tahun 2008 1. ASET 5.1.1 1.1 ASET LANCAR 5.1.1.a 1.1.1 Kas 1.1.1.2

Lebih terperinci

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN -1- LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN A. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 83 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 (dalam rupiah) Ref 31 Desember 2009 31 Desember 2008 1 ASET 4.1.1. 2 ASET

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1/2015 28 January 2015 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik Persentase pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN A. Pendahuluan A.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2015

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KELURAHAN TANGKIL TAHUN ANGGARAN 2013 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA LAMPIRAN B.VII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

KANTOR ARSIP DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 31 DESEMBER 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KANTOR ARSIP DAERAH

KANTOR ARSIP DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 31 DESEMBER 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KANTOR ARSIP DAERAH LAPORAN KEUANGAN 2015 KANTOR ARSIP DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 31 DESEMBER 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KANTOR ARSIP DAERAH SEKTOR C KOMPLEK PERKANTORAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

AKUNTANSI PENDAPATAN

AKUNTANSI PENDAPATAN LAMPIRAN B.VI : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 06 AKUNTANSI PENDAPATAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016 Lampiran VI FORMAT LAPORAN KEUANGAN SKPD LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KOP SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan

Lebih terperinci